Anda di halaman 1dari 36

Strategi peningkatan persatuan usaha PT.

Indofood dalam mempertahankan kelangsungan


usaha melalui merger dan akuisisi perusahaan

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Manajemen Strategik


Dosen Pengampu : Bapak Dr. Drs. Sukirman, SPd., SH., MM.

Di susun Oleh:
Kelas 5c/Reguler

1. Rika Erlina Rahayu (201412 109)


2. Yusuf Bregas Kartiko (201412114)

PROGAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah kami ucapkan kepada Allah SWT., karena dengan rahmat, taufik

dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Strategik.

Shalawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta

keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman, Amin. Tidak lupa saya

sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Sukirman, SPd., SH., MM. . Yang

telah membimbing dan membantu kami dalam mengerjakan laporan ini yang berjudul

Analisis Strategi peningkatan persatuan usaha PT. Indofood dalam mempertahankan

kelangsungan usaha melalui merger dan akuisisi perusahaan

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi

yang juga memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kami. Kami menyadari dalam menyusun karya ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa

bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Kudus, 19 September 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR. .................................................................................... ii

DAFTAR ISI. ................................................................................................... Iii

DAFTAR TABEL. ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................

ABSTRAK. ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................. 1

1.3 Tujuan Masalah................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori. ................................................................................. 3

A. Manajemen Strategi ......................................................................

B. Pengertian Strategi. .......................................................................

C. Akuisisi. ........................................................................................

D. Strategi Manajemen Bisnis Produk dan Jasa.

E. Strategi Utama

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Company Profile PT Indofood TBK ................................................... 11

3.2 Sejarah PT Indofood. .......................................................................... 11

3.3 Perkembangan Produk ........................................................................ 12

3.4 Strategi Marketing Mix PT Indofood melalui Merger dan Akuisisi. . 13

3.5 Manajemen Strategi Kelangsungan Usaha PT Indofood .................... 14

3.6 Analisis Rasio Keuangan dan Return Saham sebagai


3
Alat Ukur Kelangsungan Usaha. ........................................................ 15

3.7 Analisis dan Pembahasan Penelitian................................................... 16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan. ........................................................................................ 27

4.2 Saran. .................................................................................................. 28

Lampiran

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pertumbuhan Harga Saham Th 2005 2015. ............................... 2

Tabel 3.1. Daftar Nama Komisoris PT. Indofood. ......................................... 3

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Produk PT Indofood

Gambar 3.1 Laporan Keuangan PT Indofood Tahun 2016

6
ABSTRACT

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya

dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

yang penting atas efektivitas dan efisiensi (Anthony dan Govindarajan,

2008:175), namu perolehan laba tidak menjamin perusahaan mampu

beroperasi dalam jangka panjang. Perusahaan diharapkan dapat beroperasi

dalam waktu cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan

aktivitasnya yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan dalil kelangsungan usaha

(going concern postulate) yang mengasumsikan bahwa entitas tidak

diharapkan akan dilikuidasi pada masa depan atau bahwa entitas akan

berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan (Belkaoui, 2006:271).

Kelangsungan usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen

dalam mengelola perusahaan. Ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan

keuangan (financial distress), kegiatan operasional akan terganggu. Hal itu

akhirnya berdampak pada tingginya risiko perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya pada masa mendatang. Hal ini akan mempengaruhi

opini audit yang diberikan oleh auditor (Ayu, 2010).

Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan

sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan

(contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap

berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah

berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi

8
kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar

aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan

operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30)

Salah satu strategi ekspansi perusahaan adalah dengan penggabungan usaha

untuk mendapatkan pengendalian atas aktiva atau operasional perusahaan-

perusahaan yang bergabung. Dengan penggabungan usaha diharapkan dapat

menimbulkan sinergi, meningkatkan pangsa pasar, dan diversifikasi usaha.

Menurut Putra (2003;86) dua bentuk penggabungan usaha yang sering

dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga eksistensinya adalah dengan

melakukan merger dan akuisisi.

Akuisisi adalah suatu kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu acquisition yang

secara harfiah memiliki pengertian mengambil alih, menguasai, dan memperoleh.

Akuisisi perusahaan dapat dilakukan terhadap berbagai kegiatan usaha dengan

berbagai bentuk usaha.

Perusahaa melakukan merger dan akuisisi harapannya agar kelangsungan

perusahaan yang bergabung dapat meningkat. Salah satu tolok ukur kinerja

keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Sedangkan dilihat dari sisi

investasi keberhasilan suatu perusahaan secara tidak langsung dapat

diprediksi dari peningkatkan harga sahamnya di bursa saham. Berikut ini adalah

tabel deviden yang menunjukkan pertumbuhan harga saham selama tahun 2005

- 2015:

9
Gambar 1.1 Pertumbuhan Harga Saham Th 2005 - 2015

Tahun Rupiah per Tanggal Rasio Jumlah Saham yang


Buku Saham Pembayaran Payout Ditempatkan dan Disetor Penuh
2015 168 28 Jun 2016 50% 8.780.426.500
2014 220 11 Jun 2015 50% 8.780.426.500
2013 142 08 Agust 2014 50% 8.780.426.500
2012 175 03 Agust 2013 50% 8.780.426.500
2011 133 09 Agust 2012 50% 8.780.426.500
2010 93 05 Agust 2011 40% 8.780.426.500
2009 93 05 Agust 2010 39% 8.780.426.500
2008 47 22 Jul 2009 39% 8.780.426.500
2007 43 27 Agust 2008 37% 8.528.589.000
2006 31 15 Agust 2007 40% 8.528.589.000
2005 5 08 Agust 2006 33% 8.528.589.000

Makalah ini membahas mengenai Strategi peningkatan persatuan usaha

PT. Indofood dalam mempertahankan kelangsungan usaha melalui merger dan

akuisisi perusahaan yang diukur berdasarkan return saham dan rasio keuangan yang

meliputi rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Selain itu strategi peningkatan persatuan usaha dapat dilihat dari kenaikan laba

dari tahun ke tahun dengan melakukan Penggabungan usaha seperti merger dan akuisisi

guna mempertahankan kelangsungan usaha.

Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui merger atau akuisisi. Merger

menurut Foster (1986:460) dalam Usaha dan Yasa (2009) adalah penggabungan

usaha dari dua perusahaan atau lebih, tetapi salah satu nama perusahaan masih tetap

digunakan, sedangkan yang lain melebur menjadi satu kesatuan hukum.

Sedangkan akuisisi menurut Foster (1986) dalam Helga dan Salamun

(2006) adalah pembelian seluruh atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk

saham ataupun aktiva oleh perusahaan lain.

10
Akuisisi saham dilakukan dengan cara mengambilalih atau membeli seluruh

atau sebagian besar saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang diakuisisi

dengan menggunakan kas, saham atau sekuritas lain. Menurut Payamta dan Setiawan

(2004) dengan akuisisi mengakibatkan beralihnya pengendalian kepada perusahaan

lainnya.

Motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi menurut Brigham dan

Houston (2004:468-472) adalah sinergi, pertimbangan pajak, pembelian aktiva di

bawah biaya penggantinya, diversifikasi, insentif pribadi manajer, nilai residu. Selain

dari beberapa motif di atas, Sinuraya (1999:180-181) juga mengemukakan alasan

alasan dilakukannya merger.

Alasan-alasan tersebut mungkin tidak mutually exclusive tetapi

dipertimbangkan bersama -sama yaitu untuk bisa beroperasi dengan lebih ekonomis,

memeroleh manajemen yang lebih baik, penghematan pajak yang belum

dimanfaatkan, untuk memanfaatkan dana yang menganggur Gie (1992) dalam Payamta

dan Setiawan (2004) mencatat beberapa manfaat merger dan akuisisi yaitu:

komplementaris, pooling kekuatan, mengurangi persaingan, menyelamatkan perusahaan

dari kebangkrutan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia sebagai satu-satunya

aturan atau undang-undang akuntansi di Indonesia, juga mengatur mengenai

penggabungan usaha. Terdapat tiga pernyataan yang mengatur mengenai

penggabungan usaha, yaitu SAK No. 4, SAK No. 22, SAK No. 38.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh strategi

peningkatan persatuan usaha Pt. Indofood dalam mempertahankan kelangsungan

usaha melalui merger dan akuisisi perusahaan. Secara teoritis, suatu perusahaan

dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kelangsungan perusahaan juga baik.
11
Kelangsungan perusahaan dapat tercermin dari produk, kualitas, harga, profit,

harga saham, dan CSR. Apabila hasil yang didapatkan baik dan dapat di rasakan

oleh konsumen maka dapat dikatakan kualitas perusahaannya juga baik. Adanya

hasil dan kualitas yang tidak konsisten dari penelitian terdahulu mengenai

pengaruh merger dan akuisisi terhadap nilai perusahaan menyebabkan isu tersebut

menjadi penting untuk diteliti.

Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diuji dalam

makalah ini adalah :

1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Pt. Indofood di Indonesia dan di

dunia?

2. Apa pengaruh merger dan akuisisi pada PT. Indofood terhadap kelangsungan

usaha ?

3. Bagaimana cara Pt. Indofood mampu mempertahankan kelangsungan usaha

dengan merger dan akuisisi ?

4. Strategi apa yang digunakan Pt. Indofood dalam mempertahankan

kelangsungan Usaha ?

1.3 Tujuan Masalah

Dalam penulisan sebuah makalah terdapat tujuan yang akan dalam

penulisannya.Tujuan tersebut berguna sebagai pengetahuan terhadap

permasalahan dalam tulisan. Dari rumusan maslah tersebut di atas maka makalah

ini memiliki tujuan sebagai berikut ini:

1. Menjelaskan Sejarah Perkembangan Pt. Indofood di Indonesia dan

Internasional.

12
2. Menjelaskan pengaruh merger dan akuisisi pada Pt. Indofood terhadap

kelangsungan usaha.

3. Menjelaskan cara Pt. Indofood mempertahankan kelangsungan usaha melalui

merger dan akuisisi.

4. Menjelaskan strategi yang digunakan oleh Pt. Indofood dalam

mempertahankan kelangsungan usaha.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

A. Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang

menghasilkan perumusan dan implementasi rencana untuk mencapai tujuan

suatu perusahaan. Karena manajemen strategis melibatkan keputusan jangka

panjang yang berorientasi masa depan serta rumit dan membutuhkan cukup

banyak sumber daya, maka partisipasi manejemen puncak sangatlah penting.

Manajemen strategis merupakan proses tigas tahap yang melibatkan para

perencanaan di tingkatan korporasi, bisnis, dan fungsional, serta tenaga

pendukung. Pada tingkatan yang semakin rendah, aktivitas strategis akan

menjadi lebih baik spesifik, sempit, bersifat janga pendek, dan berorientasi

pada tindakan, dengan resiko lebih rendah namun lebih sedikit peluang untuk

mendapatkan hasil yang dramatis.

Manajemen strategis (strategic management) diartika sebagai satu set

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi

rencana yang dirancang untuk meraih tujuan perusahaan. Manajemen strategis

terdiri atas sembilan tugas penting :

1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai

maksud filosofi, dan sasarann perusahaan.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas

internal perusahaan.

14
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan

faktor konstektual umumnya.

4. Menganalisis pilihan pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara

menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi

setiap pilihan berdasarkan nilai misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan

menghasilkan pilihan paling menguntungkan.

7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditemukan.

8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber

daya yang dianggarkan, dimasa penyesuaian antara tugas kerja, manusia,

teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai pengambilan keputusan

dimasa mendatang.

B. Akuisisi

Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebuah perusahaan

dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli

tetap ada (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,p. 598).dalam teminologi bisnis

akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau

pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain,

dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih

tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Abdul Moin 2003:67).

15
Tujuan langsung suatu akuisisi adalah (pembuktian diri atas)

pertumbuhan dan ekspansi aset perusahaan, penjualan dan pangsa pasar pihak

pengakuisisi. Akan tetapi semua itu merupakan tujuan jangka menengah.

Tujuan yang lebih mendasar adalah pengembangan kekayaan para

pemegang saham melalui akuisisi yang ditujukan pada pengaksesan atau

pembuatan penciptaan keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan bagi

perusahaan pengakuisisi. Menurut Abdul moin (2003;71) bahwa motif

melakukan merger dan akuisisi dibedakan menjadi:

a. Motif ekonomi ditunjukkan dengan mencapai peningkatan nilai setelah

merger dan akuisisi. Selain itu, motif ekonomi merger dan akuisisimeliputi

mengurangi waktu, biaya dan risiko memasuki pasar baru, membangun

kekuatan pasar, mengurangi persaingan, membangun kekuatan monopoli,

dll.

b. Motif sinergi merupakan salah satu motivasi utama perusahaan

melakukan merger dan akuisisi, di mana manfaat ekstra atau sinergi

tidak dapat diperoleh seandainya perusahaan-perusahaan tersebut bekerja

secara terpisah.

c. Motif diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan

operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Manfaat lain

diversifikasi adalah transfer teknologi dan pengalokasian modal. Sedangkan

kerugian diversifikasi yaitu adanya subsidi silang.

d. Motif non-ekonomi berasal dari kepentingan personal (personal interest

motive), baik dari manajemen perusahaan maupun dari pemilik perusahaan.

16
C. Strategi Manajemen Bisnis Produk dan Jasa PT. Indofood

Pt. Indofood divisi mie instan wilayah pabrik Tanggerang memproduksi

mie instan berbagai merek, seperti : Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura. Di

samping produk mie instan ini diproduksi beberapa merek seperti mie instan

goreng, mie instan kuah dengan bervariasi rasa. Contohnya Indomie Rasa goreng

kriuk, rasa soto, rasa bawang goreng dll.

Akuisisi yang dilakukan oleh Pt. Indofood adalah dengan melakukan

penggabungan usaha dengan berbagai perusahaan seperti :

Unit Usaha :

1. Divisi Mi Instan : PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2. Divisi Bumbu Mi Instan : PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3. Divisi Bumbu Penyedap Makanan : Nestle Indofood Citarasa Indonesia

4. Divisi Sirup : PT Indosentra Pelangi

5. Divisi Makanan Ringan : PT Indofood Fritolay Makmur

6. Divisi Makanan Bayi : PT Gizindo Prima Nusantara

7. Divisi Tepung Terigu : PT Bogasari Flour Mill

8. Divisi Minyak Goreng dan Magarin : PT Intiboga Sejahtera

9. Distributor : PT Indomarco Adiprima

10. Divisi Perkebunan Kelapa Sawit : PT Londsum

Divisi Mie Instan Cabang Dalam Negeri :

1. Jakarta & Tangerang 6. Lampung

2. Cibitung 7. Palembang

3. Padalarang 8. Medan

4. Semarang 9 . Pontianak

5. Surabaya 10. Pekanbaru


17
D. Strategi Utama

Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum

adalah Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy) dari Fred R.

David. Strategi ini menghendaki perusahaan melakukan pengawasan lebih

terhadap distributor (Forward Integration Strategy), pemasok (Backward

Integration Strategy), dan/atau para pesaingnya (Horizontal Integration Strategy).

Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan

kepemilikan mayoritas saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan

mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian bagi pemasok.

Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan kelapa sawit yang dapat

digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan produknya.

Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi PT.

Londsum. Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham mayoritas maka

pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT.

Indofood. Jika PT. Indofood hanya merger dengan PT. Londsum, kemungkinan

terciptanya resiko atau konflik di antara kedua perusahaan semakin besar.

18
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Company Profile PT Indofood Tbk.


PT. Indofood Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan

minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Awalnya mereka hanya berfokus

untuk memproduksi dan mengembangkan produk mie instan, tapi seiring dengan

kesuksesan produk mie instanya, PT Indofood Tbk juga mulai bergerak ke bidang

makanan yang lain atau bahkan minuman . Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14

Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang

pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini

mengekspor produk dan bahan makanannya hingga Australia, Asia, Afrika, Amerika,

hingga Eropa. Salah produknya yang terkenal adalah mie instan. Daftar Pengurus PT

Indofood :

Nama Jabatan
Manuel V. Pangilinan Komisaris Utama
Benny Setiawan Santoso Komisaris
Edward A. Tortorici Komisaris
Robert Charles Nicholson Komisaris
Graham L. Pickles Komisaris
Utomo Josodirdjo Komisaris Independen
Bambang Subianto Komisaris Independen
Adi Pranoto Leman Komisaris Independen

Anthoni Salim Direktur Utama


Franciscus Welirang Direktur
Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie) Direktur
Taufik Wiraatmadja Direktur
Moleonoto (Paulus Moleonoto) Direktur
Axton Salim Direktur
Werianty Setiawan Direktur
Joedianto Soejonopoetro Direktur

19
Joseph Bataona Direktur Independen
Darmawan Sarsito (Kevin Sietho) Direktur Independen
Tabel 3.1 Daftar Nama Komisoris PT. Indofood

Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah

perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh

tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku

hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

3.2 Sejarah Pt. Indofood

1968 - PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi

Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan

pertama di Indonesia.

1970 - PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai

salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.

1972 - PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie.

1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.

1984 - PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan

Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Interna

Corporation.

1986 - PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation

melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.

1987 - PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.

1989 - PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi

makanan bayi bermerek SUN.

1990 - PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang

memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay

20
Makmur dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos

dan Jetz yang kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.

1990 - Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya

Intikusuma.

1992 - PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih

seluruh sahamnya oleh Salim Group.

1993 - PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan dengan

nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.

1994 - PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood Sukses

Makmur Tbk.

1995 - Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.

1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,

agribisnis serta distribusi.

2004 - Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton.

2005 - PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal

bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestl bernama PT

Nestl Indofood Citarasa Indonesia, mengakuisisi perusahaan perkebunan di

Kalimantan Barat.

2006 - Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.

2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan

menempatkan saham baru.

2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif

68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.

2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan
21
bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup

Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

Perseroan, ke dalam ICBP.

2010 - Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan

kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan

kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang

dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal

7 Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10%

menjadi pemilik 100%.

2011 - Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Gizindo

Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT

Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.)

menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama

(SIMP), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melakukan IPO

diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9 Juni 2011.

2011 - Mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), anak perusahaan

langsung dan tidak langsung Perseroan, di BEI.

2012 - ICBP mendirikan dua perusahaan patungan dengan Asahi Group Holdings

Southeast Asia Pte. Ltd. (Asahi) untuk memasuki pasar minuman non-alkohol

di Indonesia.

2012 - Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada tanggal

10 Juni 2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah satu produk mi instan dari

Indofood, Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun,

pada bulan Agustus 2012 di Jakarta.

22
2013 - Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang

memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini

dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood

Beverage Makmur, yang masing-masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh

ICBP.

2014 - Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan mulai

mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Cafla Latte.

2014 - ICBP, melalui anak perusahaan patungannya dengan Asahi, mengakuisisi

aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam kemasan termasuk

merek Club.

2014 - PT Indolakto menyelesaikan proses akuisisi 100% saham PT Danone

Dairy Indonesia, serta pembelian merek dagang dan desain industri yang

berhubungan dengan produk Milkuat.

3.3 Perkembangan Produk

Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik

yang merujuk kepada mi instan. Indomie diklaim sebagai makanan yang sehat dan

bergizi oleh produsennya. Produk mi instan ini disebut memiliki berbagai

kandungan gizi seperti energi, protein, niasin, asam folat, mineral zat besi, natrium,

dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun begitu, konsumsi

Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung pewarna

tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Setelah Indomie pertama kali dipasarkan pada tahun 1982, PT Sarimi Asli Jaya

memproduksi mie instan dengan merek Sarimi. Produk Sarimi cukup sukses dan

digemari oleh masyarakat indonesia waktu itu. Dan setelah menganggap sebagai

23
ancaman bagi produk Indomie, PT Sanmaru akhirnya memutuskan untuk mengakuisis

PT Sarimi Asli Jaya pada tahun 1984 (kedua perusahaan ini nantinya akan bergabung

dengan Grup Salim dan membentuk PT Indofood CBP Sukses Makmu

Beberapa tahun setelah mengakuisisi PT Sarimi Asli Jaya yaitu pada tahun 1987,

PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie. Setelah

pada tahun 1986 PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh Grup Salim dan pada tahun

1992 PT Sanmaru juga diambil alih seluruh sahamnya oleh Grup Salim. Keempat

produk mie instan yang dijelasin diatas resmi menjadi milik Grup Salim, dan agar tidak

menjadi ribet dalam pengurusan produksi maupu pemasaranya, Grup Salim pada tahun

1994 menggabungkan perusahaan- perusahaan mie instanya dengan perusahaan pangan

miliknya PT Panganjaya Intikusuma yang didirikan Suyodono Salim pada tahun 1994.

Sejak saat itu produksi mie instan mulai meningkat baik untuk keperluan

masyarakat Indonesia sendiri ataupun untuk keperluan ekspor, dan keempat produk mie

instan tadi mampu mencapai sukses baik di pasar lokal ataupun internasional terutama

produk Indomie.

Gambar 2.1 Produk PT Indofood

Sumber : PT Indofood Tahun 2016

24
3.4 Stretegi Pt. Indofood melalui Akuisisi

Dalam menghadapi pasar global yang semakin kompleks PT Indofood perlu

mengembangkan strategi khusus terutama di bidang Penjualan dan kepemilikan saham

guna menjaga kelangsungan usaha.

Dalam hal ini PT Indofood Agri Resources Ltd, anak usaha PT Indofood Sukses

Makmur Tbk yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura, menguasai hingga 64,4

persen saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. IndoAgri dan anak usahanya PT

Salim Ivomas Pratama menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan pemegang

saham mayoritas Lonsum yakni First Durango Pte Ltd, Ashmore Investment

Management Limited selaku manajer investasi serta Keluarga Sariaatmadja pada 25 Mei

2007.

Grup IndoAgri akan mengakuisi 500.095.000 saham Lonsum yang telah

diterbitkan dan surat utang wajib konversi (Mandatory Convertible Notes/MCN) sebesar

US$ 47 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2009. MCN ini diterbitkan oleh Lonsum

dan wajib dikonversikan dengan harga nominal menjadi 269.343.500 saham baru yang

telah disetor penuh, dengan nilai tunai sekitar Rp 5 triliun.

Grup IndoAgri telah menyetujui untuk menempatkan deposito sejumlah US$ 10

juta pada agen escrow, yang akan tergantung kepada penyelesaian rencana pengambil-

alihan. Setelah penyelesaian transaksi pengambilalihan dan dengan asumsi bahwa MCN

telah dikonversi, maka Grup IndoAgri akan menjadi pemegang saham pengendali

dengan kepemilikan sekitar 64,4 persen dari modal yang telah ditingkatkan. Pada saat

penyelesaian transaksi pengambilalihan, penawaran tender atas sekitar 35,6 persen

saham Lonsum berdasarkan modal yang telah ditingkatkan, harus dilaksanakan pada

harga sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam.

25
Rencana pengambilalihan akan memperkuat bisnis model perkebunan terpadu

Grup IndoAgri, antara lain mengembangkan usaha inti yaitu perkebunan, memperluas

lahan dan perkebunan yang telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi,

memenuhi kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit

unggul.

Direktur Indofood Thomas Tjhie menyatakan, melalui rencana pengambilalihan

ini, realisasi rencana jangka panjang Grup IndoAgri untuk memiliki 250.000 hektar

perkebunan kelapa sawit akan dapat dipercepat. "Setelah penyelesaian transaksi akuisisi,

Grup IndoAgri akan menjadi salah satu pemilik perkebunan yang terbesar di Indonesia,"

ujat Thomas. Grup IndoAgri adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi dan

pengolah minyak goreng, margarin dan shortenings dengan merek terkemuka. Dengan

rencana pengambilalihan ini, total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami

dengan kelapa sawit masing-masing akan meningkat menjadi sekitar 387.483 hektar dan

sekitar 138.081 hektar. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami adalah sekitar

165.000 hektar termasuk tanaman karet dan tanaman lainnya.

Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah

Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy). Strategi ini menghendaki

perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor (Forward Integration

Strategy), pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau para pesaingnya

(Horizontal Integration Strategy).

Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan kepemilikan

mayoritas saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan mendapatkan kepemilikan

atau meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum

memiliki perkebunan kelapa sawit yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber

bahan baku pembuatan produknya.


26
PT. Londsum, kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara kedua

perusahaan semakin besar Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan

mengakuisisi PT. Londsum. Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham mayoritas

maka pengendalian dan pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT.

Indofood.

Di tahun 2013 PT Indofood juga melakukan pergerakan yang signifikan

dengan mengakuisisi semua saham PT Pepsi-Cola Indobeverages. Transaksi ini

menelan biaya sekitar 30 juta dollar AS. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM

mengatakan pengakuisisian ini akan mengukuhkan posisi mereka untuk menjadi salah

satu pemain utama di industri minuman non-alkohol di Indonesia dan mempercepat

pertumbuhan perusahaan.

3.5 Manajemen Strategi PT Indofood melalui Merger

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berencana menggabungkan usaha

(merger) lima perusahaan yakni, PT Indosentra Pelangi, PT Gizindo Primanusantara,

PT Indobiskuit Mandiri Makmur, PT Ciptakemas Abadi, dan PT Indofood CBP

Sukses Makmur (CBP).

Seperti diungkapkan manajemen perseroan dalam keterangannya di keterbukaan

informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), merger tersebut memakan biaya (modal

disetor) sebesar Rp466.476.176.00 (Rp466,47 miliar). CBP akan tetap berdiri

sebagai perusahaan hasil penggabungan, sedangkan empat perusahaan lainnya akan

bubar demi hukum tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu.

Masing-masing perusahaan peserta penggabungan seluruh sahamnya akan

dimiliki oleh INDF yang masing-masing bergerak dalam bidang industri pembuatan

produk konsumen bermerek, industri pembuatan kecap dan sambal serta industri

pembuatan kemasan yang merupakan industri penunjang bagi industri produk


27
konsumen bermerek.Oleh karena itu, untuk mengkonsolidasikan industri produk

konsumen bermerek, maka penggabungan dirasa perlu dilakukan, mengingat bidang

usaha perusahaan peserta penggabungan merupakan salah satu alternatif untuk

mencapai pengelolaan usaha yang lebih efisien, efektif, dan produktif.

Nantinya, modal dasar perseroan akan menjadi Rp750 miliar yang terbagi atas

750 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000 per lembar saham. Sementara

untuk modal ditempatkan sebesar Rp466.476.176.000 yang terbagi atas 466.476.176

lembar saham. Dengan demikian, dengan terlaksananya penggabungan maka

perusahaan hasil penggabungan akan menanggung semua biaya dan pajak yang

berhubungan dengan pengalihan dan pendaftaran pengalihan/balik nama aktiva

menjadi atas nama perusahaan hasil penggabungan. Berdasarkan Jurnal Akuntansi

Merger dan Akuisisi pada tahun 2008

PT Indofood Asahi Sukses Beverage

Pada Februari 2014, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan kerja

sama (joint venture) dengan perusahaan asal Jepang, Asahi Group Holdings

Southeast Asia Pte. Ltd. Perusahaan gabungan bernama PT Indofood Asahi

Sukses Beverage itu pun kemudian melahirkan produk baru berupa minuman

teh hijau. Joint Venture ini tentu bagi Indofood untuk mengembangkan produk

mereka di pasar minuman non-alkohol yang memang belum begitu lama

mereka masuki. Sebenarnya masih banyak strategi Joint Venture yang

dilakukan PT Indofood, tapi setidaknya Joint Venture dengan Nestle dan

Asahi adalah yang paling signifikan.

28
3.6 Analisis rasio keuangan dan return saham sebagai alat ukur

kelangsungan usaha.

Menurut Payamta dan Setiawan (2004) kinerja merupakan hasil nyata yang

dicapai yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan dalam suatu perusahaan.

kelangsungan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan ataupun return

saham. Informasi rasio keuangan bersumber pada laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Subramanyam dan Wild (2010:42) analisis rasio dapat mengungkapkan

hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan

tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing- masing komponen yang

membentuk rasio. Menurut Brigham dan Houston (2001:78) dari sudut pandang

investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan,

sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk

membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan, yang lebih penting, sebagai

titik awal untuk perencananaan tindakan yang akan memengaruhi peristiwa di masa

depan. Menurut Halim (2003;30) dalam konteks manajemen investasi return adalah

merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi.

Horizontal Integration

Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk

membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing.Salah satu

kecenderungan paling signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah

meningkatnya upaya untuk melakukan integrasi ke samping sebagai suatu strategi

pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan pengambilalihan perusahaan yang sedang bersaing

memberikan peluang terjadinya skala ekonomi (economies of scale) serta mendorong

terjadinya transfer sumber daya dan kompetensi perusahaan.


29
Dalam artikelnya, Kenneth Davidson (Davidson, 1987) mengungkap bahwa merjer di

antara perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang sama merupakan suatu kesalahan.

Tetapi merjer yang terjadi pada perusahaan yang sedang bersaing langsung (direct

competitors) memberikan peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi

lebih efektif, efisien, dan kompetitif.

Contoh pelaksanaan strategi integrasi horisontal adalah ketika toko obat Guardian

membeli Shop-in atau Indofood membeli SuperMie, dan ketika beberapa bank

membentuk Bank Mandiri.

Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian di Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh merger

dan akuisisi terhadap kelangsungan usaha. Di antaranya adalah yang dilakukan oleh

Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap

kelangsungan usaha yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 1990-1996

dengan menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, kinerja

perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak

mengalami perbaikan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. Ini

dibuktikan dengan

Hasil pengujian ini juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap abnormal

return perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Abnormal return sesudah

pengumuman merger dan akuisisi bernilai negatif, sedangkan abnormal return

sebelum pengumuman merger dan akuisisi bernilai positif. Artinya kinerja perusahaan

dari sisi kinerja saham mengalami penurunan setelah pengumuman merger dan akuisisi.

Helga dan Salamun (2006) melakukan penelitian pada 30 sampel perusahaan go

public yang melakukan merger dan akuisisi selama tahun 2000-2002 untuk mengetahui

apakah peristiwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kelangsungan usaha. Hasil
30
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan oleh

perusahaan yang sudah go public tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pengumuman merger dan akuisisi.

Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa secara kumulatif peristiwa merger

dan akuisisi tidak menciptakan peningkatan kemakmuran bagi pemegang saham

perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan abnormal return.

Ini Di buktikan dengan hasil pada Laporan Keuangan Konsolisasi PT Indofood tahun
2016. Gambar 3.1 : Laporan Keuangan PT Indofood Tahun 2016
Catatan 30-Sep-15 31 Desember 2014 1 Jan. 2014
(disajikan kembali, (disajikan kembali,
catatan 4) Catatan 4)
EKUITAS
Modal saham - nilai
nominal
Rp 100 (angka penuh)
per saham

Modal dasar -
30.000.000.000
Saham
Modal ditempatkan
dan disetor
penuh - 8.780.426.500
Saham 24 878.043 878.043 878.043
*Berdasarkan data laporan keuangan PT. Indofood Tbk Tahun 2015*

Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa Modal saham Pt. Indofood dari

tahun 2015 dan 2016 tidak mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan Pt. Indofood

banyak melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain.

Peneliti lain yang menggunakan rasio keuangan adalah Usadha dan Yasa (2009) yang

menggunakan rasio keuangan yang dikelompokkan ke dalam tiga rasio, yaitu rasio

likuiditas rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Penelitian dilakukan terhadap 10

perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2001-2002.

Peneliti menemukan bahwa current ratio dan return on investment secara statistik

mengalami penurunan secara siginifkan setelah melakukan merger dan akuisisi.


31
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pertimbangan rasio pertukaran antara dua perusahaan yang digabungkan atau

yang melakukan merger merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar tawar lagi.

Pertimbangan tersebut berkaitan dengan:

a. Earning, yaitu bahwa kita harus menitikberatkan pada pengaruh merger


terhadap laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS), yaitu dengan cara

membandingkan laba sebelum mergerdengan perkiraan laba sesudahnya. Kita

juga perlu menganalisis pengaruh mergerterhadap kemakmuran pemegang

saham, baik pemegang saham yang masih hidup maupun yang sudah hilang

(digabungkan).

b. Nilai Pasar, yaitu dengan cara menghitung rasio pertukaran yang didasarkan
atas harga per lembar saham kedua perusahaan tersebut. Investor akan

menitikberatkan perhatiannya pada harga pasar saham. Hal ini disebabkan

karena harga pasar saham mencerminkan laba potensial dari perusahaan,

dividen, resiko bisnis, struktur modal nilai aset, dan faktor lain seperti kualitas

manajemen.

Tidak jarang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindarkan

diri dari pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum, taktik untuk

mempertahankan diri ini diklasifikasikan menjadi:

32
298rnal Akuntansi, Volume 5, Nomor 3, September 2005 : 271 300

a. Sebelum Penawaran, yaitu dengan cara:

- Mengubah perusahaan yang dimiliki menjadi perusahaan perseorangan.

- Mempertahankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang/satu kelompok


tertentu.

- Persyaratan mergeryang ketat, misalnya perusahaan menetapkan bahwa merger


hanya dapat dilakukan apabila 80% pemegang saham setuju dengan hal itu.

- Menetapkan kelas-kelas yang berbeda dan hak istimewa kepada masing-masing


kelas pemegang saham (untuk mempertahankakan) pengendalian perusahaan).

- Melakukan taktik poison pill, yaitu membuat perusahaan menjadi tidak menarik
untuk diambil alih. Salah satu contoh taktik ini adalah dengan pemberian hak kepada

pemegang sahamnya untuk menjual sahamnya dengan harga tinggi, atau pemberian

hak untuk memperoleh saham baru dengan diskon yang lumayan besar atau bahkan

gratis.

b. Sesudah Penawaran, yaitu dengan cara:

- Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli.

- Meminta untuk dilakukan penawaran yang lebih baik lagi jika dirasa harga
penawaran tidak wajar.

- Menjual sebagian saham perusahaan kepada pihak ketiga, atau menciptakan utang
yang semakin besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.

33
4.2 Saran

Berdasarkan hasil Strategi peningkatan persatuan usaha PT. Indofood dalam

mempertahankan kelangsungan usaha melalui merger dan akuisisi perusahaan maka

penulis memberikan saran-saran yang mungkin bisa bermanfaatbagi perusahaan, yaitu:

1. Dalam penilaian kinerja kelangsungan usaha kondisi perusahaan, PT Indofood Tbk

disarankan untuk tidak hanya melakukan analisis rasio saja, karena analisis rasio

juga mempunyai keterbatasan ketika mengevaluasi suatu perusahaan dalam

mengetahui kelangsungan usaha.

2. Perusahaan sebaiknya membuat data-data yang lebih rinci sehingga memudahkan

dalam membuat suatu analisis merger dan akuisisi dalam kelangsungan uasaha.

3. Perusahaan juga disarankan untuk menjaga kestabilan kinerja dan kondisi

keuangan perusahaan, terutama dalam menciptakan pendapatan, memaksimalkan

perolehan laba bersih, menekan biaya operasional maupun non operasional, dan

pengelolaan assets dan modal secara maksimal.

4. Perusahaan lebih banyak melakukan akuisisi terhadap berbagai perusahaan agar

perusahaan dalam menjaga kelangsungan usaha tetap terjagadari tahun ke tahun.

34
DAFTAR PUSTAKA

- Meta, Annisa CW. (2009). Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009
- Payamta. & Setiawan, Doddy. (2004). Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Vol.7(3): 265-282.
- Santoso, T Ruddy. (2010). Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Efisiensi
Perbankan di Indonesia. Jurnal akuntansi dan keuangan.Vol.12(2):102-128.
- Umar, Husein. Riset Strategi Perusahaan, Jakarta: Gramedia, 1999.

35
LAMPIRAN

Gmbar 1. Gedung Pt. Indofood

Gambar 2. Daftar Grafik Saham Pt. Indofood selama tahun 2015

36

Anda mungkin juga menyukai