Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 6 (HAK PATEN)

-Friska Dayanti Nadeak


-Indah Iskandar
-Windhi Destafiani
-Vira Virganingrum
SEJARAH HAK PATEN

 Muncul di Eropa dan mempunyai wujud yang jelas pada abad ke-
14 yang awalnya diberikan sebagai hak istimewa kepada yang
mendirikan usaha industri baru dengan teknologi yang diimpor.
Dengan perlindungan tersebut, pengusaha industri diberi hak
untuk jangka waktu tertentu menggunakan teknologi yang
diimpornya. Hak tersebut diberi dalam bentuk surat paten.
 Dengan demikian, tujuan pemberian paten tersebut pada
awalnya bukan memberi perlindungan kepada penemu, tetapi
lebih pada rangsangan untuk pendirian industri baru dan
pengalihan teknologi
 Di Indonesia pada tahun 1989 DPR mengesahkan UU No 6 Th
1989 tentang paten. Kemudian mengalami perubahan menjadi
UU No 13 Th 1997 lalu tahun 2001 menjadi UU No 14 Th 2001 ,
selanjutnyapemerintah kembali memperbaharui menjadi UU No
13 Th 2016 . Tujuan perubahan adalah untuk menyesuaikan
perlindungan HaKI di Indonesia dengan standar internasional
TUJUAN SISTEM PATEN

 Untuk menyeimbangkan:
– Hak inventor mendapatkan reward atas invensinya yg
berguna
– Hak masyarakat yg ingin menggunakan invensi yg
bermanfaat
 Cara menyeimbangkan 2 hak/kepentingan tsb:
– Untuk mendapatkan reward, inventor wajib
mempublikasikan invensinya dalam Berita Resmi Paten.
sehingga masyarakat dapat mengetahui terkait invensi tsb
– Setelah inventor mempublikasikan dan mendapat hak
paten, inventor dapat melarang orang lain menggunakan
invensi kecuali jika orang tsb bersedia membayar
royaltinya.
DEFINISI

 Paten merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual yang


termasuk dalam kategori hak kekayaan perindustrian. Hak
Kekayaan Intelektual itu sendiri merupakan bagian dari benda
yaitu benda tidak berwujud (benda immateril).
 Paten dalam UU paten No 13 Th 2016 dirumusakan sebagai
berikut:
Paten adalah hak ekslusif yang diberikan Negara kepada
inventor atas “hasil invensinya” dibidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Berdasarkan definisi tsb ada beberapa unsur penting, yaitu :
1. Hak paten = hak eksklusif
Hal-hal yang merupakan hak eksklusif pemegang hak paten adalah
produksi, penggunaan, penjualan (termasuk impor), dan penyimpanan
barang yang dipatenkan hanya dapat dilakukan pemegang paten
(inventor/pihak lain). Adapun paten menganut prinsip teritorial yakni
perlindungan paten hanya berlaku di negara di mana permohonan
paten diajukan dan diberi. Ini berarti kita bebas untuk memanfaatkan
invensi yang dipatenkan di luar negeri bahkan memproduksinya secara
komersial, sepanjang tidak mengekspor produk tersebut ke negara di
mana invensi itu dipatenkan; demikian pula sebaliknya terhadap invensi-
invensi yang hanya dipatenkan di Indonesia.
2. Negara
Negara melalui suatu kantor/ lembaga khusus adalah satu-satunya pihak
yang berhak memberikan paten kepada para inventor. Di Indonesia, tugas
ini ditangani oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang
berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM.
3. Invensi
Ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses dan
penyempurnaan produk atau proses. Paten produk berkaitan dengan produk
(alat, mesin, komposisi, formula), sedangkan paten proses mencakup
proses, metode atau penggunaan.
5. Selama jangka waktu tertentu
Paten akan berlaku 20 tahun sejak tanggal penerimaan, setelah paten
tersebut habis masa perlindungannya, statusnya berubah menjadi public
domain karena diasumsikan inventor telah “kembali modal”
6. Invensi harus dilaksanakan
Invensi di bidang teknologi yang telah dilindungi oleh paten harus
dilaksanakan. Pengecualian diberikan jika invensi sulit dilaksanakan,
pemegang paten dapat mengajukan kelonggaran kepada instansi terkait
yang berwenang.
7. Invensi dapat dilaksanakan oleh pihak lain dengan persetujuan pemegang
paten dalam bentuk lisensi
ASPEK DALAM HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL

 Sebagai bagian dari HaKI, hak paten memiliki 2 aspek yaitu


1. Hak moral
Hak moral, adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi
atau reputasi penemu. Hak moral melekat pada pribadi
pencipta, bersifat pribadi dan kekal.
2. Hak ekonomi
Hak ekonomi adalah hak untuk memperoleh keuntungan
ekonomi atas kekayaan intelektual.
SYARAT PATEN

Untuk mendapatkan paten suatu invensi harus memenuhi


syarat substantif, yaitu :
• Baru(Novelty) Suatu invensi tidak boleh sudah
dipublikasikan dalam media manapun sebelum permohonan
paten diajukan dan mendapat tanggal penerimaan.
• Mengandung langkah inventif (Inventiveness/non-obvious)
 Pemeriksa paten adalah orang yang ahli di bidangnya
masingmasing, jadi untuk dapat diberi paten haruslah hal
yang tidak dapat diduga ( non-obvious)oleh si pemeriksa paten
• Dapat diterapkan secara industri  Suatu invensi harus dapat
dilaksanakan berulang-ulang dan tetap menghasilkan fungsi
yang konsisten dan tidak berubah -ubah
Adapun invensi tidak dapat dipatenkan bila (Ps 9 UU paten No 13 Th 2016) :
• Pelaksanaannya bertentangan dengan perundang-undangan, moralitas
agama, ketertiban umum, atau kesusilaan. Misal : ..............
• Berupa metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan pembedahan
terhadap manusia atau hewan. Misal : Metode caesar & chemotherapy
tidak dapat dipatenkan
• Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Misal :
Rumus matematika tidak dapat dipatenkan
• Invensi yang masa perlindungan patennya sudah habis tidak
diperbolehkan dipatenkan lagi.
SUBJEK PATEN

 Mengenai subjek paten, Pasal 10 UU paten No 13 Th 2016


menyebutkan :
1. Yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang
menerima lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan
Ada kalanya inventor dan pemegang paten tidak berada
dalam tangan yang sama karena
a. Paten dapat dialihkan ke pihak lain yang telah mendapat
lisensi dari inventor
b. Paten dapat dijual ke pihak lain
Akan tetapi, walaupun pelaksanaan hak eksklusif
dilaksanakan pemegang paten (pihak yang mempunyai lisensi
atau pembeli hak paten), tetap saja nama inventorlah yang
dicantumkan dalam sertifikat paten sebagai perwujudan hak
moral yang melekat dalam diri si inventor.

2. Jika suatu invensi dihasilkan beberapa orang secara


bersama-sama, hak invensi dimiliki bersama oleh para
inventor yang bersangkutan
PEMAKAI TERDAHULU

 Di Indonesia, paten diberikan kepada orang yang pertama kali


melakukan permohonan paten atas invensi tersebut (Ps.11 UU
paten 2016)
 Akan tetapi, pihak yang melaksanakan invensi pada saat
invensi yang sama diajukan permohonan, tetap berhak
melaksanakan invensinya walaupun terhadap invensi yang
sama tersebut kemudian diberi paten (Ps 14-18 UU paten
2016).
 Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
kepada pemakai terdahulu yang beritikad baik, tetapi tidak
mengajukan permohonan paten.
 Status sebagai Pemakai Terdahulu harus diajukan
permohonannya ke Dirjen HKI dengan menunjukkan bukti
berupa rincian semua kegiatan dan tanggal invensi di
laboratorium atau catatan2 laboratorium penting
OBJEK PATEN

 Menurut persetujuan internasional klasifikasi objek paten di


Strasbourg tanggal 24 Maret 1971 , objek paten dibagi dalam
8 seksi dan 7 seksi di antaranya masih terbagi dalam
subseksi sebagai berikut :
Seksi A (Kebutuhan manusia)
 Agraria
 Bahan-bahan makanan dan tembakau
 Barang-barang perseorangan dan rumah tangga
 Kesehatan dan hiburan
Seksi B (Melaksanakan karya)
 Memisahkan dan mencampurkan
 Pembentukan
 Pencetakan
 Pengangkutan
Seksi C (Kimia dan perlogaman)
 Kimia
 Perlogaman
Seksi D (Pertekstilan dan perkertasan)
 Pertekstilan dan bahan-bahan yang mudah melentur dan sejenis
 Perkertasan
Seksi E (Konstruksi tetap)
 Pembangunan gedung
 Pertambangan
Seksi F (Permesinan)
 Mesin-mesin dan pompa-pompa
 Pembuatan mesin pada umumnya
 Penerangan dan pemanasan
Seksi G (Fisika)
 Instrumentalia
 Kenukliran
Seksi H (Perlistrikan)
BIAYA PATEN

 Terdapat biaya paten yg harus diperhitungkan pemegang hak


paten sebelum memohon perlindungan patent di sebuah
negara yakni :
1 . Biaya permohonan paten di negara tsb
2. Biaya tahunan paten di negara tsb(maintenance fee)
a. Biaya yang harus dibayar secara teratur untuk setiap
tahun oleh pemegang paten atau pihak yang diberi lisensi
(Ps 18 UU paten No 13 Th 2016)
b. Paten akan dihapus jika biaya tahunan belum dibayar
sampai dengan jangka waktu yang ditentukan. ( Ps 128
ayat (1) & ps. 130 d. UU paten 2016)
Salah satu alasan dibebankanya biaya adalah agar invensi yg
sudah “tidak laku” dapat segera “dihapuskan” oleh Kantor
Paten dan bisa menjadi “public domain” sebelum 20 tahun
sehingga masyarakat luas dpt menggunakan invensi tsb dg
bebas
PROSEDUR PERMOHONAN PATEN DI
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai