Anda di halaman 1dari 6

PATEN

Dasar Hukum : UU Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten


Yang sudah di amandemen/revisi berdasarkan UU no 11/2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Paten di Indonesia:


Sebelum kemnerdekaan terdapat UU Paten yang di buat oleh pemerintah Hindia Belanda,
yaitu : Octrooi Wet (S.1910:313 yo S.1911:136). Undang Undang ini secara praktis tidak
digunakan lagi dengan keluarnya Pengumuman Menteri Kehakiman pada 12 Agustus 1953.
Pengumuman ini keluar, karena untuk memperoleh perlindungan paten di Indonesia,
pemohon harus mengajukan permohonan ke negeri Belanda. Baru pada tahun 1989,
Indonesia memiliki UU Paten yakni UU no 6 tahun 1989. Kemudian pada tahun 1997,
muncul lagi UU yang memperbaiki (mengamandemen) ketentuan yang terdapat dalam UU
tahun 1989. UU Paten yang baru tersebut adalah UU no 13/ 1997. Dengan keluarnya UU
tersebut, di Indonesia terdapat 2 UU Paten yakni UU no 6 tahun 1989 dan UU no 13 tahun
1997 tentang Perubahan atas UU no 6 tahun 1989 tentang Paten. Pada tahun 2001 kedua
undang-undang tersebut diganti dengan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang
Paten. Tahun 2016 peraturan paten kembali diganti dengan UU no 13 Tahun 2016 tentang
Paten. Pada tahun 2020 beberapa pasal pada UU ini direvisi oleh UU no 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja .
Seperti peraturan peruuan bidang HKI lainnya, UU Paten harus memenuhi standart minimal
ketentuan yang terdapatpada TRIPS Agreement.

Beberapa definisi pada UU Paten: (lihat Ps 1 UU Paten)


Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

2. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan
produk atau proses.

3. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.

What is a patent?

1
A patent is an exclusive right granted for an invention,
which is a product or a process that provides, in general,
a new way of doing something, or offers a new technical
solution to a problem. To get a patent, technical
information about the invention must be disclosed to the
public in a patent application.

(WIPO)

Pasal 3
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020
(1) Paten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diberikan untuk Invensi yang baru,
mengandung
langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
(2) Paten sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b diberikan untuk setiap Invensi
baru,
pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, memiliki kegunaan praktis, serta dapat
diterapkan dalam industri.
(3) Pengembangan dari produk atau proses yang telah ada sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. produk sederhana;
b. proses sederhana; atau
c. metode sederhana.

(lihat Ps 5 arti baru)

Pasal 4
Invensi tidak mencakup:
a. kreasi estetika;
b. skema;
c. aturan dan metode untuk melakukan kegiatan:
1. yang melibatkan kegiatan mental;
2. permainan; dan
3. bisnis.
d. aturan dan metode yang hanya berisi program komputer;
e. presentasi mengenai suatu informasi; dan
f. temuan (discovery) berupa:
1. penggunaan baru untuk produk yang sudah ada dan/atau dikenal; dan/atau
2. bentuk baru dari senyawa yang sudah ada yang tidak menghasilkan peningkatan khasiat bermakna
dan terdapat perbedaan struktur kimia terkait yang sudah diketahui dari senyawa.

Invensi mendapat perlindungan paten jika didaftarkan (berlaku system konstitutif)


Siapa yang berhak mengajukan pendaftaran Paten?

2
1. inventor yg mendaftarkan invensinya di DJKI
2. Majikan dari inventor yg kmdn mendaftarkan invensi yg dihasilkan oleh inventor
Invensi yang dapat didaftarkan tidak hanya invensi yang dihasilkan di Indonesia

Menjaga kerahasiaan sebelum invensi diajukan permohonan paten:


Sebelum aplikasi pendaftaran paten diserahkan ke DJKI (kantor paten), inventor harus
menjaga kerahasiaan dari invensi barunya. Bila telah diumumkan terlebih dahulu, maka sifat
baru (novelty) hilang. Akibatnya yang bersangkutan tidak dapat memperoleh paten.

Sebelum didaftarkan invensi harus dijaga sifat kebaruannya. Tidak boleh diumumkan . Maka harus
dijaga kerahasiaan dari cara kerja teknologi tersebut (keep it secret)

Tidak dianggap sebagai pengumuman: Ps 6

Jenis paten dan jangka waktu perlindungannya: Ps 2


Ada 2 macam paten yaitu :
1. Paten
2. Paten sederhana. Nama lain untuk ini adalah Petty Patent atau utility model. Sesuai
dengan namanya, kualitas invensi dari paten sederhana lebih rendah dari paten biasa.

Jangka waktu perlindungan:


1. Paten : 20 tahun Ps 20
2. Paten sederhana : 10 tahun. Ps 23

Prosedur Pendaftaran Paten:


Pengajuan Permohonan - tanggal penerimaan  Pengumuman - Pemeriksaan
substantive
Penolakan atau penerimaan  pemberian sertifikat paten untuk perrmohonan yang diterima.
Hak untuk mengajukan Banding terhadap perrmohonan yang ditolak (ke Komisi Banding
Paten)

Hak Prioritas pada pendaftaran Paten Ps 30


 Memperlihatkan bahwa invensi yang dapat didaftarkan tidak hanya invensi yang
dihasilkan di Indonesia, dan inventor tidak terbatas inventor yang ada di Indonesia.

3
 Tanggal pendaftaran di Indonesia sama dgn tgl pendaftaran invensi tersebut di sesame
negara anggota konvensi paris (hampir sama dgn negara anggota WTO)

Hak eksklusif pemegang paten: Ps 19


Pemakai terdahulu dan hak yang dimiliki – Ps 14

Paten harus dilaksanakan:


Arti Pelaksanaan Paten : Ps 20

(beberapa perbedaan pemikiran mengenai peraturan pelaksanaan paten )

Pengalihan hak: Ps 74
Paten beralih atau Pemegang dapat mengalihkan hak yang dimilikinya dengan cara:
pewarisan, hibah, wasiat. wakaf ataupun dengan perjanjian
Lisensi: Ps 76
Di samping mengalihkan hak nya, pemegang paten dapat mengijinkan pihak lain untuk
melaksanakan patennya. Pemberian ijin umumnya disertai dengan pembayaran sejumlah
uang kepada pemegang paten yang disebut royalti.
Macam-macam lisensi:
Lisensi sukarela:
Yaitu perjanjian lisensi yang baik terjadinya maupun isi perjanjiannya ditentukan oleh
para pihak. Perjanjian lisensi ada 2 macam: yang bersifat non eksklusif dan ekslusif
Lisensi wajib:Ps 81, 82
Yaitu perjanjian lisensi yang terjadi bukan karena kesepakatan dari pemegang paten.
Lisesni ajib dapat diminta oleh pihak ketiga ke Ditjen HKI bila pemegang paten tidak
melaksanakan patennya dalam jangka waktu 3 tahun.
Dalam UU Paten, ada 2 istilah yang menunjukkan penggunaan tanpa ijin dari pemegang
paten, yakni Lisensi Wajib dan Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah (ps 109)

Penjelasan mengenai Lisensi wajib dan Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah:

Pembatalan paten:
- bila tidak bayar biaya pemeliharaan paten (annual fee)

4
Bila paten batal perjanjian lisensinya tidak batal.

Pelanggaran dan sanksi:


Pelanggaran Paten  melanggar Hak Eksklusif pemegang paten. (ps 19:1, Ps 160)
Pemegang paten ataupun pemegang lisensi mempunyai hak untuk menggugat ganti rugi
kepada pihak lain yang dengan sengaja dan tanpa hak telah membuat, menjual, mengimpor
menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan serta dalam paten proses termasuk pula menggunakan proses untuk kemudian
melakukan tindakan seperti di atas.
Gugatan ini diajukan ke Pengadilan Niaga. Terhadap putusan PN, dapat dilakukan kasasi.
Selain digugat secara perdata. Pelanggar juga dapat dikenakan sanksi pidana berupa penjara
ataupun denda atas tindakannya itu.
Perkara pidana terhadap pelanggaran paten (dan bidang HKI lain) harus diselesaikan melalui
mediasi sebelum perkara diselesaikan.

Note:

bandingkan hak-hak yang dimiliki oleh:

inventor

pemegang paten

pemakai terdahulu

penerima lisensi

5
6

Anda mungkin juga menyukai