NIM : 2110113110
1. Jelaskan perbedaan konsep antara Hak Cipta (copy rights) dan Paten
Hak Cipta menurut UU No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Hak Cipta merupakan hak eklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak Paten menurut UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten
Paten adalah hak eklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
Perbedaan Konsep
Hak cipta adalah hak eklusif yang timbul secara otomatis karena suatu ciptaan
seorang pencipta, sedangkan hak paten merupakan hak eklusif yang diberikan oleh negara
kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi. Ciptaan dalam hak cipta adalah
setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas
inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang
diekspresikan dalam bentuk nyata. Invensi dalam hak paten adalah ide inventor yang
dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang
teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan
produk atau proses. Dapat dilihat perbedaan kedua hak tersebut dari penjelasan ciptaan
dan invensi, yaitu hak cipta bergerak di bidang ilmu pengetahuan, sedangkan hak paten
bergerak di bidang teknologi. Dalam pengaturan hak cipta, terdapat seorang pemegang
hak cipta yaitu pencipta sebagai pemilik hak cipta, pihak yang menerima hak tersebut
secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut secara sah. Sedangkan dalam pengaturan hak paten, hak paten
didapat setelah pemohon meminta permohonan kepada Direktorat Jenderal untuk
mengeluarkan hak paten terhadap invensinya. Dalam hal pengaturan jangka waktu
berlaku, pelindungan hak cipta mempunyai jangka waktu berlaku lebih lama daripada hak
paten yaitu berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah
Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya, lalu untuk
badan hukum berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman,
sedangkan jangka waktu berlakunya paten diberikan selama 20 tahun terhitung sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Namun, untuk jangka
waktu paten sederhana diberikan jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal
penerimaan dan jangka waktu tidak dapat diperpanjang.
Tabel Perbedaan:
2. Subjek Paten
Dalam UU No. 14 tahun 2001, subjek paten terdiri dari:
Pasal 10:
1) Yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang menerima lebih lanjut hak
inventor yang bersangkutan.
2) Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak atas
invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang bersangkutan.
Pasal 11:
Kecuali terbukti lain, yang dianggap sebagai inventor adalah seseorang atau beberapa
orang yang untuk pertama kali dinyatakan sebagai inventor dalam permohonan.
Pasal 10:
1) Pihak yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau orang lain yang menerima
lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan.
2) Jika invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak atas invensi
dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang bersangkutan.
Pasal 11
Kecuali terbukti lain, pihak yang dianggap sebagai inventor adalah seorang atau beberapa
orang yang untuk pertama kali dinyatakan sebagai inventor dalam permohonan.
Pasal 12
1) Pemegang hak paten atas invensi yang dihasilkan oleh inventor dalam hubungan kerja
merupakan pihak yang memberikan pekerjaan, kecuali diperjanjikan lain.
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku terhadap invensi yang
dihasilkan, baik oleh karyawan maupun perkerja yang menggunakan data dan/atau
sarana yang tersedia dalam pekerjaannya.
3) Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berhak mendapatkan
imbalan berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh pihak pemberi kerja dan inventor,
dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari invensi dimaksud.
4) Imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dibayarkan berdasarkan:
a. jumlah tertentu dan sekaligus;
b. persentase;
c. gabungan antara jumlah tertentu dan sekaligus dengan hadiah atau bonus; atau
d. bentuk lain yang disepakati para pihak.
5) Dalam hal tidak terdapat kesesuaian mengenai cara perhitungan dan penetapan
besarnya imbalan, para pihak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan niaga.
6) Ketentuan lebih lanjut dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tidak
menghapuskan hak inventor untuk tetap dicantumkan namanya dalam sertifikat paten.
Pasal 13:
1) Pemegang paten atas invensi yang dihasilkan inventor dalam hubungan dinas dengan
instansi pemerintah adalah instansi pemerintah dimaksud dan inventor, kecuali
diperjanjikan lain.
2) Setelah paten, paten dikomersialkan. Inventor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berhak mendapatkan imbalan atas paten yang dihasilkannya dari sumber penerimaan
negara bukan pajak.
3) Dalam hal instansi pemerintah sebagai pemegang paten tidak dapat melaksanakan
patennya, inventor atas persetujuan pemegang paten dapat melaksanakan paten
dengan pihak ketiga.
4) Terhadap pelaksanaan paten sebagaiman dimaksud pada ayat (3), selain instansi
pemerintah, inventor memperoleh royalti dari pihak ketiga yang mendapatkan
manfaaat ekonomi dari komersialisasi paten tersebut.
5) Ketentuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan hak
inventor untuk tetap dicantumkan namanya dalam sertifikat paten.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai imbala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan.
Dapat ditarik kesimpula, bahwasanya apabila invenso tersebut ditemukan atas kerja
sama, maka hak atas paten tersebut dimiliki secara kolektif. Hak kolektif selain
diberikan kepada beberapa orang secara bersama-sama dapat juga diberikan kepada
badan hukum. Orang yang pertama kali mengajukan permohonan paten dianggap
sebagai inventor. Apabila dikemudian hari terbukti sebaliknya secara kuat dan
meyakinkan maka inventor tersebut dapat saja berubah sesuai dengan bukti-bukti
hukum di pengadilan.
3. Objek Paten
Sebelum mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam objek paten, berikut ini akan
dijelaskan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis paten. Dalam UU No. 14 tahun 2001,
paten dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
1. Paten adalah hak eklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
2. Paten sederhana adalah setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana.
Objek perlindungan paten menurut penjelasan Pasal 1 angka (1) dan angka (2) UU
Paten merupakan sebuah ide atau penemuan baru di bidang teknologi dimana
mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya, baik dalam bentuk produk atau
proses. Paten proses adalah klaim terhadap proses invensi yang dibuat oleh inventor.
Paten proses mencakup proses atau penggunaan. Contohnya, proses membuat tinta dan
Kincir Angin Kerja Ganda. Sedangkan paten produksi adalah klaim terhadap invensi
yang berupa produk yang dibuat oleh inventor. Paten produk mencakup alat, mesin,
komposisi, formulasi produk bagi proses, sistem, dan lain-lain. Contoh paten produk
adalah payung tidak bergagang yang dipasangkan di kepala.