Anda di halaman 1dari 26

KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAK PATEN
Nama kelompok 4:

1. Daeng Shahrul Faturrahman (A1011191140)

2. Florencia (A1011191106)

3. Putri Nurusma (A1011191149)

4. Ebin Alsagis (A1011191136)

5. Ester Dwilyana Sari (A1011191125)

6. Ade Rizky (A1011191148)

7. Nabila intan islamy (A1011191138)

8. Benny B Hendri (A1011191137)


PENDAHULUAN

▪ Kata paten, berasal dari bahasa Inggris patent, yang awalnya berasal
dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik),
dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang
dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu
dan pelaku bisnis tertentu.
▪ Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor
untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai
gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu.
▪ Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus
melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap
sebagai hak monopoli.
PATEN

PP
UU No.13 No.27/2004
ttg Tata Cara
tahun 2016 Pelaksanaan
ttg paten oleh
Pemerintah

UU
No.14/2001
ttg paten
UU No.13 tahun 2016 menggantikan UU No 14 tahun
2001 ttg paten

Pertimbangan Penggantian

a) Paten  hki diberikan pd inventor atas hasil invensinya di bidang tekologi mempunyai peranan
strategis mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.
b) Perkembangan teknologi yg pesat dlm berbagai bidang perlu ditingkatkan perlindungan bg inventor dan
pemegang paten
c) Memotivasi dan meningkatkan hasil karya baik kuantitas n kualitas, mendorong kesejahteraan
bangsa dan negara , menciptakan iklim usaha yang sehat.
d) UU Paten yg lama (No,14/2001) sdh tdk sesuai lagi dgn perkembangan hukum,baik nasional maupun
internasional hingga perlu di ganti.
e)Pertimbangan hurup a,b,c,d . Maka UU No 13/2016 dibentuk.
UU No 13 Tahun 2016 ttg Paten

▪ UU No.13 Th 2016 tentang Paten , terdiri atas 20 bab, dan 173 pasal, di sah kan tgl 26
agustus 2016 di Jakarta oleh Presiden RI, Joko widodo dan di undangkan tgl 26 agustus 2016
oleh MenkumHam RI Yasonna H. Laoly.
Apakah Paten itu?
Pasal 1 ayat 1:
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
LANJUTAN

Pasal 1 ayat 2:
Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Pasal 1 ayat 3:
Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
Invensi.
PEMEGANG PATEN

Pasal 1 ayat 6:
Pasal 1 ayat 6:
Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang
Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang
menerima hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang
menerima hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang
menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar
menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar
umum Paten.
umum Paten.

Pihak lain yg Pihak lain yg


Pihak lain yg Pihak lain yglebih
menerima
Inventor sebagai menerima hak tsb menerima
Inventor sebagai menerima hak tsb
dari pemilik paten lanjut haklebih
tsb yg
pemilik paten atau lanjut hak tsb yg
pemilik paten atau dari pemilik paten terdaftar dalam
terdaftar
daftar umumdalam paten
daftar umum paten
LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN

Pelindungan Paten meliputi:

Pasal 2 huruf a & b:

a) Paten

b) Paten sederhana.

Pasal 3 ayat 1 & 2:

1) Paten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diberikan untuk Invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.

2) Paten sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b diberikan untuk setiap Invensi
baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam
industri.
PERBEDAAN PATEN &PATEN SEDERHANA

1. Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat
diterapkan dalam industri. Sementara paten sederhana diberikan untuk setiap
invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang telah ada, dan dapat
diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk invensi yang berupa
produk yang bukan sekadar berbeda ciri teknisnya, tetapi harus memiliki
fungsi/kegunaan yang lebih praktis daripada invensi sebelumnya yang disebabkan
bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya yang mencakup alat, barang,
mesin, komposisi, formula, senyawa, atau sistem. Paten sederhana juga diberikan
untuk invensi yang berupa proses atau metode yang baru.;
2. Klaim paten sederhana dibatasi dengan satu klaim mandiri, sedangkan paten
jumlah klaimnya tidak dibatasi.;
3. Progres teknologi dalam paten sederhana lebih simpel daripada progres teknologi
dalam paten.
Syarat-syarat paten

Suatu invensi dapat dikatakan patentable bila memenuhi syarat


( mengandung) :
• Novelty/ baru.
• Inventif Step/langkah inventif
• Industrial Applicability/penerapan dalam industri (pasal 2 hurup a).

• Novelty/baru
• Pengembangan /proses yg telah ada.
• industrial applicability (pasal 2 hurup b).

( Lihat juga pasal 5).


LANJUTAN

Pasal 5
Jika Pada Tanggal Penerimaan Invensi Tersebut Tidak Sama
Dengan Teknologi Yang Di Ungkapkan Sebelumnya

Maksud
“ Tidak sama”
Bukan sekedar beda, tetapi harus di lihat sama atau tdk sama
dari fungsi ciri teknis (features) invensi tsb dibanding fungsi ciri
teknis invensi sebelumnya
Invensi yang tdk dapat diberi paten

a. Proses atau produk yg pengumuman, penggunaan,atau pelaksanaannya bertentangan


dengan peraturan.
b. Metode pemeriksaan,perawatan,pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan
terhadap ,manusia dan/atau hewan.
c. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
d. Mahluk hidup ,kecuali jasad renik atau
e. Proses biologis yang essensial untuk tanaman atau hewan, kecuali proses non
biologis atau proses mikrobiologis.
INVENSI YANG DAPAT DIBERI PATEN

1. Baru. Jika pada saat pengajuan permohonan Paten invensi tersebut tidak sama
dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya;
2. Mengandung langkah inventif. Jika invensi tersebut merupakan hal yang tidak dapat
diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang
teknik;
3. Dapat diterapkan dalam industri. Jika invensi tersebut dapat diproduksi atau dapat
digunakan dalam berbagai jenis industri
SUBJEK PATEN

a) Inventor (psl 11)


b) orang yg menerima lebih lanjut hak inventor (psl 10 ayat 1)
c) Beberapa orang bersama-sama menghasilkan invensi. (pasal 10 ayat 2)
d) Pemegang paten atas invensi yg di hasilkan oleh inventor dalam hubungan kerja merupakan pihak yg
memberikan pekerjaan, kecuali dijanjikan lain. (psl 12 ayat 1)
e) Karyawan/pekerja yg menggunakan data dan/atau sarana yg tersedia dalam pekerjaannya. (psl 12
ayat 2)
f) Invensi yg dihasilkan dlm hub dinas dgn instansi pemerintah,maka pemegang paten adalah instansi
pemerintah. (psl 13 ayat 1)
Hak dan Kewajiban Pemegang Paten
Pasal 19

(1) Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan untuk melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:
a. dalam hal Paten-produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan produk yang diberi Paten;
b. dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barang atau tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
(2) Larangan menggunakan proses produksi yang diberi Paten sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-
mata dihasilkan dari penggunaan proses yang diberi pelindungan Paten.
(3) Dalam hal untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis,
larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikecualikan
sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten dan tidak
bersifat komersial.
LANJUTAN

Pasal 20

(1) Pemegang Paten wajib membuat produk atau menggunakan proses di


Indonesia.
(2) Membuat produk atau menggunakan proses sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus menunjang transfer teknologi, penyerapan investasi dan/ atau
penyediaan lapangan kerja.

Pasal 21

Setiap Pemegang Paten atau penerima Lisensi Paten wajib membayar biaya
tahunan.
JANGKA WAKTU PERLIDUNGAN PATEN

Paten  20 tahun sejak tgl penerimaan dan tdk dpt diperpanjang.

Paten sederhana  10 tahun sejak tgl penerimaan dan tdk dpt diperpanjang.

Kedua paten tersebut di umumkan melalui media elektronik atau media


non elektronik
Pengalihan hak paten

Wasita Harus disertai dokumen asli dan di


kenai biaya. (psl 74 ayat 2 & 3)
Wakaf Hibah
Pengalihan biaya tdk menghapus hak
Dapat beralih inventor utk ttp di muat nama dan
atau di alihkan identitasnya dlm sertifikat paten. (psl 75)
baik seluruhnya
atau sebagian

Perjanjian
Pewarisan
tertulis

Sebab lain yg
dibenarkan
berdasarkan
UU
Paten sebagai objek Fiducia

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas


dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda.

Hak atas paten dpt dijadikan sbg objek fiducia.


syarat dan tata caranya diatur oleh PP.

Pemerintah dpt melaqksanakan paten yg berkaitan dgn


pertahanan /keamanan kebutuhan yg sangat mendesak utk
kepentingan masyarakat ( dlm negeri dan non komersial) dan
dpt diperpanjang yg ditetapkan oleh peraturan Presiden
LISENSI

Lisensi adhl: izin yg diberikan o pemegang paten baik yg bersifat eksklusif


maupun non eksklusif kepd penerima lisensi berdasarkan
perjanjian tertulis utk menggunakan paten yg masih di lindungai
dlm jangka waktu dan syarat tertentu
Lisensi : - LISENSI  pemberian hak utk menikmati hak ekonomi dari paten dlm jangka
waktu tertentu dan syarat tertentu,sedangkan hak moral tetap
melekat pd inventor. Pengalihan secara notaril.

- LISENSI WAJIB: a. bersifat non-eksklusif


b. bersifat eksklusif
lanjutan

Lisensi-wajib merupakan Lisensi untuk melaksanakan Paten yang diberikan berdasarkan


Keputusan Menteri atas dasar permohonan dengan alasan:

1. Pemegang paten tdk melaksanakan kewajiban membuat produk atau menggunakan


proses di Indonesia dlm jangka waktu 36 bln stlh di berikan paten.
2. Paten telah dilaksanakan Oleh pemegang paten/penerima lisensi dlm bentuk dan cara
yg merugikan masyarakat.
3. Paten hsl pengembangan dari paten yg tlh diberikan tdk bisa dilaksanakan tanpa
menggunakan paten pihak lain yg masih dlm perlindungan. (psl 82 ayat 1)

“Catatan point c. unsur pembaruan paten yg lebih maju teknologinya dari paten
sebelumnya, dan pemberian L-W dlm jangka wkt 90 hari sejak tgl pengajuan permohonan.”
Pelaksanaan Lisensi Wajib

Tidak melebihi jangka waktu perlindungan paten:


• Pemegang paten wajib membayar biaya tahunan
• Penerima lisensi wajib dpt melakukan kerja sama dgn pihak lain dlm negeri atau
luar negeri.
• Lisensi wajib tdk dapat di alihkan kecuali karena pewarisan
**
Lisensi wajib berakhir sesuai waktu diperjanjikan, pembatalan, penerima lisensi tdk
melaksanakan lisensi-wajibnya,tdk memenuhi syarat dan tdk ada lagi alasan utk
pemberian lisensi.
lanjutan

• Perjanjian lisensi eksklusif adalah perjanjian yg hanya diberikan kepada


satu penerima lisensi, dan/atau dalam wilayah tertentu.

• Perjanjian lisensi non-eksklusif merupakan perjanjian yg dpt diberikan


kepada beberapa penerima lisensi dan/ atau dalam beberapa wilayah
( tdk dilarang memberikan lesensi yg sama pd pihak lain)
PENYELESAIAN SENGKETA

Di pen-gadilan niaga  domisili tergugat.

Kasasi (psl 152 ayat 1 & 2)


Arbitrase ( ADR):
• Mediasi
• Negosiasi
• Konsiliasi
• Cara lain yg dipilih para pihak. (psl 153)
Sekian & terimakasih

Anda mungkin juga menyukai