NIM : C100170120
Kelas : E
1. Hak Cipta
a. Pengertian
Hak Cipta ialah hak ekslusif untuk pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurani pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dari pengertian diatas, maka hasil ciptaan seseorang adalah hasil karya berupa
bentuk yang khas dan menggambarkan keaslian konsep dalam lapangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Sementara itu, pencipta yaitu
seorang atau beberapa orang dengan bersama-sama yang atas inspirasinya lahir
suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas serta
sifatnya pribadi.
b. Fungsi
Menurut pasal 2 Undang-Undang No.19 tahun 2002 dalma hal ini membahas
tentang fungsi dan sifat hak cipta itu sendiri. Bunyi dari pasalnya adalah berikut
ini:
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
perundang-undangan yang berlaku.
Pencipta dan/atau pemegang Hak Cipta atau karya sinematografi dan program
Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang
tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang
bersifat komersial.
c. Ciri - Ciri
Batas waktu perlindungan adalah seumur hidup dan tambahan waktu 50 tahun
jika pemegang hak sudah meninggal dunia.
Hak cipta diperoleh secara otomatis, tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan.
Tetapi demi kepentingan pencipta atau pemegang hak cipta surat pendaftaran
ciptaan tetap penting, yang paling utama apabila ada permasalahan hukum
terhadapnya dikemudian hari. Surat pendaftaran bisa dijadikan untuk alat bukti
awal untuk dijadikan penentu siapa pencipta atua pemegang hak cipta yang
lebih berhak atas suatu ciptaan.
Bentuk-bentuk pelanggaran, seperti adanya bagian-bagiannya yang sudah
disalin secara instantif, mempunyai kesamaan, diperbanyak atau diumumkan
tanpa izin.
Sanksi pidaha yang diberikan apabila terbukti bersalah melakukan
pelanggaran hak cipta, hukuman yang dikenakan maksimal tujuh tahun atau
denda lima milyar rupiah.
Dilindungi, seperti ciptaal di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, musik,
buku ceramah, seni tari, program komputer dan lain sebagainya.
Kriteria benda atau hal-hal yang memperoleh perlindungan hak cipta hanya
ciptaan yang asli.
d. Sifat – Sifat
Terdapat sifat hak cipta yang ada enam bagian, sifat-sifat itu diantaranya yaitu:
Pencipta atau pemegang Hak Cipta terhadap karya sinematografi dan juga
program komputer mempunyai hak untuk memberikan izin atau melarang orang
lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kebutuhan
yang sifatnya komersial. Hak cipta dianggap suatu benda bergerak. Hak cipta bisa
beralih atau dialihkan, baik seluruhnya ataupun sebagian karena:
Pewarisan
Wasiat
Hibah
Perjanjian tertulis atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan
Apabila sebuah ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan
oleh dua orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta adalah orang yang
memimpin dan juga mengawasai penyelesaian semua ciptaan tersebut atau dalam hal
ini tidak ada orang tersebut, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu orang yang
mengumpulkan dengan tidak mengurangi Hak Cipta masing-masing terhadap bagian
penciptanya itu.
Apabila sebuah ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain di
lingkungan pekerjaanya, pemegang hak cipta adalah pihak yang untuk dan dalam
dinasnya Ciptaa itu dikerjakan, kecuali terdapat perjanjian lain antara kedua pihak
dengan tidak mengurangi hak Pencita jika pemakaian Ciptaan itu diperluas sampai
keluar hubunngan dinas.
Apabila sebuah ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau menurut pesanan,
pihak yang membuat karya cipta tersebut dianggap sebagai Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta, pengecualian jika dibuat perjanjian lain antara kedua pihak.
e. Dasar Hukum
Terdapat dasar hukum dari hak cipta antara lain sebagai berikut:
2. Hak Paten
a. Pengertian
Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakannya.
Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat dipatenkan proses,
mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritma,
metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan
semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus. Barang yang diproduksi mencakup
perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-
obatan, DNA, RNA, dan sebagainya.
3. Rahasia Dagang
a. Pengertian
Dalam Pasal 1 ayat (1) UURD, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang. Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum, termasuk resep makanan/minuman, formula, proses produksi,
daftar klien atau rencana pemasaran. Perlindungan Rahasia Dagang walaupun
tidak mensyaratkan pendaftaran di Ditjen HKI sebagaimana paten, namun tidak
berarti dapat diperoleh secara otomatis. Pemilik rahasia dagang perlu memahami
UU Rahasia Dagang untuk mengenali hal-hal yang harus dilakukan dan juga harus
dihindari agar terhidar dari kehilangan perlindungan tersebut.
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang
yang dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain
sebagai penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan
tanpa hak Rahasia Dagang. Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak
Rahasia Dagang memiliki hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang
dimilikinya, memberikan lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga
untuk kepentingan yang bersifat komersial”. Terhadap pasal tersebut, gugatan
yang kita ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua
perbuatan. Dan berbeda dengan gugatan HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara
Rahasia Dagang diajukan ke Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya
suatu perbuatan dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau
pihak lain. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.