Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN


INTELEKTUAL

ANAK AGUNG ISTRI SINTA KOMALA DEWI


NIM. 2104551305

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
Soal :
1. Jelaskan pengertian Kekayaan Intelektual!
2. Jelaskan urgensi perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual!
3. Jelaskan perbedaan antara Hak Cipta, Merek dan Paten!
4. Sebutkan objek perlindungan atas Hak Cipta sesuai dengan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!
5. Jelaskan metode penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh dalam hal terjadinya
pelanggaran atas Merek!

Jawaban :
1. Hak Kekayaan Intelektual adalah padanan dari Intellectual Property Rights diartikan
sebagai pelindungan terhadap karya-karya yang timbul karena adanya kemampuan
intelektualitas manusia dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan, estetika, dan
teknologi. Sehingga dapat dikatakan Hak Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara kepada kreator, inventor, desainer, dan pencipta berkaitan
dengan kreasi atau karya intelektualnya.

2. Urgensi perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual:


 Pertama, hal ini berkaitan dengan hak-hak alami yang dimiliki oleh seseorang
atau individu. Mengacu pada Pasal 27 ayat (2) Deklarasi Umum Hak Asasi
Manusia, “Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas
keuntungan-keuntungan moril maupun material yang diperoleh sebagai hasil
karya ilmiah, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakannya”. Yang mana
dapat artikan bahwa seseorang yang telah mengeluarkan usaha untuk
menciptakan sesuatu memiliki sebuah hak alami untuk memiliki atau
memperoleh perlindungan dan mengontrol apa yang sudah ia ciptakan.
 Kedua, berkaitan dengan perlindungan reputasi atau nama baik. Bisa dilihat
sudah ada banyak perusahaan yang berhasil membangun reputasi dari
perusahaannya tersebut. Sehingga merek yang melekat pada produk begitu
dikenal oleh masyarakat luas. Tentunya untuk mendapatkan reputasi tersebut
membutuhkan banyak usaha maupun ada banyak biaya dan waktu yang
dibutuhkan sampai akhirnya reputasi itu berhasil dibangun, dari mulai melalui
sebuah penelitian, hingga memperkenalkannya ke publik salah satunya
dengan cara memasang iklan.
 Ketiga, berkaitan dengan dorongan maupun imbalan dari inovasi dan
penciptaan tersebut. Tentunya untuk menghasilkan suatu karya membutuhkan
banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan saat seseorang berusaha
menciptakan atau menemukan sesuatu. Sebagai suatu imbalan, tentu tidak
cukup hanya sebatas apresiasi maupun pujian. Adapun hal penting dan
relevan untuk dilakukan adalah adanya timbal-balik atau mutualisme apabila
nantinya ada pihak lain yang ingin menggunakan ciptaan atau invensi hasil
ciptaan. Seperti yang sudah dipelajari dalam HKI, hal tersebut yang
dikenal dengan istilah
royalti. Dengan demikian hal tersebut merupakan bentuk kompensasi dan
dorongan bagi seseorang untuk mencipta.

3. Perbedaan Hak Cipta, Merek dan Paten:


Definisi Tujuan Masa Berlaku Jenis
Hak Cipta hak ekslusif pencipta Menentukan Hak moral: Hak moral
yg timbul secara siapa yang Berlaku (melakat pada
otomatis berdasarkan berhak selamanya. pencipta) dan hak
prinsip deklaratif mendapat ekonomi.(dapat
setelah suatu ciptaan keuntungan Hak Ekonomi: dialihkan)
diwujudkan dalam dari setiap ciptaan
bentuk nyata tanpa ciptaannya. berbeda
mengurangi
pembatasan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan (Undang-
Undang No. 28
Tahun 2014 tentang
Hak
Cipta).
Hak Merek hak eksklusif yang menghindari berlaku 10 Merek Dagang,
diberikan kepada adanya pihak tahun dan Merek Jasa,
pemilik merek lain yang dapat Merek Kolektif
yang terdaftar menjual diperpanjang.
untuk jangka produk atau
waktu tertentu. jasa dengan
(Undang-Undang No. kesamaan
20 Tahun 2016 tentang merek
Merek dan Indikasi
Geografis)
Hak Paten hak eksklusif yang Hak paten Paten biasa: Paten biasa dan
diberikan oleh negara diberikan 20 tahun Paten Sederhana
kepada inventor atas kepada
hasil invensinya di seseorang atau Paten
bidang teknologi sekelompok Sederhana :
untuk jangka waktu inventor. 10 tahun
tertentu melaksanakan Tujuannya
sendiri invensi yaitu untuk
tersebut atau menjaga agar
memberikan hasil invensi
persetujuan kepada tidak
pihak lain untuk diproduksi
melaksanakannya
(Undang-Undang No. atau dijual oleh
13 Tahun 2016 tentang pihak lain.
Paten.)

4. Berdasarkan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta yakni Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya:
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat, patung, atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematograh;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi ekspresi
budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer.

5. Terdapat 2 (dua) Jenis putusan ganti kerugian yang dapat dilakukan atau ditempuh
oleh pemilik dan/atau pemegang hak merek :
 Litigasi (melalui Pengadilan Niaga)
Dalam Gugatannya, Pemilik Merek dapat meminta kepada Hakim untuk
memutus beberapa hal, sebagai berikut :
a. Pembayaran ganti kerugian (damages) yakni pembayaran sejumlah
uang sebagai kompensasi atas pelanggaran yang dilakukan, ganti rugi
lazimnya didasarkan pada jumlah yang seyogyanya diperoleh oleh
pemilik merek, jika tidak terjadi pelanggaran,
b. Pembayaran ganti rugi berupa keuntungan yang seyogyanya diperoleh
(account of profit), yakni pengembalian berupa pembayaran setiap
keuntungan dan penghasilan yang diperoleh sipelanggar dari
penggunaan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya atau
secara keseluruhan dengan merek penggugat,
c. Meminta putusan sela Pengadilan (injunction) yang berupa larangan
bagi si tergugat untuk meneruskan perbuatannya.
Dalam Pasal 83 UU 20/2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis ditetapkan bahwa
ada dua macam atau isi dari gugatan, yaitu :
a. berupa permintaan ganti rugi, dan/atau;
b. penghentian semua kegiatan yang berkaitan dengan merk tersebut.

 Non Litigasi Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative


Dispute Resolution) Pada Pasal 93 UU 20/2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis
1. Arbitrase
Ketentuan penyelesaian sengketa merek melalui arbitrase mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa. Perjanjian arbitrase atau klausul arbitrase yang dibuat
oleh para pihak untuk menyerahkan setiap sengketa kepada badan arbitrase
merupakan dasar bagi suatu penyelesaian sengketa melalui arbitrase. Proses
penyelesaian sengketa di lembaga arbitrase hampir sama dengan proses
penyelesaian sengketa di pengadilan negeri, yaitu adanya prosedur beracara.
Namun, proses beracara di lembaga arbitrase jauh lebih sederhana. Salah satu
pembeda terkait prosedur beracara di lembaga arbitrase adalah pemeriksaan
sengketa yang bersifat tertutup dan hanya dapat dihadiri oleh pihak-pihak
yang bersengketa dan kuasanya, sedangkan di pengadilan negeri bersifat
terbuka.

2. Alternatif Penyelesaian Sengketa


Pasal 1 butir 10 UndangUndang No. 30 Tahun 1999 mengatur bahwa APS
adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur
yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Kebebasan
untuk memilih bentuk penyelesaian tersebut menjadi pembeda antara
penyelesaian sengketa di luar pengadilan dan penyelesaian sengketa di dalam
pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai