Kelompok 5
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap ide yang cemerlang dan kreatif dari seseorang atau sekelompok orang sebagai
bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang kemudian berguna dan memberikan dampak
pada berbagai aspek perlu dilindungi, agar ide-ide ini tidak dibajak ataupun diakui oleh pihak
lain. Untuk itu perlu ada yang menaungi ide-ide kreatif ini diperlukan organisasi yang mewadahi
bidang hak kekayaan intelektual. Di Indonesia, untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta
mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka diperlukan perlindungan hukum
terhadap hak cipta. Perlindungan hukum ini dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi yang lebih
baik untuk timbulnya keinginan dan ide-ide kreatif untuk menciptakan suatu karya-karya seni di
tengah masyarakat Indonesia. Di Indonesia, Undang-Undang yang melindungi karya cipta adalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, yang kemudian mengalami perubahan
menjadi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Selain hak cipta, hak atas
kekayaan intelektual yang lain seperti merek, paten, rahasia dagang, desain industri dan lain
sebagainya juga perlu perlindungan hukum dan didokumentasikan agar dapat terhindar dari
dihasilkannya teknologi atau karya yang sama.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Hak atas kekayaan intelektual atau disingkat HAKI merupakan sebuah perlindungan
hukum yang diberikan sebuah negara tertentu kepada seseorang atau sekelompok individu yang
telah menuangkan gagasannya dalam wujud sebuah karya. Hukum ini bersifat teritorial
kenegaraan, yang memiliki arti sebuah karya hanya akan dilindungi hak-haknya di negara tempat
karya tersebut didaftarkan untuk memperoleh HAKI.
Sebagaimana yang tertuang di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002,
Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Karya yang dilindungi adalah dalam
bentuk benda tak berwujud seperti hak cipta, paten, dan merek dagang dan benda yang berwujud
informasi, teknologi, sastra, seni, keterampilan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
Pada dasarnnya, hak atas kekayaan intelektual dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yakni Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Masing-masing hak ini memiliki cakupan
serta sifat yang berbeda. Ada beberapa hal yang termasuk dalam hak kekayaan intelektual yaitu
hak cipta, merek, paten, desain industri, rahasia dagang, desain tata letak sirkuit terpadu, dan
varietas tanaman.
a) Hak Cipta yaitu hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar
untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin
kepada pihak lain untuk menggunakannya.
c) Paten adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada penemu atas hasil penemuannya
di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
d) Desain industri adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam
menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan.
e) Rahasia dagang yaitu informasi yang tidak diketahui secara umum atau diketahui secara
terbatas oleh pihak-pihak tertentu tentang hal-hal yang menyangkut dagang.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Cipta
didefinisikan sebagai hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak Cipta merupakan bagian dari
kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mempunyai peranan
strategis dalam mendukung pembangunan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hak Cipta sendiri mencakup dua hak lainnya, yakni hak moral dan hak ekonomi. Hal ini tertulis
dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta pasal 5 sampai 19. Objek dari
pengaturan tentang hak cipta adalah ciptaan di bidang pengetahuan, kesenian,dan kesusastraan,
yang meliputi hal- hal yaitu buku, program computer, pamplet, susunan perwajahan karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya, ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan
lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan, alat kepentingan yang dibuat untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk
karawitan, dan rekaman suara, tari (koreografi, drama, perwajangan dan pantomin), karya
pertunjukan, karya siaran, dan seni rupa.
Lamanya masa berlaku hak cipta adalah seumur hidup pencipta dan terus berlangsung
selama 50 (lima puluh) tahun setelah pencipta lagu meninggal dunia atau 50 (lima puluh) tahun
sejak diumumkan jika pemegang hak cipta tersebut adalah badan hukum, ada yang memiliki
masa berlaku untuk 50(limapuluh) tahun sejak pertama sekali diumumkan, dan dengan masa
berlaku untuk 25 ( dua puluh lima) tahun.
2.4 Merek
(1) Merek, yakni tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan
atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang
dan/atau jasa.
(2) Merek dagang, yakni merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang sejenis lainnya.
(3) Merek jasa, yakni merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis
lainnya.
(4) Merek kolektif, yakni merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik
yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan
sendiri merek tersebut atau memberikannya kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Perundang-undangan tentang merek juga memperkenalkan adanya apa yang disebut dengan
“Hak Prioritas”. Hak prioritas adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal
dari negara yang bergabung dengan Paris Convention for the Protection of Industrial Property,
atau Agreement Establishing the
2.5 Paten
Paten adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya. Penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi,
yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan proses
atau hasil produksi. Penemu adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan kegiatan yang menghasilkan penemuan. Pemegang paten adalah
penemu sebagai pemilik paten atau orang yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau
orang lain yang menerima lebih lanjut hak dari orang tersebut di atas, yang terdaftar dalam
Daftar Umum Paten.
Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang Paten, Paten adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (UU 14 tahun 2001, pasal 1 ayat 1).
Ada beberapa sifat hukum paten, yaitu:
1) Benda Bergerak Immaterial
Peralihan paten karena pewarisan terjadi secara otomatis karena ketentuan hukum waris.
Jadi, tanpa memerlukan akta notaris lebih dahulu sebab pewaris yang sudah meninggal dunia
tidak mungkin dapat membuat akta peralihan di muka notaris. Akan tetapi, pengalihan paten
cara lainnya dilakukan dengan akta notaris karena orang yang mengalihkan paten masih hidup.
Walaupun paten termasuk benda bergerak, dia tidak dapat disita atau dirampas.
Alasannya paten itu adalah Hak Kekayaan Intelektual yang bersifat pribadi dan manunggal
dengan dengan diri inventornya. Perampasan atau penyitaan paten oleh negara tidak dianut
dalam Undang-Undang Paten. Akan tetapi, penggunaan paten bukan berarti tanpa batas. Seperti
hak milik lainnya, paten juga memiliki fungsi sosial, yaitu dibatasi oleh jangka waktu tertentu
wajib dilaksanakan atau digunakan di Indonesia, dibatasi oleh izin Presiden jika paten tidak
dilaksanakan dala jangka waktu tertentu, atau jika pemerintah menganggap paten itu penting
untuk penyelenggaraan pertahanan keamanan negara, maka pemerintah dapat melaksakannya
sendiri. Semuanya itu harus didasarkan pada ketentuan yang adil, yaitu harus sepengetahuan
pemegang paten dengan imbalan yang wajar.
Paten diberikan oleh negara apabila diminta oleh inventor, baik orang atau badan hukum
yang berhak atas invensi itu. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang tekonologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya itu, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
2.6 Sistem Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
Secara umum, hak cipta tepat mulai habis masa berlakunya pada akhir tahun
bersangkutan, dan bukan pada tanggal meninggalnya pencipta. Di Indonesia, jangka waktu
perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun
atau 50 tahun setelah pertama kali diumumkan atau dipublikasikan atau dibuat , kecuali 20 tahun
setelah pertama kali disiarkan untuk karya siaran, atau tanpa batas waktu untuk hak moral
pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan untuk hak cipta yang dipegang oleh Negara dan
hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (UU 19/2002 bab III dan pasal 50). Jangka
waktu berlakunya hak cipta dibagi atas:
1. Berlaku seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun sesudah meninggal dunia seperti hasil
karya Buku, pamflet, karya tulis, drama atau drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni
rupa (seni lukis, seni pahat, dan seni patung), seni batik, lagu atau musik, arsitektur, pidato, alat
peraga, peta, serta erjemahan atau tafsir.
3. Berlaku 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan, yaitu seperti Perwajahan karya tulis,
danPenerbit yang memegang hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya atau
hanya tertera nama samaran penciptanya.
4. Berlaku 50 tahun sejak ciptaan tersebut pertama kali diketahui umum, yaitu negara memegang
atau melaksanakan hak cipta atas ciptaan yang tidak diketahui siap peciptanya dan belum
diterbitkan serta ciptaan yang telah diterbitkan tanpa diketahui penciptanya atau penerbitnya.
5. Tanpa jangka waktu atau tak terbatas, yaitu negara yang memegang hak cipta dan hasil
kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama.
6. Terhitung dari 1 Januari tahun berikutnya setelah ciptaan diumumkan, diketahui oleh umum
atau penciptanya meninggal dunia untuk ciptaan yang dilindungi selama 50 tahun atau selama
hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari paper “Hukum Kekayaan Intelektual” yaitu
hak atas kekayaan intelektual atau disingkat HAKI merupakan sebuah perlindungan hukum yang
diberikan sebuah negara tertentu kepada seseorang atau sekelompok individu yang telah
menuangkan gagasannya dalam wujud sebuah karya. Di dalam Undang-Undang Hak Cipta
Nomor 19 Tahun 2002, Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak eksklusif yang diberikan
suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.Pada dasarnnya,
hak atas kekayaan intelektual dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni Hak Cipta dan
Hak Kekayaan Industri. Kemudian, yang termasuk dalam hak kekayaan intelektual ini yaitu hak
cipta, merek, paten, desain industri, rahasia dagang, desain tata letak sirkuit terpadu, dan varietas
tanaman. Hak cipta, menurut Undang-Undang Hak Cipta, mengandung dua hak, yaitu hak
ekonomi dan hak moral. Ada beberapa model-model alternatif dalam penyelesaian sengketa,
yaitu arbitrase, negosiasi, mediasi, konsiliasi, pencari fakta, minitrial, ombudsman, penilaian
ahli, pengadilan kasus kecil (small claim court), dan peradilan adat.
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Dr. Munir. 2016. Pengantar Hukum Bisnis : Menata Bisnis Modern di Era Global.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Muslim, Shohib dan Khotbatul Laila. 2018. Hukum Bisnis. Surabaya: POLINEMA PRESS
Riyanto, Agus. 2018. Hukum Bisnis Indonesia. Kepulauan Riau: CV. Batam Publisher Saliman,
Dr. Abdul R.. 2005. Hukum Bisnis untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus
Shidarta, dkk. 2018. Aspek Hukum Ekonomi & Bisnis Edisi Pertama. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Wijaya, Andika dan Wida Peace Ananta. 2017. Hukum Bisnis Properti di Indonesia.