OLEH
Hak Cipta
Hak cipta merupakan hak eksklusif dari seorang pencipta terhadap sebuah ciptaan
yang berhasil diwujudkan dalam bentuk nyata. Karena itu, hak cipta berlaku baik untuk
ciptaan sudah diterbitkan maupun yang belum. Salah satu perbedaan menonjol dari hak cipta,
paten dan merek adalah soal bagaimana cara mendapatkannya.
Hak cipta secara otomatis didapatkan seseorang setelah selesai membuat ciptaanya.
Sedangkan hak paten dan hak merek harus terlebih dulu didaftarkan ke negara. Jadi seorang
pencipta tak perlu melakukan pendaftaran ke lembaga mana pun untuk mendapatkan hak ini.
Meskipun demikian, soal hak cipta telah diatur dalam aturan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dengan adanya hak cipta maka dapat ditentukan siapakah
individu yang berhak mendapat keuntungan dari produk yang diciptakan.
Selanjutnya, hak cipta terbagi dalam dua jenis yaitu hak moral dan hak ekonomi. Hak moral
akan tetap ada bersama seorang pencipta selama dia hidup. Dengan kata lain, hak moral akan
berlaku secara permanen. Berbeda dengan hak ekonomi yang dapat dialihkan kepada orang
lain serta memiliki masa berlaku.
Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, tela ditegaskan bahwa hak cipta untuk berbagai
ciptaan akan terus berlaku selama sang pencipta hidup. Jika pencipta tersebut kemudian
meninggal, maka hak cipta masih akan terus berlaku selama tujuh puluh tahun setelah
pencipta meninggal. Tanggal berlakunya hak cipta tersebut akan mulai dihitung pada 1
Januari tahun berikutnya.
Hak Paten
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, hak paten
didefinisikan sebagai hak eksklusif inventor atau penemu atas hasil invensinya (temuannya)
di bidang teknologi. Ketika mengantongi hak paten, hasil temuan seorang penemu sudah
diakui.
Tujuan dari pemberian hak paten kepada seseorang yakni agar hasil temuan sang inventor
tidak diproduksi atau diperjualbelikan oleh pihak lain. Berbeda dengan hak cipta yang
berlaku seumur hidup, hak paten hanya diberikan dalam jangka waktu 20 tahun. Sedangkan
durasi hak paten sederhana lebih singkat yakni 10 tahun.
Hak Merek
Hak merek merupakan hak eksklusif yang diberikan bagi individu yang merekanya
telah terdaftar dan bisa digunakan dalam kurun waktu tertentu. Setelah memiliki hak merek,
sang pemilik dapat menggunakannya untuk kepentingan sendiri serta memberikan izin bagi
pihak lain untuk menggunakannya.
Jika selama ini Anda masih mengira bahwa merek adalah soal nama semata, maka defenisi
tersebut masih keliru. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis, hak merek adalah sebuah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis
berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi atau
3 dimensi, suara, hologram.
Tanda-tanda tersebut yang bisa menjadi pembeda antara satu merek dengan merek lainnya.
Karena itu, sangat penting sebelum merancang nama dan logo dari sebuah produk, cek
terlebih dulu apakah merek dengan nama yang sama sudah terdaftar. Hal ini penting
dilakukan agar Anda tidak tersandung kasus hukum di kemudian hari.
Tujuan pemberian hak merek adalah agar menghindari pihak lain yang tidak diberikan izin
dapat menjual produk yang sama. Masa berlaku hak merek bisa berlaku selama 10 tahun dan
kemudian bisa diperpanjang.
HAKI
Hak kekayaan intelektual (HKI) didefinisikan sebagai hak untuk memperoleh
perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang HKI, seperti UU Hak Cipta, Paten, Desain Industri, Rahasia Dagang,
Varitas Tanaman, Sirkuit terpadu dan Merek serta telah disahkan oleh ITB .
Hak cipta dan hak paten merupakan jenis dari hak kekayaan intelektual (HKI) yang diatur
secara terpisah dalam undang-undang. HKI adalah hak eksklusif yang timbul dari hasil olah
pikir yang menghasilkan suatu karya atau produk yang perlindungannya bersifat teritorial.