Anda di halaman 1dari 16

Hak atas kekayaan intelektual

(HAKI)
Kelompok 8 :

Yoga firmansyah 1902031015


Lisa safitri 1902030007
Ridho yuda prasetya 190203 2011
Pengertian HAKI
Istilah HAKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual
merupakan terjemahan dari Intellectual Property
Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang
No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement
Establishing The World Trade Organization).
Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah
pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul
dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai
hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak
asasi manusia (human right).
HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah
hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau
peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI
adalah hak untuk menikmati secara ekonomis
hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek
yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya
yang timbul atau lahir karena kemampuan
intelektual manusia.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI
harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau
ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan
HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI yang
Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar
HaKI milik pihak lain, Kedua meningkatkan daya
kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual, Ketiga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
strategi penelitian, usaha dan industri di
Indonesia.
Macam-macam Haki (Hak Atas Kekayaan Intelektual)

 Hak Cipta
hak cipta yang diatur dalam pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta
tahun 2014: “Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta
yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ”.
Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Hak Cipta terdapat subjek Hak Cipta, yaitu Pencipta dan
Pemegang Hak Cipta. Pencipta dan kepemilikan adalah
pokok utama yang terpenting dalam hukum Hak Cipta.
Didalam Undang-Undang Hak Cipta terdapat
objek Hak Cipta yaitu Ciptaan, pengertian
mengenai Ciptaan tercantum dalam pasal 1 ayat
(3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang
berisi: Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta
dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang
dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian
yang diekspresikan dalam bentuk nyata
Alternatif Cara Mendaftarkan Hak Cipta
• Mendaftar di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Datang langsung
ke kantor wilayah kemenkumham dengan membawa dokumen persyaratan.
• Mendaftar secara online melalui laman https://e-hakcipta.dgip.go.id

Langkah-langkah Mengurus Hak Cipta Secara Online


• Masuk ke situs e-hakcipta.dgip.go.id
• Lakukan registrasi untuk mendapatkan username dan password.
• Login menggunakan username yang telah diberikan.
• Mengunggah dokumen persyaratan.
• Melakukan pembayaran setelah mendapatkan kode pembayaran pendaftaran
hak cipta.
• Menunggu proses Pengecekan, Pengecekan dokumen persyaratan formal, Jika
masuk kategori jenis ciptaan yang dikecualikan, dilakukan verifikasi,
Mengunggah dokumen persyaratan.
• Approval, Sertifikat dapat diunduh dan dicetak sendiri oleh pemohon.
 Hak Paten
Hak Paten dilindungi oleh Undang-Undang No.
13 Tahun 2016 tentang Paten (UU Paten), di
mana yang dimaksud dengan paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
Pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau Orang
yang menerima lebih lanjut hak Inventor yang bersangkutan. Jika
Invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak
atas Invensi dimiliki secara bersama- sama oleh para Inventor
yang bersangkutan.
Sedangkan yang disebut dengan objek paten terdiri dari dua jenis,
yaitu paten proses dan paten produk. Paten proses adalah klaim
terhadap proses dari invensi yang dibuat oleh inventor. Paten
proses mencakup proses atau penggunaan. Contohnya, proses
membuat tinta, dan sebagainya. Sedangkan, paten produksi
adalah klaim terhadap invensi yang berupa produk yang dibuat
oleh inventor. Paten produk mencakup alat, mesin, komposisi,
formulasi produk bagi proses, sistem, dan lainlain. Contohnya,
alat tulis penghapus, komposisi obat, dan sebagainya.
Cara mendaftarkan hak paten dapat  dilakukan dengan mengajukan langsung
permohonan DJKI dengan proses lengkap sebagai berikut
1. Ajukan permohonan pendaftaran dengan:
• Mengisi formulir permohonan dan membuatnya dalam rangkap empat. 
• Memberikan spesifikasi paten yang terdiri dari judul invensi, latar belakang
invensi, uraian singkat invensi, uraian lengkap invensi, gambar teknik,
uraian singkat gambar, abstrak, dan klaim yang menjelaskan fitur apa yang
dinyatakan baaru dan layak mendapat hak paten. 
• Melengkapi persyaratan formalitas berupa surat pengalihan hak (bila
inventor dan pemohon bukan orang yang sama; surat kuasa jika
permohonan diajukan melalui kuasa; fotokopi ktp/identias pemohon jika
pemohon perorangan; fotokopi akta pendiiran badan hukum yang dilegalisir
bila pemohon adalah badan hukum; fotokopi NPWP badan hukum bila
pemohon adalah badan hukum;fotokopi ktp/identitas orang yang bertindak
atas nama pemohon badan hukum untuk menandatangani surat pernyataan
dan surat kuasa. 
• Membayar biaya permohonan paten.
• Setelah syarat dilengkapi kamu akan mendapatkan tanggal penerimaan . 
2. Pemeriksaan administratif akan dilakukan.
3. Bila lengkap, masa pengumuman akan berlangsung selama 6 bulan
dimulai setelah 18 bulan dari tanggal penerimaan. Tahap ini
memberi kesempatan masyarakat mengetahui produk yang dimohon
patenkan
4. Setelah masa pengumuman berakhir atau paling lama 36 bulan dari
tanggal penerimaan, pemohon dapat mengajukan Permohonan
Pemeriksaan Subtantif dengan menyerahkan formulir yang telah
dilengkapi dan membayar biaya ke DJHKI.
5.  Dalam waktu paling lambat 36 bulan sejak permohonan
pemeriksaan substantif diajukan, pemeriksa paten harus
memutuskan apakah akan menolak atau memberi paten. Jika ditolak
pemohon paten dapat mengajukan banding namun jika permohonan
paten diterima maka DJHKI akan mengeluarkan sertifikat hak paten
Hak Merek
Hak merek adalah hak eksklusif untuk pemilik merek yang
sudah terdaftar dalam menggunakan mereknya dalam
aktivitas perdagangan produk barang atau jasa, sesuai dengan
kelas dan juga jenis produk barang atau jasa.

Di dalam Pasal 2 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2016 terkait


Merek dan Indikasi Geografis sudah dijelaskan bahwa merek
yang dilindungi adalah berupa logo, gambar, kata, nama,
angka, huruf, susunan warna dua dimensi atau tiga dimensi,
hologram, suara, atau gabungan dari dua atau lebih unsur
tersebut guna membedakan barang atau jasa yang dibuat oleh
individu atau perusahaan dalam kegiatan perdagangannya.
Subjek hak atas merek yang diatur dalam UUM 2001
adalah pihak yangmengajukan permohonan
pendaftaran merek dan pihak yang menerima
permohonan pendaftaran merek dalam hal ini
adalah kuasa yang telah diberikan oleh pemohon
atau pejabat kantor Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI).
Objek atas merek adalah karya- karya seseorang yang
berupa tanda, baik tulisan, gambar, kombinasi tulisan
dan gambar yang diciptakan dengan tujuan untuk
membedakan barang yang satu dengan yang lain
tetapi yang sejenis.
Proses pendaftaran Hak Merek ke DJKI secara manual
(non-elektronik/offline) dapat dilakukan dengan cara-cara sebagaimana di
bawah ini:
• Mengajukan permohonan kepada DJKI dengan melengkapi persyaratan
• Permohonan pendaftaran Hak Merek diajukan dalam 2 rangkap
(dokumen), diketik dengan bahasa Indonesia, serta memakai formulir
yang disediakanDJKI
• Formulir permohonan Hak Merek memuat sejumlah data, yakni: tanggal,
bulan dan tahun permohonan; nama lengkap, kewarganegaraan, dan
alamat pemohon; nama lengkap dan alamat kuasa, apabila permohonan
diajukan melalui kuasa; warna-warna apabila Merek yang dimohonkan
memakai sejumlah unsur warna; nama negara dan tanggal permintaan
pendaftaran Merek pertama kali (jika diajukan dengan hak prioritas).
• Surat permohonan pendaftaran Hak Merek dilampiri
sejumlah dokumen, yaitu: Fotokopi KTP (Bagi pemohon
asal luar negeri harus memilih kedudukan di Indonesia,
bisa alamat kuasa hukum); Fotokopi akte pendirian badan
hukum yang disahkan notaris (jika permohonan atas
nama badan hukum); Fotokopi peraturan pemilikan
bersama, jika permohonan diajukan atas nama lebih dari
1 orang (Merek kolektif); Surat kuasa khusus jika
permohonan pendaftaran dikuasakan; Tanda pembayaran
biaya permohonan; Sepuluh helai etiket Merek (ukuran
maksimal 9x9 cm, minimal 2x2 cm); Surat pernyataan
bahwa Merek yang dimintakan pendaftaran adalah milik
pemohon.
Pengajuan pendaftaran Hak Merek secara online bisa dilakukan melalui
aplikasi Merek yang disediakan oleh DJKI. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut.
• Sebelum memakai aplikasi Merek, pengguna wajib memesan kode billing
(nomor pembayaran) di Simpaki
• Untuk memesan kode billing, buka situs simpaki.dgip.go.id dan isi kolom
yang tersedia
• Setelah pemesanan kode billing dilakukan, lakukan pembayaran
• Setelah itu, login ke Aplikasi Merek
• Jika belum punya akun Aplikasi Merek, lakukan registrasi akun/aktivasi e-
filing terlebih dahulu Aplikasi Merek sudah terintegrasi dengan Simpaki
untuk pengecekan kode billing
• Setelah login ke aplikasi, masukkan data permohonan merek, kemudian
submit data permohonan online
• Data permohonan yang sudah disubmit dapat dicetak dan akan dicek oleh
petugas

Anda mungkin juga menyukai