Anda di halaman 1dari 9

Pengantar

Bangsa Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber
daya alam yang melimpah maka penemuan atau karya sangat penting guna meningkatkan
nilai tambah dan daya saing dalam mengelola sumber daya alam.
Perkembangan IPTEK sebuah negara tidak terlepas dari peran aktif manusia untuk
mengetahui segala sesuatu di bumi sebagai hasil ciptaan Tuhan.
Karya-karya yang timbul dari kemampuan intelektual manusia dapat berupa karya-karya di
bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya tersebut dihasilkan melalui proses
yang menghabiskan tenaga, waktu, pikiran, daya cipta, rasa, dan karsa.
Hal inilah yang membedakan kekayaan intelektual dengan kekayaan yang lain yang dapat
dimiliki manusia tetapi tidak dihasilkan oleh kecerdasan manusia seperti air dan tanah yang
ada di bumi merupakan ciptaan Tuhan yang bisa dimiliki tetapi bukan karya manusia.
Penemuan atau bahkan karya-karya yang dihasilkan mempunyai nilai hingga manfaat
ekonomi bagi kelangsungan hidup manusia sehingga dianggap sebagai aset komersial. Maka
sudah sewajarnya diamankan dengan sistem perlindungan hukum atas kekayaan atau disebut
Hak Kekayaan Intelektual.
Hak Kekayaan Intelektual terdiri diantaranya hak paten, hak cipta, dan hak merek.

Hak Cipta
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta terhadap suatu ciptaan yang diwujudkan dalam
bentuk nyata. Hak ini berlaku bagi ciptaan yang sudah maupun belum diterbitkan.
Dengan kata lain, setelah pencipta membuat ciptaannya, hak cipta akan didapatkannya
secara otomatis. Pencipta tidak perlu mendaftarkannya ke lembaga apa pun.
Hak yang satu ini diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Terdapat dua jenis hak dalam hak cipta, yakni hak moral dan hak ekonomi.
Hak moral melekat pada pencipta dan berlaku permanen. Sementara itu, hak ekonomi dapat
dialihkan dan masa berlakunya berbeda, tergantung jenis ciptaan itu sendiri.

Hak Paten
Hak paten adalah hak eksklusif inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi. Hal ini
tertuang dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten.
Jadi, dengan adanya hak paten, temuan penemu sudah resmi diakui.
Ada dua ruang lingkup perlindungan paten, yaitu paten dan paten sederhana.
Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan
dalam industri.
Sementara itu, paten sederhana diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari
produk atau proses yang ada, dan dapat diterapkan dalam industri.

Hak Merk
Hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan kepada pemilik merek yang terdaftar untuk
jangka waktu tertentu.
Dengan adanya hak ini, pemilik merek bisa menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
Namun, apa definisi merek itu sendiri?
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, hak
merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2D dan/atau 3D, suara, hologram.
Tanda tersebut digunakan untuk membedakan satu merek dengan merek lainnya.

Perbedaan Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merk


Salah satu perbedaan mendasar antara hak cipta, hak paten, dan hak merek adalah
tujuannya.

• Tujuan dari hak cipta adalah menentukan siapa yang berhak mendapat keuntungan dari
ciptaannya. Hal ini tentu saja dilakukan oleh pencipta.
• Hak paten diberikan kepada seseorang atau sekelompok inventor. Tujuannya yaitu untuk
menjaga agar hasil invensi tidak diproduksi atau dijual oleh pihak lain.
• Tujuan utama dari hak merek adalah menghindari adanya pihak lain yang menjual produk
atau jasa dengan kesamaan merek.
Hal lain yang juga menjadi perbedaan antara hak cipta, hak paten, dan hak merek adalah masa
berlakunya.

• Hak Cipta tadi dibedakan menjadi hak moral dan hak ekonomi. Hak moral dan hak
ekonomi memiliki masa berlaku yang berbeda. Hak moral berlaku selamanya. Sementara
itu, hak ekonomi atas setiap ciptaan bisa saja berbeda.
Contohnya pada ciptaan buku, lagu, drama, dan peta.
Mengacu pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, hak cipta untuk berbagai ciptaan
tersebut berlaku selama hidup pencipta. Jika pencipta meninggal, hak cipta akan terus
berlaku selama tujuh puluh tahun setelah pencipta meninggal, terhitung mulai 1 Januari
tahun berikutnya.
• Hak paten yang masuk dalam kategori paten diberikan untuk jangka waktu 20 tahun.
Sementara itu, invensi yang masuk dalam kategori paten sederhana mendapat hak paten
selama 10 tahun.
• Hak merek berlaku 10 tahun dan dapat diperpanjang.

Siapa yang berhak dalam HAKI? (HAK CIPTA)


Beberapa hak eksklusif yang umumnya diberikan kepada pemegang hak cipta adalah hak
untuk:
Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan tersebut (termasuk, pada
umumnya, salinan elektronik),
Mengimpor dan mengekspor ciptaan,
Menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi ciptaan),
Menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum,
Menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak lain.
Yang dimaksud dengan “hak eksklusif” dalam hal ini adalah bahwa hanya pemegang hak
ciptalah yang bebas melaksanakan hak cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain
dilarang melaksanakan hak cipta tersebut tanpa persetujuan pemegang hak cipta.
Konsep tersebut juga berlaku di Indonesia. Di Indonesia, hak eksklusif pemegang hak cipta
termasuk “kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan
kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan kepada publik
melalui sarana apapun.

Siapa yang berhak dalam HAKI? (HAK PATEN)


Hak paten dapat dipegang oleh seorang Inventor yang berposisi sebagai pemilik paten. Selain
itu, bisa didapatkan juga dari seorang pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya, dan
melarang orang lain yang tanpa persetujuan:

• Dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport, menyewa, menyerahkan


memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi
paten;
• Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat
barang dan tindakan lainnya.
Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan surat perjanjian
lisensi;
Pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada
siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 di atas;
Pemegang paten berhak menuntut orang yang sengaja dan tanpa hak melanggar hak
pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam
butir 1 di atas.

• Sebuah invensi dapat diberikan paten, bila memenuhi syarat:


1. Baru. Dalam arti tidak boleh sama dengan teknologi atau invensi yang pernah
dipublikasikan baik sebelum permohonan paten diajukan atau menerima tanggal
penerimaan paten. Baru disini juga bukan sekedar beda, namun juga harus dilihat pula
sama atau tidak fungsi ciri teknis invensi tersebut dengan fungsi ciri teknis invensi yang
pernah ada.
2. Mengandung langkah inventif. Paten diberikan pada invensi yang tidak dapat diduga
sebelumnya bagi orang yang memiliki keahlian di bidang tersebut.
3. Dapat diterapkan secara industri. Maksudnya jika invensi berupa produk maka harus
mampu dibuat secara berulang atau massal dengan kualitas yang sama. Atau jika
invensi berupa proses maka proses tersebut harus dapat digunakan atau dijalankan
dalam praktek.

Siapa yang berhak dalam HAKI? (HAK MEREK)


Siapa yang pertama kali memakai suatu merek dialah yang dianggap berhak atas merek yang
bersangkutan. Pemakaian yang pertama itulah yang melahirkan hak atas merek.
Dalam sistem deklaratif ini pendaftaran merek hanya memberikan dugaan atau sangkaan
hukum (rechtsvermoeden atau presumption iuris) bahwa orang yang telah mendaftarkan
merek itu adalah pemakai pertama dan orang yang berhak atas merek yang bersangkutan.
Apabila ada yang lain dapat membuktikan, bahwa ialah pemakai pertama merek yang
bersangkutan, maka pendaftaran itu dapat dibatalkan Pengadilan.
Dalam sistem konstitutif (first to file), pendaftaran yang menciptakan hak atas merek. Dengan
kata lain, orang yang berhak atas merek adalah orang yang telah mendaftarkan mereknya itu.
Pendaftar pertama merupakan satu-satunya orang yang berhak secara eksklusif atas merek
yang bersangkutan, dan orang lain tidak dapat memakainya tanpa izin yang bersangkutan.
Sistem ini dianut UU Merek Indonesia.
Bentuk-Bentuk Pembajakan di Indonesia
Pelanggaran HAKI sering terjadi di tanah air atau Indonesia. Akan tetapi, tidak banyak pemilik
yang melapor, sehingga hanya beberapa kasus yang ditangani secara hukum.
Bahkan, orang awam atau orang biasa sering melakukan kejahatan seperti itu tanpa disadari.
Untuk menjaga Anda tetap waspada dan menghindari terlibat dalam kasus seperti itu,
pertimbangkan contoh pelanggaran berikut:
1. Penjiplakan Karya Tulis
yang pertama dalam Pelanggaran HAKI adalah penjiplakan. Karya tulis rentan terhadap
plagiarisme atau pembajakan, terutama di era digital saat ini. Dan mudah untuk menjiplak
atau menjiplak karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri, seperti karya tulis
seperti esai, buku, artikel, dll.
Standar plagiarisme atau pelanggaran hak cipta adalah menerbitkan suatu karya yang meniru
atau menyerupai, seluruhnya atau sebagian, karya orang lain tanpa mencantumkan nama
penulisnya.
Bahkan ketika terinspirasi, artikel yang 70% identik dengan artikel orang lain yang diterbitkan
sebelumnya dianggap plagiarisme atau pembajakan. Jadi Anda harus sangat berhati-hati.
2. Penjiplakan Konten di Internet
yang kedua dalam Pelanggaran HAKI adalah penjiplakan konten internet. Contoh pelanggaran
lainnya adalah plagiarisme atau penjiplakan konten di Internet berupa gambar, video, teks,
dll. Secara umum, ini karena informasi mengalir dengan mudah di dunia maya.
Hal ini memudahkan pengguna internet untuk menyalin konten orang lain dan kemudian
menganggapnya sebagai miliknya. Plagiarisme seperti ini bisa sangat mudah terjadi dan juga
bisa merugikan pemilik konten asli.
3. Pembajakan Software
yang ketiga dalam Pelanggaran HAKI adalah pembajakan software. Ada juga pembajakan atau
penjiplakkan perangkat lunak di mana individu atau perorang mendistribusikan perangkat
lunak tertentu melalui Internet dan membuatnya tersedia secara gratis untuk pengguna.
Bahkan, Anda harus membeli lisensi untuk memilikinya.
Karena mahalnya harga perangkat lunak asli, banyak pengguna menggunakan perangkat
lunak bajakan. Banyak sekali software bajakan atau copy seperti Photoshop, Coreldraw,
Microsoft Office dan berbagai lainnya.
4. Pelanggaran Hak Cipta Lagu
Lagu juga sering sekali menjadi sasaran pembajakan dan plagiarisme, seperti menyediakan
tautan unduhan kedalam situs website yang tidak berlisensi. Hal ini tentu saja bisa merugikan
pemilik lagu karena mereka tidak mendapatkan royalti dari penjualan lagu tersebut.
Untuk menghindarinya, Anda dapat menggunakan layanan mendengarkan musik berlisensi
seperti Joox, Spotify, dll. Atau dengan membeli album asli penyanyi tersebut. Banyak
pelanggar hak cipta tidak menyadari bahwa mereka telah melanggar.
Namun, banyak orang masih melakukannya untuk keuntungan mengetahui bahwa mereka
melanggar aturan. Contoh pelanggaran hak cipta di atas hanyalah sebagian kecil contoh kasus
nyata di Indonesia.

Keuntungan Memakai Piranti Lunak Asli


Di era teknologi seperti sekarang ini, kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan istilah
pembajakan. Dengan luasnya peredaran mereka, nggak heran rasanya kalau banyak orang
yang senang menggunakan program bajakan, walaupun sebenarnya ada resikonya juga. Di
lain sisi, ternyata ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan ketika kamu menggunakan
software asli.

• Tidak khawatir terkena virus


Menggunakan aplikasi original berarti anda akan mendapatkan file instalasi official dari
pembuatnya langsung. File instalasi official akan lebih kecil kemungkinan disisipi oleh program
jahat maupun virus. Jadi anda tidak perlu khawatir saat menginstallnya. Anda juga dengan
mudah melakukan download file tersebut di webnya langsung tanpa melewati link-link iklan
berbahaya yang bisa saja mendatangkan virus.

• Instalasi Tanpa Ribet


Tentu saja anda tidak perlu repot dalam hal instalasi. Cukup ikuti saja semua yang tertulis di
buku pedoman maupun tutorial yang disertakan. Tidak perlu mengubah file – file sistem dan
mematikan internet saat instalasi program. Anda juga tidak perlu khawatir akan muncul
peringatan yang biasanya muncul saat kita memakai software bajakan.

• Jika terjadi error bisa menghubungi Customer Service


Keunggulan utama dari menggunakan software original. Jika terjadi error pada aplikasi saat
anda gunakan, anda bisa lapor ke developernya langsung dan akan dibantu untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Anda akan mendapatkan pelayanan khusus dibandingkan
user yang menggunakan aplikasi secara gratis.

• Selalu Bisa di Update


Celah keamanan selalu ada di setiap aplikasi komputer, karena itu para developer aplikasi
melakukan update aplikasinya secara berkala. Selain karena masalah kemanan, update juga
menambah kestabilan aplikasi di sistem yang lama maupun sistem baru. Kalau anda
menggunakan software original anda bisa langsung update dengan menu update yang
biasanya terdapat di dalam aplikasi. Tidak perlu ribet mencari link download di internet yang
belum tentu aman dari virus.
Cara Mendaftarkan HAKI

• Hak Cipta
1. Masuk ke situs e-hakcipta.dgip.go.id
2. Lakukan registrasi untuk mendapatkan username dan password
3. Login menggunakan username yang telah diberikan
4. Mengunggah dokumen persyaratan
5. Melakukan pembayaran setelah mendapatkan kode pembayaran pendaftaran
6. Menunggu proses pengecekan
7. Approve atau pendaftaran pencatatan ciptaan telah disetujui
8. Sertifikat dapat diunduh dan dicetak sendiri oleh pemohon

• Hak Paten
Cara mendaftarkan hak paten dapat dilakukan dengan mengajukan langsung permohonan
DJKI dengan proses lengkap sebagai berikut
1. Ajukan permohonan pendaftaran dengan:
Mengisi formulir permohonan dan membuatnya dalam rangkap empat.
Memberikan spesifikasi paten yang terdiri dari judul invensi, latar belakang invensi,
uraian singkat invensi, uraian lengkap invensi, gambar teknik, uraian singkat gambar,
abstrak, dan klaim yang menjelaskan fitur apa yang dinyatakan baaru dan layak
mendapat hak paten.
Melengkapi persyaratan formalitas berupa surat pengalihan hak (bila inventor dan
pemohon bukan orang yang sama; surat kuasa jika permohonan diajukan melalui kuasa;
fotokopi ktp/identias pemohon jika pemohon perorangan; fotokopi akta pendiiran badan
hukum yang dilegalisir bila pemohon adalah badan hukum; fotokopi NPWP badan hukum
bila pemohon adalah badan hukum;fotokopi ktp/identitas orang yang bertindak atas
nama pemohon badan hukum untuk menandatangani surat pernyataan dan surat kuasa.
Membayar biaya permohonan paten.
Setelah syarat dilengkapi kamu akan mendapatkan tanggal penerimaan.
2. Pemeriksaan administratif akan dilakukan.
3. Bila lengkap, masa pengumuman akan berlangsung selama 6 bulan dimulai setelah 18
bulan dari tanggal penerimaan. Tahap ini memberi kesempatan masyarakat mengetahui
produk yang dimohon patenkan
4. Setelah masa pengumuman berakhir atau paling lama 36 bulan dari tanggal penerimaan,
pemohon dapat mengajukan Permohonan Pemeriksaan Subtantif dengan menyerahkan
formulir yang telah dilengkapi dan membayar biaya ke DJHKI.
5. Dalam waktu paling lambat 36 bulan sejak permohonan pemeriksaan substantif diajukan,
pemeriksa paten harus memutuskan apakah akan menolak atau memberi paten. Jika ditolak
pemohon paten dapat mengajukan banding namun jika permohonan paten diterima maka
DJHKI akan mengeluarkan sertifikat hak paten.
o Pendaftaran permohonan paten online
Dalam situs resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dijelaskan bahwa pengajuan
permohonan pendaftaran paten baru juga dapat dilakukan secara online yaitu dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Registrasi akun di paten.dgip.go.id
2. Pilih buat permohonan baru
3. Unggah data pendukung yang dibutuhkan, antara lain:
Deskripsi permohonan paten dalam bahasa Indonesia; Klaim; Abstrak; Gambar invensi (PDF)
dan gambar untuk publikasi (JPG); Surat pernyataan kepemilikan invensi oleh investor; Surat
pengalihan hak (bila inventor dan pemohon berbeda atau bila pemohon adalah badan
hukum); Surat kuasa (jika melakukan pengajuan melalui konsultan); Surat keterangan UMK
(jika pemohon adalah usaha mikro); SK akta pendirian (jika pemohon adalah lembaga
pendidikan atau litbang pemerintah)
4. Isi seluruh formulir yang tersedia
5. lakukan pembayaran dengan klik pemesanan kode biling paten
6. Lakukan pembayaran dengan klik pemesanan kode biling subtantif
7. Pastikan semua terisi dengan benar lalu klik selesai
8. Permohonan akan diproses

• Hak Merek
o Mengajukan permohonan kepada Ditjen KI dengan melengkapi persyaratan yang
diminta.
o Setelah permohonan diajukan, Ditjen KI melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan persyaratan merek. Jika ada persyaratan yang belum lengkap, kepada
pemohon diminta untuk segera dilengkapi dalam waktu paling lama dua bulan
terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tersebut.
o Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan kelengkapan
persyaratan dilakukan pemeriksaan substantif dalam waktu paling lama sembilan
bulan.
o Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan Surat
pemberitahuan pemeriksaan substantif, pemohon/kuasanya dapat menyampaikan
tanggapannya dengan menyebutkan alasan. Jika Pemohon/kuasanya tidak
menyampaikan keberatan/tanggapan Ditjen HAKI menetapkan keputusan tentang
penolakan permohonan tersebut.
o Jika Pemohon/kuasanya menyampaikan keberatan/tanggapan dan pemeriksa
melaporkan bahwa tanggapan tersebut dapat diterima, permohonan itu diumumkan
dalam berita resmi merek dalam waktu paling lama 10 hari sejak permohonan
disetujui. Jika pemeriksa melaporkan sebaliknya, maka permohonan dinyatakan
ditolak.
o Terhadap permohonan yang diterima, Ditjen KI menerbitkan Sertifikat Merek kepada
pemohon/kuasanya dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal
berakhirnya jangka waktu pengumuman.
o Dapat diajukan pemohonan banding kepada Komisi Banding apabila permintaan
pendaftaran merek ditolak oleh Ditjen KI berdasarkan alasan yang bersifat substantif.

Anda mungkin juga menyukai