Anda di halaman 1dari 3

Cara Mendapatkan Hak Paten

Paten adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi karya intelektual


yang bersifat teknologi, atau dikenal juga dengan
istilah invensi, dan mengandung pemecahan/solusi teknis terhadap masalah
yang terdapat pada teknologi yang telah ada sebelumnya. Invensi paten dapat
berupa produk ataupun proses.

Untuk mendapatkan paten, suatu invensi harus memenuhi persyaratan substantif,


yaitu: baru (tidak boleh dipublikasikan dalam media manapun sebelum permohonan
patennya diajukan dan memperoleh Tanggal Penerimaan); mengandung hal inventif;
dan dapat diterapkan secara industri

Alur Pengajuan Untuk Memperoleh Hak Paten

1. Mendaftarkan permohonan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, dengan


melengkapi persyaratan sebagai berikut:

 Spesifikasi paten, yang meliputi: Judul Invensi, latar belakang invensi, uraian invensi,
gambar dan uraiannya, serta penjelasan tentang batasan fitur-fitur apa saja yang
dinyatakan baru dan inventif oleh inventor, sehingga layak mendapatkan hak paten.
 Formulir permohonan rangkap empat,
 Biaya Permohonan Paten sebesar Rp. 750.000,00.

Apabila ketiga persyaratan minimum dipenuhi, maka akan pemohon akan


mendapatkan Tanggal Penerimaan.

1. Melengkapi persyaratan formil dengan jangka waktu tiga bulan setelah Tanggal
Penerimaan, yang meliputi:

 Surat Pernyataan Hak atau Surat Pengalihan Hak


 Surat Kuasa, jika permohonan diajukan melalui Kuasa;
 Fotokopi KTP/Identitas Pemohon, jika pemohon perorangan;
 Fotokopi Akta Pendirian Badan Hukum, jika pemohon adalah Badan Hukum;
 Fotokopi NPWP

1. Pemeriksaan oleh Ditjen KI.


2. Setelah seluruh persyaratan dinyatakan lengkap, maka tahap berikutnya adalah
Pengumuman di Berita Resmi Paten dan media resmi pengumuman paten lainnya.
Dalam masa pengumuman yang berlangsung selama enam bulan tersebut, masyarakat
bisa mengajukan keberatan secara tertulis kepada DJKI jika mengetahui bahwa invensi
tersebut tidak memenuhi syarat untuk dipatenkan.
3. Setelah masa pengumuman berakhir, pemohon dapat mengajukan Permohonan
Pemeriksaan Substantif dengan menyerahkan formulir yang telah dilengkapi dan
membayar biaya sebesar 2 juta rupiah ke DJKI. Jika pemohon tidak mengajukan
Permohonan Pemeriksaan Substantif dalam 36 bulan dari Tanggal Penerimaan, maka
permohonannya dianggap ditarik kembali dan invensinya menjadi milik publik.
Dalam Pemeriksaan Substantif ini, Pemeriksa Paten akan menentukan apakah invensi
yang dimohonkan paten tersebut memenuhi syarat substantif sehingga layak diberi
paten.
4. Dalam waktu paling lambat 36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan Substantif
diajukan, Pemeriksa Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak ataupun
memberi paten. Terhadap Invensi yang diberi paten, diberikan Sertifikat Hak Paten.
Pemohon yang permohonan patennya ditolak dapat mengajukan banding ke Komisi
Banding Paten, yang dapat berlanjut ke Pengadilan Niaga hingga kasasi ke Mahkamah
Agung. Jika pemohon menerima penolakan, ataupun upaya hukum yang diajukannya
berujung pada penolakan, maka invensi tersebut menjadi milik publik. 

Banyak manfaat yang akan didapatkan saat menjadi inventor salah satunya Anda akan
menjadi pemegang lisensi tunggal. Jika bisnis Anda berencana melakukan aplikasi pengajuan
kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual atau DJKI, maka harus dilakukan dengan
beberapa tahapan seperti di bawah ini:

 Pertama, mengisi formulir situs resmi DJKI sesuai data yang sesuai. Formulir ini
terdiri dari 2 rangkap berbahasa Indonesia dengan format khusus dari DJKI. Formulir
permohonan Hak Merek memuat sejumlah data, yakni:
o tanggal, bulan dan tahun permohonan;
o nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
o nama lengkap dan alamat kuasa, apabila permohonan diajukan melalui kuasa;

o warna-warna apabila Merek yang dimohonkan memakai sejumlah unsur
warna;
o nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran Merek pertama kali (jika
diajukan dengan hak prioritas).
 Kedua, Jika Anda mendaftarkan hak paten Anda secara offline, Anda harus
mennyiapkan beberapa dokumen seperti: 
o Fotokopi KTP (Bagi pemohon asal luar negeri harus memilih kedudukan di
Indonesia, bisa alamat kuasa hukum);
o Fotokopi akte pendirian badan hukum yang disahkan notaris (jika permohonan
atas nama badan hukum);
o Fotokopi peraturan pemilikan bersama, jika permohonan diajukan atas nama
lebih dari 1 orang (Merek kolektif);
o Surat kuasa khusus jika permohonan pendaftaran dikuasakan;
o Tanda pembayaran biaya permohonan;
o Sepuluh helai etiket Merek (ukuran maksimal 9×9 cm, minimal 2×2 cm);
-Surat pernyataan bahwa Merek yang dimintakan pendaftaran adalah milik
pemohon. Untuk alur dalam prosesnya Anda bisa lihat melalui tautan ini.
 Ketiga, pihak DJKI akan melakukan pemeriksaan terhadap formulir dan data-data
yang diserahkan. Jika sudah lengkap, pihak DJKI akan memproses pengajuan dan jika
belum, DJKI akan meminta maaf untuk melengkapi kembali.
 Keempat, tahap publikasi atau pengumuman setelah pemohon mengirimkan
pengajuan paten kepada pihak DJKI. Jangan bosan menunggu tahapan ini memang
membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 18 bulan setelah pemeriksaan formulir.
Dalam kurun waktu tersebut, semua pihak berhak mengajukan banding terhadap
invasi tersebut beserta alasan yang kuat dan pertimbangan pertimbangan pengajuan
paten.
 Kelima, pemeriksaan substantif dilakukan setelah ujian dinyatakan lulus dan tahapan
tahapan tersedia. Tahap ini dilakukan dengan mengisi formulir khusus dan bukti
pembayaran pemeriksaan.
 Terakhir, pemohon akan menunggu hingga sertifikat paten ada di tangan setelah
melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan clear. Sertifikat ini berarti penemu
memiliki hak penuh terhadap invasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai