MELLI FITRIANI
ABSTRAK
The background of this study is the habit of people who like to consume carbonated beverages in excess
without paying attention to the negative impact on health. One of the elements contained in carbonated
beverages is sodium, which when consumed in excess can cause various diseases. The purpose of this
study was to determine the sodium content in carbonated beverages in Makassar. The type of this research
is laboratory observation with quantitative analysis technique. Samples examined in the form of ten brands
of carbonated beverages in Makassar are examined by Atomic Absorption Spectrophotometer (SSA)
method. This research was conducted on 25 to 27 June 2016 at Health Laboratory Installation Laboratory
of Center of Health Laboratory of Makassar. The results showed that the ten brands of drinks have sodium
content in accordance with the reference value of BPOM is 480 mg / saji. The average value of sodium
content obtained 24.63 mg / 100 ml or 79.77 mg / saji with the highest content of 42.21 mg / 100 ml or
139.29 mg / s serving on samples of T brands and the lowest content of 12.97 mg / 100 ml or 32,43 mg /
saji on sample of GS brand. Sodium in carbonated beverages derives from several ingredients into the
composition of the manufacture of this beverage, such as NaCl contained in water, sodium benzoate,
trisodium citrate, and others.
Iklan Pangan Olahan, produk pangan (termasuk 4) Dipanaskan di ruangan asam dengan
minuman berkarbonasi) harus memenuhi suhu ± 100ºC sampai uap putih cairan
persyaratan, yaitu salah satunya mengandung jernih dan volume ± 15-20 ml.
natrium yang tidak lebih dari 480 mg per saji 5) Jika sampel belum jernih, bagian 3 dan 4
(http://gapmmi.or.id/files/sosialisasi_peraturan_ka diulangi kembali.
bpom_1maret.pdf). 6) Didinginkan.
Meskipun kandungan sodium dalam 7) Larutan ditambahkan dengan aquadest
minuman berkarbonasi hanya sedikit, namun jika sebanyak 15 ml, kemudian diaduk.
dikonsumsi hingga beberapa kaleng/botol dalam 8) Larutan disaring dengan kertas saring
sehari dan ditambah dengan berbagai jenis wattman No. 41.
makanan dan minuman yang juga mengandung 9) Filtrat ditampung dalam labu ukur 100 ml.
banyak sodium, maka zat ini akan menumpuk di 10) Ditambahkan dengan aquadest hingga
dalam darah dan dapat menyebabkan hipertensi mencapai garis batas pada leher labu.
dan berbagai komplikasi lainnya. 11) Dihomogenkan.
12) Sampel siap dianalisis di AAS (Atomic
METODE DAN BAHAN Absorption Spectrophotometer) Shimadzu
GFA-7000.
Jenis penelitian yang digunakan adalah c. Pembuatan Larutan Induk Natrium
observasi laboratorik dengan menggunakan 1) Ditimbang 0,13 gram NaCl.
teknik analisis kuantitatif, yaitu menentukan 2) Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml.
kandungan sodium pada minuman berkarbonasi 3) Ditambahkan dengan HNO3 2% hingga
yang diambil dengan tehnik purposive sampling mencapai garis batas pada leher labu
sebanyak sepuluh sampel. Penelitian ini (1000 ppm).
dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium 4) Dihomogenkan.
Kesehatan (BBLK) Makassar pada tanggal 25-27 d. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Juni 2016. 1) Disiapkan larutan induk Na 1000 ppm.
Bahan Penelitian 2) Disiapkan larutan standar Na 100 ppm.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu a) Dipipet 5 ml larutan induk Na 1000
larutan HNO3 pekat, HNO3 2%, larutan H2SO4 ppm ke labu ukur 50 ml.
pekat, larutan induk Na 1000 ppm, larutan standar b) Ditambahkan dengan HNO3 2%
Na 1000 ppm, 100 ppm, 10 ppm dan aquadest. hingga mencapai garis batas pada
Instrumen Penelitian leher labu, kemudian dihomogenkan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, (100 ppm).
yaitu pipet ukur 2 ml, 5 ml, 10 ml; pipet volume 5 3) Disiapkan larutan standar Na 10 ppm.
ml, 100 ml; labu ukur 10 ml, 50 ml, 100 ml; ball a) Dipipet 5 ml larutan standar Na 100
pipet, gelas piala 50 ml, erlenmeyer 250 ml, hot ppm ke labu ukur 50 ml.
plate, lemari asam, batang pengaduk, kertas b) Ditambahkan dengan HNO3 2%
saring wattman No. 41, corong kaca, standar hingga mencapai garis batas pada
corong, penjepit erlenmeyer, cuvet, rak cuvet dan leher labu, kemudian dihomogenkan
AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) (10 ppm).
Shimadzu GFA-7000. 4) Dibuat deret standar 0,1 ppm, 0,2 ppm,
Prosedur Kerja Penelitian
0,3 ppm, 0,4 ppm dan 0,5 ppm.
Prosedur kerja dalam penelitian ini sesuai a) Dipipet masing-masing 1 ml, 2 ml, 3
dengan prosedur analisis kadar sodium pada ml, 4 ml dan 5 ml ke labu ukur 100 ml.
minuman yang dilaksanakan di Balai Besar b) Ditambahkan dengan HNO3 2%
Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar. hingga mencapai garis batas pada
Prosedur kerja dalam penelitian ini, yaitu: leher labu, kemudian dihomogenkan.
a. Pembuatan HNO3 2%
1) Dipipet 2 ml HNO3 (p) ke dalam labu ukur HASIL DAN PEMBAHASAN
100 ml.
2) Ditambahkan dengan aquadest hingga Berdasarkan hasul analisis kandungan
mencapai garis batas pada leher labu. sodium pada minuman berkarbonasi dapat dilihat
3) Dihomogenkan. pada tabel berikut ini:
b. Preparasi Sampel (Metode SSA)
1) Diukur volume sampel sebanyak 100 ml. Tabel 1.1. Hasil Analisis Kandungan Sodium pada
2) Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Minuman Berkarbonasi Yang Ada Di Kota Makassar
3) Ditambahkan dengan HNO3 (p) sebanyak No. Kode Sampel Merk Hasil
mg/100 mg/saji
5 ml dan H2SO4 (p) sebanyak 2,5 ml.
ml
29
Widyastuti & Apriningsih. Jakarta: Penerbit Olivia, Femi, dkk. 2004. Seluk Beluk Food
Buku Kedokteran EGC. Supplement. Jakarta: Penerbit PT
Horne, Mima M., & Pamela L. Swearingen. 2001. Gramedia Pustaka Utama.
Keseimbangan Cairan, Elektrolit & Asam Proverawati, Atikah, & Erna Kusuma Wati. 2011.
Basa, Edisi 2. Diterjemahkan oleh Indah Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kumala Dewi & Monika Ester. Jakarta: Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rab, Thabrani. 1992. Darah Tinggi Bukan
Julianti, Elisa Diana, dkk. 2005 . Bebas Hipertensi Masalah. Jakarta: Penerbit ARCAN.
dengan Terapi Jus. Jakarta: Pustaka Rohman, Abdul, & Sumantri. 2007. Analisis
Pembangunan Swadaya Nusantara. Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada
Kasrtasapoetra, G., & Marsetyo. 2008. Ilmu Gizi University Press.
(Korelasi Gizi & Produksi Kerja). Jakarta: Sari, Reni Wulan, dkk. 2008. Dangerous Junk
Penerbit Rineka Cipta. Food. Jakarta: Penerbit O2.
Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Suharyanto, Toto, & Abdul Majid. 2009. Asuhan
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Keperawatan pada Klien dengan
RajaGrafindo Persada. Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:
Koolman, Jan, & Klaus-Heinrich Rohm. 2001. CV. Trans Info Media.
Atlas Berwarna & Teks Biokimia. Sutomo, Budi. 2009. Menu Sehat Penakluk
Diterjemahkan oleh Septelia Inawati Hipertensi. Jakarta: DeMedia Pustaka.
Wanandi. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk
M.A., Rully, & Roesli. 2011. Diagnosis & Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Pengelolaan Gangguan Ginjal Akut, Edisi Kedokteran EGC.
Kedua. Jakarta: Puspa Swara. Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta:
Muthmainnah. 2012. Faktor-faktor yang Penerbit Graha Ilmu.
Mempengaruhi Konsumsi Minuman Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi & Kesehatan, Edisi
Ringan Berkarbonasi pada Mahasiswa Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Program Studi Administrasi Bisnis PNJ Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
2009. Skripsi. Depok: Program Studi Ilmu Bebas. 2012. Minuman Berkarbonasi,
Keperawatan Universitas Indonesia. (Online),
Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_
Bandung: Penerbit Alfabeta. berkarbonasi, (diakses 2 Juni 2016).
Murray, Robert K., dkk. 1999. Biokimia Harper, Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Kedokteran EGC. Utama.