ABSTRACT
Benzoate is a preservative of food allowed by the Government of Indonesia, but should not
exceed the concentration limits its in use. The aims of this research is to analyze and to determine the
benzoate compounds content in chili sauce from fried chicken fast food restaurants in Manado. The
identification of benzoate compounds was done using FeCl3 which was characterized with the form of
red brown sediment. Analysis of benzoate content using UV-Vis spectrophotometry method with
wavelength of 274 nm. The results showed that four samples of chili sauce A, B, C and D were using
preservative sodium benzoate in amount of 0,411, 0,454, 0,336 and 0,344 g/kg respectively. The
amount of benzoate preservative in samples of chili sauce does not exceed the threshold set out by The
Head of National Drug and Food Control Agency of the Republic of Indonesia in 2013 No.36 which is
1 g/kg.
ABSTRAK
Benzoat adalah pengawet makanan yang diizinkan oleh Pemerintah Indonesia, namun tidak
boleh melebihi konsentrasi batas penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keberadaan senyawa benzoat dan menentukan kadar senyawa benzoat dalam saus sambal di rumah
makan ayam goreng cepat saji di Manado. Identifikasi senyawa benzoat dilakukan dengan
menggunakan FeCl3 yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan dan
penentuan kadar senyawa benzoat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 274 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat sampel saus sambal A, B, C dan D
menggunakan pengawet benzoat secara berurutan sebesar 0,411, 0,454, 0,336, dan 0,344 g/kg.
Penggunaan pengawet benzoat pada sampel saus sambal tidak melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2013 yaitu 1 g/kg.
48
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
49
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
50
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
Tabel 1. Hasil analisis kualitatif terhadap adanya senyawa benzoat dalam beberapa sampel
saus sambal.
No. Bahan Pangan Benzoat
1 Saus Sambal A +
2 Saus Sambal B +
3 Saus Sambal C +
4 Saus Sambal D +
Keterangan + : Endapan berwarna merah kecoklatan menandakan keberadaan benzoat dalam
sampel.
51
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
Dilihat dari tabel di atas, semua larut dalam air seperti lemak akan dapat
sampel menunjukkan positif mengandung mengendap dalam bentuk garam asam
senyawa benzoat. Hasil analisis kualitatif, lemak. Penyaringan dilakukan agar
ditandai dengan terbentuknya endapan partikel-partikel yang tidak larut dalam air
berwarna salmon atau terdapat cincin dapat dipisahkan dari larutan. Benzoat
berwarna merah kecokelatan (Rorong, akan berada dalam larutan air pada filtrat
2013). dalam bentuk garam (Cahyadi, 2006).
Pada sampel saus sambal sebanyak Larutan ekstrak kloroform yang
20 g ditambahkan larutan NaCl jenuh yang ditambahkan dengan reagen FeCl3 5 %
bertujuan untuk memecahkan emulsi saus menghasilkan endapan salmon atau cincin
sambal, karena dengan adanya merah kecoklatan, hal ini dapat terjadi
penambahan elektrolit maka dapat terjadi karena adanya reaksi ikatan antara 3 buah
pemecahan emulsi (Sumarauw et al., ion benzoat dari asam benzoat dengan ion
2013). Pengadukan dilakukan pada ferri (Fe3+) dari ferriklorida yang
perlakuan selanjutnya berfungsi untuk membentuk senyawa khelat ferribenzoat
membuat larutan menjadi homogen. dengan molekul asam klorida, menurut
Setelah larutan dibiarkan semalam, reaksi :
partikel-partikel terdispersi yang tidak
C6H5COOH + FeCl3 Fe(C6H5COO)3 + 3HCl
(Endapan merah kecoklatan)
Kurva Standar dan Linieritas dari larutan standar natrium benzoat 100
Dalam penelitian ini kurva standar mg/L sehingga diperoleh hasil absorbansi
diperoleh dengan cara membuat seri versus konsentrasi pada panjang
konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 mg/L gelombang 274 nm.
0,5
0,4
Absorbansi
0,3 Absorbansi
0,2
y = 0.0095x - 0.0398
r = 0.9996 Linear (Absorbansi)
0,1
0
0 20 40 60
Konsentrasi mg/L
52
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 Tabel 2. Data hasil uji presisi (ketelitian)
menyatakan hubungan yang linier antara pada larutan standar
konsentrasi dengan serapan yang
dihasilkan, dengan kata lain peningkatan Data / Absorbansi Konsentrasi
nilai absorbansi analit berbanding lurus Pengulangan (mg/L)
dengan peningkatan konsentrasinya yang 1 0,346 40,610
sesuai dengan kriteria penerimaan 2 0,341 40,084
koefisien korelasi (r) yang baik menurut 3 0,342 40,189
Shargel (1985) adalah r 0,9970. 4 0,347 40,716
5 0,345 40,505
Validasi Metode Analisis Rata-rata 0,3422 40,421
Presisi SD 0,0026
Presisi diukur sebagai simpangan
baku atau simpangan baku relatif Akurasi
(koefisien variasi) berdasarkan penelitian
Akurasi dapat ditentukan dengan 2
yang dilakukan terhadap replikasi sampel
cara yaitu, metode simulasi (spiked -
yang diambil dari campuran yang
placebo recovery) atau dengan metode
homogen (Harmita, 2004). Metode dapat
penambahan baku (standart addition
menghasilkan nilai rata-rata yang sangat
method) seperti yang digunakan pada
dekat dengan nilai sebenarnya dengan
penelitian ini. Dalam metode penambahan
simpangan baku (SD) dan koefisien variasi
baku, dilakukan dengan membuat larutan
(KV) sebagai parameter ukur. Adapun
konsentrasi 30 mg/L dengan 5 kali
hasil perhitungan simpangan baku (SD)
pengulangan kemudian dibaca
dari data yang diperoleh dan 5 kali
absorbansinya sebelum dan setelah
replikasi pada konsentrasi 40 mg/L sebesar
penambahan konsentrasi larutan standar
0,0026 dengan nilai koefisien variasi (KV)
natrium benzoat 5 mg/L. Setelah
sebesar 0,0064%. Menurut Harmita
perhitungan, maka nilai rata rata %
(2004), nilai koefisien variasi < 2%
recovery yang diperoleh sebesar 92,21%.
menunjukkan bahwa metode tersebut
Persen perolehan kembali ini dapat
memberikan presisi yang baik, sehingga
diterima karena memenuhi syarat akurasi
ketelitian alat yang diperoleh yaitu
yaitu pada rentang rata - rata persen
99,99%. Data hasil percobaan dapat dilihat
perolehan kembali 80 110 % (Harmita,
pada Tabel 2.
2004).
53
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
Batas Deteksi (LOD) dan Batas dan batas kuantifikasi (LOQ). Batas
Kuantifikasi (LOQ) deteksi yang diperoleh adalah 2,231 mg/L
Uji batas deteksi dan batas sedangkan batas kuantifikasi yang
kuantifikasi dilakukan untuk mengetahui diperoleh 7,737 mg/L.
batas deteksi dan batas kuantifikasi
terendah dari larutan (natrium benzoat) Analisis Kuantitatif
yang masih dapat menghasilkan data Penentuan kadar senyawa benzoat
dengan akurasi dan presisi yang baik. dalam sampel dilakukan dengan
Setelah mendapatkan kurva pengukuran absorbansi larutan sampel.
kalibrasi yang memenuhi persyaratan Konsentrasi (X) senyawa benzoat dalam
analisis, selanjutnya data yang diperoleh sampel diperoleh dengan cara
dari konsentrasi tiap analit yang mensubsitusikan nilai absorbansi larutan
memberikan absorbansi berbeda diolah sampel terhadap (y) pada persamaan
untuk menentukan batas deteksi (LOD) y = 0,0095x 0,0398.
Tabel 4. Hasil pengukuran konsentrasi senyawa benzoat ekstrak sampel saus sambal
Saus Ulangan X X X X X
Sambal (mg/L) (mg/100 (mg/kg) (g/kg)
mL)
A1 41,254
A A2 41,050 41,186 4,118 411,860 0,411
A3 41,254
B1 45,210
B B2 45,472 45,473 4,547 454,730 0,454
B3 45,737
C1 33,284
C C2 33,722 33,649 3,364 336,490 0,336
C3 33,942
D1 34,062
D D2 34,906 34,414 3,441 344,140 0,344
D3 34,274
Keterangan : X = Konsentrasi senyawa benzoat dalam sampel saus sambal
X = Konsentrasi rata-rata senyawa benzoat dalam sampel saus sambal
54
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
55
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 3 AGUSTUS 2016 ISSN 2302 - 2493
56