Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Larutan Penyangga”
Makalah ini berisikan tentang Larutan asam, basa dan larutan penyangga(buffer),
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan
asam, basa dan larutan penyangga(buffer).
           Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

Medan, 09  April 2019

                              


                             
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….1
C. Tujuan…………………………………………………………………………...1
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………………….2
A. Pengertian Larutan asam, basa,serta buffer…………………………………………………..2
B. Komponen Larutan asam, basa, serta buffer………………………………………………….2
C. Perhitungan pH Larutan asam, basa, serta buffer ……………………………………………..4
E.  Peranan Larutan asam,basa, serta buffer……………………………………………………..7
BAB III. PENUTUP………………………………………………………………………..9
A. Kesimpulan………………………………………………………………………9
B. Saran……………………………………………………………………………..9
BAB III DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan basa merupakan suatu kelompok elektrolit yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dimana banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari tersebut termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, dan sayur-
sayuran.
Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan
menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat
asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.
Salah satu aplikasi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam proses
pencucian benda-benda pusaka, yang dimana benda tersebut dicuci dengan menggunakan
senyawa yang bersifat asam untuk menghilangkan korosi pada benda-benda pusaka tersebut.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam
lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk
larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan
mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah
akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran
dari pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan
membentuk larutan penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau
ralatif tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya
pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga
terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam
konjungsinya.
           
1.2 Rumusan Masalah

A. Apa pengertian larutan asam, basa dan larutan penyangga?


B. Bagaimana perhitungan pH larutan asam, basa dan larutan penyangga?
C. Apa saja peranan larutan penyangga?

1.3 Tujuan

A. Mengetahui pengertian larutan penyangga


B. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
C. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
D. Mengetahui peranan larutan penyangga

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian larutan penyangga        

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan


untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi
kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah
sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam
lemah dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang
tersusun dari basa lemah dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa
atau dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan
asam atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH
larutan yang dratis.

2.2       Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

 Larutan penyangga yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asa mnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan
lain-lain.

         Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan
larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam
kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

2.3       Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H + maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara
kerja larutan penyangga:

A.             Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO-  yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

         Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO-membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
         Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

B.       Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

         Pada penambahan asam


Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk
ion NH4+.
NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

         Pada penambahan basa


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi
dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)
2.4       Perhitungan pH Larutan Penyangga

  Larutan penyangga asam

larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya (garamnya).
Contoh :
        CH3COOH dan CH3COONa
        HCN dan KCN
        H2CO3 dan HCO3-

Perumusan :
(H+) = Ka . (A) 
                                (B)

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

pH = - log (H+)
      = pKa + log (G)
         (A)
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a     = jumlah mol asam lemah
g     = jumlah mol basa konjugasi

                        contoh soal :
Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa , shg konsentrasi
CH3COOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH3COOH 1,8 X
10-5. Tentukan pH  campuran ?
Jawab :
Diketahui          : Ka                  = 1,8 x 10-5
                                  
Asam lemah    = 0,1
                          Garam            = 0,05
Ditanyakan       : pH campuran ?
Penyelesaian     :

 ( H+)   = Ka x (Asam lemah)


                                                              (Garam)
                                     = 1,8 x 10-5 x  0,1    
                                                             0,05
                                                 =  3,6 x 10-5

 pH    =  - log ( H+)


          =  - log 3,6 x10-5
          =   5 - log  3,6                                

  Larutan penyangga basa

Larutan penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya (garamnya).
Contoh :
        NH4OH dan NH4Cl
        NH4OH dan NH4NO3
        NH3 DAN NH4+

Perumusan:

 (OH-) = Kb . (B) 
                        (G)

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H + dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

  pOH = - log (OH-)


                 = pKb + log (B)
                               (G)
keterangan:
Kb  = tetapan ionisasi basa lemah
B    = jumlah mol basa lemah
g     = jumlah mol asam konjugasi

Contoh soal:

50 ml NH4OH  0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4


= 0,2 Molar. Jika Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?          
Jawab:
Diketahui          :  mmol NH4OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol
   mmol (NH4)2SO4 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol
Ditanyakan       : pH campuran?
Penyelesaian:

 ( OH-)   = Kb x  (mmol basa lemah)


                           2(mmol garam )
              = 10-5 x 5___     
                           2 x 20
  =10-5 x 0,125
  = 1,25 x 10-6

 pOH     = - log ( OH)


              =  - log 1,25 x 10-6
 
 = 6 – log 1,25
 pH        = 14 – ( 6 – log 1,25 )
              =  8+ log 1,25

2.5     Peranan Larutan Penyangga

Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam


bidang kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia
tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang
dari 7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit
seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah
raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45
disebut alkalosis(peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis
(ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler),
merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah
pasangan asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–).
Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
HPO42–(aq) + H+(aq)           H2PO4–(aq)
H2PO4–(aq) + OH–(aq)            HPO42–(aq) + H2O(l)

Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam
karbonat-bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai
berikut:
HCO3–(aq) + H+(aq)                H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + OH–(aq)             HCO3–(aq) + H2O(l)

Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:


•Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion oksihaemoglobin
(HbO2–).

Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:


• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat(HCO–3).
• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya haemoglobin (Hb).

Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat
mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang
drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri,
terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.
Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya.Larutan penyangga
dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung komponen-
komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah
asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah
basa lemah berlebih.
Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam kedua larutan
penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan pengenceran) maka konsentrasi asam
lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan
faktor yang sama. Akan tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan
sehingga pH larutan penyangga tidak mengalami perubahan.
3.2  Saran
               
Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga


Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.
Harnanto, Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional
Utami, Sri.2011.Larutan Buffer.

Anda mungkin juga menyukai