Anda di halaman 1dari 9

MINI RISET

PENYIMPANGAN PANCASILA PADA SILA KE -5


KELOMPOK 8
FISIKA-2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru masalah yang
paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari
penegakkan keadilan yang tidak sempurna padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa
fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya malah
menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak
terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah
kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.

Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-jam
tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan
memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh
yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya.Itulah sedikit potret
mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.

Pada mini riset kali ini kami meneliti tentang penyimpanagn implementasi sila kelima
yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia terkait dengan masalah ekonomi di-
Indonesia dengan melakukan observasi terhadap fakir miskin dan anak yatim piatu yang
merupakan tanggung jawab pihak pemerintah indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menyebabkan seseorang mengemis ?


2. Apakah pihak pemerintah sudah memberikan regulasi yang adil dan merata terkait
masalah fakir miskin dan anak yatim piatu di Indonesia ?
3. Apakah implementasi sila kelima yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat
sudah terlaksanakan dengan benar ?
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. DEFINISI TENTANG FAKIR MISKIN

Definisi fakir miskin menurut UU nomor 13 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 bahwa
fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencarian atau
mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya atau keluarganya.

Sedangkan menurut Al-Hafidz ibnu Hajar orang fakir adalah orang yang lebih
kesusahan dari orang miskin. Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencaruan
namun tidak mencukupi kebutuhan kehidupannya maupun keluarganya

Ada juga yang mengatakan bahwa orang fakir adalah mereka yang meminta-minta
sedangkan orang miskin adalah yang tidak meminta-minta.Pendapat ini disampaikan oleh
Ibnu Bathal.Terlepas dari siapa yang lebih buruk keadaannya atau perbedaan mereka, yang
jelas mereka berdua adalah sama-sama penerima harta zakat yang paling utama.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi atau kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan fakir miskin adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan
dan berhak menerima bantuan dari pihak pemerintah maupun pihak orang-orang yang
mampu yang diwajibkan secara agama

B. DEFINISI SILA KELIMA

Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, manusia Indonesia
menyadari hakdan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakatIndonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang
mencerminkan sikap dansuasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan
sikap adil terhadap sesama,menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang Indonesia
mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan
kebudayaan.Sesuai dengan UUD 1945, maka keadilan sosial mencakup pula pengertian adil
dan makmur. Keadilan sosial yang dimaksud tidak sama dengan pengertian sosialistis atau
komunalistis, karena yang dimaksud dengan keadilan sosial dalam Sila ke- 5 bertolak dari
pengertian bahwa antara pribadi dan masyarakat satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat tempat hidup dan berkembang pribadi, sedangkan pribadi adalah komponennya
masyarakat.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di lampu merah Jl.Aksara, Batan Tim, Medan Tembung,
Kota Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 13 Desember 2018. Observasi memakan waktu 3
hari, hari pertama kami gunakan untuk melakukan untuk survei lokasi penelitian, hari kedua
kami gunakan untuk melakukan persuasi terhadap narsumber yang akan kami wawancarai,
hari ketiga kami gunakan untuk mewawancarai narasumber kami. Lalu hari selanjutnya kami
gunakan untuk menyusun laporan kami

B. POPULASI DAN SAMPEL

Dalam penelitian ini, kami mengambil data dari pengemis yang ada di lampu merah,
di Jl.Aksara. Dari beliaulah kami mendapatkan banyak penjelasan atau informasi mengenai
kehidupan para pengemis atau fakir miskin. Kami menggunakan metode wawancara dan
angket agar lancarnya observasi yang dilaksanakan

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR

Definisi fakir miskin menurut UU nomor 13 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 bahwa
fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencarian atau
mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya atau keluarganya.

Sedangkan menurut Al-Hafidz ibnu Hajar orang fakir adalah orang yang lebih
kesusahan dari orang miskin. Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencaruan
namun tidak mencukupi kebutuhan kehidupannya maupun keluarganya

Ada juga yang mengatakan bahwa orang fakir adalah mereka yang meminta-minta
sedangkan orang miskin adalah yang tidak meminta-minta.Pendapat ini disampaikan oleh
Ibnu Bathal.Terlepas dari siapa yang lebih buruk keadaannya atau perbedaan mereka, yang
jelas mereka berdua adalah sama-sama penerima harta zakat yang paling utama.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi atau kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan fakir miskin adalah mereka yang hidupnya tidak berkecukupan
dan berhak menerima bantuan dari pihak pemerintah maupun pihak orang-orang yang
mampu yang diwajibkan secara agama
D. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode lapangan melalui wawancara dan pengamatan


dan melihat keadaan hidup dan bekerja pengemis atau fakir miskin itu sendiri, serta kami
juga melakukan dialog langsung dengan fakir miskin atau pengemis itu sendiri. Adapu
instrumen yang digunakan adalah :

1) Angket
2) Pertanyaan wawancara
3) Lembar-lembar observasi

E. ANALISIS DATA

Pengumpulan data yang kami tuliskan dalam laporan serta video yang kami lampirkan
sebagai bukti bersumber dari pengemis yang kami wawancarai sendiri. Dimana memperoleh
data tentang apa saja yang dilakukan pengemis tersebut, apa saja tanggungan kebutuhannya,
serta apakah pemerintah sudah memberikan regulasi atau bantuan yang tepat terhadap kasus
fakir miskin seperti ini.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui implementasi sila kelima yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia, disini kami meneliti tentang penyimpangan
implementasi sila kelima tersebut, kami secara langsung turun kelapangan untuk observasi
terhadap narasumber yang aktual, yang memang mengalami penyimpangan dari sila kelima
tersebut.

Disini kami mengambil narasumber bernama ibu rianti, yang merupakan pengemis di
lampu merah di jalan aksara. Ibu Rianti menderita penyakit kusta jadi tidak bisa menjalankan
pekerjaan sesuai kebanyakan orang normal lakukan. Ibu Rianti tidak memiliki suami lagi,
tapi dia masih memiliki tanggungan anak, hal tersebut lah yang membuat dia banting tulang
untuk menghidupi kehidupan anaknya. Jadi dari data tersebut kami bisa menyimpulkan
bahwa ibu Rianti adalah fakir miskin yang merupakan tanggung jawab negara.

Perencanaan

Langkah-langkah pada tingkat perencanaan mini riset pancasila tentang


penyimpangan implementasi sila kelima ini adalah adalah sebagai berikut :

1) Membuat rencana pelaksanaan penelitian dengan menggunakan wawancara


2) Membuat angket yang berhubungan dengan indikator kami mengenai penyimpangan
implementasi sila kelima
3) Memberi angket kepada narasumber kami dan juga angket yang kami isi sesuai
dengan fakta lapangan
4) Mewawancarai narasumber pengemis kami tentang bagaimana kehidupan sehari-
harinya yang berkaitan dengan penyimpangan implementasi sila kelima

B. DESKRIPSI DATA

Isi Pertanyaan Wawancara dan Angket

1) Menanyakan identitas narasumber kami pengemis di lampu merah yang kami duga
merupakan subjek yang mengalami penyimpangan implementasi sila kelima tersebut,
yaitu ibu Rianti
2) Apa yang menyebabkan ibu Rianti mengemis ?
3) Apakah ibu Rianti masih memiliki anggota keluarga yang utuh ? seperti suami atau
orang tua
4) Apakah ibu Rianti memiliki tanggungan hidup ?
5) Apakah sudah ada regulasi atau bantuan yang diberikan pemerintah untuk mengatasi
masalah seperti ibu Rianti ini ?
6) Apakah ibu Rianti sudah merasa adil atau puas terhadap bantuan atau regulasi yang
diberikan pemerintah untuk masalah seperti ibu Rianti ini ?
Hasil Wawancara

1) Narasumber kami bernama ibu Rianti, dia mengidap penyakit kusta. Dikarenakan
penyakitnya jadi dia mengemis sebagai pekerjaan sehari-hari
2) Ibu Rianti mengemis untuk menghidupi kehidupan sehari-harinya dan juga kehidupan
anak-anaknya
3) Ibu Rianti tidak memiliki orang tua lagi, suaminya juga telah meninggal, yang tersisa
hanyalah anak-anaknya
4) Ibu Rianti harus menghidupi anak-anaknya dan juga dirinya, oleh karena itu dia
mengemis, karena dari mengemis dia bisa menghidupi anak-anaknya dan juga dirinya
5) Ibu Rianti sudah pernah menerima regulasi atau bantuan dari pemerintah, namun
bantuan yang diterimanya tidak cukup untuk menghidupi anak-anaknya dan juga
dirinya, oleh karena itu dia mengemis

Hasil Angket

Hasil angket juga menyangkut tentang implementasi sila kelima dalam kehidupan
masyarakat indonesia, dengan subjek narasumber kami yaitu seorang pengemis kemudian
survei survei lapangan yang telah kami lakukan sendiri. Angket tersebut kami isi sesuai
dengan pernyataan yang diberikan oleh narasumber kami.
ANGKET MINI RISET PENYIMPANGAN IMPLEMENTASI SILA

KELIMA DENGAN NARASUMBER PENGEMIS JALANAN

No Pertanyaan Benar Salah


1 Permasalahan faktor ekonomi yang 
menyebabkan orang mengemis
2 Permasalahan keterbatasan diri seperti 
penyakit kusta dan lain-lain yang
menyebabkan orang mengemis
3 Para anak yatim piatu yang tidak 
memiliki sumber penghidupan
memilih mengemis daripada sekolah
karena tidak memiliki biaya
4 Pihak pemerintah sudah memberikan 
regulasi ataupun cara penanganan
terkait fakir miskin dan anak yatim
piatu
5 Pihak pemerintah sudah memberikan 
regulasi ataupun penanganan terkait
masalah fakir miskin dan anak yatim
piatu secara adil dan benar
6 Implementasi sila kelima yang 
diterapkan terkait kewajiban
pemerintah terhadap masyarakat sudah
terlaksanakan
7 Implementasi sila kelima yang 
diterapkan terkait kewajiban
pemerintah terhadap masyarakat sudah
terlaksanakan secara menyeluruh dan
benar
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Fakir miskin dan anak yatim piatu merupakan tanggungan negara, hal ini sesuai
dengan sila kelima yang diwujudkan dalam bentuk undang-undag.Mereka ditanggung
pemerintah karena tidak berkehidupan layak secara ekonomis.Hal tersebut juga yang
mendorong mereka untuk mengemis.Sangat disayangkan juga generasi muda kita terlihat
lebih memilih mengemis daripada sekolah dikarenakan masalah ekonomi.

Pemerintah memang sudah memberikan regulasi terkait masalah fakir miskin dan
anak yatim piatu, namun bantuan yang diberikan belumlah cukup dan belum merata, contoh
umumnya lihat saja keadaan yang terjadi di indonesia, kita masih banyak menemukan para
pengemis yang berada di lampu merah. Contoh khsusnya narasumber kami ibu Rianti yang
merupakan pengemis di lampu merah untuk menghidupi anak-anaknya dan kehidupannya.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanaka diatas, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut :

Disarankan kepada pihak pemerintah indonesia agar memberikan bantuan dan


perhatian yang lebih terhadap kasus fakir miskin dan anak yatim piatu di indonesia. Sangat
disayangkan apabila generasi muda kita harus terpaksa memilih mengemis daripada sekolah
karena permasalahan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai