Anda di halaman 1dari 15

JMKSP

JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019

(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)


P-ISSN: 2548-7094 E-ISSN 2614-8021
Volume 4, No 1, Januari-Juni 2019

Analisis Perumusan Strategi Wajib Belajar 12 Tahun Di Kabupaten Majalengka


Diding Nurdin, Irza Adya Sugardha, dan Aceng Muhtaram Mirfani

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Pada Organisasi Melalui Perbaikan Perilaku Pemimpin dan Keadilan Organisasi
Yuyun Elizabeth Patras, Rais Hidayat, dan Bukman Lian

Strategi Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pada SMK Negeri 2 Bukittinggi
Eci Sriwahyuni dan Muhammad Kristiawan

Pengaruh Koordinasi dan Komunikasi Terhadap Efektivitas Organisasi di Provinsi Jambi


Enadarlita dan Nova Asvio

Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam


Husaini dan Happy Fitria

Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Memperbaiki Proses Pembelajaran
Hamirul dan Dina Apriana

Implementasi Manajemen Pergruruan Tinggi (Studi Kasus Pada PTKIS Kopertais Wilayah VII Sumatera Selatan)
Saipul Annur dan Suhono

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai
Yuni Fazira dan Riska Mirani

Manajemen Humas Untuk Meningkatkan Kredibilitas Sekolah


Agung Deddiliawan dan Yasir Arafat

Pengaruh Penerapan Teori Belajar Humanistik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kewirausahaan
Riswan Aradea dan Edi Harapan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi
Pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk Palembang
Sabeli Aliya dan Tobari

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 Di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
Destianty Noormala Sagita, Matin, dan Suryadi

Pengaruh Prakerin Terhadap Minat Berwirausaha Siswa di SMK Muhammadiyah 2 Palembang


Neta Dian Lestari dan Sari Hayati

40
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2019 P-ISSN 2548-7094

E-ISSN 2614-8021

JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Terbit dua kali dalam setahun pada Januari dan Juli. Berisi tulisan Ilmiah Ilmu Manajemen,
Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan yang merupakan ringkasan hasil penelitian.

Pelindung:
Meilia Rosani

Penasihat:
Bukman Lian

Penanggung Jawab:
Houtman

Pimpinan Redaksi:
Muhammad Kristiawan

Ketua Penyunting:
Ramadhanita Mustika Sari

Penyunting Ahli:
Salahuddin Khan (Gomal University, Pakistan)
Inaad Mutlib Sayeer (University of Human Development, Sulaimaniya, Iraq)
Imron Arifin (Universitas Negeri Malang)
Enco Mulyasa (Universitas Islam Nusantara)
Anakagung Gede Agung (Universitas Pendidikan Ganesha)

Penyunting Pelaksana:
Syarwani Ahmad
Edi Harapan
Tobari
Yasir Arafat

Tata Usaha:
Achmad Wahidy
Puspa Indah Utami
Subhan

Penerbit
Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang
Jl. Jend. Ahmad Yani Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
Telp. (0711) 510043 Fax. (0711) 514782
e-mail: jurnalmpupgripalembang@gmail.com
41
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

Daftar Isi

Analisis Perumusan Strategi Wajib Belajar 12 Tahun di Kabupaten Majalengka


Diding Nurdin, Irza Adya Sugardha, Aceng Muhtaram Mirfani............................................. 1-9

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Pada Organisasi Melalui Perbaikan Perilaku Pemimpin


Dan Keadilan Organisasi
Yuyun Elizabeth Patras, Rais Hidayat dan Bukman Lian......................................................... 10 - 20

Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Pada SMK Negeri 2 Bukittinggi
Eci Sriwahyuni dan Muhammad Kristiawan............................................................................... 21 - 33

Pengaruh Koordinasi dan Komunikasi Terhadap Efektivitas Organisasi di Provinsi Jambi


Enadarlita dan Nova Asvio............................................................................................................. 33 - 42

Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam


Husaini dan Happy Fitria................................................................................................................ 43 - 54

Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Memperbaiki Proses Pembelajaran
Hamirul dan Dina Apriana.............................................................................................................. 55 - 66

Implementasi Manajemen Pergruruan Tinggi (Studi Kasus Pada PTKIS Kopertais Wilayah VII
Sumatera Selatan)
Saipul Annur dan Suhono……….................................................................................................... 67 - 75

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Dumai
Yuni Fazira dan Riska Mirani......................................................................................................... 76 - 83
Manajemen Humas Untuk Meningkatkan Kredibilitas Sekolah
Agung Deddiliawan dan Yasir Arafat............................................................................................. 84 - 89

Pengaruh Penerapan Teori Belajar Humanistik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Kewirausahaan
Riswan Aradea dan Edi Harapan.................................................................................................... 90 - 96

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi
Pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk Palembang
Sabeli Aliya dan Tobari................................................................................................................. 97 - 103

Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2015 di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
Destianty Noormala Sagita, Matin dan Suryadi............................................................................. 104 - 111

Pengaruh Prakerin Terhadap Minat Berwirausaha Siswa di SMK Muhammadiyah 2 Palembang


Neta Dian Lestari dan Sari Hayati................................................................................................... 112 - 120

42
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Husaini1, dan Happy Fitria2


1
IAIN Lhokseumawe, 2Universitas PGRI Palembang
e-mail: husaini95@ymail.com

Abstrak: Keberhasilan sebuah manajemen tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yang
menjadi dasar-dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri. Prinsip-prinsip dalam manajemen
sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
khusus dan situasi-situasi yang berubah. Secara umum pengertian manajemen adalah kegiatan
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan memanfaatkan
orang lain (getting things done through the effort of other people). kepemimpinan yang efektif
untuk diterapkan adalah sesuai dengan orang yang dipimpinnya (kondisi dan situasi). Begitu juga
dengan kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam akan sangat efektif sesuai dengan kondisi
dan situasi yang muncul pada saat itu. Tidak ada gaya kepemimpin yang lebih efektif melainkan
dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Dalam manajemen sebuah lembaga pendidikan
Islam harus mempunyai beberapa komponen yang tepat sehingga menghasilkan suatu kinerja
yang tepat dan bijaksana antara lain planning, organizing, actuating, dan controlling.
Kata Kunci: Manajemen; Kepemimpinan; Lembaga Pendidikan Islam.

Abstract: Success a management cannot be separated from management principles which


formed the basis and the value of the management itself. Principles in management should be
resilient, it needs to be considered in accordance with the special conditions and situational
change. The general notion of management is an activity to achieve the goals that have been
determined (getting things done through the effort of other people). Effective leadership is based
on those they lead (conditions and situations). The leadership in Islamic educational institutions
will be very effective in accordance with the conditions and situations that arise at the time.
There is no effective leadership style but with the situation and the growing conditions. In the
management of Islamic educational institutions must have some component of the right to
produce a proper and prudent performance include planning, organizing, actuating, dan
controlling.

Keywords: Management; Leadership; Institute of Islamic Education.

PENDAHULUAN maka lembaga tersebut akan terbelakang


Manajemen kepemimpinan suatu disegala bidang.
lembaga masalah yang sangat penting dalam Dewasa ini lembaga Pendidikan tengah
pengelolaan. Maju tidaknya suatu lembaga menghadapi isu krusial. Isu yang paling
sangat tergantung pada sistem dan sensitif terkait dengan mutu pendidikan,
manajemen tata kelola. Artinya jika relevansi pendidikan, akuntabilitas,
manajemen kepemimpinannya positif maka professionalisme, efisiensi, debirokrasi dan
dapat menghasilkan “Manusia“ yang prilaku pemimpin dalam mengambil
berkualitas. Otomatis lembaga tersebut akan kebijakan pada lembaga pendidikan.
maju, dan berkembang. Sebaliknya jika Sebuah lembaga pendidikan selalu
manajemen kepemimpinan kurang positif melibatkan beberapa orang yang saling

43
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut 4. Berhasil menerapkan prinsip


disusun dalam suatu struktur yang dapat kepemimpinan yang sesuai dengan
membantu dalam usaha pencapaian tujuan tingkat kedewasaan.
bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam 5. Bekerja dengan Tim manajemen.
organisasi dapat berjalan sebagaimana 6. Berhasil mewujutkan visi dan misi pada
mestinya maka dibutuhkan sumber seperti lembaga tersebut secara produktif sesuai
perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan dengan ketentuan yang telah ditentukan.
lain-lain. Usaha untuk mengatur dan Manajemen kepemimpinan pada suatu
mengarahkan sumber daya ini disebut dengan lembaga pendidikan merupakan tolok ukur
manajemen. Sedangkan inti dari manajemen dalam mengelola bagus tidaknya mutu
adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, sebuah lembaga pendidikan. Ini sangat
1980). tergantung pada manajemennya banyak
Upaya membangun keefektifan problem yang terjadi dalam dunia lembaga
manajemen kepemimpin suatu lembaga pendidikan dikarenakan oleh tidak tepatnya
pendidikan Islam terletak semata pada sasaran dan kebijakan yang diambil oleh
pembekalan dimensi keterampilan teknis dan manajer dalam sebuah lembaga pendidikan,
keterampilan konseptual. Adapun untuk dapat menyelesaikan berbagai
keterampilan personal menjadi terpinggirkan. persoalan tersebut maka perlu adanya suatu
Padahal sejatinya efektifitas kegiatan kajian atau penelitian ke arah itu supaya
manajerial dan pengaruhnya pada kinerja lembaga pendidikan Islam mempunyai mutu
organisasi, sangat bergantung pada kepekaan yang baik dan signifikan bagi kehidupan
pimpinan untuk menggunakan keterampilan bermasyarakat.
personalnya.
Dalam manajemen kepemimpinan Pengertian Manajemen
lembaga pendidikan Islam, fungsi dan Manajemen berasal dari kata “to
peranan pemimpin adalah sebagai motivator, manage“ yang artinya mengatur. Pengaturan
event Organizer, bahkan penentu arah dilakukan melalui proses dan diatur
kebijakan yang akan menentukan bagaimana berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya manajemen itu, jadi manajemen itu
direalisasikan. Untuk mewujutkan hal merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tersebut maka pemimpin yang efektif adalah tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2004).
yang memenuhi kriteria sebagai berikut: Menurut Kristiawan dkk (2017) manajemen
1. Mampu memberdayakan bawahannya merupakan ilmu dan seni dalam mengatur,
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban mengendalikan, mengkomunikasikan dan
sesuai dengan prosedur yang baik, lancar memanfaatkan semua sumber daya yang ada
dan pruduktif. dalam organisasi dengan memanfaatkan
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan fungsi-fungsi manajemen (Planing,
sesuai dengan waktu yang telah Organizing, Actuating, Controling) agar
ditetapkan. organisasi dapat mencapai tujuan secara
3. Mampu menjalin hubungan yang efektif dan efesien.
harmonis dengan masyarakat sehingga Secara etimologis, kata manajemen
dapat melibatkan mereka secara aktif berasal dari bahasa Inggris management.
dalam rangka mewujutkan tujuan Akar kata tersebut adalah manage atau
lembaga pendidikan yang diharapkan. managiare, yang memiliki makna: melatih
kuda dalam melangkahkan kakinya.
Selanjutnya dalam kata manajemen tersebut

44
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

terkandung tiga makna, yaitu pikiran (mind), management is the attainment of


tindakan (action) dan sikap (attitude) organizational goals in an affective and
(Masyhud, 2014) Dalam bahasa Arab efficient manner through planning,
manajemen diartikan sebagai idaarah, yang organizing, leading, and cotrolling
berasal dari kata adaara, yaitu mengatur organizational resources. Definisi ini
(Ma’shum dan Abidin, 1997). Al-Qur’an menjelaskan bahwa manajemen merupakan
sebagai kitab sumber ilmu pengetahuan juga pencapaian sasaran organisasi secara efektif
menyebutkan makna manajemen secara dan efisien melalui kegiatan perencanaan,
implisit dengan menggunakan kalimat pengorganisasian, kepemimpinan dan
yudabbiru, mengandung arti mengarahkan, pengawasan sumberdaya organisasi.
melaksanakan, menjalankan, mengendalikan, Marno (2008) menyebutkan manajemen
mengatur, mengurus dengan baik, adalah kemampuan dan keterampilan untuk
mengkoordinasikan, membuat rencana yang memperoleh sesuatu hasil dalam rangka
telah ditetapkan (Kencana, 2000). pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
Ramayulis (2008) menyatakan bahwa orang lain. Dalam perspektif lebih luas,
pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah suatu proses pengaturan
manajemen adalah al-tadbir (pengaturan), dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
sebagaimana firman Allah SWT, Dia organisasi melalui kerjasama para anggota
mengatur urusan dari langit ke bumi, untuk mencapai tujuan organisasi secara
kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam efektif dan efisien. Berarti manajemen
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun merupakan perilaku anggota dalam suatu
menurut perhitunganmu (Al-Sajadah: 5). organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah Dengan kata lain, organisasi adalah wadah
diketahui bahwa Allah swt. adalah pengatur bagi operasionalisasi manajemen
alam (manager). Keteraturan alam raya ini (Syafaruddin, 2015).
merupakan bukti kebesaran Allah swt. dalam Peran manajer adalah pelaksana unit
mengelola alam ini. Namun, karena manusia kerja. Sedangkan unit kerja adalah orientasi
yang diciptakan Allah swt. telah dijadikan tugas kelompok dalam suatu organisasi yang
sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mencakup menajer dan bawahan atau staf.
mengatur dan mengelola bumi dengan Seperti halnya bidang usaha penjualan bahan
sebaik-baiknya sebagaimana Allah swt. pokok, pembagian kerjasama, cabang bank,
mengatur alam raya ini (Ramayulis, 2008). dan rumah sakit. Bahkan sekolah dapat
Tatanan kehidupan manusia dari berbagai dipertimbangkan unit kerja dengan instruktur
bentuknya secara serta merta tidak akan dan manajer. Fokus utama perhatian manajer
terlepas dengan yang namanya manajemen adalah terhadap kepuasan kerja personil,
dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi. keterlibatan kerja, komitmen, ketidakhadiran
Tentunya manajemen menjadi keniscayaan dan pemberhentian/penolakan, sama halnya
bagi kehidupan manusia untuk selalu di dengan kinerja. Tanpa pemeliharaan lebih
inovasi sesuai dengan perkembangan zaman, baik terhadap orang yang melakukan
sehingga manajemen bisa memberi manfaat pekerjaan, tidak unit pekerjaan atau
yang lebih baik. organisasi akan dapat bergerak secara
Secara terminologis, ada bermacam- konsisten dalam level tinggi dan jangka
macam definisi tentang manajemen, panjang. Dengan demikian manajer efektif
tergantung dari sudut pandang, keyakinan, adalah seseorang yang ada dalam unit kerja
dan konprehensif dari pada pendefinisi, mencapai tingkat tinggi dalam pencapaian
antara lain Menurut Daft dan Marcic (2009)

45
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

tugas dan pemeliharaan sumber daya berbagai macam cara. Begitu juga dengan
manusia. kepemimpinan dapat dijelaskan dengan
Manajemen sebagai sebuah istilah yang banyak arti. Berbagai literatur tentang
sering dipakai dalam dunia bisnis pada kepemimpinan dapat dipahami bahwa
dasarnya juga dipakai untuk semua tipe pemimpin (leader) (Rukmana, 2007) adalah
kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua orang yang melakukan atau menjalankan
tipe organisasi. Dalam prakteknya, kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan
manajemen dibutuhkan di mana saja orang sebagaimana disebutkan oleh DuBrin (2005)
bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai adalah sebagai berikut.
suatu tujuan bersama. Manajemen 1. Kepemimpinan adalah upaya
dibutuhkan oleh organisasi pemerintahan dari mempengaruhi banyak orang melalui
atas sampai pada tingkat RT (Rukun komunikasi untuk mencapai tujuan.
Tetangga), dibutuhkan oleh lembaga- Komunikasi mengandung arti mengirim
lembaga kemasyarakatan, lembag-lembaga dan menerima pesan.
pendikan, kelompok-kelompok kerja, dan 2. Kepemimpinan adalah cara
dalam setiap bentuk kerja sama yang mempengaruhi orang dengan petunjuk
dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. atau perintah.
Manajemen berusaha menciptakan 3. Kepemimpinan adalah tindakan yang
efektivitas setiap individu yang bekerja menyebabkan orang lain bertindak atau
dalam satu organisasi. Jika efektivitas merespons dan menimbulkan perubahan
individu tercapai maka efektivitas pada unit positif.
kerja atau kelompok menjadi terwujud. Pada 4. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
gilirannya, efektivitas kelompok menciptakan rasa percaya diri dan
mengantarkan organisasi pada pencapaian dukungan di antara bawahan agar tujuan
efektivitas kelompok (Syafaruddin, 2015). organisasional dapat tercapai.
Sifat dasar manajemen adalah beragam. Sedangkan menurut Wahjosumidjo
Manajemen berhubungan dengan semua (2005) bahwa yang dimaksud kepemimpinan
aktivitas organisasi dan dilaksanakan pada adalah pengaruh, seni atau proses
semua level organisasi. Karena itu mempengaruhi orang lain, sehingga mereka
manajemen bukan merupakan sesuatu proses dengan penuh kemauan berusaha kearah
yang terpisah atau pengurangan atas fungsi tercapainya tujuan organisasi. Selanjutnya,
dalam suatu organisasi, atau tidak hanya secara teoretis definisi dari kepemimpinan
mengelola satu bidang saja tetapi juga sangat menurut Terry yang dikutip oleh (Dodi,
luas. Sebagai contoh: bidang produksi, 2008) adalah sebagai aktivitas untuk
pemasaran, keuangan, atau personil satu memengaruhi orang agar diarahkan untuk
sama lain memiliki hubungan fungsional. mencapai tujuan dari organisasi. Menurut
Dalam hal ini manajemen suatu proses umum Kristiawan dkk (2018) kepemimpinan
yang dilaksanakan terhadap semua fungsi berfungsi sebagai pemberi arahan, komando,
lain yang dilaksanakan dalam organisasi. dan pemberi serta pengambil keputusan.
Tegasnya manajemen adalah suatu perpaduan Sementara itu, untuk menyebut istilah
aktivitas (Syafaruddin, 2015). kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih
memilih istilah qiyàdah tarbiwiyah. Dalam
Pengertian Kepemimpinan Islam, kepemimpinan begitu penting
Mendefinisikan kepemimpinan sama sehingga mendapat perhatian yang sangat
halnya ketika kita hendak mendefinisikan besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini,
kata “cinta”, dapat didefinisikan dengan mengharuskan setiap perkumpulan untuk

46
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan tangga, pemimpin lembaga pendidikan atau


dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi bahkah negara. Lebih lanjut Winardi (2000)
Muhammad saw bersabda dari Abu Said dari menambahkan bahwa “seorang pemimpin
Abu Hurairah bahwa kedua berkata, mengenal sifat-sifat individual pengikut-
Rasulullah bersabda, “apabila tiga orang pengikutnya dan ia mengetahui kualitas-
keluar bepergian, hendaklah mereka kualitas apa akan merangsang mereka untuk
menjadikan salah satu sebagai pemimpin” bekerja sebaik mungkin”.
(HR. Abu Dàwủd) yang dikutip dalam buku Berangkat dari definisi di atas maka
Mujamil (2007). pemimpin sangat diperlukan dalam
Selanjutnya kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari. Dia seorang yang
pengertian Islam berasal dari kata Khalifah mampu memberikan pengaruh, teladan dalam
yang berarti wakil. Penggunaan kata khalifah upaya untuk mencapai tujuan bersama.
setelah Rasullullah SAW. wafat, menyentuh
juga maksud terkandung di dalam perkataan METODE PENELITIAN
“amir” (yang jamaknya Umara) yaitu Penelitian ini merupakan penelitian
penguasa. Kedua istilah ini dalam Bahasa pustaka (library research). Penelitian pustaka
Indonesia disebut pemimpin yang cenderung memanfaatkan sumber rujukan atau teori
berkonotasi pemimpin formal. Jika kita untuk memperoleh data penelitiannya.
menilik firman Allah SWT. yang berbunyi Penelitian pustaka membatasi kegiatannya
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada hanya pada bahan-bahan koleksi
para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak perpustakaan saja tanpa memerlukan
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." penelitian ke lapangan.
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang HASIL PENELITIAN DAN
akan membuat kerusakan padanya dan PEMBAHASAN
menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau Manajemen Kepemimpinan Pada
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: Lembaga Pendidikan Islam
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang Manajemen kepemimpinan atau leader
tidak kamu ketahui" (Al-Baqarah: 30). lembaga pendidikan Islam adalah harus
Jika kita mencoba untuk memahami mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik
perkataan khalifah maka dapat disimpulkan sehingga tercermin suasana yang baik. dalam
bahwa ayat tersebut tidak hanya ditujukan pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Baik
kepada para khalifah sesudah nabi, tetapi tidaknya satu lembaga pendidikan sangat
adalah penciptaan nabi Adam yang disebut bergantung pada manajemen tipe
sebagai manusia dengan tugas untuk kepemimpinan sebagai pemimpin tertinggi
memakmurkan bumi yang meliputi tugas dalam suatu lembaga.
menyeru orang lain berbuat ma’ruf dan Manajemen kepemimipinan pada suatu
mencegah dari perbuatan munkar. lembaga, harus mempunyai Kualitas dan
Karena itu tidak ada alasan bagi kita kompetensi secara umum setidaknya
untuk berdiam diri dengan tidak melakukan mengacu kepada empat hal pokok, yaitu (a)
apa-apa sebagaimana layaknya seorang sifat dan keterampilan kepemimpinan; (b)
pemimpin (khalifah). Pemimpin yang selalu kemampuan pemecahan masalah; (c)
perpegang teguh kepada hukum-hukum ketrampilan sosial; dan (d) pengetahuan dan
Islam, ajaran-ajaran suci dari Al-Qur’an. kompetensi professional (Dian, 2005).
Mulai dari kepemimpinan diri sendiri, rumah Keempat kompetensi tersebut menjadi bekal

47
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

para pemimpin dalam pengembangan Di Indonesia disinyalir banyak yayasan


lembaga pendidikan Islam. Seorang yang mengaharapkan pendapatan
pemimpin diperlukan sifat dan keterampilan finansial dari pelaksana pendidikan,
dalam mempengaruhi bawahannya. Sifat padahal pihak pelaksana pendidikan
bijaksana yang ditampilkan oleh sosok sendiri juga kesulitan untuk memenuhi
pemimpin hingga akhirnya dapat menjadi kebutuhan dasar madrasah
tauladan bagi pengikutnya. 3. Konflik antar pemimpin madrasah
Selanjutnya, manajemen kepemimpin dengan guru, dalam hal ini hubungan
juga diharapkan mampu memecahkan antar pemimpin madrasah dengan guru
masalah bukan justu menambah masalah. kadang tidak harmonis, dikarenakan
Dalam hal ini, konflik di lembaga dapat adanya perbedaan pendapat dalam
dikelola dengan baik atau dengan satu istilah musyawarah ataupun dalam penyelesaian
disebut dengan manajemen konflik. Ketidak masalah. Hal semacam ini sering terjadi
harmonisan dapat di selesaikan dengan di madrasah-madrasah.
mufakat, bukan dengan mengedepankan otot, 4. Konflik antar pemimpin madrasah
namun otak yang lebih dikedepankan. dengan ketua komite (masalah dana
Pemimpin lembaga pendidikan Islam juga pembiayaan operasional madrasah).
harus mampu menyelesaikan permasalahan Seperti, dalam rapat untuk penentuan
atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti dana pembangunan madrasah, adanya
berikut ini (Mujamil, 2007). perselisihan pendapat antar keduanya
1. Konflik diri sendiri, seperti kepala dalam pengambilan keputusan dana
madrasah pada waktu yang sama tersebut.
dihadapkan pada pilihan dilematik antara Selanjutnya, aspek keterampilan sosial
pergi kemadrasah tepat waktu adalah kemampuan pimpinan lembaga
sebagaimana ketentuan yang sudah pendidikan Islam dalam membangun
disepakati atau kepentingan mengantar networking dengan lingkungan sekitar.
istri kepasar karena memiliki hajat yang Kepala desa, ketua RT/RW, Kadus, Camat
sangat peting. Memilih dua kepentingan dan wali siswa dapat menjalin hubungan
ini benar-benar menimbulkan konflik komunikasi yang baik. Keberhasilan satu
dalam dirinya yang sama-sama beresiko. lembaga juga sangat dipengaruhi oleh
Dan ternyata tidak banyak kepala interaksinya sosial kepala lembaga dalam
madrasah yang memilih pergi promosi.
kemadrasah tepat waktu sebagai teladan Ketika hubungan sosial dapat berjalan
bagi bawahannya dengan menunda dengan harmonis, maka lembaga tersebut
kepentingan keluarga (istri). dapat bertahan hidup walau arus gelombang
2. Konflik antar pemimpin dengan ketua persaingan dalam pemilihan/penentuan
yayasan. Konflik antar pemimpin ini menuntut ilmu bagi anak-anak sebagai
sangat menggangu proses pembelajaran stakeholder. Jalinan komunikasi yang
dan tentu berdampak negatif pada mutu dibangun dapat mempengaruhi calon siswa/i
hasil pembelajaran atau pendidikan. dan orang tua untuk memasukan anaknya
Konflik semacam ini merupakan konflik pada lembaga pendidikan Islam.
tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan Terakhir adalah pengetahuan dan
antar pimpinan, yaitu konflik antar kompetensi professional; kemampuan ini
pimpinan penyelenggara pendidikan tidak dapat diabaikan oleh pemimpin
(ketua yayasan) dengan pimpinan lembaga pendidikan Islam. Pemimpin itu
pelaksana pendidikan (kepala madrasah). harus memiliki pengetahuan dan kompetensi

48
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

professional yang lebih dari pengikutnya. menyesuaikan peta perjalanan atau


Kalau pengikutnya lebih pintar dan lebih baik pelaksanaan rencana (Amirullah dan
darinya akan menjadi boomerang bagi Budiyono, 2004).
pemimpin lembaga pendidikan Islam Dalam konteks organisasi, planning
tersebut. dapat diartikan sebagai suatu proses
Oleh karena itu, manajemen menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan
kepemimpinan harus terus meningkatkan pilihan-pilihan tindakan yang akan di lakukan
kemampuannya dalam aspek pengetahuan dan mengkaji cara-cara terbaik untuk
dan profesonalitasnya. kepemimpinan yang mencapai tujuan masa depan yang. telah
memiliki kemampuan lebih akan mampu ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian,
mempengaruhi pengikutnya kearah yang perencanaan mengandung beberapa arti,
lebih baik. Bekal pengetahuan yang dimiliki antara lain sebagai berikut (Amirullah dan
tentu akan melahirkan ide, kreatifitas dan Budiyono, 2004).
produktifitas lembaga tersebut. Dalam 1. Proses, yaitu suatu konsep dasar yang
manajemen, kepemimpin harus mempunyai menjelaskan bahwa kegiatan yang
suatu komponen yang tepat dalam mengelola dilakukan akan berjalan sesuai dengan
sehingga menghasilkan suatu kinerja yang tahap-tahap yang telah ditentukan.
tepat dan bijaksana antara lain sebagai 2. Penetapan tujuan dan sasaran, yaitu
berikut. kegiatan merencanakan ke arah mana
organisasi itu akan dituju. Organisasi
Planning (Perencanaan) dapat menetapkan tujuannya secara
Perencanaan merupakan penentuan khusus ataupun secara umum, atau
kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa menetapkan tujuan jangka panjang
depan. Aktivitas ini dilakukan untuk maupun jangka pendek.
menentukan tindakan agar mencapai hasil 3. Pemilihan tindakan, yang berarti
yang diinginkan. Perencanaan bisa organisasi harus mengoptimalkan pada
diumpamakan jembatan penghubung antara beberapa tindakan yang efektif ketimbang
keadaan sekarang dengan keadaan yang harus menggunakan semua tindakan yang
diharapkan terjadi pada masa yang akan kadang kala tidak efektif.
datang. Menurut Koontz O’Donell, 4. Mengkaji cara terbaik, walaupun pilihan
perencanaan adalah fungsi manajemen yang tindakan itu sudah dianggap baik, namun
paling dasar karena manajemen meliputi bisa saja tetap tidak efektif kalau
penyeleksian di antara bagian pilihan dari dilakukan dengan cara yang kurang baik.
tindakan) (O’Donnell, 2000). Sebaliknya, sesuatu yang baik apabila
Planning juga berarti proses pembuatan dilakukan dengan cara yang baik pula
peta perjalanan menuju ke masa depan. maka akan menghasilkan sesuatu yang
Sebagai proses pembuatan peta perjalanan, efektif.
planning tidak berhenti setelah rencana 5. Tujuan, yaitu menyangkut hasil akhir
dihasilkan, namun merupakan proses yang atau sasaran khusus, yang oleh suatu
terus-menerus dilaksanakan untuk organisasi keinginan itu bisa dinyatakan
memutakhirkan, mengubah, dan mengganti dalam suatu standar yang berlaku, baik
peta selama perjalanan menuju ke masa secara kualitatif maupun kuantitatif.
depan. Sepanjang perjalanan menuju ke masa Langkah-langkah kegiatan dalam
depan, perlu senantiasa dilakukan pelaksanaan fungsi perencanaan yang harus
pengamatan terhadap tren masa depan. Hasil diperhatikan untuk keberhasilan suatu
pengamatan tersebut digunakan untuk

49
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

program antara lain meliputi hal-hal sebagai maupun institusi untuk melakukan berbagai
berikut (Masyhud, 2008). kegiatan yang terstruktur dan tertata rapi,
1. Menjangkau ke depan untuk memprediksi sehingga terjalin keterkaitan yang saling
keadaan dan kebutuhan di kemudian hari. mendukung untuk mewujudkan hasil akhir
2. Menetukan tujuan yang hendak dicapai (tujuan).
dalam suatu aktivitas. Aktivitas mengorganisasikan
3. Menentukan kebijakan yang akan sesungguhnya merupakan karakter dasar dari
ditempuh dalam mencapai tujuan yang sebuah sistem organisasi, yang di dalamnya
telah ditentukan sebelumnya. ada sejumlah orang, baik sebagai manajer
4. Menyusun program, termasuk di maupun sebagai anggota, ada struktur,
dalamnya pendekatan yang ditempuh, tujuan-tujuan, aturan, dan prosedur. Dalam
jenis, dan urutan kegiatan yang akan menjalankan tugas organizing, beberapa hal
dilaksanakan. yang harus diperhatikan, antara lain sebagai
5. Menentukan biaya yang dibutuhkan, berikut (Hikmat, 2009).
penentuan biaya hendaknya dilakukan 1. Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan
secara proporsional dan mengacu pada staf yang diperlukan untuk melaksanakan
skala prioritas program. rencana.
6. Menentukan waktu dan jadwal atau 2. Mengelompokkan dan membagi kerja
alokasi waktu kegiatan, baik secara menjadi struktur organisasi yang teratur.
keseluruhan maupun pada setiap sub 3. Membentuk struktur kewenangan dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. mekanisme koordinasi.
4. Menentukan metode kerja dan
Organizing (Pengorganisasian) prosedurnya.
Organizing merupakan suatu proses 5. Memilih, melatih, dan memberi informasi
menghubungkan orang-orang yang terlibat kepada staf.
dalam organisasi tertentu dan 6. Organizing seharusnya memperhatikan
menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam fungsi-fungsi utama dalam organisasi
organisasi. Dalam proses organizing yang dicirikan oleh hal-hal sebagai
dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan berikut: (Ngalim Purwanto,1990:17-18)
tanggung jawab secara terperinci berdasarkan 7. Memiliki tujuan yang jelas.
bagian dan bidang masing-masing, sehingga 8. Tiap anggota dapat memahami dan
terintegrasikan hubungan-hubungan kerja menerima tujuan tersebut.
yang sinergis, kondusif, harmonis, dan 9. Adanya kesatuan arah sehingga dapat
seirama dalam mencapai tujuan yang telah menimbulkan kesatuan tindak dan
disepakati (Saefullah, 2012). kesatuan pikiran.
Pengorganisasian dalam manajemen 10. Adanya kesatuan perintah, para bawahan
merupakan upaya penetapan struktur dan hanya mempunyai seorang atasan
peran dengan cara membuat konsep kegiatan langsung darinya ia menerima perintah
yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan atau bimbingan, dan ia
yaitu pencapaian target-target yang telah mempertanggungjawabkan hasil
disepakati. Pencapaian target-target tersebut pekerjaannya.
merupakan aktualisasi dari konsep-konsep 11. Adanya keseimbangan antara wewenang
yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini dan tanggung jawab anggota.
memberi pemahaman bahwa ada semacam 12. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan
gerakan aktif dan berkesinambungan yang sesuai dengan kemampuan,
berbagai unsur di dalam lembaga, organisasi, keahlian, dan bakat masing-masing,

50
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

sehingga dapat menimbulkan kerja sama berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
yang harmonis dan kooperatif. tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip
13. Pemahaman mendalam tentang pola yang mendesain perjalanan organisasi yaitu
organisasi pendidikan, dengan susunan kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika
struktur organisasi yang sederhana, sesuai kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan
dengan kebutuhan, koordinasi, secara konsisten dalam proses pengelolaan
pengawasan, dan pengendalian. lembaga pendidikan islam akan sangat
14. Adanya jaminan keamanan dalam membantu bagi para manajer pendidikan
bekerja, anggota tidak merasa gelisah Islam.
karena takut dipecat atau ditindak dengan Dengan demikian dapat disimpulkan
sewenang-wenang. bahwa pengorganisasian mempermudah
15. Penghargaan kepada setiap pekerjaan manajer dalam melakukan pengawasan dan
yang dilakukan oleh anggota organisasi, menentukan orang yang dibutuhkan untuk
terutama memberikan insentif, reward, melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-
dan imbalan atau bonus untuk yang bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
berprestasi, di samping gaji atau insentif dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang telah diatur oleh peraturan dan yang harus dikerjakan, siapa yang harus
perundang-undangan. mengerjakannya, bagaimana tugas tersebut
16. Pemahaman tentang garis-garis dikelompokkan, siapa yang bertanggung
kekuasaan yang jelas dan membangun jawab dan pada tingkatan mana keputusan
hubungan kerja sama dalam harus diambil.
melaksanakan perencanaan yang telah
ditetapkan. Actuating (Penggerakan)
17. Adanya pengarahan dan pembinaan, Tanthawi (1983) menjelaskan bahwa
proses pengarahan dan pembinaan actuating adalah suatu fungsi bimbingan dan
terhadap semua bawahannya dilakukan pemberian pimpinan serta penggerakan orang
agar mereka melaksanakan pekerjaannya agar kelompok itu suka dan mau bekerja.
secara proporsional dan profesional. Actuating merupakan usaha menggerakkan
Dalam perspektif Islam, anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
pengorganisasian senantiasa mendorong para hingga mereka berkeinginan dan berusaha
pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu untuk mencapai sasaran perusahaan dan
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut
jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir oleh karena para anggota itu juga ingin
dengan rapi akan dengan mudah bisa mencapai sasaran-sasaran tersebut (Mulyono,
diluluhlantakkan oleh kebathilan yang 2008).
tersusun rapi. Didin dan Hendri menjelaskan Actuating berarti memelihara, menjaga
bahwa organisasi dalam pandangan Islam dan memajukan organisasi melalui setiap
bukan semata-mata wadah, melainkan lebih personal, baik secara struktural maupun
menekankan pada bagaimana sebuah fungsional, agar setiap kegiatannya tidak
pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi terlepas dari usaha mencapai tujuan. Dalam
lebih menekankan pada pengaturan realitasnya, kegiatan actuating dapat
mekanisme kerja, dalam sebuah organisasi berbentuk sebagai berikut (Nawawi, 1983)
tentu ada pemimpin dan bawahan (Hafidudin 1. Memberikan dan menjelaskan perintah.
dan Tanjung, 2003). 2. Memberikan petunjuk melaksanakan
Pengorganisasian dalam manajemen kegiatan.
lembaga pendidikan Islam akan dapat

51
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

3. Memberikan kesempatan meningkatkan Hal penting yang harus diperhatikan


pengetahuan, keterampilan atau dalam actuating ini adalah bahwa seorang
kecakapan dan keahlian agar lebih efektif bawahan termotivasi untuk mengerjakan
dalam melaksanakan berbagai kegiatan sesuatu jika (Mulyono, 2008) 1) merasa
organisasi. yakin akan mampu mengerjakan; 2) yakin
4. Memberikan kesempatan ikut serta bahwa pekerjaan tersebut memberikan
menyumbangkan tenaga dan pikiran manfaat bagi dirinya; 3) tidak sedang
untuk memajukan organisasi berdasarkan dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain
inisiatif dan kreativitas individu. yang lebih penting,atau mendesak; 4) tugas
5. Memberikan koreksi agar setiap personal tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
melaksanakan tugas secara efisien. bersangkutan, dan Hubungan antar teman
Actuating merupakan fungsi yang dalam organisasi tersebut harmonis. Dengan
paling fundamental dalam manajemen, demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi
karena merupakan pengupayaan berbagai actuating dalam manajemen lembaga
jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota pendidikan Islam adalah proses bimbingan
kelompok mulai dari tingkat atas sampai yang didasari prinsip-prinsip religius kepada
bawah, berusaha mencapai sasaran organisasi rekan kerja, sehingga orang tersebut mau
sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, melaksanakan tugasnya dengan sungguh-
dengan cara terbaik dan benar. Menurut sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan
Nawawi (1983) actuating memiliki fungsi 1) yang sangat mendalam.
melakukan pengarahan, bimbingan, dan
komunikasi, yaitu kegiatan menciptakan, Controlling (Pengawasan)
memelihara, menjaga atau mempertahankan Controlling sebagai suatu proses
dan memajukan organisasi melalui setiap memantau kegiatan-kegiatan untuk
personil, baik secara struktural maupun memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu
fungsional, agar langkah operasionalnya diselesaikan sebagaimana telah direncanakan
tidak keluar dari usaha mencapai tujuan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan
organisasi; 2) untuk menjadikan perencanaan yang berarti. Sebuah sistem pengendalian
menjadi kenyataan melalui berbagai yang efektif menjamin kegiatan-kegiatan
pengarahan dan pemotivasian agar setiap diselesaikan dengan cara-cara yang
karyawan dapat melaksanakan kegiatan membawa pada tercapainya tujuan-tujuan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas organisasi itu. Kriteria yang menentukan
dan tanggung jawabnya. efektivitas sebuah sistem pengendalian
Pengaplikasian actuating dalam sebuah adalah seberapa baik sistem itu
organisasi adalah pengarahan dan memperlancar tercapainya tujuan. Semakin
pemotivasian seluruh personil pada setiap sistem itu membantu para manajer untuk
kegiatan selalu dapat meningkatkan kualitas mencapai tujuan-tujuan organisasi mereka
kinerjanya. Fungsi actuating lebih semakin baiklah sistem pengendalian itu
menekankan pada kegiatan yang (Robbins and Coulter, 1996).
berhubungan langsung dengan orang-orang Menurut Siagian (1970) yang
dalam organisasi. Perencanaan dan memberikan pengertian controlling sebagai
pengorganisasian yang baik kurang berarti suatu proses pengamatan dari pada
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
potensi sumber daya manusia dan untuk menjamin agar supaya pekerjaan yang
nonmanusia pada pelaksanaan tugas. sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

52
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

Pada bagian lain, Bafadal (2003) 2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu
menjelaskan bahwa controlling dapat dilaksanakan sesuai dengan instruksi
diartikan sebagai proses monitoring kegiatan- serta asas-asas yang telah diinstruksikan.
kegiatan, tujuannya untuk menentukan 3. Untuk mengetahui kesulitan dan
harapan-harapan yang secara dicapai dan kelemahan dalam bekerja.
dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap 4. Untuk mengetahui segala sesuatu apakah
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. berjalan dengan efisien.
Harapan-harapannya dimaksud adalah 5. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dijumpai kesulitan-kesulitan, kelemahan-
dicapai dan program-program yang telah kelemahan atau kegagalan-kegagalan ke
direncanakan untuk dilakukan dalam periode arah perbaikan.
tertentu. Dalam pendidikan Islam pengawasan
Dari beberapa pengertian di atas dapat didefinisikan sebagai proses pemantauan
disimpulkan bahwa controlling merupakan yang terus menerus untuk menjamin
fungsi yang harus dilakukan manajer untuk terlaksananya perencanaan secara konsekuen
memastikan bahwa anggota melakukan baik yang bersifat material maupun spiritual.
aktivitas yang akan membawa organisasi ke Didin dan Hendri menyatakan bahwa dalam
arah tujuan yang telah ditetapkan. pandangan Islam pengawasan dilakukan
Controlling merupakan satu kegiatan manajer untuk meluruskan yang tidak lurus,
yang mengusahakan agar semua pekerjaan mengoreksi yang salah dan membenarkan
terlaksana sesuai dengan rencana yang yang hak (Hafidudin dan Tanjung, 2003).
ditetapkan dan mencapai hasil yang Maka dapat disimpulkan Sistem
dikehendaki. Langkah-langkah controlling pengawasan yang efektif harus memenuhi
adalah sebagai berikut (Hikmat, 2009). beberapa prinsip controlling yaitu adanya
1. Memeriksa semua pelaksanaan rencana. rencana tertentu dan adanya pemberian
2. Mengecek semua detail aktivitas instruksi serta wewenang-wewenang kepada
lembaga. bawahan. Pemberian instruksi dan wewenang
3. Mencocokkan antara pelaksanaan dan dilakukan agar sistem controlling itu
rencana yang sudah ditetapkan. memang benar-benar dilaksanakan secara
4. Menginspeksi bentuk-bentuk kegiatan efektif. Wewenang dan instruksi yang jelas
prioritas dan yang bersifat mendukung. harus dapat diberikan kepada bawahan,
5. Mengendalikan seluruh pengelolaan karena berdasarkan itulah dapat diketahui
lembaga. apakah bawahan sudah menjalankan tugas-
6. Mengatur pelaksanaan sesuai dengan tugasnya dengan baik, atas dasar instruksi
tugas dan fungsi pelaksana kegiatan. yang diberikan kepada bawahan maka dapat
7. Mencegah sebelum terjadi kegagalan. diawasi pekerjaan dengan baik.
Tujuan utama diadakannya controlling
adalah mengusahakan agar apa yang KESIMPULAN
direncanakan menjadi kenyataan. Menurut Pemimpinan lembaga pendidikan Islam
Sukarno, dalam sebuah organisasi ada diharapkan mampu kreatif, inovatif dan
beberapa tujuan controlling, antara lain produktif guna keberlangsungan lembaga
sebagai berikut (Sukarno, 1992). pendidikan tersebut. Bekal pengetahuan,
1. Untuk mengetahui apakah sesuatu gaya kepemimpinan yang dimilikinya dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang menjadi tolak ukur dalam pengelolaan
digariskan. lembaga pendidikan tersebut. Dalam
manajemen, kepemimpinan sebuah lembaga

53
JMKSP
Volume 4, No. 1, Januari-Juni 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)

pendidikan Islam harus mempunyai beberapa Nawawi, H. (1983) Administrasi Pendidikan.


komponen yang tepat sehingga menghasilkan Jakarta: Gunung Agung.
suatu kinerja yang tepat dan bijaksana antara O’Donnell, K. (2000). Principles of
lain planning, organizing, actuating, dan Management: An Analysis of
controlling. Managerial Functions Kogakusha.
McGraw Hill.
DAFTAR PUSTAKA Qomar, M. (2007). Manajemen Pendidikan
Amirullah., dan Budiyono, H. (2004). Islam Strategi Baru Pengelolaan
Pengantar Manajemen Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta:
Graha Ilmu. Erlangga.
Al-Muhajir. (2016). Manajemen Pembinaan Tobroni. (2005). The Spiritual Leadership
Akhlak Panti Asuhan Muhammadiyah Pengefektifan Organisasi Noble
Lhokseumawe. Disertasi. Industry Melalui Prinsip-Prinsip
Bafadal, I. (2003). Manajemen Peningkatan Spiritual Etis. Malang: UMM Press.
Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi Wahab, A. A. (2008). Anatomi Organisasi
Menuju Desentralisasi Jakarta: Bumi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah
Aksara. Terhadap Organisasi dan Pengelolaan
Dubrin, A. J. (2005). The Complete Ideal’s Organisasi Pendidikan).
Guide To Leadership. Jakarta: Prenada Wibowo, A. (2013). Manajemen Pendidikan
Media. Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Hafidudin, D., dan Tanjung, H. (2003). Pustaka Pelajar
Manajemen Syariah dalam Prkatik.
Jakarta: Gema Insani
Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan
Bandung: Pustaka Setia.
Irawanto, D. W. (2008). Kepemimpinan
Esensi dan Realitas. Malang:
Banyumedia.
Kartono, K. (2008). Pemimpin dan
Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R.
(2017). Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Kristiawan, M., Suryanti, I., SD, S. P.,
Muntazir, M., Ribuwati, Areli, A. J.,
Agustina, M. et. al. (2018). Inovasi
Pendidikan. Jawa Timur: Wade Group
National Publishing.
Ma’shum, A., & Munawwir, Z. A. (1997).
Kamus Al-Munawwir Surabaya:
Pustaka Progresif.

54

Anda mungkin juga menyukai