Oleh
MONA GLEDYS MANALU
NIM : 7163144023
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
atas berkat dan rahmat-Nya telah memberikan kesehatan kepada peneliti sehingga
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Negeri Medan. Pada kesempatan ini peneliti juga menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak yang telah memberikan bimbingan dan
1. Bapak Dr. Syamsul Gultom, S.KM. M.Kes, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Bapak Dr. Eko Wahyuni Nugrahadi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas
5. Bapak Drs. Johnson, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
2
6. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Universitas
Negeri Medan.
7. Ibu Nelly Armayanti, SP., M.SP, selaku Ketua Prodi Pendidikan Administrasi
masukkan dan koreksi terhadap isi sewaktu penyusunan sehingga skripsi ini
10. Bapak Dr. Hasyim, S.Ag., SE, MM., selaku dosen Penguji II.
11. Bapak Dr. Khairuddin E Tambunan, M.Si, selaku dosen Penguji III
13. Ibu Hermin Nurmianna, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK BM Dwi Tunggal
1 Tanjung Morawa dan Ibu Samwidy Anggraini, S.Pd selaku Guru Mata
Pelajaran Korespondensi.
14. Teristimewa kepada orang tua saya, Ibu saya Morlinda Hutahaean yang selalu
15. Keluarga saya, Op. Marihot Hutahaean, tante Melda Hutahaean, tante Dewi
3
Michael Manalu, dan Maura Armelia Tampubolon yang senantiasa
saya.
16. Teman-teman terdekat saya Novia Dahnia Haris, S.Pd., Debora Nadia Marbun
S.Pd., Purwadi S.Pd., Dwi Amalia S.Pd., Gresia Silalahi S.Pd., Bangun Sihite,
dukungannya.
Peneliti
Nim: 7163144023
4
BAB I
PENDAHULUAN
manusia yang cerdas, terampil dan bermoral. Seorang guru tentunya di dalam
proses pembelajaran harus mampu menjalankan tugas dan perannya dengan baik,
karena guru juga memiliki kontribusi yang besar dalam mencetak peserta didik
yang berkualitas.
inovatif dan kreatif agar proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Misalnya
dalam proses pembelajaran perlu pembelajaran yang aktif. Pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator
pendidikan atau pengajaran yang menstimulus siswa untuk aktif belajar, bukan
terfokus pada buku pelajaran, guru hanya menjelaskan apa yang ada di buku dan
5
menyuruh siswa untuk mencatat atau meringkas. Kurang tertariknya siswa untuk
yang digunakan guru kurang merangsang siswa untuk aktif bertanya dan
siswa karena dapat membantu pengembangan rasa ingin tahu siswa terhadap
materi.
nyaman dan rileks dalam belajar dengan memberi sugesti-sugesti positif kepada
merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu hypnosis berarti mensugesti dan
untuk menghipnosis atau mensugesti siswa supaya menjadi lebih baik dan hasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya jurnal Akbar Taufik & Suryanti
Terhadap Hasil Belajar Matematika dan jurnal Bahar Agus Setiawan (2018)
6
Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran Al-
percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas terhadap diri siswa
siswa untuk mempunyai rasa suka terhadap materi pembelajaran yang disesuaikan
dengan pengalaman belajar siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada
dasarnya ARCS mempunyai sifat yang luwes dan fleksibel sehingga dalam
inti yang ingin dicapai yakni menekankan pada upaya membangkitkan semangat
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu jurnal Alfiyana Rifda (2018) tentang
Satisfaction) dengan Metode Talking Stick Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
7
Satisfaction)” Terhadap Hasil Belajar Siswa SMKS Dwi Tunggal 1 Tanjung
Morawa’’`
Supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada
ARCS terhadap hasil belajar kearsipan siswa kelas X OTKP SMKS Dwi
8
1.5 Tujuan Penelitian
lebih lanjut.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
tidak dapat dipisahkan. Bagaimana suatu proses pembelajaran dapat diterima dan
dipahami dengan mudah oleh peserta didik adalah tujuan dari pembelajaran itu
sendiri. Tugas guru adalah menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif
dan efisien melalui berbagai metode, strategi atau kiat-kiat praktis menjalani
pengajaran agar menjadi menyenangkan. Salah satu metode menarik yang dapat
yang menggunakan sugesti-sugesti positif untuk mencapai alam bawah sadar anak
kata Hypnotic dimaknakan sebagai hal yang menyebabkan tidur. Dan, hypnotis
10
Hipnosis adalah suatu metode berkomunikasi, baik verbal maupun
nonverbal, yang persuasif dan sugesti kepada seorang klien sehingga dia menjadi
kemudian beraksi (baik persetujuan maupun penolakan) sesuai dengan sistem nilai
menjadi fokus, rileks dan sugestif dalam menerima materi pelajaran yang
bahwa sadar yang bisa menumbuhkan ketertarikan tersendiri kepada peserta didik.
Sebagai gambaran banyak masyarakat yang tidak mengetahui hipnosis akan tetapi
seorang guru yang piawai memberikan motivasi kepada anak didiknya untuk
11
Kunci dari model hypnoteaching sebenarnya adalah bagaimana guru bisa
ekstren (fisik). Karena ketika kenyamanan ada dalam pembelajaran , mereka akan
merasakan pula proses belajar yang menyenangkan, dan dipastikan materi yang
disampaikan guru akan lebih mudah sekali diserap oleh peserta didik. Hal itu bisa
terjadi karena kondisi nyaman adalah kondisi yang diciptakan oleh operator
1. Penampilan Guru
bagi yang laki-laki bisa pakai dasi yang serasi. Penampilan yang baik tentunya
akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi serta memiliki daya tarik
2. Sikap yang Empatik
mempunyai rasa empati. Ketika didapati ada atau banyak peserta didik yang
bermasalah, suka membuat ulah di sekolah, suka cari perhatian teman dan
guru dengan berbicara sendiri dan membuat ulah yang kurang baik, Guru yang
memiliki rasa empati tidak akan begitu saja menyematkan gelar “peserta didik
12
nakal”.Guru tersebut justru menyelidiki latar belakang yang menyebabkan
informasi yang ada serta membantu peserta didik tersebut menjadi lebih baik
dan maju.
3. Rasa Simpati
Seorang guru harus mempunyai rassa simpati yang tinggi kepada peserta
pula. Sebab, hukum alam pasti berlaku adalah kaidah timbal balik. Jika guru
bersikap baik kepadanya. Meskipun peserta didiknya itu sangat nakal, ia pasti
akan tetap merasa enggan dan hormat kepada guru yang juga
menghormatinya.
4. Penggunaan Bahasa
Guru yang baik hendaknya memiliki kosa kata dan bahasa yang baik serta
enak didengar telinga, bisa menahan emosi diri, tidak mudah terpancing
amarah, suka menghargai karya, potensi, dan kemampuan peserta didik, tidak
dengan berbagai ungkapan kata yang tidak seharusnya keluar dari lidahnya.
Guru yang bisa menjaga lisannya dengan baik, niscaya para peserta didik pun
tidak akan berani mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya. Paling tidak
peserta didik yang di perhatikan dan di nasehati dengan bahasa hati akan
13
5. Peraga Bagi yang Kinestetik
Peraga merupakan salah satu unsur hipnosis dalam proses pembelajaran, yang
semakin mengesankan dan untuk menerapkan ini, terlebih dahulu guru harus
menguasai materi yang akan disampaikan, karena guru yang tidak menguasai
materi biasanya akan mengajar peserta didik dengan cara yang membosankan.
6. Motivasi Peserta didik dengan cerita dan Kisah
kisah. Alangkah baiknya jika dalam mengajar kita selalu menyelipkan kisah-
dengan hal itu secara tidak langsung kita telah memberi motivasi positif,
termotivasi dalam belajar. Dengan guru bercerita, secara tidak langsung guru
mengajar, kuasailah hati peserta didik terlebih dahulu, maka secara otomatis
14
suasana kelas menjadi kaku, miskin canda tawa, miskin kreasi dan tidak
magnet bagi peserta didik, artinya jika guru menginginkan ketenangan kelas
dalam pembelajaran, maka guru sendiri harus bersikap tenang dulu, jika guru
membaca, jika guru menginginkan peserta didiknya rajin belajar, maka guru harus
rajin belajar. Jadi hukum tarik menarik adalah hal yang dimaksudkan dalam
maka guru harus bisa menjadi apa yang guru inginkan dari peserta didik (Noer,
2016:127).
dalam lingkungan yang terkendali dengan melibatkan perpaduan pikiran sadar dan
pikiran bahwa sadar sehingga materi pelajaran dapat dengan mudah masuk
Aktivitas pikiran bawah sadar terjadi ketika kita berada dalam gelombang
otak alpha atau theta Gelombang Alpha berada pada posisi khusyuk, rileks,
mediatif, nyaman, dan ikhlas. Gelombang otak ini menyebabkan kita merasa
nyaman, tenang, dan bahagia pada kondisi gelombang otak ini seluruh proses
hipnotis dan sugesti dilakukan sedangkan gelombang theta terjadi ketika kita telah
berada dalam kondisi hipnotis, hampir tertidur, atau tidur disertai mimpi.
15
Untuk mengakses pikiran bahwa sadar dan mengukur gelombang otak
dapat diukur dengan alat yang dinamakan Electro Encephalograph (EEG). EEG
ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman, Hans Berger. Sampai saat ini,
EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin mengetahui
disini adalah jumlah pulsa/impuls per detik dalam satuan hz. Gelombang otak
1. Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (12-25 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan
terfokus. Dalam kondisi Beta, otak anda akan mudah melakukan analisis dan
serta ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar
2. Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-12 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi
Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar,
3. Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori
Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat
kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan sebagai
16
pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi
4. Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak.
Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering
1. Yelling
2. Jam emosi
Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi. Pada hakikatnya, emosi
17
setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya, demikian halnya dengan
peserta didik disekolah mereka pun memiliki waktu emosi yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara supaya mereka tetap dalam
emosi yang sama pada suatu waktu. Jam emosi dibagi menjadi 4 bagian yaitu
3. Ajarkan dan puji
mengingat 20% dari apa yang mereka baca, 30 % dari apa yang mereka
dengar, 40% dari apa yang mereka lihat, 50% dari apa yang mereka katakan,
50% dari apa yang mereka lakukan, dan anak mengingat 90% dari apa yang
mereka lihat, dengar dan katakan. Maka perlu bagi guru membuat peserta
yang lain. Setelah peserta didik sudah berusaha untuk saling mengajarkan
kepada temannya yang lain, guru harus memberikan apresiasi kepada peserta
4. Pertanyaan ajaib.
peserta didik.
18
beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh guru. Langkah-langkah tersebut
sebagai berikut:
1. Niat dan Motivasi
dan bekerja dalam mencapai kesuksesan yang ingin diraih. Niat yang besar
dan tekad yangkuat akan menumbuhkan motivasi dan komitmen yang tinggi
pada bidang yang ditekuni. Sebagaimana seorang guru, guru yang mempunyai
motivasi dan komitmen yang kuat terhadap profesinya, pasti akan selalu
berusaha yang terbaik menjadi guru yang patut dijadikan sosok yang pantas
2. Pacing
Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak
dengan orang lain. Dalam hal ini adalah bagaimana guru menyesuaikan diri
dengan peserta didiknya. Prinsip dalam langkah ini adalah manusia cenderung
nyaman ketika berada didalamnya, melalui rasa nyaman yang bersumber dari
kesamaan gelombang otak tersebut, setiap pesan yang disampaikan dari satu
orang pada orang lain akan bisa diterima dan dipahami dengan baik.
3. Leading
pacing peserta didik akan terasa nyaman dengan suasana pembelajaran yang
berlangsung. Ketika itulah setiap apapun yang diucapkan guru atau ditugaskan
19
guru kepada peserta didik, peserta didik akan melakukannya dengan suka rela
dan senang hati. Meskipun materi yang dihadapi sulit akan tetapi pikiran
bawah sadar peserta didik akan menangkap materi pelajaran yang sampaikan
4. Menggunakan kata-kata positif
leading . Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja pikiran bawah
sadar yang menerima apa saja yang diucapkan oleh siapa pun negatif maupun
positif agar tidak ada hal negatif yang diterima oleh alam bawah sadar peserta
didik.
5. Memberikan pujian
Salah satu hal yang penting yang harus diingat guru adalah adanya reward dan
ini merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang.
guru ketika peserta didik melakukan tindakan yang kurang baik, tentunya
6. Modeling
dan perilaku yang konsisten. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting
20
Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran dengan metode
komprehensif. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara
kepada peserta didik. Tidak kalah penting pemberian motivasi dan sugesti
hypnoteaching dalam proses belajar dapat dilihat dari kegiatan inti sewaktu proses
21
Menurut Miftakhurozaq (2018: 91-92)
22
c) Doa dan Visualisasi. Doa merupakan kekuatan yang tak terhingga yang
menyelimuti diri kita dari setiap hal negatif yang akan mendatangi diri
kita. Doa mengaktifkan kekuatan yang terpendam dalam diri. Mahatma
Gandhi pernah berkata bahwa kekuatan tidak datang dari kemampuan
fisik, kekuatan datang dari kehendak yang tangguh. Pada saat berada pada
kondisi rileks dan damai, itulah saat yang tepat bagi anda untuk berdoa.
Begitupun setelah anda membimbing siswa memasuki kondisi relaksasi,
pada saat itu gelombang otak mereka sudah beralih dari gelombang betha
menuju alpha. Saat inilah critical area siswa menjadi kurang aktif.
Kondisi ini sangat identik saat kita berdoa khusyuk. Saat seperti ini adalah
saat yang tepat untuk membimbing siswa berdoa kepada Tuhan.
d) Afirmasi (sugesti positif). Afirmasi adalah sebuah pernyataan positif yang
kita tuangkan kedalam tulisan maupun pikiran bawah sadar, digunakan
oleh seseorang untuk menyatakan tujuan. Afirmasi ini harus positif dan
tidak bertentangan dengan belief atau kepercayaan yang ada dalam diri.
Afirmasi dapat berbentuk doa yang diucapkan secara berulang-ulang yang
ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar, sehingga tubuhpun merespon
sesuai dengan yang diperintahkan.
adalah:
memastikan siswa untuk siap belajar dan memberikan motivasi kepada siswa
3. Ketika siswa dalam keadaan rileks, guru memulai untuk mengarahkan siswa
pada materi pembelajaran yang kan dibahas. Agar proses pembelajaran lebih
kepada siswa pada saat siswa memberikan umpan balik atau sekecil apapun
23
5. Guru menyimpulkan pelajaran dan melakukan evaluasi hasil belajar dengan
seorang guru yang tidak mempunyai rasa cinta terhadap profesi dan rasa cinta
terhadap peserta didikakan terasa kesulitan dalam melakukan hal itu, karena
model hypnoteaching bukanlah model yang membutuhkan fisik guru saja, akan
tetapi membutuhkan psikis guru yang harus stabil. Karena model hypnoteaching
menuntut guru menyelaraskan unsur fisik dan psikis guru. Hal itu bisa dilihat dari
guru yang motivasinya dengan cepat diterima peserta didik adalah guru yang
mampu memotivasi diri sendiri karena guru yang tidak memotivasi peserta didik
akan terlihat dari ketidak konsistenan antara apa yang diucapkan guru dengan
Selain itu, guru juga dituntut untuk bisa menjadi teladan yang baik,
maksudnya menyelaraskan apa yang menjadi perintah guru dengan tindakan guru
khususnya yang berhubungan dengan nilai kebaikan. Dalam hal ini guru dituntut
untuk menjadi figur yang pantas jadi teladan bagi peserta didik
Oleh karena itu, seorang pengajar harus mampu mengontrol emosi agar
24
2. Kemampuan berbicara yang mampu mengunggah
Seorang pengajar, orang tua, guru, serta dosen diharapkan dapat menggugah
dan menyentuh hati setiap anak didiknya. Dalam hal ini, ia bukan hanya
ini diawali dengan perubahan cara pikir dan pandang, kemudian perubahan
25
Adapun menurut Miftakhurozaq (2018: 101-102)
26
f. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya model
hypnoteaching
Satisfaction)
teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen
yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar
berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller
tersebut sangat peting dipraktekan untuk terus dijaga sehingga motivasi siswa
27
belajar Keller.
hari.Selain itu model pembelajaran ARCS ini juga mampu menciptakan rasa
percaya diri dalam diri murid, dan menimbulkan rasa puas dalam diri murid
tersebut.
pengalaman belajar peserta didik baik dirumah maupun lingkunga sekitar rumah,
menciptakan rasa percaya diri dalam diri peserta didik, dan menimbulkan rasa
puas dalam diri peserta didik tersebut untuk belajar yang rajin.
Satisfaction)
28
Tabel 2.1. Ciri-ciri yang terdapat dalam masing-masing komponen model
ARCS
Pada setiap model pembelajaran dikenal dengan adanya sintak atau pola
urutan yang menggambarkan alur atau langkah yang pada umumnya diikuti oleh
29
(Attention). Pada langkah ini, guru menarik perhatian dengan cara mengulang
kembali pelajaran atau materi yang telah dipelajari peserta didik dan
mengaitkan materi tersebut dengan materi pelajaran yang akan disajikan. Guru
dengan cara yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan
meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa sehingga tidak merasa ragu dalam
oleh guru. Pemberian bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi mahasiswa
30
yang lambat dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga siswa
disajikan.
ini juga dapat menumbuhkan atau pun dapat menimbulkan rasa puas di dalam
diri siswa karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.
suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola berfikir mahasiswa.
Setelah pemberian umpan balik ini, siswa secara aktif menanggapi feedback
dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa percaya
yang baru saja disajikan dengan jelas dan terperinci. Langkah ini dapat
kepada seluruh siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang baru
31
langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri siswa.
sebagai berikut :
pada siswa?
memecahkan masalah
32
Menciptakan misteri, yaitu menciptakan situasi pemecahan
tujuan/kompetensi
dan berguna
33
Bagaimana dan kapan guru dapat memberikan pilihan, tanggung
berprestasi
c) Menciptakan keakraban
pengalaman siswa?
siswa.
34
Bagaimana guru dapat membantu menumbuhkan harapan positif
untuk sukses?
tujuan pembelajaran.
kompetensinya?
tak terduga.
35
Mengendalikan tingkat kesulitan dengan menambahkan batas
selanjutnya
dikuasai
baru dikuasai?
diperolehnya.
baru diperoleh
36
b) Merencanakan umpan balik/penguatan yang positif
pernyataan tujuan.
37
untuk menggali pengetahuan awal siswa, sehingga guru dapat
mengetahui ketertarikan antara materi sistem pencernaan makanan
dengan pengalaman belajar siswa. Siswa diberikan pertanyaan oleh
guru bertujuan mengetahui pengetahuan awal yang sudah siswa ketahui.
3. Guru menyampaikan materi sistem pencernaan makanan
menggunakan media power point dan video tentang sistem pencernaan
makanan, supaya pembelajaran lebih menarik sehingga dapat
menumbuhkan dan menjaga perhatian siswa
4. Guru mengarahkan siswa untuk menulis konsep materi sistem
pencernaan makanan yang siswa peroleh dari penjelasan guru, sehingga
siswa dapat memahami materi secara lebih dalam dan meningkatkan
rasa percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
5. Guru memberi umpan balik (Satisfaction) dengan metode Talking
stick yaitu memberikan siswa tongkat secara bergilir, dan siswa yang
mendapat tongkat tersebut akan menjawab pertanyaan yang diberikan
guru. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapat
nilai, dengan memberikan nilai dapat menumbuhkan rasa percaya diri
siswa dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa.
2.2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran ARCS
38
Selanjutnya Awoniyi menjelaskan bahwa mempunyai kekurangan dari
yaitu:
dijadikan penilaian.
confidende, satisfaction (ARCS) ini adalah pembelajaran harus menarik dan tidak
terpusat pada guru tetapi peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses
ini juga sulit untuk dilakukan penilaian dikaenakan peserta didik ada yang mampu
39
menjadi hasil belajar yang digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau
dalam perilaku dan penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar
Menurut Istarani dan Intan ( 2017:19) hasil belajar adalah suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku dan penampilan yang diwujudkan
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebgai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.
Ada tiga ranah kemampuan yang diharapkan siswa sebagai hasil belajar
yaitu :
1) Ranah Kognitif, yaitu membahas hasil pembelajaran dengan proses
mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat
yang lebih tinggih yaitu evaluasi.
2) Ranah Afektif , yaitu berkaitan dengan sikap, nilai-nilai inters,
apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan social.
3) Ranah Psikomotorik, mencakup hasil yang berkaitan dengan skill
yang bersifat manual atau motorik.
40
Ketiga ranah tersebut yang menjadi objek penilaian hasil belajar diatara
kawasan tersebut, yaitu kawasann kognitif yang paling banyak dinilai oleh para
guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
akan diaktakan berhasil jika peserta didik telah memenuhi criteria ataupun nilai
41
Tugas yang diberikan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Pola
dalam tugas kelompok hampir sama dengan tugas individu, hanya saja
tugas ini dikerjakan bersama dengan siswa lainnya dalam kelompok-
kelompok tertentu yang telah ditentukan oleh guru.
Tes-tes tersebut yang menentukan hasil belajar siswa melewati KKM yang
ditentukan oleh sekolah. Sedangkan perbedaan dari hasil belajar di kalangan para
42
2015/2016. Dalam penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan dengan
akuntansi siswa.
hypnoteaching terhadap prestasi belajar siswa di SMP Bina Bangsa Surabaya. Hal
ini dibuktikan darihasil perhitungan rumus rxy (0,522) adalah lebih besar dari
hasil perhitungan tabel (rt) baik pada taraf signifikansi 5 % (0,274) atau taraf
Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS
keaktifan belajar siswa yang diikuti dengan peningkatan hasil belajar nya.
pertanyaan.
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SD N 11 Sesetan Tahun pelajaran 2014/2015”.
43
belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran ARCS dan siswa
db=59(∑n-2=61-2 = 59) dan tarf signifikansi 5%. Demikian juga rata-rata hasil
belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ARCS (83,68)
lebih besar dari hasil belajar IPA siswa dengan model pembelajaran konvensional
berpengaruh Terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SD Negeri 11 Sesetan
sebagai upaya penting dalam menuntut siswa agar dapat berperan aktif dalam
disampaikan oleh guru, dan menyuruh siswa untuk mencatat atau meringkas yang
ada di buku pelajaran, yang mengakibatkan siswa tidak aktif dan tidak
materi oleh siswa sangat berpengaruh besar terhadap rendah tingginya hasil
44
belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus cermat dalam memilih model
kelas.
Kondisi ini tentunya memerlukan perbaikan, dan salah satu alternatif yang
tidak perlu menidurkan anak didiknya ketika memberikan sugesti. Guru cukup
menggunakan bahasa yang persuasif sebagai alat komunikasi yang sesuai dengan
harapan peserta anak didik, dan bahasa yang dipahami siswa. Guru dapatmenarik
minat dan perhatian siswa dengan bahasa komunikasi persuasif yang lembut,
Dalam kegiatan pembelajaran ini peserta didik dapat dengan mudah menguasai
materi, karena termotivasi lebih untuk belajar dan peserta didik akan melakukan
belajar.
45
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X OTKP di SMK Dwi Tunggal 1 Tanjung Morawa.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2014: 109). Dalam pengambilan sampel, apabila jumlah subjek kurang
dari 100 orang lebih baik jumlah tersebut diambil semua, sehingga penelitiannya
menjadi penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subyek lebih besar dari
100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
digunakan adalah total sampling, pemilihan teknik ini dikarenakan jumlah subjek
kurang dari 100. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X OTKP di SMK Dwi Tunggal 1 Tanjung Morawa yang berjumlah
sebanyak 33 siswa.
47
3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang kemudian diberi notasi Y
maupun lingkunga sekitar rumah, menciptakan rasa percaya diri dalam diri
48
peserta didik, dan menimbulkan rasa puas dalam diri peserta didik tersebut
3. Hasil belajar adalah perubahan-perubah yang terjadi pada diri siswa, baik
dari kegiatan belajar. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan para siswa
tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol.
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam metode eksperimen
terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi menjadi
dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen dan setengah untuk kelompok
control (yang tidak diberi perlakuan)”. Dalam penelitian ini penggunaan intact-
49
2. Diakibatkan pandemi covid-19, siswa melakukan pembelajaran dibagi
Dalam hal ini peneliti mengikuti kelompok yang telah ditentukan oleh
jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Adapun desain dalam penelitian ini dapat
Gambar 3.1
Desain Penleitian Intact Group Comparison
X1 O2
P O1 Y
X2 O3
Dimana:
P = Sampel
50
O1 = Kemampuan awal (pretest)
X1 =Treatment yang diberikan kepada kelompok pertama dengan
menggunakan model pembelajaran hypnoteaching
X2 =Treatment yang diberikan kepada kelompok kedua dengan menggunakan
model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)
O2 = Tes akhir (posttest) kelompok eksperimen I
O3 = Tes akhir (posttest) kelompok eksperimen II
Y = Hasil belajar
hasil belajar siswa kelas OTKP di SMK Dwi Tunggal 1 Tanjung Morawa.
Selama penelitian ini diberikan tes sebanyak dua kali. Sebelum diberikan
berikut:
Morawa
51
c. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pelaporan, yaitu menyusun analisis data dan kesimpulan hasil penelitian
Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian ini dapat dilihat pada gambar
52
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
Populasi
Pre-test
Sampel
Eksperimen I Eksperimen II
Hypnoteaching ARCS
Post-test
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
53
3.6 Instrumen Penelitian
belajar siswa adalah tes. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka (Margono, 2009:170). Penelitian ini menggunakan tes
hasil belajar sebagai alat pengumpul data. Tes yang diberikan adalah sebanyak
dua kali yaitu pretest dan postest dalam bentuk pilihan ganda.
Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
hasil belajar. Tes adalah alat ukur atau prosedur yang dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian. Bentuk tes berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal
(terlampir). Kriteria pembobotan skor untuk setiap jawaban pertanyaan pada tes
apabila diberi skor 1 dan apabila salah diberi skor 0. Berikut ini merupakan kisi-
54
Tabel 3.2
Kisi-kisi Test bidang Kognitif Kompetensi
Mata Pelajaran Korespondensi
Jenjang Kemampuan Dan
No
Indikator Tingkat Kesukaran Jumlah
.
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan pengertian 1, 15, 16 5 6
1.
surat elektronik ( E-mail). 4 19,
2. Menguraikan kelebihan dan 2 1
kekurangan surat elektronik
e-mail.
3. Mengemukakan langkah- 6 7 9 8, 5
langkah membuat alamat e- 18,
mail.
4. Mengoperasikan menu-menu/ 10, 17 11 4
fitur pada aplikasi e-mail 14,
dengan tepat sesuai dengan
fungsi.
5. Melaksanakan kegiatan 20 12 13 3 4
pengiriman dan penerimaan
surat elektronik dengan
notifikasi berhasil sesuai
prosedur.
B
x 100
N
Ket:
B = banyak butir soal yang dijawab benar
N= Banyak butir soal
Sebelum tes diberikan maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap
tes yang akan dibuat melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda soal.
55
3.7 Teknik Pengumpulan dan Uji Instrumen Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga yaitu
sebagai berikut:
1. Observasi
2. Dokumentasi
peneliti dikelas.
3. Tes
penetapan skor angka. Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar sebagai
alat pengumpul data. Tes yang diberikan adalah sebanyak dua kali yaitu
56
3.7.2 Uji Instrumen Tes
n ⅀ xy −( ⅀ x ) ( ⅀ y )
r xy=
√ {n ⅀ x2 −( ⅀ x ) ❑2 n ⅀ y 2−¿ ¿ ¿
Dimana :
signifikansi (sig) = 95% dan taraf nyata (α) = 5%. Jika nilai rhitung> rtabel maka
instrumen dinayatakan valid, dan jik rhitung< rtabel maka instrumen penelitian
Tabel 3.3
Interpretasi Besaran Koefisien Korelasi
Interval Interpretasi
0,00 – 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
k ⅀ si
r 11 = x {1− }
k −1 st
57
(Arikunto, 2014: 122)
Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
si=⅀ x 2i −¿ ¿ ¿
Dimana :
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑xi2 = Jumlah kuadrat item Xi
(∑xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
sifnifikansi (sig) = 95%, dan taraf nyata (α) = 5%. Jika nilai r11> rtabel maka
instrumen dinyatakan reliabel, dan jika r11< rtabel maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel.
Tabel 3.4
Interpretasi Besaran Reliablitas
Interval Interpretasi
0,00 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Timggi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
subjek tes yang dapat menjawab dengan benar. Untuk mengetahui tingkat
B
P=
JS
58
Keterangan : P = Indeks kesukaran soal
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
BA BB
D= - = P A - PB
JA JB
(Arikunto 2014:213)
Keterangan:
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal yang benar
BA
PA= = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
PB = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
JB
E= 0.00-0.20 = jelek
C= 0.21-0.40 = cukup baik
B= 0.41-0.70 = baik
A= 0.71-1.00 = baik sekali
59
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik
dimana teknik inferensial yang digunakan adalah teknik analisis varians dan jalur
signifikan 5%. Arti dari 5% (0,05) ini adalah dimana peneliti mengambil resiko
salah dalam pengambilan keputusan untuk menolak hipotesis yang benar dan 95%
(0,95) tingkat kepercayaan, atau dengan kata lain peneliti percaya bahwa 95% dari
⅀x
X=
n
(Sugiyono,2016:109)
Dimana :
X = rata-rata (mean)
⅀x = jumlah seluruh skor
n = banyaknya subjek
berikut :
SD ¿ ⅀ ¿ ¿
(Sugiyono, 2016:2014)
60
Dimana :
X = skor yang dicapai
= rata-rata
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
3.8.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdisribusi normal atau tidak. Nilai residual
Pada penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji normalitas yaitu uji
Kolmogrov-Smirnov dengan taraf signifikansi (sig) = 95% dan taraf nyata (α) =
5%. Interpretasi terhadap hasil uji normalitas dengan statistik uji Kolmogrov-
Smirnov, yaitu :
1. Jika taraf nyata (α) yang diperoleh < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
2. Jika taraf nyata (α) yang diperoleh ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
(Suliyanto, 2011:69)
yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians menggunakan uji Levene,
2 2
H 0 :σ 1 ≠ σ 2
SS b
F¿
SS w
61
Keterangan:
SSb= Jumlahkuadratantarkelompok
SSw= Jumlahkuadratantarkelompok
Dengan
(∑ x ¿¿ 2)
(∑ x ¿¿ 2)
SSb = −¿ ¿ ¿ ¿ ¿ dan 2 n tot
ntot (∑ x ) tot− ¿
ntot −n k−1
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa sig. < 0,05 , maka Ho diterima
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa sig. > 0,05 , maka Ho ditolak
√
2
r (n−1)
t= 2
(1 r )
Keterangan :
t = nilaithitung
r = koefisien korelasional hasilrhitung
n = jumlah responden
Dengan kriteria bila hasil thitung>ttabel padataraf signifikansi 95% dan α =
0,05 maka hipotesis (H0) dapat diterima dan apabila thitung<ttabel maka hipotesis
(H0)ditolak
62
DAFTAR NAMA SISWA
NO NAMA-NAMA SISWA
GELOMBANG I GELOMBANG II
63