PROPOSAL
OLEH:
1181151029
BK REG A 2018
63
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga, saya dapat menyelesaikan tugas ”Proposal Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada waktunya. Terima kasih saya ucapkan
kepada dosen pengampu mata kuliah “Penelitian Tindakan Bimbingan dan
Konseling” yang sudah membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan
proposal ini dengan judul “PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR
SISWA SMP NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR”.
Proposal ini disusun untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah “Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling”.Apabila ada kesalahan kata dalam
penulisan, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Serta saya berharap
semoga proposal ini berguna bagi para pembaca dalam memberikan benefit yang
baik. Diharapkan juga kepada para pembaca untuk memberikan kritik ataupun
saran yang bersifat positif dalam penulisan proposal saya yang jauh dari kata baik
ini.Agar saya termotivasi dalam memperbaiki penulisan proposal selanjutnya.
1181151029
BAB I
PENDAHULUAN
Siswa yang dapat menghadapi dan menjalani proses belajar dengan baik
dapat dikatakan sebagai siswa yang mampu berkonsentrasi dalam belajarnya.
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku
yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap
atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman (Rifa‟i, 2009: 82)
Di sekolah, siswa akan belajar berbagai macam hal. Berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada pembelajaran yang dialami oleh
siswa.Belajar adalah syarat mutlak menjadi pandai dalam semua hal, baik dalam
hal ilmu pengetahuan maupun dalam hal bidang keterampilan dan kecakapan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain pada kajian yang sama
tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat Praktis
KAJIAN TEORI
2.1Konsentrasi Belajar
2.1.1 Pengertian Konsentrasi
(1)Faktor jasmaniah
Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi
kesehatan badan secara menyeluruh, artinya (a) kondisi badan yang normal
menurut standar kesehatan atau bebas dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan
di atas normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi, (c) cukup tidur dan
istirahat, (d) cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi memenuhi
standar gizi untuk hidup sehat, (e) seluruh panca indera berfungsi dengan baik, (f)
tidak mengalami gangguan fungsi otak karena penyakit tertentu, seperti sering
kejang, ayan, dan hiperaktif, (g) tidak mengalami gangguan saraf, (h) tidak
dihinggapi rasa nyeri karena penyakit tertentu, seperti mag dan sakit kepala, (i)
detak jantung normal. Detak jantung ini mempengaruhi ketenangan dan sangat
mempengaruhi konsentrasi efektif, dan (j) irama napas berjalan baik.Sama halnya
dengan jantung, irama napas juga sangat mempengaruhi ketenangan.
(2)Faktor Rohaniah
Faktor eksternal adalah segala hal-hal yang berada di luar diri seseorang
atau lebih tepatnya segala hal yang berada di sekitar lingkungan.Hal-hal tersebut
juga menjadi pendukung terjadinya konsentrasi yang efektif. Beberapa faktor
eksternal yang mendukung konsentrasi efektif yaitu (a) lingkungan, (b) udara, (c)
penerangan, (d) oranorang sekitar lingkungan, (e) suhu, (f) fasilitas.
Lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suara-suara yang
terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan. Sebagai contoh,
suara bising dari pekerja bangunan, suara mesin kendaraan bermotor, suara
keramaian orang banyak, suara pesawat radio, dan televisi yang terlalu
keras.Selain itu udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-
bauan yang mengganggu rasa nyaman.Sebagai contoh, bau bangkai dan kotoran
binatang, bau sampah, bau WC, atau keringat.
Untuk itu, perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan, atau
setidaknya kipas angin.Selain itu juga harus tersedia fasilitas yang cukup
menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih, kursi, meja, dan perlatan
untuk keperluan belajar.
2.1.6Faktor-Faktor Penghambat Terjadinya Konsentrasi Belajar
178) adalah:
a. Mampu berbicara di depan orang banyak.
b. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain
sebagainya kepada orang banyak.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
e. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang
bersifat negatif).
f. Dapat bertenggang rasa.
g. Menjadi akrab satu sama lainnya.
h. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi
kepentingan bersama.
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap
memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok.Pada tahap ini pada
umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan
tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,
sebagian, maupun seluruh anggota. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu
a) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam
rangka pelayanan bimbingan dan konseling
b) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok
d) Teknik khusus
e) Permainan penghangatan/pengakraban.
d) Kegiatan selingan.
Tabel 2.1
Operasionalisasi Layanan Bimbingan Kelompok
N Komponen Bimbingan Kelompok
o
1. Perencanaan 1 Mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam Bkp
.
2 Membentuk kelompok
.
3 Menyusun jadwal kegiatan
.
4 Menetapkan prosedur layanan
.
5 Menetapkan fasilitas layanan
.
6 Menyiapkan kelengkapan administrasi
.
2. Pelaksanaan 1 Mengkomunikasikan rencana layanan Bkp
.
2 Mengorganisasikan kegiatan layanan BKp
.
3 Menyelenggarakan layanan BKp melalui tahap-tahap
. pelaksanaannya:
a. Pembentukan
b. Peralihan
c. Kegiatan
d. pengakhiran
3. Evaluasi 1 Menetapkan materi evaluasi
.
2 Menetapkan prosedur evaluasi
.
3 Menyusun instrumen evaluasi
.
4 Mengoptimalisasikan instrument evaluasi
.
5 Mengolah hasil aplikasi instrumen
.
4. Analisis Hasil 1 Menetapkan norma/standar analisis
Evaluasi . Melakukan analisis
2
.
3 Menafsirkan hasil analisis
.
5. Tindak Lanjut 1 Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
.
2 Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak
. terkait
3 Melaksanakan rencana tindak lanjut
.
6. Laporan 1 Menyusun laporan layanan BKp
.
2 Menyampaikan laporan pada pihak terkait
.
3 Mendokumentasikan laporan layanan
.
2.2.6.2Anggota kelompok
Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau
dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.
(3) Asas kegiatan dan keterbukaan
Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran,
tentang apa saja yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan
ragu-ragu.
(4) Asas kekinian
Yaitu memberikan topik atau materi yang dibahas bersifat aktual dan hal-
hal yang terjadi sekarang.hal-hal yang direncanakan sesuai dengan kondisi
sekarang.
(5) Asas kenormatifan
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang telah terkumpul (Arikunto, 2010 :
110). Berdasarkan latar belakang dan teori di atas maka hipotesis dari judul
penelitian ini adalah “konsentrasi belajar pada siswa SMP NEGERI 2 Pematang
Siantar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Hal ini dijelaskan Dewi & Rosmala dalam sudut pandang mereka bahwa
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) adalah upaya yang
dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan refleksi terhadap
praktik pelayanan selanjutnya melakukan tindakan perbaikan untuk peningkatan
praktik pelayanan konseling.
Dalam hal ini, penelitian tindakan bimbingan konseling yang dilakukan
oleh peneliti yakni “Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok dalam
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa SMP NEGERI 2 Pematang Siantar”.
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1Tempat Penelitian
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:
174). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling yang dilakukan berdasarkan
daftar chek list untuk mengetahui siswa yang sulit berkonsentrasi dalam belajar.
Tidak semua dijadikan partisipan, hanya sejumlah siswa diketahui yang sulit
berkonsentrasi dalam belajar yang akan dijadikan partisipan. Harapannya siswa
yang sulit berkonsentrasi dalam belajar, setelah terlibat dalam treatment yang
dilakukan peneliti, maka siswa akan dapat berkonsentrsi dalam belajar. Sampel
pada penelitian adalah beberapa siwsa-siswa dari SMP NEGERI 2 Pematang
Siantar yang memiliki masalah dalam berkonsentrasi saat belajar.
Berikut adalah gambar alur siklus tindakan kelas yang dipakai dalam
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
No Kegiatan Produk
b. Tindakan
1. Tahap Pembetukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap dimana terlihatnya diri anggota dalam
kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a) mengucapkan
salam, b) ucapan terima kasih dan selamat datang, c) membaca doa, d) menyampaikan
pengertian bimbingan kelompok, dan tujuan bimbingan kelompok, e) menyampaikan asas
bimbingan kelompok (asas keterbukaan, asas keaktifan, asas kesukarelaan, asas kenormatifan, f)
perkenalan.
2. Tahap Peralihan
Tahap ini merupakan jembatan menuju ketahapan ketiga, yaitu tahap kegiatan. Dalam
tahapan ini dilakukan sebagai berikut: a) menjelaskan kegiatan yang akan dijalani, b)
menanyakan apakah anggota sudah siap, c) mempelajari suasana yang terjadi dalam kelompok.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini peneliti menggunakan tekhnik disksusi kelompok, adapun
tahapan tersebut berdasarkan dalam pelaksanaan tahapan ini pemimpin kelompok akan
mengemukakan suatu masalah atau topik yang akan dibahas secara bersama. Tanya jawab antar
anggota kelompok dengan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas mengenai topik
permasalahan yang akan dibahas. Dalam tahapan ini anggota kelompok akan membahas tugas
secara mendalam dan tuntas.
4. Tahap Pengakhiran
Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dalam kegiatan
ini pemimpin kelompok melakukan beberapa kegiatan diantaranya: a) konselor mengatakan
kegiatan akan berfikir, b) pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil
kegiatan, c) merencanakan kegiatan lanjutan, d) menyampaikan pesan dan harapan, e) membaca
doa, f) salam dan menyanyikan lagu sayonara.
c. Observasi
Pada tahap ini akan dilakukan 2 kali pada tahap observasi diri siswa dan tahap proses
kegiatan. Tahap observasi kegiatan pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan terhadap konseli (siswa). Observasi dilakukan pada saat proses bimbingan
kelompok dengan menganalisis peningkatan konsentrasi belajar pada saat pelaksanaan
bimbingan kelompok.
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan. Setelah melakukan observasi dilanjutkan kegiatan refleksi terhadap proses
bimbingan kelompok dan hasil yang didapatkan. Jika hasilnya baik berarti tindakan pada siklus 1
baik. Kemudian analisis dilakukan pada pengentasan masalah konsentrasi belajar didasarkan
verbatim dialog bimbingan kelompok.
Tahap selajutnya konseli harus melakukan rencana yang telah disusun, selanjutnya
peneliti memberikan tugas pada konseli untuk membantunya dalam mengatasi masalah
konsentrasi belajar bersama-sama merencanakan tindakan yaitu alternatif solusi yang dipilih.
3.5.2 Desain Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan
berdasakan konsep diatas, jika pada siklus I tidak mencapai target maka, dilakukan siklus II
yakni untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dari sikap suatu solusi. Pada
tahap kegiatan yang dilakukan adalah menyiapkan seluruh perangkat yang diperlukan untuk
peneliti. Dapat dilihat pada tabel berikut:
No Kegiatan Produk
1 Menyiapkan rancangan RPBK pertemuan 3 s/d 4
pelayanan bimbingan kelompok
(RPBK)
2 Menyediakan format penilaian Format penilaian RPBK
RPBK (Rencana Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Konseling)
4 Menyediakan laporan awal Laporan permasalahan konsentrasi
permasalahan konsentrasi belajar siswa
belajar siswa
5 Menyediakan format penilaian Daftar check list, laiseg, laijapen,
permasalahan konsentrasi dan aktivitas pelaksanaan
belajar siswa pada saat proses bimbingan kelompok
bimbingan kelompok
6 Menyepakati jadwal dan tempat Sebanyak 2 kali pertemuan di ruang
bimbingan kelompok bersama BK atau di ruang terbuka.
siswa
Tabel 3.3. Perencanaan siklus II
b. Tindakan
Pelaksanaan bimbingan kelompok dalam penelitian untuk meningkatkan
konsentrasi belajar siswa dalam kegiatan sehari-harinya. Kegiatan ini direncanakan 2 kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan berdasarkan berdasarkan rancangan RPBK
bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Tahap Pembetukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap dimana terlihatnya diri anggota dalam
kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a) mengucapkan
salam, b) ucapan terima kasih dan selamat datang, c) membaca doa, d) menyampaikan
pengertian bimbingan kelompok, dan tujuan bimbingan kelompok, e) menyampaikan asas
bimbingan kelompok (asas keterbukaan, asas keaktifan, asas kesukarelaan, asas kenormatifan, f)
perkenalan.
2. Tahap Peralihan
Tahap ini merupakan jembatan menuju ketahapan ketiga, yaitu tahap kegiatan. Dalam
tahapan ini dilakukan sebagai berikut: a) menjelaskan kegiatan yang akan dijalani, b)
menanyakan apakah anggota sudah siap, c) mempelajari suasana yang terjadi dalam kelompok.
3. Tahap Kegiatan
Pada tahap kegiatan ini peneliti menggunakan tekhnik disksusi kelompok, adapun
tahapan tersebut berdasarkan dalam pelaksanaan tahapan ini pemimpin kelompok akan
mengemukakan suatu masalah atau topik yang akan dibahas secara bersama. Tanya jawab antar
anggota kelompok dengan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas mengenai topik
permasalahan yang akan dibahas. Dalam tahapan ini anggota kelompok akan membahas tugas
secara mendalam dan tuntas.
4. Tahap Pengakhiran
Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dalam
kegiatan ini pemimpin kelompok melakukan beberapa kegiatan diantaranya: a) konselor
mengatakan kegiatan akan berfikir, b) pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan
dan hasil kegiatan, c) merencanakan kegiatan lanjutan, d) menyampaikan pesan dan harapan, e)
membaca doa, f) salam dan menyanyikan lagu sayonara.
c. Observasi
Pada tahap ini akan dilakukan 2 kali pada tahap observasi diri siswa dan tahap proses
kegiatan. Tahap observasi kegiatan pengamatan atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan terhadap konseli (siswa). Observasi dilakukan pada saat proses bimbingan
kelompok dengan menganalisis peningkatan konsentrasi belajar pada saat pelaksanaan
bimbingan kelompok pada siklus II.
d. Refleksi
Setelah melakukan observasi dilakukan kegiatan refleksi terhadap proses bimbingan kelompok
dan hasil yang dilaporkan. Kemudian hasil refleksi ini dibandingkan skala meningkatkan
tanggung jawab belajar siswa. Hasil perbandingan ini selanjutnya akan menentukan tindak
kegiatan. Seandainya ada hal yang belum sesuai dengan skala ketetapan akan diperbaiki dan
ditindak lanjutkan kegiatan berdasarkanverbatim dialog bimbingan kelompok.
Tahap refleksi ini konselor menanyakan pada konseli mengenai hal baru yang
didapatnya (pengetahuan atau perasaan) setelah permasalahannya mengenai meningkatkan
konsentrasi belajar siswa. Konselor bersama konseli menyimpulkan kegiatan bimbingan
kelompok dan merumuskan kembali tentang meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Konselor
bersama konseli merencanakan pertemuan selanjutnya, guna merencanakan tindakan agar
melaksanakan alternatif situasi yang dipilih menceritakan hasil tindakannya.
e. Evaluasi
Jika pada tahap tindakan penelitian siklus II juga belum mencapai target yang telah ditetapkan
yakni mengatasi masalah konsentrasi belajar siswa maka dilanjutkan pada siklus III. Tetapi jika
sudah mencapai target kegiatan hanya mencapai siklus II. Diharapkan pada siklus II setelah
mencapai target.
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Fase terpenting dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data tidak lain
dari suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, maka mustahil peneliti dapat
menghasilkan temuan, apabila tidak memperoleh data.Menurut Riduwan (2010:51)pengertian
dari teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah
penelitian yang ingin dipecahkan.Maka intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala/angket.
Untuk keperluan analisis instrument tiap-tiap alternatif jawaban diberi skor: untuk pilihan
jawaban SS diberi skor 5 (sangat setuju),S diberi skor 4 (setuju), KK diberi skor 3 (kadang-
kadang) , TS diberi skor 2 (tidak setuju), STS diberi skor 1 (sangat tidak setuju).
Proses analisis data dimulai dengan menelaah keseluruhan data yang diperoleh baik melalui
hasil observasi dan bantuan wawancara, kemudian dideskripsikan dengan cara menggunakan
analisis persentase. Untuk menghitung persentase jawaban yang
diberikan responden, penulis menggunakan rumus seperti yang
dikemukakan Hartono adalah sebagai berikut:
Dimana :
P = Angka prestasi
n = jumlah responden
Keberhasilan penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini diukur dengan indikator
sekurang-kurangnya 80% jumlah siswa mengalami peningkatan dalam konsentrasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Tri, Supriyo. 2015. “Improve Learning Concentration Through Services Group Coaching
With Game Engineering”. Indonesian Journal of Guidance and Counseling Theory and
Aplication. Vol. 4, No. 2
https://journal.unnes.ac.id
wibowo. 2020. “Improve Student Learning Concentration with Classical Guidance for the
Jigsaw Cooperative Learning Method”. Magistrorum Et Scholarium. Vol 01, No. 2
https://ejournal.uksw.edu
Dewi, Rosmala. 2016. “Profesionalisme Guru Bimbingan dan Konseling Melalui Penelitian
Tindakan Bimbingan Konseling”. Medan : Unimed Press
Kusno. Dkk. 2019.Realita Bimbingan dan Konseling. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan. Vol. 4, No.7
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmulyani. 2019. Buku Panduan Praktek Layanan Bimbingan Kelompok. Medan : Unimed
Press
Sukirman.2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Bimbingan dan Konseling (Bimbingan
dan Konseling.Yogyakarta : Paramita Publishing
LAMPIRAN
A. Gann Chart Jadwal Kegiatan
A. Identitas Peserta
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
B. Petunjuk pengisian
Keterangan:
SS : Sangat sesuai
S : Sesuai
KK :Kadang-Kadang
TS : Tidak sesuai
No Pernyataan SS S KK TS STS
1 Saat guru menerangkan saya memperhatikan dengan
penuh konsentrasi
2 Saya bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak saya
mengerti
3 Dalam mengerjakan tugas saya, saya teliti dlam
mengerjakannya
4 Saya dapat mendengar dengan baik pelajaran yang
diberikan olhe guru
5 Saya siap jika guru menyuruh saya menjawab
pertanyaan secara tiba-tiba
6 Perhatian saya tertuju pada pembelajaran yang
diberikan oleh guru
7 Walaupun saya mengikuti beberapa ekstrakulikuler,
tetapi saya bisa berkonsentrasi dalam belajar
8 Saya memanfaatkan waktu luang daripada bermain
9 Saya merasa kurang konsentrasi dalam belajar karena
terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler
10 Saya akan konsentrasi dalam pelajaran apabila saya
tidak mempunyai masalah dengan teman
11 Saya tidak konsentrasi apabila ada orang atau teman
saya yang lewat di depan pintu kelas
12 Karena kelas kurang kondusif, saya jadi tidak
konsentrasi dalam belajar
13 Saat guru menerangkan pembalajaran saya sulit
memusatkan perhatian
14 Saya merasa jenuh, apabila guru menerangkan materi
dikelas sehingga konsentrasi saya terganggu
15 Keadaan tempat belajar saya sangat nyaman
16 Membaca buku adalah kegiatan yang membosankan
bagi saya
17 Saya tidak percaya diri, kaku dan malu ketika
mengemukakan pendapat
18 Guru yang mengajar dikelas membosankan sehingga
saya sulit berkonsentrasi
19 Saya tidak mengerti pelajaran yang diberikan guru
20 Saya lebih suka diam daripada bertanya saat guru
menjelaskan pembelajaran
21 Saya diam dan tidak berani mengemukakan ide jika
sedang diskusi dengan teman
22 Saya jadi lebih sulit berbicara ketika guru bertanya
mengenai pembelajaran kepada saya
23 Saya salah mengucapkan kata jika disuruh maju
kedepan kelas oleh guru
24 Di dalam kelas saya lebih banyak melamun daripada
mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru
25 Apabila ruang kelas kotor, saya sulit focus ketika
belajar
26 Saya kurang nyaman saat belajar apabila ruang kelas
sempit
27 Saya hanya focus terhadap satu mata pelajaran saja,
setelah itu saya tidak focus lagi
28 Saya selalu mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan diberikan oleh guru
29 Saya selalu mengaplikasikan pengetahuan atau
informasi yang saya peroleh
30 Saya mengerti terhadap tugas yang diberikan oleh
guru