Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 10 PURWOREJO


Jl. Kalikotes, Pituruh, Rw. II, Kalikotes, Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah 54263

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK
Semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022

A Komponen dasar Layanan dasar


B Bidang layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Perilaku penyontek
D Tujuan Umum Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk menjauhi perbuatan
menyontek
E Tujuan khusus 1. Peserta didik memahami apa itu perilaku menyontek
Peserta didik mengetahui penyebab terjadinya perilaku menyontek
2. Peserta didik dapat mengetahui bentuk-bentuk perilaku menyontek.
Peserta didik mengetahui dampak dari perilaku menyontek
3. Peserta didik mampu mengimplementasikan solusi dari
permasalahan tersebut, memiliki kesadaran serta mampu menjauhi
4. perbuatan tersebut.

5.

F Tanggal Pelaksanaan Oktober 2021


G Sasaran Layanan Sampel siswa kelas 10
H Materi Layanan 1. Pengertian perilaku menyontek
2. Penyebab perilaku menyontek
3. Bentuk perilaku menyontek
4 Dampak perilaku menyontek
5 Solusi dari permasalahan terkait perilaku menyontek.

I Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit


J Sumber 1. http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2107/2/BAB%20II.pdf
2. http://eprints.ums.ac.id/35521/2/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

K Metode/Teknik Diskusi kelompok


L Media / Alat (menyesuaikan)
M PELAKSANAAN

1 Tahap
Awal/Pendahuluan
a Pernyataan - Guru bk membuka layanan
Tujuan
- memeriksa kesiapan siswa dengan bertanya

- menanyakan kabar

- Guru mempersilahkan perwakilan Siswa untuk memimpin doa

- Guru bk/konselor mempersiapkan materi

- Ice breking (berbagai macam variasi )


- Menyampaikan Tujuan yang akan dicapai
b Penjelasaan - Menjelaskan langkah langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab
tentang peserta didik
langkah - Kontrak layanan (kesepakatan Layanan), hari ini kita akan melakukan
langkah kegiatan selama 1 jam pelajaran 45 menit
kegiatan
c Mengarahkan - Guru Bk/ Konselor memberikan penjelasan tentang topic yang
kegiatan dibicarakan
d Tahap - Guru Bk/ Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan
Peralihan kegiatan, dan memulai ke tahap inti
(transisi)

2 Tahap Inti
a Kegiatan - Peserta didik menyimak dengan seksama dalam kelompok tersebut
Peserta Didik
- Mendegarkan dan aktif dalam kelompok
- Peserta didik menyimpulkan hasil dari materi yang dibahas
- Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan manfaat dan
kebermaknaan kegiatan.
b Kegiatan guru - Guru Bk/ Konselor mengajak Siswa untuk membuat kesimpulan materi
Bk Konselor
- Guru Bk/Konselor memberikan pengantar materi layanan
3 Tahap Penutup - Guru Bk/ Konselor menutup kegiatan dengan meminta perwakilan Siswa
untuk memimpin doa

- Guru Bk/Konselor memberikan motivasi dan penguatan sebagai clossing


statement

- Guru Bk/Konselor memberikan salam

N Evaluasi
1 Evaluasi
Proses - Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya

- Mengamati sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan

- Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan terhadap


pertanyaan guru BK
- Menyimak proses jalannya layanan via Google meet tentang kegiatan
layanan
2 Evaluasi Hasil - Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
Evaluasi menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan
- Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
- Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan materi : mudah
dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
- Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti.

Guru Pamong Purworejo,12 Oktober 2021


Mahasiswa

(Rahmat Hadianto, S.Pd) (Hidayatul Akbar)

LAMPIRAN MATERI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

A. PERILAKU MENYONTEK
Perilaku menyontek secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penipuan atau
melakukan perbuatan tidak jujur (Webster’s New World, dkk., dalam Hartanto, 2012).
Indarto & Masrun (dalam Agustin dkk., 2013) mendefinisikan menyontek sebagai
perbuatan curang, tidak jujur, dan tidak legal dalam mendapatkan jawaban pada saat tes.
Purwadarminta (dalam Purwono, 2014) menyatakan bahwa perilaku menyontek adalah
mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Menurut Alhadza (dalam Musslifah, 2015) perilaku menyontek atau cheating adalah
suatu wujud perilaku dan ekspresi mental seseorang yang merupakan hasil belajar dari
interaksi dengan lingkungannya.
Kemudian definisi yang lebih terperinci menurut Cizek (dalam Anderman & Murdock,
2007) bahwa perilaku menyontek yaitu memberikan, menggunakan ataupun menerima
segala informasi, menggunakan materi yang dilarang digunakan dan memanfaatkan
kelemahan seseorang, prosedur ataupun suatu proses untuk mendapatkan suatu keuntungan
yang dilakukan pada tugas-tugas akademik.
Laseti (dalam Kushartanti, 2009) mengemukakan menyontek adalah suatu tindakan
memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan suatu yang terbaik walau dirinya tidak
mampu.
Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa perilaku
menyontek yaitu memberikan, menggunakan ataupun menerima segala informasi,
menggunakan materi yang dilarang digunakan dan memanfaatkan kelemahan seseorang,
prosedur ataupun suatu proses untuk mendapatkan suatu keuntungan yang dilakukan pada
tugas-tugas akademik.

B. PENYEBAB PERILAKU MENYONTEK


Ada beberapa faktor penyebab perilaku menyontek yang biasanya dialami oleh para siswa,
diantaranya adalah :
1. adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi.
2. keinginan untuk menghindari kegagalan
3. adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil.
4. kurang waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah dan
5. tidak ada atau rendahnya sikap yang menentang perilaku menyontek di sekolah.

C. JENIS-JENIS PERILAKU MENYONTEK


Hetherington & Feldman (dalam Hartanto, 2012) mencoba mengelompokkan empat bentuk
menyontek, yaitu:
1. Individual-opportunistic, dapat diartikan sebagai perilaku siswa mengganti suatu
jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika
guru keluar dari kelas. Individu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melihat
ataupun mengganti jawaban dengan menggunakan catatan ataupun bertanya kepada
oranglain.
2. Independent-planned, dapat diidentifikasi menggunakan catatan ketika tes atau ujian
berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap maupun dipersiapkan dengan
menulisnya terlebih dahulu sebelum berlangsungnya ujian. Dalam hal ini siswa telah
merencanakan untuk menggunakan media berupa catatan, buku atau handphone agar
bisa digunakan saat ujian berlangsung.
3. Social-active, adalah perilaku menyontek siswa dengan menyalin, melihat atau meminta
jawaban dari orang lain. Siswa melakukan perilaku tersebut dengan cara berbisik,
menggunakan kode, melihat lembar jawaban orang lain maupun melakukan chat (sms,
whatsapp) dengan sesama teman.
4. Social-passive, adalah mengizinkan orang lain untuk melihat atau menyalin jawabannya.
Siswa membiarkan orang lain meniru jawaban yang sudah dikerjakan

D. DAMPAK PERILAKU MENYONTEK


1. Membuat Kita Jadi Pembohong
Salah satu alasan mengapa menyontek itu tidak baik karena menyontek sama dengan
berbohong. Kita berbohong pada guru bahwa kita bisa mengerjakan soal-soal dengan
baik. Padahal, nyatanya kita mengerjakan soal itu dengan cara curang yaitu menyontek.
Sering menyontek hanya akan membuat kita terbiasa berbohong dan akhirnya kita
menjadi pembohong.
2. Orang Tidak Percaya dengan Kita
Akibat ini menjadi lanjutan dari akibat nomor satu. Jika kita terlalu sering berbohong,
orang lain tidak akan mudah percaya dengan kita. Kalaupun kita mendapat nilai bagus
karena hasil kerja keras kita sendiri, orang lain mungkin akan tetap menganggap kita
menyontek. Hal ini juga membuat apa pun yang kita lakukan dan kita bicarakan tidak
akan dipercaya oleh orang lain.
3. Membuat Kita Menjadi Malas
Beberapa orang menyontek karena tidak mau berusaha keras untuk belajar atau
memikirkan jawaban yang benar. Menyontek justru akan membuat kita menjadi malas
belajar dan tidak mau berusaha. Itu karena menyontek bisa membuat kita mendapat nilai
bagus tanpa perlu berusaha keras. Akibatnya, kita jadi tidak mau berusaha sehingga kita
bisa dijuluki sebagai anak yang pemalas.
4. Membuat Skil ataupun kemampuan seseorang menurun.
Berkaitan dengan dampak yang ada pada nomor 3, rasa malas yang diakibatkan karena
sering menyotek ini akan berdampak pada menurunnya kemampuan belajar dan skil
seseorang. Sehingga secara perlahan dan tanpa disadari orang tersebut menjadi minim
pengetahuan dan minim kemampuan.
5. Tidak Baik untuk Masa Depan
Dijuluki sebagai orang pemalas hingga bertahun-tahun setelahnya adalah hal yang
buruk. Ini mungkin membuat kita jadi tidak bisa diterima di sekolah idaman ataupun
tidak bisa diterima kerja di tempat impian. Selain itu, ilmu yang didapat di sekolah itu
penting untuk masa depan kita. Jika kita terbiasa menyontek, kita tidak akan punya ilmu
apa-apa sehingga kita tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
6. Merugikan Orang Lain
Apakah teman-teman pernah berpikir tentang perasaan orang yang pekerjaannya kita
sontek? Saat kita menyontek tugas teman, mereka sebenarnya merasa rugi, apalagi jika
kita mendapat nilai yang lebih bagus darinya. Itu karena mereka sudah belajar dengan
rajin, tapi kita yang tidak belajar malah menyontek jawaban miliknya dan mendapat nilai
bagus juga. Maka itu, hindari menyontek dan jawablah soal-soal semampu kita agar
tidak merugikan orang lain.

E. SOLUSI MEGATASI PERILAKU TEMAN YANG SUKA MENYONTEK


1. Berikan dia pengertian dan pemahaman bahwasanya menconntek itu perbuatan yang
tidak baik dan akan mengakibatkan tumpulnya kemampuan belajar kita
2. Berikan penolakan secara tegas kepada mereka yang akan menyontek, apabila ada teman
yang masih aja susah diberi paham bila perlu laporkan ke guru, pengawas, atapun yang
mengampu mata pelajaran tersebut sehingga nantinya akan ditindak lanjuti oleh guru
tersebut.
3. Tanamkan pada diri sendiri rasa percaya diri dalam hal mengerjakan tugas akademik.
Jangan takut untuk gagal, karena kegagalan adalah langkah menuju keberhasilan.
Dengan kegagalan kita akan banyak belajar hal-hal yang baru serta dapat mengetahui
apa yang menjadi kekurangan sebelumnya sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi untuk
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai