Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
ABSTRACT
This study aimed to describe the role of guidance and counseling in motivating students to learn
mathematics in class VII-8 SMP 3 Palangkaraya and describe the teacher's role in motivating students in
learning.
This type of approach used in this study is a qualitative approach, namely with information, correc
fact and reliable. Subjects in this study were the teacher in class VII-8. The data used is primary data and
secondary data collection techniques used in data observation, interviews, and documentation. Analysis
using the technique proposed by Milles and Hubermen namely data reduction, data display, and
verification of decision making.
These results indicate that BK teacher acts as a motivator and as a mentor in terms of motivating
learners to learn math at grade VII-8 SMP 3 Palangkaraya.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peran bimbingan dan konseling belajar dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya dan
mendeskripsikan tentang peran guru BK dalam memotivasi peserta didik dalam belajar.
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan informasi,
fakta-fakta yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru BK
kelas VII-8. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik
yang dikemukakan oleh Milles dan Hubermen yaitu reduksi data, display data, mengambil keputusan dan
verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru BK berperan sebagai motivator dan sebagai pembimbing
dalam hal memotivasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangkaraya.
171
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179
konseling. Menurut pendapat Audi Mapiare Matematika merupakan ilmu universal yang
(Pahay W. Jimat, 2008:2) bahwa Bimbingan dapat mendasari perkembangan teknologi modern,
diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang mempunyai peranan penting dalam berbagai
dilakukan secara sistematis, metodis, dan disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
demokratis dari seseorang yang memiliki Perkembangan pesat di bidang teknologi
kompetensi yang memadai dalam menerapkan informasi dan komunikasi dewasa ini didasari oleh
pendekatan, metode dan teknik layanan kepada perkembangan matematika di bidang teori
induvidu agar lebih memahami, menerima diri, bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata matematika diskrit. Untuk menguasai dan
dari dalam mencapai penyesuaian, membuat menciptakan teknologi di masa depan diperlukan
pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan penguasaan matematika yang kuat.
secara lebih memadai sesuai tingkat Namun dalam proses belajar mengajar di
perkembangan yang dicapainya. Kesemuannya kelas, pelajaran matematika dianggap sulit, tidak
itu, ditujukan untuk mencapai kesejahteraan menarik dan membosankan bagi siswa pada
mental dan kebahagiaan yang bermanfaat bagi umumnya, motivasi belajar siswa menjadi rendah
diri dan lingkungan. dan hasil belajarnyapun juga rendah, hal ini
Untuk meningkatkan motivasi belajar pada tercermin dari masih minimnya perolehan nilai
peserta didik tidak hanya terletak pada guru mata matematika dalam ulangan kompetensi dasar baik
pelajaran dan orang tua saja, melainkan dalam ulangan per Kompetensi Dasar (KD),
merupakan tanggung jawab bersama agar proses ulangan blok maupun Ujian Akhir Nasional (UAN).
pembelajaran yang terjadi pada diri anak berjalan Hasil angket motivasi awal siswa serta data
dengan baik dan prestasi belajarnya maksimal. hasil tes skolastik yang dilakukan oleh pihak
Salah satu petugas yang sangat berperan dalam sekolah setiap penerimaan siswa baru
meningkatkan motivasi belajar peserta didik menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar
adalah guru bimbingan dan konseling yang ada siswa bukan karena kurangnya intelegensi yang
dimasing-masing sekolah. Hal ini sesuai dengan dimiliki oleh siswa tetapi karena sangat sedikit
pendapat H. Koestoer Partowisastro (Pahay W. siswa yang termotivasi untuk belajar matematika
Jimat, 2008:3) bahwa Petugas bimbingan dalam Dalam kaitannya dengan masalah
tugas-tugas bimbinganya merupakan komplemen rendahnya motivasi belajar yang terjadi pada
dan bagian integral dalam usaha-usaha untuk sejumlah siswa kelas VII-8 SMPN 3, maka guru
mencapai tujuan pendidikan, maka para pendidik mengadakan kegiatan bimbingan kelompok
dan para petugas bimbingan perlu dilengkapi agar siswa dapat lebih bersemangat dalam
dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan belajar, dalam mengatasi siswa yang motivasi
dalam hubungannya dengan mengatasi kesulitan belajarnya rendah perlu pendekatan yang
belajar para peserta didik. tepat, siswa SMP yang motivasi belajarnya
rendah karena memiliki perilaku yang kurang
baik yakni memiliki kebiasaan-kebiasaan
172
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…
negatif seperti malas belajar, malas dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan jenis
mengerjakan tugas atau PR, ramai di kelas, penelitian studi kasus. Dengan adanya studi
membolos dan lain-lain, sehingga model kasus ini dimaksudkan untuk menyajikan analisa
pendekatan konseling yang digunakan haruslah permasalahan secara detail, terutama dalam
yang bisa menghilangkan perilaku kurang baik menganalisa peran bimbingan konseling belajar
ersebut yaitu model konseling behavioral karena dalam memotivasi belajar matematika pada
tujuan konseling behavioral. peserta didik kelas VII-8 SMP N 3 Palangka Raya.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu
adanya upaya untuk meningkatkanmotivasi Data dan Sumber Data Penelitian
belajar siswa SMP, salah satu alternatif layanan 1. Data
bisa melalui layanan bimbingan belajar, sedang a. Peran guru bimbingan dan konseling
pendekatan konselingnya bisa menggunakan b. Peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka
model pendekatan konseling behavioral. Raya.
Berdasarkan permasalahan di atas melalui 2. Sumber Data Penelitian
penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan a. Sumber Data Primer
peran sebagai inovator pembelajaran. Seorang Dalam data primer ini, peneliti langsung
guru harus mampu menggunakan metode bertatap muka dengan para subjek
pembelajaran yang tepat sehingga dapat penelitian dalam mengumpulkan data,
memudahkan serta dapat mengubah image siswa dimana menggunakan observasi dan
yang keliru terhadap matematika, yang pada wawancara langsung dengan guru
akhirnya matematika menjadi pelajaran yang bimbingan dan konseling dan peserta didik
mudah, menarik serta menyenangkan bagi semua kelas VII-8 guna memperoleh data serta
peserta didik. informasi yang akurat mengenai peran
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bimbingan dan konseling belajar dalam
penelitian ini akan berusaha mengkaji Peran memotivasi belajar matematika peserta
Bimbingan Dan Konseling Belajar Dalam didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya.
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Pada b. Sumber Data Sekunder
Peserta Didik Kelas VIII-8 SMPN 3 Palangkaraya Data sekunder dalam penelitian ini adalah
Tahun Pelajaran 2014/2015. hasil wawancara dengan guru BK dan
peserta didik kelas VII-8 mengenai peran
METODE PENELITIAN bimbingan dan konseling belajar dalam
memotivasi belajar matematika.
Metode dan Prosedur Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan
tujuan pada penelitian ini, dalam pelaksanaannya
peneliti menggunakan metode kualitatif.
Sedangkan untuk mengungkapkan masalah
173
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179
174
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…
2. Data Display (Penyajian Data) masalah yang akan diteliti. Penelitian ini,
Setelah data direduksi, maka langkah peneliti melakukan tahapan awal yaitu
selanjutnya adalah mendisplaykan data atau melakukan observasi untuk mengetahui
penyajian data. Display data yaitu penyusunan kondisi, objek, serta subjek yang akan diteliti.
informasi yang akan memungkinkan peneliti Setelah peneliti mendapatkan informasi
untuk membuat suatu kesimpulan dan melalui observasi, maka selanjutnya peneliti
pengambilan keputusan. melanjutkan dengan wawancara langsung
3. Conclusioan Drawing/Verification (Penarikan pada objek yang jadi sasaran penelitian.
Kesimpulan) 4. Konfirmabilitas
Tahap pengambilan keputusan dan verifikasi Untuk mendapatkan konfirmabitas serta
merupakan upaya peneliti untuk mencari keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
makna dari hasil analisis data. Dalam hal ini, menggunakan beberapa teknik, yaitu dengan
verifikasi data dilakukan dari awal penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi serta
sampai akhir penelitian sehingga pengambilan data-data dari guru bimbingan dan konseling
kesimpulan dapat diambil dengan tepat. mengenai layanan bimbingan dan konseling di
sekolah tersebut.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini, dapat dilakukan dengan cara Dalam penelitian mengenai peran
sebagai berikut : bimbingan dan konseling belajar dalam
1. Kredibilitas meningkatkan motivasi belajar matematika pada
Untuk mengetahui tingkat kreadibilitas dalam peserta didik, peneliti melaksanakan penelitian ini
hal penelitian ini, tahap pertama yang kurang lebih dua bulan dari tanggal 03 Oktober
dilakukan oleh peneliti yakni triangulasi data sampai 03 Desember 2014.
dan informasi yang telah diperoleh. sebab Peran Konselor Dalam Bimbingan dan
Konseling Belajar
dikhawatirkan jika hanya menggunakan satu
sumber hasil yang diperoleh tidak optimal. Guru BK di SMPN 3 Palangka Raya memiliki
Teknik triangulasi lebih mengutamakan posisi yang masih belum dianggap sangat penting
efektivitas proses dan metode yang diinginkan dalam komponen pendidikan karena tidak
2. Transferabilities memiliki jadwal atau jam khusus untuk masuk
Pentingnya transferabilities ini, yaitu untuk kelas memberikan layanan kepada peserta didik.
mengetahui bagaimana upaya guru BK dalam Disamping itu, guru BK juga tidak terlalu
memotivasi belajar matematika pada peserta mengenal peserta didik dengan baik dan peserta
didik. didik juga tidak terlalu mengenal akan sosok guru
3. Dependabilities BK itu sendiri. Dari dokumen yang diperoleh
Dalam dependabilities ini, peneliti mencari dan peneliti dari guru BK yang bersangkutan juga
mengumpulkan data secara empiris tentang menunjukan bahwa ruangan yang diberikan oleh
175
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179
176
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…
177
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179
178
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…
Ahmad Zaini Dahlan. 2011.Perbedaan Hasil Sumadi Suryabrata. 2010. Metode Penelitian.
Belajar Matematika Antara Penerapan Jakarta : Rajawali Pers.
Pendekatan Personal dan Pendekatan
Deduktif Pada Peserta Didik Kelas III Supardi. 2003. Korelasi Antara Layanan
SDN-9 Menteng Palangka Raya Bimbingan Belajar Dengan Hasil Belajar
Peserta Didik SLTPN 5 Selat Kuala
Burhan Bungin. 2010. Analisis Penelitian Kapuas.
Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta. Balai Pustaka. Tim Penulis Syafaruddin & Nasution, I. 2005. Manajemen
Pembelajaran. Jakarta. Quantum
Dewa Ketut Sukardi. 2000. Bimbingan dan Teaching.
Konseling Di Sekolah. Jakarta :
PT.Rineka Cipta. Winkel,W.S. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di
Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Erika Kusumawardani. 2012. Hambatan Peserta
Didik Mengerjakan Pekerjaan Rumah.
179