Anda di halaman 1dari 9

Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…

PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR


DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII-8
SMPN 3 PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ESTY ARYANI SAFITHRY

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRACT

This study aimed to describe the role of guidance and counseling in motivating students to learn
mathematics in class VII-8 SMP 3 Palangkaraya and describe the teacher's role in motivating students in
learning.
This type of approach used in this study is a qualitative approach, namely with information, correc
fact and reliable. Subjects in this study were the teacher in class VII-8. The data used is primary data and
secondary data collection techniques used in data observation, interviews, and documentation. Analysis
using the technique proposed by Milles and Hubermen namely data reduction, data display, and
verification of decision making.
These results indicate that BK teacher acts as a motivator and as a mentor in terms of motivating
learners to learn math at grade VII-8 SMP 3 Palangkaraya.

Keywords : motivate learning by motivating learning

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peran bimbingan dan konseling belajar dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya dan
mendeskripsikan tentang peran guru BK dalam memotivasi peserta didik dalam belajar.
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan informasi,
fakta-fakta yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru BK
kelas VII-8. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan
datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik
yang dikemukakan oleh Milles dan Hubermen yaitu reduksi data, display data, mengambil keputusan dan
verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru BK berperan sebagai motivator dan sebagai pembimbing
dalam hal memotivasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangkaraya.

Kata kunci : peran bimbingan dan konseling belajar

PENDAHULUAN manusia yang beriman dan bertakwa kepada


Sekolah sebagai suatu sistem yang terdiri Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
atas beberapa komponen, yakni guru, tata usaha, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
peserta didik, sarana dan prasarana lainnya yang warga Negara yang demokrasi serta bertanggung
menunjang pembelajaran guna tercapainya tujuan jawab
pendidikan nasioanal sebagaimana yang digaris Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 salah satu program pendidikan di sekolah yang
(Pahay W. Jimat, 2008:2) yaitu : Untuk ikut menentukan keberhasilan pendidikan yaitu
berkembangan potensi peserta didik agar menjadi program pelaksanaan layanan bimbingan dan

171
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179

konseling. Menurut pendapat Audi Mapiare Matematika merupakan ilmu universal yang
(Pahay W. Jimat, 2008:2) bahwa Bimbingan dapat mendasari perkembangan teknologi modern,
diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang mempunyai peranan penting dalam berbagai
dilakukan secara sistematis, metodis, dan disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
demokratis dari seseorang yang memiliki Perkembangan pesat di bidang teknologi
kompetensi yang memadai dalam menerapkan informasi dan komunikasi dewasa ini didasari oleh
pendekatan, metode dan teknik layanan kepada perkembangan matematika di bidang teori
induvidu agar lebih memahami, menerima diri, bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata matematika diskrit. Untuk menguasai dan
dari dalam mencapai penyesuaian, membuat menciptakan teknologi di masa depan diperlukan
pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan penguasaan matematika yang kuat.
secara lebih memadai sesuai tingkat Namun dalam proses belajar mengajar di
perkembangan yang dicapainya. Kesemuannya kelas, pelajaran matematika dianggap sulit, tidak
itu, ditujukan untuk mencapai kesejahteraan menarik dan membosankan bagi siswa pada
mental dan kebahagiaan yang bermanfaat bagi umumnya, motivasi belajar siswa menjadi rendah
diri dan lingkungan. dan hasil belajarnyapun juga rendah, hal ini
Untuk meningkatkan motivasi belajar pada tercermin dari masih minimnya perolehan nilai
peserta didik tidak hanya terletak pada guru mata matematika dalam ulangan kompetensi dasar baik
pelajaran dan orang tua saja, melainkan dalam ulangan per Kompetensi Dasar (KD),
merupakan tanggung jawab bersama agar proses ulangan blok maupun Ujian Akhir Nasional (UAN).
pembelajaran yang terjadi pada diri anak berjalan Hasil angket motivasi awal siswa serta data
dengan baik dan prestasi belajarnya maksimal. hasil tes skolastik yang dilakukan oleh pihak
Salah satu petugas yang sangat berperan dalam sekolah setiap penerimaan siswa baru
meningkatkan motivasi belajar peserta didik menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar
adalah guru bimbingan dan konseling yang ada siswa bukan karena kurangnya intelegensi yang
dimasing-masing sekolah. Hal ini sesuai dengan dimiliki oleh siswa tetapi karena sangat sedikit
pendapat H. Koestoer Partowisastro (Pahay W. siswa yang termotivasi untuk belajar matematika
Jimat, 2008:3) bahwa Petugas bimbingan dalam Dalam kaitannya dengan masalah
tugas-tugas bimbinganya merupakan komplemen rendahnya motivasi belajar yang terjadi pada
dan bagian integral dalam usaha-usaha untuk sejumlah siswa kelas VII-8 SMPN 3, maka guru
mencapai tujuan pendidikan, maka para pendidik mengadakan kegiatan bimbingan kelompok
dan para petugas bimbingan perlu dilengkapi agar siswa dapat lebih bersemangat dalam
dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan belajar, dalam mengatasi siswa yang motivasi
dalam hubungannya dengan mengatasi kesulitan belajarnya rendah perlu pendekatan yang
belajar para peserta didik. tepat, siswa SMP yang motivasi belajarnya
rendah karena memiliki perilaku yang kurang
baik yakni memiliki kebiasaan-kebiasaan

172
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…

negatif seperti malas belajar, malas dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan jenis
mengerjakan tugas atau PR, ramai di kelas, penelitian studi kasus. Dengan adanya studi
membolos dan lain-lain, sehingga model kasus ini dimaksudkan untuk menyajikan analisa
pendekatan konseling yang digunakan haruslah permasalahan secara detail, terutama dalam
yang bisa menghilangkan perilaku kurang baik menganalisa peran bimbingan konseling belajar
ersebut yaitu model konseling behavioral karena dalam memotivasi belajar matematika pada
tujuan konseling behavioral. peserta didik kelas VII-8 SMP N 3 Palangka Raya.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu
adanya upaya untuk meningkatkanmotivasi Data dan Sumber Data Penelitian
belajar siswa SMP, salah satu alternatif layanan 1. Data
bisa melalui layanan bimbingan belajar, sedang a. Peran guru bimbingan dan konseling
pendekatan konselingnya bisa menggunakan b. Peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka
model pendekatan konseling behavioral. Raya.
Berdasarkan permasalahan di atas melalui 2. Sumber Data Penelitian
penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan a. Sumber Data Primer
peran sebagai inovator pembelajaran. Seorang Dalam data primer ini, peneliti langsung
guru harus mampu menggunakan metode bertatap muka dengan para subjek
pembelajaran yang tepat sehingga dapat penelitian dalam mengumpulkan data,
memudahkan serta dapat mengubah image siswa dimana menggunakan observasi dan
yang keliru terhadap matematika, yang pada wawancara langsung dengan guru
akhirnya matematika menjadi pelajaran yang bimbingan dan konseling dan peserta didik
mudah, menarik serta menyenangkan bagi semua kelas VII-8 guna memperoleh data serta
peserta didik. informasi yang akurat mengenai peran
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka bimbingan dan konseling belajar dalam
penelitian ini akan berusaha mengkaji Peran memotivasi belajar matematika peserta
Bimbingan Dan Konseling Belajar Dalam didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya.
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Pada b. Sumber Data Sekunder
Peserta Didik Kelas VIII-8 SMPN 3 Palangkaraya Data sekunder dalam penelitian ini adalah
Tahun Pelajaran 2014/2015. hasil wawancara dengan guru BK dan
peserta didik kelas VII-8 mengenai peran
METODE PENELITIAN bimbingan dan konseling belajar dalam
memotivasi belajar matematika.
Metode dan Prosedur Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan
tujuan pada penelitian ini, dalam pelaksanaannya
peneliti menggunakan metode kualitatif.
Sedangkan untuk mengungkapkan masalah

173
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179

Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data 1) Perekaman Data


1. Prosedur Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, tentunya
Observasi diperlukan alat bantu yang dapat menunjang
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kegiatan tersebut, karena mengingat peneliti
teknik partisipatif dimana peneliti terjun langsung sangat terbatas karena adanya alat bantu yang
kelapangan untuk melihat dan mengamati situasi digunakan. Adapun alat bantu yang digunakan
dan kondisi dilapangan terkait mengenai peran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
bimbingan dan konseling belajar dalam a) Buku catatan untuk mencatat semua
memotivasi belajar matematika peserta didik percakapan serta hal-hal yang dianggap
kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya. Observasi penting.
partisipatif pasif ini digunakan untuk mengamati b) Dengan bantuan alat perekam yaitu
terkaitan dengan peran guru BK dalam handphone, cara ini cukup sempurna, dimana
meningkatkan motivasi belajar matematika pada semua pembicaraan yang telah berlangsung
peserta didik kelas VII-8. dapat terungkap kembali, selain itu
wawancara juga akan berkembang dengan
Wawancara baik.
Pada penelitian ini peneliti wawancarai
tentang peran guru bimbingan dan konseling Prosedur Pengumpulan Data
dalam memotivasi belajar matematika pada Data mentah yang dikumpulkan oleh
peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya, peneliti dilapangan akan ada gunanya setelah
penelitian ini menggunakan metode wawancara dianalisis. Analisis dalam penelitian merupakan
terstruktur. Dengan wawancara ini diharapkan hal yang penting, karena dengan analisis inilah
proses tanya jawab itu dapat berlangsung dan data yang akan nampak manfaatnya. Terutama
terarah, untuk mengumpulkan data-data yang dalam memecahkan masalah penelitian dan
relevan. Dalam pelaksanaannya peneliti mencapai tujuan akhir penelitian. Dalam analisis,
menggunakan pedoman wawancara terstruktur dipisahkan antara data yang relevan dengan data
dan yang diwawancarai yaitu : yang kurang terkaitan.
1) Guru bimbingan dan konseling 1. Data Reduction (Reduksi Data)
2) 3 Peserta didik kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan
Raya. dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan
utama dari penelitian kualitatif adalah
Dokumentasi menemukan segala sesuatu yang dipandang
Dalam penelitian ini, pengumpulan data asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
juga diperoleh dokumentasi yang menunjang itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti
kegiatan penelitian berupa program bimbingan dalam melakukan reduksi data.
dan konseling, dan rencana pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling (RPPBK).

174
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…

2. Data Display (Penyajian Data) masalah yang akan diteliti. Penelitian ini,
Setelah data direduksi, maka langkah peneliti melakukan tahapan awal yaitu
selanjutnya adalah mendisplaykan data atau melakukan observasi untuk mengetahui
penyajian data. Display data yaitu penyusunan kondisi, objek, serta subjek yang akan diteliti.
informasi yang akan memungkinkan peneliti Setelah peneliti mendapatkan informasi
untuk membuat suatu kesimpulan dan melalui observasi, maka selanjutnya peneliti
pengambilan keputusan. melanjutkan dengan wawancara langsung
3. Conclusioan Drawing/Verification (Penarikan pada objek yang jadi sasaran penelitian.
Kesimpulan) 4. Konfirmabilitas
Tahap pengambilan keputusan dan verifikasi Untuk mendapatkan konfirmabitas serta
merupakan upaya peneliti untuk mencari keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
makna dari hasil analisis data. Dalam hal ini, menggunakan beberapa teknik, yaitu dengan
verifikasi data dilakukan dari awal penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi serta
sampai akhir penelitian sehingga pengambilan data-data dari guru bimbingan dan konseling
kesimpulan dapat diambil dengan tepat. mengenai layanan bimbingan dan konseling di
sekolah tersebut.
Pemeriksaan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini, dapat dilakukan dengan cara Dalam penelitian mengenai peran
sebagai berikut : bimbingan dan konseling belajar dalam
1. Kredibilitas meningkatkan motivasi belajar matematika pada
Untuk mengetahui tingkat kreadibilitas dalam peserta didik, peneliti melaksanakan penelitian ini
hal penelitian ini, tahap pertama yang kurang lebih dua bulan dari tanggal 03 Oktober
dilakukan oleh peneliti yakni triangulasi data sampai 03 Desember 2014.
dan informasi yang telah diperoleh. sebab Peran Konselor Dalam Bimbingan dan
Konseling Belajar
dikhawatirkan jika hanya menggunakan satu
sumber hasil yang diperoleh tidak optimal. Guru BK di SMPN 3 Palangka Raya memiliki
Teknik triangulasi lebih mengutamakan posisi yang masih belum dianggap sangat penting
efektivitas proses dan metode yang diinginkan dalam komponen pendidikan karena tidak
2. Transferabilities memiliki jadwal atau jam khusus untuk masuk
Pentingnya transferabilities ini, yaitu untuk kelas memberikan layanan kepada peserta didik.
mengetahui bagaimana upaya guru BK dalam Disamping itu, guru BK juga tidak terlalu
memotivasi belajar matematika pada peserta mengenal peserta didik dengan baik dan peserta
didik. didik juga tidak terlalu mengenal akan sosok guru
3. Dependabilities BK itu sendiri. Dari dokumen yang diperoleh
Dalam dependabilities ini, peneliti mencari dan peneliti dari guru BK yang bersangkutan juga
mengumpulkan data secara empiris tentang menunjukan bahwa ruangan yang diberikan oleh

175
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179

SMPN 3 kepada guru BK untuk melaksanakan Guru BK memotivasi belajar metematika


tugasnya sudah cukup baik, karena ketersediaan peserta didiknya bukan harus memberikan hadiah
ruangan khusus untuk bimbingan dan konseling seperti benda. Guru BK di SMPN 3 Palangka
merupakan faktor pendukung untuk mengadakan Raya memiliki cara sendiri dalam memberikan
penyelenggaran bimbingan dan konseling secara penghargaan kepada peserta didik dengan cara
khusus. Dengan demikian ruangan khusus memberikan dorongan dan pujian kepada peserta
tersebut guru BK dapat menjalankan tugasnya didiknya agar dapat selalu termotivasi dalam
dengan nyaman dan peserta didik juga akan belajar.
merasa lebih nyaman.
Guru BK berusaha untuk mengetahui akan Pembahasan
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan peserta Peran guru BK dalam bimbingan dan
didiknya salah satunya memotivasi dalam belajar konseling belajar untuk meningkatkan motivasi
matematika. Dengan mengetahuinya guru BK belajar matematika sudah berjalan dengan baik
berharap dapat memenuhinya sehingga peserta walaupun masih banyak kekurangan-
didik menjadi senang karena kebutuhannya telah kekurangannya, sesuai dengan pernyataan guru
dipenuhi. Dilihat dari keadaan yang ada di SMPN BK bahwa selama ini guru BK sudah berusaha
3 Palangka Raya dan dari pengamatan peneliti di selalu memberikan motivasi belajar kepada
lapangan terlihat bahwa antara peserta didik dan peserta didik . Dari pernyataan tersebut guru BK
guru BK memiliki hubungan yang baik. sudah jelas bahwa pelaksanaan bimbingan dan
Peserta didik merasa bahwa kebutuhannya konseling belajar sudah belajar dengan baik
terpenuhi, sehingga mereka menujukkan karena bimbingan dan konseling belajar
kegairahannya dalam mengikuti proses belajar merupakan bagian penting dari pada tugas dan
khususnya amta pelajaran emtematika dengan tanggung jawabnya sebagai guru BK.
baik. Peneliti melihat ini sebagai langkah awal Apabila melihat dari unjuk kerja guru BK di
yang baik dalam rangka usaha guru BK SMPN 3 Palangka Raya maka dapat dikatakan
menggairahkan peserta didiknya agar semakin guru BK tersebut telah memenuhi kewajibannya
termotivasi dalam meningkatkan hasil belajarnya. dalam mengembangkan tanggung jawabnya
Dari hasil wawancara peneliti tersebut. Dimana guru BK telah menyusun
menyimpulkan bahwa guru BK telah program pelaksanaan bimbingan dan konseling
melaksanakan tugasnya dengan baik dengan yang menyesuaikan dari pada kebutuhan-
cara memberi motivasi belajar matematika yang kebutuhan peserta didiknya salah satunya adalah
realistis kepada peserta didiknya. Dengan adanya motivasi yang rendah dalam nbelajar
usaha dari guru BK untuk memotivasi belajar matematika.. Penyusunan tersebut merupakan
matematika peserta didik dalam belajar maka tugas dan tanggung jawab dari guru BK, seperti
diharapkan peserta didik dapat termotivasi dalam yang diungkapkan oleh Gysbers,N.C. & P.
belajar dan nilai matematika dapat meningkat. Henderson ( Depdiknas, 2008 : 40) yang

176
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…

menyatakan bahwa seorang konselor harus Kutipan mengenai pernyataan tersebut


mampu : menegaskan bahwa pelayanan bimbingan dan
a. merancang kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan waktu yang cukup agar
konseling seorang guru BK dapat bertatap muka secara
b. mengimplementasikan kegiatan pelayanan langsung dengan peserta didiknya.
bimbingan dan konseling Berdasarkan dari pernyataan guru BK dan
c. menilai proses dan hasil kegiatan pelayanan dari pengamatan peneliti serta dokumen yang
bimbingan dan konseling serta melakukan peneliti peroleh jelas terlihat bahwa di SMPN 3
penyesuaian-penyesuaian sambil jalan (mid- Palangka Raya telah tersedia ruang khusus untuk
course adjustments) berdasarkan keputusan bimbingan dan konseling bagi guru BK.
transaksional selama rentang proses Pendapat mengenai sarana pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam rangka bimbingan dan konseling oleh guru BK dapat
memandirikan konseli (mind competence). dilihat dari pernyataan yang dikemukan oleh
Selain itu, pernyataan program itu Depdiknas (2008 :238) menyatakan bahwa Ruang
merupakan kewajiban bagi guru BK sebagaimana bimbingan dan konseling merupakan salah satu
pendapat yang diungkapkan oleh Junaedi & Hadi sarana penting yang turut mempengaruhi
(2013) bahwa : keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
Dalam BK, seorang konselor dituntut untuk di sekolah. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip
membuat program BK. Sehingga kegiatan yang perlu mempertimbangkan letak atau lokasi,
ingin dilakukan berjalan dengan lancar. Program ukuran, jenis dan jumlah ruangan, serta berbagai
tersebut mencakup pemberian layanan BK oleh fasilitas pendukung lainnya.
konselor terhadap siswa. Selain ruang yang khusus, tentunya
Kegiatan melalui kontak langsung dengan tanggung jawab guru BK dalam membimbing
siswa diperlukan waktu tersendiri, dengan catatan peserta didik yang dilayani juga memilki batasan-
siswa tidak boleh dirugikan dalam kegiatan batasan jumlah peserta didik yang harus dilayani.
belajarnya dengan guru mata pelajaran/guru berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK
praktik. Untuk ini perlu dialokasikan waktu dan dokumen yang peneliti peroleh bahwa di
tersendiri minimum satu jam dan maksimal dua SMPN 3 Palangka Raya memiliki peserta didik
jam pelajaran satu minggu perkelas, jam lebih dari 800 peserta didik, akan tetapi memiliki 6
pelajaran yang tersediakan itu disediakan untuk orang guru BK yang harus membimbing semua
antara lain melaksanakan : layanan pembelajaran peserta didik tersebut.
klasikal, layanan penempatan/penyaluran klasikal, Keadaan tersebut selaras denga pendapat
evaluasi klasikal kegiatan bimbingan dan yang dikemukan oleh ABKIN (2011 : 3)
konseling minggu sebelumnya serta perencanaan menyatakan bahwa Guru BK/konselor harus
kegiatan minggu berikutnya kegiatan aplikasi bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
instrumentasi, layanan informasi klasikal. setidaknya bagi 150 orang peserta didik dan tidak
boleh lebih dari 250 peserta didik setiap tahunnya.

177
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 2, Juni 2015, Hal 171 – 179

Guru BK/konselor yang diberi tugas tambahan Saran


sebagai kepala sekolah mengampu minimal 40 Berdasarkan hasil dari penelitian yang
orang peserta didik dan wakil kepala sekolah telah dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa
minimal 80 orang peserta didik yang menjadi saran :
kewajibannya dalam pelayanan BK. Konselor Saran Teoretis
harus bekerja 24 jam per minggu dengan peserta Bagi mahasiswa maupun pihak lain yang
didik. pernyataan tersebut menyatakan bahwa tertarik ingin mengkaji lebih jauh mengenai peran
setiap satu orang guru BK hanya bertanggung bimbingan dan konseling belajar dalam
jawab mangampu 150 orang peserta didik saja meningkatkan hasil belajar peserta didik,
atau setidaknya tidak lebi8h dari 250 orang diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah
peserta didik. Apabila dikaitkan anatar pendapat kajian ilmiah pendidikan dan dapat menjadi bahan
tersebut dengan yang terjadi di SMPN 3 Palangka referensi bagi pengembangan penelitian
Raya dapat dikatakan keduanya selaras atau selanjutnya.
sebanding. Saran Praktis
a. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat lebih
KESIMPULAN DAN SARAN memperhatikan kelengkapan yang diperlukan
guru BK seperti jadwal/jam masuk kelas bagi
Kesimpulan guru BK karena dengan adanya jadwal/jam
1. Guru bimbingan dan konseling berperan masuk kelas guru BK akan lebih akrab dengan
sebagai motivator dalam memotivasi belajar peserta didiknya dan proses layanan
matematika pada peserta didik dengan cara bimbingan dan konseling akan berjalan
memberikan penghargaan berupa pujian, dengan baik sebagaimana mestinya.
dorongan dan semangat kepada peserta didik b. Bagi guru BK diharapkan dapat lebih
sehingga peserta didik termotivasi dalam memperhatikan peserta didiknya dan
belajar matematika. memberikan layanan bimbingan dan konseling
2. Guru bimbingan dan konseling sebagai yang lebih insentif bagi peserta didik yang
pembimbing yang selalu mengarahkan sedang mengalami masalah terutama masalah
tingkah laku peserta didik, dengan cara belajar agar diadakan bimbingan dan
menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang konseling belajar secara khusus.
dilakukan tidak benar dan meminta pada c. Bagi peserta didik yang merasa sedang
mereka untuk melakukan kembali dengan menghadapi masalah terutama masalah
benar dan sebaik-baiknya. belajar agar mau menyampaikan apa yang
Dari kesimpulan diatas maka guru menjadi permasalahannya kepada guru BK
bimbingan dan konseling berperan sebagai agar dapat dicari jalan keluar yang tepat untuk
motivator dan sebagai pembimbing dalam hal permasalahan yang dialami.
memotivasi belajar matematika pada peserta didik
kelas VII-8 SMPN 3 Palangka Raya.

178
Esty Aryani Safithry, Peran Bimbingan dan Konseling Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar…

DAFTAR PUSTAKA Roslan Rosady. 2008. Metode Penelitian Public


Relation Dan Komunikasi. Jakarta : PT
ABKIN. 2011. Panduan Pelayanan Bimbingan Raja Grapindo Persada.
Karir Bagi Guru Bimbingan
Konseling/Konselor Pada Satuan Dasar Sofyan S. Willis. 2004. Konseling Induvidual Teori
dan Menengah. Jakarta. ILO Dan Praktik. Bandung. Alfabeta cv.

Ahmad Zaini Dahlan. 2011.Perbedaan Hasil Sumadi Suryabrata. 2010. Metode Penelitian.
Belajar Matematika Antara Penerapan Jakarta : Rajawali Pers.
Pendekatan Personal dan Pendekatan
Deduktif Pada Peserta Didik Kelas III Supardi. 2003. Korelasi Antara Layanan
SDN-9 Menteng Palangka Raya Bimbingan Belajar Dengan Hasil Belajar
Peserta Didik SLTPN 5 Selat Kuala
Burhan Bungin. 2010. Analisis Penelitian Kapuas.
Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta. Balai Pustaka. Tim Penulis Syafaruddin & Nasution, I. 2005. Manajemen
Pembelajaran. Jakarta. Quantum
Dewa Ketut Sukardi. 2000. Bimbingan dan Teaching.
Konseling Di Sekolah. Jakarta :
PT.Rineka Cipta. Winkel,W.S. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di
Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia
Erika Kusumawardani. 2012. Hambatan Peserta
Didik Mengerjakan Pekerjaan Rumah.

Junaedi & Hadi Warsito, W. 2013. Hubungan


Antara Persepsi Siswa Terhadap
Kompetensi Kepribadian dan Kinerja
Konselor dengan Minat Siswa untuk
Memamfaatkan Layanan Bimbingan dan
Konseling. Anterior jurnal.

Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang UMM


Press.

Pahay W. Jimat. 2008. Studi Tentang Peranan


Guru Bimbingan dan Konseling Dalam
Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar
SMA Muhammadiyah Palangka Raya.

Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno. 2007.


Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
Refika Aditama.

Sardiman,A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi


Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.

179

Anda mungkin juga menyukai