PROPOSAL SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat untuk Penulisan Skripsi Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Oleh:
AFDAL FIKRI
1830101039
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pokok dalam pembangunan saat ini
yang berpengaruh besar dalam meningkatkan sumber daya manusia serta
mencerdaskan kehidupan bangsa. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah telah
menyelenggarakan berbagai perbaikan untuk peningkatan mutu pendidikan.
Belajar merupakan aktifitas sosial yang melibatkan guru dan siswa. Kegiatan
pembelajaran dikelas akan mencapai tujuan apabila memenuhi beberapa
indikator dalam kegiatan belajar yaitu menurut Djajuri (2015) siswa sedang
belajar apabila siswa bertanya, menjawab pertanyaan, menanggapi, melakukan
diskusi, mengerjakan tugas, menyampaikan laporan secara lisan, melakukan
pengamatan, melakukan percobaan, membaca, mencari informasi dari
berbagai media dan sumber pelajaran.
Sebagai sebuah mata pelajaran, pendidikan agama Islam wajib
diajarkan kepada peserta didik yang beragam Islam mulai tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Secara keseluruhan materi mata pelajaran PAI terdiri dari
lima cakupan, yaitu: al Qur’an dan Hadits, keimanan, Akhlak, fiqih/ibadah dan
sejarah perkembangan Islam. Lima cakupan tersebut setidaknya mengabarkan
bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam diharapkan dapat mewujudkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya dan lingkungannya.
Permenag (2010) menyatakan Proses pembelajaran pendidikan agama
dilakukan dengan mengedepankan keteladanan dan pembiasaan akhlak mulia
serta pengamalan ajaran agama. Proses pembelajaran pendidikan agama
dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media belajar yang
dapat mendorong pencapaian tujuan pendidikan agama. Proses pembelajaran
pendidikan agama dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.
3
Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Penilaian Harian (PH) Siswa Kelas VIII
SMP N 3 Pariangan
permasalahan yang peneliti temui pada saat observasi dapat diatasi semuanya.
Salah satu cara paling tepat untuk menjadikan agar belajar efektif dan tidak
berpusat pada guru adalah Metode pembelajaran yang melibatkan partisipasi
aktif siswa. Dengan menggunakan Metode yang tepat maka akan
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sehingga
mengurangi hasil nilai rata-rata siswa dibawah KKM. Salah satu Metode
pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa adalah Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) yang merupakan model
pembelajaran berbasis motivasi. Menurut Kusuma (2016) model pembelajaran
Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) mengutamakan
perhatian siswa, menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman
siswa, menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa
puas terhadap diri siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
menciptakan imaginasi atau sugesti siswa untuk mempunyai rasa suka
terhadap materi pembelajaran yang disesuaikan dengan pengalaman belajar
siswa. Model ARCS memliki empat komponen penting (Herti ,2016)
diantaranya : 1) Attention (perhatian), menarik perhatian siswa dalam kegiatan
pembelajaran, 2) Relevance (relevansi), menghubungkan materi pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari, 3) Confidence (kepercayaan diri), memberikan
keyakinan siswa terhadap materi yang dipelajari, 4) Satisfaction (kepuasan),
memberikan kepuasan kepada siswa akan materi yang dipelajari seperti
pemberian apresiasi guru terhadap siswa. Menurut Maya dan Evy (2014)
menyatakan bahwa model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction (ARCS) dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa dibandingkan pembelajaran konvensional sehingga pada
penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS)
dan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal jika materi yang
disampaikan oleh guru dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Materi Akidah
akhlak merupakan materi yang ada didalam mata pelajaran PAI. Dimana materi
6
akidah akhlak sangat penting untuk pembentukan karakter siswa yang islami
dalam aspek pembelajaran PAI. Jika dalam pembelajaranya tidak
menggunakan metode yang tepat maka siswa cenderung pasif. Menurut
Awoniyi dalam Zulfira (2014) model pembelajaran ARCS mempunyai
kelebihan seperti memberikan petunjuk yang jelas, aktif dan arahan yang jelas
tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Cara
penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori yang
penerapannya kurang menarik tetapi memberikan motivasi yang diperkuat
oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat pada siswa. Penerapan model
ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali materi sehingga
siswa lebih memahami materi. Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-
kemampuan yang lebih dari karakteristik siswa-siswa agar strategi
pembelajaran lebih efektif. Jadi, dengan kelebihan ini menerapkan model
pembelajaran ARCS dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa dengan
memotivasi siswa untuk belajar.
Alasan peneliti memilih Model Pembelajaran Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction (ARCS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran akidah akhlak kelas VIII SMP N 3 Pariangan yang
pertama, model ini belum pernah diterapkan disekolah tersebut. Kedua,
Kompetensi dasar (KD) yang akan dibahas dari materi pembelajaran adalah
memahami pengertian, contoh dan dampak positif perilaku jujur dan adil. Jadi
siswa lebih banyak di tuntut untuk memahami materi pembelajaran secara
teori dan penerapannya. Jika pembelajaran ini dibawakan dengan
menggunakan model pembelajaran ARCS maka pembelajaran akan lebih
menyenangkan dan tidak membosankan. Sebab siswa memahami materi
pembelajaran dengan menerapkan 4 komponen ARCS yaitu Attention
(perhatian), menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
cara bercerita tentang KD yang dibahas, Relevance (relevansi),
menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari,
Confidence (kepercayaan diri), memberikan keyakinan siswa terhadap materi
yang dipelajari dengan cara memberikan contoh nyata tentang KD yang
7
E. Asumsi Penelitian
Adapun asumsi dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti dapat menerapkan model pembelajaran ARCS sesuai dengan
tahapannya.
2. Hasil belajar siswa lebih baik/meningkat
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS)
lebih baik/meningkat daripada Hasil belajar siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran konvensional.
G. Defenisi Operasinal
Agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam memahami skripsi
ini, peneliti perlu menjelaskan batasan ruang lingkup untuk penegasan
beberapa istilah yang terkait dengan variabel penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Konvensional adalah suatu konsep belajar yang
digunakan guru dalam membahas suatu pokok materi yang telah biasa
digunakan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional
9
belajarnya (Sudjana, 2005: 22). Pada penelitian ini hasil belajar yang dilihat
dikelas sampel yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah
kognitif berupa hasil belajar siswa dengan melaksanakan tes akhir, ranah
afektif berupa aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan ranah
psikomotor berupa aktifitas siswa selama praktek yang akan dilihat dengan
menggunakan lembar observasi
H. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction (ARCS) lebih baik/meningkat daripada Hasil belajar siswa pada
model pembelajaran konvensional kelas VIII SMP N 3 PARIANGAN.
I. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam
mengembangkan potensi diri sebagai calon guru PAI, agar dapat
Memotivasi Siswa untuk belajar PAI dengan menggunakan strategi dan
model tertentu, seperti menggunakan model pembelajaran ARCS.
2. Guru
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi guru PAI untuk meningkatkan
proses pembelajaran di SMP N 3 PARIANGAN khususnya untuk
menggunakan model pembelajaran ARCS.
3. Siswa
Memberikan kesempatan dan pengalaman belajar yang baru kepasa siswa
kelas VIII SMP N 3 PARIANGAN sehingga siswa termotivasi dan minat
belajar siswa meningkat yang akan mempengaruhi hasil belajar PAI
menjadi lebih baik.
4. Sekolah
Memperkenalkan model pembelajaran baru kepada sekolah untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 PARIANGAN.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran PAI
Dalam Q. S al-Baqarah: (31-33) dikatakan Proses belajar dan mengajar
sebenarnya telah terjadi sejak diciptakannya Adam, sebagai manusia pertama di
bumi. Dalam kehidupan manusiapun selalu penuh dengan kegiatan yang
dilakukan dengan secara sengaja ataupun tidak, terencana ataupun tidak, semuah
itu menimbulkan suatu pengalaman hidup yang pada dasarnya adalah hasil
belajar.(Arif Sukardi Sadiman dkk (1989),. Untuk lebih mempermudah membahas
kajian selanjutnya maka dalam tulisan ini penulis mengulas tentang belajar dalam
perspektif Islam seperti yang tertera dalam al-Qur’an dan al-Hadits, yang
berkaitan dengan psikologi belajar.
قل هل يستوى ألذي يعلمون و ألذي ال يعلمون أنما يتذكر أولوأ أاللباب
b. Pendidikan Agama Islam berusaha menjaga dan memelihara ajaran dan nilai-
nilai yang tertuang dan yang terkandung dalam Alquran dan al-sunnah serta
otentisitas keduanya sebagai sumber utama ajaran Islam
c. Pendidikan Agama Islam menonjolkan kesatuan iman, ilmu, dan amal dalam
kehidupan keseharian.
d. Pendidikan Agama Islam berusaha membentuk dan mengembangkan
kesalehan individu dan sekaligus kesalehan sosial.
e. Pendidikan Agama Islam menjadi landasan moral dan etika dalam
pengembangan iptek dan budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya.
f. Substansi Pendidikan Agama Islam mengandung entitas-entitas yang bersifat
rasional dan supra rasional.
g. Pendidikan Agama Islam berusaha menggali, mengembangkan dan
mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) Islam.
Dalam beberapa hal, Pendidikan Agama Islam mengandung pemahaman
dan penafsiran yang beragam, sehingga memerlukan sikap terbuka dan toleran
atau semangat ukhuwah Islamiyah (Muhaimin, 2007: 123).
Dari uraian diatas penulis menarik kesimpulan Pendidikan Agama Islam
yang sesuai dengan acuan Nabi Muhmmad SAW sebagai mana telah tertulis
dalam AlQur’an dan Hadist bahwa pendidikan Islam yang berkaitan dengan
pengamalan dari nilai-nilai Agama Islam yaitu rukun iman dan rukun islam secara
keseluruhan.
2. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah suatu konsep belajar yang digunakan
guru dalam membahas suatu pokok materi yang telah biasa digunakan dalam
proses pembelajaran. Menurut Widiantari, (2012: 24) “model pembelajaran
konvensional menyandarkan pada hafalan belaka, penyampaian informasi lebih
banyak dilakukan oleh guru, siswa secara pasif menerima informasi tersebut.
a. metode ceramah
Langkah 1 : Persiapan
Langkah 2 : Penyajian
Langkah 3 : Penutup
Teknik Bertanya Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya,
tetapi cara mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik dari pertanyaa harus pula
dipakai dan dilatih, agar pengajar dapat menggunakan pertanyaan secara efektif
dalam proses belajar mengajar. Faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam
pertanyaan antara lain :
1. Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
pokok bahasan yang akan dibahas
1. Siswa merasa takut, apa lagi bila guru kurang mampu mendorong
siswa berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan
akrab.
4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
3. Model Pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction
(ARCS)
Model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction
(ARCS) yang merupakan model pembelajaran berbasis pendekatan
motivasi. Menurut Kusuma (2016) model pembelajaran Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) mengutamakan perhatian
siswa, menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa,
menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa
puas terhadap diri siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
menciptakan imaginasi atau sugesti siswa untuk mempunyai rasa suka
terhadap materi pembelajaran yang disesuaikan dengan pengalaman
belajar siswa. Model ARCS memiliki empat komponen penting Herti
(2016) diantaranya : 1) Attention (perhatian), menarik perhatian siswa
dalam kegiatan pembelajaran, 2) Relevance (relevansi), menghubungkan
materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, 3) Confidance
(kepercayaan diri), memberikan keyakinan siswa terhadap materi yang
dipelajari , 4) Satisfaction (kepuasan), memberikan kepuasan kepada siswa
akan materi yang dipelajari seperti pemberian apresiasi guru terhadap
siswa. Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan
yang merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam
mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar, sehingga
diharapkan hasil belajar yang lebih baik.
ARCS ini memberikan pendekatan yang sistematis dan
komprehensif untuk meningkatkan daya tarik instruksi yang bersifat
memotivasi. Asal mula desain permotivasian ARCS ini merupakan hasil
penelitian beberapa tahun dan aplikasi di bidang motivasi, baru akhir
tahun 1970-an, banyak riset mengenai motivasi berpusatkan pada teori
yang mengaitkan perbedaan pencapaian dengan kemampuan
pembelajaran. Menggunakan nilai dan harapan positif untuk sukses adalah
dua kategori pertama dari model ARCS. Keller menyarankan keempat
komponen ARCS untuk semua jenis desain pembelajaran atau instruksi
11
Hasil belajar yang dicapai siswa penting untuk diketahui oleh guru,
agar guru dapat merancang pengajaran secara tepat. Setiap proses belajar
mengajar keberhasilannya di ukur dari segi prosesnya. Hasil belajar adalah
sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar.
a. Ranah kognitif
b. Ranah afektif
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan
4) Kegiatan-kegiatan menulis
16
5) Kegiatan-kegiatan menggambar
6) Kegiatan-kegiatan metrik
7) Kegiatan-kegiatan mental
8) kegiatan-kegiatan emosional
c. Ranah psikomotor
menghubungkan, menuangkan,
membentuk, memisahkan, memasang,
mengikat, memanaskan, membuat,
3 Berkomunikasi Menanyakan,
menganalisa,
menggambarkan, menuliskan,
menyampaikan, menjelaskan,
4 Mencipta mendiskusikan,
Membangun, menyusun,
menciptakan,
merancang,
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
d.) kompetensi dasar (KD)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hasmita Suri Syal, dengan judul “Pengaruh
Penerapan Model Round Club terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VIII SMP N 3 Rambatan”. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi
matematis siswa dengan penerapan model Round Club, sedangkan peneliti
melihat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan
model pembelajaran ARCS dan membandingkannya dengan model
pembelajaran konvensional.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Adil Hidayat, dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confodence,
Satisfaction) terhadap Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas XII IPA MA
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran ARCS terhadap aktivitas dan
hasil belajar biologi siswa kelas XII IPA MA Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa, sedangkan peneliti melihat kemampuan komunikasi matematis
siswa dengan menerapkan model pembelajaran ARCS dan
membandingkannya dengan model pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Konseptual
Proses pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dengan
siswa. Guru berupaya membelajarkan siswa dengan berbagai cara dan
berupaya agar membuat siswa lebih aktif dalam setiap pembelajaran PAI .
dalam proses pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran yang
tepat dan sesuai. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran
Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS).
Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS) merupakan
akronim dari Attention (Perhatian), Relevance (Keterkaitan), Confidence
(Percaya Diri), Satisfaction (Kepuasan) dimulai dengan pemberian motivasi
dan memfokuskan siswa pada pelajaran tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan hasil belajar siswa
pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dimana pada kelas kontrol
pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran konvensional sedangkan
22
siswa
Penentuan kelas
peneliti
dibandingkan
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, hipotesis penelitian ini adalah: Hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction (ARCS) lebih baik/meningkat daripada Hasil belajar siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran konvensional.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi
eksperimen).Eksperimen semu (Quasi Eksperimen) yang mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya berfungsi mengontrol variable-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sukmadinanta,
2009:316). Penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memunginkan untuk
mengontrol atau memanipulasi semua variable yang relevan (Noor, 2012:118).
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek
yang akan diteliti menjadi dua kelompok treatment yang mendapatkan
perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan (Noor,
2012:42). Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian perlakuan pada
kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran ARCS dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 3 PARIANGAN,
Kabupaten Tanah Datar
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki ciri dan
karakteristik yang sama. Menurut Sugiyono (2018:80) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
28
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2018:81) “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sesuai dengan masalah dan metode penelitian yang digunakan, sampel yang
dipilih dalam penelitian ini haruslah representative yang menggambarkan
keseluruhan karakteristik dari suatu populasi.
Dalam penelitian ini untuk pengambilan sampelnya dilakukan teknik
probability sampling lebih tepatnya simple random sampling. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara random sampling artinya setiap
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel dalam
penelitian. Jumlah populasi yang diteliti berjumlah 2 kelas, dan sampel yang
dibutuhkan 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Agar sampel
yang diambil representative artinya benar-benar mencerminkan populasi,
maka pengambilan sampel dilakukan dengan langkah berikut:
29
banyaknya z 1 z 2 . .. z n yang≤z i
S ( z i )=
n
b) Jika
L0 >Ltabel berarti data sampel tidak berdistribusi normal.
(Sudjana, 2005:466).
c. Melakukan uji homogenitas variansi dengan uji Bartlett. Uji homogenitas
variansi ini bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi
yang homogen atau tidak.
Hipotesis yang diajukan yakni:
H 0 : σ 21 =σ 22=σ 23
2
∑ ( ni−1 ) s2 i
i =1
s p=
N −k
b=
[ n i−1
( S2i )
2 n −1
.( S 2 ) 2 . . .( S k ) k
2 ]
n −1 N −k
2p
S
b≤bk ( α ;n 1 , n2 .. . .. nk )
b k ( α ;n 1 , n2 . .. .. n k ) =
[ n1 b k (α ;n 1 )+. n2 bk ( α ;n 2 )+. .. .. . .. . nk b k (α ;nk )]
N
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika b ≥ bk (α ;n) H0 diterima berarti populasi homogen
Jika b < bk ( α ;n) H0 ditolak berarti populasi tidak homogen.
d. Uji kesamaan rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah populasi
memiliki kesamaan rata-rata atau tidak. Uji ini menggunakan teknik
anova satu arah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tuliskan hipotesis statistik yang diajukan
H0 : μ1=μ 2=…=μ 3
H1 : sekurang-kurangnya satu pasang rata-rata tidak sama
2) Tentukan taraf nyatanya ( α )
3) Tentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus:
f >f α [k −1 , N −K ]
4) Tentukan perhitungan dengan bantuan tabel yaitu:
Dengan perhitungan menggunakan rumus:
k ni
(T … ) 2
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑ ∑ X −
2
ij
i=1 j=1 N
Jumlah Kuadrat untuk nilai tengah Kolom
32
k 2
T i T …2
(JKK) = ∑ −
i=1 N N
Jumlah kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKK
Keputusannya:
Diterima H0 jika f ≤ f α [ k −1 , N −k ]
Ditolak H0 jika f >f α [ k−1, N−k ]
Setelah dilakukan uji kesamaan rata-rata, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3 :Analisis Ragam Bagi Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Populasi
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat f hitung
Keragaman kuadrat bebas tengah
Nilai tengah JKK k–1 JKK S1
2
S21=
k−1 S2
2
kolom
segala sesuatu yang menjadi objek pengamat penelitian, pada penelitian ini
ada tiga variabel yaitu :
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
2. Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diambil secara langsung ketika melakukan
observasi
b. Data Sekuder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari orang lain, dalam
penelitian ini data sekunder diminta informasi dari guru mata pelajaran
PAI Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP N 3 PARIANGAN.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Meninjau sekolah tempat penelitian diadakan
b. Mempersiapkan surat izin penelitian
c. Mengajukan surat permohonan penelitian
34
dicapai. dicapai.
7. Guru menyampaikan kepada
siswa bahwa model
pembelajaran yang akan
digunakan adalah model
pembelajaran ARCS.
B. Kegiatan inti
B. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi
1. Terlebih dahulu guru
pelajaran dengan metode
memusatkan perhatian siswa
ceramah dan tanya jawab.
dengan menampilkan kejadian
2. Guru memberikanbeberapa
dalam kehidupan sehari-
contoh soal.
hariyang berkaitan dengan
3. Guru memberikan latihan kepada
materi yang akan dipelajari
siswa.
(langkah 1 Orientasi)
4. Guru bersama sama dengan
2. Guru mengarahkan
siswa membahas soal soal latihan
pembelajaran menuju tujuan
yang dikerjakan.
pembelajaran serta mamnfaat
yang diperoleh dari
pembelajaran. (Attention)
3. Guru menyajikan materi
secara garis besar serta
memberikan keterkaitan antara
materi dengan penagalam
belajar siswa.
4. Guru menyampaikan contoh
konkrit materi pelajaran.
(Relevance)
5. Guru membimbing belajar
36
3. Tahap Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir yaitu:
a. Memberikan angket motivasi belajar pada kedua kelas yaitu kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
b. Mengumpulkan data hasil angket motivasi belajar siswa
37
1) Menyusun Tes
− =
No Besarnya DP Interprestasi
1 0,19 kebawah Kurang baik
3) Reliabilitas tes
1−
−1
>
maka
tinggi,
b. Ranah Afektif
Ya Tidak
a. Siswamengajukan
a. Siswa mendengarkan
a. Siswa
menyimpulkan
Sumber: Dierich dalam Hamalik (2009:172).
c. Ranah Psikomotor
No Nama In Nilai
1 2 3 4
1
2
3
4
Keterangan
:
44
1 = Mengambil
2 = Mengoperasikan
3 = Membuat
4 = Menganalisa hasil
Keterangan:
xi = skor yang diperoleh siswa ke-i
x = skor rata-rata
s = simpangan baku
45
2 2
H 0 :σ 1=σ 2
2 2
H 1: σ1≠ σ 2
b. Tentukan nilai sebaran F dengan v1= n1-1, dan v2= n2-1
c. Tetapkan tarafnya α = 0,05
d. Tentukan wilayah kritiknya H 1 : σ 21 ≠ σ 22
Maka wilayah kritiknya adalah
f <f
1−
α ( v 1 , v 2 ) , dan f > f α (v 1 , v 2)
2 2
2 2
e. Tentukan nilai f bagi pengujian H 0 :σ 1=σ 2
2
s1
f= 2
s2
f. Keputusannya:
H0 diterima jika:
f
1−
α ( v1 , v 2 ) < f < f α (v 1 , v 2), berarti datanya homogen.
2 2
H0 ditolak jika:
f <f
1−
α ( v 1 , v 2 ) , dan f > f α (v 1 , v 2), berarti datanya tidak homogen.
2 2
3. Uji Hipotesis
Hipotesisstatistik pada penelitian ini adalah :
H0 : μ 1 ≤ μ2
H1 : μ 1 > μ2
Keterangan :
μ1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan
model Heuristik Vee.
μ2 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan
model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas ada beberapa
kemungkinan untuk menguji hipotesis yaitu :
47
1) Jika skor hasil belajar berdistribusi normal dan data berasal dari sampel yang
bervariansi homogen, maka rumusnya :
( X 1− X 2 )
t= ( n1 −1 ) s 21+ ( n1−1 ) s 22
√
2
1 1 dengan s =
s +¿ ¿ n1+ n2−2
n1 n2
Keterangan :
X 1 : nilai rata-rata kelas eksperimen
X 2 : nilai rata-rata kelas kontrol
n1 : jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : jumlah siswa kelas kontrol
Terima H 0 jika −t 1−1 a <t <t 1−1 a dengan dk =n1 +n2 −2 selain itu H 0 ditolak
2 2
' ( X 1 −X 2 )
t=
√ s21 s 22
+¿ ¿
n1 n2
Keputusan :
−w1 t 1+ w2 t 2 ' w1 t 1 +w 2 t 2
Terima H 0 jika <t <
w 1+ w 1 w1 + w1
Keterangan :
2 2
s1 s
w 1= dan w 2= 2
n1 n2
t 1=t t 2=t
( 1− 12 a)(n −1) dan
1 (1− 12 a)(n −1 )
2
48
3) Jika sampel tidak berdistribusi normal maka digunakan uji U Mann Whitney
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menentukan nilai n1 dan n2 , dimana n1 adalah jumlah data cuplikan
terkecil diantara dua kelompok cuplikan, n2 adalah jumlah data cuplikan
terbesar
b) Buat ranking gabungan dari dua kelompok tersebut, mulai satu sampai
N=n1+ n2.
c) Hitung nilai U dengan menggunakan metode perhitungan U dengan rumus
:
n 1 ( n1 +1 ) n 2 ( n 2+1 )
U =n1 n2+ −R 1 atau U =n1 n2+ −R 2
2 2
Dimana R1 adalah jumlah ranking yang diberikan kepada kelompok yang
ukuran sampelnya n1 dan R2 adalah jumlah ranking yang diberikan pada
kelompok yang ukuran sampelnya n2 .
d) Untuk menentukan kesignifikanan harga U, maka hitunglah harga Z
dengan rumus :
n1 n 2
U−
2
Z=
(√ n n (n12+ n + 1) )
1 2 1 2
n1 n 2
U−
2
Z=
√( n1 n 2
)( )
3
N −N
−∑ T
N (N −1) 12
t 3−t
Dengan ∑ T =
12
f) Jika nilai U mempunyai peluang sama atau lebih kecil dari α ≤ U ≤ α tolak
H 0 atau terima H 0
DAFTAR PUSTAKA
Djajuri, D., Rizal, S.U. dan Saepuloh, L. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran (jilid 2
Pembelajaran). Sukabumi: CV.Nurani.
Dimyati, dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fatah, Abdul. 2013. Efektifitas Strategi Pembelajaran Giving Question And Getting
Answer Berbantuan Media Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Materi
Pokok Himpunan Kelas VII M. Ts N.U Nurul Huda Mengkangkulon Tugu
51
Herti., dkk. 2016. Model ARCS (Attention, Relevance, Confident, Satisfaction) dalam
Pembelajaran Fisika. Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek. (ISSN:
2557533X). 546-553.
Lailatul Mufidah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks.
Program Studi Pendidikan Matematika: STKIP PGRI
Maidiyah, Erni dan Fonda, Cut Zulisna. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.
Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 2, April 2013, ISSN: 2302-5158.
Maya, S., dan Evy. 2014. Pengaruh Stategi ARCS (Attention, Relevance, Confident,
Satisfaction) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII di
SMP Negri 4 Negara. E-journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran. 4,1-10.
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
53
Trowbridge, L.W., & Bybee, R.W. (1973). Becoming a Secondari Scholl Science
Teacher 4th Edition. Europe; Merril Publishing Company.