Anda di halaman 1dari 96

MP

MANAJEMEN PENDIDIKAN
ISSN 0852-1921
Volume 23 Nomor 5 Maret 2012

Berisi tulisan tentang gagasan konseptual, hasil penelitian, kajian dan aplikasi teori, dan
tulisan praktis tentang manajemen pendidikan. Terbit dua kali setahun bulan Maret dan
September, Satu Volume terdiri dari 6 Nomor. (ISSN 0852-1921)

Ketua Penyunting
Mustiningsih

Wakil Ketua Penyunting


Desi Eri Kusumaningrum

Penyunting Pelaksana
Sunarni
Asep Sunandar
R. Bambang Sumarsono
Teguh Triwiyanto
Wildan Zulkarnain

Mitra Bestari
Dwi Deswari (UNJ)
Rusdinal (UNP)
Ali Imron (UM)
Aan Komariyah (UPI)

Pelaksana Tata Usaha


Ahmad Nurabadi

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas
Negeri Malang, Jln. Semarang No. 5 Malang 65145 Gedung E2 Telepon (0341) 551312 psw.
219 dan 224. Saluran langsung dan fax. (0341) 557202. E-mail: umanpen@yahoo.com.
Langganan 1 (satu) nomor Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah). Uang langganan dapat
dikirimkan melalui rekening tabungan ke alamat Pelaksana Tata Usaha.

MANAJEMEN PENDIDIKAN diterbitkan pertama kali tahun 1988 oleh Jurusan


Administrasi Pendidikan dengan nama KELOLA.

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain.
Naskah diketik di atas kertas HVS kuarto spasi satu setengah minimal 20 halaman, dengan
format seperti tercantum pada halaman belakang ("Petunjuk bagi Calon Penulis MP"), Naskah
yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
MANAJEMEN PENDIDIKAN
VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012

DAFTAR ISI

Program Peningkatan Mutu Guru Berbasis Kebutuhan, 395-402


Dwi Esti Andriani

Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi, 403-410


Asep Sunandar

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan Laboratorium, 411-417
Raden Bambang Sumarsono

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif di SMAN Se-Kabupaten Lmajang, 418-423


Firzha Tri Aningtyas Putri

Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Sekolah, 424-433


Irma Septiani
Bambang Budi Wiyono

Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School Terhadap Motivasi Belajar, 434-438
Tiara Rosalina

Manajemen Pengembangan Kerjasama Antara Sekolah dan Dunia Usaha dalam


Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, 439-444
Nikko Edistya Purnanto
Ali Imron

Strategi Peningkatan Mutu Manajemen melalui Pengembangan Program Sekolah, 445-453


Ida Ayu Yoni Septi

Peran Warga Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup, 454-459


Kurnia Cia Lusty
Maisyaroh

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah


dengan Prestasi Belajar, 460-466
Nur Widia Wardani
Nurul Ulfatin

Analisi Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang, 467-478


Ahmad Rahman Budiman
Bambang Setyadin

Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Pasuruan, 479-486
Nora Lorentia Febirauqa
PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU
BERBASIS KEBUTUHAN

Dwi Esti Andriani

E-mail: dwiesti@yahoo.com
Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Colombo No. 1 Sleman Yogyakarta

Abstract: Quality Teacher Improvement Programs Based on Need Assessment. Effective quality
teacher improvement programs should be based on need assessment.This study aims to describe
teacher quality improvement programs based on teachers needs. The research findings showed
there are two programs needed to improve the quality of Junior High School teachers in Banyumas.
Teachers need a program to improve their academic qualification. Based on teachers need, the
program should consider following aspects. Firstly, the program should offer undergraduate program
(S1) and graduate program (S2) in education field and relevant with the subjects that teachers teach.
Secondly, the program should take place near or within location in which teachers live. Thirdly, the
program needs to provide supports for teachers such as funding for studying tuition fee and
operational costs , and study permit or dispensation for teachers to be free of or to reduce their
teaching hours. The other program is programs to improve teachers competencies. The programsalso
should be conducted in a locationwhere teachers live in or near by. Besides that, teachers need some
supports such as money and also permit to join the programs.

Abstrak: Program peningkatan mutu guru yang efektif harus didasarkan pada need assessment.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan program peningkatan kualitas guru berdasarkan kebutuhan
guru. Temuan penelitian menunjukkan ada dua program yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
guru-guru SMP di Banyumas. Guru membutuhkan sebuah program untuk meningkatkan kualifikasi
akademik mereka. Berdasarkan pada kebutuhan guru, program ini harus mempertimbangkan aspek-
aspek berikut. Pertama, program harus menawarkan program sarjana (S1) dan program pascasarjana
(S2) di bidang pendidikan dan relevan dengan mata pelajaran yang guru mengajar. Kedua, program
harus mengambil tempat di dekat atau di dalam lokasi di mana guru tinggal. Ketiga, program harus
memberikan dukungan bagi guru seperti pendanaan untuk mempelajari - biaya kuliah dan biaya
operasional, dan izin belajar atau dispensasi bagi guru untuk bebas dari atau untuk mengurangi jam
mengajar mereka. Program lainnya adalah program untuk meningkatkan kompetensi guru. Program
yang harus dilakukan di lokasi di mana guru tinggal di atau dekat. Selain itu, guru perlu beberapa
mendukung seperti uang dan juga mengizinkan untuk bergabung dengan program.

Kata kunci: guru, kualitas guru, peningkatan guru

Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan 26%. Sedangkan 13 negara industri kontribusi guru
keunggulan bangsa. Melalui pendidikan akan adalah 36%, manajemen 23%, waktu belajar 22%
dihasilkan manusia-manusia cakap yang dan sarana fisik 19%
dibutuhkan dalam proses pembangunan. Hasil Pemerintah mengembangkan dan menetap-
studiHeyneman dan Loxley dalam (Supriadi, kan standar mutu guru melalui UU Nomor 14 tahun
1999)di 29 negara menemukan bahwa di antara 2005 tentang Guru dan Dosen. Berlandaskan UU
berbagai masukan (inputs) yang menentukan mutu tersebut, seorang guru profesional harus memiliki:
pendidikan (yang ditunjukkan oleh prestasi belajar kualifikasi akademik yang memadai, menguasai
siswa), ditentukan oleh guru. Peranan guru standar kompetensi guru, lolos sertifikasi, sehat
sangatlah penting dalam keterbatasan sarana dan jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk
prasarana di negara berkembang. Terbukti pada16 mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan.
negara berkembang guru memberikan kontribusi Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
terhadap prestasi belajar sebesar 34%, sedangkan dijabarkan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun
manajemen 22%, waktu belajar 18%, sarana fisik 2007. Seorang guru yang memenuhi standar mutu
395
396 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 395-402

guru diharapkan mampu mewujudkan Berkembangnya tuntutan profesionalitas guru


pembelajaran yang efektif dan juga menjadi tersebut dipicu oleh perubahan lingkungan sekolah
pembelajar sepanjang karir dalam rangka yang begitu cepat. Pada abad 21, ter jadi
mewujudkan mutu pendidikan. transformasi besar pada aspek sosial, ekonomi,
Guna memenuhi standar mutu guru tersebut, politik, dan budaya (Hargreaves, 1997, 2000) yang
pemerintah perlu mengembangkan program didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
peningkatan mutu guru. Terlebih, berdasarkan hasil teknologi yang pesat, perubahan demografi,
penelitian, Joni (2006) mengungkapkan bahwa globalisasi dan lingkungan (Hargreaves, 1997,
jumlah guru serta kelayakan mengajar guru 2000; Beare, 2001; Mulford, 2008). Akibatnya,
sekolah menengah dilihat dari tingkat pendidikan guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih
dan juga bidang spesialisasinya atau besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien
kompetensinyamasih belum memenuhi standar seperti orang tua murid, siswa, warga masyarakat
mutu guru. Kondisi ini diperburuk denganterjadinya yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang
salah kamar dalam penugasan guru. Program lebih kompleks dan sulit, standard proses
peningkatan mutu guru seperti pendidikan, pembelajaran dan juga tuntutan kompetensi lulusan
pengembangan dan pelatihan guru membutuhkan yang lebih tinggi (Darling, 2006).
biaya besar sehingga perlu diupayakan Selain itu, sejak akhir abad 20 hampir sebagian
keefektifannya dengan melakukan analisis besar negara di dunia memilih pendekatan ekonomi
kebutuhan. Analisis kebutuhan memberikan pasar dalam kebijakan pengelolaan sekolah (Beare,
informasi tentang pengetahuan dan keterampilan 2001). Sekolah diperlakukan layaknya perusahaan
guru yang perlu ditingkatkan. Analisis kebutuhan yang menyediakan produk (pembelajaran) kepada
akan menghindarkan terjadinya program konsumennya (siswa dan orang tua). Sekolah
peningkatan mutu guru yang tidak tepat, baik dilihat diharapkan memberikan kontribusi pada daya
dari sasaran, materi, maupun tujuan. kompetisi ekonomi bangsa. Sekolah harus menjual
Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka diri mereka, menemukan tempat di pasar dan
dirumuskan masalah penelitian yaitu: 1) Bagaimana berkompetisi. Sekolah dituntut responsif pada
penguasaan kompetensi guru SMP se-Kabupaten komunitas lokal mer eka melalui ber agam
Banyumas? dan 2) Seperti apakah program pendekatan yang memungkinkan konsumen
peningkatan mutu guru berdasarkan kebutuhan memilih layanan sekolah yang akan mereka beli.
guru SMP se-Kabupaten Banyumas? Tujuannya Sekolah diperlakukan sebagai perusahan yang
untuk memperoleh peta kompetensi guru SMP se- berdiri sendiri - privatisasi pendidikan- yang diberi
Kabupaten Banyumas dan alternatif program kewenangan mengelola sekolah mereka secara
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan mandiri (self managing) dan mempertanggungja-
guru. wabkan pengelolaannya secara profesional kepada
stakeholders. Sekolah-sekolah berkompetisi untuk
KAJIAN PUSTAKA memperoleh sumber dana terutama dari
pemerintah. Sekolah yang menyediakan produk
Guru Profesional Abad 21 yang laku di pasar dinilai lebih layak untuk
berkembang, dan sebaliknya, sekolah yang
Guru profesional abad 21 bukanlah guru yang
menyediakan produk yang buruk tidak laku-
sekedar mampu mengajar dengan baik. Guru
akan ditinggalkan. Implikasinya bagi para guru yaitu
profesional abad 21 adalah guru yang mampu
tuntutan kemampuan memberikan layanan
menjadi pembelajar sepanjang karir untuk
pendidikan yang bermutu dan menghasilkan nilai
peningkatan keefekfifan proses pembelajaran
tambah pada siswa-siswanya agar sekolahnya
siswa seiring dengan perkembangan lingkungan;
kompetitif dan unggul.
mampu bekerja dengan, belajar dari, dan mengajar
kolega sebagai upaya menghadapi kompleksitas
tantangan sekolah dan pengajaran; mengajar Kebijakan Peningkatan Mutu Guru
berlandaskan standar profesional mengajar untuk
Guru merupakan salah satu komponen sistem
menjamin mutu pembelajaran; serta memiliki
pendidikan yang menentukan keberhasilan
berkomunikasi baik langsung maupun
pendidikan. Seburuk apapun kualitas sumber daya
menggunakan teknologi secara efektif dengan
sekolah, proses belajar mengajar masih tetap bisa
orang tua murid untuk mendukung pengembangan
berjalan sepanjang ada guru yang mengajar dan
sekolah (Hargreavas, 1997, 2000; Darling, 2006).
Andriani, Program Peningkatan Mutu Guru Berbasis Kebutuhan 397

siswa yang belajar. Proses belajar mengajar yang sertifikat pendidik, ia berhak menyandang status
berjalan akan berkualitas jika guru mampu kreatif guru profesional yang diharapkan mampu
mendayagunakan sumber daya sekolah dan menyelenggarakan proses belajar mengajar yang
lingkungannya guna menunjang keefektifan proses efektif.
belajar siswa-siswanya.
Menyadari peran penting guru dan Pengembangan Program Peningkatan Mutu Guru
berkembangnya tuntutan profesionalitas guru di
abad 21, pemerintah menetapkan berbagai Guru bermutu adalah guru yang memenuhi
kebijakan yang ditujukan untuk peningkatan mutu atau melampaui standar kualifikasi akademik dan
guru. Salah satu kebijakan yang mendasar yang kompetensi guru dan mampu mengakualisa-
memayungi berbagai kebijakan peningkatan mutu sikannya dalam pelaksanaan tugas profesionalnya.
guru adalah penetapan standar mutu guru melalui Ketersediaan guru bermutu perlu diupayakan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang melalui berbagai program seperti pendidikan (studi
Guru dan Dosen dan Permendiknas Nomor 17 lanjut), pengembangan dan pelatihan guru. Sondang
Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Standar (2002) mengatakan pengembangan mutu sumber
Kompetensi Guru. Mengacu pada perundang- daya manusia penting dilakukan untuk memberikan
undangan tersebut, kriteria kompetensi guru pengetahuan dan keterampilan yang memadai
profesional tidak lagi terbatas pada penguasaan untuk melaksanakan tugas; memberikan berbagai
kompetensi mengajar atau pedagodik, namun juga pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
pada kemampuan untuk mengembangkan pegawai untuk dapat fleksibel dan adaptif dengan
profesionalitas secara terus menerus, kemampuan strategi dan teknologi baru; member ikan
menjadi agen pembelajar, membuat karya ilmiah pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
bidang pendidikan, dan sebagainya sebagaimana personel jika diberi tugas yang belum pernah
tertuang dalam kompetensi profesional. Guru juga dilakukannya; meng-upgrade pengetahuan dan
dituntut mampu menjalin komunikasi yang efektif keterampilan personel yang telah usang akibat dari
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
orang tua, dan masyarakat sebagaimana Supaya efektif, peningkatan mutu guru
disyaratkan dalam kompetensi sosial serta memiliki seperti pendidikan, pelatihan dan pengembangan
kepribadian yang baik sebagaimana dideskripisikan hendaknya menjadi bagian integral dalam proses
pada kompetensi pribadi. manajemen ketenagaan guru sebagaimana
Selain itu, guru juga harus memiliki kualifikasi diilustrasikan pada Gambar 1.
akademik atau latar belakang pendidikan yang Perencanaan pengadaan guru merupakan
memadai dan relevan dengan bidang ajarnya. kegiatan mengidentifikasi jumlah dan kualifikasi
Kualifikasi akademik adalah jenjang dan bidang guru yang dibutuhkan organisasi serta penetapan
studi tertentu yang dimiliki guru untuk mampu berbagai kebijakan/program untuk memenuhinya.
menjalankan tugas keprofesionalannya dengan Rekrutmen dan seleksi merupakan proses untuk
baik. Adapun standar kualifikasi akademik untuk mengadakan dan mendapatkan guru dengan
guru SMP yaitu minimum diploma empat (D-IV) kualifikasi sesuai yang dibutuhkan. Perencanaan
atau sarjana (S1), latar belakang pendidikan tinggi pengadaan, r ekrutmen, dan juga seleksi
dengan program pendidikan yang sesuai dengan menghasilkan informasi tentang kondisi guru baru
mata pelajaran yang diajarkan dan sertifikat profesi maupun lama dari aspek jumlah dan juga mutunya.
guru untuk SMP/MTS. Informasi ini sangat bermanfaat sebagai dasar
Penguasaan standar kompetensi guru dan juga dalam mendesain program pengembangan dan
pemenuhan standar kualifikasi guru dibuktikan pelatihan guru. Selanjutnya peningkatan
dengan kepemilikian sertifikat pendidik. Sertifikat pengetahuan dan kompetensi guru karena
pendidik adalahpengakuan formal bahwa seorang partisipasi guru dalam kegiatan peningkatan mutu
guru telah memenuhi kualifikasi akademik dan guru hendaknya diperhatikan dalam kegiatan
kompetensi guru. Sertifikat pendidik diperoleh dari penempatan, penugasan, penghargaan, pemberian
sertifikasi yang diperoleh melalui program kompensasi, dan penilaian kinerja guru.
pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh PT Program peningkatan mutu guru hendaknya
yang memiliki progr am pengadaan tenaga didesain berdasarkan analisis kebutuhan yang
kependidikan yang terakreditasi (pemerintah, dilaksanakan sebelum implementasi program. Hal
masyarakat). Bagi guru yang telah memegang ini penting dilakukan agar program peningkatan
398 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 395-402

UU/PP/Permen

Manajemen Guru
Perencanaan Analisis Kebutuhan
Pengadaan Organisasi
Evaluasi
Rekrutmen dan Jabatan
dan Revisi
Seleksi Individu
Penempatan dan
Penugasan
Penilaian Kinerja Kualifikasi Akademik Pelatihan dan Tujuan
Pengembangan Kinerja Profesional
Kompensasi dan Kompentesi Guru
Guru Kepuasan Kerja

Desain Pelatihan
Lingkungan Internal dan Pengembangan
Kebijakan Pimpinan 1.Sasaran pelatihan
Teknologi 2.Setting
3.Materi Pelatihan
4.Strategi Pelatihan
5.Personel
6.Penyelenggara

Gambar 1 Hubungan antara Pengembangan dan Pelatihan dengan Manajemen Ketenagaan Guru
(Dimodifikasi dari Schuller: 1989)

mutu guru tepat sasaran, efektif dan efisien, dilihat pada peraturan kenaikan pangkat dan jabatan
dari materi, metode, tempat, pendekatan fungsional guru, kenaikan golongan dari IV/a ke
pembelajaran, dan sumber daya (Castetter, 1996). IV/b mensyaratkan karya tulis ilmiah guru. Dengan
Gambar 2 mengilustrasikan kerangka desain kata lain, data tersebut mengindikasikan bahwa
program pelatihan dan pengembangan guru yang masih banyak guru yang mengalami kesulitan
komperhensif. membuat karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, para
guru membutuhkan program/kegiatan diklat,
METODE PENELITIAN shourcourse, dan sejenisnya untuk meningkatkan
kompetensi membuat karya ilmiah. Terlebih,
Penelitian ini merupakan penelitian survey capaian kompetensi penulisan karya ilmiah guru
yang dilaksanakan di Kabupaten Banyumas. masih berada dalam kategori kurang kompeten.
Sampel penelitian dipilih secara acak pada 607 Dilihat dari kualifikasi akademik, sebagian
guru SMP se-Kabupaten Banyumas. Pengumpulan besar responden, yaitu 566 orang (93,2%) telah
data dilakukan dengan angket tertutup dan terbuka. memenuhi kualifikasi akademik yang disyaratkan,
Untuk validasi instrumen, dilakukan validasi isi dan yaitu berpendidikan minimal D4/S1, 13 orang
konsultasi pada ahli. Data yang terkumpul dianalisis diantaranya (2,1%) telah melampaui standar yang
dengan teknik deskriptif kuantitatif. ditetapkan, yaitu berpendidikan S2 518 orang
(85,3%) berpendidikan sesuai persyaratan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN relevan dengan bidang ajarnya. Dikaitkan dengan
masa kerja, diketahui bahwa guru yang masa
Penguasaan Kompetensi Guru SMP se-Kabupaten kerjanya sebentar (1-7 tahun) telah berpendidikan
Banyumas
S1. Hal ini mengindikasikan bahwa penerimaan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui profil guru saat ini telah memperhatikan standar
guru SMP se-Kabupaten Banyumas sebagai kualifikasi guru. Hal ini mungkin agak sulit
berikut. Dilihat dari masa kerja dan karir guru, dilakukan di masa lalu disaat jumlah lulusan guru
semua guru mulai dari yang masa kerjanya belum belum banyak, dan masih sedikit orang yang
lama, yaitu 1-7 tahun hingga yang masa kerjanya berminat menjadi guru di daerah. Oleh karenanya,
telah lama, yaitu e 31 tahun masih mengalami ditemukan guru-guru lama yang berusia tua belum
kesulitan untuk naik golongan e IV/b. Mengacu memenuhi standar kualifikasi akademik.
Andriani, Program Peningkatan Mutu Guru Berbasis Kebutuhan 399

Framework Mendesain Rencana Pelatihan dan


Pengembangan
(1) (2) (3)
Apa yang harus dipelajari Cara Mempelajari Fokus Program
(Materi) (Metode) (Setting)

Pengetahuan (Teori, Mandiri


Tutorial/ On the job
Konsep, Prinsip) Off the job
Aplikasi Teori Bimbingan
, Belajar Kelompok Kombinasi
Konsep, Prinsip
Kombinasi Kombinasi

(4)
(5)
Partisipasi
Sumber Daya (Alat)
(Pendekatan)

Formal - Sukarela Manusia


Formal - Wajib Non Manusia
Informal - Sukarela Kombinasi
Informal - Wajib

Gambar 2 Framework Desain Rencana Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

Dilihat dari kesesuaian kualifikasi akademik aspek kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
dengan bidang ajar, sebagian besar guru, yaitu 518 kompetensi profesional, dan kompetensi
orang (85,3%) memiliki kualifikasi akademik yang pembuatankarya tulis ilmiah.
sesuai dengan bidang ajarnya. Ketidaksesuaian Penguasaan guru terhadap kompetensi
kualifikasi akademik dengan bidang ajar lebih pedagogik berada pada kategori cukup. Hanya
banyak ditemukan pada guru yang masa kerjanya sedikit guru, yaitu 5 orang (0,8%) berada pada
telah lama yaitu 24 sampai dengan 30 tahun yaitu kategori sangat kurang kompeten. Kompetensi
sebanyak 31 guru (5,1%). Hal ini mungkin pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang
disebabkan karena di masa lalu jumlah dan dibutuhkan guru untuk mampu mewujudkan proses
kualifikasi guru yang tersedia tidak cukup belajar mengajar yang berkualitas.Kompetensi
memenuhi kebutuhan sekolah. Akibatnya, prinsip pedagogik diasah oleh guru ketika melaksanakan
the right man on the right place dalam tugas mengajarnya. Kompetensi pedagogik guru
penempatan dan penugasan guru sulit yang berada pada kategori cukup mengindikasikan
diimplemetasikan. Namun, dilihat dari jam guru telah cukup mampu memahami karakter dan
mengajar guru per minggu, diketahui bahwa kemampuan belajar siswanya, merancang dan
sebagian besar responden, yaitu 248 guru (56,1%) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
memiliki jam mengajar 24 jam per minggu. Ini meningkatkan kualitas proses belajar mengajar,
mengindikasikan bahwa ada kesesuaian antara memanfaatkan TIK untuk keperluan proses
jumlah guru dan kebutuhan guru di sekolah. belajar mengajar, dan berkomunikasi simpatik
dengan orang lain, khususnya siswa dan rekan guru.
Penguasaan kompetensi guru guru SMP se- Guru cukup mampu mengatasi permasalahan-
Kabupaten Banyumas permasalahan dan kesulitan yang dihadapi dalam
menjalankan tugas mengajarnya walaupun solusi
Penguasaan kompetensi guru berada pada atau tindakan yang diambil kadang kala belum
kategori cukup. Data menunjukkan bahwa 15 cukup efektif.
orang (2,5%) berada pada kategori sangat kurang Penguasaan kompetensi pedagogik yang baik
kompeten, dan 72 orang (11,9%) kurang kompeten, membutuhkan pemahaman tentang ilmu
dan tak seorang pun guru berada dalam kategori pengetahuan dan teknologi pendidikan seperti
sangat kompeten. Walaupun demikian, sebagian filsafat pendidikan, ilmu pendidikan, teori
besar guru yaitu 125 orang (20,6%) termasuk perkembangan psikologi peserta didik, berbagai
dalam kategori kompeten, dan 395 (65,1%) pendekatan dalam mengajar, model-model
termasuk dalam kategori cukup kompeten. pembelajaran, inovasi pendidikan, pengembangan
Penguasaan kompetensi guru ini dilihat dari tiga kurikulum, keterampilan dasar mengajar, dan lain-
400 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 395-402

lain disertai kemampuan mengaplikasikannya menyusun rencana pelaksanaan pengajaran,


dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, guru memilih model, strategi, media pendidikan yang
membutuhkan peluang dan kesempatan mengikuti tepat, mengembangkan instrumen evaluasi belajar,
berbagai bentuk kegiatan pendidikan dan atau dan juga melakukan penelitian yang relevan dengan
pelatihan guna meng-update dan mengembang- mata pelajaran yang diampu.
kanilmupengetahuan dan keterampilannya. Guru profesional dan berprestasi disyaratkan
Penguasaan kompetensi profesionalguru memiliki kompetensi membuat karya tulis ilmiah.
jugatermasuk dalam kategori cukup. Sebagian Hasil penelitian menunjukkan kompetensi guru
besar guru yaitu 352 orang (58,0%) berada pada membuat karya tulis ilmiah berada dalam kategori
kateori cukup, dan 140 guru (23.5%) berada pada kurang. Dari jumlah total responden, hanya
kategori kompeten. Kompetensi profesional sebagian kecil guru yaitu 70 orang (11,5%) memiliki
merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kompetensi membuat karya ilmiah. 235 orang
penguasaan substansi materi mata pelajaran yang (38.7%) berada dalam kategori kurang kompeten.
diampu dan keprofesionalan guru. Kategori cukup Data ini mendukung data profil guru pada aspek
kompeten mengindikasikan bahwa guru telah karir guru (golongan dan ruang) yang menunjukkan
cukup: 1) menguasai substansi (materi, struktur, bahwa tidak satupun guru (0%) mencapai golongan
konsep dan pola pikir ilmiah) mata pelajaran yang e IV/b. Hal ini karena untuk dapat mencapai IV/
diampu, 2) memahami ilmu pengetahuan bidang b, seorang guru dituntut mampu membuat karya
lain yang relevan dengan mata pelajaran yang tulis ilmiah.
diampu, 3) mengembangkan dan mengolah materi
sesuai dengan perkembangan siswa dan Program peningkatan mutu guru berbasis kebutuhan
lingkungan, 4) memahami kompetensi dan tujuan guru
yang akan dicapai dari mata pelajaran yang
diajarkan, dan 5) melakukan penelitian tindakan Program peningkatan mutu guru SMP se-
kelas. Khusus untuk kemampuan mengembangkan kabupaten Banyumas dalam kurun waktu 3 tahun
keprofesionalan secara mandiri, hasil penelitian beragamseperti: Rintisan Sekolah Bertaraf
menunjukkan berada pada kategori cukup Internasional (RSBI), pelatihan contextual
kompeten. teaching and learning, diklat multimedia, diklat
Penguasaan kompetensi profesional tersebut sekolah berstandar nasional, dan bintek kepala
teraktualisasikan pada saat guru mengajar. sekolah. Namun, frekwensi, tujuan, dan sasaran
Dengan pencapaian kompetensi profesional pada peserta pelatihan dalam penyelenggaraan
kategori cukup, guru kadang-kadang masih program-program tersebut masih perlu peninjauan
mengalami kesulitan dalam upaya merancang dan kembali dan penyesuaian dengan kondisi dan
juga melaksanakan proses belajar mengajar yang kebutuhan guru.
berkualitas yang dapat mendorong kreativitas dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
perkembangan kecerdasan siswa secara optimal. sebagian kecil guru yaitu 67orang (11%) yang
Jika kondisi ini berlangsung terus menerus, mengikuti pelatihan dan pengembangan kompetensi
pencapaian tujuan pendidikan belum dapat tercapai mengajar e 4 kali dalam satu tahun; dan angka
secara optimal. yang lebih kecil ditemukan pada keikutsertaan
Untuk menguasai kompetensi profesional, dalam pelatihan pembuatan karya tulis ilmiah yaitu
guru perlu mengikuti berbagai program diklat, 9 orang (1,5%). Sebagian besar guru mengikuti
seminar, workshop, dan sebagainya dan juga kegiatan pelatihan dan pengembangan kompetensi
program pendidikan formal minimal S1 yang mengajar hanya 2 kali dalam 1 tahun dan < 1 kali
relevan dengan mata pelajaran yang diampu bagi setahun. Peluang guru untuk mengikuti program
yang belum sarjana. Program pendidikan formal peningkatan mutu guru yang masih sedikit ini perlu
minimal S1 ini sangat dibutuhkan untuk pencapaian ditingkatkan. Terlebih, beban mengajar 24 jam per
kemampuan memahami substansi mata pelajaran minggu memungkinkan guru mengikuti program
yang diampu dan juga ilmu pengetahuan bidang peningkatan mutu guru.
lain yang relevan dengan mata pelajaran yang Selain itu, relevansi program/kegiatan
diampu. Penguasaan substansi mata pelajaran dan peningkatan mutu guru dengan kebutuhan guru juga
pengetahuan bidang lain yang relevan sangat masih perlu ditingkatkan agar efektif.Lebih dari
dibutuhkan guru terutama saat mengembangkan separuh guru yaitu 399 orang (65.8%) mengatakan
dan mengorganisir materi yang dilanjutkan dengan bahwa program/kegiatan peningkatan mutu guru
Andriani, Program Peningkatan Mutu Guru Berbasis Kebutuhan 401

SMP se-Kabupaten tidak pernah relevan dengan bantuan yang diharapkan tersebut, bantuan dana
kebutuhan mereka, hanya 7 orang (1.2%) studi merupakan bantuan yang paling diharapkan
mengatakan kadang-kadang relevan, dan tak oleh sebagian besar guru yaitu 525 orang (87%).
satupun guru (0%) mengatakan selalu relevan. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut,
Semua guru, yaitu 607 orang (100%) dapat diidentifikasi dua program peningkatan mutu
mengatakan membutuhkan program peningkatan guru SMP se-kabupaten Banyumasyang
mutu guru. Bentuk program mulai dari yang paling dibutuhkan yaitu: a) program peningkatan
diminati hingga kurang diminati yaitu diklatoleh 523 kualifikasi akademik guru SMP, dan b) program
guru (59,8%), kemudian lokakarya oleh 121 orang peningkatan kompetensi guru SMP.
(13,8%), seminar oleh 106 orang (12,1%),
shortcourse (1-3 bulan) oleh 77 orang (8,8%), dan Program peningkatan kualifikasi akademik guru
lain-lain. Adapun sasaran kompetensi yang SMP
dibutuhkan sebagian besar guru yaitu 281 orang
(46,4% ) adalah peningkatan penguasaan substansi Program peningkatan kualifikasi akademik
bidang studi/mapel yang diajarkan. 229 orang melalui studi lanjut dibutuhkan oleh sebagian besar
(37,9%) membutuhkan pengembangan pada aspek guru SMP se-Kabupaten Banyumas. Berdasarkan
penguasaan kompetensi keguruan atau data dari guru, komponen-komponen program
keterampilan mengajar, dan hanya 95 orang peningkatan kualifikasi akademik guru mencakup:
(15,7%) menginginkan peningkatan kompetensi jenjang pendidikan, program studi, lokasi, dan
pembuatan karya tulis ilmiah. Terkait dengan aspek sumber daya pendukung. Studi lanjut yang
perizinan mengikuti program peningkatan dibutuhkan guru yaitu kelanjutan studi D3 ke S1,
kompetensi guru, sebagian besar guru yaitu 547 studi S1 bagi yang masih berijazah SMA, dan studi
(74,6%) tidak mendapatkan kesulitan. Hanya lanjut S2 bagi yang telah S1. Adapun program studi
sebagian kecil guru, yaitu 50 orang (8,3%) yang yang dibutuhkan adalah pr ogram studi
mengatakan tidak mendapatkan ijin.Pelaksanaan kependidikan sesuai bidang ajar guru. Lokasi studi
program peningkatan kompetensi guru diharapkan lanjut adalah universitas/institut pendidikan yang
oleh sebagian besar guru, yaitu 546 orang (91%) dekat dengan daerah dimana guru tinggal.Sumber
berlokasi di daerah sendiri. Adapun dukungan daya pendukung yang dibutuhkan mencakup:
utama yang sebagian besar guru harapkan adalah bantuan dana pendidikan dan dana operasional
dana sebesar 452 guru (75,3%) dan sebagian besar selama studi lanjut, serta izin studi.
guru yaitu 437 orang (72%) mendapatkan bantuan
dana dari sekolahnya ketika mengikuti pendidikan Program peningkatan kompetensi guru
dan pelatihan.
Perluasan informasi dan tawaran studi lanjut Program peningkatan kompetensi guru
S1 dan S2 bagi guru masih perlu ditingkatkan. dibutuhkan oleh semua guru SMP se-Kabupaten
Hanya 20% guru yang mengatakan diberi tawaran Banyumas. Berdasarkan data dari guru,
untuk melanjutkan studi S1. Padahal sebagian komponen-komponen program kompetensi guru
besar guru yang masih berpendidikan SMA yaitu yang perlu diperhatikan mencakup:sasaran
381 orang (62.3%) mengatakan perlu studi lanjut kompetensi, bentuk program, lokasi, dan sumber
S1 dan hal yang perlu mendapatkan perhatian daya pendukung. Sasaran kompetensi yang perlu
bahwa tak ada satu pun guru (0%) yang memiliki ditingkatkan pada diri guru mencakup kompetensi
keinginan meningkatkan kualitas akademik ke pedagogik, profesional, dan pembuatan karya tulis
jenjang S2. Program studi lanjut bagi guru ilmiah. Memperhatikan variasi tingkat penguasaan
sebaiknya memilih perguruan tinggi yang lokasinya kompetensi guru dan juga aspek kompetensi yang
berada dekat atau satu wilayah dengan guru agar perlu dikembangkan, penetapan peserta program
efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan hendaknya didahului dengan analisis kebutuhan.
bahwa sebagian besar guru yaitu, 538 orang Bentuk program dapat berupa diklat, shortcource
(90,0%) memilih studi lanjut di daerah sendiri. (1 s.d. 3 bulan), workshop, lokakarya, penataran,
Selain itu, mereka juga membutuhkan beragam seminar, dan sebagainya dengan prioritas pilihan
dukungan seperti dana studi, pemberian ijin tugas yaitu diklat. Program pelatihan dilaksanakan di
belajar, dan juga fasilitas studi misalnya biaya daerah guru tinggal. Peserta mendapatkan izin dan
operasional selama studi dan juga dispensasi tugas bantuakn dana untuk mengikuti pelatihan.
mengajar jika masih harus mengajar. Dari ketiga
402 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 395-402

KESIMPULAN kebutuhan ditujukan untuk meningkatkan


kompetensi pedagogik, profesional, dan didasarkan
Program peningkatan mutu guru
pada hasil analisis kebutuhan. Bentuk program
dibutuhkan oleh para guru SMP se-Kabupaten
yang diprioritaskan adalah diklat yang dilaksanakan
Banyumas. Program ini hendaknya berbasis pada
di daerah guru. Dukungan izin dan bantuan dana
kebutuhan guru agar efektif. Program Peningkatan
akan membantu peserta mengikuti program dengan
Mutu Guru SMP se-Kabupaten Banyumas yang
baik. Penelitian ini memberikan rekomendasi agar
dibutuhkanguru mencakup 1) program peningkatan
pengembangan dan implementasi program
kualifikasi akademik dan 2) program peningkatan
peningkatan mutu guru selalu melalui tahap-tapah
kompetensi guru. Komponen-komponen yang perlu
analisis kebutuhan, kemudian pengembangan
diperhatikan mencakup: bentuk program, relevansi
desain atau rencana, implementasi, evaluasi dan
program, dan sumber daya pendukung bagi peserta
tindak lanjut, serta dipadukan dengan manajemen
untuk mengikuti program.
guru. Oleh karenanya, perlu koordinasi dan
Program peningkatan kualifikasi akademik
kerjasama antar lembaga penyelenggara program
guru SMP berbasis kebutuhan mencakup: program
peningkatan mutu guru. Sekolah-sekolah
penyetaraan D3 ke S1, studi lanjut S1 dan S2. Studi
hendaknya memberikan dukungan baik moril
lanjut dilaksanakan di daerah sendiri dan peserta
maupun materil bagi para guru mereka yang
mendapatan bantuan biaya pendidikan, biaya
berkeinginan melanjutkan studi dan mengikuti
operasional selama mengikuti pendidikan, dan ijin/
program peningkatan penguasaan kompetensi
penugasan studi lanjut. Sedangkan program
guru.
peningkatan kompetensi guru SMP berbasis

DAFTAR RUJUKAN

Beare, H. 2001. Creating the Future School. Hargreaves, A., & Fullan, M. 2000. Mentoring in
London. Rouutledge Falmer. the New Millennium. ProQuest Education
Castetter, W. B. 1996. The Personnel Function Journals, 39(1): 50-56.
in Education Administration Sixth Joni, R. T. 2006. Revitalisasi Pendidikan
Edition. New York: Mac Millan Publishing Profesional Guru. Jakarta: Depdiknas.
Co. Mulford, B. 2008. The Leadership Challenge:
Darling, L. H. 2006. Constructing 21st Century Improving Learning in Schools. Australian
Teacher Education. Journal of Teacher Education Review. Victoria: ACER Press.
Education, 57: 300-314. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Supriadi, D. 1999. Mengangkat Citra dan Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Martabat Guru. Jakarta: Adicita Karya Akademik dan Kompetensi Guru.
Nusantara. Schuller, R., & Jackson, S. E. 1987. Personal and
Dessler, dan Gary. 2006. Manajemen Sumber Human Resources Management. New
Manusia Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: York: West Publishing Company.
Indeks. Siagian, P. S. 2002. Manajemen Sumber Daya
Direktorat Profesi Pendidikan Dirjen PMPTK Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pemilihan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Guru dan Dosen.
Jakarta: Depdiknas.
Hargreaves, A. 1997. The Four Ages of
Professionalism and Professional Learning.
Unicorn, 23(2): 86-114.
KETERHUBUNGAN STRUKTUR DAN
BUDAYA ORGANISASI

Asep Sunandar

E-mail: asepsun@gmail.com
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: The organizational structure is the formal system of task and reporting connectedness
between supervision, coordination and motivation of employees so that they can unite and work
together to achieve organizational goals. Five organizational structure that is used to distinguish
their activities and to classify people into a function or division are: function, product, market,
geography and structure of the matrix. Meanwhile, to unify the activities, organizations develop a
hierarchy of authority, and define how to allocate responsibility for decision-making.

Abstrak: Struktur organisasi merupakan sistem tugas formal dan laporan keterhubungan diantara
pengawasan, koordinasi dan motivasi pegawai sehingga mereka dapat bersatu dan bekerja bersama
untuk mencapai tujuan organisasi. Lima struktur organisasi yang digunakan untuk membedakan
kegiatan-kegiatan mereka dan untuk mengelompokkan masyarakat ke dalam fungsi atau devisi yaitu:
fungsi, produk, pasar, geografi dan struktur matriks. Sementara itu untuk menyatukan kegiatan,
organisasi mengembangkan sebuah hirarki kewenangan, dan menetapkan bagaimana mengalokasikan
tanggung jawab pembuatan keputusan.

Kata kunci: Struktur orgnanisasi, budaya organisasi

Organisasi merupakan suatu wadah tempat Penulis menginterpretasikan bahwa budaya


sekumpulan orang saling bekerjasama berdasarkan organisasi itu merupakan hasil dari persepsi
tugas dan fungsinya masing-masing demi anggota atas nilai yang sudah ada dikompilasikan
tercapainya tujuan organisasi. Sebagai sebuah dengan nilai yang dibawanya sehingga menjadi
wadah organisasi terdiri dari komponen-komponen nilai kesatuan dalam organisasi. Artinya budaya
yang satu sama lain memiliki perbedaan fungsi, itu dapat diciptakan dan diperbaharui sesuai dengan
peran, komposisi anggota dan lingkup kerja. persepsi anggota organisasi terhadap kondisi,
Dimana masing-masing komponen tersebut harus tantangan dan peluang dalam memajukan
diorganisasi dan diatur dengan ketetapan yang baku organisasi.
sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih Budaya dan struktur organisasi laksana
diantara masing-masing komponen. sebuah siklus yang terus bergerak saling mengisi
Selain terdapat komponen-komponen yang dan saling melahirkan. Sebuah struktur akan
sifatnya kasat mata juga terdapat komponen yang tercipta akibat adanya nilai-nilai budaya organisasi,
tidak kasat mata yaitu norma, nilai atau kebiasaan dan nilai budaya organisasi sendiri tercipta sebagai
organisasi. Dalam konteks organisasional, nilai dan hasil dari interaksi para personil yang mengisi
norma yang dibakukan sebagai ciri khas organisasi struktur organisasi. Hal inilah yang dalam hemat
disebut budaya organisasi. Lahirnya suatu budaya penulis merupakan suatu siklus organisasional yang
tidak bisa terlepas dari pribadi-pribadi sebagai akan mejadikan organisasi selalu berubah dan
anggota organisasi dan secara notabene mereka mengembangkan inovasi demi kemajuan
merupakan orang-orang yang mengisi struktur organisasi. Tulisan ini akan mendeskripsikan aspek-
organisasi. Robbins (2007) menyatakan bahwa aspek yang menentukan lahirnya budaya
budaya organisasi berkaitan dengan cara organisasi, proses pengembangan budaya
karyawan mempersepsikan karakteristik budaya organisasi, desain struktur organisasi dan
organisasi. Dengan demikian dapat dinyatakan pengembangan struktur searah dengan
bahwa budaya organisasi menunjukkan persepsi perkembangan budaya organisasi.
bersama yang dianut oleh anggota organisasi.
403
404 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 6, SEPTEMBER 2012: 403-410

BUDAYA ORGANISASI hanya menyajikan satu panduan kecil kepada para


pegawai tentang bagaiman seharusnya mereka
Adam Smith menyatakan ketika suatu
berperilaku.
masyarakat berbeda khususnya berbeda tugas,
Budaya organisasi merupakan pola
mereka akan menjadi lebih produktif dan dapat
keyakinan dan nilai-nilai dalam organisasi yang
menampilkan tingkat yang lebih tinggi yang dapat
dipahami, dijiwai dan dipraktekan oleh anggota
membantu organisasi untuk mencapai tujuan.
organisasinya sehingga pola tersebut memberikan
Perbedaan dalam suatu organisasi akan
makna tersendiri bagi organisasi yang
melahirkan suatu kebiasaan dan pola kerja yang
bersangkutan dan menjadi dasar aturan berperilaku
berbeda juga. Kebiasaan dan pola kerja tersebut
(Sobirin, 2005). Hal ini berarti setiap organisasi
setelah melewati perjalanan waktu yang cukup
mempunyai sistem makna yang berbeda.
panjang dan terjadi berulang-ulang maka akan
Perbedaan ini menyebabkan setiap organisasi
menjadi karakter dan ciri khas suatu organisasi
mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda
yang selanjutnya dapat dikatakan sebagai budaya
serta respon yang berbeda ketika menghadapi
organisasi.
masalah yang sama. Disamping itu perbedaan
Untuk pemahaman yang lebih detail
sistem makna ini dapat menyebabkan perbedaan
berkenaan dengan budaya organisasi berikut
perilaku para anggota organisasi dan perilaku
dikutip dua definisi dari dua orang ahli yang
organisasi itu sendiri. Akar perbedaan ini bersumber
berbeda. Osborn dan Plastic (2000) menjelaskan
pada asumsi-asumsi dasar yang meliputi keyakinan,
budaya organisasi sebagai seperangkat perilaku,
nilai-nilai, filosofi atau ideologi organisasi yang
perasaan dan kerangka psikologis yang
digunakan dalam memecahkan persoalan
terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki
organisasi.
bersama oleh anggota organisasi. Sedangkan
Berdasarkan atas argumentasi di atas dapat
dalam pandangan yang berbeda Robbins (2003)
diambil suatu kesimpulan tentang pemahaman
menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan
budaya organisasi sebagai satu kesatuan nilai-nilai
persepsi bersama yang dianut anggota organisasi
informal dan norma-norma yang mengontrol cara
sebagai suatu sistem yang dimaknai bersama.
masyarakat dan kelompok berinteraksi di dalam
Budaya organisasi adalah nilai-nilai informal
organisasi dengan yang lainnya serta dengan
dan norma yang mengontrol bagaimana individu
masyarakat yang ada di luar organisasi. Budaya
dan kelompok dalam organisasi saling berinteraksi
organisasi sebagai identitas dari suatu organisasi
serta berhubungan dengan masyarakat diluar
tentunya dapat dikenali, walaupun yang
organisasi. Didalam budaya organisasi terdapat
bersangkutan belum mencer itakan asal
dua jenis nilai yaitu nilai terminal dan nilai
organisasinya. Sebagai contoh ciri khas akademisi
instrumental nilai terminal adalah penentuan tujuan
Universitas Negeri Malang adalah low profile,
organisasi yang akan dicapai sementara itu nilai
kalem, dan berpikir sistematis. Maka begitu
instrumental adalah menentukan model perilaku
memberikan materi dalam sebuah seminar orang
organisasi yang menjadi cerminan anggota
sudah bisa menebak kalau pematerinya dari UM.
organisasi. Secara operasional nilai instrumental
Agar penganalisaan sebuah budaya
akan membantu oragnisasi dalam mencapai nilai-
organisasi terkenali dengan tepat, Robbins (2003)
nilai terminal. Dalam sebuah budaya organisasi
memberikan penjelasan tentang karakteristik
dikenal adanya budaya etik, yang diartikan sebagai
budaya organisasi, yaitu: (1) inovasi dan keberanian
nilai-nilai moral dan norma yang ditetapkan secara
mengambil risiko, yaitu sejauhmana organisasi
tepat sebagai cara organisasi dan anggotanya
mendorong para pegawai untuk bersikap inovatif
bersepakat satu dengan yang lainnya serta dengan
dan berani mengambil risiko serta bagaimana
orang-orang yang ada di luar organisasi. Budaya
organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko
yang berikutnya adalah budaya kuat dan lemah.
oleh pegawai dan membangkitkan ide pegawai;
Beberapa peneliti telah mengidentifikasi perbedaan
(2) perhatian terhadap detail, yaitu sejauhmana
organisasi dari sisi budaya kuat dan budaya lemah,
organisasi mengharapkan pegawai memperlihatkan
budaya kuat diidentifikasikan dengan adanya satu
kecermatan, analisis dan perhatian terhadap
kesatuan nilai dan norma yang menjadi pegangan
rincian; (3) berorientasi pada hasil, yaitu
bersama anggota organisasi untuk mendorong
sejauhmana manajemen memusatkan perhatian
terbentuknya komitmen pegawai dalam mencapai
pada hasil dibandingkan perhatian terhadap tekhnik
tujuan organisasi. Sementara itu budaya lemah
dan proses yang digunakan untuk meraih hasil
Sunandar, Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi 405

tersebut; (4) berorientasi pada manusia, yaitu layanan berkualitas tinggi, para karyawan akan
sejauhmana keputusan manajemen lebih cenderung menyesuaikan perilaku merespons
memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang- protes konsumen dengan cepat. Para karyawan
orang di dalam organisasi; (5) berorientasi pada dapat memberikan layanan berkualitas tinggi
tim, yaitu sejauhmana penekanan diberikan pada karena pengalamannya saat mereka berinteraksi
kerja tim dibandingkan dengan kerja individual; (6) dengan para pelanggan.
agresivitas, yaitu sejauhmana orang-orang dalam
organisasi itu agresif dan kompetitif untuk KOMITMEN ORGANISASI
menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya;
dan (7) stabilitas yaitu sejauhmana kegiatan Meyer et al, (dalam Rospida, 2005),
organisasi menekankan status quo sebagai kontras menyatakan komitmen organisasi adalah derajat
dari pertumbuhan. sejauh mana keterlibatan seseorang dalam
Budaya dalam organisasi setidaknya organisasinya dan kekuatan identifikasinya
memainkan tiga peranan penting, yaitu terhadap suatu organisasi tertentu, komitmen
memberikan identitas bagi anggotanya, ditandai dengan tiga hal yaitu 1) Suatu kepercayaan
meningkatkan komitmen terhadap visi dan misi yang kuat terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai
organisasi serta memperkuat standar perilaku. organisasi; 2) Kesiapan dan kesediaan untuk
Ketika budaya organisasi melekat kuat, maka mengerahkan usaha keras demi kepentingan
masing-masing anggota akan merasa bahwa organisasi; 3) Keinginan yang kuat untuk
mereka adalah bagian dari organisasi. Perasaan memelihara hubungan yang kuat dengan
sebagai bagian dari organisasi akan memperkuat organisasi.
komitmennya terhadap visi dan misi organisasi. Allen dan Meyer (1990) membagi komitmen
Budaya juga akan mengarahkan perilaku anggota organisasi menjadi tiga komponen yaitu: (1)
organisasi. Budaya organisasi memberikan banyak komitmen afektif yang menjelaskan bahwa
pengaruh kepada individu dan proses organisasi. seseorang memiliki keterkaitan secara emosional
Budaya memberikan tekanan pada individu untuk untuk mengidentifikasi diri dan merasakan
bertindak ke arah tertentu, berfikir serta bertindak keterlibatan secara langsung dalam suatu
dengan cara yang konsisten dengan budaya organisasi. Komitmen ini disifati oleh kepercayaan
organisasinya. Tidak ada satupun tipe budaya yang kuat terhadap tujuan organisasi, dan keinginan
organisasi yang terbaik yang dapat berlaku untuk melaksanakan usaha-usaha dengan baik
universal. Yang terpenting adalah organisasi harus yang dipertimbangkan akan memberi manfaat bagi
mengetahui potret budaya organisasi saat ini dan kepentingan organisasi; (2) komitmen kontinuan
mengevaluasinya apakah budaya yang berlaku ini mengacu pada biaya-biaya yang timbul
tersebut dapat mendukung program perubahan sehubungan dengan persepsi pegawai tentang
organisasi. kerugian yang akan dihadapinya jika pegawai
Untuk membangun budaya organisasi yang tersebut meninggalkan organisasinya. Dengan kata
dapat mendukung perubahan organisasi dibutuhkan lain karyawan tersebut tinggal di organisasi tersebut
alat. Alat utamanya adalah komunikasi yang efektif karena dia membutuhkan organisasi tersebut; (3)
yaitu komunikasi yang sifatnya segala arah tidak komitmen normatif ini mengacu pada kewajiban
hanya dari atas ke bawah saja, sehingga akan moral yang dirasakan pegawai untuk tetap berada
memperlancar usaha pencapaian tujuan organisasi. dalam suatu organisasi. Dengan kata lain karyawan
bertahan menjadi anggota suatu organisasi karena
KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI
memiliki kesadaran bahwa komitmen terhadap
organisasi memang seharusnya dilakukan.
Karakteristik Budaya Organisasi Robert dan Komitmen organisasi akan tercipta jika adanya
Angelo (2005) menyebutkan tiga definisi tanggung jawab yang besar dari personil organisasi
karakteristik budaya organisasi yang penting. terhadap pekerjaan yang diberikan padanya, Oleh
Pertama, budaya organsasi diberikan kepada para karena itu komitmen organisasi akan menimbulkan
karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi
budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di pekerja terhadap organisasi (Abdullah, 2005).
tempat kerja. Ketiga, budaya organisasi berlaku Luthans (1998) menyebutkan jika seorang individu
pada dua tingkat yang berbeda. Misalkan, bila memiliki komitmen organisasi yang tinggi, maka
sebuah perusahaan benar-benar menyediakan pencapaian tujuan organisasi menjadi hal penting
406 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 6, SEPTEMBER 2012: 403-410

bagi organisasi tersebut, sebaliknya individu dengan alur perintah dan kewenangan berkaitan dengan
komitmen organisasi yang rendah akan memiliki tanggung jawab dari tingkatan-tingkatan dalam
perhatian yang rendah pula dan cenderung untuk suatu organisasi; 4) Rentang kendali, menentukan
memenuhi kepentingan pribadi. Dapat disimpulkan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus
bahwa dengan adanya komitmen yang tinggi dalam dimiliki oleh suatu organisasi; 5) Sentralisasi dan
diri individu maka semakin tinggi kepeduliannya desentralisasi, merupakan suatu cara pengambilan
terhadap organisasi sehingga individu tersebut akan keputusan berdasarkan kewenangan manajerial.;
terus berusaha untuk menjadikan organisasinya 6) Formalisasi, merupakan suatu tingkatan
kearah yang lebih baik. pekerjaan dalam suatu organisasi yang dibakukan
berdasarkan aturan.
STRUKTUR ORGANISASI Keenam unsur tersebut member ikan
kejelasan dalam proses penyusunan dan
Keheterogenan dalam sebuah organisasi memahami sebuah struktur organisasi. Proses
membutuhkan adanya penataan dan penetapan struktur ini harus melalui sebuah
pengorganisasian yang tepat. Suatu organisasi tidak pertimbangan panjang mengingat hal tersebut akan
mungkin dapat berjalan dengan baik dan mampu menentukan efektivitas kerja organisasi. Semakin
melayani konsumen dengan optimal tanpa adanya jelas struktur organisasi dan semakin objektifnya
struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi penetapan personil dalam sebuah struktur maka
ditujukkan untuk memperjelas pembagian kerja, dapat dipastikan kerja organisasi akan menjadi lebih
menempatkan potensi dan keahlian anggota, baik.
menyajikan suatu layanan yang tepat, dan
mengoptimalkan kinerja organisasi. Untuk TIGA JENIS STRUKTUR
memperjelas pemaknaan dari struktur organisasi,
struktur organisasi menurut Goerge dan Jones Setiap struktur yang didesain dalam sebuah
(1996) adalah sistem formal tugas dan laporan organisasi memiliki makna dan tujuan tersendiri,
keterhubungan yang meliputi kontrol, koordinasi setiap organisasi akan menentukan bentuk struktur
dan pemotivasian pegawai sehingga bekerja sesuai dengan keadaan dan kebutuhan organisasi.
bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai contoh struktur pada organisasi pemerintah
Sedangkan Terry (Winardi: 2006) tentu akan berbeda dengan struktur organisasi
mengemukakan struktur organisasi dengan istilah usaha (swasta), atau struktur yang ada di pusat
pengorganisasian diartikan mempersatukan pasti berbeda dengan struktur yang ada di daerah.
sumber daya pokok dengan cara yang teratur dan George dan Jonses (1996) membagi struktur ke
mengatur orang-orang dalam pola yang demikian dalam tiga kelompok, yaitu struktur berdasarkan
rupa, hingga mereka dapat melaksanakan aktivitas- fungsi, struktur berdasarkan devisi dan struktur
aktivitas guna mencapai tujuan-tujuan yang matrik.
ditetapkan. Kedua definisi tersebut menyatakan Struktur berdasarkan fungsi adalah struktur
bahwa struktur atau pengaorganisasian sebagai yang mengutamakan fungsi kerja dari setiap
proses untuk mengatur selur uh perangkat anggota organisasi. Pembagian kerja dilakukan
organisasi guna bekerja secara sistematis demi atas dasar keahlian dan kemampuan serta nilai guna
tercapainya tujuan organisasi. Struktur organisasi pada setiap komponen organisasi. Dalam struktur
merupakan suatu cara pembagian tugas pekerjaan fungsi setiap komponen bisa terdiri dari anggota
yang kemudian dikelompokkan serta yang memiliki kehalian desain produk, produksi,
dikoordinasikan secara formal. Robbins (2003) sekaligus pemasaran. Contoh perusahaan yang
mengemukakan 6 (enam) unsur yang perlu menerapkan struktur fungsi adalah perusahaan
diperhatikan dalam pembentukan suatu struktur Apple Computer pada masa awal-awal
organisasi, yaitu: 1) Spesialisasi atau pembagian perusahaan tersebut berdiri.
tenaga kerja. Merupakan pemecahan suatu alur Kelemahan dari struktur fungsi adalah tidak
penyelesaian pekerjaan menjadi sejumlah langkah mampu memberikan layanan berkualitas pada saat
penyelesaian yang diselesaikan dengan kualifikasi permintaan semakin besar dan tuntutan kebutuhan
tertentu; 2) Departementalisasi, dapat didasarkan masyarakat akan produk yang semakin beragam.
pada kesamaan kelompok pekerjaan maupun Namun keuntungannya adalah memudahkan
berdasarkan teritor i agar tugas dapat komunikasi diantara anggota struktur organisasi
dikoordinasikan; 3) Rantai komando, merupakan karena mereka berada dalam satu lingkungan
Sunandar, Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi 407

tempat pekerjaan. Gambar 1 adalah contoh struktur Gambar 3 tersebut menjelaskan keterhu-
berdasarkan fungsi. bungan antara fungsi dari suatu organisasi dengan
Struktur yang ke dua adalah struktur komponen devisi dari sebuah organisasi. Masing-
berdasarkan devisi, struktur ini didasarkan atas masing komponen menunjukkan fungsinya dan
pembagian wilayah atau bagian keahlian tertentu berperan sesuai dengan devisi masing-masing.
sebagai komponen organisasi. Semisal dalam Kesesuaian antara devisi dan fungsi tersebut
sebuah organisasi terdiri dari devisi-devisi seperti menyajikan hasil kerja yang lebih tinggi dibanding
bagian desain produk, bagian produksi dan bagian dengan salah satu model saja. Optimalisasi setiap
pemasaran terpisah satu dengan yang lainnya. devisi dan fungsi menjadikan produktivitas menjadi
Keuntungan dari sistem ini adalah pembagian kerja semakin tinggi.
organisasi menjadi jelas, setiap bagian bekerja
sesuai dengan keahlian dan fungsi bagian tersebut. KETERHUBUNGAN STRUKTUR DAN BUDAYA
Sedangkan kelemahannya adalah organisasi ORGANISASI
menjadi gemuk karena setiap devisi membutuhkan
karyawan, biaya yang dibutuhkan untuk Budaya organisasi dan struktur organisasi
penggajihan juga menjadi besar, dan komunikasi memiliki hubungan yang sangat kuat, dimana budaya
diantara anggotaorganisasi terjadi kurang harmonis akan menjadi bahan pertimbangan dalam
mengingat setiap orang terpisahkan oleh devisi- menentukan sebuah struktur organisasi. Sebagai
devisi tersebut. Gambar 2 adalah contoh struktur sebuah sistem keberadaan budaya dan struktur akan
devisi. saling melengkapi dan saling menciptakan. Budaya
Struktur yang ketiga adalah struktur matriks, menghasilkan sebuah struktur yang dapat diterima
model struktur ini merupakan gabungan antara semua pihak sementara itu struktur organisasi yang
model fungsi dengan model devisi. Sebagai sebuah telah baku akan menghasilkan nilai-nilai kerja dan
penggabungan maka terjadi kompilasi unsur-unsur pola kerja yang selanjutnya akan menghasilkan
diantara kedua model tersebut. Model matriks budaya baru. Dalam sebuah argumentasi yang
memberikan ruang yang lebih leluasa dalam hal diilustrasikan dalam bentuk gambar, George dan
pengembangan bidang dan fungsi dari setiap devisi. Jones (1996) menjelaskan hubungan budaya dan
Berikut ini disajikan gambar 3 struktur matriks. struktur seperti pada gambar 4.

CEO

Corporate
Management

Corporate Small business Individual Individual


customers customers customers customers

Gambar 1 Struktur Berdasarkan Fungsi

CEO

Operation Product development


manager manager

Finance Marketing Manufacturing Materials Research Engineering Information


and function function management and function services
accounting function development function
function function

Gambar 2 Struktur Berdasarkan Devisi


408 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 6, SEPTEMBER 2012: 403-410

Research and Product


Engineering Manufacturing
development development
function function
function function

Product team
alpha

Product team
beta

Product team
gamma

Gambar 3 Struktur Berdasarkan Matriks

Ketergantungan Organisasi
-Lingkungan
-Teknologi dan tugas
-Strategi

Nilai-nilai budaya dan norma-norma


Struktur organisasi dirancang untuk yang lahir dalam organisasi dan menjadi
keterhubungan kegiatan dan motivasi bagian perilaku pegawai nilai
kerja (fungsi devisi atau matrik) kewirausahaan profesionalisme dan
norma-norma produktivitas dan layanan

Bersama-sama struktur budaya organisasi


berpengaruh terhadap tingkat tampilan
organisasi baik secara kelompok maupun
individu

Gambar 4 Struktur dan Budaya Organisasi

Robbins (2007: 250) menjelaskan bahwa FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN ORGANISASI


organisasi yang memiliki budaya yang kuat dapat
Peters dan waterman berpendapat tentang
mempunyai pengaruh yang bermakna bagi perilaku
keberhasilan organisasi didasarkan pada tiga
dan sikap anggotanya. Nilai inti organisasi itu akan
kesatuan nilai: 1) Kesuksesan perusahaan
dipegang secara insentif dan dianut secara meluas
ditekankan pada nilai otonomi dan kewirausahaan
dalam suatu budaya yang kuat. Suatu budaya kuat
serta adanya kesadaran tentang risiko; 2) Satu
memperlihatkan kesepakatan yang tinggi
kesatuan nilai yang dialami organisasi yang meliputi
dikalangan anggota tentang apa yang harus
apa yang akan oragnisasi lakukan dan bagaimana
dipertahankan oleh organisasi tersebut. Kebulatan
organisasi mencoba melakukan hal tersebut. Peters
maksud semacam ini akan membina kohesifitas,
dan Waterman meyakini bahwa manajer
kesetiaan dan komitmen organisasional. Kualitas
seharusnya menerapkan nilai-nilai organisasi untuk
ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan
melakukan hal-hal yang terbaik dan mengontrol
karyawan untuk meninggalkan organisasi. Suatu
kegiatan-kegiatan inti; 3) Satu kesatuan nilai yang
organisasi untuk mencapai keberhasilan perlu
didasarkan kepada proses jalanya organisasi.
meningkatkan faktor kinerja organisasi dengan
Sebuah perusahaan seharusnya mencoba
membentuk dan mengembangkan suatu budaya
menetapkan nilai dan norma yang memotivasi para
organisasi yang mendukung terciptanya komitmen
pegawai melakukan hal yang terbaik.
karyawan.
Sunandar, Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi 409

Budaya professional dan Budaya produktif. hirarki kewenangan, dan menetapkan bagaimana
Dalam budaya professional pegawai akan mengalokasikan tanggung jawab pembuatan
menerima gaji berdasarkan kinerja mereka dan keputusan.
kinerja perusahaan secara keseluruhan budaya Dua pilihan yang sangat penting bahwa
profesional menekankan kepada kewirausahaan mereka harus membuat bagaimana menetapkan
dan kemungkinan pegawai menggunakan strukur tingkat desentralisasi kewenangan. Untuk
organisasi. Seperti halnya funsi struktur yang melakukan integrasi, organisasi mengembangkan
memberikan kewenangan kepada pegawai untuk mekanisme untuk memperkenalkan mutual
membuat keputusan dan motivasi untuk meraih adjustment ( komunikasi informal dan interaksi
kesuksesan. diantara masyarakat dan fungsi). Mekanisme
mutual adjustment termasuk: kontrak langsung,
KESIMPULAN peran hubungan, kelompok, dorongan tugas, tim
fungsional penyatuan peran dan struktur matrik
Struktur organisasi adalah sistem tugas formal organisasi menggunakan standar untuk
dan laporan keterhubungan diantara pengawasan, mengintegrasikan kegiatan mereka, yang secara
koordinasi dan motivasi pegawai sehingga mereka spesifik menjelaskan bagaimana individu dan fungsi
dapat bersatu dan bekerja bersama untuk mencapai berkoordinasi dalam kegiatan mereka untuk
tujuan organisasi. Perbedaan dan persatuan akan mencapai tujuan organisasi. organisasi dapat
menjadi dasar-dasar pembangunan struktur menstandarkan kegiatan input, thoughputs, dan
organisasi. Lima struktur organisasi yang output. Budaya organisasi adalah satu kesatuan
digunakan untuk membedakan kegiatan-kegiatan nilai informal dan norma untuk mengontrol cara
mereka dan untuk mengelompokkan masyarakat individu dan kelompok saling berinteraksi satu sama
ke dalam fungsi atau devisi fungsi, produk, pasar, lain dan dengan masyarakat diluar organisasi.
geografi dan struktur matrik. Untuk menyatukan budaya organisasi mempunyai dua jenis nilai yaitu
kegiatan, organisasi mengembangkan sebuah nilai terminal dan instrumental.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmed, P. K. 1998. Culture and Climate for Anggraini, N. 1995. Analisis Hubungan antara
Innovation. Eroupean Journal of Budaya Perusahaan dan Kepuasan
Innovation Management. Kerja: Studi Kasus pada Kantor Pusat
Aldr ich, H. R. 1979. Organizational and Pendidikan dan Pelatihan Perum Kereta
environment. Prentice-Hall, Englewood Api Bandung. Laporan Internship.
Cliffs, New York. Yogyakarta: Program Studi Magister
Aldrich, H. E., and Whetten, D. A. 1981. Manajemen Universitas Gadjah Mada.
Organization-sets, Action-sets, and Budiwibowo, T. 2004. Pengaruh Strategi
Networks: Making the Most of Simplicity. Kompetitif, Motivasi, dan Budaya Kerja
In Nystrom, P. C., & Starbuck, W. H. (Eds.), terhadap Hubungan antara Komitmen
Handbook of Organizational Design, Organisasi kepada Karyawan dengan
Vol. 1. New York: Oxford University Press. Kinerja Organisasi.
Alliance Management International Ltd. 1999. Goerge, dan Jones. 1996. Understanding and
Creating Strong Alliances. (Online), (http:/ Managing Organizational Behavior.
/www.amiltd.com/NewCreating). Massachusetts: Wesley Publising Company.
Alves, J. R. 1982. The Prediction of Small Luthans, F. 1998. Organizational Behavior. Eight
Business Failure Utilizing Financial and Edition. Singapore: Mc.Growth-Hill Book
Nonfinancial Data. In Richard B. Robinson Co.
Jr. Academy of Management Journal, Makmuri, M. 2005. Perilaku Organisasi.
25(1): 82-112. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anderson, C. R. 1988. Management: Skills, Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. Alih
Functions, and Organization Bahasa Benyamin Molan. Jakarta. PT
Performance. Needham Heights, MA: Indeks.
Allyn and Bacon, Inc.
410 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 6, SEPTEMBER 2012: 403-410

Soetopo, H. 2010. Perilaku Organisasi Teori dan Management. New York: McGrow Hill.
Praktek di Bidang Pendidikan. Bandung: International Edition.
PT Remaja Rosda Karya. Terry, G. R. 2007. Asas-Asas Manajemen. Alih
Sweeney, P., dan Mcfarlin, D. B. 2002. Bahasa Winardi. Bandung: PT Alumni.
Organizational Behavior: Solution for Veitzhal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA
TERHADAP KUALITAS LAYANAN LABORATORIUM

Raden Bambang Sumarsono

E-mail: rbamsum@gmail.com
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: Factors Affecting Student Satisfaction on the Quality of Laboratory Services. This study
aims: to determine the factors affecting student satisfaction towards the AP department laboratory
services, the level of student satisfaction towards the AP department laboratory services, and the
most dominant factor in influencing student satisfaction towards the AP department laboratory
services. The approach used in this research is quantitative, with the type of exploratory research.
While the entire student population AP Programs, for sampling is done by using random sampling.
The results of this study include: the factors of service quality AP laboratory personnel FIP UM is
good, the students looked at the quality of products/physical laboratory UM AP FIP are good
enough and need to increase, students looked at the performance of laboratory personnel FIP AP
UM is good, and the factor most dominant in influencing student satisfaction on the quality of
laboratory services Programs UM is a factor AP FIP Quality Services Laboratory Staff.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
mahasiswa terhadap layanan laboratorium jurusan AP, tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan
laboratorium jurusan AP, dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan mahasiswa
terhadap layanan laboratorium jurusan AP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, dengan jenis penelitian eksploratori. Sedangkan populasinya yaitu seluruh mahasiswa
Jurusan AP, untuk pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling. Hasil
penelitian ini antara lain: faktor kualitas layanan jasa pegawai laboratorium AP FIP UM sudah baik,
mahasiswa memandang kualitas produk/fisik laboratorium AP FIP UM sudah cukup baik dan perlu
adanya peningkatan, mahasiswa memandang performansi pegawai laboratorium AP FIP UM sudah
baik, dan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan mahasiswa terhadap kualitas
layanan Laboratorium Jurusan AP FIP UM adalah faktor Kualitas Layanan Jasa Pegawai Laboratorium.

Kata kunci: kepuasan, kualitas, dan layanan

pelanggan lembaga pendidikan dapat diberikan


Lembaga Pendidikan Tinggi tumbuh dan secara optimal. Namun demikian ada beberapa
berkembang sebagaimana layaknya industri jasa, masalah yang akan dihadapi oleh lembaga
dan setiap saat berubah seiring dengan proses pendidikan tinggi di Indonesia pada umumnya,
globalisasi, oleh karenanya perlu dipasarkan dan antara lain adalah: rendahnya mutu layanan
berorientasi kepada mahasiswa sebagai salah satu pendidikan pada sebagian besar lembaga
pelanggan lembaga, dan itu konsisten dengan pendidikan tinggi di Indonesia menjadi kendala
kepentingan pemasaran dunia industri sektor dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional, di
pendidikan. Perhatian pada mutu layanan lain pihak mutu layanan pendidikan mempunyai
pendidikan yang menekankan pada kepuasan hubungan dengan kepuasan mahasiswa sebagai
siswa/mahasiswa muncul dalam rangka menarik pelanggan lembaga. Adanya perubahan paradigma
para calon siswa/mahasiswa, melayani dan dalam proses pembelajaran, yaitu dari teacher
mempertahankan mereka. centre learning menjadi student centre learning
Peningkatan mutu pendidikan tinggi termasuk berdampak pada bagaimana upaya lembaga
di dalamnya mutu layanan akademik dan mutu pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
pengajaran merupakan upaya-upaya yang harus Jurusan Administrasi Pendidikan (AP) merupakan
dilakukan agar kepuasan mahasiswa sebagai salah satu jurusan yang ada di lingkungan Fakultas

411
412 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 411-417

Ilmu Pendidikan (FIP), terus berupaya membenahi publik (birokrasi publik) harus mengubah posisi dan
aspek-aspek yang dapat membantu dalam peran (revitalisasi) dalam memberikan layanan
meningkatkan mutu lulusannya. Salah satu upaya publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah
yang sedang dilakukan yaitu dengan berubah menjadi suka melayani, dari yang suka
mengoptimalkan layanan laboratorium kepada menggunakan pendekatan kekuasaan berubah
mahasiswa dan dosen. menjadi suka menolong menuju ke arah yang
Laboratorium Jurusan AP telah mengupaya- fleksibel kolaburatis dan dialogis serta dari cara-
kan member ikan layanan untuk memenuhi cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang
kebutuhan mahasiswa dan dosen akan sumber realistis pragmastis dan efisien sehingga tercapai
belajar (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah), apa yang dinamakan good local governance
dan sarana yang lainnya (komputer, laptop, dan terhindar dari mal-administrasi.
wireless, ruang serba guna, ruang lab bahasa, TV, Pelayanan kepada mahasiswa dan dosen bisa
CD/DVD), namun dalam perjalanannya sering dikatakan baik (profesionalisme) bila mahasiswa
mendapat keluhan dari mahasiswa dan dosen. dan dosen dapat dengan mudah mendapatkan
Keluhan-keluhan yang sering mucul yaitu tentang pelayanan dan dengan prosedur yang tidak panjang,
petugas laboratorium datang agak siang, padahal waktu cepat dan hampir tidak ada keluhan yang
dosen akan mengunakan laptop untuk mengajar diberikan kepadanya. Kondisi tersebut dapat
pada jam pagi (07.00 WIB) sehingga kadangkala terwujud bilamana laboratorium Jurusan AP
dosen kesulitan dalam menggunakan laptop. didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni
Keluhan yang muncul dari mahasiswa hampir baik dari kualitas maupun kuantitas, disamping juga
sama dengan keluhan yang disampaikan oleh adanya sumber daya peralatan dan sumber daya
dosen. Di samping itu keluhan yang muncul, keuangan yang memadai.
ditengarai dari prosedur peminjaman sarana
laboratorium. Pengukuran kepuasan pelanggan METODE
merupakan elemen penting dalam menyediakan
pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih Peneliti dalam melakukan sebuah proses
efektif. Apabila mahasiswa merasa tidak puas ilmiah tidak terlepas dari cara-cara ataupun teknik
terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka yang akan digunakan untuk memecahkan masalah
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif yang akan diteliti. Cara-cara atau teknik tersebut
dan tidak efisien. dalam dunia penelitian disebut dengan metode
Di satu pihak permintaan mahasiswa dan penelitian. Arikunto (1990:134) berpendapat
dosen akan layanan laboratorium semakin metode penelitian sebagai cara yang digunakan
meningkat, namun kualitas pelayanan yang oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Di samping
diberikan ditengarai belum sebanding dengan memerlukan metode, dalam kegiatan penelitian
pemenuhan permintaan mahasiswa dan dosen diperlukan pula adanya sebuah rancangan yang
tersebut. Penanganan keluhan memberikan digunakan sebagai pedoman yang berisi langkah-
peluang untuk mengubah seorang pelanggan langkah yang akan diikuti oleh peneliti. Rancangan
(mahasiswa dan dosen) tidak puas menjadi penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-
pelanggan yang puas. Proses penanganan keluhan langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk
yang efektif mulai identifikasi disertai dengan melakukan penelitiannya (Sugiono, 2006:323).
penentuan sumber yang menyebabkan pelanggan Lebih lanjut diungkapkan bahwa dalam menyusun
tidak puas dan mengeluh. Menurut Tjiptono rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang
(1997:138) paling tidak ada empat aspek untuk berbagai sumber yang dapat digunakan untuk
menangani keluhan, yaitu: (1) empati terhadap mendukung dan yang menghambat terlaksananya
pelanggan yang marah; (2) kecepatan dalam penelitian.
penanganan keluhan; (3) kewajaran atau keadilan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dalam memecahkan permasalahan atau keluhan; faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa
dan (4) kemudahan bagi konsumen untuk terhadap kualitas layanan laboratorium Jurusan AP
menghubungi lembaga. Terciptanya kualitas FIP UM. Dengan melihat tujuan tersebut, maka
pelayanan tentunya akan menciptakan kepuasan jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian
terhadap pengguna pelayanan. Seperti pendapat eksploratori. Menurut Setyadin (2003) penelitian
(Thoha, 1998) yang mengatakan bahwa untuk eksploratori bertujuan untuk memperoleh dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik, organisasi menggali gejala alam atau sosial, dengan
Sumarsono, Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan Laboratorium 413

merumuskan gejala tersebut secara rinci. Populasi penelitian ini dengan menggunakan teknik angket.
adalah objek dari suatu penelitian yang akan Alasan peneliti menggunkan teknik ini, dikarenakan
dijadikan sumber dalam penelitian yang akan teknik angket lebih efisien. Hal ini sejalan dengan
dilakukan. Menurut Sugiono (2006:90) populasi pendapat Sugiono (2006:162) yang menyatakan
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas angket merupakan teknik pengumpulan data yang
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik dari responsden.
kesimpulannya. Sedangkan menurut Asyari Analisis data merupakan kegiatan setelah data
(1983:69) populasi adalah keseluruhan objek dari seluruh responsden atau sumber data lain
penelitian, mungkin berupa manusia, gejalagejala, terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan
benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan dalam penelitian ini adalah teknik analisis faktor.
sebagainya yang menjadi objek penelitian. Jadi Teknik ini digunakan untuk mengungkap faktor-
yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan faktor kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan
objek yang akan diteliti dan menjadi sumber laboratorium jurusan AP. Selain itu, dalam
pengambilan sampel. penelitian ini juga menggunakan teknik analisis
Dalam penelitian ini populasinya adalah deskriptif. Teknik analisis deskriptif dilakukan untuk
populasi terhingga karena terdiri atas responsden mengungkapkan gambaran yang ada di lapangan
yang dapat diketahui jumlahnya secara pasti. yang terkumpul secara deskriptif dengan cara
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh menginterpretasikan hasil pengolahan data melalui
mahasiswa Jurusan AP FIP UM. Sampel adalah tabulasi frekuensi.
bagian dari populasi, atau wakil populasi yang
dupandang representatif dari objek yang diteliti. HASIL
Menurut Sugiono (2006:91), sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh Hasil penelitian ini dengan menggunakan uji
populasi tersebut. Dalam penelitian ini diambil deskriptif terhadap beberapa faktor, yaitu:
sampel sebanyak 25% dari populasi atau sejumlah
95,5 (96) responsden, hal ini didasarkan kepada Faktor I (kualitas layanan jasa pegawai laboratorium
beberapa pertimbangan diantaranya, yaitu: (1) AP FIP UM)
adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh
peneliti, (2) dapat memper cepat pr oses Hasil analisis deskriptif dari 96 responsden
pelaksanaan penelitian, dan (3) memperoleh hasil terdiri dari 11 item. Jawaban dari responsden
penelitian yang dapat dianggap tepat (akurat mendapatkan nilai terendah 11 x 1 = 11, nilai
karena wilayah penelitian yang dibatasi akan lebih tertinggi 11 x 5 = 55, dan interval 9. Hasil ini dapat
memungkinkan peneliti dapat memperoleh dan dilihat pada Tabel 1.
mengolah data lebih detail. Adapun teknik dalam
pengambilan sampel dengan menggunakan Tabel 1 Hasil Deskriptif Faktor I
Random Sampling. Freku- %
No. Interval Jawaban
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam ensi
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai 1 11-19 Sangat Tidak Baik 0 0
cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat 2 20-28 Tidak Baik 4 4,2
dikumpulkan pada setting alamiah (natural 3 29-37 Cukup 25 26,0
setting), pada laboratorium dengan metode 4 38-46 Baik 52 54,2
eksperimen, di rumah dengan berbagai responsden, 5 47-55 Sangat Baik 15 15,6
pada suatu seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain. Jumlah 96 100
Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber Dari tabel tersebut terlihat bahwa, sebanyak
primer, dan sumber skunder. Selanjutnya bila dilihat 52 responsden atau 54,2% merespons baik
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka terhadap kualitas layanan jasa pegawai
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan Laboratorium AP FIP UM. Dengan demikian
wawancara, angket, observasi, dan gabungan mahasiswa memandang kualitas layanan jasa
ketiganya. Teknik pengumpulan data dalam pegawai Laboratorium AP FIP UM sudah baik.
414 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 411-417

Faktor II (kualitas produk/fisik laboratorium AP FIP Faktor IV (peralatan laboratorium)


UM)
Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan
Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan menjadi faktor keempat terdiri dari 2 item. Nilai
menjadi faktor kedua terdiri dari 7 item. Jawaban terendah 2 x 1 = 2, nilai tertinggi 2 x 5 = 10, dan
dari responsden mendapatkan nilai terendah 7 x 1 interval 1,8. Jawaban mahasiswa Jurusan AP FIP
= 7, dan nilai tertinggi 7 x 5 = 35, sedangkan interval UM dapat dilihat pada Tabel 4.
6. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 4 Hasil Deskriptif Faktor IV
Tabel 2 Hasil Deskriptif Faktor II Freku- %
No. Interval Jawaban
Freku- % ensi
No. Interval Jawaban
ensi 1 2-2,8 Sangat Tidak Baik 0 0
1 7-12 Sangat Tidak Baik 4 4,2 2 3,8-4,6 Tidak Baik 0 0
2 13-18 Tidak Baik 4 4,2 3 5,6-6,4 Cukup 8 8,3
3 19-24 Cukup 48 50,0 4 7,4-8,2 Baik 68 70,8
4 25-30 Baik 33 34,4 5 9,2-10 Sangat Baik 20 20,8
5 31-36 Sangat Baik 7 7,3 Jumlah 96 100
Jumlah 96 100
Dari tabel tersebut terlihat bahwa, sebanyak
Dari tabel tersebut terlihat bahwa, sebanyak 68 responsden atau 70,8% merespons baik
48 responsden atau 50% merespons cukup terhadap peralatan laboratorium AP FIP UM.
terhadap kualitas produk/fisik laboratorium AP FIP Dengan demikian mahasiswa memandang
UM. Dengan demikian mahasiswa memandang peralatan laboratorium AP FIP UM sudah baik.
kualitas produk/fisik laboratorium AP FIP UM
sudah cukup baik dan perlu adanya peningkatan.
Faktor V (estetika ruangan)

Faktor III (performansi pegawai laboratorium AP FIP Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan
UM) menjadi faktor kelima terdiri dari 1 item saja,
didapat jawaban mahasiswa Jurusan AP FIP UM
Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan dapat dilihat pada Tabel 5.
menjadi faktor ketiga yang terdiri dari 3 item.
Jawaban dari responsden mendapatkan nilai Tabel 5 Hasil Deskriptif Faktor V
terendah 3 x 1 = 3, nilai tertinggi 3 x 5 = 15, dan Freku- %
intervalnya 2,6. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel No. Jawaban
ensi
3.
1 Sangat Tidak Baik 0 0
Tabel 3 Hasil Deskriptif Faktor III 2 Tidak Baik 7 7,3
3 Cukup 30 31,3
Freku- % 4 Baik 54 56,3
No. Interval Jawaban
ensi 5 Sangat Baik 5 5,2
1 3-4,6 Sangat Tidak Baik 1 1,0 Jumlah 96 100
2 5,6-7,2 Tidak Baik 0 0
3 8,2-9,8 Cukup 13 13,5
4 10,8-12,4 Baik 69 71,9 Paparan tabel tersebut memperlihatkan
5 13,4-15 Sangat Baik 13 13,5 bahwa sebanyak 54 atau 56,3% responsden
Jumlah 96 100
memberikan respons baik terhadap estetika
ruangan laboratorium AP FIP UM. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa mahasiswa
Dari tabel tersebut terlihat bahwa, sebanyak memberikan AP FIP UM.
69 responsden atau 71,9% merespons baik
terhadap performansi pegawai laboratorium AP FIP
Faktor VI (jaminan layanan)
UM. Dengan demikian mahasiswa memandang
performansi pegawai laboratorium AP FIP UM Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan
sudah baik. menjadi faktor keenam terdiri dari 2 item. Nilai
Sumarsono, Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan Laboratorium 415

terendah 2 x 1 = 2, nilai tertinggi 2 x 5 = 10, dan Tabel 8 Hasil Deskriptif Faktor VIII
intervalnya 1,8. Jawaban mahasiswa Jurusan AP Freku- %
No. Jawaban
FIP UM dapat dilihat pada Tabel 6. ensi
1 Sangat Tidak Baik 0 0
Tabel 6 Hasil Deskriptif Faktor VI 2 Tidak Baik 12 12,5
Freku- % 3 Cukup 32 33,3
No. Interval Jawaban
ensi 4 Baik 37 38,5
1 2-2,8 Sangat Tidak Baik 0 0 5 Sangat Baik 15 15,6
2 3,8-4,6 Tidak Baik 0 0 Jumlah 96 100
3 5,6-6,4 Cukup 14 14,6
4 7,4-8,2 Baik 59 61,5
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa
5 9,2-10 Sangat Baik 23 24,0
sebanyak 59 atau 38,5% responsden memberikan
Jumlah 96 100 respons baik terhadap ketepatan waktu layanan
laboratorium AP FIP UM.
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak
59 atau 61,5% responsden memberikan respons PEMBAHASAN
baik terhadap jaminan layanan laboratorium AP
FIP UM. Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan
dimana keinginan, harapan dan kebutuhan
pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai
Faktor VII (prosedur/manajemen layanan)
memuaskan bila pelayanan tersebut dapat
Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
menjadi faktor ketujuh terdiri dari 2 item. Nilai Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan
terendah 2 x 1 = 2, nilai tertinggi 2 x 5 = 10, dan elemen penting dalam menyediakan pelayanan
intervalnya 1,8. Jawaban mahasiswa Jurusan AP yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
FIP UM dapat dilihat pada Tabel 7. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap
suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan
Tabel 7 Hasil Deskriptif Faktor VII tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak
Freku- % efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi
No. Interval Jawaban pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan
ensi
1 2-2,8 Sangat Tidak Baik 0 0 terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting
2 3,8-4,6 Tidak Baik 0 0 dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan
3 5,6-6,4 Cukup 19 19,8 pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan
4 7,4-8,2 Baik 70 72,9 pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta
5 9,2-10 Sangat Baik 7 7,3 memaksimalkan dampak pelayanan terhadap
Jumlah 96 100 populasi sasaran.
Kepuasan pelanggan dalam hal ini kepuasan
mahasiswa sangat tergantung dari beberapa
Gambaran Tabel 7 memperlihatkan bahwa
faktor. Hal ini sesuai dengan Barkelay dan Saylor
sebanyak 70 atau 72,9% responsden memberikan
(1994:82), dan Juran (1993:3) yang menyebutkan
respons baik terhadap prosedur/manajemen
kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau
layanan.
sering disebut juga dengan Total Customer
Satisfaction yang merupakan fokus dari proses
Faktor VIII (ketepatan waktu layanan) Costomer-Driven Project Management
(CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa
Hasil analisis deskriptif yang dikelompokkan
kepuasan pelanggan adalah kualitas.
menjadi faktor kedelapan terdiri dari 1 item, didapat
Sedangkan menurut Kotler yang dikutip
jawaban mahasiswa Jurusan AP FIP UM dapat
Tjiptono (1997:146) bahwa kepuasan pelanggan
dilihat pada Tabel 8.
adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan
dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah
416 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 411-417

fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap
dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen kualitas layanan Laboratorium Jurusan AP FIP UM
yang diperlukan untuk memuaskan tujuan antara: (1) faktor Kualitas Layanan Jasa Pegawai
pelanggan, baik internal maupun ekternal, juga Laboratorium AP FIP UM sudah baik . (2) Kualitas
termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, Produk/Fisik Laboratorium AP FIP UM adalah
kualitas layanan, performance, availibility, cukup baik. (3) Performansi Pegawai Labora-
durability, aesthetic, reability, maintainability, torium AP FIP UM sudah baik. (4) Peralatan
logistic, supportability, costomer service, Laboratorium sudah baik. (5) Estitika Ruangan
training, delivery, billing, shipping, repairing, sudah bik. (6) Jaminan Pelayanan sudah baik. (7)
marketing, warranty, dan life cycle cost. Jika Prosedur/Manajemen Layanan sudah baik. Dan
pelanggan merasa puas akan jasa/produk, maka (8) Ketepatan Waktu Pelayanan sudah baik.
pelanggan akan menggunakan jasa/produk kembali, Faktor yang paling dominan dalam
dan sebaliknya jika tidak sesuai dengan harapan, mempengaruhi kepuasan mahasiswa terhadap
maka pelanggan (konsumen) akan kecewa, tidak kualitas layanan Laboratorium Jurusan AP FIP UM
loyal, dan tidak puas. adalah faktor Kualitas Layanan Jasa Pegawai
Dari hasil analisis faktor kepuasan mahasiswa Laboratorium AP FIP UM. Sebanyak 96 sampel
dalam teori ada 5 sub variabel yang menentukan mahasiswa merespons baik, dengan frekuensi 52
kepuasan pelanggan, antara lain: Keandalan (54,2%).
(Reliability); Ketanggapan (Responsivenes);
Keyakinan (Assurance); Empati (Emphaty); dan Saran
Berwujud (Tangible). Setelah dianalisis, hasilnya
menjadi 8 faktor dan diberi nama faktor baru, Mahasiswa, hendaknya menggunakan
antara lain: (1) Kualitas Layanan Jasa Pegawai peralatan Laboratorium AP FIP UM dengan baik,
Laboratorium AP FIP UM, (2) Kualitas Produk/ bijaksana, dan menjaganya. Diharapkan juga
Fisik Laboratorium AP FIP UM, (3) Performansi mahasiswa mematuhi prosedur yang telah
Pegawai Laboratorium AP FIP UM, (4) Peralatan ditetapkan oleh Jurusan AP FIP UM. Dengan
Laboratorium, (5) Estitika Ruangan, (6) Jaminan begitu diharapkan keberadaan Laboratorium AP
Pelayanan, (7) Prosedur/Manajemen Layanan, dan FIP UM dapat terjaga dengan baik dan dapat
(8) Ketepatan Waktu Pelayanan. digunakan dalam jangka waktu panjang.
Pegawai Laboratorium Jurusan AP FIP UM,
KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan dapat mempertahankan kualitas
layanan jasa dan performansi pegawai karena ini
Kesimpulan merupakan faktor yang sangat dominan dan
dominan bagi mahasiswa dalam penggunaan
Faktor kepuasan mahasiswa dalam teori ada
layanan Laboratorium AP FIP UM. Sedangkan
5 sub variabel, antara lain: Keandalan (Reliability);
faktor yang perlu ditingkatkan adalah: estitika,
Ketanggapan (Responsivenes); Keyakinan
jaminan pelayanan, serta ketepatan waktu
(Assurance); Empati (Emphaty); dan Berwujud
pelayanan.
(Tangible). Setelah dianalisis faktor hasilnya
Jurusan Administrasi Pendidikan, hendaknya
menjadi 8 faktor dan diberi nama faktor: (1)
memperhatikan: kualitas produk/fisik Laboratorium
Kualitas Layanan Jasa Pegawai laboratorium AP
AP FIP UM, peralatan moderen, prosedur/
FIP UM, (2) Kualitas Produk/Fisik l;aboratorium
manajemen layanan, karena faktor ini juga
AP FIP UM, (3) Performansi Pegawai
mempengaruhi mahasiswa dalam penggunaan
Laboratorium AP FIP UM, (4) Peralatan
layanan Laboratorium AP FIP UM yang akan
Laboratorium, (5) Estitika Ruangan, (6) Jaminan
mendorong mahasiswa untuk selalu mengunjungi
Pelayanan, (7) Prosedur/Manajemen Layanan, dan
Laboratorium AP FIP UM sebagai salah satu
(8) Ketepatan Waktu Pelayanan.
sumber belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Barkley, B. T and James, H.S. 1994. Customer
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Driven Project Management, A New
Cipta.
Sumarsono, Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Layanan Laboratorium 417

Paradigm in Total Quolity Implementa- dalam Lokakarya Penelitian Kuantitatif di


tion. Singapore: Mc-Graw Hill, Inc. Malang tanggal 8-12 Desember 2003.
Juran J.M. dan Griya, F.M. 1993. Quality Malang: Tidak diterbitkan.
Planning and Analysis. 3 ED. Singapore: Sugiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi.
Mc-Graw Hill, Inc. Bandung: Alfabet.
Lukman. 1999. Pengukuran Tingkat Kepuasan Sumartono. 2007. Reformasi Administrasi Publik
Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa dalam Pelayanan Publik. Pidato
Pasar. Jakarta: PT Renika Cipta. Pengukuhan Guru Besar di Universitas
Munir. 1998. Manajemen Pelayanan Umum Brawijaya Malang, 3 Maret 2007 (tidak
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. diterbitkan).
Parasuraman A, 1998. Assesment of Expectations Thoha, M.. 1996. Pembinaan Organisasi (Proses
as A Comparison Standart in Measure of Diagnosa dan Intervensi). Jakarta: Raja
Quality: Implications for Further Research. Grafindo Persada.
Journal Organisasi Market Services, Tjiptono, F. 1997. Manajemen Jasa. Yogyakarta:
Januari, pp.111-124. Andi Ofset.
Rasyid, R. 1998. Desentralisasi dalam Tjiptono F. 2000. Prinsip-prinsip Total Quality
Menunjang Pembangunan Daerah Service. Yogyakarta: Andi.
dalam Pembangunan Administrasi di Zeithmal, V. A. 2004. Service Marketing. New
Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES. York: Prentice-Hall.
Setyadin, B. 2003. Reduksi Data melalui Analisis
Faktor Eksploratori. Makalah disajikan
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF
DI SMAN SE-KABUPATEN LUMAJANG

Firzha Tri Aningtyas Putri


Sunarni

E-mail: izha_three@yahoo.co.id
Tenaga Administrasi Sekolah di SMA 3 Pasuruan

Abstract: The objective of this research is to determine the effectiveness of school leadership. Data
were collected through questionnaire. This research used Quantitative approach and analyzed by
descriptive analysis. The Population is 12 people, and the sample was 12. The subjects in this study
are high school principals in Lumajang regency. Based on the the result of the analysis obtained
through questionnaires to the 12 respondents which is the high school principal in Lumajang regency,
the overall data obtained on leadership effective principals. Consists of 35 statements and five
alternative answers, its indicated that the data about the level of quality of school leadership in
general are effective in either category. The results of this study indicate that the level of quality of
school leadership that can effectively be qualified either by 9 respondents or 75%.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan kepemimpinan kepala sekolah. Metode
pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner atau angket. Analisis data kuantitatif dengan
menggunakan analisis deskriptif. Populasi berjumlah 12 orang, sampel penelitian berjumlah 12 orang.
Subyek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah seluruh SMA Negeri se-Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui penyebaran angket atau kuesioner pada 12 responden
yaitu kepala sekolah SMAN se-Kabupaten Lumajang diperoleh data secara keseluruhan tentang
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Terdiri dari 35 pernyataan dan 5 alternatif jawaban,
menunjukkan bahwa data tentang tingkat kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang efektif secara
umum berada pada katagori baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas kepemimpinan
kepala sekolah yang efektif dapat dikualifikasikan baik dengan 9 responden atau 75%.

Kata Kunci: kepala sekolah, kepemimpinan

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi paradigma kepemimpinan pada umumnya.
oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu Kepemimpinan itu sendiri diterjemahkan ke dalam
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh
pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan
meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya kerja sama antar peran, kedudukan dari satu
pengembangan kurikulum nasional dan lokal, jawaban administratif, dan persepsi dari lain-lain
peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, tentang legitimasi pengaruh.
pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan Pemimpin adalah seorang yang karena
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau
peningkatan mutu manajemen sekolah dengan cara tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi
meningkatkan kualitas kepala sekolah. kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan
Kemudian salah satu aspek kepemimpinan usaha bersama ke arah pencapaian sasaran atau
di dunia pendidikan adalah kepemimpinan di suatu tujuan bersama (Winardi, 2004:304). Dari pendapat
sekolah. Sekolah sebagai unit kerja dipimpin oleh tersebut pengertian pemimpin mewujudkan adanya
seorang kepala sekolah. Tak luput sorotan tentang kemampuan untuk menggerakkan, membimbing,
kepala sekolahpun mulai tajam. Untuk dapat memimpin dan memberi kegairahan kerja terhadap
bersaing di era globalisasi, maka diperlukan kepala orang lain. Jadi bila ditarik kesimpulan dari
sekolahkepala sekolah yang profesional. Kepala pendapat di atas, pemimpin adalah orang yang
sekolah yang profesioanl tak terlepas dari dapat mempengaruhi, menggerakkan, menumbuh-
418
Putri dan Sunarni, Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif di SMAN Se-Kabupaten Lumajang 419

kan perasaan ikut serta dan tanggung jawab, disimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan
memberikan fasilitas, tauladan yang baik serta adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kegairahan kerja terhadap orang lain. Namun kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah
banyak faktor penghambat tercapainya kualitas tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupaka
keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai
seperti proses pengangkatannya tidak transparan, tujuan berama itu, pemimpin dan kelompok yang
rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai satu bergantung pada kelompok dan pemimpin
dengan kurangnya motivasi dan semangat serta yang lain. Seseorang tidak dapat menjadi
kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan pemimpin terlepas dari kelompok. Kepemimpinan
seringnya datang terlambat, wawasan kepala merupakan suatu sifat dari kelompok. Setiap
sekolah yang masih sempit, serta banyak faktor orang sebagi anggota suatu kelompok dapat
penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya memberikan sumbangannya untuk kesuksesan
kepala sekolah yang professional untuk kelompoknya.
meningkatkan kualitas pendidikan. Ini Indr afachrudi (2006) menyatakan
mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam
kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu membimbing suatu kelompok sedemikian rupa
(input, proses, dan output). sehingga tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan
Kepala sekolah merupakan salah satu tersebut merupakan tujuan bersama. Kepemim-
kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang pinan dapat didefinisikan sebagai kategori perilaku
berperan bertanggung jawab dalam menghadapi yang dapat membuat seseorang (pemimpin)
perubahan agar para guru, staf dan siswa mampu mempengaruhi orang lain (Hanurawan,
menyadari akan tujuan sekolah yang telah 2002:34). Mengingat tugas kepemimpinan yang
ditetapkan, dengan kesadaran tersebut para guru, kompleks, pengertian kepemimpinan tidak dapat
staf dan siswa dengan penuh semangat dibatasi secara pasti, termasuk pengertian
melaksanakan tugas masing-masing dalam kepemimpinan efektif di sekolah. Namun, sejumlah
mencapai tujuan sekolah. Menurut Wahjosumidjo rujukan menjelaskan bahwa kepemimpinan efektif
(2007) kepala sekolah merupakan dua gabungan di sekolah dapat berkait dengan kepemimpinan
kata, kedua kata terebut adalah kepala dan kepala sekolah di sekolah yang efektif. Atas dasar
sekolah. Kata kepala dapat diartikan ketua pandangan ini, maka kepemimpinan efektif di
atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sekolah dapat dimengerti sebagai bentuk
sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah kepemimpinan yang menekankan kepada
sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima pencapaian prestasi akademik dan non akademik
dan memberi pelajaran. sekolah.
Dari definisi di atas dapat menarik kesimpulan Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah,
bahwa kepala sekolah adalah seorang yang kepala sekolah memiliki tanggungjawab legal untuk
ditunjuk sebagai pemimpin di satuan pendidikan. mengembangkan staf, kurikulum, dan pelaksanaan
Pemimpin ada dua macam, yaitu pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Efektifitas kepemimpin-
dan pemimpin nonformal. Pemimpin formal, artinya an kepala sekolah tergantung kepada kemampuan
dia diangkat secara formal (formally designated bekerjasama dengan guru dan staf, serta
leader) oleh organisasi yang bersangkutan atau kemampuannya mengendalikan pengelolaan
organisasi yang menjadi atasannya. Sehingga anggaran, pengembangan staf, scheduling,
secara organisatoris mempunyai tugas membina, pengembangan kurikulum, paedagogi, dan
membimbing, memberi bantuan dan dorongan assessmen. Membekali kepala sekolah memiliki
kepada staf sekolah untuk mencapai tujuan yang seperangkat kemampuan ini dirasa sangat penting.
ingin dicapai. Siapapun yang akan diangkat menjadi Indrafacrudi (2006: 3), pada dasarnya dapat fungsi
kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur kepemimpinan pendidik dibagi atas dua macam,
serta persyaratan-persyaratan tertentu. yaitu: a) fungsi yang bertalian dengan tujuan yang
Kepemimpinan diterjemahkan kedalam hendak dicapai, b) fungsi yang bertalian dengan
istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan
terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan menyenangkan sambil memeliharanya. Hasil
kerja sama antar peran, kedudukan dari suatu penyelidikan Tead (dalam Indrafachrudi, 2006)
jabatan administratif, dan persepsi lain tentang dianggap penting sekali bagi kepemimpinan
legitimasi pengaruh (Wahyosumidjo:2007). Dapat pendidikan. Ia menyarankan sifat kepemimpinan
420 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 418-423

pendidikan sebagai berikut: (a) memiliki kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang suatu gejala
jasmaniah dan rohaniah yang baik, (b) berpegang pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif
teguh pada tujuan yang hendak dicapai, (c) menghasilkan hasil penelitian yang tarafnya dalam
bersemangat, (d) jujur, (e) cakap dalam memberi memberikan penjelasan mengenai masalah yang
bimbingan, (f) cepat serta bijaksana dalam diteliti. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa
mengambil keputusan, (g) cerdas, dan (h) cakap penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Karena
dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan penelitian menggunakan perhitungan angka
pada yang baik dan berusaha mencapainya. (bilangan) terhadap data yang diperoleh untuk
Cara-cara seorang pemimpin melaksanakan pengujian hipotesis.
kepemimpinannya berbeda-beda. Berdasarkan Arikunto (1996:115) mendifinisikan
konsep official leadership, dapat dibedakan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
empat tipe kepemimpinan, yaitu: (a) kepemimpinan Berdasarkan definisi tersebut, sesuai dengan
otokratis, (b) kepemimpinan pseudo-demokratis, judul penelitian ini yang menjadi populasi dalam
(c) kepemimpinan laisses-faire, (d) kepemimpinan penelitian ini adalah semua kepala SMAN se-
demokratis (Indrafachrudi, 2006). Kepala sekolah Kabupaten Lumajang. Berdasarkan definisi
dalam melaksanakan kepemimpinan hendaklah tersebut, sesuai dengan judul penelitian ini maka
menggunakan pengetahuan, pengalaman, dan sifat yang menjadi populasi dalam penelitian ini
kepemimpinan. Sehubungan dengan itu, kepala adalah semua kepala SMAN se-kabupaten
sekolah dituntut memiliki kemahiran dan Lumajang. Jumlah populasi yang ditetapkan
keterampilan dalam mengelola lembaga pendidikan sebagai objek penelitian adalah sebanyak 12
(Indrafachrudi, 2006). Ada beberapa macam kepala sekolah menengah atas negeri. Sampel
keterampilan, yaitu: (1) keterampilan memimpin, penelitian menurut Arikunto (1993:104) adalah
(2) keterampilan menjalin hubungan kerja sama sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
dengan sesama manusia, (3) keter ampilan Sementara Hadi (1987:221) mengartikan sampel
menguasai kelompok, (4) keterampilan mengelola sebagai sejumlah penduduk yang jumlahnya
administrasi personalia, (5) keterampilan menilai. kurang dari populasi. Penentuan besarnya
Tiap-tiap teori dan definisi di atas sinkron sampel masih belum didapatkan kesepakatan
dengan pendekatan-pendekatan yang yang jelas, besarnya sampel yang harus diambil
diusahakannya. Pendekatan-pendekatan itu adalah agar diperoleh sampel yang representatif. Hal
untuk memecahkan masalah-masalah ini sesuai pendapat yang mutlak berapa persen
kepemimpinan yang telah lama dilakukan dan suatu sampel harus diambil dari populasi. Dalam
diselidiki oleh para ahli (Indrafachrudi, 2006). Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh kepala
dasarnya, ada 2 macam pendekatan dalam SMAN se-kabupaten Lumajang.
kepemimpinannya, yaitu: (1) pendekatan sifat-sifat, Berdasarkan pendapat di atas, penelitian
(2) pendekatan sifat. mengambil semua kepala sekolah sebagai sampel
Betapa perlunya kualitas kepemimpinan yang berjumlah 12 orang. Menurut Arikunto
kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya (2006:160) mengemukakan bahwa instrumen
tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh penelitian adalah alat atau fasilitras yang
kepala sekolah, yaitu conceptual skills, human skills, digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
technical skills. Dengan memiliki tiga macam agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
keterampilan dasar tersebut, kepala sekolah baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
diharapkan mampu dalam hal: a) menentukan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen
tujuan sekolah, b) mengorganisasikan atau yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengatur sekolah, c) menanamkan pengaruh atau angket. Angket mer upakan suatu car a
kewibawaan kepemimpinannya, d) memperbaiki pengumpulan data dengan menyebarkan sejumlah
pengambilan keputusan, dan e) melaksanakan pertanyaan atau pernyataan. Angket atau
perubahan (perbaikan) pendidikan. kuesioner menurut Arikunto (1996: 139) adalah
sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
METODE memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal hal lain yang
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian ia ketahui.
deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan
Putri dan Sunarni, Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif di SMAN Se-Kabupaten Lumajang 421

HASIL dibuat angket yang terdiri dari 4 item pernyataan


Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif
yang kemudian diukur dengan skor 1 sampai 5,
dengan angket disebarkan kepada responden
Berdasarkan angket yang telah disebar sebanyak 12 orang kepala sekolah yang menjadi
kepada kepala sekolah SMAN se-Kabupaten responden dalam penelitian.
Lumajang diperoleh data keseluruhan tentang Dapat diketahui dari 12 responden, jumlah
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Terdiri responden yang ada pada kualifikasi tinggi
dari 35 pernyataan dan 5 alternatif jawaban. sebanyak 0 responden atau 0,00%, pada kualifikasi
Berdasarkan dari seluruh data mengenai sedang sebanyak 10 responden atau 83,33%, pada
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif kualifikasi rendah sebanyak 2 responden atau
sebanyak 9 responden atau 75% tergolong kategori 16,67%.
baik, sedangkan yang tergolong cukup sebanyak
3 responden atau 25%, pada kualifikasi rendah Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
sebanyak 0 responden atau 0%. Jadi dapat Menengah Atas
disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif tergolong baik. Deskripsi data tentang keterampilan
kepemimpinan kepala sekolah pada penelitian ini
dibuat angket yang terdiri dari 13 item pernyataan
Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah
Atas yang kemudian diukur dengan skor 1 sampai 5,
dengan angket disebarkan kepada responden
Deskripsi data tentang fungsi kepala sekolah sebanyak 12 orang kepala sekolah yang menjadi
pada penelitian ini dibuat angket yang terdiri dari 8 responden dalam penelitian.
item pernyataan yang kemudian diukur dengan skor Diketahui dari 12 responden, jumlah
1 sampai 5, dengan angket disebarkan kepada responden yang ada pada kualifikasi baik sebanyak
responden sebanyak 12 orang kepala sekolah yang 3 responden atau 25,00%, pada kualifikasi cukup
menjadi responden dalam penelitian. sebanyak 9 responden atau 75,00%, pada kualifikasi
Diketahui dari 12 responden, jumlah responden rendah sebanyak 0 responden atau 0,00%.
yang ada pada kualifikasi baik sebanyak 1 responden
atau 8,33%, pada kualifikasi cukup sebanyak 11 PEMBAHASAN
responden atau 91,67%, pada kualifikasi rendah
sebanyak 0 responden atau 0,00%.
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif
Syarat kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
Deskripsi data tentang syarat kepemimpinan melalui penyebaran angket atau kuesioner pada
kepala sekolah pada penelitian ini dibuat angket 12 responden yaitu kepala sekolah SMAN se-
yang terdiri dari 10 item pernyataan yang kemudian Kabupaten Lumajang diperoleh data secara
diukur dengan skor 1 sampai 5, dengan angket keseluruhan tentang kepemimpinn kepala sekolah
disebarkan kepada responden sebanyak 12 orang yang efektif yaitu pada kategori baik. Dengan
kepala sekolah yang menjadi responden dalam demikian, pemimpin pendidikan efektif selalu
penelitian. berkonsentrasi untuk menggerakkan faktor-faktor
Dapat diketahui dari 12 responden, jumlah potensial bagi ketercapaian tujuan sekolah. Sebagai
responden yang ada pada kualifikasi tinggi pemimpin pendidikan pula, kepala sekolah efektif
sebanyak 9 responden atau 75,00%, pada kualifikasi mampu menunjukkan kemampuannya
sedang sebanyak 3 responden atau 25,00%, pada mengembangkan potensi-potensi sekolah, guru, dan
kualifikasi rendah sebanyak 0 responden atau siswa untuk mencapai prestasi maksimal. dapat
0,00%. ditegaskan bahwa kepemimpinan efektif adalah
kepemimpinan kepala sekolah yang memfokus
kepada pengembangan instruksional,
Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah
Atas
organisasional, staf, layanan murid, serta hubungan
dan komunikasi dengan masyarakat. Sajian materi
Deskripsi data tentang tipe-tipe ini akan mendeskripsikan kepemimpinan efektif
kepemimpinan kepala sekolah pada penelitian ini kepala sekolah, ditinjau dari aktifitasnya dalam
422 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 418-423

berkomunikasi, membangun teamwork, mengambil pengetahuan, terutama dalam bidangnya,


keputusan, menangani konflik, dan memelihara pengalaman, dan keterampilan yang dimilikinya.
budaya kerja di sekolah.
Tipe-Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah
Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui penyebaran angket atau kuesioner pada
melalui penyebaran angket atau kuesioner pada 12 responden yang disini kepala sekolah SMAN
12 responden yaitu kepala sekolah SMAN se- se-Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa
Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa data data tentang tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
tentang fungsi kepala sekolah secara umum berada secara umum berada pada katagori tinggi. Tipe-
pada katagori baik. Fungsi kepala sekolah ini telah tipe kepemimpinan yang diuraikan adalah tipe-tipe
memenuhi kriteria pada teori yaitu terdapat yang sangat berkaitan dengan sifat dan watak
beberapa fungsi kepemimpinan: pertama, agar pribadi seorang pemimpin. Di dalam praktik
organisasi dapat berjalan secara efektif maka ternyata tipe-tipe itu bervariasi tergantung pada
harus ada semua faktor (dalam hal ini adalah situasi kematangan bawahan (terpimpin) yang
kepemimpinan) sehingga perilaku individu dapat dibinanya.
diarahkan pada orientasi penyelesaian tugas.
Kedua, kepemimpinan dapat membantu stabilitas Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah
suatu organisasi dalam lingkungan yang selalu
berubah dengan melakukan penyesuaian dan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
adaptasi untuk merubah kondisi-kondisi lingkungan. melalui penyebaran angket atau kuesioner pada
Ketiga, dalam konteks dinamika organisasi, 12 responden yang disini kepala sekolah SMAN
kepemimpinan dapat membantu melakukan se-Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa
koordinasi diantara unit-unit organisasi yang data tentang syarat pemimpin pendidikan berada
berbeda-beda terutama dalam masa pertumbuhan pada katagori sangat cukup. Ada beberapa macam
dan perubahan. Keempat, kepemimpinan memiliki keterampilan menurut Indrafachrudi (2006), antara
peran penting dalam memelihara kestabilan gugus lain sebagai berikut: (a) keterampilan Memimpin,
kerja dengan memfasilitasi kebutuhan dan (b) keterampilan Menjalin Hubungan Kerja dengan
pencapaian tujuan personal, menurut Katz dan Sesama Manusia, (c) keterampilan Menguasai
Kahn (dalam Hanurawan, 2002:34). Kelompok, (d) Keterampilan Mengelola
Administrasi Pesonalia, (e) Keterampilan Menilai.
Syarat Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan teori diatas, kepala sekolah telah
memenuhi semua keterampilan yang disebutkan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh diatas.
melalui penyebaran angket atau kuesioner pada 12
responden yaitu kepala sekolah SMAN se- KESIMPULAN DAN SARAN
Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa data
tentang syarat pemimpin pendidikan berada pada Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif
kategori tinggi. Kepala sekolah, sebagai pemimpin secara keseluruhan dinilai dalam kategori baik. Jadi
harus mengakui bahwa bekerja sama berarti bahwa keseluruhan kepala sekolah telah memenuhi segala
masinng-masing harus memberi sumbangan yang kriteria yang ada. Fungsi kepala sekolah SMAN
sebaik mungkin sesuai dengan kesanggupan dalam se-Kabupaten Lumajang secara keseluruhan
melaksanakan rencana pendidikan di sekolah. Agar sudah baik, dengan segala perhitungan dan analisis
pelaksanaan tugas dan pekerjaanya berjalan lancar, yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan
seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti mau adalah baik. Syarat kepemimpinan kepala sekolah
berinisiatif, percaya diri, setia, tekun, dan jujur. dalam penelitian ini secara keseluruhan cukup.
Kepercayaan akan terwujud apabila kita memiliki Semua kepala sekolah sudah memenuhi syarat
dan menunjukan sifat seperti ikhlas, tulus hati, dan pemimpin pendidikan ini. Tipe-tipe kepemimpinan
terus terang. Alangkah baiknya apabila syarat-syarat kepala sekolah secara umum berada pada katagori
kepemimpinan tersebut ditunjang juga oleh keahlian sedang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam profesinya, yang mencakup penguasaan tingkat kualitas tipe-tipe kepemimpinan kepala
sekolah dapat dikualifikasikan sedang.
Putri dan Sunarni, Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif di SMAN Se-Kabupaten Lumajang 423

Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah hasil bahan wacana bagi guru, untuk meningkatkan
penelitian ini menunjukkan bahwa syarat pemimpin profesionalisme guru untuk melangkah lebih baik
pendidikan dikualifikasikan cukup. lagi. Sebagai bahan pembanding dan penambah
Sebagai acuan untuk menjadi lebih baik, referensi demi pengembangan ilmu, terutama
menambah wawasan dan pengetahuan. Dapat sumber daya manusia. Sebagai bahan pengetahuan
digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan bekal dan keterampilan di kemudian hari, serta
dalam mengembangkan pola pengelolaan program dapat dijadikan bahan referensi dan memberi
sekolah. Dan untuk lebih meningkatkan fungsi, tipe wawasan yang banyak tentang kepemimpinan
dan keterampilan kepemimpinan kepala sekolah kepala sekolah yang efektif.
menengah atas di Kabupaten Lumajang. Sebagai

DAFTAR RUJUKAN

Ali, M. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Indrafachrudi, S. 2006. Bagaimana Memimpin


dan Strategi. Bandung: Angkasa. Sekolah yang Efektif. Bogor: Ghalia
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Indonesia.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-
Cipta. Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Bungin, B. 2008. Metodologi Penelitian Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Bandung: Alfabeta.
Kebijakan Publik serta Ilmi-Ilmu Sosial Umar, H. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja
Group. Grafindo Persada.
Hadi, S. 1987. Statistik II. Yogyakarta: YPFP Wahyosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala
UGM. Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Hanurawan, F. 2002. Psikologi Sosial Terapan. Persada.
Malang: Triumvat Press. Winar di, J. 2004. Manajemen Perilaku
Organisasi. Jakarta: Prenada Media.
MANAJEMEN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH

Irma Septiani
Bambang Budi Wiyono

E-mail: septi_irma89@yahoo.co.id
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: This research was conducted with the aim to find out about the management functions of
extracurricular activities at SMAN 1 Malang and the supporting factors and obstacles in the
implementation of the extracurricular activities. This study is a descriptive study using qualitative
research approach with a case study research design in terms of research focused on one phenomenon
selected and to be understood in depth, regardless of the other phenomena. This research was
carried out directly by using field notes and a camera for documentation. Data was collected through
in-depth interviews and participant observation. To maintain the validity of the data, this study uses
participatory extension techniques, persistence / constancy observation and triangulation. The results
of this study are: the existence of extra-curricular activities program conducted by the school for one
school year, the existence of organizational structures on any type of extracurricular activities, including
the mobilization process or execution of extra-curricular activities held in school after school hours
intra ends at 2:00 p.m. to 5:00 p.m.

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tentang fungsi manajemen
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Malang dan faktor pendukung serta penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi kasus dalam
arti penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam,
dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya. Penelitian ini dilakukan secara langsung dengan
menggunakan catatan lapangan dan kamera untuk dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan
metode wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Untuk menjaga keabsahan data, penelitian
ini menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan dan
trianggulasi. Hasil dari penelitian ini yaitu: adanya program kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan
oleh pihak sekolah untuk satu tahun ajaran, adanya struktur organisasi pada setiap jenis kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi proses penggerakan atau pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
di sekolah setelah jam pelajaran intrakurikuler berakhir yaitu pada pukul 14.00-17.00 WIB.

Kata Kunci: manajemen, kegiatan ekstrakurikuler, kualitas

Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional pendidikan, sekolah juga perlu menyelenggarakan
setiap sekolah perlu melakukan manajemen program ekstrakurikuler yang berfungsi untuk
sekolah agar tujuan kegiatan belajar mengajar membina dan mengembangkan secara optimal
dapat berlangsung secara teratur, efektif dan bakat dan minat yang dimiliki siswa. Dengan
efisien. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, demikian siswa diharapkan dapat mencapai
yang menampung peserta didik dan dibina agar prestasi belajar yang maksimal sehingga
mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan
keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan
pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan peserta
Selama menempuh pendidikan di sekolah selain didik, membantu mereka yang kur ang,
menerima jenis pendidikan yang bersifat memperkaya lingkungan belajar dan menstimulasi
intrakurikuler, yaitu program pendidikan dan mereka agar lebih kreatif.
pengajaran yang terdiri dari matapelajaran-mata Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak
pelajaran yang susuai dengan muatan kurikulum wadah atau program yang dijalankan demi
424
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 425

menunjang proses pendidikan yang kemudian atas karakter seorang siswa. Selain itu, kegiatan
prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, ekstrakurikuler ini merupakan salah satu unsur
keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih penting dalam membangun kepribadian siswa.
maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di Pengembangan kepribadian siswa merupakan inti
sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Melalui dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.
kegiatan ekstrakurikuler inilah pembinaan dan Karena itu, profil kepribadian yang matang
pengembangan bakat dan minat siswa sebagai merupakan tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler.
bagian dari generasi muda diupayakan dan Pengembangan kepribadian yang matang dalam
direalisasikan di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan lahan untuk beraktualisasi diri yang tentunya dalam tahap-tahap kemampuan siswa.
kadang tidak ditemui dalam kegiatan belajar Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan
mengajar sehari-hari, baik dalam kepemimpinan, keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka
olahraga, kesenian, dan religi. Pengembangan sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu
ekstrakurikuler dapat bermanfaat bagi sekolah mengembangkan bakat dan minat, menghargai
yaitu sebagai sarana untuk promosi sekolah kepada orang lain, bersikap kritis, terhadap suatu
masyarakat khususnya masyarakat sekitar kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang
sekolah. Dengan prestasi yang diperoleh sekolah menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai
maka akan meningkatkan derajat sekolah dimata pada melakuan kegiatan-kegiatan intelektual dan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang diadakan ritual keagamaan.
dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1
dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan Malang, dapat ditilik dari beberapa aspek yaitu dari
ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat tujuan ekstr akurikuler menekankan pada
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya. penyaluran dan pemupukan bakat atau potensi
Pendidikan bertujuan untuk menyediakan perorangan melalui kegiatan yang intensif, dari
lingkungan yang memungkinkan siswa untuk keterlibatan siswa, bahwa kegiatan ekstrakurikuler
mengembangkan potensi, bakat dan wajib ditempuh masing-masing siswa berdasarkan
kemampuannya secara optimal, sehingga mereka kebutuhan mereka sendiri dan dari sudut kegiatan
mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi yang dilakukan, program ekstrakurikuler dapat
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya mencakup berbagai macam kegiatan yang menarik
maupun kebutuhan masyarakat. Kegiatan para siswa. Dengan semakin berkembangnya
ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, perlu adanya
kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh tindakan manajemen dan tindakan pembinaan yang
pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai baik sehingga kegiatan tersebut benar-benar
mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa. Selain memiliki berbagai
bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari- macam jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dari
hari, melalui kegiatan ekstrakurikuler akan segi proses menejmennya bagus, SMA Negeri 1
memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa Malang ini juga mempunyai kulaitas yang sangat
untuk mengembangkan minat-minat baru, bagus dari segi manajemen sekolahnya. Hal itu
menanamkan tanggung jawab sebagai warga terbukti dari diperolehnya sertifikat ISO 9001:2008.
negara, melalui pengalaman-pengalaman dan Selain keunggulan tersebut, SMA Negeri 1 Malang
pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa juga mempunyai keunggulan yang berbeda dari
dengan kegiatan mandiri. sekolah lain dilihat dari segi kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan ekstrakurikulernya.
pendidikan di luar matapelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta METODE
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga dengan menggunakan pendekatan penelitian
kependidikan yang berkemampuan dan berwenang kualitatif dengan menggunakan desain penelitian
di sekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler studi kasus. Penelitian kualitatif berusaha
bukan sekedar tempat menyalurkan hobi siswa mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan
belaka. Jika disalurkan secara efektif terutama sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual)
yang berbasis kegiatan fisik, dapat membentuk melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
426 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen permasalahan yang harus diteliti, dan ingin
kunci. Menurut Wiyono (2007), penelitian yang mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
bersifat deskriptif yaitu penelitian yang diusahakan mendalam. Tujuan dari wawancara tersebut adalah
mengumpulkan data deskriptif yang banyak untuk memperoleh informasi yang lebih dalam,
dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. mengkonstruksi dan memproyeksikan mengenai
Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
dilakukan studi pendahuluan informal, hal ini motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
dilakukan agar peneliti mengetahui tentang Sumber data dalam penelitian ini adalah
keadaan sekolah secara keseluruhan dan secara Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah bagian
objektif. Studi pendahuluan ini dilakukan peneliti kesiswaan, Pembina kegiatan ekstrakurikuler, dan
agar mempermudah dalam menyusun rencana para siswa SMA Negeri 1 Malang. Dalam
penelitian. Untuk mendapatkan data yang penelitian ini data yang diperoleh kemudian
diperlukan dalam penelitian ini, peneliti terjun dianalisis dengan menggunakan analisis domain,
langsung ke lapangan untuk mengamati secara analisis tema, dan interpretasi data. Analisi domain
langsung berbagai macam kegiatan yang dilakukan pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
oleh informan dilokasi penelitian dan gambaran yang umum dan menyeluruh tentang
mewawancarai secara langsung dengan cara yang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.
informal. Analisis tema merupakan seperangkat prosedur
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah untuk memahami secara holistik pemandangan
berusaha untuk berinteraksi dengan subjek yang sedang diteliti sebab setiap kebudayaan
penelitiannya secara alamiah, tidak menonjol dan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih
dengan cara yang tidak memaksa. Penelitian ini luas. Interpretasi data merupakan upaya untuk
dilakukan pada SMA Negeri 1 Malang yang berada memperoleh arti dan makna yang mendalam dan
di Jalan Tugu Utara No. 1 Malang. Penelitian ini luas terhadap hasil yang sedang dilakukan.
dilaksanakan selama 4 bulan. Menurut Lofland dan Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan
Lofland (dalam Moelong, 2007:157) sumber data cara meninjau hasil penelitian yang dilakukan di
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan SMA Negeri 1 Malang secara kritis dengan teori
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh
dokumen dan lain-lain. Sumber penelitian ini dari SMA Negeri 1 Malang. Analisis data menurut
menggunakan kata-kata dan tindakan, selain itu Patton (dalam Moleong 2007:249), adalah proses
juga menggunakan sumber tertulis seperti buku mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
referensi dan buku pedoman serta foto. dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
dengan menggunakan observasi partisipasi dan bahwa maksud dari analisis data adalah
wawancara mendalam. Yang digunakan dalam mengorganisasikan data.
observasi ini adalah observasi partisipasi nihil yaitu Pengecekan keabsahan hasil penelitian yang
observasi penuh tanpa partisipasi. Wiyono digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
(2007:78) menyatakan, bahwa obser vasi perpanjangan keikutsertaan, keajegan/ketekunan
merupakan dasar untuk memperoleh fakta, pengamatan, dan triangulasi.Tahap-tahap dalam
sebelum menggunakan teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan 1) tahap pra-lapangan,
lainnya. Beberapa tahap yang dilalui dalam 2) tahap pekerjaan lapangan, 3) tahap penulisan
melakukan penelitian kualitatif ini adalah tahap laporan.
observasi partisipasi nihil, observasi partisipasi
sedang, observasi partisipasi aktif dan observasi HASIL
partisipasi penuh. Dengan observasi partisipan ini,
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di
tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna SMA Negeri 1 Malang
dari setiap perilaku yang tampak. Dalam hal ini, Langkah-langkah yang dilakukan dalam
peneliti bertindak sebagai penonton mengamati proses perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sasaran tanpa menimbulkan perhatian sasaran. SMA Negeri 1 Malang yaitu dengan melakukan
Wawancara mendalam digunakan sebagai teknik inventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler,
pengumpulan data pada saat peneliti ingin menyebarkan angket kepada semua siswa untuk
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 427

mengetahui bakat dan minat para siswa, dan tugas dalam berbagai unsur organisasi secara
penyusunan program kegiatan ekstrakurikuler proporsional, dengan kata lain pengorganisasian
dalam jangka waktu satu tahun. Selain tentang yang efektif adalah membagi habis dan
proses penyusunan program kerja kegiatan mensturkturkan tugas-tugas kedalam sub-sub atau
ekstrakurikuler, maka ada pula penyusunan tentang komponen-komponen organisasi. Pr oses
jadwal latihan untuk para siswa setiap hari dan pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak
ada pula penyusunan tata tertib dalam mengikuti sekolah yaitu dengan mengkoordinir semua
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Jadwal komponen yang terlibat dalam kepengurusan
kegiatan ekstrakurikuler harus dimanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler, membagi tugas kepada
dengan baik oleh siswa agar latihan dan tujuan komponen yang terlibat dalam menangani atau
organisasi dari kegiatan ekstrakurikuler dapat mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan melakukan
berjalan dengan lancar. Penyusunan tata tertib pendelegasian terhadap tugas dalam pelaksanaan
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler. Pada pr oses
merupakan suatu prinsip yang perlu diperhatikan pengorganisasian di SMA Negeri 1 Malang struktur
dalam penyusunan rencana kegiatan organisasi yang berfungsi memudahkan setiap
ekstrakurikuler untuk siswa. pembagian tugas dan melatih tanggung jawab
Prinsip dalam proses perencanaan kegiatan setiap anggota kegiatan ekstrakurikuler dan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang mempermudah koordinasi dan komunikasi para
berhubungan dengan tata tertib. Proses pembuatan anggota kegiatan ekstrakurikuler. Pr oses
rancangan kegiatan ekstrakur ikuler yaitu pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak
melakukan inventarisir jenis kegiatan sekolah sudah berjalan optimal. Semua itu dapat
ekstrakurikuler, menyusun jadwal pelaksanaan berjalan dengan lancar atas bantuan dari berbagai
kegiatan, menyusun pedoman pelaksanaan pihak sesuai dengan bidang yang digeluti oleh
kegiatan, mengadakan rapat untuk menentukan masing-masing komponen. Pihak sekolah dengan
Pembina kegiatan, mensosialisasikan rancangan tegas melakukan pengkoordinasian terhadap
program tersebut kepada guru dan komite sekolah. kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar
Pihak yang telibat dalam proses pembuatan mendapatkan hasil dengan baik sesuai dengan
rancangan program kegiatan ekstrakurikuler yaitu tujuan yang telah ditetapkan. Pr oses
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian pengkoordinasian tersebut dilaksanakan
Kesiswaan, tim tata tertib dari bagian kurikulum, berdasarkan kebijakan atau surat keputusan dari
dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler. Pihak yang kepala sekolah.
telibat dalam proses pembuatan rancangan Komponen atau pihak yang terlibat dalam
program kegiatan ekstrakurikuler yaitu Kepala proses pengorganisasian di SMA Negeri 1 Malang
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan, yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah
tim tata tertib dari bagian kurikulum, dan Pembina bagian Kesiswaan, Pembina kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler. Hasil dari proses ekstrakurikuler dan para pengurus kegiatan
perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler di ekstrakurikuler (siswa) agar pr oses
SMA Negeri 1 Malang yaitu berupa program pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar.
kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya Dengan adanya proses pengorganisasian terhadap
perencanaan yang matang dapat memudahkan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat
dalam setiap kegiatan yang telah ditentukan memudahkan dalam proses koordinasi dan
bersama guna mencapai tujuan secara efektif dan kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam
efisien. implementasi kegiatan dalam sebuah organisasi.

Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler Proses Penggerakan Kegiatan Ekstrakurikuler di


di SMA Negeri 1 Malang SMA Negeri 1 Malang

Pengorganisasian (Organizing) merupakan Penggerakan adalah sebagai keseluruhan


suatu cara pengaturan pekerjaan dan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong
pengalokasian pekerjaan diantara para anggota anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja
organisasi sehingga tujuan pengorganisasian dapat dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan
dicapai secara efektif dan efisien. Salah satu organisasi dan efisien, efektif dan dinamis.
prinsip pengorganisasian adalah terbaginya semua Penggerakan atau pelaksanaan kegiatan harus
428 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

diatur sedemikian rupa agar apa yang ingin mesin, organisasi) kearah tercapainya suatu tujuan
dilaksanakan dapat terpacai sesuai dengan tujuan atau sasaran manajemen. Pengendalian dan
yang telah disepakati bersama. Pr oses pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
penggerakan atau pelaksanaan kegiatan pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
diatur dan disusun secara tertulis agar kegiatan digariskan atau ditetapkan. Pengawasan
yang dijalankan dapat terarah dan berjalan dengan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang
lancar sesuai dengan pedoman, penggerakan atau tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi.
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai dari Proses pengawasan pada kegiatan ekstrakurikuler
awal tahun pelajaran. Penggerakan atau di SMA Negeri 1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak
pelaksanaan selanjutnya yaitu dilaksanakan setiap sekolah dan kegiatan pengawasan tersebut
hari setelah jam pelajaran intrakurikuler berakhir berlangsung pada saat latihan kegiatan
dan proses penggerakan tersebut diadakan di ekstrakurikuler berlangsung serta pada saat ada
sekolah serta untuk waktu, hari dan tempat kegiatan kompetisi kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan
pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing dari proses pengawasan kegiatan ekstrakurikuler
anggota kegiatan ekstrakurikuler atas kesepakatan di SMA Negeri 1 Malang yaitu agar kegiatan
dengan Pembina kegiatan ekstrakurikuler. ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa dapat
Pihak yang terlibat dalam pr oses terlaksana dan terkendali dengan baik, serta jika
penggerakan atau pelaksanaan kegiatan ada kekurangan atau penyimpangan, maka akan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu segera dibenahi dan dicari jalan keluarnya. Tidak
Pembina kegiatan dan anggota kegiatan ada tahapan khusus dalam melakukan pengawasan
ekstrakurikuler (siswa). Komponen yang harus terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
diperhatikan dalam proses penggerakan atau 1 Malang. Semua kegiatan pengawasan berjalan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA secara fleksibel yaitu pada setiap diadakannya
Negeri 1 Malang yaitu sarana dan prasarana serta kegiatan latihan atau pada saat lomba kegiatan
surat permohonan izin yang digunakan untuk ekstrakurikuler.
menunjang dan mendukung kelancaran proses Orang-orang yang terlibat dalam proses
penggerakan kegiatan ekstrakurikuler. Di SMA pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
Negeri 1 Malang proses penggerakan diatur dan SMA Negeri 1 Malang yaitu Pembina kegiatan
dikelola oleh pihak sekolah, bekerja sama dengan ekstrakurikuler dan wakil kepala sekolah bagian
pihak luar yang membantu dalam pelaksanaan kesiswaan yang senantiasa membina agar proses
pelatihan kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa. pengawasan berjalan lancar. Manfaat dari proses
Pihak sekolah menerapkan prosedur tertentu untuk pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler di
mengetahui atau mengukur keberhasilan kegiatan SMA Negeri 1 Malang yaitu mengontrol kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa. yang dilakukan siswa, melakukan pembinaan
Hasil dari proses penggerakan atau pengembangan kualitas terhadap proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA dari kegiatan yang dilakukan siswa dan agar
Negeri 1 Malang yaitu siswa harus mendapat nilai kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat
dari kegiatan tersebut B, tingkat kehadiran 80% berjalan dan berkembang lebih baik untuk ke
dan dengan melihat juara-juara yang diraih oleh depannya.
masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Dengan Pengawasan terhadap kegiatan
adanya proses penggerakan atau pelaksanaan ekstrakurikuler sangat penting. Dengan adanya
terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah
semua kegiatan yang telah disusun atau diatur dapat dapat mengetahui apakah pelaksanaan terhadap
berjalan sesuai yang diinginkan atas kesepakatan kegiatan ekstrakurikuler telah berjalan sesuai
bersama secara efektif dan efisien. dengan aturan yang berlaku dan tidak ada
penyimpangan. Sehingga apabila ter jadi
Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler di penyimpangan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
SMA Negeri 1 Malang dapat segera diperbaiki guna meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dimasa
Pengawasan adalah proses mengarahkan yang akan datang.
seperangkat variabel /unsur (manusia, peralatan,
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 429

Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan dilaksanakan dengan baik. Proses perencanaan
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, serta cara kegiatan di SMA Negeri 1 Malang ini berada di
Mengatasi Hambatan yang Terjadi bawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan
Faktor pendukung dan penghambat dalam didelegasikan kepada Wakil Kepala Sekolah Bagian
setiap kegiatan tentu ada. Tanpa faktor pendukung Kesiswaan dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler.
kegiatan yang dijalankan akan terhambat dan tidak Perencanaan terhadap kegiatan
dapat berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan ekstrakurikuler ini dilaksanakan oleh pihak sekolah.
adanya faktor penghambat. Tanpa adanya faktor Perencanaan terhadap kegiatan ekstrakurikuler
penghambat dalam setiap kegiatan maka kegiatan untuk siswa tersebut dikelola dengan baik, tujuan
yang dilaksanakan tidak akan berkembang jika yang diharapkan dapat tercapai dengan baik pula.
penghambat tersebut tidak diatasi dengan cara Kegiatan yang dilakukan dalam pr oses
yang tepat. Faktor pendukung dalam kegiatan perencanaan tersebut yaitu mulai dari
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang yaitu menginventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler
sarana dan prasarana, dana kegiatan, siswa yang melalui angket yang disebarkan kepada seluruh
berkompeten, dan guru. Faktor penghambat dalam siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada
kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang Pembina kegiatan ekstrakurikuler yang telah
yaitu kurangnya dana, sarana yang sudah tidak ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal
layak pakai dan cuaca yang terkadang menggangu kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler yang
proses kegiatan ekstrakurikuler. Cara mengatasi dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler
hambatan tersebut pihak sekolah melakukan yang senior kemudian pemilihan anggota kegiatan
berbagai hal yaitu membantu siswa dalam mencari ekstrakurikuler setiap kelas. Rencana kegiatan
dana atau donatur agar kegiatan ekstrakurikuler ekstrakurikuler tersebut dimulai pada awal tahun
dapat terlaksana, memberikan izin dalam ajaran baru selama satu periode. Selain itu pihak
penggunaan ruangan apabila kegiatan sekolah juga membuat program kerja kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar ruang ekstrakurikuler untuk jangka waktu satu periode
mendapat gangguan dan pihak sekolah senantiasa yang akan dijalankan. Program kerja tersebut
melakukan perbaikan terhadap sarana yang sudah dikelola dengan baik oleh pihak sekolah, agar
tidak layak pakai atau rusak. kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terarah dan
berjalan sesuai dengan tujuan. Jenis kegiatan
ekstrakurikuler atau yang disebut pengembangan
PEMBAHASAN
diri di SMA Negeri 1 Malang ini memiliki bidang
Proses Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan yang wajib diikuti oleh semua siswa.
SMA Negeri 1 Malang Kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah salah satu
syarat dalam kenaikan kelas siswa. Siswa yang
Perencanaan merupakan tahapan yang paling mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut harus
penting dari suatu kegiatan terutama dalam mendapat nilai minimal B untuk naik kelas. Oleh
menghadapi lingkungan yang dapat berubah. sebab itu, diharapkan seluruh siswa dapat antusias
Sebelum memulai suatu kegiatan ada hal yang dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
harus direncanakan terlebih dahulu. Begitu pula di ekstrakurikuler di sekolah.
SMA Negeri 1 Malang yang menangani dalam
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang disajikan untuk
para siswa. yang telah ditetapkan. Sebagai suatu Proses Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler
di SMA Negeri 1 Malang
alat ukur di dalam membandingkan antara hasil
yang dicapai dengan harapan. Perencanaan dapat Fungsi pengorganisasian sangatlah penting
dikatakan sebagai proses persiapan dari berbagai karena fungsi tersebut dapat memberi kerangka
kegiatan yang akan dilakukan. Menurut Sudjana kerja untuk melaksanakan rencana-rencana yang
(2004:58), perencanaan berkaitan dengan telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan
rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan pengelompokan aktivitas tersebut yang penting
dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
akan datang. Dalam proses seluruh kegiatan ditetapkan. Proses pengorganisasian terhadap
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, kegiatan ekstrakur ikuler siswa yang
perencanaan merupakan salah satu langkah awal dikoordinasikan oleh pihak sekolah dilihat dari
yang harus dilakukan agar semua kegiatan dapat semua komponen yang terlibat dalam kegiatan
430 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

ekstrakurikuler tersebut. Pengkoordinasian pelaksanaannya agar menjadi lebih optimal


terhadap kegiatan ekstrakurikuler, yang dilakukan sehingga tujuan yang hendak dicapai dari
oleh pihak sekolah hanya sebatas membagi tugas pelaksanaan kegiatan dapat terwujud. Mengingat
kepada orang-orang yang terlibat dalam menangani aneka ragamnya unit kegiatan ekstrakurikuler, cara
atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler untuk penyajiannya hendaknya memanfaatkan berbagai
siswa. Proses pengaturan atau pengorganisasian sarana penunjang seperti lapangan, halaman
sangat diperlukan dalam suatu kelompok organisasi sekolah, kelas, masyarakat, serta sumber-sumber
kesiswaan, hal ini dibuktikan dengan pembagian setempat. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
tugas dan tanggung jawab setiap anggota kegiatan SMA Negeri 1 Malang dilaksanakan di Aula Tugu,
ekstrakurikuler guna memperlancar dalam Ruangan Laboraturium IPA, Ruang Kelas,
implementasi kegiatan ekstrakurikuler secara lebih Lapangan Voli, Lapangan Basket. Sarana tersebut
efektif dan efisien. dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
Menurut Barnard (dalam Fattah, 2004) pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan, Karena
organisasi mengandung tiga elemen yaitu, 1) kegiatan ekstrakurikuler lebih banyak dilakukan di
kemampuan untuk bekerja sama, 2) tujuan yang luar kelas, penetapan jadwal harus fleksibel.
ingin dicapai, 3) komunikasi. Pengorganisasian Husein (2009:3) menyatakan pelaksanaan
sebagai proses membagi kerja dalam tugas-tugas merupakan implementasi dari perencanaan yang
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu telah ditetapkan dengan melakukan tahapan
kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik maupun
dan mengalokasikan sumber daya, serta non fisik sehingga produk akhir sesuai sasaran dan
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas tujuan yang ditetapkan. Dalam pelaksanaan
pencapaian tujuan organisasi. Pr oses kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang
pengorganisasian yang dilakukan oleh pihak SMA ini sangat mendukung dalam peningkatan kualitas
Negeri 1 Malang sudah berjalan optimal. Semua sekolah dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat
itu dapat berjalan dengan lancar atas bantuan dari dari partisipasi dan antusias para siswa dalam
berbagai pihak sesuai dengan bidang yang digeluti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan
oleh masing-masing komponen, dimulai dari Kepala oleh pihak sekolah. Dengan adanya pelaksanaan
Sekolah, Wakil Kepala sekolah bagian kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler dapat melatih para anggota
Pembina atau pelatih kegiatan ekstrakurikuler dan atau siswa dalam hal kepemimpinan karena
siswa yang mengikuti kegiatn ekstrakurikuler mereka dituntut untuk bertanggung jawab atas
tersebut. Pihak sekolah dengan tegas melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
pengkoordinasian terhadap kegiatan Siswa dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah agar mendapatkan hasil ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini sangat
dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah mendukung upaya meningkatkan kualitas sekolah
ditetapkan. Proses pengkoordinasian tersebut dimata masyarakat. Hal ini juga terlihat dari
dilaksanakan berdasarkan kebijakan atau surat partisipasi dan antusias para siswa dalam mengikuti
keputusan dari kepala sekolah. Pr oses kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh pihak
pengorganisasian terhadap kegiatan sekolah. Dalam penggerakan atau pelaksanaan
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini tidak kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
terlepas dari campur tangan semua pihak yang 1 Malang tersebut ada jadwal yang telah disusun
berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang oleh pihak sekolah. Pelaksanaanya dilakukan
diadakan oleh pihak sekolah. Semua komponen setelah para siswa pulang sekolah, agar tidak
dalam pengorganisasian kegiatan yang menggangu jam pelajaran intrakurikuler. Untuk
bekerjasama sangat membantu terhadap waktu dan hari pelaksanaannya diatur oleh para
peningkatan kegiatan ekstrakurikuler ke depan. siswa atau para anggota kegiatan eksrakurikuler
yang kemudian disepakati oleh Pembina dari
Proses Penggerakan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu
SMA Negeri 1 Malang pelaksanaan itu diatur sedemikian rupa oleh pihak
SMA Negeri 1 Malang, jadwalnya itu dari jam
Penggerakan atau pelaksanaan kegiatan 14.00 sampai jam 17.00 WIB. Setelah para siswa
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang sudah mengikuti jam pelajaran intrakurikuler, mereka
berjalan dengan optimal, hanya saja masih langsung melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
memerlukan perbaikan sedikit pada proses
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 431

agar tidak mengganggu jam pelajaran maka akan segera dibenahi dan dicari
intrakurikuler. penyelesaiannya.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pembina
Proses Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler di kegiatan ekstrakurikuler semaksimal mungkin harus
SMA Negeri 1 Malang berjalan dengan optimal. Oleh sebab itu dibutuhkan
bantuan dan kerjasama antara pihak yang
Proses pengawasan yang ada di SMA Negeri memberikan pengawasan dan yang diberi
1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak sekolah pengawasan. Agar kegiatan pengawasan untuk
tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan kedepannya dapat berjalan secara optimal sesuai
ekstrakurikuler. Pihak yang berkewajiban dengan tujuan dan kesepakatan bersama. Untuk
mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler di mengoptimalisasikan proses pengawasan terhadap
sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler tersebut, pihak sekolah
dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah menyerahkan sepenuhnya kepada Pembina
bagian kesiswaaan. Pengawasan tersebut masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. Cara yang
dilakukan pada saat kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan oleh Pembina agar kegiatan
berlangsung yaitu setelah jam pelajaran berakhir. ekstrakurikuler ini dapat berjalan dengan lancar
Pada saat masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yaitu dengan memperhatikan semua kebutuhan-
berlangsung, maka Pembina pun mengawasai kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing
jalannya kegiatan latihan kegiatan eksrtakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler.
agar pihak sekolah dapat mengetahui sampai
sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler dapat
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kegiatan
berjalan dengan baik dan jika ada penyimpangan Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, serta Cara
yang terjadi dalam kegiatan tersebut, akan segera Mengatasi Hambatan yang Terjadi
diperbaiki untuk menghasilkan kegiatan yang lebih
baik dan kegiatan menjadi optimal. Faktor pendukung dan faktor penghambat.
Menurut Murdick (dalam Fattah, 2004) Dengan adanya faktor pendukung, semua kegiatan
pengawasan merupakan proses dasar yang secara ekstrakurikuler akan berjalan lancar sesuai dengan
esensial tetap diperlukan bagaimana pun rumit dan harapan yang diinginkan. Dengan adanya faktor
luasnya suatu organisasi. Pengawasan harus penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang, dapat
dipergunakan dalam sistem pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas dan kelancaran apabila
relevansi, efektivitas, efisiensi dan produktivitas. ditangani dan dikelola secara baik dan benar. Faktor
Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
dan kebutuhan organisasi. Pengawasan hendaknya ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini yaitu
mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak sarana dan prasarana yang sangat menunjang
hanya mengungkap penyimpangan dari standar, keberhasilan dalam pencapaian pelaksanaan
tetapi penyediaan alternatif perbaikan dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dana yang
menentukan tindakan perbaikan. digunakan untuk membiayai semua kebutuhan atau
Kegiatan pengawasan itu sangat bermanfaat. keperluan dari pelaksanaan kegiatan
Dengan adanya pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler, dan para siswa yang sangat
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ini dapat antusias dalam mengikuti atau melaksanakan
mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh siswa, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Selain adanya
melakukan pembinaan pengembangan kualitas faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan ekstrakurikuler ini ada pula faktor penghambat yang
dapat melakukan penilaian terhadap proses dan dapat menghambat jalannya kegiatan yang
hasil dari kegiatan yang dilakukan siswa,agar dilakukan oleh siswa. Faktor yang menghambat
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dapat jalannya kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri
berjalan dan berkembang lebih baik untuk 1 Malang biasanya kekurangan dana untuk
kedepannya. Selain itu pengawasan yang dilakukan mengadakan atau melaksanakan kegiatan suatu
pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu ada juga faktor
Malang, bertujuan agar kegiatan yang dilakukan cuaca. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler yang
oleh siswa dapat terlaksana dan terkendali dengan membutuhkan tempat yang luas seperti basket,
baik dan jika ada kekurangan atau permasalahan paskibra, voli, dan climbing.
432 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 424-433

Faktor penghambat yang menggangu Proses pengawasan yang ada di SMA Negeri
jalannya suatu kegiatan dapat diatasi atau ditangani 1 Malang yaitu dilakukan oleh pihak sekolah
secara baik dan benar. Dengan penanganan yang tepatnya diawasi oleh Pembina kegiatan
baik dan benar, dapat menjadikan kegiatan ekstrakurikuler. Pihak yang berkewajiban
ekstrakurikuler lebih berkembang dan meningkat mengawasai jalannya kegaiatan ekstrakurikuler di
menjadi lebih baik. sekolah yaitu Pembina kegiatan ekstrakurikuler
dibawah pengarahan dari wakil kepala sekolah
KESIMPULAN DAN SARAN bagian kesiswaaan. Pengawasan dilakukan pada
saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung yaitu
Kesimpulan setelah jam pelajaran berakhir. Pada saat masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, maka
Kegiatan yang dilakukan dalam proses
Pembina pun mengawasai jalannya kegiatan
perencanaan tersebut yaitu mulai dari
latihan kegiatan eksrtakurikuler, agar pihak sekolah
pembentukan panitia yang terlibat dalam
dapat mengetahui sampai sejauh mana kegiatan
kepengurusan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,
ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan jika
menginventarisir jumlah kegiatan ekstrakurikuler
ada penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan
melalui angket yang disebarkan kepada seluruh
tersebut, akan segera diperbaiki untuk
siswa, yang kemudian disosialisasikan kepada
menghasilkan kegiatan yang lebih baik dan
Pembina kegiatan ekstrakurikuler yang telah
kegiatan menjadi optimal.
ditunjuk oleh pihak sekolah, pembuatan proposal
kegiatan, promosi kegiatan ekstrakurikuler yang
dilakukan oleh anggota kegiatan ekstrakurikuler Saran
yang senior kemudian pemilihan anggota kegiatan
Berdasarkan simpulan di atas maka saran
ekstrakurikuler setiap kelas. Rencana kegiatan
yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Kepada
ekstrakurikuler tersebut dimulai pada awal tahun
kepala sekolah SMA Negeri 1 Malang disarankan
ajar an baru selama satu per iode. Pr oses
agar sistem pengelolaan terhadap program
pengorganisasian terhadap kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hendaknya
ekstrakurikuler siswa yang dikoordinasikan oleh
selalu diunggulkan dan ditingkatkan agar selalu
pihak sekolah dilihat dari semua komponen yang
bertahan dan berkualitas sehingga menjadi lebih
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
baik dan sempurna dalam program kegiatan
Pengkoordinasian terhadap kegiatan
ekstrakurikuler selanjutnya. Kepada wakil kepala
ekstrakurikuler, yang dilakukan oleh pihak sekolah
sekolah bagian kesiswaan SMA N 1 Malang
hanya sebatas membagi tugas kepada orang-orang
disarankan hendaknya meningkatkan dan
yang terlibat dalam menangani atau mengelola
memaksimalkan kegiatan pengarahan kepada
kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa.
Pembina agar kegiatan ekstrakurikuler yang
Pelaksanaan kegiatan kegiatan
dilakukan oleh siswa lebih terarah dan terkelola
ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Malang ada
dengan baik.
jadwal yang telah disusun oleh pihak sekolah.
Kepada orangtua siswa disarankan agar
Pelaksanaanya dilakukan setelah para siswa pulang
senantiasa memberikan dukungan dan motivasi
sekolah, agar tidak menggangu jam pelajaran
yang tinggi terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang
intr akurikuler. Untuk waktu dan hari
diselenggarakan oleh sekolah agar siswa lebih
pelaksanaannya diatur oleh para siswa atau para
berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi
anggota kegiatan eksrakurikuler yang kemudian
di bidang non akademik juga. Kepada siswa
disepakati oleh Pembina dari kegiatan
disarankan agar lebih memaksimalkan dan
ekstrakurikuler itu sendiri. Waktu pelaksanaan itu
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler di SMA
diatur sedemikian rupa oleh pihak SMA Negeri 1
Negeri 1 Malang dengan baik agar kualitas sekolah
Malang, jadwalnya itu dari jam 14.00 sampai jam
dan prestasi non akademik siswa lebih meningkat.
17.00 WIB. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Kepada peneliti lain disarankan agar dapat
ini banyak dilaksanakan di sekolah. Pihak sekolah
memberikan wawasan dan informasi mengenai
menyediakan tempat yang memungkinkan mereka
penelitian yang sejenis sehingga lebih
untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler dengan
memaksimalkan hasil yang diperoleh peneliti
sebaik mungkin.
selanjutnya.
Septiani dan Wiyono, Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Meningkatkan Kualitas Ssekolah 433

DAFTAR RUJUKAN

Akhmad. (2010). Makalah Manajemen Tentang Sagala, S. 2008. Administrasi Pendidikan


Dasar dan Teknik Pengawasan, (Online). Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
(http://www.bloggingbucks.info/2010/01/ Salis, E. 2008. Total Quality Management in
makalah-manajemen-tentang-dasar-dan- Education, Manajemen Mutu
teknik-pengawasan-controling.html), Pendidikan. Yogyakarta: IRCisoD.
diakses 13 November 2010). Samsuri. 2009. Pembelajaran Kegiatan
Hendri, A. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Ekstrakurikuler. (online) (http//
Membangun Karakter Siswa, (Online). samsuri.gmail.com), diakses tanggal 19 april
(http://202.152.33.84/index.php?option= 2010).
com_content&task= view&id=16421& Saroni, M. 2006. Manajemen Sekolah, Kiat
Itemid=46. Saturday, 1 November 2009). Menjadi Pendidik yang Kompeten. Ar-
Arifin, I. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Ruzz. Jogyakarta.
AP FIP UM. Sudjono, S. 2004. Manajemen Program
Burhanuddin, dkk. 2002. Manajemen Pendidikan (untuk Pendidikan
Pendidikan: Wacana, Proses, dan Nonformal dan Pengembangan Sumber
Aplikasinya di Sekolah. Malang: Daya Manusia). Bandung: Falah
Universitas Negeri Malang. Production.
Bush, T. & Mariane, C. 2006. Manajemen Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian
Strategis Kepemimpinan Pendidikan. Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,
Terjemahan Farrurozi. Yogyakarta: Kualitatif, dan R & D). Bandung. PT
IRCiSoD. Remaja Rosdakarya Offset.
Fattah, N. 2004. Landasan Manajemen Sukmadinata, N. Syaodih. 2008. Metode
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Penelitian Pendidikan. Bandung. PT
Rosdakarya Offset. Remaja Rosdakarya Offset.
Goetsch, D. L dan David, B. S. 2000. Quality Suyudi. 2006. Panduan Model Pengembangan
Management: Introduction to Total Diri: untuk Satuan Pendidikan Dasar
Quality Management for Production, dan Menengah. Jakarta: Departemen
Processing, and Service, New Jersey: Pendidikan Nasional.
Prentice Hall Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Herujito. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Jakarta: Graspindo. Nasional. 2003. Bandung: Citra Umbara.
Husein, A. 2009. Manajemen Proyek. Waseso, M. G. dan Saukah, Ali. 2010. Pedoman
Yogyakarta: Andi Offset. Penulisan Karya Ilmiah. Edisi Kelima.
Lutan, R. 1986. Pengelolaan Interaksi Belajar Malang: Universitas Negeri Malang.
Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, Widjajanto.2007. Ekskul Picu Siswa Berprestasi,
dan Ekstrakurikuler. Jakarta: IKIP (Online). (http://www.co.id serba-serbi/
Jakarta. k r e a s i / ek s k u l - p i c u s i s w a b e r p r es -
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian tasi.html19k), diakses 27 Oktober 2010).
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian
Rosdakarya. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Mustiningsih. 2005. Buku Ajar Manajemen Action Reserch). Malang: Rasindo Malang.
Layanan Khusus. Malang: Universitas
Negeri Malang.
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

Tiara Rosalina

E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id
Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145

Abstract: The purpose of this study was to determine: (1) The implementation of full day school
management in SMP Bustanul Makmur; (2) The level of student motivation in participating in full day
school in SMP Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi; (3) The effect of full day school learning
management to junior high school students motivation in Makmur Genteng, Banyuwangi. The
technique used is stratified proportional random sampling. Data were collected by questionnaires,
and then analyzed by simple linear regression correlation techniques. The full day school learning
management in SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi is excellent, junior high school students
motivation in Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi is high, based on the results of correlation
analysis using simple linear regression technique obtained significant relationship between full day
school management learning and junior high school students motivation Bustanul Makmur Genteng
Banyuwangi.

Abstrak: Tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui: (1) Penerapan manajemen pembelajaran
full day school di SMP Bustanul Makmur; (2) Tingkat motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran full day school di SMP Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi; (3) Pengaruh
manajemen pembelajaran full day school terhadap motivasi belajar siswa di SMP Makmur Genteng,
Banyuwangi. Teknik yang digunakan adalah stratified proportional random sampling. Data
dikumpulkan dengan angket, selanjutnya dianalisis dengan teknik korelasi regresi linier sederhana.
Manajemen pembelajaran full day school di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bustanul Makmur
Genteng Banyuwangi tergolong sangat baik, motivasi belajar siswa di SMP Bustanul Makmur Genteng
Banyuwangi tergolong tinggi, berdasarkan hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik regresi
linier sederhana diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan antara manajemen pembelajaran full
day school dan motivasi belajar siswa SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi.

Kata kunci: manajemen pembelajaran, full day school, motivasi belajar siswa

Manusia membutuhkan pendidikan dalam adalah sebuah program dimana siswa datang ke
kehidupannya, pendidikan merupakan usaha sadar sekolah sejak pagi hingga sore untuk belajar dan
dan terencana agar manusia dapat mengembangkan bersosialisasi. Jadi, siswa selama sehari penuh
potensi dirinya melalui prosespembelajaran. berada dalam sekolah dan melakukan segala
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 aktivitas pembelajar an di sekolah. Dalam
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional penerapan pembelajaran sistem full day school
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan para guru memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar untuk mengembangkan kreatifitas belajar sesuai
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada dengan mata pelajaran yang diajarkan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat mengacu pada standar nasional. Pr oses
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga pembelajaran terdapat satu kesatuan yang tidak
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. dapat terpisahkan antar siswa yang belajar dengan
Terdapat bermacam-macam cara yang dapat guru yang mengajar. Guru memiliki peranan yang
digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, strategis dan penting dalam menentukan kualitas
misalnya dengan menerapkan sistem pembelajaran pembelajaran yang akan dilaksanakannya
yang lebih dikenal dengan nama full day school. (Sanjaya, 2008:198). Proses belajar siswa memiliki
Miller (2005:1) menyatakan, full day school motivasi belajar yang berbeda-beda, maka guru

434
Rosalina, Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School Terhadap Motivasi Belajar 435

harus dapat mengarahkan siswa untuk selalu ke tingkat sekolah selanjutnya. Sugiyono (2006:117)
belajar agar mencapai keberhasilan. Menurut mengatakan, bahwa populasi adalah wilayah
Sardiman (2011:84) fungsi motivasi ada 3, yaitu: generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
penggerak atau motor yang melepas energi. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari kemudian ditarik kesimpulannya. Jumlah Populasi
setiap kegiatan yang dikerjakan; 2) Menentukan kelas VII 121 siswa dan kelas VIII 120 siswa.
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak Penelitian ini menggunakan teknik stratified
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat sampling yang populasinya terdiri atas kelompok
memberikan arah dan kegiatan yang harus yang memiliki susunan bertingkat, dalam hal ini
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; 3) susunan bertingkat. Teknik yang digunakan dalam
Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus pengumpulan data adalah teknik kuesioner atau
dikerjakan serasi guna mencapai tujuan, dengan angket. Menurut Arikunto (2006:160), instrumen
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak ada penelitian adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh
manfaat bagi tujuan tersebut. peneliti dalam mengumpulkan data agar
Menur ut Elicker dan Marthur (dalam pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
Priyono, 2009:1) anak yang sekolah full day dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
memiliki kesiapan belajar yang lebih tinggi daripada sehingga mudah diolah. Model penyusunan angket
anak-anak yang sekolah setengah hari, sehingga pada penelitian ini didasarkan pada skala Likert.
secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh Sugiyono (2008:93) menyatakan, bahwa jika
pada prestasi anak. Pembelajaran sekolah yang dengan skala Likert, maka variabel yang akan
relatif lama terkadang siswa merasa bosan dan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian
tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran, oleh indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
karena itu guru membuat suatu manajemen menyusun instrumen yang berupa pertanyaan atau
pembelajar an full day school yang pernyataan.
menyenangkan. Kabupaten Banyuwangi Pengukuran data untuk variabel manajemen
mempunyai beberapa sekolah yang menerapkan pembelajaran full day school terhadap motivasi
full day school, salah satunya adalah SMP belajar siswa berdasarkan skala Likert dilakukan
Bustanul Makmur yang berada di Kecamatan dengan memberi skor tiap butir pertanyaan.
Genteng. Penelitian yang diamati oleh peneliti Validitas adalah sebagai ukuran seberapa cermat
adalah SMP Bustanul Makmur karena mempunyai instrumen melakukan fungsinya (Wiyono, 2007:53).
prestasi akademik dan non akademik yang baik Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat
serta motivasi-motivasi belajar, sekolah ini selalu mengungkapkan variabel yang diteliti secara tepat.
berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dalam Untuk mengukur validitas digunakan rumus
mutu pendidikan dengan melakukan inovasi dalam korelasi Product Moment Pearson. Selain
bidang pengajarannya. memenuhi persyaratan validitas, suatu instrumen
yang baik juga harus memenuhi persyaratan
METODE reliabilitas. Menurut Arikunto (2006:178) realibilitas
adalah suatu instrumen yang cukup dapat
Penelitian ini menggunakan penelitian dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
korelasional. Wiyono (2004:24) menyatakan, data, karena instrumen tersebut sudah baik. Uji
penelitian korelasional adalah penelitian yang reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus Alpha
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua Cronbach. Hasil uji coba reliabilitas diperoleh
atau lebih variabel yang dapat diukur secara tingkat reliabilitas 0. 884 untuk variabel x yaitu
kuantitatif. Terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas Manajemen Pembelajaran Full day school dan
(X) adalah manajemen pembelajaran full day 0.875 untuk variabel y Motivasi Belajar. Penelitian
school dan variabel terikat (Y) adalah motivasi ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
belajar siswa. Populasi yang digunakan dalam dan Regresi Linier Sederhana.
penelitian ini secara khusus adalah siswa Kelas
VII dan VIII tahun ajaran 2011/2012 karena waktu HASIL
peneliti mengadakan penelitian di sekolah siswa
kelas IX sudah menghadapi UAN (UjiaN Akhir Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan 2
Nasional) dan mempersiapkan diri untuk masuk variabel. Variabel X, yaitu: manajemen
436 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 434-438

pembelajaran full day school dan variabel Y, yaitu: terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika
motivasi belajar. Deskripsi data penelitian ini signifikan lebih dari 0,005 (>0,005), maka data
diperoleh dari angket yang berisi tentang kualifikasi tidak terdistribusi secara normal.
motivasi belajar. Angket yang digunakan untuk Data yang diperoleh peneliti dianalisis dengan
menjaring data manajemen pembelajaran full day menggunakan analisis regresi linier sederhana
school terdiri dari 25 pertanyaan. Motivasi belajar dengan bantuan komputer program SPSS 16.00
siswa di SMP Bustanul Makmur sebanyak 21% for Windows. Berdasarkan perhitungan analisis
dengan jumlah responden 32 menyatakan sangat data dilakukan dengan menggunakan korelasi
tinggi, sebanyak 68% dengan jumlah responden regresi linier sederhana. Dengan demikian
102 menyatakan tinggi, sebanyak 6,7% dengan pengujian hipotesis tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah responden 10 menyatakan rendah, dan hipotesis nihil (H0) ditolak karena rhitung lebih
sebanyak 4,0% dengan responden 6 menyatakan besar daripada rtabel yaitu 0,587>0,344. Hal ini
sangat rendah. berarti ada pengaruh yang signifikan antara
Berdasarkan hasil penghitungan standart manajemen pembelajar an full day school
deviasi atau simpangan baku yang menggunakan terhadap motivasi belajar siswa di SMP Bustanul
SPSS 16.00 for Windows dapat diketahui hasil Makmur Genteng Banyuwangi.
untuk variabel motivasi belajar (Y) adalah 6,98, Normal probability plot dapat dilihat bahwa
hasil ini adalah hasil keseluruhan dari variabel x data tidak berselisih jauh dari regresinya dan juga
dan y. Artinya, semakin kecil simpangan baku atau tampak koefisien residu tidak membentuk suatu
standart deviasi maka semakin kecil tingkat sistem tertentu. Dengan melihat gambar tersebut
kesalahan atau semakin baik model penelitian. dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel
Analisis deskriptif data motivasi belajar siswa penelitian tersebut memiliki hubungan linier.
diperoleh rata-rata sebesar 75,80. Analisis regresi ini digunakan untuk
Deskripsi data penelitian ini diperoleh dari mengetahui signifikan antara manajemen
angket yang berisi tentang kualifikasi manajemen pembelajaran full day school dan motivasi belajar.
pembelajaran full day school. Angket yang Menurut Sugiyono (2010:2261), regresi sederhana
digunakan untuk menjaring data manajemen didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
pembelajaran full day school terdiri dari 28 kausal satu variabel independen dengan satu
pertanyaan. Manajemen pembelajaran full day variabel dependen. Formula yang digunakan untuk
school di SMP Bustanul Makmur sebanyak 58,7% menguji persamaan regresi antara variabel
dengan responden 88 menyatakan sangat baik, manajemen pembelajaran full day school (X) dan
sebanyak 38,7% dengan responden 58 menyatakan motivasi belajar (Y).
baik, sebanyak 0,7% dengan responden 1 Berdasarkan hasil persamaan regresi yang
menyatakan cukup baik, dan sebanyak 2,0% diperoleh bahwa manajemen pembelajaran full day
dengan responden 3 menyatakan kurang baik. school memiliki hubungan yang signifikan dengan
Berdasarkan hasil penghitungan standart dan motivasi belajar siswa, hal tersebut ditunjukkan
deviasi atau simpangan baku yang menggunakan dari nilai manajemen pembelajaran full day school
SPSS 16.00 for Windows dapat diketahui hasil dengan signifikan 0,000 > 0,05 (p>0,005), dilihat
untuk variabel manajemen pembelajaran full day dari nilai koefisian regresi (), nilai ini menunjukkan
school (X) adalah 6,98, hasil ini adalah hasil adanya hubungan dari variabel antara manajemen
keseluruhan dari variabel x dan y. Artinya, semakin pembelajaran full day school dan motivasi belajar.
kecil simpangan baku atau standart deviasi maka Pengujian koefisien determinasi (R 2 )
semakin kecil tingkat kesalahan atau semakin baik digunakan untuk mengukur proporsi atau
model penelitian. Analisis deskriptif, data persentase kemampuan model dalam
manajemen pembelajaran full day school maka menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin
diperoleh rata-rata sebesar 112. besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan
Pengujian hipotesis yang dilakukan oleh bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar
peneliti untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap variabel terikat (Y).
antara manajemen pembelajaran full day school Berdasarkan tabel dapat terlihat bahwa
terhadap motivasi belajar siswa di SMP Bustanul output SPSS memiliki nilai Adjusted R Square
Makmur Genteng Banyuwangi. Uji normalitas ini sebesar 0,340. Artinya sebesar 34% motivasi
untuk pengambilan keputusan yaitu jika taraf belajar dijelaskan oleh variabel bebas berupa
signifikan kurang dari 0,005 (<0,005), maka data manajemen pembelajaran full day school dan
Rosalina, Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full Day School Terhadap Motivasi Belajar 437

sisanya sebesar 66% (100%-34%) dipengaruhi Djamarah (2002:117) motivasi ekstrinsik adalah
oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
penelitian ini. perangsang dari luar. Dengan adanya motivasi
belajar yang tinggi maka akan menambah
PEMBAHASAN semangat dan dorongan siswa untuk mempelajari
sesuatu hal sehingga tujuan belajar yang diinginkan
Manajemen Pembelajaran Full day school akan tercapai secara maksimal.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
manajemen pembelajaran full day school di SMP Pengaruh Manajemen Pembelajaran Full day school
Bustanul Makmur Genteng, Banyuwangi terhadap Motivasi Belajar Siswa
dikategorikan sangat baik. Berarti guru telah
Hasil analisis deskriptif tentang pengaruh
melaksanakan manajemen pembelajaran, mulai
manajemen pembelajar an full day school
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
menggunakan teknik korelasi regresi linier
dan evaluasi, karena keberhasilan suatu
sederhana antara variabel manajemen
pembelajaran sangat tergantung pada bagaimana
pembelajaran full day school (X) dan variabel
upaya guru dalam mengatur suatu pembelajaran.
motivasi pembelajaran (Y) diperoleh rhitung lebih
Sebanyak 58,7% dengan responden 88
besar dari rtabel.Sehingga dalam penelitian ini r
menyatakan sangat baik, sebanyak 38,7% dengan
hitung sebesar 0,587. Kemudian harga rhitung
responden 58 menyatakan baik, sebanyak 0,7%
dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan
dengan responden 1 menyatakan kurang baik, dan
0,05 dengan N=150 yaitu sebesar 0,344.
sebanyak 2,0% dengan responden 3 menyatakan
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen full
sangat kurang baik.
day yang diimplementasikan oleh guru dengan baik
Sanjaya (2008:198) menyatakan, bahwa
dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini
dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran
sejalan dengan pendapat Safinatunnajah (2010:1),
bahwa, guru memiliki peranan yang strategis dan
bahwa persoalan motivasi bukan hanya berkaitan
penting dalam memanajemen pembelajaran yang
dengan psikologis siswa, tetapi juga berkaitan
akan dilaksanakan. Pada pembelajaran full day
dengan manajemen pembelajaran.
school siswa merupakan bagian dari proses belajar,
Pada dasarnya tiap siswa memiliki motivasi
tidak hanya sekedar objek yang hanya diberi teori,
yang berbeda-beda, oleh sebab itu pada
tetapi siswa juga diajak terlibat langsung dengan
pelaksanaan pembelajaran menumbuhkan motivasi
kegiatan belajarnya. Full day school merupakan
belajar siswa merupakan salah satu tugas dan
pengembangan dari kurikulum yang sudah ada,
tanggungjawab guru (Sanjaya, 2008:251). Sehingga
dengan adanya penambahan jam belajar, maka
dengan adanya manajemen pembelajaran full day
diperlukan suatu modifikasi pada kurikulum
yang tepat maka pembelajaran guru akan lebih
nasional.
menarik dan menyenangkan sehingga siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan
Motivasi Belajar Siswa proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar.
Berdasakan hasil analisis deskriptif tentang
motivasi belajar siswa menunjukan sebanyak 21%
dengan jumlah responden 32 menyatakan sangat KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi, sebanyak 68% dengan jumlah responden Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini
102 menyatakan tinggi, sebanyak 6,7% dengan yang terkait dengan rumusan masalah dan tujuan
jumlah responden 10 menyatakan rendah, dan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
sebanyak 4,0% dengan responden 6 menyatakan (1) Manajemen pembelajaran full day school pada
sangat rendah. Motivasi belajar merupakan faktor SMP Bustanul Makmur Genteng Banyuwangi
psikis yang bersifat nonintelektual (Sardiman, 2007: diklasifikasikan pada kategori rata-rata sangat
75). Di dalam motivasi belajar terdapat 2 macam baik. Hal ini berarti manajemen pembelajaran
motivasi belajar, menurut Hamalik (2005:12), yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul tanpa pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada
pengaruh dari luar. evaluasi berjalan dengan baik; (2) Motivasi belajar
Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan siswa pada SMP Bustanul Makmur genteng
kebalikan dari motivasi intrinsik. Menurut
438 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 434-438

Banyuwangi tergolong pada kategori rata-rata yang dilakukan lebih bervariasi, memaksimalkan
tinggi. Hal ini ditinjau dari motivasi belajar siswa penggunaan metode, strategi, media pembelajaran,
baik intrinsik dan ekstrinsik; (3) Ada pengaruh yang pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas
signifikan antara manajemen pembelajaran full tetapi di luar kelas serta lebih memberikan motivasi
day school dan motivasi belajar siswa. Hal ini pada siswa; (2) Akademisi Jurusan Administrasi
berarti semakin baik manajemen pembelajaran full Pendidikan: Hasil penelitian ini diharapkan dapat
day school maka akan semakin tinggi pula motivasi digunakan untuk mengembangkan Ilmu
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kualitas Manajemen Pendidikan; (3) Bagi siswa-siswi full
manajemen pembelajar an full day school, day school: Sebaiknya siswa mempertahankan
semakin tinggi motivasi belajar siswa. motivasi belajarnya sehingga tujuan belajar yang
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diinginkan akan tercapai secara maksimal; (4)
yang telah dikemukakan maka peneliti Peneliti lain Hasil: Penelitian ini dapat dijadikan
memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) acuan apabila peneliti lain berminat meneliti lebih
Kepala SMP Bustanul Makmur Genteng lanjut mengenai manajemen pembelajaran full day
Banyuwangi: Sebaiknya pada kegiatan school dan motivasi belajar siswa, dengan variabel,
pembelajaran lebih kreatif dalam membuat suatu populasi, dan instrumen yang berbeda.
manajemen pembelajaran sehingga pembelajaran

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Sardiman, A. M. 2007. Interaksi & Motivasi
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Cipta. Grafindo Persada.
Djamarah, S. B. 2002. Rahasia Belajar Sukses. Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan Motivasi
Jakarta: PT Rineka Cipta. Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan:
Jakarta: Bumi Aksara. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &
Miller, A. 2005. Full Day or Half Day D. Bandung: CV. Alfabeta.
Elementary, (Online), (htpp:// Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
www.askeric.org, diakses 23 Oktober Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
2011). Wiyono, B. B. 2004. Penelitian Kuantitatif.
Priyono, E. 2009. Balances Full Day School. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
(Online), (htpp://www.klub-guru.com/30/08/ Universitas Negeri Malang.
09/, diakses 15 Oktober). Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian
Safinatunnajanah. 2010. Fungsi-Fungsi (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Manajemen Pembelajaran. (Online), Action Research). Malang: Fakultas Ilmu
(htpp://www.wordpress.com/01/04/10/, Pendidikan Universitas Negeri Malang.
diakses 22 Oktober 2011). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Pendidikan Nasional. 2003. Bandung:
Citra Umbara.
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTARA
SEKOLAH DAN DUNIA USAHA DALAM UPAYA
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Nikko Edistya Purnanto


Ali Imron

E-mail: nikkoedistya@yahoo.co.id
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: The purpose of this research to find out management development cooperation between
the school and the business world in the effort to improve the quality of education, barriers and
disabilities arising be handled in the development of cooperation between the school and the world
of business, gains and losses arising as a result of cooperation between the school and the business
world, cooperatif aspects and impacts for both sides, and the conflicts that occur, and how to split
the conflict. Type is a research study used a case study with a qualitative approach. The results
showed, that: SMKN 3 Boyolangu management system ISO 2001:2008 as the mold in the development
of cooperation with the business world; there are some obstacles in the implementation of development
cooperation do SMKN 3 Boyolangu the corporate world / industry as a partner; gains and losses
arising over the years can still be overcome by various efforts made, that the result is a positive
impact or a mutual benefit for both parties; cooperatif various aspects of SMKN 3 Boyolangu the
corporate world / industry is very influential in improving the quality of education in SMKN 3
Boyolangu; and to avoid conflicts that arise in this collaboration, both parties bind themselves in
appropriate cooperation memorandum of work done.

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen pengembangan kerjasama antara sekolah
dan dunia usaha dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, kendala-kendala yang timbul serta
upaya penanggulangannya dalam pengembangan kerjasama antara sekolah dan dunia usaha,
keuntungan serta kerugian yang ditimbulkan akibat kerjasama antara pihak sekolah dan dunia usaha,
aspek-aspek yang dikerjasamakan dan dampak bagi kedua belah pihak, dan konflik-konflik yang
terjadi, serta cara pemecahan konflik tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: SMKN
3 Boyolangu menggunakan sistem manajemen ISO 2001:2008 sebagai acuan dalam pengembangan
kerjasama dengan dunia usaha; ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pengembangan kerjasama
yang dilakukan SMKN 3 Boyolangu dengan dunia usaha/industri sebagai mitra; keuntungan dan
kerugian yang timbul selama ini masih bisa diatasi dengan berbagai upaya yang dilakukan, sehingga
hasilnya berdampak positif atau saling menguntungkan bagi kedua belah pihak; berbagai aspek
yang dikerjasamakan antara SMKN 3 Boyolangu dengan dunia usaha/industri sangat berpengaruh
dalam peningkatan mutu pendidikan di SMKN 3 Boyolangu; dan untuk menghindari konflik yang
timbul dalam kerjasama ini, kedua belah pihak mengikatkan diri pada kerjasama sesuai nota kesepakatan
kerja yang telah dibuat.

Kata kunci: manajemen, kerjasama sekolah dan dunia usaha, mutu pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia khususnya dengan dunia usaha yang bersifat saling
dan taraf hidup bangsa Indonesia dalam persaingan menguntungkan, sehingga peningkatan mutu
global agar tidak tertinggal jauh dengan bangsa lain. pendidikan di sekolah dapat tercapai secara optimal
Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah dan berkualitas. Agar proses kerjasama tersebut
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dapat berjalan dengan baik, tentunya diperlukan
(SMKN) 3 Boyolangu sebagai lembaga suatu pengelolaan yang baik agar kedepan,
penyelenggara pendidikan, haruslah mampu kerjasama ini senantiasa berkembang. Berkaitan
439
440 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 439-444

dengan itu, diperlukan pembahasan mengenai menjadi penunjang, namun peran perusahaan
manajemen pengembangan kerjasama antara swasta sangat penting keberadaannya, khususnya
sekolah dan dunia usaha dalam upaya peningkatan bagi peserta didik di sekolah kejuruan. Untuk
mutu pendidikan. mewujudkan peran serta tersebut, pihak sekolah
Pendidikan merupakan salah satu upaya banyak bermitra dengan dunia usaha dan
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa indonesia dituangkan dalam bentuk kerjasama saling
supaya dalam persaingan global tidak tertinggal menguntungkan, dimana peserta didik dapat
jauh dengan bangsa lain. Dalam perspektif sejarah mengapresiasikan ilmu yang didapat pada bangku
persekolahan, kebermaknaan sekolah selalu dilihat sekolah kedalam dunia praktik yang sebenarnya.
dalam alasan kehadirannya sebagai institusi Salah satu keuntungan yang didapat pihak sekolah,
masyarakat, yaitu untuk memenuhi kebutuhannya yaitu sekolah dapat terbantu secara moral dan
(Satori, 2002:1). Salah satu kebutuhan tersebut material, sedangkan keuntungan dari pihak
adalah kemampuan lulusan yang dihasilkan suatu perusahaan juga sangat besar khususnya dalam
lembaga pendidikan tersebut dalam memenuhi hal penyiapan tenaga kerja, karena bila lulusan
keinginan masyarakat. Tentunya hal tersebut itu baik, mereka sebagai tenaga menengah maupun
membutuhkan kerjasama dari berbagai elemen, sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan latihan lagi
salah satunya masyarakat, dimana peran serta sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat
masyarakat dalam pendidikan sudah menjadi melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara
kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dalam relatif baik (Pidarta, 1988:197).
keberhasilan dunia pendidikan. Kerjasama yang Kerjasama yang dilakukan pihak sekolah,
dilakukan untuk mendukung proses tersebut khususnya sekolah kejuruan dengan pihak dunia
haruslah bersifat saling menguntungkan, sehingga usaha dilakukan secara berkala dan terus-menerus
pada akhirnya dapat bermuara pada pendidikan sehingga mencapai hasil yang maksimal. Pihak
yang optimal dan berkualitas. Hal tersebut dapat dunia usaha menyediakan sarana dan tenaga
dilihat dalam Pasal 54 Ayat 1 Undang-Undang praktisi yang sekaligus dapat membimbing anak
Nomor 20 Tahun 2003 yang berbunyi: Peran serta didik, sedangkan pihak sekolah membekali anak
masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta didik dengan teori-teori, sehingga nantinya terdapat
perorangan, kelompok, lembaga, organisasi profesi, sinergi antara keduanya.
pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu METODE
pelayanan pendidikan. Dengan adanya partisipasi
dari masyarakat tersebut, kualitas terbaik dari Jenis penelitian yang digunakan adalah
suatu sekolah atau lembaga pendidikan dapat penelitian studi kasus dengan menggunakan
dicapai sesuai dengan kebutuhan masyarakat. pendekatan kualitatif. Dalam penelitian studi kasus,
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
pendidikan merupakan tempat dimana mengamati dan menggali data-data dari objek
transformasi nilai dan budaya kepada peserta didik penelitian secara langsung. Data penelitian yang
berlangsung dan merupakan suatu wadah yang diperoleh berupa kata-kata dan tindakan yang
memiliki berbagai aspek pendukung dari luar selain diperoleh dari informan dengan menggunakan
dari dalam sekolah itu sendiri. Aspek tersebut teknik sample purposif. Pengumpulan data
adalah masyarakat sebagai lingkungan, dimana dilakukan dengan menggunakan teknik
pihak sekolah melakukan hubungan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
masyarakat melalui suatu hubungan yang positif Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
dan saling mendukung, dimana peran serta data berupa instrumen manusia, yaitu peneliti
masyarakat sangat penting dalam dunia sendiri. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan
pendidikan. Oleh karenanya masyarakat sebagai kegiatan trianggulasi data. Ada tiga tahapan dalam
konsumen dari lembaga pendidikan dan sekaligus penelitian ini, meliputi tahap persiapan,
sebagai mitra dari lembaga pendidikan berhak pelaksanaan, dan pelaporan. Analisis data dimulai
mengetahui tentang lembaga pendidikan sekolah dari tahap penelaahan data, tahap identifikasi dan
melalui pembinaan hubungan masyar akat klasifikasi data, dan tahap evaluasi data.
umumnya. Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai
Penyelenggaraan pendidikan bukan hanya instrument sekaligus pengumpul data. Menurut
peranserta masyarakat secara umum saja yang Moleong (2005:163), ciri khas penelitian kualitatif
Purnanto dan Imron, Manajemen Pengembangan Kerjasama Antara Sekolah dan Dunia Usaha 441

tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan menanyakan topik yang sama kepada informan
serta, namun peran penelitilah yang menentukan lainnya, contoh, data yang berasal dari Wakasek
keseluruhan skenarionya. Mengingat penelitian ini Humas mengenai sasaran mutu program Humas,
merupakan penelitian kualitatif sehingga peneliti kemudian dibandingkan dengan data yang sama
harus terjun langsung ke lapangan untuk dari Kepala Sekolah. Trianggulasi pengumpulan
mengamati serta menggali data-data dari objek data, membandingkan data yang diperoleh melalui
penelitian secara langsung, sehingga dapat teknik lainnya.
diperoleh data-data secara valid. Sebagai instrumen
kunci, tentunya peneliti harus mampu menelaah HASIL
setiap kasus yang terjadi sesuai dengan fokus
penelitian yang ada. Setelah peneliti mendapatkan Manajemen Pengembangan Kerjasama Sekolah dan
data-data yang diperlukan, selanjutnya peneliti Dunia Usaha
harus segera mengolah dan menganalisisnya Manajemen pengembangan kerjasama di
dengan segera, sehingga penarikan kesimpulan SMKN 3 Boyolangu terdapat struktur organisasi,
akan mudah dilakukan. 7 sasaran mutu (100% siswa dapat melaksanakan
Teknik pengambilan informan dalam Prakerin, Lomba Kompetensi Siswa/LKS tingkat
penelitian ini menggunakan teknik sample Jatim satu bidang lomba juara 1, mengadakan
purposif, orang-orang yang dianggap memiliki hubungan industri 50 skala regional dan 10 skala
informasi yang mendalam mengenai fokus nasional, nilai rata-rata uji kompetensi praktik 8,50,
penelitian. Sehingga selain dari informan kunci 70% peserta ujian sertifikasi dinyatakan lulus, 30%
pemilihan layak atau tidaknya informan juga lulusan bekerja di industri, dan 30% lulusan dapat
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman ditelusuri keberadaannya), 6 strategi pencapaian
peneliti. Wawancara dilakukan dengan informan mutu (mengoptimalkan kerja dari Kelompok Kerja
adalah jenis wawancara baku terbuka, dimana Praktik Kerja Industri/Prakerin bersama Kepala
informan mengetahui maksud dan tujuan Depar temen, melakukan seleksi dan
wawancara. Selain hal ini, peneliti juga mencari mengintensifkan pembimbingan calon peserta
sumber data baik berupa foto maupun dokumen- LKS, melakukan kunjungan dan kerjasama dengan
dokumen sekolah yang kemudian dicocokan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), bersama
dengan hasil wawancara, sehingga diperoleh data Kadep melaksanakan uji kompetensi,
yang valid. melaksanakan tamatan ke DU/DI, dan
Prosedur pengumpulan data menggunakan mengoptimalkan pemanfaatan data dan sumber
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Prosedur informasi yang ada untuk penelusuran tamatan, 21
pengumpulan data merupakan suatu langkah yang DU/DI yang bersedia berkerjasama, 525 siswa
sangat penting dalam sebuah penelitian. Jenis melaksanakan Prakerin, alur pelaksanaan
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini Prakerin, dan alur penyaluran tamatan ke dunia
adalah jenis wawancara tidak terstruktur dan usaha/industri.
terbuka. Wawancara dilakukan secara santai
namun terfokus pada pokok-pokok masalah,
karena sebelum kegiatan wawancara berlangsung Kendala dan Penanggulangan dalam Pengembangan
Kerjasama
terlebih dahulu meminta proposal yang telah peneliti
buat sehingga beliau mengerti informasi apa yang Kendala yang timbul dalam kerjasama,
peneliti perlukan sesuai fokus penelitian. seperti sulit mencari DU/DI yang bersedia
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan agar membuat perjanjian tertulis sebagai tanda
ditemukan temuan dan interpretasi yang absah, terjalinnya kemitraan antara sekolah dengan DU/
maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan DI, pihak DU/DI hanya bersedia membantu dalam
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah penyediaan tempat dalam pelaksanaan Prakerin,
teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan namun tidak bersedia membuat per janjian
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan kerjasama secara tertulis, kurangnya minat DU/
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap DI untuk menjalin kemitraan dengan sekolah,
data itu (Moleong, 2002:178). Trianggulasi yang bentuk kerjasama yang ditawarkan sekolah tidak
digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi dapat meyakinkan DU/DI untuk menjalin
sumber data dan teknik pengumpulan data. kerjasama yang saling menguntungkan. Hal
Trianggulasi sumber data dilakukan dengan cara, tersebut ditanggulangi dengan merevisi bentuk
442 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 439-444

kerjasama, melakukan analisis kegiatan, dan pendekatan yang lebih baik dan mendiskusikan
meyakinkan DU/DI dengan cara promosi yang dengan DU/DI sebagai mitra, untuk memperoleh
lebih meyakinkan. jalan terbaik agar kerjasama ini saling
menguntungkan dan terus dapat berkembang.
Keuntungan dan Kerugian dalam Pengembangan
Kerjasama PEMBAHASAN

Keuntungan bagi sekolah, dapat terbantu Manajemen Pengembangan Kerjasama antara


dalam penyediaan fasilitas penunjang pendidikan, Sekolah dan Dunia Usaha dalam Upaya Peningkatan
terbantu dalam penyediaan tempat praktik kerja Mutu Pendidikan
bagi siswa, dapat terbantu dalam kegiatan SMKN 3 Boyolangu merupakan salah satu
penyaluran lulusan, terbantu dalam penyediaan lembaga pendidikan kejuruan di Tulungagung yang
dana pendidikan, baik bagi siswa dan sekolah, berupaya terus melakukan perubahan secara
membantu membentuk sikap profesional pada bertahap untuk memenuhi tuntutan kesiapan lulusan
siswa. Keuntungan bagi perusahaan, mudah dalam yang siap kerja, serta berdedikasi tinggi untuk
melakukan pencarian dan perekrutan tenaga kerja, meraih kesempatan kerja. Salah satu upayanya,
dapat mengetahui karakter tenaga kerja yang SMKN 3 Boyolangu melakukan pengembangan
sesuai dengan DU/DI melalui Prakerin, sehingga kerjasama dengan dunia usaha yang dari tahun-
seleksi tenaga kerja lebih mudah, dapat dijadikan ketahun mengalami perubahan dan peningkatan,
sarana promosi DU/DI. Terkait dengan aspek guna tercapainya sasaran-sasaran mutu
kerugian, tidak ada data atau informasi yang pendidikan yang telah ditetapkan.
mampu mendeskripsikan kerugian kerjasama ini Untuk mencapai sasaran mutu ini, SMKN 3
bagi sekolah, namun dari informasi yang didapat Boyolangu mengacu pada penerapan sistem
dari salah satu DU/DI yang menjadi mitra sekolah, manajemen ISO 2001:2008 yang realisasinya
dapat diketahui kerugian bagi DU/DI khususnya meliputi kebijakan mutu, sasaran mutu, dan strategi
dalam program Prakerin, yaitu terganggunya pencapaian mutu. Untuk mencapai sasaran mutu
proses produksi karena pembimbingan yang yang telah ditetapkan, diperlukan keterlibatan dunia
dilakukan kepada siswa. usaha dalam setiap kegiatan di SMKN 3
Boyolangu. Untuk itu perlu adanya suatu
Aspek-aspek yang Dikerjasamakan dan Dampak bagi manajemen pengembangan kerjasama yang baik
Kedua Pihak antara sekolah dengan dunia usaha.
Aspek-aspek yang dikerjasamakan, meliputi:
pelaksanaan Prakerin, penyaluran tamatan, Kendala dan Penanggulangan dalam Pengembangan
pengadaan uji kompetensi, pengadaan fasilitas Kerjasama
penunjang, biaya pendidikan serta penyesuaian Kendala atau hambatan yang dihadapi
program sekolah dengan kebutuhan DU/DI. Dari SMKN 3 Boyolangu dalam pengembangan
uraian yang ada diketahui, kerjasama yang terjalin kerjasama sekolah dengan dunia usaha, terletak
berdampak positif bagi perkembangan perusahaan pada kurangnya pendekatan yang dilakukan
maupun bagi sekolah, untuk itu kerjasama ini perlu sekolah terhadap dunia usaha, sehingga pihak dunia
untuk terus dikembangkan dalam pelaksanaannya. usaha/industri tidak tertarik untuk melakukan
perjanjian tertulis dengan SMKN 3 Boyolangu,
Konflik-Konflik dan Pemecahan dalam Pengembang- namun bersedia menerima siswa yang
an Kerjasama melaksanakan Prakerin di tempat kerjanya. Bagi
dunia industri, pecapaian produksi barang lebih
Konflik-konflik dan pemecahan dalam
penting dari pada melaksanakan kerjasama
kerjasama sekolah dengan DU/DI ini, meliputi:
dengan sekolah yang nantinya dapat mengganggu
konflik yang terjadi dalam kerjasama yang
proses atau kegiatan di dunia usaha/industri
dilakukan sekolah dengan DU/DI cenderung
tersebut. Wena (1997:93) menarik kesimpulan
mengacu pada perbedaan tujuan, dimana sekolah
sebagai berikut:
bertujuan mendidik sedangkan DU/DI berorientasi
pada hasil produksi. Dalam upaya penyelesaian
Berbeda dari sekolah, dunia usaha tidak
konflik ini, sekolah perlu melakukan kegiatan
secara khusus dirancang sebagai tempat
Purnanto dan Imron, Manajemen Pengembangan Kerjasama Antara Sekolah dan Dunia Usaha 443

belajar, siswa kurang tahu secara jelas mencari tenaga-tenaga terampil yang dapat
apa yang harus dilakukan dan bagaimana direkrut untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan
melakukannya karena kurikulum yang tersebut. Namun ada sedikit yang menjadi kerugian
ada di dunia usaha lebih sederhana dari bagi pihak dunia usaha, yaitu proses pembimbingan
kurikulum sekolah, kegiatan di dunia akan berpengaruh pada proses produksi di
usaha bersifat produksi barang, sehingga perusahaan tersebut, karena waktu yang digunakan
apabila tidak perencanaan usaha belajar pada proses produksi di dunia usaha tersita dengan
yang tersistematis, dapat mengganggu bimbingan yang dilakukan.
kelancaran produksi barang, dunia
usaha merupakan dunia orang dewasa, Aspek-Aspek yang Dikerjasamakan dan Dampak bagi
sedangkan dunia sekolah merupakan Kedua Pihak
dunia remaja, sehingga kondisi dan
situasi tersebut dapat mengganggu Setiap kegiatan yang dilakukan SMKN 3
proses belajar siswa di industri, adanya Boyolangu, seringkali melibatkan dunia usaha/
konflik tujuan, yaitu dunia usaha dengan industri dalam pelaksanaannya. Dalam upaya
kepentingan produksi sedangkan peningkatan mutu pendidikan, SMKN 3 Boyolangu
sekolah dengan kepentingan latihan melakukan kerjasama di berbagai aspek dengan
yang bersifat mendidik, instruktur dalam dunia usaha/industri yang menjadi mitra sekolah.
kegiatan praktik di dunia usaha kurang Dalam kerjasama tersebut antara lain meliputi
memahami metode pembelajaran, dan pelaksanaan Prakerin, penyaluran tamatan,
perbedaan tempat belajar dapat pengadaan uji kompetensi, pengadaan fasilitas
mempengaruhi situasi belajar. penunjang kegiatan belajar-mengajar, serta dalam
penyusunan program-program sekolah. Hal yang
Penaggulangan kendala tersebut, pihak disarankan oleh pihak dunia usaha dalam
sekolah khususnya unit kerja Humas akan terus pelaksanaan kerjasama adalah melibatkan dunia
melakukan perbaikan-perbaikan dengan jalan usaha dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
melakukan sosialisasi dan pendekatan lebih penilaian program pendidikan sekolah menengah
mendalam terhadap dunia usaha/industri yang kejuruan serta Mempersiapkan pengalaman kerja
ditargetkan mampu untuk menjadi mitra sekolah. sebagai bagian dari pendidikan kejuruan (Caslin,
1984:19).
Dari aspek-aspek yang dikerjasamakan,
Keuntungan dan Kerugian dalam Pengembangan
Kerjasama Tentunya akan dirasakan dampak yang positif
maupun negatif yang dirasakan oleh pihak yang
Keuntungan yang di peroleh dari hasil berkerjasama. Dalam pelaksanaannya, dampak
kerjasama ini dirasakan oleh pihak-pihak yang negatif jarang dirasakan oleh kedua belah pihak,
melaksanakan kerjasama, baik sekolah maupun hal ini dikarenakan adanya rasa saling
dunia usaha. Pihak SMKN 3 Boyolangu, sangat membutuhkan yang mendasari program kerjasama
terbantu dalam peningkatan mutu pendidikan, ini. Dampak postif yang dapat dirasakan kedua
pelaksanaan Prakerin, penyaluran tamatan, dapat belah pihak tersebut dapat dideskripsikan sebagai
mengetahui perkembangan yang terjadi di dunia berikut. Bagi pihak SMKN 3 Boyolangu, dampak
usaha/industri. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dirasakan adalah sekolah dapat menekan
Soewandito dalam (Wena, 1997:54) yang biaya pendidikan dengan adanya bantuan-bantuan
mengatakan, manfaat tersebut meliputi: (1) yang diberikan dunia usaha, siswa lebih terampil,
terjaminnya relevansi program pendidikan; (2) sekolah mampu menyesuaikan program-program
mengetahui kecenderungan teknologi baru yang sesuai kebutuhan dunia usaha yang semakin
akan digunakan di industri; (3) mendapat berkembang, sekolah tidak selalu mengandalkan
pengetahuan mengenai teknik dan metode yang dana dari negara, namun dengan adanya
diterapkan di industri; (4) mendapatkan sumbangan dari dunia usaha peningkatan kualitas
pengalaman industri baik bagi siswa maupun staf pendidikan dapat berjalan lebih cepat sedangkan
pengajar; dan (5) menciptakan afiliasi kerja. bagi dunia usaha,dapat mempermudah dalam
Dalam Proses kerjasama ini pihak dunia pencarian tenaga ker ja yang terampil dan
usaha juga merasa diuntungkan, karena dapat berdedikasi tinggi.
444 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 439-444

Konflik-Konflik dan Pemecahan dalam ditemukan berbagai kendala. Keuntungan dan


Pengembangan Kerjasama kerugian yang timbul selama ini masih bisa diatasi
dengan berbagai upaya yang dilakukan, sehingga
Konflik-konflik yang terjadi dalam
hasilnya ber dampak positif atau saling
pengembangan kerjasama antara SMKN 3
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berbagai
Boyolangu dengan dunia usaha antara lain adalah
aspek yang dikerjasamakan antara SMKN 3
adanya konflik tujuan dimana sekolah yang
Boyolangu dengan dunia usaha/industri sangat
berorientasi untuk mendidik siswa, sedangkan
berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan
dunia usaha/industri berorientasi pada pencapaian
di SMKN 3 Boyolangu.
hasil produksi. Dalam pelaksanaannya, dunia
Untuk menghindari konflik yang timbul dalam
usaha/industri sulit diajak kerjasama dengan
kerjasama ini, kedua belah pihak mengikatkan diri
membuat perjanjian tertulis dengan pihak sekolah,
pada kerjasama sesuai nota kesepakatan kerja
namun bersedia sebagai tempat pelaksanaan
yang telah dibuat.
Prakerin.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan adanya penataan yang sistematis perlu Saran
dilakukan pada industri, agar konflik tujuan antara
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran
kepentingan produksi dan kepentingan latihan/
yang diajukan dirumuskan sebagai berikut: kepala
praktik tidak saling merugikan satu dengan yang
sekolah hendaknya meningkatkan terus kerjasama
lainnya. Selain itu, upaya yang dapat dilakukan
antara SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung dan
sekolah adalah dengan menciptakan rasa percaya
pihak dunia usaha/industri dengan manajemen atau
bagi dunia usaha/industri bahwa kegiatan yang
pengelolaan yang baik, sehingga dapat dicapai
dilakukan dalam mendidik siswa ini, tidak akan
manfaat yang lebih besar di masing-masing pihak,
menggu berjalannya proses produksi di dunia
Wakasek Humas hendaknya selalu mencari
usaha/industri tersebut.
terobosan baru dalam pengembangan kerjasama
ini, sehingga kedepan sekolah dapat lebih cepat
PENUTUP dalam mencapai peningkatan mutu pendidikan,
Kesimpulan Wakasek Humas lebih meningkatkan kinerjanya
dalam menjalin kerjasama-kerjasama baru dengan
Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik dunia usaha/industri, sehingga hasil yang dicapai
kesimpulan, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri sesuai dengan yang diharapkan, dan Kepala dunia
3 Boyolangu (SMKN 3 Boyolangu) menggunakan usaha/industri hendaknya bersikap terbuka
sistem manajemen ISO 2001:2008 sebagai acuan terhadap pihak sekolah mengenai masalah-
dalam pengembangan kerjasama dengan dunia masalah yang terkait dengan kerjasama ini,
usaha. Pelaksanaan pengembangan kerjasama sehingga dapat dicari solusi terbaik dalam
yang dilakukan SMKN 3 Boyolangu dengan dunia penyelesaiannya.
usaha/industri sebagai mitra, masih banyak

DAFTAR RUJUKAN

Caslin M. C. 1984. Using the commuity as a Satori, D. 2002. Implementasi Life Skills dalam
resource. Collaboration Vocational Konteks Pendidikan di Sekolah, (Online),
Educational And Private Sector. p. 167- (http://www.depdiknas.go.id, diakses 12
175. Arlington, VA: The Amer ican Desember 2010).
Vocational Association. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
Moleong, L. J. 2002. Metode Penelitian tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Jaringan Dokumentasi Bandung: Citra
Rosdakarya. Umbara.
Moleong, L. J. 2005. Metode Penelitian Wena, M. 1997. Pendidikan Kejuruan Sistem
Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarya. Ganda. Malang: IKIP Malang.
Pidarta, M. 1988. Manajemen Pendidikan
Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
STRATEGI PENINGKATAN MUTU MANAJEMEN
MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM SEKOLAH

Ida Ayu Yoni Septi

E-mail: septi.idaayu@gmail.com
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang 65145

Abstract: The purpose of this research to describe some of the things that include strategic planning
process to improve the quality of management through school programs, the implementation of the
school program, school program evaluation process, the constraints and solving problems encountered
in the implementation of quality improvement strategies through the management of the school
program. This type of research is a case study using a qualitative approach. In the case study, the
researchers plunge directly into the field to observe and explore the data of the object of research.
The data was collected using interview techniques, observation, field notes and documentation.
Based on the results of data analysis, it is concluded as follows. First, strategic planning activities to
improve the quality of management through the school program are designed to follow the program
created after the previous program evaluation. Second, there are programs that include religious
guidance, coaching smart kids, coaching sympathetic teachers, and creating a beautiful environment.
Third, the implementation of the monitoring program carried out internally and externally. Fourth,
constraints faced in the implementation of school programs to improve the quality of education
management is the management of human resources and administrative in school facilities and
infrastructure are still weak so it is necessary to evaluate the implementation of school programs and
make improvements to better regulate the management of human resources and administrative in
school facilities and infrastructure.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan beberapa hal yang mencakup proses perencanaan
strategi peningkatan mutu manajemen melalui program sekolah, proses pelaksanaan program sekolah,
proses evaluasi program sekolah, kendala-kendala serta pemecahan masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan strategi peningkatan mutu manajemen melalui program sekolah. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian
studi kasus, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan menggali data dari objek
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan, catatan
lapangan dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, kegiatan perencanaan strategi peningkatan mutu manajemen melalui program sekolah
merupakan rancangan untuk menindaklanjuti program-progam terdahulu setelah dilakukan evaluasi
program. Kedua, program-program yang ada antara lain pembinaan keagamaan, pembinaan anak
cerdas, pembinaan guru simpatik, dan penciptaan lingkungan asri. Ketiga, pengawasan pelaksanaan
program dilakukan secara internal dan ekternal. Keempat, Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program sekolah untuk meningkatkan mutu manajemen pendidikan adalah pengelolaan sumber daya
manusia serta pengelolahan sarana dan prasarana sekolah yang masih lemah sehingga perlu dilakukan
evaluasi pada pelaksanaan program sekolah dan melakukan perbaikan-perbaikan dengan lebih
menertibkan pengelolaan sumber daya manusia serta pengelolahan sarana dan prasarana sekolah.

Kata Kunci: strategi, mutu manajemen, dan program sekolah

Pendidikan merupakan bagian penting dari proses kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian
pembangunan nasional yang ikut menentukan (Mulyasa, 2009). Dalam Undang-undang Sistem
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
juga merupakan investasi dalam pengembangan disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
sumberdaya manusia, dimana peningkatan dan terencana untuk menciptakan suasana belajar
kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor agar peserta didik secara aktif mengembangkan
pendukung upaya manusia dalam mengarungi potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
445
446 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 445-453

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, mutu tetap terkontrol, harus ada standar
kecerdasan, sikap sosial, dan ketrampilan yang yang diatur dan disepakati secara
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan nasional untuk dijadikan indikator
Negara. Dengan demikian diketahuibahwa evaluasi keberhasilan peningkatan mutu
pendidikan merupakan suatu sistem terencana tersebut. Pemikiran ini telah mendorong
untuk menciptakan manusia seutuhnya. munculnya pendekatan baru, yakni
Sekolah merupakan sebuah institusi tempat pengelolaan peningkatan mutu
dibentuknya sumber daya manusia untuk menjadi pendidikan di masa mendatang harus
manusia-manusia yang berkepribadian unggul di berbasis sekolah sebagai institusi paling
masa sekarang dan di masa yang akan datang. depan dalam kegiatan pendidikan.
Sekolah Dasar sebagai tingkat pendidikan dasar
bertujuan untuk memberikan dasar pengetahuan, Berdasarkan dari pendapat di atas dapat
sikap dan keterampilan bagi peserta didik. diketahui bahwa dalam melaksanakan peningkatan
Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya mutu, proses peningkatan mutu tersebut haruslah
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri terkontrol dan sesuai dengan standar dengan
peserta didik. Untuk menjadi sekolah dasar yang Nasional atau lebih dikenal dengan manajemen
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah.
bermutu, sekolah dasar harus memiliki strategi Dalam melaksanakan peningkatan mutu berbasis
manajemen yang bermutu pula. sekolah, sekolah sebagai sebuah organisasi
Strategi peningkatan manajemen mutu dalam pendidikan harus memiliki visi, misi dan tujuan yang
pendidikan adalah suatu kesatuan rencana yang jelas. Visi, misi serta tujuan tersebut dapat
dirancang secara berkelanjutan oleh lembaga diimplementasikan melalui program-program
pendidikan (sekolah) dengan tujuan meningkatkan sekolah. Alma (2008:64) mendefinisikan strategi
pengelolaan lembaga pendidikan (sekolah) secara merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan
lebih efektif, efisien, dan berkeadilan untuk terintegrasi yang menghubungkan antara kesatuan
mewujudkan mutu atau keunggulan. Strategi internal organisasi dengan peluang dan ancaman
peningkatan manajemen mutu pendidikan juga dapat lingkungan eksternalnya. Strategi dirancang untuk
diartikan sebagai suatu rencana bagaimana sebuah memastikan tujuan organisasi dapat dicapai melalui
pendidikan persekolahan harus dikelolah secara implementasi yang tepat. Substansi strategi pada
efektif, efisien, dan berkeadilan untuk mewujudkan dasarnya adalah rencana. Sedangkan Sagala
mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan. (2009:130) menyatakan bahwa manajemen
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha strategi adalah proses formulasi dan implementasi
yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam rencana dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
agenda sekolah dalam upaya penyelenggaraan dengan hal-hal vital, dapat menembus (pervasif),
pendidikan. Umaedi (1999:1) menyatakan: dan berkesinambungan bagi suatu organisasi
secara keseluruhan.
Sekolah sebagai unit pelaksana Program-program sekolah tersebut
pendidikan formal terdepan dengan merupakan kumpulan kegiatan nyata sekolah yang
berbagai keragaman potensi anak didik dirancang secara sistematis dan terpadu untuk
yang memerlukan layanan pendidikan mencapai tujuan sekolah. Sekolah Dasar (SD)
yang beragam, kondisi lingkungan yang Muhammadiyah 9 Malang saat ini sedang berupaya
berbeda satu dengan lainnya, maka dan berusaha menjadi sekolah yang berkarakter dan
sekolah harus dinamis dan kreatif dalam berbasis keunggulan. SD Muhammadiyah 9 Malang
melaksanakan perannya untuk merupakan salah satu Amal Usaha Muhammadiyah
mengupayakan peningkatan kualitas/ (UAM) di Kota Malang dan manajemennya dibina
mutu pendidikan. Hal ini akan dapat oleh Tim Pengembang dari Universitas
dilaksanakan apabila sekolah dengan Muhammadiyah Malang. Sebagai sekolah swasta,
berbagai keragamannya itu, diberikan SD ini ingin membuktikan keberadaan dan
kepercayaan untuk mengatur dan keunggulannya sebagai sekolah yang bermutu
mengurus dirinya sendiri sesuai dengan dimata pendidikan dan masyarakat luas khususnya
kondisi lingkungan dan kebutuhan anak di Kota Malang. Hal ini terbukti pada tahun 2007
didiknya. Walaupun demikian, agar mutu SD Muhammadiyah memperoleh akreditasi A
tetap terjaga dan proses peningkatan dari Badan Akreditasi Nasional-Sekolah/Madrasah
Septi, Strategi Peningkatan Mutu Manajemen melalui Pengembangan Program Sekolah 447

(BAP-S/M). SD Muhammadiyah 9 Malang terus Lokasi penelitian ini adalah SD


berupaya mempertahankan dan mengembangkan Muhammadyah 9 Panglima Sudirman Malang
prestasi yang telah diraih. Prestasi tersebut antara yang beralamatkan di Jalan Tumenggung Suryo
lain dengan tercapainya kelulusan Ujian Akhir No. 5 Malang, Jawa Timur. Dari segi fisik, SD
Nasional (UAN) oleh seluruh siswa kelas 6 pada Muhammadyah 9 Malang terdiri dari bangunan
tiap tahunnya dan dimenangkannya berbagai yang bagus dan simple. Letaknya strategis berada
penghargaan bagi siswa pada saat mengikuti di dekat jalan raya serta berdekatan dengan
olympiade dan event perlombaan baik tingkat lokal kawasan lembaga pendidikan lain seperti Taman
maupun Nasional. Salah satu strategi dalam Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK
mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang ABA) 10, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
telah diraih adalah dengan mengembangkan Negeri 5 Malang, SMP Negeri 20 Malang, Sekolah
program-program sekolah yang berpotensi untuk Menengah Atas (SMA) Arjuna Malang, SMP
membentuk peserta didik menjadi manusia-manusia Taman Siswa dan SMA Taman Dewasa, Sekolah
yang unggul dan berkarakter di masa sekarang dan Menengah Ilmu Perhotelan (SMIP) Pratnya
masa mendatang. Paramita Malang, dan SMA Cokroaminoto
Malang. SD Muhammadiyah 9 Malang merupakan
METODE salah satu sekolah favorit dan memiliki prestasi
akademik dan non-akademik. Peneliti tertarik
Penelitian ini menggunakan pendekatan melakukan penelitian karena SD Muhammadiyah
kualitatif yang nantinya akan menghasilkan data 9 Malang meskipun sebagai sekolah swasta dan
deskriptif yang bisa berbentuk lisan maupun tulisan tidak berlokasi di tengah kota tetapi merupakan
dari informan dan nara sumber. Bogdan dan Taylor salah satu tujuan orangtua dalam menyekolahkan
(dalam Ulfatin, 2004:3), mendefinisikan metodologi anaknya untuk menempuh pendidikan dasar.
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang Bahkan SD Muhammadiyah 9 Malang ini mampu
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata menonjolkan diri sebagai sekolah swasta favorit
tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dibandingkan sekolah-sekolah lain di sekitarnya.
diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada suatu Sumber data dari penelitian ini adalah kepala
latar atau individu yang diamati secara holistic atau sekolah yang telah memberikan wewenang kepada
utuh. Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian wakil kepala sekolah bidang akademik, kepala
yang berusaha dan mencoba mengungkap rahasia, urusan kesiswaan, guru kelas, guru bidang studi,
fenomena, ataupun permasalahan di suatu tempat dan pembina ektrakurikuler. Peneliti menggunakan
atau lokasi penelitian. Data yang dihasilkan berupa prosedur pengumpulan data dengan menggunakan
data natural sesuai keadaan yang sebenarnya di teknik pengamatan atau observasi, wawancara,
lokasi. Penelitian kualitatif ini sangat mementingkan catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data
naturalistik dan keaslian data yang diperoleh melalui dilakukan selama dan sesudah peneliti
metode yang digunakan. mendapatkan data dari subjek penelitian, dengan
Pendekatan yang dipakai pada penelitian ini melakukan pemilihan data yang sesuai dengan
adalah pendekatan kualitatif untuk mengungkap fokus penelitian. Bogdan dan Biklen (dalam
fenomena yang ada. Rancangan penelitian yang Moleong, 2009) menyatakan analisis data adalah
digunakan adalah studi kasus, yang merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
salah satu bentuk rancangan kualitatif dengan mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi
menekankan pada pengungkapan secara rinci dan satuan yang dapat dikelolah, mensisntesiskannya,
mendalam terhadap suatu objek dan peristiwa, guna mencari dan menemukan pola, menemukan apa
memperoleh pengetahuan tentang subjek dan yang penting dan apa yang dipelajari, dan
suatu peristiwa tertentu. Pendekatan kualitatif jenis memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
studi kasus sering digunakan untuk penyelidikan orang lain. Data yang didapat langsung dianalisis
secara mendalam terhadap individu, kelompok atau dan dipilih sesuai dengan permasalahan yang
institusi tujuannya adalah untuk mempertahankan dibutuhkan. Melalui wawancara akan diketahui
unsur dari objek dan untuk mengetahui tentang tentang apa yang terkandung di dalam pikiran/hati
bagaimana dan mengapa bisa terjadi. Studi kasus orang, pandangan orang tentang sesuatu, makna
dapat diartikan sebagai suatu pendekatan dengan menurut perkataan atau hal lain yang tidak
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara diketahui melalui observasi.
intensif dan rinci.
448 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 445-453

HASIL creativecurriculum; PAKEMI (Pembelajaran,


Kegiatan Perencanaan Strategi Peningkatan Mutu
Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan
Manajemen Melalui Program Sekolah di SD Inovatif); program pembelajaran keluar melalui
Muhammadiyah 9 Malang studi ekskursi atau outbond; multilingual
methods (Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa,
Kegiatan perencanaan strategi peningkatan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab); berkaloborasi
mutu melaui program sekolah di SD dengan Universitas Muhammadiyah untuk
Muhammadiyah 9 Malang dilakukan 6 bulan membentuk guru profesional.
sebelum awal tahun ajaran baru yang dihadiri Orangtua murid berperan aktif dalam
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, seluruh pelaksanaan kegiatan-kegiatan di sekolah.
kepala urusan sekolah serta bendahara. Pada saat Partisipasi wali murid ini diwadahi dalam
rapat pimpinan ini program-program dibahas dan paguyuban yang dinamakan majelis Talim yang
jika ada masukkan pada program-program maka menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keislaman
akan ditambahkan serta disesuaikan dengan orangtua murid. Pada saat pemilihan
kondisi dan anggaran yang ada. ektrakurukuler yang akan diambil siswa, pemilihan
Perumusan program-program adalah analisis melibatkan orangtua murid. Semuanya sesuai
dari evaluasi pelaksanaan program pada tahun lalu. dengan persetujuan wali murid. Kemudian bila ada
Pada proses perencanaan, majelis Talim sebagai lomba, orangtua harus meberikan izin anaknya ikut
perwakilan dari wali murid beserta seluruh guru dalam lomba tersebut melalui surat tertulis. Jika
dan karyawan dimintai pendapat bagaimana ada lomba yang diikuti siswa, selalu ada pertemuan
perencanaaan atau program pendukung apa yang dan latihan yang akan dipantau dan didukung oleh
bisa dihadirkan pada tahun ajaran baru berikutnya. orangtua siswa yang ikut lomba.
Hal tersebut dilakukan baik secara pertemuan Kemudian, orangtua ikut mengevaluasi
maupun dengan mengedarkan angket. palaksanaan. Baik lomba maupun kegiatan
Pada kegiatan perencanaan, ada kerjasama ektrakurikuler rutin. Orangtua memantau secara
antara sekolah dengan Tim Pengembang dari langsung dan bisa melaporkan jika ada kekurangan
Universitas Muhammadiyah Malang. Pada proses kepada sekolah untuk sama-sama diperbaiki.
perencanaan, selalu ada pertemuan rutin oleh Partisipasi wali murid juga termasuk untuk urusan
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah dengan dana dan kegiatan pada tiap program-program.
Tim Pengembang untuk mengemukakan Paguyuban mengatur sendiri uang untuk membantu
perencanaan tahunan. Apabila ada hal baru yang program-program sekolah. Pada kegiatan
berhubungan dengan program-program di sekolah, pelaksanaan program-program, sekolah juga sering
Tim pengembang mengadakan pertemuan dengan bekerja sama dengan pihak luar seperti, Primagama
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah untuk dalam kegiatan Try Out kelas 6, dengan susu Milo
memberitahukan hal tersebut kemudian Kepala dalam pelaksanaan lomba-lomba dan pengetahuan
Sekolah menyampaikan kepada seluruh komponen mengenai pentingnya minum susu bagi pertumbuhan,
sekolah. mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah
dalam acara cuci tangan dan potong kuku serta ada
Kegiatan Pelaksanaan Strategi Peningkatan Mutu pula guru tamu, yaitu pembelajaran tematik yang
Manajemen Melalui Program Sekolah di SD pematerinya adalah orangtua murid dan materinya
Muhammadiyah 9 Malang sesuai dengan profesi orangtua murid tersebut. SD
Muhammadiyah 9 Malang sebagai pelopor program
Program-program yang dilaksanakan di SD Clean Green Higiens (CGH) yang bekerja sama
Muhammadiyah 9 Malang sesuai dengan visi, misi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM).
dan tujuan sekolah adalah pembinaan keagamaan
dan kepribadian Islami, pembinaan anak cerdas,
pembinaaan guru simpatik dan penciptaan Kegiatan Pengawasan Strategi Peningkatan Mutu
lingkuangan asri. Program-program sekolah juga Manajemen Melalui Program Sekolah di SD
Muhammadiyah 9 Malang
didukung dengan adanya small class (kelas kecil);
team teaching; thematic teaching and learning; Pengawasan program-program di SD
moving class; multiple intelegence dengan Muhammadiyah 9 Malang oleh dilakukan dengan
mengembangkan pembelajaran secara utuh dari pemantauan pada saat pelaksanaan kegiatan-
aspek intelektual emosional, spiritual dan physical; kegiatan di sekolah. Evaluasi dan penilaian
Septi, Strategi Peningkatan Mutu Manajemen melalui Pengembangan Program Sekolah 449

dilakukan pada saat rapat-rapat mingguan, bulanan pelaksanaan saat kegiatan berlangsung. Akan tetapi
dan tahuan. Kepala sekolah memberikan arahan program-program di SD Muhammadiyah 9 Malang
dan petunjuk pelaksanaan jika ada sesuatu yang belum ada yang memfokuskan pada peningkatan
kurang sesuai dengan tujuan dilaksanaankan mutu untuk tenaga pendidikan yaitu program khusus
program. Pada saat rapat pimpinan akhir tahun untuk karyawan dan pegawai. Program yang ada
kepala sekolah memberikan evaluasi untuk di SD Muhammadiyah 9 Malang ini perlu sedikit
perbaikan program ke depan. Dari hasil evaluasi perbaikkan atau penambahan guna peningkatan
tersebut maka bisa digunakan sebagai acuan dalam mutu terutama pada bidang yang masih sedikit sekali
perumusan penyususnan program tahun depan mandapatkan perhatian seperti pada tenaga
apakah ada penambahan atau pengurangan pendidikan, sehingga dari penelitian ini akan
program. Akan lebih mudah dalam merumuskan diberikan masukkan dan saran mengenai
pogram karena sudah mempunyai acuan dan perencanaan program-program di SD
melihat dari hasil pelaksanaan program tahun Muhammadiyah 9 Malang dengan memberi
sebelumnya. tambahan program yang baru guna peningkatan
Evaluasi juga dilakukan oleh Majelis Ta;lim mutu manajemen sekolah dengan adanya perogram
sebagai paguyuban yang mewadahi partisipasi wali khusus untuk tenaga pendidikan. Perencanaan
murid dengan member ikan penilaian dari program di SD Muhammadiyah 9 Malang seluruh
pengawasan wali murid secara langsung pada saat steakholder dimulai dari 6 bulan sebelum tahun
pelaksanaan program berlangsung. Wali murid ajaran baru yaitu:setiap kepala urusan melakukan
memberikan masukkan dan saran untuk perbaikkan evaluasi programnya tahun lalu dengan rinci. Proses
program tahun depan. Semua kritik dan saran serta evaluasi untuk mencari seberapa jauh program
hasil evaluasi dan penilaian akan dijadikan acuan tersebut berhasil mencapai tujuan dan dapat
juga dalam merumuskan program selanjutnya. bermanfaat bagi sekolah. Evaluasi tersebut dijadikan
dasar dalam penentuan dan perumusan program-
Kendala dan Penanggulangan Pelaksanaan Program program sekolah yang akan datang. Sedangkan kritik
Sekolah dalam Strategi Peningkatan Mutu dan saran dari wali murid, akan dilakukan
Manajemen di SD Muhammadiyah 9 Malang pengurangan atau penambahan pelaksanaan
program-program yang ada.
Kendala dalam pelaksanaan program sekolah Program-program yang telah disusun oleh
meliputi: kedisiplinan guru maupun murid secara tiap-tiap kepala urusan kemudian dibahas di rapat
personal yang mengganggu jalannya suatu kegiatan, tahunan yang dihadiri oleh kepala sekolah, wakil
dan kendala teknis dari sarana atau prasarana kepala sekolah, para kepala urusan dan bendahara.
sekolah yang di luar dugaan kurang atau tidak bisa Pada rapat ini semua program disampaikan dan
digunakan pada saat kegiatan berlangung. diberi kesempatan untuk saling memberikan
Penanggulangan kendala dalam pelaksanaan masukan dan kritik. Seluruh masukkan dan kritik
program sekolah meliputi: mengevaluasi kembali akan ditampung oleh kepala sekolah dan para wakil
tata tertib sekolah baik bagi guru maupun siswa, kepala urusan serta bendahara untuk dicari
mengevaluasi adanya sarana dan prasarana kesimpulannya. Setelah mendapatkan hasil pada
sekolah yang masih baik dan sudah rusak, dan lebih rapat tersebut, bendahara akan melaksanakan
menanamkan kesadaran diri tentang tanggung tugasnya dengan cara penganggaran dana untuk
jawab dan kedisplinan baik bagi guru maupun pelaksanaan program. Pelaksanaan disesuaikan
siswa. dengan anggaran dana yang ada.
Perencanaan dan pelaksanaan program-
PEMBAHASAN program sekolah tidak dilakukan sendiri oleh para
kepala urusan akan tetapi juga dibantu oleh seluruh
Kegiatan Perencanaan Strategi Peningkatan Mutu
komponen sekolah melaui angket serta kritik dan
Manajemen Melalui Program Sekolah di SD
Muhammadiyah 9 Malang saran. Para orangtua murid juga dilibatkan dalam
hal ini melalui pengawasan secara langsung
Rencana program-program yang telah dibuat pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah yang
di SD Muhammadiyah 9 Malang sebagian besar kemudian dapat disampaikan pada sekolah guna
merupakan rancangan untuk menindaklanjuti mengevaluasi pelaksanaan program yang ada
program-progam terdahulu. Hal ini terlihat dari untuk kemudian evaluasi tersebut sebagai bahan
banyaknya perbaikan-perbaikan teknis pada perencanaan program kedepan.
450 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 445-453

Rencana yang telah disepakai pada rapat dan tujuan sekolah adalah pembinaan keagamaan
tahunan kemudian akan diajukan pada Tim dan kepribadian Islami, pembinaan anak cerdas,
Pengembang Universitas Muhammadiyah pembinaaan guru simpatik dan penciptaan
kemudian diteruskan pada Majelis Dikdasmen lingkuangan asri. Dalam pengimplementasian
Muhammadiyah untuk disetujui. Jatmiko (2004:17) strategi peningkatan mutu manajemen, sekolah
mengungkapkan bahwa manajemen stratejik memiliki tanggung jawab untuk mengelola dirinya
dikembangkan dari fungsi perencanaan berkaitan dengan permasalahan administrasi,
manajemen. Perencanaan (Planning) adalah keuangan dan fungsi setiap personel sekolah di
proses penentu sasaran-sasaran yang akan dicapai dalam kerangka arah dan kebijakan yang telah
dalam periode waktu tertentu dimasa mendatang dirumuskan oleh pemerintah.
dan bagaimana mencapai sasaran-sasaran Bersama-sama dengan orangtua dan
tersebut. Selain itu ia juga mengemukakan bahwa: masyarakat, sekolah harus membuat keputusan,
mengatur skala prioritas di samping harus
Perencanaan stratejik adalah suatu menyediakan lingkungan kerja yang lebih
proses yang teratur dimana manajemen profesional bagi gur u, dan meningkatkan
puncak menentukan atau menetapkan pengetahuan dan kemampuan serta keyakinan
sasaran organisasional, strategi-strategi masyarakat tentang sekolah/pendidikan. Kepala
yang diperlukan untuk mencapai sekolah harus tampil sebagai koordinator dari
sasaran-sasaran tersebut, jangka waktu sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok
yang diperlukan untuk mencapai yang berbeda di dalam masyarakat sekolah dan
sasaran, serta aktivitas dan tindakan- secara profesional harus terlibat dalam setiap
tindakan para manajemen puncak yang proses perubahan di sekolah melalui penerapan
diperlukan untuk melaksanakan strategi prinsip-prinsip pengelolaan kualitas total dengan
secara tepat. menciptakan kompetisi dan penghargaan di dalam
sekolah itu sendiri maupun sekolah lain.
Sementara itu Dirgantoro (2004:7) menyatakan Dirgantoro (2004:14) mengungkapkan bahwa
formulasi strategi yakni penekanan pada aktivitas- tahap implementasi strategi menekankan pada
aktivitas utama yakni, (1) menyiapkan strategi aktivitas sebagai berikut: menetapkan tujuan
alternatif; (2) pemilihan strategi; dan (3) menetapkan tahunan, menetapkan kebijakan (policy),
strategi yang akan digunakan. Perencanaan strategi memotivasi karyawan, mengembangkan budaya
manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mendukung, menetapkan struktur organisasi
merupakan fungsi dari perencanaan manajemen yang efektif, menyiapkan budget, mendayagu-
yang di dalamnya mencakup pelaksanaan, nakan sistem infromasi, menghubungkan
penyiapan dan penetapan dalam jangka waktu kompensasi karyawan dengan performance
tertentu sebuah strategi yang akan digunakan untuk perusahaan, tanggngjawab, dan dedikasi dalam
melakukan perubahan dalam pendidikan. pekerjaan.
Sedangkan Heruzzuddin (2010:1) menyatakan
dalam merumuskan program kerja sekolah, ada Kegiatan Pengawasan Strategi Peningkatan Mutu
beberapa hal yang perlu diperhatikan: (1) Program Manajemen Melalui Program Sekolah di SD
kerja sekolah merupakan implemantasi dari tujuan Muhammadiyah 9 Malang
dan strategi sekolah, jadi dalam merumuskannya
harus seirama dengan tujuan dan strategi yang telah Keefektifan pelaksanaan strategi peningkatan
ditetapkan; (2) Dalam merumuskan program mutu manajemen pendidikan dapat diketahui atau
sekolah harus ditentukan siapa yang akan menjadi dilihat melalui evaluasi strategi. Dirgantoro
penanggungjawab masing-masing program kerja (2004:14) menuturkan bahwa aktivitas-aktivitas
sekolah dan kapan langkah tersebut selesai. utama dalam evaluasi strategi mencakup (1) review
faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar
dari strategi yang sudah ada; (2) menilai
Kegiatan Pelaksanaan Strategi Peningkatan Mutu
performance strategi; dan (3) melakukan langkah
Manajemen Melalui Program Sekolah di SD
Muhammadiyah 9 Malang koreksi. Sementara itu Jatmiko (2004:259)
menyatakan bahwa pengendalian didefinisikan
Program-program yang dilaksanakan di SD sebagai suatu aktivitas membuat sesuatu agar
Muhammadiyah 9 Malang sesuai dengan visi, misi menjadi sesuai dengan apa yang direncanakan
Septi, Strategi Peningkatan Mutu Manajemen melalui Pengembangan Program Sekolah 451

untuk terjadi. Pengendalian strategi dilakukan oleh waka. Sedangkan pertemuan bulanan dan tahunan
manajer yang tujuannya adalah untuk memastikan hanya untuk evaluasi bersama.
bahwa rencana-rencana menjadi kenyataan, Pada tiap-tiap per temuan tiap bagian
sehingga mereka perlu memahami dengan jelas menuturkan permasalahan masing-masing untuk
tentang apa realitas atau kenyataan yang diketahui kemudian dicari bersama solusinya.
direncanakan. Tujuan pengendalian dan evaluasi Pertemuan harian hanya dilakukan pada saat ada
strategi adalah untuk memonitor serta kebutuhan informasi yang harus segera
mengevaluasi kemajuan terhadap usaha-usaha disampaikan. Jadi tiap-tiap bagian membuat jadwal
pencapaian sasaran organisasi yang dalam hal ini pertemuan sendiri-sendiri untuk melakukan
adalah sekolah sebagai lembaga pendidikan. evaluasi. Semua rapat yang dilakukan oleh tiap
Evaluasi dan pengendalian untuk mengarahkan bagian akan dilaporkan pada saat pertemuan
atau memperbaiki proses strategi, atau mengubah bulanan dan tahunan. Menjelang akhir tahun
rencana strategi yang lebih tepat agar sesuai pelajaran kepala sekolah melakukan penilaian
dengan situasi lingkungan dan tujuan semula. terhadap keseluruhan program yang telah
Evaluasi juga dilakukan secara bertahap pada dilaporkan oleh seluruh kepala urusan dengan
setiap harian, mingguan, dan bulanan. Pada bidang menggunakan standar operasioal prosedur.
kurikulum, guru kelas secara internal dan Evaluasi dilakukan dengan melihat sejauh mana
keseluruhan mengadakan rapat dari hari Senin ketercapaian tujuan dari perencanaan yang telah
sampai Sabtu pada saat kegiatan belajar mengajar dibuat. Jika pada evaluasi masih diketahui tidak
selesai. Kemudian tiap akhir minggu dilakukan sesuai dengan tujuan-tujuan tiap program, maka
rapat bersama kepala urusan tiap-tiap bagian. akan ditindaklanjuti dengan melakukan penangan
Permasalah yang dibahas dimulai dari yang kecil- lebih serius dan mencari tahu permasalahan
kecil agar bisa segera ditangani. kemudian mencari solusinya. Sedangkan secara
Pada program pembinaan keagamaan dan ekternal yang pengawasan dilakukan oleh Majelis
kepribadian Islami, pengawasan pertama dilakukan Dikdasmen Muhammadiyah.
dengan presensi. Selain itu seluruh siswa dalam
beraktifitas selalu didampingi oleh guru dan ada Kendala dan Penanggulangan Pelaksanaan Program
juga guru yang berkeliling dari kelas ke kelas untuk Sekolah dalam Strategi Peningkatan Mutu
melakukan pengawasan. Setiap akir bulan selalu Manajemen di SD Muhammadiyah 9 Malang
ada evaluasi berupa tes untuk berwudhu, sholat
dan mengaji. Periode panilaiannya berdasarkan Kendala atau hambatan yang dihadapi SD
kesepakatan kelas yaitu harian, mingguan atau Muhammadiyah 9 Malang pada pelaksanaan
bulanan. Penilaian dari pengawasan tertangkum program sekolah untuk meningkatkan mutu
pada raport untuk dievaluasikan semester depan. manajemen pendidikan terletak di pengelolaan
SD Muhammadiyah 9 Malang memiliki 4 rapor sumber daya manusia dan juga pengelolahan sarana
yaitu, kuantitatif, kualitati, raport ektrakurikuler dan dan prasarana sekolahnya yang kurang baik.
raport ISMUBA. Adanya ketidakdisplinan diri guru dan karyawan
Pengawasan tiap kegiatan yang ada di di sekolah akan berdampak berkurangnya kinerja
sekolah tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak guru dan karyawan. Hal ini hal ini tampak pada
sekolah saja, oleh karena itu sekolah juga bekerja ketidakdisplinan peserta didik dan kurang
sama dengan orangtua siswa. Orangtua ikut serta kontrolnya kualitas sarana dan prasarana sekolah
mengawasi tingkahlaku dan perkembangan belajar sehingga menghambat jalannya kegiatan sekolah.
anak yang bisa dilaporkan kepada sekolah untuk Meskipun hal ini menurut sekolah bukan hambatan
dibenahi jika ada permasalahan pada anaknya. yang besar yang bisa segera ditangani, namun
Melalui laporan, saran atau kritik dari orang tua perbaikan masalah hendaknya dimulai dari hal
siswa tersebut, sekolah akan mengadakan evaluasi yang kecil sebelum menjadi masalah yang besar.
atau pembenahan. Secara internal pengawasan Menurut Imron dalam Fauzi (2009:1) disiplin guru
terhadap program-program di SD Muhammadiyah adalah:suatu keadaan tertib dan teratur yang
9 Malang dilakukan secara langsung oleh kepala dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa
sekolah. Pada pelaksanaannya, wakil kepala ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan
sekolah dan para kepala urusan besarta wali murid baik secara langsungmaupun tidak langsung
selalu memantau. Kemudian dilaksanakan terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap
pertemuan mingguan antara kepala sekolah dan sekolah secara keseluruhan.
452 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 445-453

Berdasarkan pandangan dari pendapat setelah dilakukan evaluasi program. Kedua,


tersebut, dan dilihat dari kondisi yang ada di program-program yang dilaksanakan di SD
lapangan ter dapat kesamaan fakta bahwa Muhammadiyah 9 Malang bercermin dari visi, misi
kedisplinan diri merupakan hal penting dalam dan tujuan sekolah. Pedoman pembuatan
organisasi agar tercapai tujuan. Peneliti dapat programprogram yang ada adalah pembinaan
menyimpulkan bahwa hambatan pelaksanaan keagamaan, pembinaan anak cerdas, pembinaan
program sekolah berupa ketidakdisiplinan guru dan guru simpatik dan penciptaan lingkungan asri yang
karyawan di SD Muhammadiyah 9 Malang setiap tahunnya selalu dilakukan perbaikkan-
merupakan awal dari datangnya hambatan lain perbaikkan pada pelaksanaannya. Ketiga,
berupa ketidakdisplinan peserta didik dan pengawasan pelaksanaan pr ogram di SD
permasalahan teknis pada sarana dan prasarana Muhammadiyah 9 Malang dilakukan secara
yang ada di sekolah. Berdasarkan permasalahan internal dan ekternal. Kemepat, Kendala yang
di atas, maka untuk menanggulangi kendala dihadapi SD Muhammadiyah 9 Malang pada
tersebut pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah pelaksanaan program sekolah untuk meningkatkan
beserta Wakil dan Kepala mutu manajemen pendidikan adalah pengelolaan
Urusan akan terus melakukan evaluasi sumber daya manusia serta pengelolahan sarana
pelaksanaan program sekolah dan melakukan dan prasarana sekolah yang masih lemah sehingga
perbaikan-perbaikan dengan jalan lebih menegakan perlu dilakukan evaluasi pada pelaksanaan program
tata tertib bagi guru/karyawan dan peserta didik sekolah dan melakukan perbaikan-perbaikan
serta selalu menanamkan kesadaran diri mengenai dengan lebih menertibkan pengelolaan sumber
taanggung jawab dan kedisplinan misalnya dengan daya manusia serta pengelolahan sarana dan
mendisiplinkan diri sendiri agar menjadi contoh. prasarana sekolah.
Penyelenggaraan manajemen pendidikan di
SD Muhammadiyah 9 Malang dilakukan agar Saran
seluruh kegiatan di sekolah dapat terencana secara
sistematis dan dapat dievaluasi dengan benar dan Berdasarkan kesimpulan penelitian, perlu
akurat. Tujuan diadakan proses manajemen disampaikan beberapa saran kepada beberapa
pendidikan di SD Muhammadiah 9 Malang ini agar pihak, yaitu bagi: (1) Kepala SD Muhammadiyah
seluruh sumber daya yang ada produktif, 9 Malang, dapat memelihara dan meningkatkan
berkualitas, efektif dan efisien. Peningkatan mutu kedisplinan dalam pelaksanaan manajemen
manajemen pendidikan di SD Muhammadiyah 9 pendidikan di SD Muhammadiyah 9 Malang melalui
Malang ini telah terlaksana dengan baik dengan perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan yang
dengan menggunakan strategi pengadaan baik dan menyeluruh sehingga, seluruh komponen
program-program sekolah. Meskipun begitu bukan sekolah dapat merasakan perbaikan dan
berarti tidak ada kekurangan dan kendala-kendala peningkatan mutu manajemen yang telah
selama proses menjadi sebuah manajemen sekolah dilakukan; (2) Kepala urusan bidang-bidang selalu
atau manajemen pendidikan yang bermutu seperti meningkatkan kerjasama dan profesionalisme
yang diharapkan. Namun sekolah telah menyadari dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
akan pentingnya penanganan masalah sejak dini serta lebih tertib sebagai kepala bidang. Para kepala
sebelum terjadi masalah yang lebih besar. urusan juga diharapkan mampu memimpin
anggotanya dalam menjalankan program-
KESIMPULAN DAN SARAN programnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
untuk membantu kepala sekolah mencapai tujuan
Kesimpulan sekolah; (3) Peneliti lain, dapat dijadikan bahan
referensi dan informasi awal untuk
Kesimpulan yang dapat diambil sejalan
mengembangkan dan melaksanakan penelitian
dengan fokus penelitian dan pembahasan dalam
sejenis mengenai strategi peningkatan mutu
penelitian ini sebagai berikut. Pertama, kegiatan
manajemen pendidikan khususnya, penelitian untuk
perencanaan strategi peningkatan mutu
meningkatkan mutu manajemen bagi tenaga
manajemen melalui program sekolah di SD
kependidikan (tata usaha) di sekolah yang belum
Muhammadiyah 9 pertama merupakan rancangan
mampu dilakukan oleh peneliti.
untuk menindaklanjuti program-progam terdahulu
Septi, Strategi Peningkatan Mutu Manajemen melalui Pengembangan Program Sekolah 453

DAFTAR RUJUKAN

Alma, B. 2008. Manajemen Corporate dan Moleong, L. J. 2009. Metodologi Penelitian


Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT.
Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Remaja Rosdakarya.
Bandung: Alfabeta. Mulyasa. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah.
Dirgantoro, C. 2004. Manajemen Stratejik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Konsep, Kasus dan Implementasi. Sagala, S. 2009. Manajemen Stratejik dalam
Jakarta: PT. Grasindo. Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Fauzi, A. M. R. 2009. Proses Pengembangan Alfabeta.
Disiplin Guru, (Online), (http:// Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
dakir.wordpress.com/2009/12/05/proses- 20 Tahun 2003, tentang Sistem
pengembangan-disiplinguru-html, diakses Pendidikan Nasional. Bandung:
11Juni 2011). Fokusmedia.
Heruizzuddin. 2010. Merumuskan Visi, Misi, Ulfatin, N. 2004. Penelitian Kualitatif. Malang:
Tujuan dan Program Sekolah, (Online), Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas
(http://heruizzuddin.blogspot.com/2010/04/ Ilmu Pendidikan UM.
merumuskan-visimisi-tujuan-dan-program- Umaedi. 1999. Manejemen Peningkatan Mutu
html, diakses 18 Februari 2011). Berbasis Sekolah, Sebuah Pendekatan
Jatmiko, R. D. 2004. Manajemen Stratejik. Baru dalam Pengelolahan Sekolah untuk
Malang: Universitas Muhammadiyah Peningkatan Mutu, (Online), (http://
Malang. www.ssep.net/director.html, diakses 18
Februari 2011).
PERAN WARGA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP

Kurnia Cia Lusty


Maisyaroh

E-mail: cialusty@gmail.com,
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: Role of School Community in the Implementation of Environmental Education. The aim of
this study include:(1) the role ofthe principal,(2) the role ofthe teacher, (3) the role of students in the
application of environmental education in SDN Dinoyo 2 Malang, and (4) supporting factorsand
obstacles in the implementation of environmental education in SDN Dinoyo 2 Malang. This study
used a qualitative approach with a design case study. Results of this studys howed that the knowledge,
understanding, perception and motivation of school principals, teachers and students as well
asparental support, affecting the implementation of environmental education. Environmental education
implementation developed is a conceptual form that shows the relationship mutually beneficial
cooperation between two or more parties (schools, government, private and community) to achieve
the learning objectives.

Abstrak: Peran Warga Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus di
SDN Dinoyo 2 Malang). Penelitian ini bertujuan: (1) peran kepala sekolah, (2) peran guru, (3) peran
siswa dalam penerapan pendidikan lingkungan hidup di SDN Dinoyo 2 Malang, dan (4) faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan lingkungan hidup di SDN Dinoyo 2 Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengetahuan, pemahaman, persepsi dan motivasi kepala sekolah, guru dan
siswa serta dukungan orangtua, mempengaruhi penerapan PLH. Penerapan PLH yang dikembangkan
adalah suatu bentuk konseptual yang menunjukkan hubungan kerjasama saling menguntungkan
antar dua pihak atau lebih (sekolah, pemerintah, swasta dan masyarakat) untuk mencapai tujuan
pembelajaran PLH.

Kata kunci: peran warga sekolah, pendidikan lingkungan hidup

Sumber daya yang penting dalam suatu organisasi pembelajaran agar peserta didik secara aktif
adalah sumber daya manusia, yang memberikan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
terhadap organisasi, begitu juga dalam dunia kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
pendidikan. Oleh sebab itu, pengembangan keter ampilan yang diper lukan dir inya,
sumber daya manusia harus ditingkatkan agar masyarakat, bangsa dan negara.
mampu mencapai tujuan di masa depan. Lingkungan alam saat ini telah berubah
Pendidikan adalah suatu proses pelatihan dan menjadi lebih buruk dengan adanya banjir yang
pengajaran untuk memberikan pengetahuan dan dikarenakan penyumbatan sampah di selokan-
mengembangkan keter ampilan seseorang. selokan, bertambahnya polusi udara dikarenakan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bertambahnya kendaraan, sehingga mengakibat-
manusia agar dapat mengembangkan potensi diri kan kurangnya udara segar serta cuaca semakin
manusia itu sendiri melalui pembelajaran yang panas, bertambahnya jumlah penduduk yang ada
telah ditentukan oleh undang-undang. Menurut di Kota Malang membuat lahan untuk melestarikan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang lingkungan hidup semakin berkurang. Kerusakan
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana ulah manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai,
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses egois, dan tidak bertanggung jawab dalam

454
Lusty dan Maisyaroh, Peran Warga Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup 455

mengeksploitasi lingkungannya sangat merugikan berbudaya lingkungan. SDN Dinoyo 2 Malang


kehidupan manusia. telah memenangkan Adiwiyata sebanyak tiga kali
Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat sejak Tahun 2009, dan mendapat penghargaan
dipisahkan secara teknis semata, namun yang lebih langsung dari Presiden Republik Indonesia. Pada
penting adalah pemecahan yang dapat mengubah tahun 2011 merupakan tahun terakhir sekolah
mental serta kesadar an akan pengelolaan tersebut mendapat gelar sebagai Sekolah
lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan Adiwiyata Mandiri.
lingkungan hidup diperlukan suatu perubahan sikap SDN Dinoyo 2 Malang telah berhasil
dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan menerapkan pendidikan lingkungan hidup dalam
moral melalui pendidikan. Pendidikan lingkungan kegiatan sehari-hari di sekolah dan menciptakan
hidup adalah suatu proses untuk membangun sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Hal
populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli ini tidak terlepas dari kerjasama seluruh warga
terhadap lingkungan dan segala masalah yang sekolah, terutama kepala sekolah. Karena kepala
berkaitan dengannya, dan masyarakat yang sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan sekolah dan kegiatannya. Kepala sekolah berada
tingkah laku, untuk dapat memecahkan berbagai di posisi terdepan dan dapat diukur keberhasilan-
masalah lingkungan saat ini, dan mencegah nya. Pencapaian visi, misi, maupun tujuan harus
timbulnya masalah baru di lingkungan sekitar. dijalankan secara bersama. Semua sumber daya
Pendidikan lingkungan hidup dapat diterapkan manusia yang ada harus dilibatkan, dan semuanya
ke dalam pendidikan formal dengan menyisipkan harus bertanggung jawab untuk menjalankan dan
materi pendidikan lingkungan hidup ke dalam menerapkan perilaku yang peduli lingkungan baik
materi-materi pelajaran mulai dari konsep sebagai individu maupun sebagai bagian dari
pemeliharaan lingkungan hingga cara-cara yang organisasi sekolah. Diharapkan dengan memahami
dapat dilakukan. Proses belajar-mengajar tidak lagi peranan masing-masing warga sekolah dapat
menggunakan metode ceramah, tetapi lebih meningkatkan kepedulian dan menciptakan budaya
apresiatif dan aplikatif serta peduli dengan cinta lingkungan bagi masyarakat secara luas.
persoalan-persoalan lingkungan hidup. Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Dinoyo 2 Malang telah METODE
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota
Malang dan Dinas Pertamanan Kota Malang Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
untuk dapat mewujudkan dan mendukung kegiatan dengan jenis penelitian deskriptif untuk
PLH yang diadakan di sekolah tersebut. Pihak menjelaskan fenomena yang terjadi di lapangan.
sekolah membentuk suatu organisasi kecil yang Melalui penelitian kualitatif, peneliti bermaksud
dinamakan Laskar Hijau yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dalam
melestarikan lingkungan dan dapat memberikan bentuk kata-kata dan bahasa secara alami
contoh terhadap siswa lainnya untuk lebih peka mengenai fenomena dan latar subjek. Berdasarkan
terhadap lingkungan, cara merawat pohon, tidak fokus penelitiannya, peneliti memanfaatkan
membuang sampah pada tempatnya, dapat penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus
memanfaatkan barang-barang bekas untuk di SDN Dinoyo 2 Malang.
dijadikan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi Informan dalam penelitian ini yaitu: (1) Kepala
kehidupan manusia. SDN Dinoyo 2 Malang; (2) Guru SDN Dinoyo 2
Usaha yang dilakukan oleh SDN Dinoyo 2 Malang; dan (3) Siswa SDN Dinoyo 2 Malang.
Malang adalah dengan mengadakan kegiatan Penelitian ini menggunakan teknik-teknik dalam
penanaman seribu pohon yang ditanam di rangka pengumpulan data di lapangan. Beberapa
sepanjang jalan dekat lokasi sekolah yang didukung teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1)
oleh seluruh orangtua siswa. Dengan adanya teknik observasi adalah pengamatan secara
kegiatan ter sebut dapat dikatakan, bahwa langsung terhadap gejala yang diselidiki
kepedulian terhadap lingkungan menjadikan menggunakan alat-alat bantu yang sudah
sekolah ini disebut sebagai sekolah Adiwiyata dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan
Mandiri. Program Adiwiyata ini adalah sebagai khusus untuk keperluan tersebut. Beberapa
salah satu strategi pemberian pendidikan informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah
lingkungan yang dilakukan pemerintah dengan ruang (tempat), pelaku, kegiatan, perbuatan, kejadian
maksud agar tercipta sekolah yang peduli dan atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Observasi
456 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 454-459

yang dilakukan peneliti dengan mengamatikegiatan Peran guru di SDN Dinoyo 2 Malang dalam
dan kebiasaan siswa maupun guru mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup meliputi (1) peran
kegiatan PLH; (2) teknik wawancara, merupakan sebagai pendidik; dan (2) peran sebagai
teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pembimbing. Guru SDN Dinoyo 2 Malang memiliki
tatap-muka dan tanya-jawab secara langsung antara peran aktif dalam kegiatan PLH di sekolah, dengan
peneliti terhadap narasumber atau sumber data. memberikan bimbingan kepada siswa-siswanya
Wawancara yang digunakan peneliti adalah dalam berbagai kegiatan, yaitu pada saat kegiatan
wawancara semi terstruktur, karena selain mengacu ekstrakurikuler, kegiatan aksi sekolah yang
pada pertanyaan yang sudah dirancang namun bisa diadakan setiap hari jumat, penanaman pohon,
saja ada pertanyaan tambahan apabila diperlukan; pendaurulangan sampah, sampai mengikuti lomba-
(3) teknik dokumentasi, dikumpulkan dalam lomba yang bertemakan lingkungan.
penelitian ini adalah dokumen yang berkaitan dengan Siswa memiliki peran yang sangat penting
fokus penelitian, yaitu mengenai peran warga dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
sekolah serta faktor pendukung dan penghambat Tanpa adanya partisipasi aktif dari siswa, segala
dalam penerapan PLH di sekolah. Hasil dari bentuk kegiatan sekolah tidak akan mungkin
dokumentasi ini akan dijadikan sebagai bukti dari berhasil tercapai. Berbagai peran siswa dalam
hasil wawancara maupun hasil observasi, sehingga penerapan PLH antara lain sebagai subjek
data yang diperoleh akan semakin akurat. pelaksana kegiatan atau program-program sekolah
Analisis data dilakukan setelah peneliti dalam menyalurkan kreativitas dan pendapat,
mendapatkan data dari subjek penelitian, dengan sebagai pelaku untuk mewujudkan tujuan sekolah
melakukan pemilihan data yang sesuai dengan berwawasan lingkungan.
fokus penelitian. Penelitian kualitatif membutuhkan Faktor pendukung dalam penerapan PLH di
analisis data secara sistematis artinya analisis data sekolah adalah dengan dijadikannya Sekolah
dilakukan dalam suatu proses. Proses analisis data Adiwiyata, SDN Dinoyo 2 Malang menjalin
dimulai dengan reduksi data atau mengurangi data kerjasama dengan Pemerintah Kota Malang dalam
yang tidak penting, penyajian data atau penarikan penyelenggaraan sekolah Adiwiyata, Dinas
kesimpulan sementara, dan penarikan kesimpulan Kebersihan Kota Malang membantu dalam
dari meninjau ulang catatan-catatan lapangan hasil sosialisasi kebersihan lingkungan, Lembaga Tunas
penelitian sehingga memperoleh kesimpulan yang Hijau mengadakan organisasi cinta lingkungan
kuat. Laskar Hijau, UPT Puskesmas Dinoyo memantau
Guna menghasilkan kesimpulan yang tepat kebersihan dan kesehatan makanan yang dijual di
dibutuhkan dukungan data yang tepat dan sekolah. Faktor yang dapat menghambat proses
diperlakukan pengecekan keabsahan data temuan pelaksanaan penerapan PLH di SDN Dinoyo 2
agar data yang diperoleh benar-benar valid. Malang adalah lahan sekolah yang sempit dan
Beberapa teknik pengecekan keabsahan data yang kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
digunakan adalah perpanjangan keikutsertaan, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan PLH
ketekunan pengamatan, dan trianggulasi, yang sedikit mengalami kendala. Kurangnya kesadaran
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi baik dari siswa maupun dari guru akan kebersihan
sumber. juga menjadi penghambat dalam kegiatan PLH di
sekolah.
HASIL
PEMBAHASAN
Peran kepala sekolah di SDN Dinoyo 2
Malang dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Peran kepala sekolah Pendidikan Lingkungan
meliputi (1) peran sebagai pemimpin; (2) peran Hidup di SDN Dinoyo 2 Malang meliputi (1) peran
sebagai manajer; (3) peran sebagai edukator; dan sebagai pemimpin; (2) peran sebagai manajer; (3)
(4) peran sebagai motivator. Kepala SDN Dinoyo peran sebagai edukator; dan (4) peran sebagai
2 Malang selalu berusaha dengan memanfaatkan motivator. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin
waktu upacara pada hari senin untuk mengingatkan yang dimaksud yaitu menjadi panutan yang baik
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar. bagi seluruh warga sekolah agar dapat
Selain itu, kepala sekolah juga selalu memberikan menjalankan tugasnya masing-masing dengan
contoh terhadap guru, siswa, maupun warga maksimal demi tercapainya tujuan sekolah yang
sekolah lainnya untuk selalu menjaga kebersihan. diinginkan. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus
Lusty dan Maisyaroh, Peran Warga Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup 457

memiliki kepribadian yang kuat, mampu memahami sekolah yang kondusif, memberikan nasehat
kondisi guru, karyawan, dan siswa dengan kepada warga sekolah, memberikan dorongan
baik,memilikikemampuanmengambilkeputusan, kepada seluruh tenaga kependidikan, serta
dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik melaksanakan model pembelajaran yang menarik,
dengan seluruh warga sekolah. Terdapat tiga jenis seper ti team teaching, moving class, dan
pendekatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala mengadakan program akselerasi (acceleration)
sekolah yaitu pendekatan ilmiah yang merupakan bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.
suatu pendekatan pembinaan guru, dimana dalam Dalam rangka melakukan perannya sebagai
pendekatan yang dipandang dapat memberikan motivator, hendaknya kepala sekolah bersikap adil
respon atas kekurangan-kekurangan untuk menilai bagi semua warga sekolahnya, terlebih harus
efektivitas pengajaran. Pendekatan artistik yang mengetahui kemampuan dan karakteristik setiap
merupakan suatu pendekatan pembinaan yang anggotanya, untuk memberikan dorongan agar
menyadarkan pada kepekaan, persepsi dan seluruh anggota sekolah mendapat perhatian dan
pengetahuan supervisor sebagai saran untuk dukungan khusus dari atasannya. Sehingga dapat
mengapresiasikan kejadian pengajaran yang disimpulkan peran kepala sekolah sebagai
bersifat subtleties (halus, lembut) dan sangat motivator yaitu memberikan motivasi dan dorongan
bermakna di dalam kelas. Pendekatan klinik yaitu kepada seluruh warga sekolah.
suatu bentuk profesional yang diberikan kepada Guru PLH khususnya dan bahkan semua guru
calon guru ataupun guru berdasarkan kebutuhannya memiliki peran penting di dalam mensukseskan
melalui siklus yang sistematis dalam perencanaan, program PLH di sekolah, membangun gaya hidup,
pengamatan yang cermat, dan pemberian balikan menanamkan prinsip-prinsip, dan menerapkan
yang segera secara objektif. etika lingkungan hidup. Upaya agar guru mencapai
Peran kepala sekolah sebagai manajer adalah tujuan. Menurut Wrightman (dalam Usman,
menyusun program sekolah, termasuk program 2006:4) peranan guru adalah terciptanya
yang berkaitan dengan PLH, seperti mengadakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
program peduli lingkungan, pengembangan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta
program adiwiyata mandiri, dan sebagainya, berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah
menyusun organisasi kepegawaian di sekolah, laku dan perkembangan siswa yang menjadi
menggerakkan staf (guru dan karyawan), dan tujuannya. Guru adalah pendidik, yang menjadi
mengoptimalkan sumber daya sekolah. Peran tokoh dan panutan bagi para peserta didik, dan
kepala SDN Dinoyo 2 Malang dalam pelestarian lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
lingkungan sangat baik. Dengan adanya program memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup
Adiwiyata tersebut, kepedulian warga sekolah tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
meningkat. Sesuai dengan pendapat dari Danim Peran guru sebagai pendidik merupakan peran
(dalam Alfandi, 2011:9-10) menjelaskan bahwa yang berkaitan dengan tugas memberi bantuan dan
kepala sekolah sebagai manajer perlu memiliki dorongan, pembinaan serta tugas-tugas yang
kemampuan menyusun program, berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar menjadi
mengorganisasikan personalia, memberdayakan patuh terhadap aturan-aturan sekolah, keluarga dan
guru dan tenaga kependidikan serta masyarakat.
mendayagunakan sumber daya sekolah secara Guru SDN Dinoyo 2 Malang memiliki peran
maksimal. yang penting dalam setiap kegiatan di sekolah,
Peran kepala sekolah sebagai pendidik yaitu karena mereka dapat mendorong siswa untuk
memberikan supervisi dan nasehat yang memperluas kemampuan dalam menerapkan
membangun kepada guru sesuai dengan hambatan- prinsip-prinsip dan etika lingkungan hidup dengan
hambatan yang didapatkan saat mengajar di kelas. memberikannya contoh. Prosedur ini merupakan
Selain itu kepala sekolah juga memberikan sarana suatu metode pembelajaran yang menekankan
melalui pelatihan yang dapat membantu guru pada keter libatan siswa agar mampu
dalam meningkatkan kinerjanya. Pendapat di atas mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
sesuai dengan Mulyasa (2007:98-99) yaitu dalam Dulu, guru berperan sebagai penyampai materi ajar
melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala dan merupakan satu-satunya sumber belajar.
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk Namun kini guru sudah berubah peran menjadi
meningkatkan profesionalisme tenaga pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih.
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan
458 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 454-459

pekerjaan guru harus memerlukan keahlian khusus. dalam pelaksanaan program-program sekolah dan
Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh pengadaan tanaman yang ada di sekolah. Ashari
sembarang orang di luar bidang pendidikan. (2008) menegaskan hubungan kerjasama sekolah
Dapat disimpulkan peran guru sebagai dengan masyarakat bisa berjalan dengan baik
pembimbing dalam penelitian ini adalah memberi apabila didukung oleh beberapa faktor, yakni: (1)
tekanan kepada tugas, memberikan bantuan adanya program dan perencanaan yang sistematis,
kepada siswa dalam pemecahan masalah yang (2) tersedianya basis dokumentasi yang lengkap,
dihadapinya. Sehingga dapat mendorong siswa (3) tersedianya tenaga ahli, terampil, sarana serta
untuk memperluas kemampuan dalam menerapkan dana yang memadai, (4) kondisi organisasi sekolah
prinsip-prinsip dan etika lingkungan hidup dengan yang memungkinkan untuk meningkatkan
memberikannya contoh. hubungan sekolah dengan masyarakat.
Contoh-contoh kegiatan kecil yang dapat Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
dilakukan oleh siswa adalah kegiatan buang bahwa SDN Dinoyo 2 Malang mampu
sampah pada tempatnya, kegiatan cuci tangan bekerjasama dengan baik terhadap lembaga-
sebelum dan sesudah makan, kegiatan penyuluhan lembaga dan juga sekolah lain, terlebih dalam
tentang makanan sehat (himbauan jangan membeli kegiatan peduli lingkungan hidup.Sedangkan untuk
makanan di sembarang tempat), himbauan dilarang faktor penghambat dalam penerapan kegiatan
merokok, karena anda telah memasuki area bebas PLH yang ditemukan dalam penelitian adalah lahan
rokok, biasakan sarapan sebelum berangkat sekolah yang sempit dan kurangnya sarana dan
sekolah, kegiatan penghijauan lingkungan sekolah. prasarana yang memadai sehingga kegiatan yang
Pada hakikatnya, perilaku manusia mencerminkan berkaitan dengan PLH sedikit mengalami kendala.
proses interaksi melalui pembiasaan. Sesuai dengan Kurangnya kesadaran baik dari siswa maupun dari
pendapat Hanurawan (2007:9) mengatakan guru akan kebersihan juga menjadi penghambat
seseorang individu belajar dari model melalui dalam kegiatan PLH di sekolah.
pengamatan tentang kemungkinan untuk meniru
perilaku orang yang ada di sekitarnya. Pendapat KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya
perilaku cinta lingkungan dari orangtua maupun Kesimpulan
guru, siswa pasti akan cenderung akan melakukan
Berdasarkan uraian di atas, sebagai berikut.
hal yang sama. Peran siswa SDN Dinoyo 2 Malang
Pertama, peran kepala sekolah sebagai pemimpin
antara lain sebagai subjek pelaksana kegiatan atau
yaitu menjadi panutan bagi seluruh warga sekolah,
program-program sekolah dalam menyalurkan
memiliki kepribadian yang kuat, mampu memahami
kreativitas dan pendapat, contohnya siswa dituntut
kondisi guru, karyawan, dan siswa dengan
untuk aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan
baik,memilikikemampuanmengambilkeputusan,
di sekolah yang berkaitan dengan PLH, yaitu ikut
mampu berkomunikasi yang baik, dan menjadi
dalam kegiatan Adiwiyata, dokter kecil yang
pembimbing yang baik bagi seluruh warga
bekerja sama dengan Puskesmas, dan lain
sekolah.Kedua, peran kepala sekolah sebagai
sebagainya. Pelaku untuk mewujudkan tujuan
manajer adalah menyusun progran
sekolah berwawasan lingkungan, contohnya ikut
sekolah,termasukprogramyangberkaitandengan
menjaga kebersihan dan ketertiban sekolah dengan
PLH seperti mengadakan program peduli
tidak membuang sampah sembarangan, mematikan
lingkungan pengembangan program adiwiyata
air jika tidak digunakan dan sebagainya.
mandiri, menyusun organisasi kepegawaian di
Faktor pendukung dalam penerapan kegiatan
sekolah, menggerakkan staf (guru dan karyawan),
PLH dalam temuan penelitian ini adalah dengan
mengoptimalkan sumber daya sekolah,
menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota
meningkatkan kinerja dan mampu menyusun
Malang dalam penyelenggar aan sekolah
program sekolah maupun organisasi kepegawaian
Adiwiyata, Dinas Kebersihan Kota Malang
di sekolah, mampu menggerakkan guru dan
membantu dalam sosialisasi kebersihan lingkungan,
karyawan, dan mengoptimalkan sumber daya
Lembaga Tunas Hijau mengadakan organisasi
sekolah.Ketiga, peran kepala sekolah sebagai
cinta lingkungan Laskar Hijau, UPT Puskesmas
pendidik yaitu memberikan supervisi kepada guru,
Dinoyo memantau kebersihan dan kesehatan
memberikan nasehat yang membangun, dan
makanan yang dijual di sekolah, dan orangtua
memberikan sarana untuk meningkatkan kinerja
siswa membantu dalam memberikan dukungan
Lusty dan Maisyaroh, Peran Warga Sekolah dalam Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup 459

guru.Keempat, peran kepala sekolah sebagai penghambat dalam pelaksanaan PLH adalah
motivator yaitu memberikan motivasi dan dorongan kurangnya lahan sekolah, kurangnya sarana dan
kepada seluruh warga sekolah. prasarana yang mampu mendukung kegiatan
Peran guru dalam PLH adalah sebagai pelestarian lingkungan, kurangnya kesadaran dari
pendidik dan pembimbing. Peran guru sebagai siswa untuk membuang sampah di tempat sampah,
pendidik berkaitan dengan tugas memberi bantuan dan sebagainya.
dan dorongan, pembinaan serta tugas-tugas yang
berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar menjadi Saran
patuh terhadap aturan-aturan sekolah, keluarga dan
masyarakat, mengontrol setiap aktivitas siswa, baik Beberapa saran dikemukakan penulis sebagai
pada saat jam pelajaran maupun di luar jam implikasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
pelajaran. Sedangkan peran guru sebagai Saran yang dapat diberikan dari kesimpulan di atas
pembimbing dalam penelitian ini adalah memberi sebagaai berikut. Pertama, bagi kepala sekolah
tekanan kepada tugas, memberikan bantuan mampu memberikan program-program yang
kepada siswa dalam pemecahan masalah yang menunjang kemajuan sekolah, terutama dalam
dihadapinya. bidang lingkungan hidup dan meningkatkan lebih
Peran siswa yaitu sebagai subjek pelaksana banyak kerjasama dengan berbagai
kegiatan atau program-program sekolah dalam pihak.Kedua,bagi guru diharapkan guru lebih
menyalurkan kreativitas dan pendapat, dan sebagai mampu menguasai materi pendidikan lingkungan
pelaku untuk mewujudkan tujuan sekolah yang mengandung nilai-nilai peduli dan berbudaya
berwawasan lingkungan. lingkungan. Guru lebih aktif dan tanggap dalam
Faktor pendukung dalam pelaksanaan PLH permasalahan lingkungan.Ketiga, bagi peneliti lain
di sekolah diantaranya, adanya dukungan dari pihak diharapkan untuk dapat dijadikan bahan acuan
Pemerintah Kota Malang, Dinas Pendidikan Kota untuk mengembangkan penelitian sejenis, terutama
Malang, Dinas Kebersihan Kota Malang, lembaga mengenai tentang faktor pendukung dan
sosial Tunas Hijau serta dari orangtua siswa dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan PLH
masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor sehingga memiliki referensi lebih banyak.

DAFTAR RUJUKAN

Alfandi, H. 2011. Persepsi Guru Tentang Hanurawan, F. 2007. Pengantar Psikologi


Kepemimpinan Kepala Sekolah di MI Sosial. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Kecamatan Pakisaji Malang. Skripsi tidak Universitas Negeri Malang.
diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah
Pendidikan Universitas Negeri Malang. Profesional. Bandung: PT Remaja
Ashari. 2008. Hubungan Sekolah dengan Rosdakarya.
Masyarakat. (Online) (http:// Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
asharikeren.wordpress.com/2008/06/15/ tentang Sistem Pendidikan Nasional
hubungan-sekolah-dengan-masyarakat, (Sisdiknas). 2006. Bandung: Fermana.
diakses pada 12 Oktober 2012). Usman, M. U. 2006. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN
PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI
BELAJAR

Nur Widia Wardani


Nurul Ulfatin

E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id,
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

Abstract: The Correlation Between Student Perception on School Based Quality Management and
Student Achievement. The purpose of this study is: 1) Knowing the students perceptions about
MPMBS; 2) Determine the level of student achievement; 3) Knowing the relationship between
students perceptions of MPMBS with learning achievement. The study design used is descriptive
correlational study population based on data from as many as 741 school students. The sample in
this study was 260 students, while the data collection techniques using a questionnaire that provides
four alternative answers. The population in this study were all grade level students of SMP Negeri 1
Kertosono Nganjuk. The data results showed rhitung value = 0.542 and rtabel value = 0.124, from these
data it can be seen that r hitung > rtabel. Interpretation of these data Ho rejected and H1 is accepted, it
means there is a positive correlation (+0.542) between students perceptions of MPMBS variable (X)
and academic achievement (Y), the higher the students perceptions of MPMBS (X), the higher the
academic achievement students (Y) in SMP Negeri 1 Kertosono.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah:(1) Mengetahui persepsi siswa tentang MPMBS; (2) Mengetahui
tingkat prestasi belajar siswa; (3) Mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap MPMBS
dengan prestasi belajar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional, jumlah
populasi penelitian berdasarkan data dari sekolah sebanyak 741 siswa. Sampel dalam penelitian ini
sebesar 260 siswa, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan angket yang memberikan
empat jawaban alternatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tingkat kelas siswa SMP Negeri
1 Kertosono Kabupaten Nganjuk. Data hasil penelitian menunjukkan nilai rhitung = 0,542 dan nilai rtabel
= 0,124, dari data tersebut dapat diketahui bahwa rhitung> rtabel. Interpretasi dari data tersebut Ho ditolak
dan H1 diterima, artinya ada hubungan positif (+0,542) antara variabel persepsi siswa terhadap MPMBS
(X) dan prestasi belajar (Y), semakin tinggi persepsi siswa terhadap MPMBS (X), maka semakin
tinggi pula prestasi belajar siswa (Y) di SMP Negeri 1 Kertosono.

Kata kunci: persepsi siswa, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, prestasi belajar

Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis mereka apakah semakin ada peningkatan atau
dalam kehidupan manusia di masa depan. penurunan, sehingga lembaga pendidikan atau
Pendidikan dapat mengembangkan berbagai sekolah mempunyai peran penting dalam hal ini,
potensi yang dimiliki individu secara optimal, yaitu yaitu memberikan pelayanan untuk pengukuran
pengembangan potensi individu yang setinggi- kualitas pendidikan dan prestasi siswa.
tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, Manajemen mutu pendidikan merupakan
sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan
perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa
dan lingkungan sosial budaya. Pendidikan kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui
merupakan fenomena manusia yang sangat pengembangan pembelajaran berkualitas, agar
kompleks, karena sifatnya yang kompleks melahirkan lulusan yang sesuai dengan harapan
pendidikan terus akan mencapai dan menghasilkan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan
suatu produk atau kualitassehingga perlu dilakukan lainnya.Mutu merupakan sebuah cara yang
pengukuran kualitas mutu mereka, prestasi belajar menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan

460
Wardani dan Ulfatin, Persepsi Siswa Terhadap Manajemen Peningkatan Muutu Berbasis Sekolah dengan Prestasi Belajar 461

standar atau belum (Sallis, 2008: 53). Mutu dalam ditetapkan dalam sebuah program. Belajar adalah
konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi kegiatan yang kompeks, dan hasil belajar berupa
yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1)
tertentu (apakah tiap akhir semester, akhir tahun, stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan (2)
2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar (Gagne,
Syafaruddin (2002: 36) menarik kesimpulan dalam Sagala, 2006), sehingga menghasilkan
sebagai berikut, upaya untuk meningkatkan mutu perubahan pada diri siswa yang relatif menetap/
pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif,
sehingga dalam melaksanakan program-program maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui
peningkatan mutu pendidikan diperlukan dasar interaksi individu dengan lingkungannya.
yang kuat. Hal ini dijelaskan berdasarkan Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai
pendapat Sukmadinata, dkk. (2008: 9) tentang oleh sekolah terutama yang menyangkut aspek
dasar-dasar program mutu pendidikan diantaranya kemampuan akademik maupun nonakademik dapat
adalah: (a) Komitmen pada perubahan; (b) dilakukan evaluasi terhadap seluruh hasil
Pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada; pendidikan sebagai evaluasi diri sekolah dengan
(c) Mempunyai visi yang jelas terhadap masa depan; tujuan memperbaiki target mutu yang akan dicapai
(d) Mempunyai rencana yang jelas. Hal ini untuk pada tahun berikutnya. Berdasarkan hasil evaluasi
menerapkan mutu diperlukan komitmen atau tekad akan diketahui kekuatan dan kelemahan sekolah
untuk berubah ke arah yang lebih baik. dalam penyusunan rencana program pembelajaran,
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sehingga pada waktu yang akan datang sekolah
Sekolah (MPMBS) memiliki karakteristik yang perlu dapat merumuskan rencana program sekolah yang
dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. baik lagi untuk mencapai pendidikan di sekolah
Dalam menguraikan karakteristik MPMBS, yang bermutu. Kegunaan prestasi belajar yang
pendekatan sistem yaitu input-proses-output yang dicapai siswa adalah sebagai umpan balik bagi
didasari oleh pengertian bahwa sekolah merupakan sekolah untuk menentukan kebijakan yang lebih
sebuah sistem, sehingga penguraian karakteristik baik lagi, sehingga dapat bersaing secara sehat
MPMBS mendasarkan kepada input, proses, dan dengan sekolah lain dengan tujuan utama
output. Selanjutnya, uraian berikut dimulai dari peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
output dan diakhiri input, mengingat output memiliki Berdasarkan uraian di atas, selama siswa
tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah,
memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah maka akan ber kembang pengetahuan,
dari output, dan input memiliki tingkat lebih rendah keterampilan, dan pengalaman suatu materi secara
dari output. ilmiah pada diri siswa, sehingga mempunyai
Sekolah yang mempunyai tujuan untuk persepsi dengan kapasitas nilai akademis. Jika
meningkatkan mutu pendidikannya harus MPMBS yang diterapkan oleh sekolah mencapai
memperhatikan komponen mutu pendidikan yang kualitas yang baik, maka akan berpengaruh
akan membawa dampak baik bagi sekolah. Peserta terhadap prestasi belajar siswa yang baik pula.
didik yang memiliki kesiapan belajar dan motivasi
yang tinggi serta kemampuan profesional guru METODE
yang mengantarkan mereka menggali ilmu
pengetahuan dan didukung dengan adanya Rancangan penelitian yang digunakan adalah
kurikulum yang terencana akan dapat membantu deskriptif korelasional, dimana penelitian deskriptif
sekolah meningkatkan mutu prestasi siswa yang bertujuan untuk menggambarkan persepsi siswa
baik dan dapat bersaing secara global dalam dunia terhadap MPMBS. Sedangkan penelitian
pendidikan melalui prestasi akademik. korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan
Siswa dalam pendidikan di sekolah akan antara variabel bebas dan variabel terikat. Populasi
mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan jika dalam penelitian ini adalah seluruh tingkat kelas
mereka mampu memahami dan mencerna siswa SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten
maknanya, maka akan dapat mengimplementasikan Nganjuk. Untuk mendapatkan jumlah populasi
pengetahuannya dalam kehidupan baik dalam bentuk penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
karya maupun prestasi lainnya. Menurut Syah observasi ke sekolah dengan mengambil data
(2008:141) mendefinisikan Prestasi sebagai tingkat jumlah keseluruhan siswa. Kegiatan observasi ini
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang dilakukan karena penyebaran angket nantinya akan
462 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 460-466

dilakukan pada waktu siswa sebelum memulai bahwa MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat
pelajaran. Jumlah populasi penelitian berdasarkan tidak baik. Nilai rata-rata variabel persepsi siswa
data dari sekolah sebanyak 741 siswa. Sampel terhadap MPMBS sebesar 77,1000. Nilai tersebut
dalam penelitian ini sebesar 260 siswa, sedangkan kedudukannya berada pada interval 63-81 sehingga
teknik pengumpulan data menggunakan angket yang masuk dalam kualifikasi baik, artinya siswa
memberikan empat jawaban alternatif. Populasi mempunyai persepsi baik terhadap MPMBS di
dalam penelitian ini adalah siswa yang terbagi dalam SMP Negeri 1 Kertosono.
27 kelas yaitu Kelas VII terdapat 9 kelas, Kelas Deskripsi tentang prestasi belajar siswa di
VIII terdapat 9 kelas, dan Kelas IX terdapat 9 kelas SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten Nganjuk
dengan banyak siswa setiap kelasnya berbeda maka dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
pengambilan sampel dilakukan secara Proportional
Random Sampling. Tabel 2 Deskripsi Data Tingkat Prestasi Belajar
Penelitian ini menggunakan rancangan Siswa
penelitian deskriptif . Pengumpulan data dalam Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase
penelitian ini menggunakan teknik penyebaran 82-100 Sangat Tinggi 162 63,4%
kuesioner.Kuesioner (questionnaire) adalah salah 63-81 Tinggi 88 32,6%
satu teknik pengumpul data yang bisa digunakan 44-62 Rendah 10 4%
dalam penelitian untuk memperoleh informasi 25-43 Sangat Rendah 0 0%
tentang responden dengan cara mengajukan Total 260 100%
serangkaian pertanyaan secara tertulis, sehingga
diperoleh informasi yang lebih luas dan mendalam
tentang responden. Uji coba instrumen penelitian Berdasarkan Tabel 2 tersebut terdapat 162
perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk siswa (63,4%) menyatakan prestasi belajar siswa
mendapatkan data. Data hasil uji coba instrumen termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi, 88 siswa
penelitian diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. (32,6%) menyatakan prestasi belajar siswa
Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan termasuk dalam kualifikasi tinggi, 10 siswa (4%)
di SMP Negeri 1 Kediri dengan jumlah responden menyatakan prestasi belajar siswa termasuk dalam
180 siswa dari selur uh tingkat kelas dan kualifikasi rendah, dan 0 siswa (0%) menyatakan
menggunakan teknik analisis deskriptif dan korelasi prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi
Product Moment. sangat rendah. Nilai rata-rata variabel prestasi
belajar siswa sebesar 85,1542 sehingga dibulatkan
menjadi 85. Nilai rata-rata tersebut berada pada
HASIL
interval 82-100, sehingga dapat diinterpretasikan
Berdasarkan data yang telah dianalisis, hasil bahwa prestasi belajar siswa SMP Negeri 1
yang diperoleh sebagai berikut. Kertosono tergolong sangat tinggi.
Deskripsi tentang persepsi siswa terhadap
Tabel 1 Deskripsi Data tentang Persepsi Siswa MPMBS dan prestasi belajar berdasarkan
terhadap MPMBS tingkatan di SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten
Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
82-100 Sangat Baik 91 35%
Tabel 3 Deskripsi Data Tentang Persepsi Siswa
63-81 Baik 157 60,4%
Kelas VII terhadap MPMBS
44-62 Tidak Baik 12 4,6%
25-43 Sangat Tidak Baik 0 0% Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase

Total 260 100% 82-100 Sangat Baik 58 65%


63-81 Baik 29 32,7%
44-62 Tidak Baik 2 2,3%
Berdasarkan Tabel 1 terdapat 91 siswa 25-43 Sangat Tidak Baik 0 0%
(35%) menyatakan bahwa MPMBS termasuk
Total 89 100%
dalam kualifikasi sangat baik, 157 siswa (60,4%)
menyatakan bahwa MPMBS termasuk dalam
kualifikasi baik, 12 siswa (4,6%) menyatakan Berdasarkan Tabel 3 tersebut terdapat 58
bahwa MPMBS termasuk dalam kualifikasi tidak siswa (65%) menyatakan bahwa persepsi siswa
baik, dan terdapat 0 siswa (0%) menyatakan terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi
sangat baik, 29 siswa (32,7%) menyatakan bahwa
Wardani dan Ulfatin, Persepsi Siswa Terhadap Manajemen Peningkatan Muutu Berbasis Sekolah dengan Prestasi Belajar 463

persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi baik, 2 siswa (2,4%) menyatakan bahwa
kualifikasi baik, 2 siswa (2,3%) menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi tidak baik, dan 0 siswa (0%)
kualifikasi tidak baik, dan 0 siswa (0%) menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap
menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat tidak
MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat tidak baik. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa
baik. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa persepsi siswa Kelas VIII terhadap MPMBS
persepsi siswa Kelas VII terhadap MPMBS tergolong baik.
tergolong sangat baik. Deskripsi tentang prestasi belajar siswa
Deskripsi tentang prestasi belajar siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten
Kelas VII di SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 6 Deskripsi Data Tingkat Prestasi Belajar
Tabel 4 Deskripsi Data Tingkat Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
Siswa Kelas VII Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase
Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase 82-100 Sangat Tinggi 72 83,6%
82-100 Sangat Tinggi 10 11% 63-81 Tinggi 14 16,4%
63-81 Tinggi 49 54,5% 44-62 Rendah 0 0%
44-62 Rendah 30 34,5% 25-43 Sangat Rendah 0 0%
25-43 Sangat Rendah 0 0% Total 86 100%
Total 89 100%
Berdasarkan Tabel 6 tersebut terdapat 72
Berdasarkan Tabel 4 tersebut terdapat 10 siswa (83,6%) menyatakan prestasi belajar siswa
siswa (11%) menyatakan prestasi belajar siswa Kelas VIII termasuk dalam kualifikasi sangat
Kelas VII termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi, tinggi, 14 siswa (16,4%) menyatakan prestasi
49 siswa (54,5%) menyatakan prestasi belajar belajar siswa termasuk dalam kualifikasi tinggi, 0
siswa termasuk dalam kualifikasi tinggi, 30 siswa siswa (0%) menyatakan prestasi belajar siswa
(34,5%) menyatakan prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi rendah, dan 0 siswa
termasuk dalam kualifikasi rendah, dan 0 siswa (0%) menyatakan prestasi belajar siswa termasuk
(0%) menyatakan prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi sangat rendah. Sehingga, dapat
dalam kualifikasi sangat rendah. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa prestasi belajar siswa
diinterpretasikan bahwa prestasi belajar siswa Kelas VIII tergolong sangat tinggi.
Kelas VII tergolong tinggi. Deskripsi tentang persepsi siswa kelas IX
Deskripsi tentang persepsi siswa kelas VIII terhadap MPMBS di SMP Negeri 1 Kertosono
terhadap MPMBS di SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 7
Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
berikut.
Tabel 7 Deskripsi Data tentang Persepsi Siswa
Tabel 5 Deskripsi Data tentang Persepsi Siswa Kelas IX terhadap MPMBS
Kelas VIII terhadap MPMBS Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase
Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase 82-100 Sangat Baik 8 9,8%
82-100 Sangat Baik 25 26,1% 63-81 Baik 69 80,5%
63-81 Baik 59 71,5% 44-62 Tidak Baik 8 9,7%
44-62 Tidak Baik 2 2,4% 25-43 Sangat Tidak Baik 0 0%
25-43 Sangat Tidak Baik 0 0% Total 85 100%
Total 86 100%
Berdasarkan Tabel 7 tersebut terdapat 8 siswa
Berdasarkan Tabel 5 tersebut terdapat 25 (9,8%) menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap
siswa (26,1%) menyatakan bahwa persepsi siswa MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat baik,
terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi 69 siswa (80,5%) menyatakan bahwa persepsi
sangat baik, 59 siswa (71,5%) menyatakan bahwa siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
464 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 460-466

baik, 8 siswa (9,7%) menyatakan bahwa persepsi kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat,
siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi dan pemerintah dengan tanggungjawab masing-
tidak baik, dan 0 siswa (0%) menyatakan bahwa masing untuk mendirikan sekolah mencapai
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualitas (Depdiknas, 1999:4).
kualifikasi sangat tidak baik. Sehingga, dapat Sekolah yang menerapkan MPMBS salah
diinterpretasikan bahwa persepsi siswa Kelas IX satunya adalah memiliki tanggungjawab terhadap
terhadap MPMBS tergolong baik. siswa yaitu sebagai pelanggan artinya semua input
Deskripsi tentang prestasi belajar siswa dan proses yang dilaksanakan sekolah terutama
Kelas IX di SMP Negeri 1 Kertosono Kabupaten untuk meningkatkan mutu dan kepuasan siswa,
Nganjuk dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. sehinga dalam proses belajar mengajar harus
benar-benar mewujudkan mutu dan kepuasan
Tabel 8 Deskripsi Data Tingkat Prestasi Belajar siswa. Sedangkan siswa harus memiliki motivasi
Siswa Kelas IX untuk selalu meningkatkan diri untuk berprestasi
Interval Kualifikasi Frekuensi Persentase sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sekolah
82-100 Sangat Tinggi 24 29,4% harus mengetahui akan kebutuhan siswa untuk
63-81 Tinggi 61 70,6% memenuhi kepuasan belajarnya, misalnya dengan
44-62 Rendah 0 0% menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
25-43 Sangat Rendah 0 0% dan melibatkan semua indera serta menciptakan
Total 85 100% tantangan agar siswa tumbuh dan berkembang
secara intelektual dengan menguasai ilmu
pengetahuan, terampil, bijaksana, berkarakter, dan
Berdasarkan Tabel 8 tersebut terdapat 24
memiliki kematangan emosional.
siswa (29,4%) menyatakan prestasi belajar siswa
Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada
Kelas IX termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi,
semester gasal tahun ajaran 2012/2013 dengan
61 siswa (70,6%) menyatakan prestasi belajar
jumlah 260 siswa yang meliputi nilai prestasi
siswa termasuk dalam kualifikasi tinggi, 0 siswa
akademik maupun nonakademik memperoleh hasil
(0%) menyatakan prestasi belajar siswa termasuk
bahwa rata-rata tingkat prestasi belajar siswa
dalam kualifikasi rendah, dan 0 siswa (0%)
termasuk dalam kualifikasi tinggi. Menurut Syah
menyatakan prestasi belajar siswa termasuk dalam
(2008: 141) mendefinisikan Prestasi sebagai
kualifikasi sangat rendah. Sehingga, dapat
tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
diinterpretasikan bahwa prestasi belajar siswa
yang ditetapkan dalam sebuah program. Jika
Kelas IX tergolong tinggi.
prestasi siswa masih tergolong sangat rendah,
Data hasil penelitian menunjukkan nilai rhitung
maka perlu diadakan evaluasi program belajar
= 0,542 dan nilai rtabel = 0,124, dari data tersebut
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
dapat diketahui bahwa r hitung> rtabel. Interpretasi
Program-program belajar yang disusun hendaknya
dari data tersebut Ho ditolak dan H1 diterima,
mengarah pada peningkatan mutu pendidikan
artinya ada hubungan positif (+0,542) antara
berbasis sekolah dimana peran kepala sekolah
variabel persepsi siswa terhadap MPMBS (X) dan
dalam mengelola manajemen pendidikan sekolah
prestasi belajar (Y), semakin tinggi persepsi siswa
untuk peningkatan prestasi siswa baik akademik
terhadap MPMBS (X), maka semakin tinggi pula
maupun non-akademikberdasarkan perkembangan
prestasi belajar siswa (Y) di SMP Negeri 1
ilmu pengetahuan.
Kertosono.
Prestasi belajar adalah hasil penilaian melalui
pengukuran atas pengetahuan, ketrampilan, sikap
PEMBAHASAN yang dapat dicapai siswa selama mengikuti proses
belajar dalam jangka waktu tertentu yang
Berdasarkan angket penelitian yang
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka.
disebarkan kepada 260 responden tentang persepsi
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 58
siswa terhadap MPMBS yang meliputi input,
siswa (65%) menyatakan bahwa persepsi siswa
proses, dan output memperoleh hasil bahwa rata-
terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi
rata persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk
sangat baik, 29 siswa (32,7%) menyatakan bahwa
dalam kualifikasi baik. Manajemen Peningkatan
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah suatu
kualifikasi baik, 2 siswa (2,3%) menyatakan bahwa
konsep pendidikan yang dilaksanakan oleh
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
Wardani dan Ulfatin, Persepsi Siswa Terhadap Manajemen Peningkatan Muutu Berbasis Sekolah dengan Prestasi Belajar 465

kualifikasi tidak baik, dan 0 siswa (0%) sangat baik, 69 siswa (80,5%) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat tidak kualifikasi baik, 8 siswa (9,7%) menyatakan bahwa
baik. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam
persepsi siswa Kelas VII terhadap MPMBS kualifikasi tidak baik, dan 0 siswa (0%)
tergolong sangat baik. menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap
Sedangkan prestasi belajar siswa Kelas VII MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat tidak
terdapat 10 siswa (11%) menyatakan prestasi baik. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa
belajar siswa Kelas VII termasuk dalam kualifikasi persepsi siswa Kelas IX terhadap MPMBS
sangat tinggi, 49 siswa (54,5%) menyatakan tergolong baik.
prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi Sedangkan prestasi belajar siswa Kelas IX
tinggi, 30 siswa (34,5%) menyatakan prestasi terdapat 24 siswa (29,4%) menyatakan prestasi
belajar siswa termasuk dalam kualifikasi rendah, belajar siswa Kelas IX termasuk dalam kualifikasi
dan 0 siswa (0%) menyatakan prestasi belajar sangat tinggi, 61 siswa (70,6%) menyatakan
siswa termasuk dalam kualifikasi sangat rendah. prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi
Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa prestasi tinggi, 0 siswa (0%) menyatakan prestasi belajar
belajar siswa Kelas VII tergolong tinggi. siswa termasuk dalam kualifikasi rendah, dan 0
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik siswa (0%) menyatakan prestasi belajar siswa
kesimpulan bahwa persepsi siswa kelas VII termasuk dalam kualifikasi sangat rendah.
terhadap MPMBS termasuk dalam kategori sangat Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa prestasi
baik, dan prestasi belajar siswa kelas VII termasuk belajar siswa Kelas IX tergolong tinggi.
dalam kategori tinggi dengan interval nilai antara Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik
63-81 sehingga terdapat 49 siswa termasuk dalam kesimpulan bahwa persepsi siswa kelas IX
kualifikasi prestasi belajar yang tinggi. terhadap MPMBS tergolong baik, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 25 siswa prestasi belajar kelas IX tergolong tinggi.Prestasi
(26,1%) menyatakan bahwa persepsi siswa belajar siswa Kelas IX termasuk dalam kualifikasi
terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi karena berada pada interval 63-81 dengan
baik, 59 siswa (71,5%) menyatakan bahwa persepsi jumlah siswa 61 dari 85 siswa.
siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi Berdasarkan persepsi siswa terhadap
baik, 2 siswa (2,4%) menyatakan bahwa persepsi MPMBS ada kaitannya dengan perkembangan
siswa terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi tingkat prestasi belajar dimana siswa terlibat
tidak baik, dan 0 siswa (0%) menyatakan bahwa langsung dan merasakan melalui proses belajar
persepsi siswa terhadap MPMBS termasuk dalam mengajar, perkembangan ilmu pengetahuan yang
kualifikasi sangat tidak baik. Sehingga, dapat baru, dan kegiatan ketrampilan lainnya melalui
diinterpretasikan bahwa persepsi siswa Kelas VIII bidang non-akademik yang membantu untuk
terhadap MPMBS tergolong baik. membangun kreativitasnya. Menurut Arikunto
Sedangkan prestasi belajar siswa Kelas VIII (2010: 11) belajar merupakan komponen ilmu
terdapat 72 siswa (83,6%) menyatakan prestasi pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan
belajar siswa Kelas VIII termasuk dalam bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit
kualifikasi sangat tinggi, 14 siswa (16,4%) maupun implisit (tersembunyi). Artinya untuk
menyatakan prestasi belajar siswa termasuk dalam menangkap isi dan pesan belajar melalui ranah
kualifikasi tinggi, 0 siswa (0%) menyatakan kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi pengetahuan, afektif yaitu kemampuan yang
rendah, dan 0 siswa (0%) menyatakan prestasi berkenaan dengan perasaan, partisipasi, sikap, dan
belajar siswa termasuk dalam kualifikasi sangat psikomotorik yaitu kemampuan yang
rendah. Sehingga, dapat diinterpretasikan bahwa mengutamakan ketrampilan jasmani yang terdiri
prestasi belajar siswa Kelas VIII tergolong sangat dari persepsi, kesiapan, kreativitas.
tinggi. Prestasi belajar siswa Kelas VIII termasuk Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
dalam kualifikasi sangat tinggi karena berada pada dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada
interval 82-100. hubungan yang signifikan antara persepsi siswa
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 8 siswa terhadap MPMBS dengan prestasi belajar di SMP
(9,8%) menyatakan bahwa persepsi siswa Negeri 1 Kertosono.
terhadap MPMBS termasuk dalam kualifikasi
466 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 460-466

KESIMPULAN DAN SARAN perlu adanya suatu pendekatan terhadap siswa


Kesimpulan
agar lebih memahami kebutuhan belajar siswa,
(2) guru SMP Negeri 1 Kertosono, hendaknya
Berdasarkan hasil analisis data dalam dalam mengajar lebih menerapkan metode positif
penelitian ini dapat disusun kesimpulan sebagai untuk memotivasi siswa, sehingga siswa merasa
berikut: (1) persepsi siswa terhadap MPMBS di nyaman dalam belajar, (3) siswa SMP Negeri 1
SMP Negeri 1 Kertosono termasuk dalam Kertosono, hendaknya lebih meningkatkan
kualifikasi baik, (2) tingkat prestasi belajar siswa di prestasi belajar khususnya bidang akademik agar
SMP Negeri 1 Kertosono termasuk dalam sekolah memiliki mutu pendidikan yang lebih baik
kualifikasi tinggi, dan (3) ada hubungan yang lagi, (4) jurusan Administrasi Pendidikan,
signifikan antara persepsi siswa terhadap MPMBS hendaknya menambah wacana keilmuan
dengan prestasi belajar di SMP Negeri 1 Kertosono. mengenai manajemen mutu sekolah agar dapat
dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa
Saran Administrasi Pendidikan. (5) peneliti lain,
disarankan agar melakukan penelitian secara
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka berkesinambungan yang lebih komprehensif
disarankan kepada: (1) kepala SMP Negeri 1 tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan
Ker tosono, hendaknya dalam mengelola mutu pendidikan sekolah serta memilih metode
manajemen sekolah lebih ditingkatkan lagi, yang tepat.
khususnya dalam bidang akademik., selain itu

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Sukmadinata, N. S., Jamiat A. N. & Ahman.
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka 2008. Pengendalian Mutu Pendidikan
Cipta. Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip,
Depdiknas. 1999. Manajemen Peningkatan dan Instrumen). Bandung: PT Refika
Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Proyek Aditama.
Peningkatan Mutu, Depdiknas. Syafaruddin.2002. Manajemen Mutu Terpadu
Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna dalam Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Widiasarana Indonesia.
Sallis, E. 2008.Total Quality Management in Syah, M. 2008. Psikologi Pendidikan dengan
Education. Yogyakarta: IRCiSoD. Pendidikan Baru Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
ANALISIS SATUAN BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Ahmad Rahman Budiman


Bambang Setyadin

E-mail: rewosh_23@yahoo.com
Jurusan AP FIP UM, Jl. Semarang 5 Malang 65145,

Abstract: This study aimed to determine: (1) The amount of direct costs per year UM students; (2)
The amount of indirect costs UM students per year; (3) The amount of the cost of education per year
UM students. Data collection was conducted using a questionnaire and supporting documentation.
Analysis using descriptive statistical analysis techniques. The results of this study indicate the
percentage proportion of the cost of education UM student is 21.45% of direct costs and indirect
costs amounted to 78.55%.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya langsung mahasiswa UM
per tahun; (2) Besarnya biaya tidak langsung mahasiswa UM per tahun; (3) Besarnya biaya pendidikan
mahasiswa UM per tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dokumentasi
sebagai penunjang. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan persentase proporsi biaya pendidikan mahasiswa UM yaitu biaya langsung
sebesar 21,45% dan biaya tidak langsung sebesar 78,55%.

Kata Kunci: analisis, satuan biaya pendidikan, mahasiswa UM

Pendidikan tidak dapat terlepas dari adanya biaya. pemerintah daerah, dan masyarakat; (2)
Biaya pendidikan merupakan komponen yang Masyarakat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan meliputi: a. Penyelenggara atau satuan pendidikan
(Supriadi, 2004:3). Tanpa dukungan biaya, proses yang didirikan masyarakat; b. Peserta didik, orang
pendidikan tidak dapat berjalan dengan lancar. tua atau wali peserta didik; dan c. Pihak lain selain
Hampir semua kegiatan pendidikan memerlukan yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang
biaya. Menurut Anwar (dalam Supriadi, 2004:4), mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang
biaya pendidikan dapat dikategorikan sebagai pendidikan
berikut: (1) Biaya langsung (direct cost); (2) biaya Dari PP No 48 Tahun 2008 Ayat 2 poin b
tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung, dijelaskan, bahwa masyarakat yang dimaksud
adalah segala pengeluaran yang secara langsung adalah peserta didik, orangtua atau wali peserta
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Biaya didik, sehingga dapat disimpulkan, bahwa biaya
tidak langsung, adalah pengeluaran yang secara pendidikan di perguruan tinggi juga merupakan
tidak langsung menunjang proses pendidikan tetapi tanggung jawab mahasiswa, orangtua atau wali
memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi mahasiswa. Tidak sedikit masyarakat yang
di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya mengeluhkan akan tingginya biaya kuliah.
transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya Pendidikan merupakan hak semua
kesehatan, dan harga kesempatan (opportunity masyarakat, tapi kenyataan untuk bisa sekolah di
cost). jenjang perguruan tinggi termasuk di perguruan
Pendanaan pendidikan di Indonesia telah tinggi negeri (PTN) semakin hari semakin mahal.
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Contoh kasus, untuk kuliah di Institut Teknologi
Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Bandung (ITB), seorang mahasiswa harus
Pendanaan Pendidikan Pasal 2 Ayat 1 dan 2 merogoh kocek hingga Rp100 juta agar bisa lulus,
sebagai berikut: (1) Pendanaan pendidikan menjadi atau sekitar Rp25 juta per tahun. (Rimanews, 26
tanggung jawab bersama antara pemerintah, Mei 2011)

467
468 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

Pemerintah belum bisa memastikan biaya Kerja Siswa (LKS), (i) Belanja buku tulis, (j)
pendidikan di perguruan tinggi yang ideal dan Belanja alat-alat tulis, (k) Ongkos fotocopy, (l)
masyarakat mengeluhkan akan tingginya biaya Biaya aktivitas intrakulikuler, (m) Ongkos
pendidikan di perguruan tinggi, namun keluhan transportasi, (n) Ongkos wisuda, (o) Ongkos ambil
mereka tidak rasional karena tidak menyertakan ijazah, (p) Ongkos legalisir ijazah; 2) Biaya Ekstra
rincian seberapa besar biaya pendidikan yang Adapun yang termasuk dalam biaya ekstra, antara
diperlukan. Sudah banyak studi, diskusi, dan lain: (a) Belanja buku pengayaan, (b) Ongkos sewa
perhitungan biaya pendidikan yang berbasis dana buku, (c) Ongkos sewa komputer, (d) Ongkos
pemerintah dengan mengabaikan dana dari internet, (e) Ongkos komunikasi, (f) Ongkos ekstra
mahasiswa itu sendiri dan masyarakat, sehingga transportasi, (g) Biaya ekstra aktivitas
dana yang berasal dari non-pemerintah (iuran ekstrakurikuler, (h) Ongkos kursus/les, (i) Ongkos
mahasiswa dan masyarakat) dianggap hanya remidi, (j) Iuran bakti sosial, (k) Sumbangan ke
sebagai penunjang dalam penyelenggaraan Komite Sekolah; 3) Living Cost, Sedangkan yang
pendidikan. Mungkin kontribusi dana mahasiswa termasuk living cost adalah: (a) Ongkos pondokan,
dan masyarakat yang dicantumkan dalam (b) Biaya makan/minum/jajan, (c) Biaya rekreasi/
anggaran hanya berupa biaya Sumbangan hiburan, (d) Ongkos kesehatan, (e) Belanja
Pembinaan Pendidikan (SPP) dan biaya kosmetik, (f) Belanja sandang, (g) Dan lain-lain.
Sumbangan Pembinaan Sarana Akademik Supriadi (2004:27) juga menyatakan, bahwa
(SPSA). Sementara, dana yang dibelanjakan sebagian besar biaya pendidikan yang
secara langsung oleh mahasiswa, misalnya untuk memungkinkan siswa tetap berada di sekolah
membeli buku kuliah, membayar sewa kamar, ditanggung oleh keluarga siswa yang digunakan
biaya konsumsi sehari-hari, dan lain-lain) tidak untuk membiayai berbagai komponen kegiatan
pernah dihitung secara komprehensif. pendidikan . biaya-biaya tersebut dikeluarkan
Supriadi (2004:27) menyatakan, bahwa Studi keluarga siswa untuk mendukung pr oses
yang berbasis dana pemerintah mengandung pendidikan anaknya. Berdasarkan pendapat para
kelemahan untuk memprediksikan jumlah riil biaya ahli dapat disimpulkan, bahwa biaya pendidikan
yang benar-benar digunakan untuk mendukung dapat digolongkan menurut keperluan yang
penyelenggaraan pendidikan, karena mengabaikan dibutuhkan. Biaya pendidikan dalam penelitian ini,
kontribusi orang tua untuk membiayai pendidikan yaitu biaya langsung (biaya pokok) dan biaya tidak
anak-anaknya. Jatah dari Direktorat Jenderal langsung yang terdiri dari biaya ekstra dan biaya
Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebesar Rp hidup/living cost. Biaya langsung merupakan
500.000,00 per bulan dirasakan sangat kecil untuk biaya yang dibebankan pihak universitas kepada
biaya hidup penerima beasiswa Bidik Misi mahasiswa untuk dapat menempuh proses
(Pikiran Rakyat, 28 Oktober 2010). Berdasarkan pendidikan. Biaya tidak langsung terdiri dari biaya
pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa ekstra yang merupakan biaya yang berkaitan
mahasiswa dan orangtua atau wali mahasiswa dengan proses pendidikan dan biaya hidup yang
tidak hanya mengeluarkan biaya pendidikan yang merupakan biaya yang secara tidak langsung
dibayarkan ke universitas untuk dapat mengikuti menunjang proses pendidikan itu terjadi.
proses pendidikan di perguruan tinggi. Mereka juga Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
mengeluarkan biaya lain yang tidak dibayarkan penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak
langsung melalui pihak universitas dalam bentuk hasilnya secara nyata dalam waktu relatif singkat.
biaya SPP atau sumbangan lainnya (misalnya, Masyarakat telah menyadari akan pentingnya
SPSA, iuran Himpunan Orangtua Mahasiswa - pendidikan, mereka menjadikan pendidikan sebagai
HOTMA), dan lain-lain. kebutuhan primer sehingga masyarakat akan selalu
Menurut Setyadin (2009:8) bagi orangtua, berusaha memenuhi biaya pendidikan agar anak-
biaya pendidikan dapat dipilah menjadi tiga bagian, anaknya mendapat pendidikan yang bermutu.
yaitu: 1) Biaya Pokok Secara empirik, yang Dengan harapan di waktu yang akan datang
termasuk dalam biaya pokok, yaitu: (a) Ongkos mendapatkan manfaat dari pendidikan. Uang yang
registrasi, (b) Uang pangkal, (c) Belanja seragam, dikeluarkan untuk pendidikan dipandang sebagai
(d) Ongkos herregistrasi, (e) Sumbangan suatu investasi. Investasi berarti akan
Pembinaan Pendidikan (SPP), (f) Ongkos mendatangkan keuntungan di masa yang akan
praktikum, (g) Ongkos ujian teori (dan ujian datang. Sesuai dengan pernyataan Todaro
praktek), (h) Belanja buku pelajaran dan Lembar (2000:395), Bagi sebagian besar masyarakat
Budiman dan Setyadin, Analisis Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang 469

menginginkan pendidikan bukan karena manfaat terbuka sehingga responden memiliki kesempatan
yang bersifat nonekonomis (reputasi, gengsi, untuk memberikan jawaban tentang jumlah biaya
pengaruh atau kepuasan batin) melainkan pendidikan yang dikeluarkan.
ekonomis. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan
Mereka menginginkan pendidikan sebagai data mahasiswa UM dalam mengeluarkan
suatu wahana dalam rangka mengamankan uangnya atau uang orangtua mahasiswa selama
kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan mengikuti proses pendidikan di UM. Uji validitas
di sector modern. Sedangkan menurut Walter W. yang digunakan yaitu validitas isi dengan tipe face
McMahon dan Terry G. Geske (dalam Nurkolis, validity, sesuai dengan pendapat Setyadin (1994:5)
2002:1) Pendidikan adalah sebagai investasi sumber Face validity menyangkut pemeriksaan terhadap
daya manusia yang memberi manfaat moneter butir-butir pertanyaan sehingga instrumen tersebut
ataupun non-moneter. Manfaat nonmeneter dari mengukur aspek yang relevan. Tolok ukur untuk
pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang menyimpulkannya didasarkan akal sehat sehingga
lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, diperlukan expert judgement. Sedangkan uji
kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat reliabilitas dengan menggunakan teknik test-retest.
hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan Koefisien korelasi mempunyai rentangan 0 1.
kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat Responden memberikan jawaban pada penyebaran
ekonomis, yaitu berupa tambahan pendapatan angket pertama kemudian dilakukan penyebaran
seseorang yang telah menyelesaikan tingkat angket kedua dan hasil dari pengisian angket
pendidikan tertentu dibandingkan dengan pertama dan kedua dikorelasikan pasangan setiap
pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya. item antara ujicoba 1 dan 2. Koefisien korelasi yang
Penyataan di atas berarti, bahwa pendidikan diperoleh dari seluruh pasangan item kemudian
bermanfaat baik manfaat moneter maupun non- dijumlahkan dan diambil rata-ratanya. Responden
moneter bagi individu yang bersangkutan dan yang digunakan untuk ujicoba instrument sebanyak
masyarakat. Manfaat itu, antara lain: menambah 32 orang. Hasil uji reliabiltas instrumen sebesar
mobilitas sosial, mendapat gaji/pendapatan yang 0,827 sehingga instrumen tersebut memiliki tingkat
lebih baik, mempunyai status pekerjaan yang tinggi reliabilitas yang tinggi. Jenis data yang digunakan
sehingga dapat dikatakan mempunyai kondisi kerja dalam penelitian ini adalah data nominal yaitu
yang lebih baik, lebih menghargai seni dan budaya, berupa besarnya biaya pendidikan mahasiswa UM
dan mempunyai kemampuan berpartisipasi dalam yang diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi
proses demokrasi. oleh responden yaitu mahasiswa UM Setelah data
terkumpul, dilakukan analisiswa data dengan teknik
METODE analisis deskriptif. Langkah pertama yaitu dengan
menentukan kualifikasi terhadap variabel
Penelitian ini menggunakan metode penelitian penelitian.
kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deskriptif karena berusaha HASIL
mendeskripsikan besarnya biaya langsung, biaya
tidak langsung, dan biaya pendidikan mahasiswa Hasil Analisis Deskriptif
UM. Variabel penelitian ini adalah rincian biaya
Deskripsi data menggambarkan tentang
pendidikan mahasiswa UM. Populasi dalam
kategori biaya langsung, biaya tidak langsung, dan
penelitian ini adalah mahasiswa UM tahun
biaya pendidikan mahasiswa UM pada Tabel 1.
angkatan 2007 2010 yang berjumlah 19645 orang.
Dari tabel 1 dapat dijelaskan, bahwa mean
Digunakan rumus Sample Size Formula Slovin,
biaya langsung sebesar 7.263.292,10, biaya tidak
sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 392
langsung sebesar 7.917.224,49 dan biaya
orang mahasiswa. Penelitian ini subjeknya
pendidikan sebesar 15.180.516,58. Nilai maksimal
berjenjang mulai mahasiswa tahun angkatan 2007,
biaya langsung sebesar 14.830.000,00. biaya tidak
2008, 2009, dan 2010 serta S1, S2, S3 sehingga
langsung sebesar 28.620.000,00 dan biaya
teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
pendidikan sebesar 34.880.000,00. Nilai minimal
teknik proportional stratified random sampling.
biaya langsung sebesar 0,00, biaya tidak langsung
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner
sebesar 404.000,00, dan biaya pendidikan sebesar
dan dokumentasi sebagai pendukung. Jenis
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
470 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

Tabel 1. Ringkasan Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Totalx (Biaya Langsung) 392 14.830.000,00 0.00 14.830.000,00 7.263.292,10
Totally (Biaya Tidak Langsung) 392 28.216,000,00 404.000,00 28.620.000,00 7.917.224,49
Totalxy (Biaya Pendidikan) 392 33.685.000,00 1.195.000,00 34.880.000,00 15.180.516,58

Tabel 2. Interval Kategori Biaya Langsung, Tidak Langsung dan Biaya Pendidikan

Interval Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi


Biaya Langsung 0 - 4.943.333,67 4.943.334,67 - 9.886.668,33 9.886.669,33 - 14.830.003,00
Persentase 10,46 % 71,17 % 18,37 %
Biaya Tidak Langsung 404.000,00 - 9.809.333,67 9.809.334,67 - 19.214.668,33 19.214.669,33 - 28.620.003,00
Persentase 71,43 % 27,04 % 1,53 %
Biaya Pendidikan 1.195.000,00 - 12.423.333,67 12.423.334,67 - 23.651.668,33 23.651.669,33 - 34.880.003,00
Persentase 25,51 % 70,15 % 4,34 %

Tabel 3 Perhitungan Rata-Rata Biaya Langsung Mahasiswa UM

Rata-Rata Biaya Rata-Rata Biaya Langsung


No Mahasiswa Langsung per Tahun Berdasarkan Waktu Studi
(dalam Rupiah) (dalam Rupiah)
4 tahun 2 tahun 3 tahun
1. FE 3.490.977,00 13.963.908,00 - -
2. FIK 3.289.586,00 13.158.344,00 - -
3. FIP 3.064.061,50 12.256.246,00 - -
4. FIS 3.293.600,50 13.174.402,00 - -
5. FMIPA 3.546.817,20 14.187.269,80 - -
6. FS 3.270.756,50 13.083.026,00 - -
7. FT 3.716.440,30 14.865.761,20 - -
8. Program Magister 13.695.001,00 27.390.002,00 - -
9. Program Doktor 14.022.223,00 42.066.669,00 - -

1.195.000,00. Sedangkan untuk interval kategori Perhitungan rata-rata biaya langsung mahasiswa
biaya pendidikan akan disajikan pada Tabel 2. UM akan disajikan secara ringkas pada Tabel 3.
Dari Tabel 2 dapat dijelaskan persentase Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan, bahwa
untuk biaya langsung, kategori rendah sebesar rata-rata biaya langsung per tahun tertinggi yaitu
10,46%, kategori sedang sebesar 71,17%, dan mahasiswa Program Doktor, yaitu sebesar Rp
kategori tinggi sebesar sebesar 18,37%. Persentase 14.022.223,00; Program Magister sebesar Rp
untuk biaya tidak langsung, kategori rendah 13.695.001,00; FT sebesar Rp 3.716.440,30; FE
sebesar 71,43%, kategori sedang sebesar 27,04%, sebesar Rp 3.490.977,00; FMIPA sebesar Rp
dan kategori tinggi sebesar 1,53%. Persentase 3.546.817,20; FIS sebesar Rp 3.293.600,50; FIK
untuk biaya pendidikan, kategori rendah sebesar sebesar Rp 3.289.586,00; FS sebesar Rp
25,51%, kategori sedang sebesar 70,15%, dan 3.270.756,50; dan terendah mahasiswa FIP
kategori tinggi sebesar 4,34%. sebesar Rp 3.064.061,50.

Besar Biaya Langsung Mahasiswa UM per Tahun Besar Biaya Tidak Langsung Mahasiswa UM per
Tahun
Dari 13 item biaya langsung (x1-x13)
memiliki waktu pengeluaran yang berbeda-beda. Dari 29 item biaya tidak langsung (y1-y29)
memiliki waktu pengeluaran yang berbeda-beda.
Budiman dan Setyadin, Analisis Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang 471

Tabel 4 Perhitungan Rata-Rata Biaya Tidak Langsung Mahasiswa UM

Rata-Rata Biaya Rata-Rata Biaya Langsung


No Mahasiswa Langsung per Tahun Berdasarkan Waktu Studi
(dalam Rupiah) (dalam Rupiah)
4 tahun 2 tahun 3 tahun
1. FE 16.207.815,00 64.831.260,00 - -
2. FIK 16.691.089,25 66.764.357,00 - -
3. FIP 14.948.188,00 59.792.752,00 - -
4. FIS 15.378.289,00 61.513.156,00 - -
5. FMIPA 13.434.437,00 53.737.748,00 - -
6. FS 15.443.430,00 61.773.720,00 - -
7. FT 16.588.784,00 66.355.136,00 - -
8. Program Magister 27.721.252,00 55.442.504,00 - -
9. Program Doktor 26.651.369,00 79.954.107,00 - -

Tabel 5 Persentase Proporsi Biaya Pendidikan Mahasiswa UM

Persentase (%)
No Mahasiswa
Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Biaya Pendidikan
1. FE 17,72 82,28 100
2. FIK 16,46 83,54 100
3. FIP 17 83 100
4. FIS 17,64 82,36 100
5. FMIPA 20,89 79,11 100
6. FS 17,48 82,52 100
7. FT 18,30 81,70 100
8. Program Magister 33,07 66,93 100
9. Program Doktor 34,48 65,52 100
Rata-Rata 21,45 78,55 100

Perhitungan rata-rata biaya tidak langsung obat luka; (8) Konsumsi lain-lain (kue,rokok,susu/
mahasiswa UM akan disajikan secara ringkas kopi/coklat); (9) Beli peralatan mandi (10) Iuran
pada Tabel 4. kas kelas, Iuran KKN, Iuran PPL, (11) Biaya
Dari Tabel 4 dapat dijelaskan, bahwa rata- bualanan bagi cewek; (12) Pembelian bahan dan
rata biaya tidak langsung per tahun tertinggi alat untuk pembuatan tugas (mediap pembelajaran
mahasiswa Program Magister, yaitu sebesar Rp dan patung/karya seni); (13) Kado ulang tahun
27.721.252,00; Program Doktor sebesar Rp teman; (14) Nonton bioskop; (15) Beli makanan
26.651.369,00 ; FIK sebesar Rp 16.691.089,25; hewan peliharaan; (16) Urusan lalu-lintas; (17)
FT sebesar Rp 16.588.784,00; FE sebesar Rp Denda pinjam buku; (18) Perabot kamar kost; (19)
16.207.815,00; FS sebesar Rp 15.443.430,00; FIS Kencan (20) Pangkas rambut (21) membeli CD
sebesar Rp 15.378.289,00; FIP sebesar Rp dan merchandise, (22) Hutang piutang; dan (23)
14.948.188,00; dan terendah mahasiswa FMIPA Urusan dinas.
sebesar Rp 13.434.437,00. Namun, jika dilihat
berdasarkan waktu studi mahasiswa Program Besar Biaya Pendidikan Mahasiswa UM per Tahun
Doktor memiliki rata-rata biaya tidak langsung
tertinggi. Serta terdapat biaya lain-lain yang Biaya pendidikan mer upakan hasil
dikeluarkan mahasiswa UM selama mengikuti penjumlahan antara biaya langsung dan tidak
proses pendidikan di UM antara lain: (1) langsung yang telah dijelaskan sebelumnya.
Menghadiri undangan pernikahan teman kuliah; (2) Persentase proporsi biaya pendidikan mahasiswa
Pulang kampung/pulang pergi ke rumah; (3) UM dapat dilihat pada Tabel 5.
Keperluan untuk motor; (4) Servis barang Dari Tabel 5 dapat dijelaskan, bahwa rata-
elektronik; (5) Traktir Teman; (6) Laundry; (7) Beli rata persentase proporsi biaya langsung mahasiswa
472 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

Tabel 6. Perhitungan Rata-Rata Biaya Pendidikan Mahasiswa UM

Rata-Rata Biaya Rata-Rata Biaya Pendidikan


No Mahasiswa Pendidikanper Tahun Berdasarkan Waktu Studi
(dalam Rupiah) (dalam Rupiah)
4 tahun 2 tahun 3 tahun
1. FE 19.698.792,00 78.795.168,00 - -
2. FIK 19.980.675,25 79.922.701,00 - -
3. FIP 18.012.250,50 72.048.998,00 - -
4. FIS 18.671.890,50 74.687.558,00 - -
5. FMIPA 16.981.254,20 67.925.016,80 - -
6. FS 18.714.186,50 74.856.746,00 - -
7. FT 20.305.224,30 81.220.897,20 - -
8. Program Magister 41.416.253,00 82.832.506,00 - -
9. Program Doktor 40.673.592,00 122.020.776,00 - -

UM sebesar 21,45% dan biaya tidak langsung mahasiswa UM di tingkat fakultas terdiri dari: (1)
sebesar 78,55%. Sedangkan Tabel 6 berikut akan Biaya pendaftaran yang terdiri dari biaya tes tulis
menjelaskan rata-rata biaya pendidikan mahasiswa dan uji ketrampilan khusus; (2) Biaya pokok studi
UM. Untuk perhitungan rata-rata biaya pendidikan yang terdiri dari biaya SPSA/SPGG, biaya SPP/
mahasiswa UM per tahun akan disajikan pada BPP, biaya KPMB, biaya KKP/KKL, biaya
Tabel 6. DKPMB, biaya program semester pendek, Biaya
Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan, bahwa PPL/PKL, Biaya KKN, Iuran HOTMA. Untuk
rata-rata biaya pendidikan per tahun tertinggi biaya kegiatan praktikum, ujian teori, dan ujian
mahasiswa Program Magister, yaitu sebesar Rp praktik tidak ditemukan adanya pengeluaran yang
41.416.253,00; Program Doktor sebesar Rp dilakukan oleh mahasiswa di tingkat fakultas.
40.673.592,00; FT sebesar Rp 20.305.224,30; FIK Sedangkan komponen biaya langsung di tingkat
sebesar Rp 19.980.675,25; FE sebesar Rp Program Pascasarjana, yaitu: (1) Biaya
19.698.792,00; FS sebesar Rp 18.714.186,50; FIS pendaftaran hanya terdapat biaya tes tulis karena
sebesar Rp 18.671.890,50; FIP sebesar Rp tidak ditemukan adanya pengeluaran biaya oleh
18.012.250,50; dan terendah mahasiswa FMIPA mahasiswa Pascasarjana untuk biaya uji
sebesar Rp 16.981.254,20. Namun, jika dilihat keterampilan khusus; (2) Biaya pokok studi yang
berdasarkan waktu studi mahasiswa Program terdiri dari biaya SPSA, biaya SPP, biaya BPP,
Doktor memiliki rata-rata biaya pendidikan biaya program Pra Pascasarjana, biaya KKP/
tertinggi. KKL, biaya PPL/PKL, Iuran FKM, dan biaya
kegiatan praktikum. Untuk biaya uji keterampilan
PEMBAHASAN khusus, Biaya program semester pendek, ujian
teori, dan ujian praktik tidak ditemukan adanya
Besar Biaya Langsung Mahasiswa UM per Tahun pengeluaran yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Pascasarjana.
Dalam penelitian ini yang dimaksud biaya
Berdasarkan Tabel 2, biaya langsung
langsung adalah biaya pokok yang dibayarkan
mahasiswa UM termasuk kategori sedang. Biaya
mahasiswa UM kepada pihak universitas untuk
yang dibayarkan oleh mahasiswa/orang tua
bisa mengikuti proses pendidikan, misalnya biaya
mahasiswa ke pihak kampus UM tidaklah sedikit.
pendaftaran, SPSA, SPP, dan lain-lain. Anwar,dkk
Berdasarkan Tabel 3, rata-rata biaya langsung per
(dalam Supriadi, 2004:4) menyatakan, Biaya
tahun mahasiswa FE sebesar Rp 3.490.977,00; FIK
langsung (direct cost) adalah segala pengeluaran
sebesar Rp 3.289.586,00; FIP sebesar Rp
yang secara langsung menunjang penyelenggaraan
3.064.061,50; FIS sebesar Rp 3.293.600,50;
pendidikan.
FMIPA sebesar Rp 3.546.817,20; FS sebesar Rp
Terdapat berbagai jenis biaya yang
3.270.756,50; FT sebesar Rp 3.716.440.30;
dikeluarkan mahasiswa UM untuk bias mengikuti
Program Magister sebesar Rp 13.695.001,00; dan
proses pendidikan di UM dengan sifat pembayaran
Program Doktor sebesar Rp 14.022.223,00.
yang berbeda-beda. Komponen biaya langsung
Budiman dan Setyadin, Analisis Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang 473

Bastian (2007:173) menyatakan, bahwa living cost terdiri dari: (1) Biaya penginapan/kost;
biaya pokok untuk pendidikan tinggi di Malaysia (2) Biaya makan/minum/jajan; (3) Biaya pembelian
berkisar Rp 18 juta per mahasiswa per tahun. barang elektronik pribadi yang terdiri dari biaya
Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan pembelian handphone, laptop/notebook/
rata-rata biaya langsung mahasiswa UM yang komputer, modem, printer, flashdisk/removable
telah dijelaskan di atas. Jika dibandingkan dengan disk; (4) Biaya komunikasi yang terdiri dari biaya
hasil penelitian Sunarni (2007), biaya pendidikan telepon/sms, surat menyurat, chatting; (5) Biaya
yang dikeluarkan siswa SMAN di Jawa Timur transportasi ke kampus; (6) Biaya rekreasi; (7)
rata-rata per tahun biaya langsung Rp Biaya kesehatan; (8) Biaya belanja yang terdiri
7.726.667,00. Hasil penelitian Sunarni lebih tinggi dari biaya belanja tas/sepatu/assesoris dan belanja
karena terdapat perbedaan komponen biaya kosmetik/perawatan tubuh; dan (9) Biaya peduli
langsung dari masing-masing penelitian. Biaya yang sosial/amal.
menjadi komponen dalam biaya langsung sesuai Sesuai dengan pendapat Setyadin (2009:8)
dengan Katalog UM (2009:33), biaya studi yang yang menjelaskan tentang klasifikasi biaya tidak
dibebankan UM, antara lain: biaya tes tulis, uji langsung sebagai berikut: 1. Biaya Ekstra, adapun
keterampilan khusus, SPP/SPSA, SPP/BPP, yang termasuk dalam biaya ekstra, antara lain: (1)
DKPMB, program semester pendek, iuran Belanja buku pengayaan, (2) Ongkos sewa buku,
(HOTMA), PPL/PKL, dan KKN. Begitu juga (3) Ongkos sewa komputer, (4) Ongkos internet,
dengan hasil penelitian Gihartik (2004) yang (5) Ongkos komunikasi, (6) Ongkos ekstra
membagi biaya langsung di perguruan tinggi, antara transportasi, (7) Biaya ekstra aktivitas
lain biaya pendaftaran, biaya SPP, biaya SPSA, ekstrakurikuler, (8) Ongkos kursus/les, (9) Ongkos
biaya HOTMA/orang tua wali, biaya PPL, dan remidi, (10) Iuran bakti sosial, (11) Sumbangan ke
biaya KKN. Komite Sekolah. 2. Living Cost, Sedangkan yang
termasuk living cost adalah: (1) Ongkos pondokan,
Besar Biaya Tidak Langsung Mahasiswa UM per (2) Biaya makan/minum/jajan, (3) Biaya rekreasi/
Tahun hiburan, (4) Ongkos kesehatan, (5) Belanja
kosmetik, (6) Belanja sandang, (7) Dan lain-lain.
Selain biaya langsung yang telah dijelaskan Selama mengikuti proses pendidikan di UM,
sebelumnya, juga terdapat biaya di luar pungutan mahasiswa melakukan kegiatan belanja dan
kampus yang dikeluarkan oleh mahasiswa UM konsumsi untuk memenuhi kebutuhannya dalam
selama mengikuti proses pendidikan di UM. periode waktu tertentu. Misalnya, untuk dapat
Menurut Anwar (dalam Supriadi, 2004:4), biaya mengikuti perkuliahan dengan lancar mahasiswa
tidak langsung adalah pengeluaran yang secara harus menjaga kesehatannya dengan istirahat yang
tidak langsung menunjang proses pendidikan tetapi cukup, makan makanan yang bergizi, sehingga
memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi kondisi fisik dan mental mahasiswa mampu untuk
di sekolah, misalnya biaya hidup siswa, biaya mencerna ilmu/materi yang diajarkan dosen dalam
transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya perkuliahan. Agar bisa melakukan istirahat yang
kesehatan, dan harga kesempatan (opportunity cukup mahasiswa membutuhkan tempat tinggal/
cost). Biaya tidak langsung dalam penelitian ini kost yang memadai. Jadi, mahasiswa melakukan
adalah biaya yang dikeluarkan mahasiswa (di luar pengeluaran biaya untuk menyewa kamar kost.
pungutan kampus) yang secara tidak langsung Pengeluaran biaya mahasiswa untuk hal-hal seperti
menunjang proses pendidikan. Biaya tidak langsung ini tidaklah sedikit, bahkan bisa melebihi biaya SPP
terdiri dari biaya ekstra dan biaya hidup. yang dibayarkan ke kampus. Sesuai dengan
Biaya ekstra terdiri dari: (1) Biaya untuk pernyataan Supriadi (2004:27) Sebagian besar
perlengkapan studi yang terdiri dari biaya buku biaya pendidikan yang memungkinkan siswa tetap
perkuliahan, buku tulis, alat-alat tulis, sewa buku berada di sekolah ditanggung oleh keluarga siswa
teks, fotokopi buku; (2) Biaya penyelesaian tugas yang digunakan untuk membiayai berbagai
kuliah yang terdiri dari biaya untuk membeli kertas komponen kegiatan pendidikan.
dan tinta/pencetakan, jasa rental komputer/ Biaya-biaya tersebut dikeluarkan keluarga
pengetikan, penjilidan, fotokopi tugas; (3) Biaya siswa untuk mendukung proses pendidikan
wawasan ilmu yang terdiri dari biaya akses anaknya. Berdasarkan Tabel 2, biaya tidak
internet, kegiatan intra/ekstra kampus, kursus/les/ langsung mahasiswa UM termasuk kategori
privat, seminar/diklat/workshop. Biaya hidup/ rendah. Untuk rata-rata biaya tidak langsung
474 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

mahasiswa UM bervariasi, berdasarkan Tabel 4, yang secara tidak langsung menunjang


rata-rata biaya tidak langsung per tahun mahasiswa perkuliahannya. Biaya pendidikan merupakan
FE sebesar Rp 16.207.815,00; FIK sebesar Rp penjumlahan dari biaya langsung dan
16.691.089,25; FIP sebesar Rp 14.948.188,00; FIS tidaklangsung. Sesuai dengan pernyataan Setyadin
sebesar Rp 15.378.289,00; FMIPA sebesar Rp (2009:8) bagi orangtua, biaya sekolah itu dapat
13.434.437,00; FS sebesar Rp 15.443.430,00; FT dipilah menjadi tiga bagian, yaitu biaya pokok, biaya
sebesar Rp 16.588.784,00; Program Magister ekstra, dan living cost.
sebesar Rp 27.721.252,00; dan Program Doktor Berdasarkan hasil Tabel 2, biaya pendidikan
sebesar Rp 26.651.369,00. Rata-rata biaya tidak mahasiswa UM termasuk kategori sedang. Dan
langsung per tahun Program Magister lebih tinggi untuk hasil perhitungan rata-rata biaya pendidikan
daripada Program Doktor dikarenakan faktor masa mahasiswa UM pada Tabel 7 dapat dijelaskan
studi yang mempengaruhi nilai pengeluaran yang bahwa rata-rata biaya pendidikan per tahun
bersifat sekali (3 tahun sekali) misalnya biaya mahasiswa FE sebesar Rp 19.698.792,00; FIK
pembelian buku perkulia-han, seminar/diklat/ sebesar Rp 19.980.675,25; FIP sebesar Rp
workshop, dan biaya pembelian barang elektronik 18.012.249,50; FIS sebesar Rp 18.671.889,50;
pribadi. Biaya-biaya tersebut menjadi lebih rendah FMIPA sebesar Rp 16.981.254,20; FS sebesar Rp
karena faktor pembagi yang lebih besar. 18.714.186,50; FT sebesar Rp 20.305.224,30;
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Program Magister sebesar Rp 41.416.253,00; dan
Sunarni (2007), biaya tak langsung yang Program Doktor sebesar Rp 40.673.592,00. Rata-
dikeluarkan siswa SMAN di Jawa Timur rata-rata rata biaya pendidikan mahasiswa Program
per tahun Rp 3.213.333,00. Juga terdapat biaya Magister lebih tinggi daripada Program Doktor juga
lain-lain yang dikeluarkan mahasiswa UM dalam dikarenakan faktor masa studi yang mempengaruhi
mengikuti proses pendidikan di UM yang dapat nilai pengeluaran yang bersifat sekali (3 tahun
dilihat kembali pada Tabel 4. sekali) misalnya, biaya tes tulis, SPSA, FKM,
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, bahwa pembelian buku perkuliahan, seminar/diklat/
biaya tidak langsung mahasiswa UM sangat variatif workshop, pembelian barang elektronik pribadi.
yang merupakan suatu kegiatan belanja dan Selain itu, jika dibandingkan dengan Program
konsumsi. Menurut Suryani (2003:1) tingkat Magister, di Program Doktor tidak ditemukan
konsumsi seseorang akan dipengaruhi oleh adanya pengeluaran biaya program pra
beberapa faktor sebagai berikut: 1. Kemampuan pascasarjana, KKP/KKL, PPL/KKL, kegiatan
masyarakat dalam menyediakan barang-barang praktikum, dan chatting.
konsumsi; 2. Besarnya penghasilan, khususnya Jika dibandingkan dengan hasil penelitian
yang tersedia untuk dibelanjakan, dan; 3. Tingkat Gihartik (2004) biaya pendidikan mahasiswa
harga barang-barang. program Strata 1 reguler Perguruan Tinggi Negeri
Sedangkan secara khusus, tingkat konsumsi di Kota Malang sebesar Rp 14.830.000,00.
bagi mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor Sementara itu Kementerian Pendidikan Nasional
antara lain: (1) Besarnya uang saku dari orangtua; (dalam Rurit, 2011:1) telah mengeluarkan standar
(2) Lokasi tempat tinggal/kost yang akan biaya satuan pendidikan tinggi (unit cost) pada
mempengaruhi tingkat harga barang; dan (3) Gaya Tahun 2011 untuk universitas negeri di seluruh
hidup/ lifestyle yang mempengaruhi selera Indonesia. Biaya rata-rata setiap mahasiswa
terhadap konsumsi. Semakin tinggi pendapatan mencapai Rp 27 juta per tahun sedangkan
seseorang, maka semakin tinggi pula biaya yang sebelumnya pada tahun 2002 sebesar Rp 18,1 juta
harus dikeluarkan untuk kegiatan konsumsi. per tahun. Dari penjelasan tersebut, maka
Besarnya tingkat konsumsi mahasiswa dapat ditemukan adanya kenaikan biaya pendidikan
mencerminkan tingkat kemakmuran mahasiswa. setiap tahunnya. Bur rup, dkk (1993:310)
menyatakan, bahwa Kenaikan biaya pendidikan
Besar Biaya Pendidikan Mahasiswa UM per Tahun dipengaruhi oleh beberapa faktor: kenaikan dan
penambahan siswa yang mengikuti pendidikan,
Untuk mengetahui biaya pendidikan penambahan program dan penyediaan pelayanan
seharusnya dihitung secara komprehensif, tidak misalnya literatur dengan program komputer dan
hanya biaya-biaya yang dibayarkan kepada pihak teknologi, inflasi, dan jumlah serta kualitas layanan
kampus saja. Karena selain biaya yang dibebankan yang disediakan oleh pemerintah. Sesuai dengan
kampus, juga mahasiswa juga mengeluarkan biaya pendapat Soemarto (2011:1), Faktor terbesar yang
Budiman dan Setyadin, Analisis Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang 475

paling mempengaruhi kenaikan biaya pendidikan mendatangkan keuntungan di masa yang akan
adalah tingginya inflasi di Indonesia, baik inflasi datang. Dalam operasionalnya, pendidikan tidak
biaya hidup maupun inflasi biaya pendidikan. bisa terhindar dari biaya, biaya pendidikan yang
Menurut Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa dikeluarkan tidak akan tampak hasilnya dalam
Indonesia (2002:380), inflasi adalah Penambahan waktu yang relatif singkat.
banyak uang yang diperedarkan (terutama uang Investasi untuk pendidikan tinggi untuk
kertas) hingga melampaui dari jaminan logam mahasiswa program Sarjana (S1) selama 5 tahun
(emas), akibatnya ialah menyebabkan harga menghabiskan dana berkisar Rp 95.000.000,00.
barang-barang menjadi naik. Dengan Nilai ini sangat besar jumlahnya dan lebih dari
meningkatnya harga barang-barang maka juga cukup jika digunakan sebagai modal usaha. Namun
akan berdampak terhadap biaya pendidikan yang Todaro (2000:395) menyatakan, bahwa Bagi
tentunya mengikuti kenaikan tersebut.Namun sebagian besar masyarakat menginginkan
kenaikan biaya pendidikan harusnya disikapi pendidikan bukan karena manfaat yang bersifat
dengan bijak karena pendidikan mempunyai nilai non-ekonomis (reputasi, gengsi, pengaruh atau
investasi yang akan didapatkan di kemudian hari. kepuasan batin) melainkan ekonomis. Mereka
Berdasarkan masa studi, biaya pendidikan menginginkan pendidikan sebagai suatu wahana
yang dikeluarkan mahasiswa FE sebesar Rp dalam rangka mengamankan kesempatan mereka
78.795.168,00; FIK sebesar Rp 79.922.701,00; FIP untuk mendapatkan pekerjaan di sektor modern.
sebesar Rp 72.048.998,00; FIS sebesar Rp Sedangkan menurut Walter W. McMahon dan
74.687.558,00; FMIPA sebesar Rp 67.925.016,80; Terr y G. Geske (dalam Nurkolis, 2002:1)
FS sebesar Rp 74.856.746,00; FT sebesar Rp Pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya
81.220.897,20; Program Magister sebesar Rp manusia yang memberi manfaat moneter ataupun
82.832.506,00; dan Program Doktor sebesar Rp non-moneter. Manfaat nonmoneter dari pendidikan
122.020.776,00. Jika dibandingkan dengan hasil adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik,
penelitian Ajizah (2009) biaya pendidikan di SLTP kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan
Negeri selama 3 tahun sebesar Rp 15.815.700,00 menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang
dan Sunarni (2007), biaya pendidikan di SMA lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan.
Negeri selama 3 tahun sebesar Rp 32.820.000,00. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu
Hal ini menunjukkan, bahwa semakin tinggi jenjang berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah
pendidikan, semakin tinggi pula biaya yang menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu
dikeluarkan untuk pendidikan. Dalam pendidikan, dibandingkan dengan pendapatan lulusan
sangat diperlukan suatu biaya demi kelancaran pendidikan di bawahnya.
proses pendidikan itu sendiri. Masyarakat Mengenai manfaat-manfaat yang didapatkan
khususnya orangtua telah menyadari akan dari pendidikan, Burrup, dkk (1993:21-22)
pentingnya pendidikan, mereka menjadikan menyatakan:
pendidikan sebagai kebutuhan primer sehingga
akan selalu berusaha memenuhi biaya pendidikan There is proof that education helps
agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang the individual, and those who point
bermutu. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Prof. to the cost of education often
Dr. Fasli Jalal, Ph.D, selaku Wakil Menteri consider only individual benefits. It
Pendidikan Nasional (dalam Herdani, 2010:1) is true that an individual gains social
mengatakan bahwa, Biaya pendidikan di mobility, a better paying, higher
Perguruan Tinggi Indonesia, masih terhitung sangat status job, more appreciation for art
murah di bandingkan negara-negara lainnya, and culture, and the ability to
walaupun begitu beliau pun mengatakan pada sisi participate more fully in the
lain, keterlibatan orangtua dalam pembiayaan democratic procces. In addition,
pembelajaran masih besar. Indonesia pada urutan benefits accrue to the individuals
6 besar negara yang keterlibatan orang tua dalam family, neighborhood, business,
pembiayaan pendidikan sangat besar. society, and culture.
Dengan harapan di waktu yang akan datang
mendapatkan manfaat dari pendidikan. Uang yang Mahasiswa/orang tua mahasiswa
dikeluarkan untuk pendidikan dipandang sebagai mengeluarkan biaya untuk kuliah yang cukup besar
suatu investasi. Investasi berarti akan tersebut tentunya dengan harapan mendapatkan
476 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

manfaat-manfaat dari pendidikan itu sendiri yang Diharapkan mahasiswa dapat menekan
akan didapatkannya di masa yang akan datang. opportunity cost dengan kuliah sambil bekerja.
Manfaat itu antara lain: menambah mobilitas sosial, Wali Kota Malang, Peni Suparto (dalam
mendapat gaji/pendapatan yang lebih baik, Antarajatim, 5 Januari 2011) menetapkan Upah
mempunyai status pekerjaan yang tinggi sehingga Minimum Kerja (UMK) Kota Malang sebesar Rp
dapat dikatakan mempunyai kondisi kerja yang 1.079.887,00 per bulan. Maka opportunity cost
lebih baik, lebih menghargai seni dan budaya, dan untuk mahasiswa program Sarjana (S1) dapat
mempunyai kemampuan berpartisipasi dalam diperhitungkan, Rp 1.079.887,00 x 12 (bulan) x 5
proses demokrasi. Dari beberapa pembahasan (tahun), yaitu sebesar Rp 64.793.220,00. Nilai
dapat disimpulkan bahwa biaya pendidikan terdiri tersebut memiliki nilai persentase sebesar 68% dari
dari biaya langsung dan tidak langsung, biaya tidak biaya pendidikan program Sarjana selama 5 tahun.
langsung jauh lebih tinggi daripada biaya langsung. Dengan adanya penghasilan tersebut , maka
Rata-rata persentase proporsi biaya tidak langsung mahasiswa dalam mengikuti pendidikan di
sebesar 78,55% sedangkan biaya langsung sebesar perguruan tinggi tidak kehilangan opportunity cost
21,45%. Hal ini dikarenakan biaya tidak langsung bahkan bisa dipergunakan untuk membiayai
memiliki jenis biaya yang lebih banyak daripada pendidikannya meskipun terkadang masih diberi
biaya langsung. Dan mayoritas biaya tidak kiriman uang oleh orangtua. Setidaknya dapat
langsung memiliki sifat pengeluaran yang rutin dan meringankan beban orangtua dalam membiayai
berintensitas lebih tinggi daripada biaya langsung, kuliahnya.
misalnya dalam 1 tahun pengeluaran biaya makan/
minum/jajan memiliki nilai lebih besar daripada KESIMPULAN DAN SARAN
biaya SPP/BPP. Hal ini dikarenakan biaya makan/
minum/jajan merupakan pengeluaran rutin setiap Kesimpulan
hari sedangkan pengeluaran biaya SPP/BPP hanya
Biaya langsung mahasiswa UM termasuk
dilakukan setiap 6 bulan sekali. Meskipun nilai tiap
kategori sedang. Dan besarnya biaya langsung
sekali pengeluaran lebih besar biaya SPP/BPP,
yang dikeluarkan mahasiswa UM per tahun untuk
namun jika diakumulasikan dalam 1 tahun biaya
mahasiswa FE sebesar Rp 3.490.977,00; FIK
tidak langsung memiliki nilai lebih tinggi daripada
sebesar Rp 3.289.586,00; FIP sebesar Rp
biaya langsung.
3.064.061,50; FIS sebesar Rp 3.293.600,50;
Berdasarkan Tabel 2, nilai minimum biaya
FMIPA sebesar Rp 3.546.817,20; FS sebesar Rp
langsung sebesar 0,00 sedangkan nilai minimum
3.270.756,50; FT sebesar Rp 3.716.440.30;
biaya tidak langsung sebesar 404.000,00. Sesuai
Program Magister sebesar Rp 13.695.001,00; dan
dengan pernyataan Setyadin (2009:6), meski
Program Doktor sebesar Rp 14.022.223,00. Biaya
kebutuhan langsung (pokok) orangtua/anak untuk
tidak langsung mahasiswa UM termasuk kategori
bersekolah dipenuhi oleh pemerintah, bukan berarti
rendah. Dan besarnya biaya tidak langsung yang
mereka tidak lagi mengeluarkan biaya untuk
dikeluarkan mahasiswa UM per tahun untuk
bersekolah karena masih banyak kebutuhan
mahasiswa FE sebesar Rp 16.207.815,00; FIK
penunjang bersekolah dan opportunity cost yang
sebesar Rp 16.691.089,25; FIP sebesar Rp
belum diperhitungkan. Misalnya, mahasiswa
14.948.188,00; FIS sebesar Rp 15.378.289,00;
mendapatkan keringanan dengan pembebasan
FMIPA sebesar Rp 13.434.437,00; FS sebesar Rp
biaya pokok studi namun bukan berarti mahasiswa
15.443.430,00; FT sebesar Rp 16.588.784,00;
tersebut tidak mengeluarkan biaya sama sekali
Program Magister sebesar Rp 27.721.252,00; dan
untuk kuliahnya. Mahasiswa tersebut pasti
Program Doktor sebesar Rp 26.651.369,00;
mengeluarkan biaya untuk menunjang
Biaya pendidikan mahasiswa UM termasuk
perkuliahannya seperti membeli buku perkuliahan,
kategori sedang. Biaya pendidikan merupakan
alat-alat tulis, dan sebagainya. Jika biaya studi per
penjumlahan dari biaya langsung dan tidak
unit cost per mahasiswa program Sarjana (S1)
langsung. Biaya pendidikan yang dikeluarkan
sebesar Rp 19.000.0000,00 per tahun, selama 5
mahasiswa UM per tahun untuk mahasiswa FE
tahun menghabiskan dana sebesar Rp
sebesar Rp 19.698.792,00; FIK sebesar Rp
95.000.000,00 dan lost of opportunity cost
19.980.675,25; FIP sebesar Rp 18.012.249,50; FIS
sejumlah itu pula. Opportunity cost merupakan
sebesar Rp 18.671.889,50; FMIPA sebesar Rp
potensi pendapatan bagi mahasiswa selama ia
16.981.254,20; FS sebesar Rp 18.714.186,50; FT
menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Budiman dan Setyadin, Analisis Satuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Universitas Negeri Malang 477

sebesar Rp 20.305.224,30; Program Magister (wirausaha) atau kuliah sambil bekerja untuk
sebesar Rp 41.416.253,00; dan Program Doktor menekan biaya ekstra, karena biaya pendidikan
sebesar Rp 40.673.592,00. mengalami kenaikan setiap tahun, hendaknya
orangtua menyisihkan pendapatannya, misalnya
Saran dengan mengikuti program asuransi pendidikan.
Dosen Universitas Negeri Malang hendaknya
Hasil penelitian menunjukkan biaya dalam melaksanakan perkuliahan (baik materi
pendidikan mahasiswa UM sangat variatif dengan maupun tugas perkuliahan) yang saat ini sudah
kata lain antara mahasiswa satu dengan yang lain berbasis teknologi, memanfaatkan teknologi
tidak sama. Hal ini dapat digunakan sebagai tersebut dengan memberikan materi atau tugas
pertimbangan adanya penetapan tariff pendidikan perkuliahan kepada mahasiswa dalam bentuk soft
berdasarkan kemampuan finansial mahasiswa dan copy sehingga terjadi efisiensi biaya ekstra. Peneliti
fasilitas atau layanan yang disediakan. Mahasiswa lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
atau or angtua mahasiswa UM serta calon tentang hilangnya biaya kesempatan (lost of
mahasiswa UM, hendaknya mahasiswa juga harus opportunity cost) yang disebabkan oleh adanya
berkreasi meciptakan lapangan kerja sendiri pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN

Ajizah, I. 2009. Analisis Perbandingan Biaya (http://forum.isi-dps.ac.id), diakses 19 April


Sekolah pada Siswa Sekolah Lanjutan 2011.
Tingkat Pertama (SLTP) di Kota Batu. Katalog Universitas Negeri Malang (UM).
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan 2009. Malang: Biro Administrasi Akademik,
Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem
Pendidikan Universitas Negeri Malang. Informasi (BAAKPSI) Universitas Negeri
Antarajatim. 5 Januari 2011. UMK Malang 2011. Malang (UM).
(Online). (http://zuma.staff. umm.ac.id/ Nurkolis. 2002. Pendidikan Sebagai Investasi
2011/01/ 05/umk-malang-2011/), diakses 19 Jangka Panjang. (Online). (http://re-
April 2011. searchengines.com/nurkolis5.html), diakses
Bastian, I. 2007. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: 18 April 2011.
Erlangga. Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008
Biaya Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri Tentang Pendanaan Pendidikan. 2008.
Makin Mahal Dan Mencekik Rakyat. (Online). (http://www.bapsi.undip.ac.id/id/
Pemerintah Mesti Tanggung Jawab!. 26 images/Download/Dokumen/
Mei 2011. (Online). (http://www.rimanews. pp%20no.48%20thn%202008.pdf, diakses
com/read/20110115/12701/biaya-kuliah- 8 Februari 2011.
diperguruan-tinggi-negeri-makin-mahal- Resyalia, F. 28 Oktober 2010. Daerah
dan-mencekik-rakyat), diakses 26 Mei Diharapkan Bantu Biaya Hidup
2011. Mahasiswa. Pikiran Rakyat. (Online).
Burrup, P.E., Brimley, V., and Garfield, R.R. 1993. (http://dikti.go.id), diakses 29 Oktober 2010.
Financing Education in A Climate of Rurit, B. 8 Maret 2011. Biaya Kuliah Semakin
Change. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Melangit. TEMPO Interaktif. (Online).
Gihartik. 2004. Analisis Perbedaan Expenditure (http://www.tempointer aktif.com/hg/
Mahasiswa Program Sarjana (Strata-1) pendidikan/2011/03/08/brk,20110308-
Reguler Angkatan Tahun Akademik 318602,id.html), diakses 26 Mei 2011.
2000/2001 Perguruan Tinggi Negeri di Setyadin, B. 1994. Analisis Instrumen. Makalah
Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. disajikan dalam Lokakarya Statistik dan
Malang: Jurusan Administrasi Pendidikan Analisis Data Penelitian dengan Komputer
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Angkatan Tahun 1993/1994 di IKIP
Malang. Malang. Lembaga Penelitian IKIP Malang.
Herdani, Y. 2010. Upaya Kemdiknas di Setyadin, B. 2009. Pendidikan Gratis dan
Pembiayaan Pendidikan Tinggi. (Online). Problematikanya. Makalah disampaikan
478 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 467-478

dalam Seminar dan Sarasehan Pendidikan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri


HMI Cabang Malang Komisariat Sastra Malang.
Universitas Negeri Malang di Gedung KNPI Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan
Kota Malang, Jurusan Administrasi Dasar dan Menengah. Bandung; PT
Pendidikan FIP UM, 14 Maret 2009. Remaja Rosdakarya.
Soemarto, L. 2011. Apakah Benar Biaya Suryani. 2003. Konsep Konsumsi. (Online). (http:/
Pendidikan diLuar Negeri Lebih /id.wikipedia.org), diakses 3 November
Mahal?. (Online). (http://www.lisasoe- 2010.
marto.com/2011/02/apakah-benarbiaya- Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia.
pendidikan-diluar-negeri-lebih-mahal/), 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
diakses 26 Mei 2011. Jakarta: Balai Pustaka.
Sunarni. 2007. Analisis Perbedaan Pembiayaan Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi di
Pendidikan Siswa Sekolah Menengah Dunia Ketiga (Munandar, H., Ed.) Jakarta:
Atas Negeri Berdasarkan Geografi Erlangga.
Ekonomi di Propinsi Jawa Timur. Tesis Winarsunu, T. 2002. Statistik Dalam Penelitian
tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM
Press.
MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMK NEGERI 1 PASURUAN

Nora Lorentia Febirauqa

E-mail: pe2bs_geto_loch@yahoo.com@yahoo.com
Jurusan AP FIP UM, Jalan Semarang nomor 05 Malang 65145,

Abstract: The purpose of this study is to know the role of management in improving specialized
services BK's in SMK Negeri 1 Pasuruan. This study used a qualitative approach with case study
research. Conclusion The management of special services BK SMK Negeri 1 Pasuruan specialized
services include program planning BK, BK organizing a special service programs, special services
program implementation and evaluation of programs BK BK specialized services. There are four
areas of arable and nine types of specialized services BK. Factors supporting the implementation of
the programs and activities of special services BK derived from the principal, all personnel, BK, vice-
principal, teacher lesson, homeroom, students, parents and the community. While the factors inhibiting
the implementation of programs and activities of special services personnel BK BK coming from a
less assertive, less room BK qualified, many new teachers, student's social environment and economic
condition of parents.

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peran manajemen dalam peningkatan layanan khusus
BK yang ada di SMK Negeri 1 Pasuruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian studi kasus. Kesimpulan manajemen layanan khusus BK di SMK Negeri 1 Pasuruan
mencakup perencanaan program layanan khusus BK, pengorganisasian program layanan khusus
BK, pelaksanaan program layanan khusus BK dan evaluasi program layanan khusus BK. Terdapat
empat bidang garapan dan sembilan jenis layanan khusus BK. Faktor pendukung pelaksanaan program
dan kegiatan layanan khusus BK berasal dari kepala sekolah, seluruh personil BK, wakil kepala
sekolah, guru matapelajaran, wali kelas, siswa, orang tua dan masyarakat. Sedangkan faktor
penghambat pelaksanaan program dan kegiatan layanan khusus BK berasal dari personil BK yang
kurang tegas, ruangan BK yang kurang memenuhi syarat, banyaknya guru baru, lingkungan sosial
siswa serta kondisi ekonomi orang tua siswa.

Kata kunci: manajemen, layanan khusus, bimbingan dan konseling.

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dengan masyarakat maupun layanan khusus
dirancang untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan pendidikan, semuanya diarahkan agar peserta didik
sebelumnya, dan bertujuan untuk menyiapkan mendapatkan layanan pendidikan yang maksimal.
kualitas calon Sumber Daya Manusia (SDM). Di sekolah terdapat beberapa layanan khusus
Sedangkan pendidikan nasional merupakan satu bagi siswa, dan salah satunya adalah layanan khusus
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam Bimbingan dan Konseling (BK). Layanan BK di
pembangunan, karena pendidikan memegang sekolah pada dasarnya adalah untuk membantu
peranan penting dalam pembinaan SDM yang peserta didik mengembangkan diri, sikap dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta SDM kebiasaan belajar yang baik, menguasai kemampuan
yang mempunyai sikap terhadap segala hal. dan keterampilan serta menyiapkan diri untuk
Peserta didik merupakan salah satu calon SDM melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
yang mempunyai peranan penting dalam dunia BK dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan
pendidikan, karena peserta didik merupakan sentral oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, dan
layanan pendidikan di sekolah. Semua kegiatan seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada
yang ada di sekolah, baik yang berkenaan dengan umumnya. Layanan khusus BK ini mempunyai peran
manajemen pengajaran, tenaga kependidikan, tersendiri dalam memberikan bimbingan kepada
sarana prasarana, keuangan, hubungan sekolah peserta didik. Selain itu, pelaksanaan layanan khusus

479
480 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 479-486

BK tidak lepas dari peranan kepala sekolah, Sumber data utama penelitian ini dilakukan
koordinasi antara guru pembimbing dengan guru dengan mencari informasi yang berasal dari
bidang studi, pegawai/staf, orang tua siswa, instansi perkataan dan tindakan. Sumber data primer
yang terkait dan masyarakat. berasal dari perkataan yang diperoleh melalui
Kebutuhan akan bimbingan merupakan hal wawancara dengan kepala sekolah, Waka dan
tidak terbatas pada masa anak dan remaja saja, personil BK SMK Negeri 1 Pasuruan, sedangkan
karena manusia dilahirkan di dunia membutuhkan untuk sumber data berupa tindakan akan diperoleh
bimbingan dan arahan agar dapat tumbuh dan melalui kegiatan observasi atau pengamatan
berkembang menjadi manusia yang mandiri. secara langsung. Selain sumber data primer peneliti
Pentingnya bimbingan yaitu untuk mengambil suatu juga menggunakan sumber data sekunder seperti
keputusan dan penyesuaian atau memecahkan foto-foto yang dapat mendukung data yang
masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia. diperoleh dari sumber data utama, arsip sekolah,
Kenyataan menunjukkan bahwa siswa juga serta dokumen BK yang berkaitan dengan
menghadapi berbagai masalah yang terjadi dalam manajemen layanan khusus BK. Data sekunder
kehidupannya, dan masing-masing siswa memiliki yang berupa arsip-arsip serta dokumen BK
kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan diperoleh peneliti dengan meminta ijin kepada
masalahnya tersebut. Oleh karena itu diperlukan koordinator BK yang melalui persetujuan dari
BK untuk menghindari dan atau mengatasi Wakil Manajemen Mutu (WMM) dan Waka
masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa baik bidang kesiswaan.
masalah akademik maupun non-akademik. Pada Ada beberapa teknik yang digunakan dalam
akhirnya siswa setelah menamatkan sekolah dapat penelitian ini, yaitu teknik wawancara, teknik
merasakan manfaat layanan khusus BK dalam observasi, dan teknik dokumentasi. Data yang telah
rangka pengembangan kecerdasan dan potensi dianalisis kemudian dicek keabsahanya,
yang dimilikinya dalam kehidupannya di pengecekkan dilakukan dengan cara ketekunan
masyarakat di masa yang akan datang. pengamatan, triangulasi sumber data dan triangulasi
Sebagai salah satu Sekolah Menengah metode pengumpulan data, dan kecukupan
Kejuruan Negeri (SMKN) favorit di Kota referensial.
Pasuruan, SMK Negeri 1 Pasuruan memiliki
program layanan khusus BK. Seperti kebanyakan HASIL
persepsi yang ada, seringkali siswa masih
menganggap, bahwa BK merupakan tempat untuk Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Pasuruan
mendisiplinkan dan terkesan menakutkan. Oleh
SMK Negeri 1 Pasuruan bermula dari
karena itu, diperlukan adanya perbaikan dalam
Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP)
manajemen pelaksanaan layanan khusus BK di
yang berdomisili di Jalan Veteran 11 Pasuruan,
SMK Negeri 1 Pasuruan. Selama ini kepala
telepon 0343-421380. Dibangun di atas tanah
sekolah dan seluruh personel yang terlibat, terus
seluas 8950 m2 berdasarkan sertifikat No. 886/
berusaha untuk meningkatkan fungsi
1985, pada tahun 1977 dengan Surat Keputusan
manajemennya sehingga program kerja BK yang
(SK) No 0278/U/1976 dari SMEP diintegrasikan
telah disusun sebelumnya dapat tercapai. Selain
menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang
itu siswa-siswa SMK Negeri 1 Pasuruan dapat
disempurnakan. Pada tahun pelajaran baru 1978
merubah pandangan mereka tentang BK dan
ditingkatkan menjadi Sekolah Menengah Ekonomi
memanfaatkan layanan BK yang ada di sekolah.
Atas (SMEA) Negeri Pasuruan dengan lampiran
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
METODE tanggal 30 Juli 1980 No. 0209/0/1980. Pada tahun
2000 SMEA Negeri Pasuruan diubah nama
Penelitian ini mengkaji dan mendiskripsikan
menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
tentang manajemen layanan khusus BK, bidang
Negeri 1 Pasuruan untuk kelompok bisnis dan
dan jenis layanan, serta faktor-faktor yang menjadi
manajemen dan kelompok teknologi.
penghambat dan pendukung program layanan
khusus BK. Sesuai dengan fokus penelitian
tersebut maka penelitian ini menggunakan Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Pasuruan
pendekatan deskriptif-kualitatif dengan jenis
Visi dari SMK Negeri 1 Pasuruan adalah
penelitian studi kasus.
mewujudkan insan yang berakhlak mulia, kreatif,
Febirauqa, Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Pasuruan 481

inovatif, mandiri, dan peduli lingkungan. Sementara Seperti pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah calon
misi SMK Negeri 1 Pasuruan yaitu (a) siswa yang mendaftar mencapai 1383 orang,
meningkatkan nilai keimanan dan ketaqwaan sedangkan yang diterima hanya 739 orang untuk
kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) menumbuh- semua jurusan. SMK Negeri 1 Pasuruan yang saat
kembangkan jiwa nasionalisme; (c) meningkatkan ini berdiri di areal lahan seluas 13.962,33 m2 dengan
prestasi dalam ilmu, teknologi, seni budaya dan luas bangunan 11.654,49 m2, luas taman 635,14
olahraga; (d) menumbuhkembangkan kreatifitas, m2, luas lapangan olahraga 1672,7 m2, dengan batas
inovatif dan produktivitas dalam peningkatan mutu sebelah utara Jalan Balai Kota, sebelah selatan
pendidikan; (e) menumbuhkembangkan kemandi- berbatasan dengan Jalan Pahlawan, sebelah barat
rian dan peduli lingkungan. berbatasan dengan Jalan Kusuma Bangsa, dan
Tujuan yang ingin dicapai SMK Negeri 1 sebelah timur berbatasan dengan Jalan Ir. Juanda.
Pasuruan adalah (a) mempersiapkan peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Manajemen Layanan Khusus BK SMK Negeri 1
kepada Allah SWT melalui pemahaman dan Pasuruan
pengamalan ajaran agama; (b) mempersiapkan
peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak Perencanaan program layanan khusus BK SMK
mulia, jujur, berkepribadian, cerdas, terampil, Negeri 1 Pasuruan
berkualitas dan berprestasi dalam segala aspek Kegiatan awal sebelum melaksanakan
kehidupan; (c) menciptakan suasana pembelajaran program dan kegiatan layanan khusus BK di SMK
yang menyenangkan (enjoy learning) agar Negeri 1 Pasuruan yaitu: 1) Mempersiapkan
peserta didik dapat mengembangkan dirinya secara format biodata siswa dan pendataan kebutuhan
optimal sehingga memiliki keunggulan dalam layanan konseling kepada siswa; 2) Rapat
segala bidang (IPTEK, penelitian dan karya ilmiah, koordinasi yang diikuti oleh personil BK, kepala
organisasi dan kepemudaan, kesenian dan budaya, sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas dan guru
olah raga dan kesehatan); (d) meningkatkan mata pelajaran; 3) Hal-hal yang dibahas dalam
penguasaah peserta didik dan wartga sekolah di rapat koordinasi adalah struktur kurikulum, jenis
bidang IPTEK agar mampu bersaing dalam dunia penanganan siswa, serta sarana dan prasarana
global; (e) menanamkan peserta didik bersikap ulet yang menunjang pelaksanaan program layanan
dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan khusus BK nantinya; dan 4) Dihasilkan rancangan
lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas; atau rumusan program yang akan dilaksanakan,
(f) membekali peserta didik dengan berbagai ilmu jadwal pelaksanaan, pengadaan fasilitas penunjang
pengetahuan dan teknologi agar memiliki pelaksanaan, perencanaan anggaran, dan
keterampilan dan mampu bersaing serta dapat kerjasama dengan instansi terkait.
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; Hasil dari rapat koordinasi tersebut dijadikan
(g) membekali peser ta didik agar mampu bahan referensi untuk penyusunan program
mengembangkan potensi dan karakteristik daerah, layanan khusus BK, penyusunan dilakukan oleh
serta sosial budaya masyarakat Kota Pasuruan. personil BK bersama dengan kepala sekolah.
Dihasilkan program layanan khusus BK yang terdiri
Profil SMK Negeri 1 Pasuruan dari: 1) Program tahunan; 2) Program semesteran;
3) Program bulanan; dan 3) Program mingguan.
SMK Negeri 1 Pasuruan merupakan salah Selanjutnya program-progr am tersebut
satu sekolah menengah kejuruan favorit dikawasan disosialisasikan kepada semua pihak yang terkait
Kota Pasuruan yang menjadi rujukan masyarakat dalam proses pelaksanaannya.
Kota Pasuruan untuk menyekolahkan putra
putrinya. SMK Negeri 1 Pasuruan merupakan
sekolah berstandar ISO 9001:2000, yang memiliki Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK
Negeri 1 Pasuruan
beberapa program keahlian diantaranya: Tek.
Komputer dan Jaringan, Multimedia, Rekayasa Proses pengorganisasian pada layanan khusus
Perangkat Lunak, Kimia Industri, Analisis Kimia, BK di SMK Negeri 1 Pasuruan terkait dengan: 1)
Akuntansi, Manajemen Bisnis, Administrasi Posisi atau kedudukan BK beradasarkan struktur
Perkantoran. Setiap tahun ajaran baru jumlah organisasi yang ada di SMK Negeri 1 Pasuruan
calon siswa yang mendaftar relatif lebih banyak yaitu berada di bawah tanggungjawab waka bidang
dibandingkan dengan siswa yang akan diterima. kesiswaan yang terkait dengan penanganan siswa,
482 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 479-486

dimana tugas, tanggungjawab dan wewenang BK kelompok; 7) Layanan konsultasi; dan 8)


dipertanggungjawabkan kepada waka kesiswaan; Layanan mediasi.
dan 2) Pemilihan anggota dan penentuan kedudukan
atau posisi jabatan, serta pembagian tugas dan Faktor pendukung pelaksanaan program layanan
wewenang dari masing-masing anggota dalam khusus BK SMK Negeri 1 Pasuruan
pelaksanaan program layanan khusus BK di SMK
Negeri 1 Pasuruan menjadi wewenang koordinator Faktor pendukung dalam pelaksanaan
BK. program layanan khusus BK di SMK Negeri 1
Pasuruan yaitu berasal dari: 1) Dukungan
sepenuhnya dari kepala sekolah; 2) Seluruh
Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
Negeri 1 Pasuruan personil BK yang memiliki dedikasi tinggi dan
mempunyai keinginan untuk sepenuh hati
Pelaksanaan program layanan khusus BK di memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa;
SMK Negeri 1 Pasuruan terdiri dari beberapa 3) Wakil kepala sekolah, guru matapelajaran dan
bentuk kegiatan yang meliputi: 1) Sosialisasi wali kelas yang ikut berpartisipasi dalam
program kepada siswa baru; 2) Pemberian materi pelaksanaan program layanan khusus BK; dan 4)
dan layanan baik yang bersifat individu maupun Siswa, orang tua siswa dan masyarakat.
kelompok; dan 3) Penanganan siswa yang Dalam memberdayakan segala hal yang
bermasalah, baik yang terkait dengan masalah menjadi faktor pendukung, dengan menjaga
akademik, pribadi maupun pelanggaran. hubungan baik dengan seluruh komponen sekolah,
SMK Negeri 1 Pasuruan memiliki dua siswa, orangtua siswa dan masyarakat. Dengan
prosedur dalam hal penanganan siswa, yaitu: 1) tetap menjaga hubungan baik, diharapkan pada
Prosedur penanganan siswa dengan tindakan pelaksanaan program selanjutnya tidak akan
preventif; dan 2) Prosedur penanganan siswa ditemukan kesulitan atau bahkan hambatan dalam
dengan tindakan kuratif. melaksanakannya.

Evaluasi program layanan khusus BK SMK Negeri 1 Faktor penghambat pelaksanaan program layanan
Pasuruan khusus BK SMK Negeri 1 Pasuruan

Proses evaluasi pelaksanaan program dan Ada beberapa faktor penghambat dalam
kegiatan layanan khusus BK yang terlibat langsung pelaksanaan program layanan khusus BK di SMK
adalah personil BK dan kepala sekolah. Adapun Negeri 1 Pasuruan baik yang berasal dari: Faktor
hal-hal yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan internal yang terdiri dari: Personil BK, Ruangan
program BK di SMK Negeri 1 Pasuruan adalah BK, dan Banyaknya guru-guru baru.
meliputi: 1) Cara penanganan siswa; 2) Personil Upaya yang diambil untuk mengatasi masalah
pelaksana program; 3) Materi dan informasi yang tersebut adalah meningkatkan kerjasama dan
disampaikan kepada siswa; 4) Sarana dan prasana; koordinasi dengan semua pihak yang terkait,
dan 5) Program BK secara keseluruhan. melakukan sosialisasi dan memberikan pengertian
kepada guru-guru secara terus-menerus baik
Bidang dan jenis layanan khusus BK SMK Negeri 1 kepada guru-guru baru maupun guru-guru lama,
Pasuruan pemberian layanan dapat dilaksanakan dimana saja,
tidak hanya di ruangan BK tetapi bisa juga di
Layanan khusus BK SMK Neger i 1 tempat lain atau dengan kata lain lebih fleksibel.
Pasuruan memiliki bidang garapan yang terdiri Faktor eksternal yang nantinya akan
dari: 1) Pengembangan kehidupan pribadi; 2) mempengaruhi tingkah laku siswa, yaitu terdiri dari:
Pengem-bangan kehidupan sosial; 3) Lingkungan sosial siswa dan kondisi ekonomi dari
Pengembangan kemampuan belajar; dan 4) orang tua siswa. Upaya yang diambil untuk
Pengembangan karir. Selain itu adapula jenis mengatasi masalah tersebut adalah melakukan
layanan yang dimiliki yaitu: 1) Layanan orientasi; pendekatan dan menjalin hubungan yang baik
2) Layanan informasi; 3) Layanan penempatan dengan orang tua siswa dan masyarakat karena
dan penyaluran; 4) Layanan penguasaan konten; hal ini erat hubungannya dengan lingkungan
4) Layanan konseling perorangan; 5) Layanan bergaulnya siswa yang akhirnya mempengaruhi
bimbingan kelompok; 6) Layanan konseling tingkah laku siswa.
Febirauqa, Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Pasuruan 483

PEMBAHASAN menetapkan wewenang dan tanggung jawab


Manajemen Layanan Khusus BK SMK Negeri 1
masing-masing setiap komponen kerja dan
Pasuruan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dan
tepat. Menurut Fattah (2004:01) menjelaskan
Perencanaan program layanan khusus BK SMK bahwa organisasi memiliki dua pengertian umum.
Negeri 1 Pasuruan Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu
Perencanaan merupakan proses awal sebelum lembaga atau kelompok fungsional. Kedua,
masuk dalam proses pelaksanaan program. Program organisasi merujuk pada proses pengorganisasian
direncanakan dan disusun secara sistematis, yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan
terorganisir, dan terkoordinasi dalam jangka waktu di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi
tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, dan satu dapat tecapai secara efektif. Sedangkan dalam
tahunan. Berdasarkan hasil temuan penelitian di SMK Petunjuk Teknis Pengelolaan BK dijelaskan bahwa
Negeri 1 Pasuruan, bahwa langkah awal yang pengorganisasian adalah bentuk kegiatan yang
dilakukan sebelum proses pelaksanaan layanan mengatur cara kerja, prosedur kerja dan pola atau
personil BK harus mempersiapkan format biodata mekanisme kerja kegiatan BK.
siswa dan pendataan kebutuhan layanan konseling Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat
kepada siswa atau yang biasa disebut dengan istilah dijelaskan bahwa pengorganisasian adalah untuk
studi kelayakan. Sesuai dengan pendapat Tohirin mendeskripsikan tentang pemilihan anggota dan
(2007: 260) studi kelayakan dilakukan untuk menentukan kedudukan atau posisi jabatan, serta
menentukan bidang-bidang dan program layanan yang pembagian tugas dan wewenang dari masing-
sesuai bagi siswa. masing anggota dalam pelaksanaan program
Setiap aktivitas program atau kegiatan dimulai layanan BK. Pengorganisasian sangat penting
dengan perencanaan, karena perencanaan untuk dilakukan karena dalam pengorganisasian
merupakan pondasi dasar dalam melakukan suatu sudah dijelaskan tentang posisi atau kedudukan
kegiatan. Dalam menjalankan suatu kegiatan atau serta tugas dan wewenang dari masing-masing
program diperlukan perencanaan yang matang dan anggota pelaksana program. Setiap anggota yang
jelas untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. terlibat dalam proses pelaksanaan program layanan
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran khusus BK, hendaknya selalu berkoordinasi dan
dan penentuan secara matang hal-hal yang akan bekerja sama dengan baik agar tujuan yang telah
dikerjakan pada masa yang akan datang untuk ditetapkan dapat tercapai dengan baik juga.
pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian,
1980). Perencanaan program layanan khusus BK Pelaksanaan program layanan khusus BK SMK
harus dilaksanakan secara optimal dan juga Negeri 1 Pasuruan
melibatkan semua pihak yang terkait, seperti kepala
Mulyasa (2009:21) mengemukakan, bahwa
sekolah, guru BK, guru bidang studi, pegawai/staff,
pelaksanaan mer upakan kegiatan untuk
orang tua siswa, komite sekolah, dan tokoh
merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata
masyarakat. Perencanaan program layanan khusus
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif
BK merupakan suatu proses untuk membuat suatu
dan efisien. Dari seluruh rangkaian proses
keputusan mengenai tujuan yang ingin dicapai,
pengelolaan, pelaksanaan merupakan fungsi
program dan jenis layanan apa saja yang diberikan
pengelolaan yang paling utama. Dalam fungsi
kepada siswa, serta siapa saja yang ikut serta dalam
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
pelaksanaan programnya nanti. Hal ini dilakukan
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
pengelolaan, sedangkan fungsi pelaksanaan
efektif dan efisien.
justru lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang
Pengorganisasian program layanan khusus BK SMK dalam organisasi. Proses pelaksanaan program
Negeri 1 Pasuruan BK merupakan realisasi dari program BK yang
Menur ut Terry (dalam Burhanuddin, sudah direncanakan dan disusun sebelumnya
1994:195) pengorganisasian adalah kegiatan untuk dilaksanakan secara efektif dan efisien
mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus agar program yang dijalankan berjalan dengan
dilaksanakan antara kelompok kerja dan lancar.
484 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 479-486

Evaluasi program layanan khusus BK SMK Negeri 1 6) Layanan bimbingan kelompok; dan 7) Layanan
Pasuruan konseling kelompok.
Sedangkan untuk jenis layanan yang dimiliki
Evaluasi merupakan proses analisis atau
oleh layanan khusus BK SMK Negeri 1 Pasuruan
penilaian dari hasil pelaksanaan program yang
meliputi: 1) Layanan Orientasi; 2) Layanan
sudah dilakukan. Evaluasi menurut Sahertian
Informasi; 3) Layanan Penempatan dan
(1987:224) adalah suatu proses menentukan nilai
Penyaluran; 4) Layanan Penguasaan Konten; 5)
sesuatu berkenaan dengan kegiatan yang sudah
Layanan Konseling Perorangan; 6) Layanan
terlaksana atau belum, hal ini berhubungan dengan
Bimbingan Kelompok; 7) Layanan Konseling
tujuan yang telah ditetapkan dan program yang
Kelompok; 8) Layanan Konsultasi; dan 9)
telah direncanakan. Pada dasarnya evaluasi adalah
Layanan Mediasi.
memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan
Bidang garapan diperlukan untuk untuk
kriteria tertentu. Sedangkan evaluasi pelaksanaan
memenuhi tujuan dari proses layanan BK, selain
program BK menurut Sukardi (2000:185) adalah
bidang garapan perlu dilaksanakan kegiatan
suatu usaha untuk menilai efisiensi dan efektifitas
layanan khusus yang ditujukan kepada siswa
pelayanan BK demi peningkatan mutu program
sebagai wujud untuk memenuhi fungsi dan tujuan
BK. Evaluasi program BK dapat dikatakan sebagai
dari program layanan khusus BK. Kegiatan yang
usaha penelitian, dengan cara mengumpulkan data
dilaksanakan BK baik yang terkait dengan bidang
secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar
garapan maupun jenis layanan, semuanya ditujukan
data yang diperoleh secara objektif, mengadakan
kepada siswa. Kegiatan tersebut dilaksanakan
penafsiran dan merencanakan langkah-langkah
untuk mewujudkan fungsi dan tujuan dari program
perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf.
layanan khusus BK yang sudah direncanakan dan
Maka dari itu, evaluasi perlu dilakukan untuk
disusun sebelumnya.
mengetahui dampak atau hasil tertentu dari
pelaksanaan program terhadap siswa, atau dengan
kata lain evaluasi dilakukan untuk mengetahui Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Layanan
keberhasilan dari program BK itu sendiri. Selain Khusus BK SMK Negeri 1 Pasuruan
itu untuk juga sebagai perbaikan sistem manajemen Pada setiap kegiatan tentunya mempunyai
yang masih kurang dan program BK selanjutnya beberapa faktor-faktor yang menjadi pendukung
sehingga mutu atau kualitas dari BK itu sendiri keberhasilan kegiatan tersebut. Hal ini juga telah
dapat ditingkatkan. dialami oleh BK SMK Negeri 1 Pasuruan dalam
pelaksanaan program layanan khusus BK. Berikut
Bidang dan Jenis Layanan Khusus BK SMK Negeri 1 ini merupakan faktor-faktor yang menjadi
Pasuruan pendukung setiap kegiatan pelaksanaan program
layanan khusus BK di SMK Negeri 1 Pasuruan.
Pelaksanaan layanan khusus BK atau biasa
Setelah diketahui faktor yang menjadi
disebut dengan proses pelayanan merupakan
pendukung pelaksanaan program layanan khusus
kegiatan yang apabila dilakukan secara langsung
BK di SMK Negeri 1 Pasuruan maka BK berusaha
dengan klien dalam hal ini adalah siswa yang
untuk tetap menjaga hubungan baik dengan seluruh
memerlukan bantuan serta secara langsung
komponen sekolah, siswa, orangtua siswa dan
berkenaan dengan permasalahan yang tengah
masyarakat. Dengan tetap menjaga hubungan baik,
dihadapinya. Layanan khusus BK SMK Negeri 1
diharapkan pada pelaksanaan program selanjutnya
Pasuruan memiliki bidang garapan yang terdiri dari:
tidak akan ditemukan kesulitan atau bahkan
1) Pengembangan kehidupan pribadi; 2)
hambatan dalam melaksanakannya.
Pengembangan kehidupan sosial; 3)
Pengembangan kemampuan belajar; dan 4)
Pengembangan karir. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Layanan
Selain bidang garapan, adapula jenis layanan Khusus BK SMK Negeri 1 Pasuruan
dan kegiatan layanan khusus BK. Menurut Sukardi Selain adanya faktor pendukung dalam
(2000:43) jenis layanan khusus BK terdiri dari: 1) pelaksanaan program layanan khusus BK di SMK
Layanan orientasi; 2) Layanan informasi; 3) Negeri 1 Pasuruan, ada pula faktor penghambat
Layanan penempatan dan penyaluran; 4) Layanan yang apabila tidak dapat mengatasi akan
bimbingan belajar; 5) Layanan konseling individu; mengurangi pencapaian tujuan secara efektif dan
Febirauqa, Manajemen Layanan Khusus Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Pasuruan 485

efisien. Faktor-faktor yang menjadi penghambat Proses pengorganisasian pada layanan


dalam pelaksanaan program layanan khusus BK khusus BK di SMK Negeri 1 Pasuruan terkait
di SMK Negeri 1 Pasuruan diantaranya adalah dengan posisi atau kedudukan BK beradasarkan
sebagai berikut: 1) Faktor internal: Personil BK struktur organisasi yang ada di SMK Negeri 1
yang dirasa kurang tegas dalam menangani siswa; Pasuruan yaitu berada di bawah tanggungjawab
ruangan BK yang dirasa kurang memenuhi waka bidang kesiswaan, serta pemilihan anggota
standar; dan banyaknya guru-guru baru yang dan penentuan kedudukan atau posisi jabatan, serta
masih belum paham cara untuk menangani siswa. pembagian tugas dan wewenang dari masing-
2) Faktor eksternal: lingkungan sosial siswa yang masing anggota dalam pelaksanaan program
mempengaruhi tingkah laku dan pergaulan siswa layanan khusus BK di SMK Negeri 1 Pasuruan
di luar sekolah; dan kondisi ekonomi orang tua menjadi wewenang koordinator BK. Pelaksanaan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor program layanan khusus BK di SMK Negeri 1
penghambat dari internal yang ada yaitu: 1) Pasuruan terdiri dari beberapa bentuk kegiatan
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan yang meliputi sosialisasi program kepada siswa
semua pihak yang terkait; 2) Melakukan sosialisasi baru, pemberian materi dan layanan baik yang
dan memberikan pengertian kepada guru-guru bersifat individu maupun kelompok, penanganan
secara terus-menerus baik kepada guru-guru baru siswa yang bermasalah, baik yang terkait dengan
maupun guru-guru lama; dan 3) Pemberian masalah akademik, pribadi maupun pelanggaran.
layanan dapat dilaksanakan dimana saja, tidak
hanya di ruangan BK tetapi bisa juga di tempat Saran
lain atau dengan kata lain lebih fleksibel.
Sedangkan untuk mengatasi faktor Meningkatkan kerjasama dan koordinasi
penghambat eksternal, upaya yang dilakukan dengan personil BK untuk melakukan sosialisasi
adalah melakukan pendekatan dan menjalin mengenai program BK secara terus menerus
hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan kepada guru-guru, baik guru-guru baru maupun
masyarakat karena hal ini erat hubungannya guru-guru lama. Diharapkan dapat dijadikan
dengan lingkungan bergaulnya siswa yang akhirnya sebagai bahan acuan untuk memaksimalkan kinerja
mempengaruhi tingkah laku siswa. dan perhatian dalam memberikan layanan khusus
BK kepada siswa. Sebagai pelaksana utama
KESIMPULAN DAN SARAN program BK, diharapkan personil BK dapat
meningkatkan kerjasama dan selalu menjalin serta
Kesimpulan menjaga hubungan baik dengan semua pihak yang
terkait dalam pelaksanaan program BK.
Manajemen layanan khusus BK di SMK
Diharapkan juga personil BK selalu meningkatkan
Negeri 1 Pasuruan mencakup perencanaan
kinerja dan keahliannya dalam memberikan
program layanan khusus BK, pengorganisasian
pelayanannya kepada siswa. Diharapkan dapat
program layanan khusus BK, pelaksanaan
lebih meningkatkan kerjasama dan koordinasi
program layanan khusus BK, evaluasi program
dalam pelaksanaan program layanan khusus BK
layanan khusus BK. Kegiatan pada proses
di sekolah, sehingga dapat program yang telah
perencanaan terdiri dari: (a) mempersiapkan
disusun dapat terlaksana dengan maksimal, karena
format biodata siswa dan pendataan kebutuhan
pelaksanaan program BK bukan hanya tanggung
layanan konseling kepada siswa; (b) rapat
jawab dari personil BK dan kepala sekolah saja,
koordinasi yang diikuti oleh personil BK, kepala
melainkan seluruh komponen yang ada di sekolah.
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas dan guru
mata pelajaran; (c) sosialisasi program.

DAFTAR RUJUKAN

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Sahertian, P. A. 1987. Dimensi Administrasi


Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Siagian, S. P. 1980. Filsafat Administrasi. Jakarta:
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Gunung Agung.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
486 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 23, NOMOR 5, MARET 2012: 479-486

Sukardi, D. K. 2000. Pengantar Pelaksanaan Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di


Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Intregasi). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Petunjuk bagi (Calon) Penulis

1. Artikel yang ditulis untuk JMP meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian di bidang menejeman pendidikan. Naskah
diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi At least 12 pts, dicetak pada kertas A4 minimal 20
halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta Compact Disk (CD). Berkas (file) dibuat
dengan Microsoft Word. Pengiriman file juga dapat dilakukan sebagai attachment e-mail ke alamat: umpanpen@yahoo.com.
2. Nama penulis artikel ditempatkan di bawah judul artikel. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail dan nomor
telepon/hand phone untuk memudahkan komunikasi.
3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dengan format esai, disertai judul pada masing-masing bagian artikel, kecuali
bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul artikel dicetak dengan huruf besardi tengah-tengah, dengan
huruf sebesar 24 poin.Peringkat judul bagian dinyatakan dengan jenishuruf yang berbeda (semua judul bagian dan sub
bagian dicetak tebal atau tebal danmiring), dan tidak menggunakan angka/nomor pada judul bagian:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI)
Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal, Rata Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)
4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); alamat e-mail (tempatatas,
alamat pekerjaan, kode pos); abstrak (maksimum 200 kata); kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar
belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-bagian); penutup
atau kesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirajuk).
5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); alamat e-mail (tempat atas,
alamat pekerjaan, kode pos); abstrak (maksimum 200 kata) yang berisi tujuan, metode, dan hasil penelitian; kata kunci;
pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil;
pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).
6. Sumber Rujukans edapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan10 tahun terakhir. Rujukan yang diutamakan
sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi) atau artikel-artikel penelitian dalam
jurnal dan/atau majalah ilmiah.
7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Pencantuman sumber pada kutipan
langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: (Kowalski, 2003:67)
8. Daftar Rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.
Contoh Daftar Rujukan
Hitccock, s., Carr. L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Jurnals, 1990-1995: The Calm before the Storm,
(Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey.html, diakses12 Juni 1996)
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri,h\.3.
Kansil, C.L. 2002. Orientasi BaruP enyelenggaraan Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan
Dunia lndustri. Transpor, XX (4): 57-61.
Robbins, S. P. & Decenzo, D.A. 2004. Supervision Today. New Jersey: Pearson Education Inc.
Saukah, A. & Waseso, M. G. (Eds). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1).Malang: UM
Press.
Sumarsono, R.B. & Kusumaningrum, D.E. 2005. Pengaruh Persepsi, Sikap terhadap Minat Berwirausaha bagi Mahasiswa
Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang. Laporan Penelitian tidak diterbitkan. Malang Lemlit Universitas
Negeri Malang.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: Tamita
Utama.
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Penulisan Artikel
dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11Agustus.
9. Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Universitas Negeri Malang, 2010) atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel yang telah dimuat.
10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting menurut bidang
kepekaannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi/
saran dari mitra bestari atau penyunting. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan kepada
penulis sebelum penerbitan.
11. Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dikerjakan oleh penyunting dan/atau dengan melibatkan penulis. Artikel
yang sudah dalam bentuk cetak-coba dapat dibatalkan pemuatannya oleh penyunting jika diketahui bermasalah.
12. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan pengutipan atau penggunaan software komputer untuk pembuatan naskah
atau ihwal lain yang terkait dengan HAKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang
mungkin timbul karenanya, menjadi tanggungjawab penuh penulis artikel tersebut.
13. Artikel yang tidak dimuat tidakakan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Anda mungkin juga menyukai