Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Edukasi Sumba (JES)

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Paud di Kecamatan Kota


Tambolaka dan Loura Kabupaten Sumba Barat Daya
Rahel Maga Haingu1
1Program Studi Pendidikan Guu Sekolah Dasar, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Weetebula;

*Corresponding Author: Rahel Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja
Maga Haingu, Program Studi terhadap kinerja guru PAUD yang menagajar di TK Kecamatan Kota
Pendidikan Guu Sekolah Dasar, Tambolaka dan Loura. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis
Sekolah Tinggi Keguruan dan regresi sederhana. Populasi dalam penelitian berjumlah 51 orang guru PAUD di
Ilmu Pendidikan Weetebula;
Email:
TK. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket.
rahel_haingu@yahoo.co.id.
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor motivasi
kerja terhadap kinerja guru PAUD di TK sesuai dengan koefisien regresi
sebesar 0,633 yang bernilai positif.

Kata kunci: Kinerja guru PAUD, motivasi kerja

Pendahuluan dan UU No. 14 tahun 2005 yang menyatakan


Salah satu unsur keberhasilan sebuah bahwa peran guru adalah sebagai pendidik,
pendidikan yang berkualitas adalah pendidik. pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai,
Pendidik merupakan ujung tombak dari dan pengevaluasi dari peserta didik. Tuntutan
keberhasilan terlaksananya suatu proses tersebut menjadi satu kendala yang harus
pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan di dilaksanakan oleh seorang pendidik untuk menjadi
sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan guru yang profesional. Guru yang profesional harus
siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan memiliki berbagai keterampilan, kemampuan
adanya interaksi belajar mengajar atau proses khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik
pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan guru dan lain sebagainya (Yamin, 2007: 23). Guru
oleh seorang pendidik/guru. sebagai sosok profesional harus memiliki
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang kompetensi dan kinerja yang sesuai dengan
guru dan dosen dalam Bab II Pasal 2 dinyatakan tuntutan pekerjaannya sehingga mempunyai
bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga kewenangan yang jelas dalam peningkatan mutu
profesional khususnya pada jalur formal untuk masyarakat indonesia (Mulyasa, 2013: 30).
jenjang pendidikan anak usia dini. Joyce (2014) menyatakan bahwa
Arida (2014) mengatakan “guru merupakan “Professional conduct is critical to effective work
unsur manusiawi yang sangat menentukan performance of all employees including teachers”.
keberhasilan pendidikan”. Ungkapan tersebut Guru melakukan tugas profesionalnya yang dimulai
menandakan bahwa pendidikan memiliki pengaruh, dari berbagai tugas terkait dengan administrasi,
bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang juga berbagai tugas yang terkait dengan tugas
yang bertanggung jawab kepada anak didik mengajar dan menilai hasil pembelajaran yang
(Ahmadi & Uhbiyati, 2003: 71). dilakukan (Uno & lamatenggo, 2016: 48). Melalui
Seiring dengan perkembangan ilmu pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan
pengetahuan dan teknologi, tugas, peran dan baik. Dengan kata lain pembelajaran pada
tanggung jawab guru dalam dunia pendidikan hakikatnya merupakan proses komunikasi antara
semakin tinggi. Guru dituntut untuk mampu peserta didik dengan pendidik serta antarpeserta
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, didik dalam rangka perubahan sikap (Yamin &
seperti yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Maisah, 2009: 107 & 123). Guru yang bertugas

© 2018 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 3.0 license.
Haingu., Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2019 (3) 2 : 61-65 p-ISSN: 2549-8533

sebagai pengelola pembelajaran dituntut memenuhi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Adapun
standar kompetensi dan profesionalismenya. Guru hasil rata-rata UKG tiap jenjangnya berturut-turut
dalam melaksanakan tugasnya harus selalu bersikap untuk guru TK paling tinggi rata-ratanya diikuti
terbuka, kritis dan skeptis untuk mengaktualisasi oleh guru SMA, guru SMK, guru SMP, guru SD,
penguasaan isi bidang studi, pemahaman dan paling akhir adalah guru SLB. Sedangkan dari
karakteristik peserta didik dan melakonkan sisi usia nilai tertinggi dicapai oleh guru dengan
pembelajaran yang mendidik (Mulyasa, 2013: 6 & kelompok usia 30 tahun sampai 40 tahun,
7). Penelitian Arida (2014: 4) menyatakan bahwa sedangkan kelompok usia 41 tahun, 50 tahun, 51
peran guru menjadi salah satu komponen yang tahun sampai 56 tahun mengalami penurunan.
penting dan strategis melalui kinerjanya. Kinerja Raddana (2013: 229) menyatakan bahwa kinerja
guru sangat penting dalam mewujudkan tujuan guru secara fundamental ditentukan oleh keahlian
pendidikan nasional dan menentukan tinggi dan kemampuan guru yang bersangkutan. Hal
rendahnya mutu pendidikan, akan tetapi kinerja senada didukung oleh hasil penelitian Suryani
guru ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor (2013: 90) menyatakan bahwa aspek kinerja guru
baik dari dalam maupun dari luar individu yang merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan.
bersangkutan. Menjaga dan mengupayakan guru supaya memiliki
Kinerja mengandung makna hasil kerja, kinerja yang tinggi dan mutlak diperlukan untuk
kemampuan, prestasi atau dorongan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
melaksanakan suatu pekerjaan. Keberhasilan berkualitas.
individu atau organisasi dalam mencapai target atau Berdasarkan uraian di atas dapat
sasaran tersebut merupakan kinerja. Kinerja adalah disimpulkan bahwa pendidik sangat berperan
hasil kerja sesorang dalam suatu periode tertentu penting dalam sebuah pendidikan dan memiliki
yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, peran yang sangat fundamental dalam
misalnya standar target, sasaran atau kriteria yang melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.
telah ditentukan terlebih dahulu (Supardi2013: 46- Akan tetapi pada kenyataan masih banyak masalah
47). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan yang menglingkupi para pendidik terkhususnya
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun pendidik di pendidikan anak usia dini, baik dilihat
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan dari kuantitas maupun dari kualitasnya.
kompetensi guru dijelaskan bahwa Standar Untuk meningkatkan mutu pendidikan pendidik
Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 di pendidikan anak usia dini beberapa kegiatan
kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi telah dilakukan dengan mengadakan pelatihan
pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) seperti pelatihan guru PAUD di kabupaten Sumba
kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Barat Daya, provinsi Nusa Tenggara Timur pada
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam tanggal 21 april 2016 dan kegiatan seminar yang
kinerja guru. Dengan demikian dapat disimpulkan diadakan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
bahwa kinerja guru merupakan bagian dari pendidikan Weetebula yang disampaikan oleh Dr.
kompetensi guru yang terintegrasi dalam Slamet Suyanto tentang “pembelajaran dan
pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil Uji pengembangan kurikulum PAUD” pada tanggal 23
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2015 untuk Juli 2016, yang dihadiri oleh para guru PAUD
seluruh provinsi di Indonesia, menghasilkan bahwa Sesumba (Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba
guru yang berhasil memperoleh nilai UKG tahun Barat dan Sumba Barat Daya). Peningkatan
2015 tertinggi adalah guru SMA dari Papua Barat. kompetensi guru seperti pelatihan, perbaikan sarana
Guru tersebut memperoleh nilai UKG 93,33 dalam dan prasarana serta peningkatan mutu manajemen
mata pelajaran Bahasa Jerman. Namun ternyata ada sekolah dilakukan dengan baik. Namun pada
juga yang memperoleh nilai lebih dari itu, yakni kenyataannya, strategi yang dilakukan untuk
guru Cirebon dengan nilai 96,67. meningkatkan mutu tenaga pendidik belum
Data uji kompetensi guru (UKG) sementara menunjukkan peningkatan yang berarti. Faktor
untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, yang pencapaian ini sangat kental dan sangat kritis
dikemukakan oleh kepala LPMP Nusa Tenggara hubungan dengan profesional kerja guru,
Timur (NTT) Minhajul Ngabidin, menyatakan kompetensi, motivasi, dan adanya perhatian
bahwa hasil sementara uji kompetensi guru (UKG) pemerintah, disisi lain kondisi kerja yang tidak
tahun 2016 untuk NTT berada pada urutan ke 23 sesuai dengan harapan, juga dapat menjadi kendala
2
Haingu., Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2019 (3) 2 : 61-65 p-ISSN: 2549-8533

dalam peningkatan kinerja guru. Agustina & Kabupaten Sumba Barat Daya. Waktu penelitian
Indrawati (2006) menyatakan bahwa faktor yang bulan Maret 2017 sampai dengan April 2017.
mempengaruhi kinerja guru adalah faktor
pengetahuan/kemampuan, keterampilan dan Subjek Penelitian
motivasi, mempunyai pengaruh yang sangat kuat Populasi dalam penelitian ini adalah guru-
terhadap kinerja guru. Sedangkan faktor yang guru PAUD di TK Kabupaten Sumba Barat Daya.
paling dominan mempengaruhi kinerja guru adalah Adapun jumlah pendidik untuk Kota Tambolaka
faktor motivasi. untuk guru PAUD Taman Kanak-Kanak (TK)
Sedangkan Raddana (2013) menyatakan bahwa berjumlah 32 orang guru, sedangkan untuk
peningkatan kinerja guru tidak timbul secara kecamatan Laura berjumlah 19 orang guru,
langsung sebagai hasil dari sertifikasi guru tetapi sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi dari
kinerja guru akan meningkat apabila didahului penelitian ini berjumlah 51 orang guru PAUD di
peningkatan motivasi kerja guru. Beberapa faktor TK Kabupaten Sumba Barat Daya.
yang mempengaruhi kinerja guru yaitu, motivasi
kerja, kepuasan kerja, sertifikasi guru dan Variabel PenelitiandanTeknik Pengumpulan
kompetensi guru. Sejalan dengan penelitian Ali, et Data
al (2016:24) mengatakan bahwa there is a Variabel dalam penelitian ini adalah
significant relationship between teacher motivation, motivasi kerja (X), dan variabel terikatnya adalah
job satisfaction and school performance. Halsenada kinerja guru (Y). Teknik pengumpulan data yang
di sampaikan oleh Chux, et al (2013: 838) highly digunakan adalah angket. Instrumen yang gunakan
motivated educators experience job satisfaction; kuesioner dalam bentuk pernyataan dan dilengkapi
and also perform better than their poorly motivated dengan alternatif jawaban. Setiap pernyataan,
counterparts. In terms of motivation, the results terdiri dari lima jawaban pilihan, sebagai berikut: a)
further suggest that a mix of intrinsic and extrinsic TP:Tidak Pernah; b) JR: Jarang; c) KK: Kadang-
factors tend to exert influence on the educators Kadang; d) SR: Sering; dan e) SL: Selalu. Atau a)
motivation. STS: Sangat Tidak Setuju; b) TS: Tidak Setuju; c)
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa KS: Kurang Setuju; d) S: Setuju; dan e) SST:
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, Sangat Setuju.
sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui kinerja guru PAUD di TK kecamatan Teknik Analisis Data
Kota Tambolaka dan Loura kabupaten Sumba Barat Analisis data menggunakan; (1) Uji
Daya. Ditinjau dari faktor-faktor yang Persyaratan Analisis regresi. Untuk analisis
mempengaruhi salah satunya adalah faktor motivasi persyaratan regresi dengan uji normalitas, uji
kerja. Motivasi kerja merupakan keinginan linearitas, uji multikolinearitas,dan uji
seseorang untuk mempertanggungjawabkan heteroskedastisitas. Semua uji asumsi tersebut
pekerjaan yang sudah diembankan kepadanya. memenuhi syarat perhitungan regresi; (2) Uji
Motivasi kerja sangat mempengaruhi kinerja guru. Hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana.
Pada dasarnya kinerja guru dipengaruhi oleh faktor Persamaan regresi linear sederhana adalah Ý = a +
dari dalam diri guru itu sendiri yaitu bagaimana b X.adapun hipotesisnya adalah: H0 : tidak ada
guru bersikap dalam melaksanakan pekerjaannya pengaruh faktor motivasi kerja terhadap kinerja
sebagai pendidik seperti motivasi kerja yang guru PAUD dan Ha: ada pengaruh faktor motivasi
dipengaruhi oleh ketaatan pada peraturan dan kerja terhadap kinerja guru PAUD.
kemauan guru itu sendiri dalam menjalankan
tugasnya. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Metode Penelitian
Berdasarkan tabel 1 menunjukan koefisien
Sesuai dengan permasalahannya, jenis korelasi (R) sebesar 0,528. Koefisien korelasi
penelitian yang digunakan adalah penelitian regresi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang
sederhana. Sedangkan metode pendekatan yang signifikan motivasi kerja dengan kinerja guru.
digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini Koefisien (R2) sebesar 0,279 koefisien determinasi
dilakukan di provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan kinerja guru dijelaskan oleh motivasi
3
Haingu., Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2019 (3) 2 : 61-65 p-ISSN: 2549-8533

kerja sebesar 27,9%. Koefisien regresinya pada semakin bertambah pula nilai dari variabel kinerja
tabel 2 dapat di lihat tingkat signifikansi pengaruh guru (Y).
motivasi kerja terhadap kinerja guru atau t hitug Dari hasil analisis di atas, dalam penelitian
sebesar 4.354 lebih besar dari t tabel 2.010. Arah ini sejalan dengan hasil penelitian Sugiarto (2012)
regresinya sebesar 0,633. Dengan demikian arah yang menyimpulkan bahwa motivasi kerja dan
regresinya adalah positif. Selanjutnya dapat lingkungan kerja mempengaruhi variabel prestasi
dideskripsikan persamaan regresi yaitu Ϋ = a + kerja pegawai pada Dipenda Provinsi Jawa Timur
bX1. Jika a = 47.890 dan b = 0,633 maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
persamaan regresi motivasi kerja (b1X1) yaitu Ϋ = kerja/kinerja guru di Provinsi Jawa Timur. Selain
47.890 + 0,633 X1 artinya semakin bertambah nilai itu dalam peneltian Connie (2013: 138) juga
motivasi kerja (X1), semakin bertambah pula nilai menyimpulkan bahwa motivasi kerja guru fisika
kinerja guru (Y). berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru
fisika.
Tabel 1 Korelasi Motivasi Kerja Penelitian Harun & Erkan (2014) menjelaskan
Chan bahwa “motivating teachers should be an essential
ge part of any educational system, so that students can
Statis
tics perform better and so that we, as the larger society,
Adj Std. R may attain a better future”. Juga dalam penelitian
uste Error Squar Sig. Rahadian dan Endra (2016: 92) menyimpulkan
R d R of the e F F bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh positif
Squ Squ Estim Chan Cha df df Cha terhadap kinerja karyawan pada UMKM di desa
Model R are are ate ge nge 1 2 nge
1 528a 279 .264 7.234 279 18.9 1 49 000
Wisata Bobung Gunungkidul Yogyakarta
61
a. Kesimpulan dan Saran
Predictor
s:
(Constant Kesimpulan
), X1 Berdasarkan hasil analisis data dan
Motivasi pembahasannya, maka dapat dibuat beberapa
Kerja kesimpulan,Terdapat pengaruh positif dan
signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru
Tabel 02. Koefisien Regresi Parsial PAUD di TK Kabupaten Sumba Barat Daya
kecamatan Kota dan kecamatan Laura sesuai
Unstandardized Standardized dengan koefisien regresi sebesar 0,633 yang
Coefficients Coefficients benilai positif.
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error Saran
(Const
47.890 9.137 5.241 000
Agar pendidikan anak usia dini ke depan
ant) semakin lebih di perhatikan dengan baik, agar
X1 menghasilkan tenaga pendidik yang profesional
1
Motiv dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
633 145 528 4.354 000
asi sebagai pendidik.
Kerja
Daftar Pustaka
Pembahasan Agustina, H. & Indrawati Y. (2006). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil analisis data penelitian Matematika Dalam Pelaksanaan
faktor motivasi kerja (X) arah regresi atau tingkat Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
signifikansi pengaruh motivasi kerja terhadap Pada Sekolah Menengah Atas Kota
kinerja guru sebesar 4.354 dan arah regresinya Palembang. Jurnal Manajemen dan Bisnis
sebesar 0,633 yang berarti bernilai positif. Artinya Sriwijaya (JMBS) /Vol 4/No 7/Hal 1-
semakin bertambah nilai motivasi kerja (X), maka 76/2006/ISSN 1412-4521.

4
Haingu., Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2019 (3) 2 : 61-65 p-ISSN: 2549-8533

Social Science.Vol. 4 No. 3; February


Arida, F. (2014). Faktor-Faktor Yang 2014.
Mempengaruhi Kinerja Guru Dalam
Menjalankan Tugas Di SDN 001 Teratak Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian
Kecamatan Rumbiojaya. Jurnal Fakultas Kinerja Guru. Bandung: PT. Remaja
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau, Rosdakarya
Jurusan Sosiologi – Prodi Sosiologi (Jom
FISIP) Volume 1 No. 2 – Oktober 2014. Raddana. (2013). Faktor–Faktor yang
Hal 5. Mempengaruhi Kinerja Guru SMA
Negeri Di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ahmadi, H. A. & Uhbiyati, N. (2003). Ilmu DIA, Jurnal Administrasi Publik
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Desember 2013, Vol. 11, No. 2, Hal. 226
– 236.
Ali, Y. S. A., Abdulkadir, M. D. & Ali A. A.
(2016). Teacher Motivation and School Rahadian, F. & Endra, M. S. (2016). Pengaruh
Performance, the Mediating Effect of Job kompensasi, kepuasan kerja, motivasi
Satisfaction: Survey from Secondary kerja dan gaya kepemimpinan terhadap
Schools in Mogadishu. International kinerja karyawan. Jurnal Nominal /
Journal Of Education And Social Science. Volume V Nomor 2.
Vol. 3 No. 1; January 2016.
Supardi. (2013). Kinerja guru. Jakarta: Rajawali
Connie. (2013). The Influence of Professional Pers.
Competence, Work Motivation and
Innovativeness on The Performance of Sugiarto. (2012). Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Physics Teacher. 2nd International Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi
Seminar on Quality and Affordable Kerja Pegawai Pada Dipenda Provinsi
Education (ISQAE 2013). Jawa Timur. Jurnal “Otonomi” Vol. 12
No.2. April 2012
Chux, G. I. Et. Al (2013). Teacher Job Satisfaction
And Learner Performance In outh Africa. Suryani, D. P. (2013). Pengaruh motivasi kerja,
Journal of Economics and Behavioral kepuasan kerja, kepemimpinan kepala
Studies Vol. 5, No. 12, pp. 838-850, Dec sekolah menurut persepsi guru dan iklim
2013 (ISSN: 2220-6140). sekolah terhadap kinerja guru Ekonomi
SMP negeri di kabupaten Wonogiri.
http://kupang.tribunnews.com/2016/01/29/hasil- Jurnal pendidikan insan mandiri: Vol.1
ukg-ntt-tempati-urutan-ke-23-nasional No.1 (2013).
(senin, 03 oktober 2016. Jam 12.01)
Uno, H. B. & Lamatenggo, N. (2016). Tugas guru
Harun, G. & Erkan, A. (2014). The Intrinsic And dalam pembelajaran. Jakarta: Bumi
Extrinsic Factors For Teacher Motivation. Aksara
journal University, Department of
Sociology and Social Work and Holt Yamin. M. (2007). Sertifikasi profesi keguruan di
Romania Foundation (Sociology and indonesia. Jakarta Pusat: Gaung Persada
Social Work Domains), ISSN: 1584- Press
5397.Revistade cercetare [interven]ie
social\, 2014, vol. 47, pp. 291-306. Yamin, M.M. & Maisah. (2009). Manajemen
pembelajaran kelas (strategi
Joyce, N. (2014). Motivational Factors Affecting meningkatkan mutu pembelajaran).
High School Teachers’ Professional Jakarta: GP Press
Conduct and Work Performance: A Case
of Public High Schools in Nairobi City.
International Journal of Humanities and
5

Anda mungkin juga menyukai