Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA

ANAK TK

ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Ika Wahyu Wiranti
NIM 11111241032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
AGUSTUS 2015
Pengaruh Media Film .... (Ika Wahyu Wiranti) 1

PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA


ANAK TK

THE EFFECT OF ANIMATED FILM ON LEARNING MOTIVATION AT KINDERGARTEN

Oleh: ika wahyu wiranti, paud/pgpaud fip uny


eurekaika@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan film animasi terhadap motivasi belajar pada anak
kelompok B TK Islam Tunas Melati Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian Kuasi
Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini seluruh anak
kelompok B TK Islam Tunas Melati Yogyakarta, dengan sampel kelas B6 sebagai kelas eksperimen dan B7
sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data digunakan adalah observasi. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh penggunaan film animasi terhadap motivasi belajar pada anak kelompok B TK Islam Tunas
Melati Yogyakarta, hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh nilai p 0,00 lebih kecil dari
0,05.

Kata kunci: film animasi, motivasi belajar, taman kanak-kanak.

Abstract
The research aims to know the effect of using animated film on learning motivation of B Group Islam Tunas
Melati Yogyakarta Kindergarten. The research is a Quasi Experimental Method with the Nonequivalent Control
Group Design. The population consist of all children in B Group Islam Tunas Melati Yogyakarta Kindergarten.
The sample consist of B6 as the experimental group and B7 as the control group.The data collected using
observation. The results shows that there were effects of the use of the animated film on learning motivation
of B group Islam Tunas Melati Yogyakarta Kindergarten, indicated by the result of the t-test with p value
0,00 smaller than 0,05.

Keywords: animated film, learning motivation, kindergarten.

PENDAHULUAN akan semakin memperlancar langkah anak pada


jenjang selanjutnya melalui pembelajaran sedini
Nana Syaodih S. (1997: 67)
mungkin.
mengemukakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
Pendidikan secara formal yang bisa
teknologi sudah ada atau manusia sudah
ditemui dalam anak usia dini adalah pendidikan
menggunakan teknologi. Namun teknologi yang
Taman Kanak-kanak (TK). Kegiatan
digunakan pada waktu itu masih sederhana,
pembelajaran di TK pada umumnya dikemas agar
sedangkan kini teknologi yang berkembang sudah
anak tertarik, sehingga tanpa adanya kekangan
kompleks dan beragam.
anak dapat mengembangkan potensi yang
Fenomena perkembangan teknologi ini
dimiliki. Salah satu upaya yang dilakukan guru
dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kualitas
untuk membuat anak tertarik adalah dengan
sumber daya manusia. Seiring dengan upaya
menggunakan media pembelajaran.
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kini
E. Mulyasa (2009: 81) berpendapat
pendidikan sudah tidak lagi dianggap sepele oleh
bahwa, media pembelajaran yang baik harus
kebanyakan orang. Bahkan, banyak diantara para
memenuhi lima kriteria, yaitu tujuan, materi
orang tua yang sudah jauh-jauh hari
pembelajaran, metode atau pendekatan, evaluasi
mengupayakan agar anaknya memeroleh
dan anak. Kriteria dalam pemilihan media
pendidikan yang berkualitas yang diharapkan
2 Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 6 Tahun ke-4 2015
pembelajaran ini penting untuk dipertimbangkan, Film animasi sebagai media audio-visual
agar pembelajaran dapat berhasil mencapai tujuan yang tersusun dari gambar tidak hidup untuk
yang telah ditetapkan. selanjutnya dirangkai dan diproyeksikan agar
Seiring dengan perkembangan teknologi nampak hidup mempunyai beberapa kelebihan.
terdapat banyak jenis media pembelajaran. Yudhi Kelebihan itu adalah: mengembangkan imajinasi,
Munadi (2008: 55) membagi jenis-jenis media membuat objek diam menjadi menarik dan
menjadi empat kelompok, diantaranya: bergerak, banyak disukai oleh anak-anak, menjadi
1. Media audio, yaitu media yang melibatkan media hiburan dan informasi, menjelaskan
indera pendengaran yang hanya mampu sesuatu yang terlihat abstrak, penayangannya
memanipulasi kemampuan suara saja. dapat diulang, dihentikan maupun dipercepat
2. Media visual, yaitu media yang hanya sesuai kebutuhan, dapat memfasilitasi anak
melibatkan indera penglihatan, dengan kebutuhan belajar auditif, visual maupun
3. Media audio-visual, yaitu media yang kinestetik, dan bagus untuk menjelaskan suatu
melibatkan indera penglihatan dan proses melalui gambar-gambar tidak hidup. Akan
pendengaran sekaligus dalam satu proses, tetapi selain memiliki kelebihan, film animasi
dan juga memiliki kekurangan. Kekurangan-
4. Media multimedia, adalah media yang kekurangan tersebut diantaranya adalah:
melibatkan berbagai indera dalam satu kali memerlukan kemampuan khusus untuk membuat
proses pembelajaran. gambar atau membuat efek gambar agar nampak
Karakteristik dari media-media tersebut hidup, tidak semua film animasi dapat dijadikan
berbeda menurut tujuan dan maksud media pembelajaran, kecuali jika film tersebut
pengelompokkannya. Karakteristik media selain sengaja dirancang dan dipoduksi dengan tujuan
dibagi menurut kesesuaian dangan tingkatan khusus, serta membutuhkan alat pendukung yang
hierarki belajar, juga dapat dilihat menurut komplek, seperti televisi atau laptop dan LCD.
kemampuan membangkitkan rangsangan indera Dengan adanya kelebihan dan kelemahan
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, tersebut, media film animasi tetap dianggap
maupun penciumannya. Jadi, klasifikasi media, efektif untuk digunakan dalam pembelajaran di
karakteristik media dan pemilihan media Taman Kanak-kanak. Selain rata-rata anak
merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan menyukai tayangan film animasi karena
dalam penentuan strategi belajar. tampilannya yang menarik juga dikarenakan
Salah satu media pembelajaran yang informasi yang mudah diterima anak.
cukup relevan dengan kemajuan teknologi dan Media film animasi ini pada umumnya
disukai anak-anak saat ini adalah film animasi. disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar
Marsh (1987) dalam Muhammad Rahmatullah animasi yang menarik. Hal ini didukung dengan
(2011: 5) menjelaskan tentang kelebihan dari film sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zamris,
animasi yang dapat memberikan anak dkk. (2001: 105), data dalam penelitian tersebut
pengalaman belajar yang lebih bermakna dan memberikan kesimpulan bahwa tayangan televisi
memberikan stimulus yang lebih besar yang paling disukai oleh masyarakat sebagian
dibandingkan sekadar membaca buku teks, besar adalah jenis film animasi kartun. Penelitian
terutama dalam membahas topik-topik tertentu. lain yang dilakukan oleh Yanti Eka Sugiyanti
Media animasi yang merupakan penggabungan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat
unsur media lain seperti audio, teks, video, pengaruh yang signifikan penggunaan media film
gambar, grafik, dan suara menjadi satu kesatuan animasi terhadap kemampuan memahami cerita
penyajian memiliki kelebihan karena selain pada anak tunagrahita ringan. Hasil dari kedua
menarik perhatian anak juga dapat dinikmati oleh penelitian tersebut kemudian dijadikan acuan
anak dengan tipe belajar berbeda. bahwa selain disukai anak, media film animasi
dapat berpengaruh dalam pembelajaran.
Pengaruh Media Film .... (Ika Wahyu Wiranti) 3
Di lapangan, sebenarnya sudah banyak sudah tersedia. Prasarana ini meliputi tiga buah
terdapat media pembelajaran di TK, akan tetapi komputer yang berada di lantai atas dan satu buah
kebanyakan di antara media tersebut masih LCD serta layar yang disimpan di ruang kepala
sederhana dan apa adanya. Kondisi ini sekolah. Akan tetapi, fasilitas ini belum
memunculkan sikap anak yang terlihat bosan digunakan secara optimal. LCD serta layar hanya
sehingga anak mencari objek lain yang lebih digunakan pada saat-saat tertentu, seperti saat
mengasyikkan. Hal ini mengindikasikan pertemuan. Sedangkan komputer sudah satu
rendahnya motivasi anak dalam kegiatan tahun tidak digunakan sebagai media
pembelajaran. Padahal motivasi merupakan salah pembelajaran.
satu faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan Film animasi dalam penelitian ini
suatu pembelajaran. Wasty Sumanto (1983: 107) ditujukan untuk anak usia TK dengan mengambil
berpendapat ada bermacam-macam faktor yang tema tentang pengenalan alat-alat transportasi.
memengaruhi belajar, yakni faktor stimuli belajar, Film animasi ini menceritakan tentang kisah
faktor metode belajar dan faktor individual. petualangan Ela dan Elo serta tokoh burung
Sedangkan Sumadi Suryabrata (1983: 107) bernama Kiko. Tayangan film animasi ini terbagi
berpendapat bahwa ada dua faktor yang menjadi tiga seri, yakni pengenalan alat
mempengaruhi seseorang dalam belajar, yaitu: transportasi darat yang meliputi kereta api, sepeda
faktor yang berasal dari luar diri anak dan faktor motor serta becak, alat transportasi air yang
yang berasal dari dalam diri anak. Motivasi meliputi kapal laut, kapal layar serta rakit dan alat
merupakan salah satu faktor individual atau transportasi udara yang meliputi helikopter, balon
faktor yang berasal dari dalam diri anak. udara serta pesawat terbang. Film animasi ini
Motivasi merupakan faktor individual diciptakan oleh Kastari Animation yang diunduh
yang dapat mempengaruhi anak selama proses dari youtube.
dan hasil belajar. Hamzah B. Uno (2010: 23) Sedangkan motivasi belajar dalam
mengatakan bahwa ada dua faktor yang penelitian ini didefinisikan sebagai dorongan
mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar diri
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik seseorang untuk melakukan suatu kegiatan belajar
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri yang diarahkan untuk mencapai tujuan belajar
anak, biasanya berupa hasrat dan keinginan untuk yang diinginkan. Motivasi belajar ini ditunjukan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar serta dari durasi anak ketika mengerjakan kegiatan,
harapan akan cita-cita. Sementara itu, yang frekuesi saat mengerjakan kegiatan,
termasuk dalam faktor ekstrinsik adalah faktor presistensinya, ketabahan, keuletan dan
yang berasal dari luar diri anak. Faktor ekstrinsik kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan
ini meliputi adanya penghargaan, lingkungan kesulitan untuk mencapai tujuan, devosi,
belajar yang kondusif dan kegiatan yang menarik. tingkatan aspirasinya, tingkatan kualifikasi
Penggunaan media pembelajaran yang prestasi atau produk serta arah sikapnya terhadap
sederhana di TK juga ditemui saat peneliti kegiatan.
melakukan observasi di TK Islam Tunas Melati Media film animasi rata-rata disukai oleh
Yogyakarta. Guru menggunakan media gambar anak, namun belum banyak sekolah yang
yang saat proses pembelajaran yang berlangsung. menerapkan media ini sebagai salah satu media
Media ini hanya berukuran satu lembar kertas pembelajaran. Hal ini juga didukung dengan hasil
folio, sehingga membuat anak yang duduk jauh observasi di lapangan yang menunjukkan bahwa
dari guru kurang dapat melihat gambar. tigkat motivasi belajar anak rendah. Oleh karena
Penggunaan media yang apa adanya tersebut itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh
sangat disayangkan, mengingat di sekolah ini penggunaan film animasi terhadap motivasi
keberadaan prasarana berupa pendukung media belajar pada anak kelompok B TK Islam Tunas
pembelajaran berbasis teknologi sebenarnya Melati Yogyakarta.
4 Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 6 Tahun ke-4 2015
METODE PENELITIAN X = Perlakuan pada kelompok
eksperimen
Jenis Penelitian
- = Kelompok kontrol diberikan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
kuantitatif dengan jenis metode kuasi eksperimen
guru yaitu menggunakan media gambar
dengan desain penelitian Nonequivalent Control
sederhana.
Group Design.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak Teknik Pengumpulan Data
kelompok B TK Islam Tunas Melati Yogyakarta Data yag diperoleh dalam penelitian ini
yang beralamat di jalan Timoho, Tegal Melati adalah data motivasi belajar anak, untuk itu
UH II/338 Yogyakarta 55163. Penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
dimulai pada bulan April sampai bulan Mei 2015. melakukan observasi karena subjek pada
penelitian ini merupakan anak usia TK sehingga
tidak memungkinkan untuk diminta mengisi
Populasi dan Sampel Penelitian angket.
Populasi Teknik observasi yang digunakan adalah
menggunakan pedoman lembar observasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
motivasi belajar. Lembar observasi yang
peserta didik kelompok B TK Islam Tunas Melati
digunakan sebelumnya telah dikonsultasikan
yang terdiri dari tujuh kelas (B1, B2, B3, B4, B5,
kepada ahli (expert judgment) dan dinyatakan
B6, dan B7) dengan jumlah 105 siswa.
valid. Selain itu lembar observasi juga telah diuji
Sampel
dengan menggunakan uji reliabilitas Alhpha
Pengambilan sampel penelitian ini dengan Croncbach dengan bantuan software SPSS 20 for
teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Windows sehingga diperoleh nilai Alhpha
Menurut Sugiyono (2010: 126), teknik bertujuan Croncbach sebesar 0,872 dandinyatakan reliabel.
adalah teknik penentuan sampel dengan Observasi ini dilakukan sebanyak empat
pertimbangan tertentu. Pada penentuan sampel ini kali pada tiap-tiap kelompok, pertemuan pertama
yang menjadi pertimbangan adalah usia dan dilakukan observasi tingkat motivasi anak
kematangan perkembangan. Selanjutnya, kelas sebelum treatment (pretes) diberikan, sedangkan
yang memenuhi kriteria tersebut adalah kelas B6 sisanya dilakukan setelah proses treatment
dan B7. (postes) dilakukan.

Prosedur Teknik Analisis Data


Bentuk jenis penelitian kuasi eksperimen Teknik analisis data pada penelitian ini
dengan desain Nonequivalent Control Group menggunakan uji-t (t-test) dan analisis korelasi.
Design. Bentuk desain penelitian tersebut dapat Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu
digambarkan dalam tabel berikut. dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas sebagai syarat agar bisa
Tabel 1. Bentuk Desain Penelitian
dilakukan penelitian. Penghitungan uji prasyarat
dan uji-t dalam penelitian ini menggunakan
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
bantuan software SPSS 20 for windows.
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
(Sumber: Sugiyono, 2010: 116) Uji Prasyarat
Keterangan: Uji Normalitas
O1 & O3 = Kedua kelompok diberi pre-test
O2 = Post-test pada kelompok eksperimen Uji normalitas digunakan untuk
O4 = Post-test pada kelompok kontrol mengetahui apakah sampel yang digunakan pada
Pengaruh Media Film .... (Ika Wahyu Wiranti) 5
penelitian ini berasal dari populasi yang diterapkan treatment. Hasil dari pelaksanaan
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini pretes didapatkan perbedaan yang cukup tipis
menggunakan Uji Shapiro-Wilk dengan software diantara kedua kelompok, yakni 0,5.
SPSS 20 for Windows. Data dikatakan Berikut merupakan tabel tes awal motivasi
berdistribusi normal jika jika nilai signifikansi > belajar kedua kelompok:
nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5%
Tabel 2. Perbandingan Nilai Pretes Motivasi
(0,05). Sebaliknya jika jika nilai signifikansi <
Belajar Kelompok Kontrol dan
0,05, maka data dinyatakan tidak berdistribusi Kelompok Eksperimen
normal.
Hasil pengujian dengan uji Shapiro-Wilk Kelompok Kelompok
Statistik
menunjukkan nilai Sig. data motivasi belajar Kontrol Eksperimen
adalah 0,162. Maka, dapat disimpulkan bahwa Rata-rata 19,71 19,21
Median 20,00 19,50
variansi dalam penelitian ini mempunyai varian
Standar Deviasi 3,41 2,35
yang sama atau bersifat homogen karena 0,162 > Maximum 25 26
0,05. Minimum 13 14
Uji Homogenitas Range 12 12
Uji homogenitas digunakan untuk Data skor tes awal (pretes) tingkat
mengetahui apakah sampel yang digunakan pada motivasi belajar anak kelompok kontrol memiliki
penelitian ini memiliki variansi yang sama nilai rata-rata 19,71. Pada nilai rata-rata tersebut,
(homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini tingkat motivasi belajar kelompok kontrol berada
menggunakan Uji Levene pada software SPSS 20 pada rentang persentase 61% yang artinya
for windows. Data dikatakan homogen harga motivasi belajar kelompok kontrol berada pada
koefisien Sig > dari nilai alpha yang ditentukan, kategori baik. Nilai median pretes kelompok
yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika Uji Levene < kontrol adalah 20,00, standar deviasi 3,41, nilai
nilai tabel, atau harga koefisien Sig < 0,05 maksimum 25, nilai minimum 13 dan mempunyai
makadata dinyatakan tidak homogen. range 12.
Hasil pengujian dengan uji Levene Sedangkan data nilai tes awal (pretes)
menunjukkan nilai Sig. uji Shapiro-Wilk pada tingkat motivasi belajar anak kelompok
kedua kelompok adalah 0,722 dan 0,268, di mana eksperimen memiliki nilai rata-rata 19,21. Pada
keduanya lebih besar dari 0,05. Maka dapat nilai rata-rata tersebut, tingkat motivasi belajar
disimpulkan bahwa nilai motivasi belajar dari kelompok eksperimen berada pada rentang
kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. persentase 60% yang artinya motivasi belajar
kelompok eksperimen berada pada kategori
Uji Hipotesis cukup. Nilai median pretes kelompok eksperimen
adalah 19,50, standar deviasi 2,35, nilai
Uji hipotesis yang dilakukan pada maksimum 26, nilai minimum 14 dan mempunyai
penelitian ini menggunakan uji-t (t-test), dengan range 12.
ketentuan sebagai berikut: Treatment dan Data Postes Motivasi Belajar
a. Taraf Signifikansi (α) = 0,05 atau 5%
b. Kriteria yang digunakan dalam Uji-t adalah : Pelaksanaan treatment dilakukan pada
1. Hipotesis ditolak apabila nilai p > 0,05. hari yang sama dengan dilakukannya postes. Pada
2. Hipotesis diterima apabila nilai p < 0,05. kelompok eksperimen, peneliti menggunakan
media film animasi sebagai media pembelajaran
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang ditayangkan pada saat apresepsi. Sementara,
pada kelompok kontrol peneliti menggunakan
Pretes Motivasi Belajar media sehari-hari yang guru gunakan, yaitu media
Pretes dilakukan untuk mengetahui gambar.
motivasi belajar awal kedua kelompok sebelum
6 Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 6 Tahun ke-4 2015
Pelaksanaan treatment ini tidak hanya Tabel 4. Data Perolehan Nilai Postes Kelompok
dilakukan satu kali, akan tetapi dilakukan Eksperimen
sebanyak tiga kali pada masing-masing kelompok
Postes Postes Postes Rata-
untuk mengetahui secara mendalam apakah Sebaran
I II III rata
media film animasi berpengaruh terhadap Nilai Postes 20,29 18,86 18,43 19,21
motivasi belajar anak. Pada kelompok Persentase 63 % 58 % 57 % 60 %
eksperimen, setelah menonton film animasi Kategori baik cukup cukup cukup
tingkat motivasi belajar anak dinilai saat anak Dari data tersebut, diketahui bahwa
mengerjakan kegiatan, begitupun dengan perolehan nilai rata-rata postes I di kelompok
kelompok kontrol yang menggunakan media eksperimen sebanyak 23,71, postes II sebanyak
sehari-hari berupa media gambar. 23,00 dan postes III 23,14. Sehingga diperoleh
Postes dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata akhir kelompok postes adalah
motivasi belajar anak pada kelompok kontrol dan 23,36. Pada nilai rata-rata tersebut, tingkat
eksperimen setelah pembelajaran dilaksanakan. motivasi belajar kelompok eksperimen berada
Pengambilan nilai postes ini juga dilakukan pada rentang persentase 72% yang artinya
sebanyak tiga kali untuk masing-masing motivasi belajar kelompok eksperimen berada
kelompok dan nilai rata-rata diambil sebagai nilai pada kategori baik.
postes. Selanjutnya, untuk mengetahui lebih rinci
Selanjutnya, berikut ini adalah perolehan mengenai perbandingan keduanya, data disajikan
data postes yang dilakukan pada kelompok pada tabel seperti di bawah ini:
kontrol dari setiap pertemuan.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Postes Motivasi
Tabel 3. Data Perolehan Nilai Postes Kelompok Belajar Kelompok Kontrol dan
Kontrol Kelompok Eksperimen

Postes Postes Postes Rata- Kelompok Kelompok


Sebaran Statistik
I II III rata Kontrol Eksperimen
Nilai Postes 20,29 18,86 18,43 19,21 Rata-rata 19,21 23,36
Persentase 63 % 58 % 57 % 60 % Median 19,00 24,00
Kategori baik cukup cukup cukup Standar Deviasi 2,75 2,09
Maximum 24 28
Dari data tersebut, diketahui bahwa
Minimum 15 20
perolehan nilai rata-rata postes I di kelompok Range 9 8
kontrol sebanyak 20,29, postes II sebanyak 18,86 Berdasarkan tabel di atas, rata-rata nilai
dan postes III 18,43. Sehingga diperoleh nilai kelompok eksperimen lebih besar dari pada nilai
rata-rata akhir kelompok postes adalah 19,21. kelompok kontrol, dengan perolehan rata-rata
Pada nilai rata-rata tersebut, tingkat motivasi nilai kelompok eksperimen adalah 23,36
belajar kelompok kontrol berada pada rentang sementara rata-rata nilai kelompok kontrol adalah
persentase 60% yang artinya motivasi belajar 19,21. Selisih rata-rata antara kedua kelompok
kelompok kontrol berada pada kategori cukup. tersebut adalah 4,15.
Berikut ini adalah perolehan data postes
yang dilakukan pada kelompok eksperimen dari Pembahasan
setiap pertemuan.
Pengaruh penggunaan film animasi
terhadap motivasi belajar pada anak kelompok B
di TK Islam Tunas Melati Yogyakarta diperoleh
dari hasil uji t dengan independent samples. Hasil
uji t ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Pengaruh Media Film .... (Ika Wahyu Wiranti) 7
Tabel 6. Hasil Pengujian Uji T dengan SPSS 20 yang lebih menyenangkan dan mampu menarik
for Windows minat anak untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama
Kelompok Rata-rata Nilai t Nilai p tiga kali pertemuan tersebut. Perhatian anak
Kontrol 19,21 menjadi lebih terpusat, karena perhatian
4,48 0,00 diperlukan dalam proses belajar, karena adanya
Eksperimen 23,36
perhatian akan timbul rangsangan/motivasi
Dari hasil pengujian uji t dapat diketahui belajar. Arief S. Sadiman, dkk. (2008: 68) yang
bahwa nilai rata-rata motivasi belajar anak pada menyebutkan film animasi sebagai faktor pemikat
kelompok eksperimen adalah 23,36, sedangkan dan mampu meningkatkan motivasi. Gambaran
nilai rata-rata motivasi belajar anak pada visual yang menarik dapat mengkomunikasikan
kelompok eksperimen adalah 19,21. Dari pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu
pengujian uji-t diperoleh bahwa nilai t sebesar anak menjadi lebih mudah mendapat pesan
4,48 dengan nilai p 0,00. informasi.
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut Temuan lain yang diperoleh dari
menunjukkan nilai hasil rata-rata postes penelitian ini adalah skor postes kedua kelompok
kelompok eksperimen lebih tinggi bila menunjukkan selisih 4,15. Skor postes kelompok
dibandingkan dengan kelompok kontrol. kontrol sebesar 19,21, sedangkan skor postes
Selanjutnya data dianalisis dengan kelompok eksperimen sebesar 23,36. Data ini
memperhatikan ketentuan jika nilai p > 0,05 yang menunjukkan bahwa penggunaan media film
artinya hipotesis ditolak, maka kesimpulan yang animasi jika dibandingkan dengan media sehari-
diperoleh adalah tidak terdapat pengaruh hari yang digunakan oleh guru terbukti dapat
penggunaan film animasi terhadap motivasi meningkatkan motivasi belajar anak dalam
belajar pada anak kelompok B TK Islam Tunas mengikuti pembelajaran.
Melati Yogyakarta. Sebaliknya, jika nilai p < 0,05 Pendapat tersebut juga didukung oleh
yang artinya Hipotesis diterima, maka Agina (2003) dalam Muhammad Rahmatullah
kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat (2011: 180) yang menjelaskan pemanfaatan film
pengaruh penggunaan film animasi terhadap animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
motivasi belajar. Karena nilai nilai p < 0,05, meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Tampilan film animasi dalam durasi-durasi yang
penggunaan media film animasi terhadap relatif pendek dan menggambungkan unsur tokoh
motivasi belajar pada anak kelompok B TK Islam di dalamnya dengan berbagi aktifitas, membuat
Tunas Melati Yogyakarta. anak tidak cepat bosan dan bisa diulang kembali
Hasil ini sejalan dengan teori yang ketika ada satu tayangan yang terlewatkan.
dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai dalam
Azhar Arsyad (2011: 24) mengenai salah satu Keterbatasan Penelitian
manfaat media adalah membuat pembelajaran
akan lebih menarik anak sehingga dapat Penelitian ini memiliki keterbatasan
menumbuhkan motivasi belajar. Daryanto (2010: penelitian, yaitu saat berlangsungnya penelitian,
87) juga mengungkapkan bahwa tingkat daya peneliti hanya melakukan pengamatan seorang
serap dan daya ingat siswa terhadap materi diri terhadap 14 anak tanpa menggunakan alat
pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika bantu berupa alat perekam, sehingga terdapat
proses pemerolehan informasi awalnya lebih kemungkinan pengamatan yang dilakukan
besar melalui indra pendengaran dan penglihatan, menjadi kurang cermat.
dalam hal ini adalah film animasi. Dengan media
film animasi pesan yang merupakan sesuatu yang
belum pernah diterima anak, tentu saja
memberikan sebuah pengalaman belajar baru
8 Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 6 Tahun ke-4 2015
SIMPULAN DAN SARAN mengenai penggunaan media film animasi untuk
meningkatkan motivasi belajar anak di sekolah-
Simpulan
sekolah yang berada di daerah pedesaan atau di
Berdasarkan hasil penelitian dan
sekolah yang belum memiliki fasilitas LCD atau
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
komputer.
pengaruh yang signifikan dari penggunaan media
film animasi terhadap motivasi belajar pada anak
kelompok B TK Islam Tunas Melati Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA
Hal tersebut ditunjukkan dengan selisih 4,15 pada
A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi
skor postes kedua kelompok. Skor postes
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
kelompok eksperimen sebesar 19,21, sedangkan Grafindo Persada.
skor postes kelompok kontrol sebesar 23,36.
Hasil penghitungan uji-t menunjukkan nilai p Arief S. Sadiman, dkk. (2008). Media
0,00 dengan nilai t sebesar 4,48. Karena nilai nilai Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
p < 0,05, yang artinya hipotesis diterima, maka dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja
kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat Grafindo Perkasa.
pengaruh penggunaan film animasi terhadap Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran.
motivasi belajar pada anak kelompok B TK Islam Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tunas Melati Yogyakarta.
Temuan lain yang diperoleh dari Daryanto. (2010). Media Pembelajaran
penelitian ini adalah skor postes kedua kelompok Peranannya Sangat Penting Dalam
menunjukkan selisih 4,15. Skor postes kelompok Mencapai Tujaun Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
kontrol sebesar 19,21, sedangkan skor postes
kelompok eksperimen sebesar 23,36. Data ini E. Mulyasa. (2009). Menjadi Guru Profesional.
menunjukkan bahwa penggunaan media film Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
animasi jika dibandingkan dengan media sehari-
hari yang digunakan oleh guru terbukti dapat Hamzah B. Uno. (2007). Teori Motivasi dan
meningkatkan motivasi belajar anak dalam Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
mengikuti pembelajaran.
Muhammad Rahmatullah (2011). Pengaruh
Pemanfaatan Media Pembelajaran Film
Saran Animasi Terhadap Hasil Belajar IPS.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Disertasi, tidak dipublikasikan.
penggunaan media film animasi terhadap Universitas Pendidikan Indonesia.
motivasi belajar pada anak kelompok B TK Islam
Nana Syaodih S. (1997). Pengembangan
Tunas Melati Yogyakarta, untuk itu guru
Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:
disarankan menggunakan film animasi untuk PT Remaja Rosdakarya.
memaksimalkan motivasi belajar anak kelompok
B di sekolah, khususnya di TK Islam Tunas Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif
Melati Yogyakarta. Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Bagi sekolah hendaknya dapat lebih
mengoptimalkan fasilitas yang ada guna Sumadi Suryabrata. (1990). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
meningkatkan motivasi belajar anak serta pihak
sekolah memberikan informasi pada sekolah lain Wasty Soemanto. (1984). Psikologi Pendidikan.
bahwa penggunaan media film animasi dapat Jakarta: Bina Aksara.
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
motivasi belajar anak. Yanti Eka Sugiyanti. (2013). Pengaruh
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan Penggunaan Media Film Animasi
Terhadap Kemampuan Memahami Cerita
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas VII
Pengaruh Media Film .... (Ika Wahyu Wiranti) 9
di SLB-C Setya Darma Tahun Ajaran Zamris Habib, dkk. (2001). Penelitian Film Anak-
2012/ 2013. Skipsi, tidak dipublikasikan Anak di TV dalam Rangka Pengembangan
Universitas Sebelas Maret. Program Pendidikan Budi Pekerti. Jurnal
Teknodik No.9 Vol 5: Pustekkomdan
Yudhi Munadi. (2008). Media Pembelajaran: Informasi Pendidikan Depdiknas.
Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Tersesedia di
Persada Press. www.perpustakaan.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai