Anda di halaman 1dari 13

Karya Tulis Ilmiah

Judul Karya Tulis

“Penggunaan Media Pembelajaran Visual Digital Berbasis Animasi untuk Meningkatkan


Minat Belajar Anak Usia Dini”

Disusun Oleh :

Melinda Karim (153419001)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan ditujukan kepada anak
sejak dini usia yang dilakukan melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan dasar dalam kehidupan tahap berikutnya. Pengertian Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia enam tahun.
PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak
agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Minat belajar anak usia dini harus tetap dijaga karena menurut Mansur (2005:88) anak usia
dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age,
karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan
pada masa mendatang. Dan menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50%
kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun
perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Slamet Suyanto,
2005:6).

Kenyataan dilapangan anak-anak minat belajar mereka berkurang apalagi disaat pandemi
sekarang kualitas belajarnya menurun sehingga perlu dicarikan solusi dari permasalahan
tersebut. Anak-anak lebih banyak bermain handphone ketimbang belajar mereka lebih senang
bermain game, menonton tik tok dan lain-lain bahkan orang tua tidak menyadari hal ini.

Melihat permasalahan diatas, karya tulis ilmiah ini memberikan gagasan tentang “Media
Pembelajaran Digital Berbasis Animasi”. Gagasan model pembelajaran ini dimaksudkan untuk
meningkatkan minat belajar anak karena yang terjadi di lingkungan sekitar sekarang banyak anak
usia dini kualitas belajarya menurun ditambah lagi dengan adanya wabah covid-19 ini
pembelajaran di lakukan dirumah atau dengan sistem daring maka dengan keadaan ini anak-anak
banyak bermain dengan gadget.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menarik rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :

1. Apakah media pembelajaran visual digital animasi ini dapat meningkatkan minat
belajar anak?
2. Apakah dampak dari media pembelajaran visual digital animasi kepada anak usia
dini?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapan tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk meningkatkan minat belajar anak
usia dini melalui media pembelajaran visual digital berbasis animasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai bahan rekomendasi pengajaran
nanti untuk guru, para orang tua, dan bisa juga untuk mahasiswa nanti yang akan turun langsung
kelapangan. Dan memudahkan guru mengenalkan berbagai macam animasi seperti misalnya
mengenalkan warna, hewan, dan-lain-lain.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Media Pembelajaran

Muhammad Ali mengemukakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala


sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar.
Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih
konkrit. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata- kata (simbol
verbal). Dengan demikian, didapatkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi peserta didik.

Adapun media pengajaran menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:112) Diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar
mengajar. Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala
benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk
belajar.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu media yang secara harfiah erarti “tengah,
perantara, atau pengantar” dalam bahasa arab ( ) yang berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. sedang AECT (Association of Education and Communication
Technology) memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi. secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sehingga dapat
diartikan sebagai alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan PGagne dan Briggs
secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-recorder, kaset, video
camera, film, slide, foto, gambar, grafik, dan komputer. Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar

Media visual menurut Sanjaya yaitu media yang dapat di lihat saja, tidak mengandung
unsur suara. Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan.Media ini hanya
dapat menyampaikan pesan melalui indra penglihatan atau hanya dapat dilihat dengan mata saja,
indra lain seperti telinga tidak dapat difungsikan untuk media visual ini.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran visual adalah media
yang di gunakan sebagai perantara untuk menyampaik isi pembelajaran melalui indera
penglihatan dengan berbagai alat yang bisa digunakan seperti animasi bergerak, video, gambar
dan lain sebagainya.

2.1.2 Pengertian Animasi

Animasi dapat menarik perhatian, serta mampu menyampaikan suatu Pesan dengan baik.
Adapun pendapat para ahli mengenai animasi sebagai berikut:

Animasi merupakan sekumpulan gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian
gambar tersebut di tampilakan dengan kecepatan yang memadai, Maka rangkaian gambar
tersebut akan terlihat bergerak (Hidayatullah dkk, 2011:63). Menurut Munir (2013:340) “animasi
berasal dari bahasa inggris, animation dari kata to anime yang berarti “menghidupkan”. Animasi
merupakan gambar tetap (still image) yang disusun secara berurutan dan direkam dengan
menggunakan kamera”. Sedangkan menurut Vaughan dalam Binanto (2010:219) menyatahan
bahwa “animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup”.

Agus suheri pengertian animasi adalah kumpulan gambar yang sudah diolah sedemikian
rupa sehingga dapat menghasilakan gearakan ( suheri, 2006). Ibis fernandes animasi adalah
sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkn
sebuah ilusi pergerakan ( Fernandez, 2002)

Menurut pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa animasi
merupakan sekumpulan gambar yang disusun secara berurutan dan direkam menggunakan
kamera untuk membuat prsentasi statis menjadi hidup.
2.1.3 Pengertian Minat belajar

Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang
terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada
dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman
akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun
belajar. Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam
individu. Dorongan motif sosial dan dorongan emosional.

Minat belajar merupakan salah satu dimensi dari salah satu aspek afektif yang banyak
berperan dalam kehidupan seseorang, aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-
dimesi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan
tindakan seseorang . ( abadi, 2006 ) minat belajar adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap
suatu yang dapat dipelajari yang di anggap penting dan berguna sehingga sesuatu itu di perlukan,
di perhatikan dan kemudian di ikuti dengan perasaan senang.

Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan


individu untuk memiliki rasa senang tanpa ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan
pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku .

2.1.4 Pengertian Anak usia dini

Pengertian anak usia dini menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia 0- 6 tahun, sedangkan
menurut para ahli adalah anak usia 0-8 tahun. Pendidikan anak usia dini merupakan pembahasan
yang sangat luas dan sangat menarik untuk dikaji, karena usia dini merupakan awal dari
pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk lebih jelas lagi tentang pembahasan anak usia dini
maka dipaparkan beberapa pendapat menurut para ahli tentang anak usia dini.
Menurut Prof. Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pasa anak mulai dari lahir
sampai usia delapan tahun. Sedangkan menurut undang-undang tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Hibana S. Rahman ( 2005: 4).
Dengan melihat sebutan yang mengatas namakan anak usia dini, maka pengertian anak
usia dini memiliki batasan usia dan pemahaman yang beragam tergantung dari sudut pandang
yang digunakan. Teori lama mengatakan bahwa yang disebut anak usia dini adalah anak usia
dewasa mini masih polos dan belum bisa apa-apa atau dengan kata lain belum mampu berfikir
(hartati, 2007: 10) pemahaman ini berdampak pada pola perlakuan yang diberikan pada anak
antara lain anak sering diperlakukan sebagai layaknya orang dewasa atau diperlakukan sebagai
orang dewasa kecil, mungkin masih segar dalam ingatan masa kecil kita ketika dipakaikan baju
kebaya pake konde, berpakaian layaknya orang dewasa dan sebagainya. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan banyak dilakukan studi tentang anak maka semakin diketahui
bahwa anak sangat berbeda dengan orang dewasa.
Adapun pendapat yang berbeda dari teori lama mereka menganggap anak merupakan
manusia yang memiliki potensi yang harus dikembangkan (Hartati, 2007) ia memiliki
karakteristik tertentu yang khas yang berbeda tentunya dengan orang dewasa serta akan
berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.
Definisi yang umum digunakan adalah definisi batasan yang digunakan oleh The
National Assosiation For the Education of Childen (NAEYC), bahwa anak usia dini adalah
sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Lebih jelasnya diungkapkan
sebagai berikut:
 Yang dimaksud dengan “Early Chilhood” (anak usia awal) adalah anak usia sejak lahir
sampai dengan usia 8 tahun, hai ini merupakan pengertian baku yang dipergunakan oleh
NAEYC. Batasan ini sering kali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum
mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakannya bagi tipe pra sekolah
(preschool)
 Early Chilhood setting (tatanan anak masa awal) menunjukan pelayanan untuk anak
sejak lahir sampai dengan 8 tahun di suatu pusat penyelenggaraan rumah atau institusi,
seperti kindergarden, sekolah dasar dan program rekreasi yang menggunakan sebagian
waktu atau separuh waktu.
 Early Chilhood Education(pendidikan anak masa awal) terdiri dari pelayanan yang
diberikan dalam tatanan awal masa anak. Biasanya oleh para pendidik anak usia dini
(young Children) digunaka istilah early chilhood (anak usia awal) dan early chilhood
educatian (pendidikan anak masa awal) dianggap sama atau sinonim (Patmonodewo,
2003:4).
2.2 Kajian Empiris
Kajian empiris adalah kajaian yang diperoleh dari obsrvasi atau percobaan, kajian empiris
adalah informasi yang membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu
iklim empiris. Dalam pandangan empiris, seorang hanya dapat mengklaim memiliki pengetahuan
saat seorang memiliki sebuah kepercayaan yang benar berdasarkan bukti empiris. Dalam arti
lain, kajian empiris sama artinya dengan hasil dari suatu percobaan.
Berikut ini Penelitian yang relevan dengan penelitian penulis :
No Nama Judul Tahun Hasil penelitian
1. Mira Amalia Pengembangan 2018 Penelitian ini
Roza video animasi menghasilkan
berbasis produk media
kontekstual pada pembelajaran
pelajaran IPA berupa video
kelas V di sekolah animasi
dasar kontekstual
2. Bastiar Ismail Pengembangan 2016 Penelitian ini
Adkhar media video digunakan sebagai
animasi media video
pembelajaran animasi mengenal
berbasis powtoon bagian hewan dan
pada kelas 2 mata tumbuhan
pelajaran ilmu
pengetahuan alam
di SD Labschool
Unnes

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan
atau Reasearch and Development. Pengembangan atau Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan,
keefisiensi dan kemenarikan produk tersebut.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat
luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan
pengembangan bersifat longitudinal atau bertahap.

Penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan merupakan penelitian yang bertujuan


untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran baik dalam proses maupun hasilnya dengan
mengacu pada produk yang telah dikembangkan sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan penelitian yaitu mengembangkan produk berupa media pembelajaran
digital animasi yang bertujuan agar siswa lebih mudah memahami materi dan tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran.

3.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
digunakan peneliti Sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2007:
204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah Terakhir adalah
penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagi Berikut.

a. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna, sehingga memudahkan
penarikan kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk naratif.
Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis
dan mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan melihat
hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara tujuan yang hendak
dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi Data Penarikan


Kesimpulan

Gambar 2 : Teknik Analisi Data Kualitatif Menurut Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2007 :
333-345)
3.3 Kerangka Berpikir

Dari hasil pengamatan awal , banyak anak-anak yang merasa bosan dan jenuh dengan
kegiatan pembelajaran di rumah dan berbagai aktivitas bermain di rumah juga membuat mereka
bosan maka mereka memilih untuk bermain gadget karena sosial media sekarang sudah lebih ke
modern, banyak fitur-fitur aplikasi yang anak-anak rasa lebih menyenangkan dari belajar seperti
bermain game, apalagi ditambah lagi trendnya aplikasi tik-tok yang membuat minat belajar anak-
anak sekarang menurun. Selain itu siswa merasa jenuh karena guru mengajar dengan
menerangkan materi dengan cara konvensional, sehingga pelajaran tidak dapat diterima dengan
baik.

Kendala yang terjadi di lapangan adalah guru juga kesulitan membuat alat peraga atau
media pembelajaran menyebabkan kesulitan dalam memberikan contoh visual kepada siswa.
Guru menyampaikan materi pelajaran hanya berpatokan pada buku ajar, kurang menariknya
materi yang disampaikan membuat siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Salah
satu upaya untuk mengatasi permasalahan dan kendala ini yaitu dengan media pembelajaran
yang lebih menarik agar dapat meningkatkan minat mereka dalam belajar

Media pembelajaran memiliki berbagai jenis diantaranya, media visual, media udio, media
audio-visual maupun media cetak, serta beragam media lainnya. Contoh yang termasuk media
visual yaitu, transpransi, kartun animasi, film bisu, charta, grafik maupun foto. Dalam penelitian
ini digunakan media visual digital animasi pembelajaran. Media visual digital animasi
pembelajaran merupakan media yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
Media visual digital animasi pembelajaran memiliki keunggulan dapat menjelaskan alur atau
proses yang rumit serta memiliki tampilan yang menarik. media visual digital animasi
pembelajaran menampilkan gambar bergerak yang memiliki suara, seperti bentuk permainan
yang dapat diaplikasikan sendiri oleh anak misalkan pada pengenalan huruf, pada animasi
bergerak ini muncul berbagai huruf sampai z kemudian ketika di klik huruf A maka animasi
bergerak ini bisa mengeluarkan suara A begitu seterusnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan media


pembelajaran visual digital berbasis animasi yang berisi pembelajaran untuk anak usia dini
dalam mengembangkan aspek perkembangannya. Untuk mencapai hasil produk yang baik. Maka
akan dilakukan validasi produk media pembelajaran visual digital berbasis animasi. Proses
validasi akan dilakukan oleh ahli dalam bidang pembuatan produk ini.

Media pembelajaran ini dikembangkan menjadi produk visual digital berbasis animasi
untuk menarik perhatian anak-anak agar meningkatnya minat belajar mereka. selain itu juga
produk ini dibuat untuk merancang pembelajaran yang lebih baik. Faktor pendukung dalam
penelitian ini adalah sisi media pembelajaran yang memiliki banyak kemudahan dalam
membuatnya. Media pembelajaran visual digital animasi ini memiliki ilustrasi animasi yang
mudah dipahami oleh anak-anak sehingga media pembelajaran tidak membosankan.

Adapun dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan media pembelajaran visual
digital berbasis animasi. Dampak positifnya adalah media pembelajaran ini dapat meningkatkan
minat belajar anak, mampu memberikan rasa senang saat proses belajar mengajar berlangsung,
meninkatkan aspek perkembangan anak baik kemampuan berpikirnya, fisik motoriknya serta
aspek perkembangan lainnya. Kemudia dampak negatifnya adalah kukurangnya alat computer
kita untuk memadai ini utuk itu anak dituntut agar memiliki smartphone sedangkan banyak kita
ketahui bahwa masih ada anak-anak yang kurang mampu.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
digunakan peneliti Sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2007:
204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah Terakhir adalah
penarikan kesimpulan.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan media


pembelajaran visual digital berbasis animasi yang berisi pembelajaran untuk anak usia dini
dalam mengembangkan aspek perkembangannya. Untuk mencapai hasil produk yang baik. Maka
akan dilakukan validasi produk media pembelajaran visual digital berbasis animasi. Proses
validasi akan dilakukan oleh ahli dalam bidang pembuatan produk ini. Media pembelajaran ini
dikembangkan menjadi produk visual digital berbasis animasi untuk menarik perhatian anak-
anak agar meningkatnya minat belajar mereka.

5.2 Saran

Melihat kondisi sekarang orang tua sangat berperan penting dalam mengawasi anak-
anaknya belajar dari rumah, bangkitkan minat belajar mereka dengan kreativitas yang orang tua
miliki. Selain orang tua guru juga harus berperan penting dalam hal ini yakni dengan bekerja
sama dengan orang tua membuat kesepakatan untuk berkonsultasi terhadap perkembangan anak
dengan belajar dari rumah.

Anda mungkin juga menyukai