Anda di halaman 1dari 3

4.

2 Pembahasan
System saraf adalah suatu sistem yang saling bekerja sama untuk
mengelola suatu informasi sehingga akan menghasilkan suatu reaksi. System
saraf sama dengan sistem endokrin yaitu keduanya mengurus sebagian besar
pengaturan tubuh (ada umumnya system saraf ini mengatur aktifitas tumbuh
secara cepat (Setiadi, 2007).
Sistem saraf otonom membawa impuls saraf dari susunan saraf pusat
keorgan efektor melalui jenis serat saraf pusat ke organ efektor melalui jenis serat
saraf eferen yaitu saraf praganglion dan saraf paganglion (Ganiswara, 2007).
Pada percobaan ini dilakukan pengujian efek obat-obat system saraf
otonom terhadap organ tubuh menit. Obat-obat yang digunakan adalah Adrenalin,
Atropin dan Propanolol dengan hewan uji yang digunakan pada percobaan ini
adalah Mencit.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan kemudian membersihan alat dengan alkohol 70%. Menurut
Handoko, et al (2007) alkohol 70% sebagai desinfektan terhadap semua kuman
dan merupakan zat antiseptik yang dapat membunuh mikroorganisme. Kemudian
menimbang berat badan hewan coba (mencit) yang akan diuji setelah itu dibuat
perhitungan dosis berdasarkan berat bada mencit. Kemudian disiapkan obat sesuai
perhitungan. Setelah itu diberikan obat sesuai dengan rute masing-masing obat
yang telah ditentukan seperti pada obat Adrenalin dan Atropin diberikan secara
I.V (Intravena), Menurut Siswandono dan Soekardjo, B (1995) Pemberian secara
parenteral seperti melalui intravena, intra-arteri, intraspinal dan intraseberal, tidak
melibatkan proses penyerapan, obat langsung masuk ke peredaran darah dan
kemudian menuju sisi reseptor (receptor site).
Pada praktikum kali ini atropin dan adrenalin diberikan secara intravena
sedangkan obat propanolol diberikan secara oral kepada hewan coba mencit (Mus
musculus). Menurut Ganong (2015), pemberian atropin yang merupakan
antagonis kolinergik pada mencit dan untuk pemberian adrenalin dan propanolol
sebagai adrenergikum pada hewan mencit.
Obat atropin menunjukkan bahwa termasuk golongan obat antagonis
kolinergik atau biasa disebut parasimpatolitik. Efek yang diberikan ini memiliki
kesamaan dengan obat dari golongan simpatomimetik atau adrenergik. Hal
tersebut sesuai dengan literatur Taylor (2001), sebab atropin mengandung atau
memiliki zat aktif atropin yang mekanisme kerjanya sebagai obat antimuskarinik
yaitu bekerja menghambat reseptor muskarinik baik sentral maupun porifer.
Obat adrenalin merupakan obat golongan simpatis yaitu agonis adrenergik
yang berkerja langsung, epinefrin berinteraksi terhadap reseptor α dan
β.  Mekanisme kerja dari epinefrin dibagi berdasarkan tempat kerja, yaitu pada
sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan. Menurut (Mycek, 2000), pada
kardiovaskular epinephrine dapat memperkuat dan mempercepat daya kontraksi
otot jantung (myocard) yang akan menyebabkan curah jantung meningkat
sehingga mempengaruhi kebutuhan efek oksigen dari otot jantung.
Pada obat Propanolol diberikan secara P.O (Peoral). Lalu dilihat respon
mencit setelah diberi masing masing obat tadi apakah mengalami tremor,
grooming, pupil mata yang membesar, diare atau terjadi perubahan warna yang
terjadi pada telinga mencit.
Adapun hasil yang kami dapatkan dari praktikum kali ini yaitu pada
mencit pertama yang menggunakan obat Atropin menyatakan bahwa mengalami
pupil mata membesar, diare, tremor, daun telinga memerah dan grooming.
Sedangkan pada mencit 2 yang diberi obat Adrenalin menyatakan bahwa tidak
mengalami pupil mata membesar dan daun telinga memerah tetapi pada obat ini
mencit megalami diare, tremor dan grooming, dan pada mencit ke 4 yang diberi
obat Propanolol memberikan reaksi tremor, daun telinga berubah warna menjadi
kemerahan, pupil mata membesar dan terjadi grooming setelah disuntik dan
diberikan larutan obat-obatan tersebut.
Obat Adrelin sebagai simpatis yang befungsi mepertahankan diri terhadap
tantangan dari luar tubuh dengan reaksi berupa perlawanan atau pertahanan diri.
Pada Obat Atropin sebagai parasimpatis berfungsi sebagai konservasi dan
reservasi tubuh. Pada Propanolol sebagai parasimpatolitik yaitu
penghambat/antagonis kolinergik yang menghambat efek asetilkolin. (Mycek,
2000).
Menurut AJ Azzarro (2004), efek yang ditimbulkan oleh sistem saraf
simpatis jika diaktifkan oleh kemarahan, stress, atau keadaan darurat yaitu
percepatan denyut jantung dan peningkatan daya kontraktilitas otot jantung,
peningkatan aliran darah (vasodilatasi) melalui otot skeletal dan penurunan aliran
darah (vasokonstriksi) melalui kulit dan organ viseral, aktivitas saluran cerna
menurun, sfingter intestinal berkontraksi, pupil dilatasi (midriasis). Sedangkan
efek yang ditimbulkan oleh sistem saraf parasimpatis yang perangsangannya pada
kondisi stress minimal yaitu, aktivitas saluran cerna meningkat, konstriksi pupil,
akomodasi pendekatan dekat untuk membaca.
Dari hasil yang telah diamati efek yang terjadi pada setiap mencit sesuai
dengan literatur menurut (Harvey, 2014) kondisi lingkungan yang membuat
tingkat stress mencit meningkat sehingga dapat mempengaruhi efek obat yang
telah diberikan.
Adapun kemungkinan kesalahan dari praktikum ini adalah kesalahan
dalam penimbangan berat badan dari hewan coba yang digunakan, kesalahan
dalam menentukan takaran dosis yang diberikan pada hewan coba, cara pemberian
obat kepada mencit sehingga mempengaruhi reaksi yang terjadi pada hewan coba.

Anda mungkin juga menyukai