Anda di halaman 1dari 7

FILM ANIMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MEMACU

KEAKSARAAN MULTIBAHASA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Irfai Fathurohman, Agung Dwi Nurcahyo, Wawan Shokib Rondli


Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Muria Kudus

ABSTRAK

Film animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menjembatani pembelajaran agar lebih menarik dan memberikan nuansa lingkungan yang baru
bagi siswa. Pentingnya media hadir dalam pembelajaran merupakan alternatif untuk
memunculkan rangsangan, keaktifan, keterampilan yang baru bagi siswa dan mengetahui
bentuk nyata terhadap aplikasi pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan tipe pemaparan deskriptif.
Subyek pada penelitian ini merupakan siswa sekolah dasar yang ada di Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus. Pengumpulan data menggunakan simak catat, teknik pustaka, observasi,
dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan trianggulasi teori.
Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan film animasi dapat digunakan sebagai
media pembelajaran tematik terpadu pada siswa sekolah dasar. Kedua, pembelajaran tematik
terpadu dapat diaplikasikan dengan film animasi yang didalamnya menceritakan mengenai
tema pembelajaran yang dipelajari siswa. Ketiga, kemampuan keaksaraan siswa dapat
meningkat melalui penggunaan film animasi dengan multibahasa sebagai sarana pengenalan
bahasa kepada siswa sekolah dasar.

Kata Kunci: Film Animasi, Media, Pembelajaran, Terpadu, Keaksaraan, Multibahasa.

PENDAHULUAN sosial sehari-hari. Seorang guru yang akan


Media merupakan salah satu menyusun materi perlu mengumpulkan dan
penunjang pembelajaran yang perannya mempersiapkan bahan kepustakaan atau
dalam kurikulum 2013 sudah menjadi rujukan (buku dan pedoman yang berkaitan
sarana yang penting dalam setiap dan sesuai) untuk menyusun dan
pembelajaran. Fungsi media menjadi mengembangkan silabus. Pencarian
penting manakala setiap pembelajaran informasi ini, sebenarnya dapat pula
berlangsung membutuhkan aplikasi teori memanfaatkan perangkat teknologi
yang dapat diketahui secara mudah dan informasi mutakhir seperti multimedia dan
tidak mengeluarkan banyak biaya. Hal itu internet. Aktivitas peserta didik dalam
merupakan kelebihan media ketika penugasan dapat menjadi nilai tambah yang
dipergunakan dalam pembelajaran. menguntungkan. (Trianto, 2010: 121)
Sumber belajar utama yang dapat Melalui pembelajaran tematik di
digunakan dalam pembelajaran terpadu sekolah dasar diharapkan agar siswa dapat
dapat berbentuk teks tertulis seperti buku, belajar bermakna (learning by going). Anak
majalah, brosur, surat kabar, poster dan dapat belajar dari pengalaman dalam
informasi lepas, atau berupa lingkungan lingkungannya, dengan adanya pengalaman
sekitar, seperti lingkungan alam, lingkungan ini anak dapat menkonstruksi
1
pengetahuannya sendiri, sehingga memberikan pengembangan aksara.
pengetahuan yang dimiliki akan tersimpan Kesulitan siswa terhadap penguasaan dan
dan akan mudah diingat oleh anak. Hal ini pemahaman aksara perlu diantisipasi dengan
tentu sesuai dengan karakteristik anak usia pemberian cerita dalam film animasi yang
kelas SD, yang masih berada pada tahap didalamnya diceritakan dengan
operasional konkrit dan anak memiliki menggunakan aneka bahasa dalam
kemampuan pada aspek kognitif, afektif, berkomunikasi. Langkah tersebut dirasa
dan psikomotor (Yuliana dkk, 2014: 15). akan mampu memberikan gambaran baik
Pembelajaran terpadu yang lebih tulisannya maupun cara pengucapannya.
menitik beratkan pada perluasan tema pada Seseorang dalam mempelajari bahasa,
pembelajaran di sekolah dasar memerlukan tentu mengharapkan manfaat yang dapat
keahlian dan keterampilan guru dalam dipetik. Manfaat penguasaan berbahasa
memadukan setiap aktivitas pembelajaran dapat diturunkan dari fungsi bahasa. Dari
menjadi lebih bervariatif tidak berbagai fungsi bahasa dapat diketahui dan
membosankan dan dapat dimaknai dengan dapat dipahami manfaat penguasaan
baik ketika pembelajaran berakhir. berbahasa. Manfaat penguasaan berbahasa
Ketuntasan dan kesinambungan tema yang ialah mencakupi manfaat bagi penutur dan
dipilih perlu direncanakan sebaik mungkin pendengar (Kanzunnudin, 2013: 25).
agar nantinya materi yang diberikan dapat Bahasa adalah alat komunikasi yang
terselesaikan sesuai dengan alokasi waktu. digunakan manusia dengan sesama anggota
Proses pembelajaran bersifat masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa
kompleks yang terdiri dari banyak bagian berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan, atau
dan fungsi yang saling berhubungan, antara perasaan yang ada pada diri si pembicara.
satu dengan yang lain harus saling Agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
berhubungan dan saling bekerja sama dalam dirasakannya dapat diterima oleh pendengar
cara yang terpadu agar tujuan dapat atau orang yang diajak bicara, hendaklah
tercapai. Agar dapat menghubungkan semua bahasa yang digunakannya dapat
komponen proses pembelajaran secara mendukung maksud atau pikiran dan
terpadu dalam rangka menghasilkan suatu perasaan pembicara secara jelas (Putrayasa,
program pembelajaran yang berhasil, dapat 2007: 1).
digunakan suatu pendekatan yang banyak Berdasarkan pemaparan tersebut maka
dipakai yaitu pendekatan sistem. (Sunarti, dalam penelitian ini dilakukan penelitian
2013: 91). mengenai “Film Animasi sebagai Media
Film animasi merupakan media yang Pembelajaran Terpadu untuk Memacu
menggabungkan antara audio dan visual Keaksaraan Multibahasa pada Siswa
dengan penceritaan cerita menggunakan Sekolah Dasar”. Penelitian ini menfokuskan
langkah animasi atau seringpula disebut pada kriteria film animasi yang dapat
dengan kartun. Penggunaan film animasi digunakan sebagai media pembelajaran
dalam pembelajaran terpadu merupakan terpadu di sekolah dasar. Kedua, melalui
langkah untuk memberikan kemudahan bagi penelitian ini film animasi dapat menjadi
guru dalam mengaplikasikan materi media pembelajaran terpadu di sekolah
pembelajaran sesuai dengan peran dan dasar, dan ketiga dapat memacu keaksaraan
fungsinya. siswa dengan memanfaatkan film animasi.
Ketertarikan siswa terhadap film METODE
animasi perlu ditunjang pula dengan Penelitian ini menggunakan jenis

2
penelitian kualitatif deskriptif, dimana dan kalimat perintah yang selama ini sering
pelaksanaannya dengan mendeskripsikan disimak siswa untuk pembelajaran.
secara rinci dan jelas suatu kasus
pembelajaran terpadu multibahasa yang PEMBAHASAN
didukung oleh media film animasi. Kriteria Film Animasi yang dapat
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan digunakan sebagai Media Pembelajaran
Dawe Kabupaten Kudus dengan Terpadu di Sekolah Dasar
penerapannya pada tiga sekolah dasar yakni Teks naskah (cerita) yang disusun
di SD 7 Cendono, SD 3 Kandangmas, dan untuk membuat film animasi merupakan
SD 7 Kandangmas. Langkah penelitian cerita yang telah terkait dengan
yakni studi lapangan, studi literatur, media pembelajaran terpadu di sekolah dasar.
penunjang. Pengumpulan data dalam Ketentuan mengenai kriteria film animasi
penelitian ini menggunakan simak catat, yang dapat digunakan sebagai media
teknik pustaka, observasi, dan wawancara. pembelajaran terpadu di sekolah dasar
Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:
menggunakan trianggulasi teori yaitu a) Dapat ditangkap oleh penalaran siswa
peneliti dengan menggunakan perspektif Film animasi yang baik untuk diberikan
lebih dari satu teori dalam membahas ke siswa yakni sederhana, namun memiliki
permasalahan yang dikaji. Proses analisis daya imajinasi yang positif kepada siswa.
dalam penelitian kualitatif, secara khusus Faktor kesederhanaan cerita yang sesuai
kegiatannya dilakukan secara induktif, dengan kondisi siswa lebih membuat siswa
interaksi dari setiap unit datanya, tertarik dan mudah diingat siswa, karena
bersamaan dengan proses pelaksanaan hal-hal tersebut sering dialami siswa. Film
pengumpulan data, dan dengan proses animasi pada penelitian ini menggunakan
siklus (Sutopo, 2006: 116-117). cerita yang terjadi dalam kehidupan siswa
sehari-hari dan dimungkinkan dapat terjadi
HASIL pada kehidupan siswa.
Film animasi dapat digunakan dalam b) Tidak terlalu panjang dan efektif dalam
pembelajaran terpadu jika cerita yang bercerita
diberikan sesuai dengan tema yang Film animasi yang dikisahkan sebaiknya
dipelajari saat itu. Film animasi dapat tidak terlalu panjang karena akan
diaplikasikan dengan berbagai macam menghabiskan waktu pembelajaran.
bahasa untuk menunjang keaksaraan siswa Perlunya menyiapkan film animasi yang
dengan langkah penerapannya yakni dalam sesuai dengan rencana pembelajaran dapat
kalimat perintah, kalimat tanya, petunjuk membantu guru dalam mengaplikasikan
teknis, dan hal-hal yang umum yang materi yang dipelajarinya saat itu. Pada
menjadi kesenangan siswa selama ini. penelitian ini peneliti memberikan batas
Kemampuan berbahasa siswa mulai dari waktu penayangan film animasi untuk
bahasa Indonesia, bahasa Daerah, bahasa mengatur perhatian, memacu keaktifan, dan
Inggris, dan bahasa penunjang yakni bahasa memberikan waktu kepada siswa untuk
Korea dapat diajarkan dengan baik melalui merespons cerita yang telah ditayangkan.
media film animasi. Hal ini dibuktikan c) Menggunakan bahasa yang santun.
dengan ketertarikan siswa untuk mengikuti Bahasa yang santun dan sesuai situasi
cerita film animasi, dan mempraktikkannya kondisi penutur maupun mitratutur
dengan baik petunjuk teknis, kalimat tanya, merupakan langkah yang dapat

3
diaplikasikan kepada siswa untuk memberi Penerapan film animasi pada
pemahaman tentang peran bahasa sebagai penelitian ini dilakukan di sekolah dasar
sarana komunikasi. Pada penelitian ini kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Untuk
peneliti menggunakan bahasa daerah ketika mengetahui peran film animasi dalam
terjadi percakapan dengan sesama siswa, pembelajaran, maka peneliti menganalisis
dan menambah bahasa Indonesia, bahasa kebutuhan yang ada di lapangan terkait
Inggris ketika proses pembelajaran baik di dengan wujud film animasi yang efektif
kelas maupun di luar kelas, serta menambah dipergunakan di sekolah dasar. Adapun film
bahasa Korea sebagai bahasa penunjang. animasi yang dianggap efektif untuk
d) Berisi permainan yang menghibur dan diberikan kepada siswa yakni yang benar-
tidak membahayakan siswa benar sesuai dengan materi pelajaran yang
Permainan merupakan langkah untuk saat itu diajarkan kepada siswa, artinya tema
meningkatkan daya pikir dan keterampilan yang digunakan untuk pembelajaran dapat
siswa dalam menyelesaikan permasalahan terwakili dengan munculnya media film
yang ada. Film animasi pada penelitian ini animasi, bukan sebaliknya film animasi
mengaplikasikan permainan tradisional yang ada justru bertolakbelakang dengan
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa materi yang dipelajari.
dalam berpikir, dan mengatur strategi dalam Peran film animasi dalam
setiap gerakannya. Namun yang terpenting pembelajaran merupakan pendukung yang
dalam permainan ini yakni tidak dapat digunakan sewaktu-waktu oleh guru,
membahayakan siswa, artinya permainan dan bukan sebagai sarana yang terus-
yang dimunculkan tidak membuat siswa menerus dipergunakan dalam pembelajaran.
semakin pasif saja namun diutamakan dapat Sumber utama pembelajaran tetaplah guru
aktif dan berperan langsung dalam sebagai faktor penting yang tidak
permainan tersebut. tergantikan. Dalam penelitian ini film
e) Berisi nilai-nilai yang dapat diketahui animasi yang digunakan dalam
siswa. pembelajaran yakni berisi tema kepedulian
Film animasi yang baik yakni didalam kepada sesama. Tema ini ditentukan atas
penceritaannya dapat menumbuhkan nilai- dasar keadaan lingkungan di sekolah dasar
nilai positif dan dapat meningkatkan agar nantinya siswa saling perduli terhadap
kecintaan siswa terhadap agamanya dan keadaan orang lain sehingga muncul sikap
bangsanya sendiri. Rasa cinta terhadap sosial dan mau membantu orang lain yang
tanah air dan mampu memahami kearifan sedang mengalami masalah.
lokal yang dimiliki oleh daerahnya masing-
masing merupakan salahsatu faktor yang
dapat dimunculkan pada film animasi. Pada
penelitian ini peneliti mempergunakan.
Nilai-nilai kepedulian terhadap sesama,
cinta tanah air, bekerja sama, toleransi antar
umat beragama, saling menghargai, dan
disiplin.
Gambar 1. Foto salah satu aktivitas
tokoh dalam film animasi.
Film Animasi Sebagai Media
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar Melalui penceritaan dalam bentuk
film animasi siswa mengalami kepekaan
4
yang positif dengan memberikan respons ditambah bahasa penunjang ketika peneliti
dan aktif mengikuti pembelajaran. Hal ini melakukan penelitian yang kedua kali.
disebabkan karena siswa melihat dan Bahasa penunjang yang diterapkan yakni
mengamati secara langsung peristiwa dengan bahasa Korea. Pemilihan bahasa
melalui film animasi. penunjang ini disebabkan fenomena yang
terjadi di lapangan bahwa siswa sering
Langkah Memacu Keaksaraan Siswa menyanyikan dan menirukan alunan lirik
dengan Memanfaatkan Film Animasi lagu bahasa Korea namun belum memiliki
Pengenalan bahasa dapat dilakukan kejelasan baik pengucapan dan pengenalan
melalui berbagai cara dan bahasa bukanlah kosakatanya. Berdasarkan temuan tersebut
komunikasi yang dianggap sulit jika pada penelitian ini ketika peneliti
diberikan dalam situasi dan kondisi yang memberikan pembelajaran melalui film
menyenangkan dan tidak menekan siswa animasi dengan aplikasi bahasa penunjang
untuk menghafal seperti apapun yang yakni bahasa Korea siswa berantusias untuk
diberikan guru. Melalui film animasi mengikuti dan memahami pengucapan dan
diharapkan siswa dapat mengerti dan kosakatanya. Minat inilah yang menjadikan
memahami peran berbagai bahasa dalam siswa lebih mudah untuk belajar bahasa
menunjang kemampuan daya serapnya asing sehingga tidak ada perasaan tertekan
terhadap kosakata asing yang belum dan takut salah dalam mencoba
dipahaminya. mengucapkan dan menuliskan dengan baik.

Gambar 2. Foto mengenai aktivitas siswa


memberikan penjelasan mengenai Gambar 3. Foto Pembelajaran dengan film
keaksaraan dalam berbagai bahasa di SD 7 animasi di SD 7 Cendono Dawe Kudus.
Kandangmas Dawe Kudus. Pada penelitian di SD 7 Cendono
Pada gambar 2 tersebut siswa Dawe Kudus, peneliti yang dibantu dengan
merespons pembelajaran terpadu dengan mahasiswa memberikan langkah untuk
penggunaan multibahasa sebagai langkah meningkatkan keaksaraan siswa melalui
meningkatkan kemampuan keaksaraan. bentuk permainan kata yang di dalam film
Siswa dapat menjawab dan memberikan animasi. Permainan ini diberikan untuk
penjelasan mengenai penggunaan bahasa mengasah kemampuan siswa dalam
mulai dari bahasa Jawa, bahasa Indonesia, merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan
bahasa Inggris terkait dengan keadaan di dari kalimat menjadi suatu paragraf. Adapun
sekitar siswa. Kemampuan ini menunjukkan kata-kata yang digunakan untuk permainan
bahwa siswa sekolah dasar di SD 7 yakni kata-kata yang sering disimak siswa
Kandangmas Dawe Kudus memiliki dalam kehidupan sehari-hari, seperti kata-
kemampuan yang baik tentang keaksaraan kata yang mengandung perintah, ajakan,
berbahasa. penyemangat, dan larangan.
Berdasarkan penelitian tersebut maka Berdasarkan penelitian yang telah
5
dilakukan peneliti menemukan hal yang SIMPULAN
positif dari penggunaan film animasi untuk Media dalam pembelajaran menjadi
meningkatkan keaksaraan siswa. Pertama, salah satu alternatif untuk memacu
film animasi dapat digunakan dan dipilih keaktifan siswa, keterampilan, dan
serta diatur tempo dan kesempatan untuk pengetahuan siswa saat mempelajari materi
menfokuskan perhatian siswa terhadap pembelajaran. Pembelajaran tematik terpadu
tayangan yang telah disaksikan siswa. di sekolah dasar dapat dimasukkan berbagai
Melalui pengaturan ini siswa akan belajar aneka bahasa sebagai langkah dalam
untuk menghargai setiap waktu, dapat mengenalkan keaksaraan kepada siswa agar
terkendali dalam mengorganisasikan kelas, nantinya siswa dapat mengerti tentang
dan mampu berkompetisi untuk menjawab berbagai bahasa asing yang belum
dan mengemukakan pemikiran yang telah diketahuinya.
diperoleh. Kedua, melalui film animasi yang Aksara merupakan salah satu penentu
berisi permainan maka siswa akan terasah dalam keberhasilan pendidikan. Semakin
kemampuannya untuk mengingat, berpikir, banyak siswa mengenal aksara baik bahasa
dan berkreasi dalam menyusun, merangkai, Ibu, bahasa Kedua, dan bahasa ketiga maka
dan mengembangkan kata-kata sesuai dirinya akan mengenal berbagai peristiwa
dengan hasil pemikirannya. dan lingkungan di daerah lain agar
kematangan, kepekaan, dan pengetahuannya
semakin bertambah. Bagi siswa sekolah
dasar mengenal aksara sejak dini akan
memberikan kemudahan di jenjang
berikutnya karena dirinya akan
mengaplikasikan kemampuan yang telah
dimilikinya dengan pengembangan yang
lebih luas lagi tentang keaksaraan yang
Gambar 4. Foto keaktifan siswa dalam terkonsep dalam pemikirannya.
menjawab keaksaraan di SD 3 Kandangmas
Dawe Kudus. SARAN
Penelitian yang dilakukan oleh Keterampilan guru dalam mengolah
peneliti di SD 3 Kandangmas Dawe Kudus media pembelajaran semenarik dan tepat
dengan mengaktifkan kemampuan siswa sasaran merupakan faktor penting dalam
untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kesuksesan pembelajaran. Media film
film animasi. Berdasarkan penelitian yang animasi yang sudah tergolong baik yakni
telah dilakukan siswa berantusias untuk yang dapat mewakili berbagai macam
menjawab pertanyaan yang diberikan materi dan sesuai dengan pemahaman siswa
melalui penanyangan film animasi. di sekolah dasar. Hal ini pelru diketahui
Keaksaraan siswa semakin meningkat ketika oleh guru, agar nantinya film animasi yang
pembelajaran diberikan. Hal ini dibuktikan dipilih tidak asal dan memberikan
dengan jawaban yang diberikan siswa ketika pemahaman negative kepada siswa.
dimunculkan pertanyaan-pertanyaan Pengenalan aksara penting untuk
mengenai materi yang ada dalam film dikenalkan dan diajarkan kepada siswa
animasi dengan bahasa inggris siswa sejak dini, hal ini disebabkan keaksaraan
mampu menjawab maksud kalimat tanya yang dimiliki siswa cenderung masih dalam
yang diberikan dengan benar. kemampuan monolingual dan dwilingual.

6
Minat dan kreativitas anak dalam setiap saat kosakata bahasa asing yang
mengetahui mengenai bahasa asing perlu disukai siswa agar nantinya siswa semakin
didukung dengan langkah mengenalkan senang belajar bahasa asing.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kanzunnudin Mohammad. 2013. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Kudus: Yayasan
Adhigama.

Putrayasa Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika
Aditama.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Sunarti. 2013. Pengembangan E-Learning Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah
Dasar. Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal.
90-103.Bandung: UPI.

Yuliana Pranita, Lusa Herman, Wurdjinem. 2014. Penerapan Pembelajaran Tematik


dengan Mengunakan Metode Role Playing untuk Meningkakan Kualitas
Pembelajaran Siswa Kelas III Sekolah Dasar 04 Kota Bengkulu. Jurnal
Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 2, Nomor 1, Januari 2014, Hal.13-28.
Bandung: UPI.

Anda mungkin juga menyukai