Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kontesk Penelitian


Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar manusia karena

dengannya akan membedakan dengan mahluk Tuhan yang lain.

Pendidikan melekat kuat bersifat menyeluruh mulai dari buaian ibu

hingga liang lahat (long life education).

Pembelajaran merupakan proses yang memungkinkan terjadi

interaksi antara siswa dengan guru yang direncana berlangsung dalam

suatu ruang. Proses pembelajaran dewasa ini diarahkan mengadopsi

sistem belajar akatif. Guru berfungsi sebagai fasilisator dalam proses

transfer ilmu pengetahuan, perbaikan dan pembentukan tingkah laku,

sehingga terciptanya iklim yang mampu mememaksimalkan potensi,

minat, bakat, dan kebutuhan siswa (Hamdani, 2011:71). Pencapaian hasil

belajar; salah satu indikatornya adalah nilai, akan lebih baik apabila

proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran (Sadiman, dkk

2006:6). Media pembelajaran mampu merangsang pikiran perasaan,

perhatian, dan minat siswa, sehingga akan lebih memahami pelajaran.

Pemanfaatan media pembelajaran menjadi urgent apabila materi

pembelajaran bersifat abstrak, seperti konsep almiah yang jauh dari

lingkungan kehidupannya atau yang tidak tampak sacara langsung dilihat,

diraba dan dirasakan.

Media animasi merupakan perangkat alat elektronik yang dapat

1
memproses informasi masukan menjadi gambar-gambar bergerak

(Hamdani, 2011:73). Pemanfatan media animasi mampu memperbaiki

proses pembelajaran; pembelajaran berlangsung lebih menarik,

memperjelas atau memperdetil pemahaman-pemahaman yang bersifat

abstrak dari materi pelajaran; pencapaian hasil belajar menjadi lebih baik.

Dengan demikian pemanfaatan media animasi diharapkan efektif

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Efektifitas media dalam pembelajaran dapat ditinjau dari tercapai

atau tidaknya Kompentensi Dasar (KD) dan Tujuan Pembelajaran (TP)

yang telah dicanangkan (Depdiknas, 2006:284). Pencapaian KD dan TP

mencerminkan kuantitas penyerapan materi pelajaran oleh siswa,

sehingga proporsi penyerapan materi dan proporsi siswa yang mencapai

suatu nilai tertentu ditetapkan sebagai standar keberhasilan pembelajaran

(Johar dkk, 2006:184).

Susanto (2015: 167) menyebutkan MTs swasta an, “Sains atau

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat MTs swasta suatu

kesimpulan”. IPA di sekolah dasar menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP 2006) dalam Susanto (2015: 171) adalah,

“mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat”. Oleh karena itu melalui pembelajaran IPA

2
diharapkan siswa dapat memiliki sikap ilmiah sebagai seorang peneliti,

yaitu jujur, berani, bertanggung jawab, memiliki rasa ingin tahu, ulet dan

gigih, terbuka, mampu membedakan opini dan fakta, dan peduli terhadap

lingkungan. Adanya pembelajaran IPA dimaksudkan agar siswa memiliki

kesadaran untuk menghargai alam, menumbuhkan sikap ilmiah, meningka

MTs swasta keterampilan memecahkan masalah, dan lain sebagainya.

Namun, dalam pelaksanaannya guru kurang mampu mengembangkan

kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA.

Pernyataan tersebut terbukti dari pembelajaran IPA selama ini

yang menuntut siswa lebih banyak menghafal daripada memahami. Oleh

karena itu, agar tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai maka guru harus

bisa memilih strategi, model, dan media yang tepat serta menciptakan

suasana belajar yang dapat meningkatkan MTs swasta motivasi siswanya

untuk belajar. Interaksi yang baik antara guru, siswa, dan sumber belajar

akan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kata efisien

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan

“Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak

membuang waktu, tenaga, biaya)”, atau dengan kata lain efisien

merupakan penggunaan sumber daya (waktu, tenaga, biaya) minimum

guna mencapaian hasil optimum.

Jika di MTs swasta dengan pembelajaran IPA di MTs, agar

pembelajaran efisien maka guru harus dapat menggunakan waktu, biaya,

dan tenaga sehemat mungkin untuk mencapai hasil yang optimal.

3
Sedangkan kata efektif menurut KBBI adalah “Dapat membawa hasil;

berhasil guna (tentang usaha, tindakan)”, atau dengan kata lain efektif

merupakan ukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang

telah ditentukan. Jika tujuan dalam pembelajaran telah tercapai maka

dapat dikatakan pembelajaran efektif. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru agar pembelajaran yang dilakssiswaan berhasil adalah

dengan menggunakan alat bantu atau media yang tepat. Media yang dapat

digunakan guru dalam pembelajaran IPA di MTs pada dasarnya dipakai

MTs swasta dengan kehidupan sehari-hari siswa, hal ini sangat membantu

guru dalam memilih media yang tepat untuk terlaksananya kegiatan

pembelajaran efektif.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata

pelajaran pokok yang diajarkan dalam kurikulum pendidikan di

Indonesia. IPA merupakan suatu kumpulan informasi yang berupa

pengetahuan dan proses baik secara alamiah maupun buatan yang ada di

bumi, menurut Susanto (2013:165). Mata pelajaran IPA sering dianggap

sulit bagi peserta didik khusunya pada tingkat sekolah dasar. Namun jika

hal tersebut dipelajari dengan seksama dan menggunakan cara yang

menyenangkan maka pelajaran IPA tidak sesulit yang dibayangkan.

Karena hampir sebagian besar materi IPA berkaitan langsung dengan

kehidupan sehari-hari peserta didik.

Peserta didik yang telah mempelajari IPA diharapkan nantinya

dapat mencakup ketercapaian pada segi proses, produk dan sikap ilmiah.

4
Pada ketercapaian dalam segi proses, peserta didik diminta untuk

memulai sesuatu melalui tahapan-tahapan sesuai dengan metode ilmiah

untuk mendapatkan informasi yang baru. Setalah melakukan ketercapaian

proses diharapkan peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru

sesuai denganpemahamannya, hal inilah yang dimaksud dengan

ketercapian dalam segi produk. Dan pada akhirnya peserta didik akan

terlatih pemahaman dan pola pikirnya sehingga mampu bersikap ilmiah

yang bertujuan agar peserta didikan memiliki tingkat kreatifitas yang

tinggi. Pada proses pembelajaran IPA berlangsung, dibutuhkan suatu

dukungan dari berbagai komponen seperti halnya dengan memanfaatkan

media pembelajaran. Hasil penelitian (Felton,2001) dalam Rayandra

(2012:15) menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran penggunaan

media dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media merupakan alat bantu guru untuk mengkomunikasikan

materi pelajaran agar mudah diterima siswa. Penggunaan media dapat

mengurangi verbalisme, yaitu terlalu banyak atau hanya menggunakan

kata-kata dalam menjelaskan materi ajar. Menurut Blake and Haralsen

dalam Rohani (2014: 2), “Media adalah medium yang digunakan untuk

membawa/menyampaikan sesuatu pesan, dimana medium ini merupakan

jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan

komunikan”. Dalam proses pembelajaran, komunikan tersebut adalah

siswa, sedangkan komunikator adalah guru. Medium (media) berinteraksi

dengan siswa melalui indera mereka, bahkan siswa tidak hanya

5
menggunakan satu indera saja, mungkin mengkombinasikan beberapa

indera mereka untuk benar-benar memahami isi pesan. Pesan yang

disalurkan oleh media dari komunikator ke komunikan ialah isi pelajaran.

Menggunakan media yang inovatif. Diskusi sederhana yang

dimaksud adalah guru hanya memberi tugas kelompok kemudian diberi

sedikit bimbingan. Pembelajaran tersebut kurang mampu

mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pelaksanaan pembelajaran

yang berlangsung saat ini, siswa hanya diarahkan untuk menghafal

informasi yang disampaikan oleh guru, sehingga pembelajaran yang

dilakssiswaan menjadi tidak bermakna.

Media Animasi pada umumnya merupakan media pembelajaran

dengan berbantuan perangkat komputer atau Information Computer

Technology (ICT). Penggunaan media Animasi sangat membantu

pendidik dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengannya proses dan

hasil pembelajaran lebih efektif dan baik. Penggunaan media Animasi

dalam pembelajaran bertujuan untuk mempermudah dan memperjelas

penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi

keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera para siswa, dapat digunakan

secara tepat dan bervariasi, seperti: meningkatkan MTs Darul Hikmah

motivasi dan gairah belajar para siswa untuk menguasai materi pelajaran,

mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan sumber belajar lainnya terutama bahan ajar yang berbasis

ICT dan memungkinkan bagi siswa untuk mengukur atau mengevaluasi

6
sendiri Kemampuannya (Rudi, 2009). Selain dapat mendukung

Kemampuan, penggunaan media pembelajaran berjenis Video Animasi

dapat membangkikan MTs Darul Hikmah Pemahaman yang merupakan

faktor penentu keberhasilan belajar siswa.

Efektifitas pemanfaatan media animasi untuk materi pembelajaran

yang sifatnya abstrak dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terhadap

pencapaian nilai KKM dikaji di tingkat MTS. Penelitian dilaksanakan

untuk menjawab permasalahan, apakah media animasi yang digunakan

dalam pembelajaran materi IPA MTS efektif untuk mencapai nilai KKM?.

Hasil pengkajian secara tidak langsung diharapkan memperkaya referensi

ilmiah berkaitan dengan pemanfaatan media animasi dalam pembelajaran

IPA MTS. Manfaat praktis diharapkan secara langsung memberi masukan

dan pengalaman ilmiah kepada guru-guru MTS.

Pemahaman dan kemampuan belajar mata pelajaran Biologi di

MTs Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari tergolong rendah.Model

pembelajaran konvensional yg biasanya guru ajarkan cenderung

menimbulkan kebosanan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap

motivasi dan capaian prestasi dan pembelajaran di kelas.

Pemahaman menjadi penting karena dengannya siswa akan

terdorong untuk beraktivitas di kelas maupun kegaiatan belajarnya di

rumah.Dengan Pemahaman yang tinggi siswa akan senantiasa mengikuti

proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik sehingga cepat

menangkap materi yang diberikan. Dikatakan bahwa ciri-ciri pada siswa

7
yang memiliki motivasi dalam kegiatan belajar ditunjukkan sebagai

berikut: (1)Tekun menghadapi tugas. (2)Ulet menghadapi kesulitan( tidak

lekas putus asa). (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam- macam

masalah. (4)Lebih senang bekerja secara mandiri. (5) Cepat bosan pada

tugas-tugas yag rutin. (6)Dapat mempertahankan pendapatnya. (7)Tidak

mudah melepaskan hal yang diyakininya. (8)Senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2010). Mempertimbangkan

ciri-ciri yang dimiliki siswa ketika mempunyai Pemahaman sebagaimana

disebukan MTs Darul Hikmah, menjadi potensi tersendiri untuk

menggugah Pemahamannya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diakukan di Mts

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran IPA (Ilmu

Pengetahuan Alam) belum menggunakan media animasi. Media

pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah

media seperti papan tulis, buku teks dan LKS. Selain itu, berdasarkan

hasil wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa dari siswa

kelas X di Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember, nilai mata pelajaran IPA(Ilmu Pengetahuan Alam)

masih jauh dibawah KKM. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya

perhatian anak saat diterangkan oleh guru, kemauan belajarnya rendah

karena saat dirumah orang tua kurang mendukung anak untuk belajar,

serta IQ anak masih rendah.

8
Selain itu guru merasa bahwa alokasi waktu yang diberikan saat

pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sangatlah kurang dan tidak

adanya alat peraga yang mendukung pembelajaran IPA. Penulis

menggunakan media pembelajaran yang berupa media animasi yang

diharapkan dapat membantu mengalihkan perhatian siswa dan memahami

materi yang disampaikan oleh guru, sehingga pemahaman tersebut masuk

kedalam memori atau ingatan jangka panjang dan diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Penulis

memilih media animasi dikarenakan penulis menganggap media tersebut

cukup efektif untuk membantu pemahaman siswa terutama pada materi

pembelajaran IPA.

Selain penggunaan media pembelajaran berjenis media animasi,

membangkikan MTs Darul Hikmah Pemahaman siswa perlu juga

menumbuhkan semangat dan antusiasme yang tinggi dari siswa.

Berdasarkan keadaan dan uraian tersebut, maka penulis mengajukan

usulan penelitian dengan judul: “Efektivitas Penggunaan Media Animasi

Terhadap Latihan Pemahaman Dan Kemampuan Belajar Biologi Siswa

Kelas 3A Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2020-2021.”

1.2 Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan

istilah fokus penelitian. Bagian ini mencamtumkan semua fokus

permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian.

9
Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik,

operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.

Berdasarkan uraian kontesk penelitian di atas, ada tiga fokus

penelitian yang dibahas dalam penelitian ini. Fokus penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021?

2. Bagaimana pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021?

3. Bagaimana evaluasi efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021?

1.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran tentang definisi

variabel maka definisi operasional variabel dibatasi sebagai berikut:

1. Penggunaan berasal dari kata guna yang berimbuhan pe- an. Pemanfaatan

adalah “pemanfaatan, pemakaian, mengenakan sesuatu sesuai dengan

kepentingannya”.2 Jadi yang di maksud penulis penggunaan disini adalah

10
cara pemanfaatan atau pemakaian video dari Youtube sebagai media

pembelajaran Pendidikan IPA.

2. Video Animasi adalah sebuah gambar bergerak yang berasal dari

kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak

sesuai alur yang sudah ditentukan pada setiap hitungan waktu. Objek

yang dimaksud adalah gambar manusia, tulisan teks, gambar hewan,

gambar tumbuhan, gedung, dan lain sebagainya.

3. Latihan Pemahaman adalah mengerti sesuatu secara lebih mendalam

4. Kemampuan Belajar adalah kecakapan seseorang dalam menggunakan

segenap panca inderanya untuk mengembangkan sikap perilaku dan

perubahan yang lebih baik.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan efektifitas penggunaan media

animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi

pada siswa kelas XA MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021.

2. Untuk Mendeskripsikan Pelaksanaan efektifitas penggunaan media

animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi

pada siswa kelas XA MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

3. Untuk Mendeskripsikan Evaluasi efektifitas penggunaan media animasi

terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa

11
kelas XA MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dan manfaat yang diharapkan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penilitian ini diharapkan untuk menambah wawasan yang luas

bagi semua pihak, khususnya bagi yang berkompeten mengenai upaya

kepala sekolah dalam meningkatakan kinerja guru dan bisa menjadi

motivasi dalam peningkatan kinerja guru pada guru MTs Darul Hikmah.

2. Praktis

a. Bagi kepala sekolah

Sebagai bahan kajian untuk lebih baik dalam memimpin sebuah

lembaga sekolah agar menjadi sekolah yang berhasil dan dapat

menciptakan anak-anak yang cerdas.

b. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam

perbaikan meningkatkan pembelajaran baik dari guru itu sendiri

maupun dari pihak sekolah terhadap siswa MTs Darul Hikmah

c. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai wawasan ilmu pengetahuan baru dalam sebuah

penelitian atau karya tulis lainnya dan menjadi sarana keilmuan yang

telah didapat dapat serta pengalaman bagi peneliti nanti.

12
d. Bagi IKIP PGRI Jember

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan sumber ilmiah bagi

penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

1.6 Pembatasan Penelitian

Pertama, Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XA semester

genap tahun ajaran 2020/2021 Mts Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

Kedua Sasaran penelitian siswa kelas XA semester genap tahun

ajaran 2020/2021 Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember

Ketiga, variabel ini yang diteliti meliputi tiga variabel yaitu

efektifitas penggunaan media animasi, terhadap pemahaman dan

kemampuan belajar.

Keempat, penelitian ini difokuskan terhadap mata pelasjaran sains

terutama mata pelajaran di bidang ilmu pengetahuan alam (IPA).

BAB II

13
Kajian Pustaka

2.1 Kajian Teori Media Animasi

Moh. Uzer Usman mengatakan (2001;31) Media pembelajaran

adalah alat-alat yang digunakan ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa

dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Dalam proses

pembelajaran seringkali guru menyebutkan istilah-istilah yang

belum pernah didengar oleh siswa sebelumnya. Tanpa media, siswa

tidak dapat membayangkan bahkan mengetahui apa yang baru saja

ia dengar dan akhirnya membuat siswa tidak dapat sepenuhnya

mengerti tentang materi tersebut. Oleh karena itu, media sangat

penting untuk mencegah verbalisme pada diri siswa.

Menurut Bahri dan Zain,(2006;121) Media pembelajaran dapat

diartikan sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran Media

pembelajaran sangat berperan penting dalam proses belajar

mengajar. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara

yang dapat dibuat lebih menarik untuk menyampaikan pesan atau

informasi-informasi dari pemberi ke penerima, sehingga informasi

tersebut lebih mudah diterima dan dipahami oleh yang

mendengarkan.

Arief S. Sadiman (2009;7) Media pembelajaran juga dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

14
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Arsyad

(2011;3) berpendapat media pembelajaran merupakan alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Dalam teori Charles F. Haban dalam Daryanto (2016:14)

mengemukakan bahwa nilai dari media terletak pada tingkat

realistiknya dalam proses penanaman sebuah konsep pada diri

peserta didik. Media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis mulai

dari jenis dari yang konkret hingga yang bersifat abstrak. Namun

pada kenyataannya di sekolah dasar masih banyak guru yang belum

memanfaatkan media pembelajaran pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Sehingga peserta didikmenerima materi menjadi

kurang bermakna dan menyebabkan hasil belajar menjadi kurang

maksimal.

Desmita (2009,h 129) menyatakan bahwa salah satu strategi

yang dapat membantu guru untuk mengembangkan proses kognitif

siswa adalah dengan menggunakan media dan teknologi secara

efektif sebagai bahan pembelajaran di kelas. Salah satu media yang

efektif dalam mengembangkan proses kognitif siswa adalah media

animasi. hasil penelitian Oktarini, Jamaluddin dan bahtiar bahwa

media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

15
Menurut Munadi (2013:5) media adalah sesuatu yang

digunakan sebagai penyalur atau penghubung materi yang telah

direncanakan guru untuk menyampaikan tujuan pembelajaran.

Dengan adanya media pembelajaran diharapkan materi yang

disampaikan menjadi lebih efesien dan efektif. Salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan sebagai jembatan untuk

mempermudah siswa lebih memahami materi adalah media video

animasi. Menurut Furoidah (2009), Media video animasi

pembelajaran merupakan media pembelajaran yang berisikan

kumpulan gambar yang menghasilkan gambar dan dilengkapi

dengan audio sehingga berkesan hidup dan menyimpan pesan

pembelajaran.

Media video animasi dapat dijadikan sebagai perangkat

pembelajaran yang siap digunakan kapanpun untuk menyampaikan

tujuan pembelajaran tertentuMedia video animasi dapat dijadikan

sebagai media pembelajaran dalam materi bumi dan alam semesta.

Media ini dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan lebih mudah

menerima materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan

media video animasi dalam proses pembelajaran dapat

diseragamkan, siswa dapat melihat dan mendengar melalui media

yang sama serta menerima informasi yang sama pula. Media video

animasi ini juga dapat menghemat waktu dan tenaga, dalam materi

bumi dan alam semesta guru tidak perlu menghadirkan benda

16
konkretnya. Seperti proses pembentukan tanah yang akan

membutuhkan waktu yang cukup lama atau jenis-jenis tanah yang

harus menghadirkan beberapa jenis tanah untuk diperlihatkan

kepada peserta didik. Sehingga media video animasi ini sangat baik

untuk dijadikan sebagai penyalur informasi. Agar media video

animasi ini tidak menimbulkan miskonsepsi kepada siswa, isi dari

media diselingi dengan gambar asli dari materi yang disampaikan

serta diringi dengan audio yang sesuai.

Pembahasan Video Animasi tidak dapat dilepaskan dari

media pembelajaran secara umum karena multi media interaktif

masuk dalam jenis media pembelajan. Jenis-jenis media

pembelajaran yaitu; 1) Media pembelajaran Audio adalah media

yang digunakan hanya mengandalkan indra pendengaran. 2) Media

pembelajaran visual adalah media yang digunakan hanya

mengandalkan indra penglihatan. 3) Media pembelajaran audio

visual .adalah media yang menggunakan indra penglihatan dan

pendengaran sekaligus dalam suatu proses pembelajaran 4) Media

pembelajaran multimedia adalah media yang menggabungkan

beberapa media dan peralatan secara terintergrasi dalam suatu proses

pembelajaran (Asyar, 2012). Penjelasan jenis-jenis media

pembelajaran ini dengan sangat gamblang mengklasifikasikan media

pembelajaran sesuai cirinya meskipun masih ada pengklasifikasian

lain. Dari penjabaran jenis media tersebut, diperoleh pula arti dari

17
Video Animasi itu sendiri yakni media yang menggabungkan

beberapa media dan peralatan secara terintergrasi dalam suatu proses

pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran harus tetap memperhatikan

asas manfaat dan fungsi serta prinsip penggunaannya. Setidaknya

terdapat lima prinsip penggunaan media yaitu : 1) Media yang akan

digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Media yang digunakan harus benar-benar

sesuai yang dapat membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai. 2) Media yang akan digunakan harus sesuai

dengan materi pembelajaran dan sesuai dengan kompleksitas materi

pembelajaran. 3) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan

minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. 4) Media yang akan digunakan

harus memperhatikan efektifitas dan efisiensi. 5) Media yang akan

digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

menggunakannya (Sanjaya, 2008). Berdasrkan prinsip ini maka

penggunaan media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan

tujuan pembelajaran, efektifitas dan efesiensi media dalam

implementasinya, pertimbangan ciri dan kebutuhan siswa sebagai

pembelajar dan kemampuan guru dalam menggunakan media.

Keunggulan multimedia pembelajaran yaitu: (a)

Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,

seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain- lain; (b) Memperkecil

18
benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah,

seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain; (c) Menyajikan benda

atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau

lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,

beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain; (d)

Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang,

salju dan lain-lain; (e) Menyajikan benda atau peristiwa yang

berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-

lain; (f) Meningkatnya MTs swasta dan daya tarik dan perhatian

siswa (Daryanto, 2013:52).

Adapun kekurangan/kelemahan Video Animasi diantaranya

adanya permasalahan belum semua guru mampu mengakses

informasi melalui teknologi multimedia . Dalam hal ini sangatlah

dibutuhkan guru mengikuti pelatihan baik melalui training yang

diselenggarakan pemerintah (Ariani & Haryanto , 2010 ) Oleh

karena itu, seorang guru harus jeli dalam memilih media dalam

pembelajaran. Guru harus dapat memaksimalkan

manfaat/kegunaannya dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki

oleh media tersebut. Guru juga harus dapat mempertimbangkan

kelebihan dan kelemahan dari media yang digunakan.

Pengertian animasi tersebut, senada dengan pengertian Film

(Motion Picture). Menurut Rudi dan Cepi, “Film disebut juga

gambar hidup (Motion Picture) yaitu serangkaian gambar diam (Still

19
Picture) yang meluncur secara cepat dan di proyeksikan sehingga

menimbulkan kesan hidup dan bergerakMedia animasi dalam Jurnal

Prisma Sains adalah alat bantu pembelajaran yang dapat

menvisualisasikan materi. Melalui penerapan media animasi proses

pembelajaran akan lebih interaktif karena media menampilkan

gambar yang dapat bergerak dan menimbulkan suara. Jadi

pembelajaran dengan media animasi melibatkan indra penglihatan

dan indra pendengaran. Semakin banyak indra yang berperan dalam

pembelajaran maka siswa semakin mudah mengingat dan

memahami materi. Pendapat ini didukung oleh pendapatArsyad

yang menyatakan pembelajaran semakin bermakna jika dapat

melibatkan banyak indra.

Djamarah dan Zain mengemukakan bahwa penggunaan

media animasi dalam pembelajaran mempu memberikan stimulus

kepada siswa untuk lebih bersemangat belajar dan perhatiannya

terfokus pada materi.Penggunaan media animasi dalam proses

pembelajaran juga dapat menimbulkan manfaat positif atau nilai-

nilai tertentu. Manfaat atau nilai-nilai yang ditimbulkan dari

penggunaan media animasi dalam proses belajar mengajar dalam

jurnal P3LB adalah:

a. Media animasi dapat membantu siswa dalam mempelajari

bahan pelajaran yang sangat luas, yang mana di dalamnya memuat

berbagai macam konsep, fakta, dan prinsip-prinsip tertentu yang

20
berhubungan dengan bahan pelajaran tersebut;

b. Media animasi juga dapat membantu seorang guru dalam

menyampaikan materipembelajarannya di kelas; Media animasi

dapat membantu siswa dalam mempelajari bahan pelajaran yang

sangat luas, yang mana di dalamnya memuat berbagai macam

konsep, fakta, dan prinsip-prinsip tertentu yang berhubungan dengan

bahan pelajaran tersebut;

c. Media animasi juga dapat membantu seorang guru dalam

menyampaikan materipembelajarannya di kelas; Media animasi

dapat meingkatkan kepuasan dan keberhasilan siswa sesuai

keinginan masing-masing guru;

d. Media animasi dapat meningkatkan prestasi belajar, sikap dan cara

belajar siswanya merasa puas dan berhasil dengan proses belajarnya;

e. Media animasi dapat meningkatkan prestasi belajar, sikap dan cara

belajar siswa yang efektif serta menumbuhkan persepsi yang tinggi

terhadap hal-hal yang dipelajari

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran

menulis adalah media video animasi. menurut Limbong dan Simarmata

(2020) mengemukakan bahwa Animasi berasal dari bahasa latin yaitu

“anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat, sehingga animasi dapat

diartikan sebagai gambar yang memuat beberapa objek yang seolah-

olah hidup disebabkan dari kumpulan gambar yang berubah beraturan

dan bergantian ditampilkan dengan urutan tertentu. Sedangkan menurut

21
Madcoms (2009) dalam bukunya menyatakan animasi adalah gerakan

yang diperoleh dari proses manipulasi video. Animasi merupakan

perubahan gambar yang beraturan dalam setiap waktu. Pengertian lain

juga disebutkan oleh Limbong, Napitupulu & Sriadhi (2020) bahwa

animasi adalah gambar yang berasal dari kumpulan objek yang disusun

secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan

pada setiap hitungan waktu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa video animasi

merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis.

Video animasi dalam dunia pendidikan memberikan keuntungan bagi

siswa dan pengajar karena video animasi digolongkan kedalam media

berbasis audio visual yang memiliki lebih dari satu unsur, yaitu unsur

suara dan unsur gambar dan tentunya juga dapat digunakan dalam

membantu proses pembelajaran. Keuntungan bagi siswa, video animasi

dapat meningkatkan minat belajar dan pemahaman yang lebih cepat

terhadap suatu bidang ilmu tertentu, selain itu membantu siswa yang

memiliki gangguan pendengaran ataupun yang memiliki gangguan

penglihatan. Keuntungan bagi pihak pengajar, video animasi dapat

mempermudah proses pembelajaran dan pengajaran dalampenyampaian

materi atau informasi kepada siswa.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Saputra dan Shofa

(2015) menunjukkan bahwa media video animasi memberikan

pengaruh yang sangat efektif dan inovatif terhadap kemampuan menulis

22
karangan narasi.Indrawati mengutip dalam buku Simarmata (2020)

video animasi diartikan sebagai sebuah objek yang bergerak dinamis

dan tidak statis.Objek berupa teks maupun bentuk-bentuk yang

lainnya.Bentuk-bentuk gerak animasi sangat banyak jenisnya. Animasi

adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang

terjadi selama beberapa waktu. Animasi bisa berupa gerak sebuah objek

dari tempat yang satu ke tempat yang lain, perubahaan warna, atau

perubahan bentuk. Kenyataan sekarang yang terjadi di sekolah dasar

khususnya pada pembelajarn bahasa Indonesia materi menulis karangan

narasi, penggunaan media video animasi masih jarang digunakan.

Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan tentang video

animasi dan peralatan dalam penayangannya seperti proyektor belum

tentu tersedia di beberapa sekolah.Sebagai inovasi baru dalam media

audio visual, video animasi dapat menjadi salah satu alternatif bagi

guru dalam menyampaikan materi.Penggunaan media video animasi

dalam pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian siswa untuk

belajar, khususnya belajar menulis.Sehingga kemampuan menulis siswa

dapat digunakan semaksimal mungkin. Penilaian yang dilakukan

terhadap karangan siswa biasanya bersifat holistis, impresif, dan

selintas.Jadi, penilaian yang bersifat menyeluruh berdasarkan kesan

yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas.Penilaian yang

bersifat holistis memang diperlukan.Akan tetapi, agar guru dapat

menilai secara lebih objektif dan memperoleh informasi yang lebih

23
rinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif,

penilai hendaknya disertai dengan penilaian yang bersifat

analitis.Penilaian dengan pendekatan analitis merinci karangan ke

dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu.ada pun bentuk

penilaian menulis karangan narasi yang digunakan merujuk pada Model

English as a Second Language (ESL)

2.2 Kajian Teori Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dalam bahas Inggris dikenal dengan istilah

Plan. Serangkaian kegiaatan yang akan dilakukan dimasa

yang akan datang. Selain plan juga dikenal dengan istilah

design yang dapat juga diartikan perencanaan, ada juga yang

mengartikan design sebagai persiapan. Perencanaan adalah

pemikiran sebelum pelaksanaan tugas. Perencanaan

pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dalam

suatu pengajaran yang akan dimanifestasikan bersama peserta

didik.(Asrorah,2017)

Perencanaan atau rencana berkaitan dengan penentuan apa

yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan

mengingat perencanaan merupakan suatu roses untuk

menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasi

persyaratan yang diperlukan dengan cara yang aling efektif dan

efesien(. Luluk Asmawati,2014). Kauffman menyatakan bahwa

perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlkan

24
dalam rangka mencapai tujuan yang bernilai. Perencanaan di

dalamnya terdiri atas elemen (1) mengidentifikasi dan

mendokumentasi kebutuhan, (2) menentukan kebutuhan- kebutuhan

yang perlu diprioritaskan, (3) spesifikasi terperinci hasil yang dicapai

dari setiap kebutuhan yang diprioritaskan, (4) identifikasi

persyaratan untuk mencapai tiap- tiap pilihan, (5) sekuensi hasil

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, (6)

identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat untuk

melengkapi persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan. Jadi,

perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke rnana

harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan

dengan cara yang paling efektif dan efesien.

Perencanaan pembelajaran adalah program pengembangan

keterampilan sebagai bagian dari proses mendiagnosa resep proses.

Proses ini mencangkup ;(1) Pemyataan hasrat pencapaian hasil

belajar dari sesuatu aktivitas belajar.(2) Penilaian tingkat masukan

perilaku.(3) Susunan situasi belajar yang diinginkan (4) Langsung

mengajarkan keterampilan- keterampilan baru. (5) Menyampaikan

umpan balik dan penguatan ulang.(6) Menilai hasil prilaku.(7)

Mengerjakan ulang jika memang diperlukan.

Ketiga langkah pertama itu dalam proses ini adalah bagian

dari peran guru dalam perencanaan program pengembangan

suatu keterangan. Hasil- hasil yang diinginkan dari sesuatu

25
aktivitas belajar dinyatakan dalam tujuan terminal. Tujuan-

tujuan ini termasuk hal- hal sebagai berikut;

(a) Uraian hasil sesuatu kegiatan belajar yang diharapkan

dicapai oleh pembelajaran (Anak-anak)

(b) Situasi di mana anak- anak diharapkan melakukan prilaku

yang diharapkan.

(c) Pernyataan tentang kinerja atau kriteria yang akan

menentukan tuntasnya tingkat pencapaian tujuan belajar.

Hal- hal yang akan memungkinkan guru- guru untuk

menentukan, bila terjadi perilaku dan sampai mana tingkat

keterampilan. Konsep- konsep yang harus dipelajari, ditetapkan

sebelumnya dan disusun berkelanjutan dari yang paling

sederhana sampai pada tingkat yang komplek, dengan

alasan bahwa pembelajarn itu bersifat berjenjang. Melalui

penggunakan keanekaragaman teknik penilaian formal dan

informal, maka guru menentukan sampai batas nama ank- anak

akan ikut dalam program berkelanjutan, yakni guru yang

menentikan sampai di mana pencapaian hasil belajar anak. Di

sinilah letak perbedaan antara utama tradisional dan program yang

berorientasi pada keterampilan (Mursid.2017)

2.3 Kajian Teori Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari

RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

26
1) Kegiatan Pembukaan

Kegiatan pembukaan dilakukan untuk menyiapkan anak

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Kegiatan mi berhubungan dengan pembahasan sub tema atau sub-

sub tema yang akan dilaksanakan. Beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan antara lain: berbaris, mengucap salam,

berdoa, dan bercerita atau berbagi pengalaman.

2). Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan upaya kegiatan bermain yang

memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada anak

sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan pengetahuan dan

keterampilan. Kegiatan inti memberikan ruang yang cukup bagi

anak untuk berinisiatif, kreatif, dan mandiri sesuai dengan bakat,

minat dan kebutuhan anak. Kegiatan inti dilaksanakan dengan

pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

Mengamati; Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek

di antaranya dengan menggunakan indera seperti melihat,

mendengar, menghidu, merasa, dan meraba. Menanya; Anak

didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati

maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.

Mengumpulkan Informasi; Mengumpulkan informasi

dilakukan melalui beragam cara, misalnya: dengan

27
melakukan, mencoba, mendiskusikan dan menyimpulkan hasil

dari berbagai sumber.

Menalar; Menalar merupakan kemampuan menghubungkan

informasi yang sudah dimiliki dengan informasi yang baru

diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik

tentang suatu hal. Mengkomunikasikan; Mengkomunikasikan

merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah

dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita,

gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar,

berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya

dari bahan dam ulang, dan hasil anyaman.

3. Kegiatan penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang bersifat

penenangan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam

kegiatan penutup di antaranya adalah:

a). Membuat kesimpulan sederhana dari kegiatan yang telah

dilakukan, termasuk di dalamnya adalah pesan moral yang ingin

disampaikan;

b). Nasihat-nasihat yang mendukung pembiasaan yang baik;

c). Refleksi dan umpan balik terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan;

d). Membuat kegiatan penenangan seperti bernyanyi,

bersyair, dan bercerita yang sifatnya menggembirakan; dan,

28
menginformasikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

2.4 Kajian Teori Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari suatu proses pembelajaran, suatu pembelajarn tidak akan

sempurna jika tidak di barengi dengan evaluasi.

(Regina,2014)

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa,

maka dibedakan menjadi 3 macam model evaluasi yaitu:

formatif, sumatif dan diagnostis .

a. Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan oleh

guru selama dalam perkembangan atau dalam kurun waktu

proses pelaksanaan suatu program pembelajaran semester.

Dengan maksud agar segera dapat mengetahui kemungkinan

adanya penyimpangan- penyimpangan ketidak sesuaian

pelaksanaan, dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

Karena dilaksanakan setelah selesai mengerjakan suatu proses

pembelajaran (Sesuatu topic atau pokok bahasan) maka

temyata apabila tidak ada kesesuaian dengan tujuan segera

ada pembetulan, oleh karena itu fungsi dari pada evaluasi ini

terutama ditujukan untuk memperbaiki untuk proses

kegiatan belajar mengajar. Dan karena scope bahanya hanya

satu unik pengajaran dan dalam satu semester terdiri dari

29
beberapa unit, maka pelaksanaan evaluasi ini frekuensinya

akn lebih banyak dibanding dengan evaluasi sumatif. Umunya

evaluasi tes formatif ini berkisaran antara 2-4 kali dalam satu

semester. Tes formatif bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program

tertentu. Tes formatif dapat dilakukan pada akhir setiap

pembelajaran. Manfaat tes formatif adalah untuk mengetahui

apakah siswa sudah mengetahui bahan ajar secara menyeluruh,

sebagai reinforcemen bagi siswa, sebagai umpan balik dan

diagnose.

b. Penilaian sumatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru

pada akhir semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi

sumatif apabila guru yang bersangkutan selesai mengerjakan

selurnh pokok pembahasan atau untuk pengjaran yang

merupakan forsi dari semester yang bersagkutan. Oleh

karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan yang dicapai srswa selama satu

semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak

didik. Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhimya pemberian

sekelompok program pengajaran atau suatu program yang lebih

besar. Manfaat tes sumatif ini adalah mengukur kemampuan

belajar siswa, menentukan nilai dan mengisi catatan

kemajuan belajar siswa.

30
c. Penilaian diagnostic adalah penilaian yang bertujuan untuk

mengetahui kelemahan- kelemahan siswa serta factor-

factor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam mi

biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar,

pengajaran remedial, menemukan kasus- kasus dan lain- lain.

Soal- soal disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis

kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa. Tes diagnostik

bertujuan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa

sehingga atas dasar kelemahan kelemahan tersebut dapat

dilakukan terapi· yang adequate.( lbadullah,2016)

2.5 Kajian Teori Latihan Pemahaman

Latihan Pemahaman adalah dorongan atau kemauan

seseorang untuk bertindak dan berusaha dalam proses belajar (Uno,

2011). Dorongan yang dimaksudkan adalah keinginan kuat untuk

melakukan segala aktivitas dalam rangka mengikuti proses

pembelajaran. Selain itu, keinginan juga muncul siswa tidak di

lingkungan sekolah yakni di rumah dengan selalu mempelajari

materi pelajaran dan menyelesaikan pekerjaan rumah atau tugas

sekolah. Siswa dengan Pemahaman akan terdorong dengan

sendirinya untuk menyelesaikan persoalan dan kesulitan belajarnya

tanpa sedikitpun mengeluh apalagi putus asa karena didasari

perasaan senang menyelesaikannya.

Pemahaman sangat diperlukan dalam proses pembelajaran

31
karena merupakan salah satu unsur pendukung keberhasilan belajar.

Siswa dengan Pemahaman tinggi dengan siswa berpemahaman

rendah terlihat jelas perbedaannya pada prilaku yang dimunculkan

yang kemudian disebut dengan indikator Pemahaman. Indikator

Pemahaman diantaranya sebagai berikut: (1) Adanya hasrat berhasil

dalam belajar (2) Adanya dorongan dalam belajar (3) Adanya cita-

cita masa depan dalam belajar (4) Adanya penghargaan dalam

belajar (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, sehingga

memungkinkan seseorang siswa usia dini dapat belajar dengan baik

dan menyenangkan (Uno, 2011). Jika dlihat dari indikator tersebut,

maka karakter siswa yang berpemahaman akan berdampak pada

keberhasilan dalam tujuan pembelajaran sehingga perlu

mempertimbangkan dan menganalisis faktor-faktor pendukung

Pemahaman.

Pemahaman (understanding) merupakan kata kunci dalam

pembelajaran. Menurut Berns & Erickson (2001) dalam Wayan

menyatakan dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan

prasyarat mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang tinggi,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Amien (1989:15)

dalam Pujianto dan Suyoso menyatakan bahwa konsep adalah

gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang relevan yang dapat

digeneralisasikan akan membentuk suatu konsep. Konsep dapat

membantu seseorang mengklasifikasi, menganalisis, dan

32
menghubungkan struktur fudamental bagi mata pelajaran di sekolah.

Lebih lanjut Wayan Memes (2000: 40) dalam Pujianto dan Suyoso

menyatakan bahwa konsep adalah suatu ide atau gagasan yang

digeneralisasikan dari pengalaman manusia dengan beberapa

peristiwa dan fakta-fakta.

Faktor pendukung tumbuhnya Pemahaman sangat diperlukan

sebagai upaya pembentukan pribadi siswa yang baik dan siap untuk

belajar. terdapat dua faktor yang mempengaruhi Pemahaman siswa

(Slameto, 2013), yaitu: (1)Faktor Internal, faktor internal yaitu

faktor-faktor yang berasal dari dalam seseorang sendiri dan dapat

mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan

menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor

psikologi. (2)

Faktor Eksternal, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal

dari lingkungan luar dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya.

Faktor internal merupakan hal yang melekat pada diri siswa dan

dapat dikondisikan dengan menjaga keadaan fisik dan psikis siswa

tersebut. Sedangkan faktor eksternal merupakan unsur dari luar

siswa meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan. Pada ranah

sekolah sebagai faktor eksternal meliputi desain pembelajaran di

kelas yakni pemilihan model, metode, media dan perangkat

pembelajaran lain yang terkait.

Pemahaman seorang siswa berbeda satu dengan yang lain

33
karena beberapa faktor yang telah dipaparkan dan dapat dilihat dari

indikator Pemahamannya. Dari kondisi inilah kemudian dapat

diklasifikasikan siswa bermotivasi tinggi dan rendah yang dapat

dimanfaatkan MTs swasta an dalam analisis atau kepnetingan lain

yang berhubungan dengan evaluasi belajar siswa khususnya di

Taman siswa-ksiswa yang merupakan bagian dari pendidikan siswa.

2.6 Kemampuan Belajar

Kemampuan banyak diartikan sebagai capaian dari proses

pembelajaran. Kemampuan dapat dikategorikan pada domain

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotrik (prilaku).

Dalam penelitian ini Kemampuan diarahkan lebih pada domain

kognitif meskipun tidak menafikan ranah afektif dan psikomotorik

siswa. Kemampuan merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2002).

Kemampuan juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui kegiatan belajar (H. Nashar, 2004). Kemampuan

adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa

motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari

lingkungan beruparancangan dan pengelolaan motivasional tidak

berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa

untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam H Nashar, 2004).

Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam

dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua

34
perubahan yang terjadi. Jadi Kemampuan merupakan pencapaian

tujuan belajar dan Kemampuan sebagai produk dari proses belajar,

maka didapat Kemampuan.

Evaluasi pembelajaran umumnya menggunakan dan merujuk

pada taksonomi dari Benyamin S. Bloom dalam (Catharina, 2006)

yang mengklasifikasikan Kemampuan menjadi domain kognitif,

afektif dan psikomotor. Adapun penjelasan dari tiga domain tersebut

adalah:

1. Domain Kognitif

Domain kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual

seseorang. Kemampuan kognitif melibatkan MTs swasta an siswa

kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami,

menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.

Menurut Taksonomi Bloom, Kemampuan kognitif adalah

kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tujuan aspek

kognitif berorientasi padakemampuan berfikir yang mencakup

kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat,

sampai kemampuan memecahkan masalah yang menurut siswa

untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,

metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah

tersebutDalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir,

mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang paling tinggi.

35
Keenam jenjang itu adalah:

a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge) Pengetahuan yaitu

kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali

kembali tentang nama, istilah, gejala, ide, rumus-rumus, dan

sebagainya.

b. Pemahaman (Comprehension) Pemahaman adalah kemampuan

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu yang

diketahui atau diingat. Siswa dikatakan memahami jika iamampu

memberikan penjelasan mengenai hal yang telah dipelajari melalui

kata-katanya sendiri.

c. Penerapan atau aplikasi (Aplication) Penerapan yaitu kesanggupan

seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata

cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumusrumus, teori-

teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkrit.

d. Analisis (Analysis) Kemampuan seseorang untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian atau

faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

e. Sintesis (Synthesis) Sintesis yaitu suatu proses yang memadukan

bagianbagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma

menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola

baruEvaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah pemberian keputusan

tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan,

cara, kerja, pemecahan, metode, pokok bahasan, dan lain-lain.

36
2. Domain Afektif

Domain afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan

dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya

aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang

kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

Ranah Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan nilai dan

sikap dan nilai. Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan

ditaksonomi menjadi lebih rinci kedalam lima jenjang:

a. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) Receiving

adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus)

dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi,

gejala dan lain-lain.

b. Responding (menanggapi) Responding mengandung arti adanya

partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif

dalamfenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan

salah satu cara.

c. Valuing (menilai atau menghargai) Valuing artinya memberikan nilai

atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga

apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa

kerugian atau penyesalan.

d. Organization (mengatur atau mengorganisasikan) Organization

37
merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Characterization by a value or value complex (Karakterisasi dengan

suatu nilai atau komplek nilai) Characterization by a value or value

complex adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang dipengaruhi polo kepribadian dan pola tingkah

lakunya.

3. Domain Psikomotor

Domain Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang

menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini,

yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan

perseptual, gerakan kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil

mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan

yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non

discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

kemampuan atau skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Mager berpendapat bahwa

mata ajar yang termasuk dalam kelompok ajar psikomotor adalah

mata ajar yang mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan.

Ada enam tingkatan keterampilan yaitu:

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan tidak sadar);

38
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan auditif,

motoris dan lain-lain;

d. Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan

ketepatan;

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

keterampilan kompleks;

f. Kemampuan berkenaan dengan komunikasi nondecursive seperti

gerakan ekspresif dan interaktif;

Pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

setelah adanya proses belajar. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu

hasil dan belajar. Hasil merupakan sesuatu yang diperoleh setelah

melakukan usaha. Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu

aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian.

Winkel menyatakan bahwa “belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dan

pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

“Learning is a change in organism due to experince which can

affec the organism’s behavior”. Artinya, belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan)

39
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

organisme tersebut.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajarmengajar

yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

a) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

intrinsik pada diri siswa;

b) Menambah keyakinan dan kemampuan siswa. Artinya siswa

mengetahui kemampuan dirinya percaya bahwa siswa mempunyai

potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila berusaha;

c) Hasil belajar yang dicapainya barmakna bagi siswa, membentuk

perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat

digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan

pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar

mandiri dan mengembangkan kreativitasnya;

d) Hasil belajar diperoleh oleh siswa secara menyeluruh;

e) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang

dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha

belajarnya.

2.7 Manfaat Video Animasi

Multimedia Interaktir merupakan sebuah alterntif efektif dan

tepat guna dimana mampu Pemahaman siswa didik dan untuk

40
memaksimalkan pemahaman mereka dalam belajar hasil yang dicapai

dalam pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan . Peningkatan mutu

sekolah juga berpengaruh dengan potensi siswa didik di sekolah

,sehingga Video Animasidi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan

untuk memotivasi siswa didik dan memudahkan dalam pemahaman

sehingga tercapai Kemampuan yang memuaskan.

Video Animasi memberikan manfaat untuk pembelajaran antara

lain: (1) Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi

kepada siswa (2) Memberikan pengalaman yang baru dan

menyenangkan (3) Membangkitkan MTs swasta an Pemahaman para

pembelajar (4) Memudahkan memahami konsep (5) megikuti

perkembangan Iptek ,dll (Ariyani niken dan hariyanto Dany, 2010: 12).

2.8 Kajian Terdahulu Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh adnan yang berjudul

Penggunaan video dari YouTube sebagai media dalam pembelajaran IPA kls 3a

semester genap di MTs darul hikmah. Era globalisasi telah membawa

perkembangan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi, termasuk

bidang pendidikan.Salah satu dari produk teknologi informasi dan komunikasi

yang sangat menarik untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah Youtube.

Dalam pemanfaatan media, diperlukan kreativitas dan juga pertimbangan

instruksional yang matang dari pengajar.Kenyataannya banyak pengajar

menggunakan media pembelajaran seadanya tanpa pertimbangan

pembelajaran. Pendidikan IPA merupakan pelajaran yang wajib di pelajari di

41
mts darul hikmah. Siswa dituntut untuk memiliki pengetahuan dan berprilaku

yang baik. Siswa sekolah menegah pertama merupakan siswa peralihan dengan

tingkat kemampuan dan motivasi yang beragam. Penelitian ini akan

memaparkan penggunaan video dari Youtube sebagai media pembelajaran

pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan kreatifitas guru IPA dikelas 3a

semester genap mts darul hikmah serta menambah wawasan bagi siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus

melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan video tersebut dapat merangsang kreatifitas, minat dan motivasi

guru, Selain itu melalui media tersebut, pengetahuan siswa, penyusunan bahan

ajar, pemilihan materi, cara penyampaian guru mengalami kemajuan.

Menggunakan video dari Youtube sebagai media secara tidak langsung

meningkatkan minat belajar diantara mereka, dalam hal pencarian ide dan

materi sehingga siswa tidak merasa bosan.

2. Tesis oleh Cepi Saepul Farid S.Pd.I (Pascasarjana UIN Sunan

Kalijaga) dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Program Keagamaan

pada Youtube terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Aqidah Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Jogjakarta Tahun

ajaran 2015- 2016”.70 Perbedaan penelitian yang dilakukan oelh

Cepi Saepul Farid dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

jenis penelitiannya, penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian

kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif, perbedannya juga terletak pada subjek penelitian, pada

42
penelitian tersebut subjeknya terletak pada mata pelajaran Aqidah

sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada mata

pelajaran IPA. Persamaannya sama-sama meneliti program

keagamaan pada Youtube hanya saja penelitian yang dilakukan oleh

Cepi Saepul Farid terletak pada pengaruh pemanfaatan program

tersebut sedangkat penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada

bentuk pemanfaatan program tersebut.

3. Artikel penelitian pendidikan oleh Rahma Hidayati, dengan judul

“Penggunaan Youtube Sebagai Media Pengajaran dalam Program Pendidikan

Keperawatan”. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa Youtube dapat

dimanfaatkan sebagai media penunjang kegiatan pembelajaran. Media ini dapat

membantu mahasiswa memahami materi pembelajaran termasuk ketrampilan

klinis yang harus dikuasai. Youtube dapat menjadi alternatif untuk mempelajari

keterampilan klinis berbasis video, sebagai alat pengajaran untuk menciptakan

pengalaman belajar yang aktif antar kelompok-kelompok mahasiswa

keperawatan dalam rangka meningkatkan pendidikan, memberikan kemudahan

baik bagi pendidik maupun peserta didik dalam pencapaian hasil belajar.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rahma Hidayati dengan penelitian

yang dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti penggunaan Youtube

sebagai media pembelajaran sedangkan perbedaannya adalah subjek penelitian

Rahma Hidayati mengenai kesehatan/ keperawatan sedangkan peneliti

mengenai keagamaan (PAI)

43
4. Penelitian yang dilakukan oleh I. Wayan Iwantara (Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Youtube dalam Pembelajaran IPA

terhadap Motivasi Belajar dan Tingkat Pemahaman Konsep Siswa”. Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh I. Wayan Iwantara dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

jenis penelitiannya, penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian kuantitatif sedangkan

peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, perbedannya juga terletak pada subjek

penelitian, pada penelitian tersebut subjeknya terletak pada mata pelajaran IPA sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada mata pelajaran PAI. Persamaannya sama-

sama meneliti media Youtube hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Cepi Saepul Farid

terletak pada pengaruh media Youtube sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

terletak pada bentuk pemanfaatan program tersebut.

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian

kualitatif manusia adalah sebagai sumber data utama dan hasil

penelitiannya berupa kata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan

keadaan sebenarnya (alamiah). Hal ini sesuai dengan pendapat Denzin

dan Lincoln yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan MTs swasta an berbagai metode yang ada (Moleong, 2006:

5).

Penelitian ini diharapkan dapat menemukan sekaligus

mendeskripsikan data secara menyeluruh dan utuh mengenai penerapan

metode dongen dengan media boneka tangan pada anak usia dini.

Lembaga pendidikan Islam yang menjadi objek penelitian ini adalah di

MTs Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari terlihat pada prestasi

akademiknya yang lebih baik jika dibandingkan dengan Mts Swasta

lainnya di wilayah sekitarnya.

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang

membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Ciri-ciri penelitan

kualitatif diantaranya adalah latar alamiah, manusia sebagai alat,

45
analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif, lebih

mementingkan proses dari pada hasil, , adanya kriteria khusus untuk

keabsahan data, desain bersifat sementara, hasil penelitiandirundingkan

dan dispakati bersama. (Moleong, 2006: 8).

Penelitan kualitatif memiliki 5 Pendekatan penelitian diantaranya,

biografi, fenomenologi, grounded theory, etrnografi, studi kasus.

Penelitian ini menggunakan salah satu pendekatan tersebut, sebab

dalam studi atau penelitian ini memerlukan penghayatan dan

interpretasi terhadap perilaku guru-guru dan siswa.

Studi ini menggunakan studi kasus untuk mendiskripsikan

penggunaan Media Animasi Melalui Channel You Tube Pada Kain

Bekas pada siswa MTs swasta an yang merupakan gejala sosial (social

action) yakni interaksi antara para guru dan peserta didiknya. Sehingga

dalam konteks ini peneliti memahami proses tersebut dengan

menggunakan sudut pandang persepsi emik, yang menurut Moleong

adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami suatu fenomena

yang berangkat titik dari dalam (internal atau domestik). (Moleong,

2006: 83).

Sasaran studi ini adalah perilaku atau tindakan-tindakan, yang

dipergunakan dan dilakukan oleh guru dalam mengelola pembelajaran

serta siswa selalu objek dan subjek dalam pembelajaran. Berkaitan

dengan hal tersebut, maka pendekatan penelitian kualitatif yang sesuai

adalah Studi Kasus.

46
3.2 Kehadiran Peneliti

Peneliti selaku instrumen utama masuk ke latar penelitian agar

dapat berhubungan langsung dengan informan, dapat memahami

secara alami kenyataan yang ada di latar penelitian, berusaha

mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di lapangan. Peneliti

berusaha melakukan interaksi dengan informan penelitian secara wajar

dan menyikapi segala perubahan yang terjadi di lapangan, berusaha

menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lokasi penelitian.

Hubungan baik yang tercipta antara peneliti dengan informan

penelitian selama berada di lapangan adalah kunci utama keberhasilan

pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan

dan saling pengertian.

Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran

proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh

dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan

yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti di

lapangan harus diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini mengambil latar belakang tempat dan masalah

didaerah yang jarang menjadi objek kajian penelitian, rata-rata para

peneliti banyak mengambil tempat di lokasi penelitian yang dekat

dengan pusat pemerintahan dan dilembaga-lembaga pendidikan yang

sudah unggul baik dalam hal mutu maupun manajemen dan komponen-

47
komponen pendukung lainnya. Namun peneliti mengambil penelitian di

Penelitian dilakukan di ruang kelas dan halaman Siswa Siswi MTs

Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari yang disebabkan beberapa hal,

Walaupun lembaga baru namun mampu bersaing dengan lembaga

lainya di kecamatan Mumbulsari, walaupun lembaga swasta kinerja

guru-gurunya bersaing dengan guru Negeri.

3.4 Sumber Data

Menurut cara memperolehnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data

dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-

gerik atau perilaku yang dilakukan subyek yang dapat dipercaya, dalam

hal ini adalah subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan

variabel yang diteliti (Arikunto, 2006 :22). Dalam hal ini, data primer

adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari

informan melalui pengamatan, catatan lapangan dan interview. Sedangkan

data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh

pihak lain yang biasanya disajikan dalam bentuk publikasi dan jurnal.

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

manusia/orang dan bukan manusia. Sumber d ata manusia berfungsi

sebagai subjek atau informan kunci (key informants). Sedangkan sumber

data bukan manusia berupa dokumen yang relevan dengan fokus

penelitian, seperti gambar, foto, catatan rapat atau tulisan-tulisan yang ada

kaitannya dengan fokus penelitian.

48
Latar belakang ditetapkannya Kepala Lembaga dan Pendidik

sebagai informan bagi peneliti ini karena; pertama, mereka sebagai

pelaku yang terlibat langsung dalam setiap kegiatan di MTs Darul

Hikmah Tamansari Mumbulsari kedua, mereka mengetahui secara

langsung tentang persoalan yang akan dikaji oleh peneliti; Ketiga, mereka

lebih menguasai berbagai informasi secara akurat berkenaan dengan

permasalahan yang terjadi di Mts Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari.

Kemudian, untuk memilih dan menentukan informan dalam penelitian

ini, penulis menggunakan tehnik purpossive sampling yaitu sampel

bertujuan dan tehnik snowball sampling. Penggunaan tehnik purpossive

sampling dimaksudkan adalah mengadakan cross chek terhadap berbagai

informan yang berbeda, sehingga diharapkan akan mendapatkan MTs

swasta dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan

keabsahannya. Sementara itu, penggunaan Snowball Sampling ini

diibaratkan swasta an sebagai bola salju yang menggelinding, semakin

lama semakin besar. Sehingga proses penelitian ini baru berhenti setelah

informasi yang diperoleh di antara informan yang satu dengan yang

lainnya mempunyai kesamaan.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu a.

Wawancara mendalam (Indepth Interview), b. Pengamatan peran serta

(Participant Observation), dan c. Dokumentasi.

1. Teknik Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

49
Hal mendasar yang ingin diperoleh melalui teknik wawancara

mendalam adalah minat informan/subjek penelitian dalam memahami

orang lain, dan bagaimana mereka memberi makna terhadap pengalaman

pengalaman dalam mereka berinteraksi tersebut. Wawancara secara

mendalam memerlukan pedoman wawancara.

Pedoman yang digunakan peneliti adalah pedoman wawancara tidak

tersturktur karena pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar

yang ditanyakan sehingga kreatifitas peneliti sangat diperlukan. adapun

data yang ingin diperoleh berhubungan dengan fokus penelitian sebagai

berikut :

a. perencanaan penggunaan media animasi melalui channel you tube gen

sukses media terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar

biologi Pada Siswa Mts Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari

semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

b. pelaksanaan penggunaan media animasi melalui channel you tube gen

sukses media terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar

biologi Pada Siswa Mts Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari

semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

c. evaluasi penggunaan media animasi melalui channel you tube gen

sukses media terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar

biologi Pada Siswa Mts Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari

semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan informan

50
penelitian, yaitu orang-orang yang dianggap potensial, dalam arti orang

orang tersebut memiliki banyak informasi mengenai masalah yang diteliti,

(Bogdan dan Biklen, 1998: 95). Sesuai dengan karakteristik penelitian

yang telah disebut MTs swasta an di atas, Maka yang menjadi informan

dalam penelitian ini, terdiri dari: (1) Kepala Sekolah, (2) Guru-guru MTs

Darul Hikmah Tamansari Mumbulsari(3), Para Siswa (4), Wali Murid.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tujuh langkah

yang disarankan oleh Lincoln dan Guba yaitu: (1) menetapkan kepada

siapa wawancara itu dilakukan; (2) menyiapkan pokok-pokok masalah

yang akan menjadi bahan pembicaraan; (3) mengawali atau membuka alur

wawancara; (4) melangsungkan alur wawancara; (5) mengkomfirmasikan

ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya; (6) menulis hasil wawancara

kedalam catatan lapangan; dan (7)mengidentifikasi tindak lanjut

wawancara yang telah diperoleh, (Lincoln Guba, 1995 :211).

2. Teknik Pengamatan Peran Serta/ Participant Observation

Bogdan mendefinisikan bahwa pengamatan peran serta sebagai

penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup

lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama

itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan

berlaku tanpa gangguan.

Teknik pengamatan peran serta dilaksanakan dengan cara peneliti

melibatkan MTs swasta an diri pada kegiatan yang dilakukan subyek. Oleh

karena itu, teknik ini disebut observasi peran serta/participant observation.

51
Tujuannya adalah untuk mengetahui semua kegiatan manajerial Kepala

Sekolah. Kemudian dilanjut MTs Darul Hikmah swasta an dengan

melakukan pengamatan peran serta pada kinerja guru.

3. Teknik Dokumentasi

Disamping metode wawancara dan observasi partisipasi, peneliti

juga menggunakan metode dokumentasi. Data dokumentasi ini digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi

partisipasi. Yang dimaksud dengan dokumen menurut Bog dan Biklen

sebagaimana dikutip oleh Rulam Ahmadi disini adalah mengacu pada

material (bahan) seperti fotografi, video, film, memo, surat, diari, rekaman

kasus klinis, dan sejenisnya yang dapat digunakan sebagai informasi

suplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang sumber data utamanya

adalah obeservasi partisipan atau wawancara. Dokumen dapat pula berupa

usulan, kode etik, buku tahunan, selebaran berita, surat pembaca (di surat

kabar, majalah) dan karangan di surat kabar, (Ahmadi, 2005: 114).

3.6 Analisis Data

Analisis data, menurut Bog dan Taylor adalah analisis data sebagai

proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.

Sedangkan menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar. Sedang Moleong mengatakan analisis data adalah proses

52
menorganisasikan dan guru MTs swasta an data ke dalam pola, kategori,

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data, (Moleong,

2006: 280).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tekhnik analisis data kualitatif deskriptif (berupa kata-kata

bukan angka). Menurut Milles dan Huberman dalam analisis data kualitatif

data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka-angka.

Data tersebut mungkin telah dikumpulkan dalam berbagai cara seperti

observasi, wawancara, atau intisari rekaman yang kemudian diproses

melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis, (Huberman,

1992 :15).

Mengingat penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus, maka

dalam menganalisis data Analisis data kasus individu (individual case).

Analisis data kasus individu dilakukan di MTs Darul Hikmah Tamansari

Mumbulsari peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang berupa kata-

kata, sehingga diperoleh makna (meaning). Karena itu analisis dilakukan

bersama-sama dengan proses pengumpulan data, serta setelah data

terkumpul. kasus individu dilakukan di MTs Darul Hikmah Tamansari

Mumbulsari peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang berupa kata-

kata, sehingga diperoleh makna (meaning). Karena itu analisis dilakukan

bersama-sama dengan proses pengumpulan data, serta setelah data

terkumpul.

53
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,

gambar, foto,dan sebagainya. Setelah di pelajari dan ditelaah, langkah

berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan

melakaukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman

yang inti, proses,dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga

tetap berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam

satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan sambil melakukan koding

dan tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan

keabsahan data. (Moleong, 2006 :347).

Dengan demikian, hasil pembahasan penelitian didapat hasil yang

akurat, menemukan hal baru,atau memperkuat dan membantah hasil

penemuan sebelumnya tentang hasil penelitian. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan analisa data model interaktif

Milles dan Huberman diantaranya:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian,

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan (Huberman, 1992 :16).

Sebagai proses kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk memilih,

menyederhanakan, mengabstraksi sekaligus mentransformasi data

lapangan ke dalam format yang telah disiapkan baik format catatan

54
lapangan hasil wawancara, dan format catatan lapangan hasil studi

dokumentasi. Reduksi data serta pemaparan hasilnya dilakukan secara

terus menerus ketika proses pengumpulan data berlangsung, selanjutnya

dari hasil reduksi data kemudian ditarik kesimpulan-kesimpulan

sementara. Reduksi data dilakukan bersamaan dengan proses

berlangsungnya pengumpulan data. Hal demikian ini mengingat reduksi

data dapat terjadi secara berulang, jika ditemukan ketidakcocokan antar

data sehingga perlu dilakukan pelacakan kembali untuk menemukan data

yang valid. Jika data benar-benar telah meyakinkan, selanjutnya dapat

ditarik kesimpulan sementara.

b. Penyajian data

Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

(Huberman, 1992 :16). Merupakan suatu cara untuk memaparkan data

secara rinci dan sistematis setelah dianalisis ke dalam format yang

disiapkan untuk itu. Namun data yang disajikan ini masih dalam bentuk

sementara untuk kepentingan peneliti dalam rangka pemeriksaan lebih

lanjut secara cermat hingga diperoleh tingkat keabsahannya.

c. Penarikan Kesimpulan

Jika ternyata data yang disajikan telah teruji kebenarannya dan telah

sesuai, maka dapat dilanjutkan MTs swasta an pada tahap penarikan

kesimpulan- kesimpulan sementara. Namun jika ternyata data yang

disajikan belum sesuai, maka konsekuensinya belum dapat ditarik

55
kesimpulan, melainkan dilakukan reduksi kembali bahkan tidak menutup

kemungkinan untuk menjaring data baru.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dibutuhkan untuk membuktikan bahwa

data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya melalui

verifikasi data. Moleong menyebutkan MTs swasta an ada empat kriteria

yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability) ketergantungan

(dependability) dan kepastian (conformability). (Moleong, 2006: 324).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kriteria kredibilitas.

Kriteria kredibilitas data digunakan untuk menjamin bahwa data yang

dikumpulkan peneliti mengandung nilai kebenaran, baik bagi pembaca pada

umumnya maupun subjek penelitian. Untuk menjamin kesahihan data, ada

tujuh teknik pencapaian kredibilitas data, perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, trianggulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi,

kecukupan referensial, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota. Agar

diperoleh temuan-temuan yang dapat dijamin tingkat keterpercayaannya,

maka peneliti berupaya dengan menempuh cara yang disarankan oleh

Moleong, sebagai berikut:

1. Perpanjangan waktu penelitian

Cara ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud untuk

memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor-

faktor konstektual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subyekyang

akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

56
2. Ketekunan pengamatan

Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari dan kemudian memusa MTs swasta an diri pada hal-

hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan

keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan

menyediakan kedalaman.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan MTs swasta an sesuatu yang lain. Cara ini dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya untuk membandingkan dan mengecek derajat

keterpercayaan temuan melalui trianggulasi sumber dan triangulasi

metode. Triangulasi sumber peneliti lakukan dengan membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Misalnya dari Kepala Sekolah ke

wakil Kepala Sekolah, dari guru yang satu ke guru yang lain, dan

sebagainya. Sedangkan triangulasi metode peneliti lakukan dengan

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian terhadap

pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa

sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2006 : 331).

4. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan teman sejawat.

57
Teknik ini mengadung beberapa maksud sebagai salah satu teknik

pemeriksaan keabsahan data.

Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap

terbuka dan kejujuran. Kedua, diskusi dengan teman sejawat ini

memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk meulai menjajaki

dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti

(Moleong, 2006 : 333). Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

mendatangi teman-teman program studi maupun di luar program studi

baik yang belum mengajukan proposal, sementara penelitian maupun

yang telah selesai, terutama mereka yang meneliti dengan menggunakan

pendekatan kualitatif untuk melakukan diskusi tentang hasil-hasil

penelitian.

5. Analisis kasus negative

Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan

mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan

kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan

sebagai bahan pembanding (Moleong, 2006: 334).

6. Pengecekan anggota/member check

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses

pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat

kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data,

kategori nalitis, penafsiran, dan kesimpulan. (Moleong, 2006 :335).

Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk memberikan reaksi dari segi

58
pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah

diorganisasikan oleh peneliti. Hasil diskusi antara peneliti dengan

informan kunci menyepakati bahwa temuan yang kurang dan tidak

valid.

3.8 Tahapan-Tahapan Penelitian

Menurut Moleong ada enam tahapan pokok dalam penelitian

kualitatif yaitu:

1. Tahap pra lapangan, yaitu orientasi yang meliputi kegiatan penentuan

fokus, penyesuaian paradigma dengan teori dan disiplin ilmu,

penjajakan dengan konteks penelitian mencakup observasi awal

kelapangan dalam hal ini adalah di MTs Darul Hikmah Tamansari

Mumbulsari

2. Penyusunan usulan penelitian dan seminar proposal penelitian,

kemudian dilanjutkan MTs swasta an dengan dengan mengurus

perizinan penelitian kepada subyek penelitian.

3. Tahap kegiatan lapangan, tahap ini meliputi pengumpulan data-data

yang terkait dengan focus penelitian.

4. Tahap analisis data, tahap ini meliputi kegiatan mengolah dan

mengorganisir data yang diperoleh melalui observasi, wawancara

mendalam dan dokumentasi, setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai

dengan konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya dilakukan

pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan

metode yang digunakan untuk memperoleh data sebagai data yang

59
benar-benar valid, akuntabel sebagai dasar dan bahan untuk pemberian

makna atau penafsiran data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

5. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

pemberian makna data.

Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapat MTs swasta an kritikan, perbaikan dan

saran atau koreksi pembimbing, yang kemudian ditindak lanjuti dengan

perbaikan atas semua yang disarankan oleh dosen pembimbing dengan

menyempurnakan hasil penelitian. Langkah terakhir adalah melakukan

pengurusan kelengkapan persyaratan untuk mengadakan ujian tesis

(Moleong, 2006: 85).

60
BAB IV

LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian

4.2 Laporan Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil

penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I,

yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi efektifitas penggunaan media

animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar Biologi Pada

Siswa Kelas XA Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember. Data-data hasil penelitian ini diperoleh

dari tehnik wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang dilakukan

oleh peneliti dengan ibu H. Tutik Minaningsih, S.Pd selaku Kepala

Sekolah Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru kelas dan wali murid. Berikut penyajian data-data hasil

penelitian.

Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat

daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data dan analisis

data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui

sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian,

61
peneliti menggunakan beberapa tahap. Antara lain:

Pertama, menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari

unsur- unsur masalah yang akan ditanyakan pada narasumber atau

informan.

Kedua, melakukan dokumentasi langsung di lapangan untuk

melengkapi data yang berhubungan dengan penelitian.

Ketiga, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari

semua pertanyaan yang diajukan ke narasumber atau informan.

Keempat, menganalisis hasil wawancara yang telah dilakukan.

1. Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa

kelas XA MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten semester genap Tahun Pelajaran 2020-

2021.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember dalam proses pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan

menyusun perencanaan, perencanaan adalah sebuah usaha atau rencana

yang harus di susun untuk mencapai tujuan yang diharapkan, karena

tujuan perencanaan yaitu untuk mempermudah guru untuk melakukan

sebuah pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan di

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

62
Jember bentuk Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi

terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa

kelas XA yang di susun yaitu perangkat pembelajaran yang

mencangkup: silabus, kurikulum, perencanaan program tahunan

(Prota), perencanaan program semester (Promes), dan perencanaan

program pembelajaran (RPP), yang mana dengan adanya

perencanaan tersebut dengan menetapkan tujuan pembelajaran seperti

mengalokasikan waktu, menentukan materi, yang akan disampaikan,

menentukan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran,sumber

belajar ,penilaian asesmen dan metode apa yang akan di gunakan. Seperti

apa yang di ungkapkan oleh ibu H. Tutik Minaningsih, S.Pd selaku

kepala Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember menyatakan bahwa.

“Iya pak ... Untuk perencanaan dalam pembelajaran di Mts Darul


Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten
Jember saya dan segenap guru saya sudah menyiapkan perangkat
pembelajaran seperti s i l a b u s , k u r i k u l u m , prota, prosem, Rpp
sebelum tahun pembelajaran di mulai, dengan tujuan agar proses
pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas, dan juga untuk
mempermudah guru saya dalam melaksanakan proses
pembelajaran.”

Pernyatan tersebut sama halnya dengan pernyataan ibu Faridatul

Jannah S.Pd selaku waka kurikulum Mts Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau menyatakan bahwa.

63
“Benar pak....Seperti disekolah lain, langkah-langkah yang
kita siapkan sebelum pembelajaran ya perangkat pembelajaran,
ada silabus, kurikulum, Prota, Prosem, Promis dan RPP, tidak
ada yang beda sama lembaga lain, mungkin bedanya hanya
di penyampaian dan tehnik, selebihnya sama dengan tujuan
yang sama pula. Untuk pembuatannya itu sendiri kita biasanya
berkumpul di salah satu kelas untuk menyusun perangkat
tersebut dengan saling tukar pendapat agar dapat mencipkan ide-
ide yang baik dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan
dasar tujuan yang akan di capai dalam pembelajaran itu sendiri"

Senada dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu Raudhatul

Jannah S.Pd selaku guru bidang studi biologi beliau mengungkapkan

bahwa.

“Iya pak sebelum ajaran baru kepala sekolah dan dewan guru
mempersiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu dari
menyusun kurikulum, prota, prosem dan RPP. Dan itu semua
kami lakukan bersama dan dengan musyawarah sehingga tujuan
pembelajaran efektif dan efesien.”

Berdasarkan dari wawancara diatas, menunjukkan bahwa rencana

pembelajaran yang di susun yaitu sebuah perangkat pembelajaran antara

lain yaitu kurikulum, rencana program tahunan, rencana program

semester, rencana perangkat pembelajaran yang di susun dengan tujuan

agar proses pembelajaran sesuai tujuan yang akan di capai dan untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dan kepala sekolah Mts Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember ibu H. Tutik

Minaningsih, S.Pd beliua mengatakan bahwa.

“Perangkat pembelajaran di lembaga ini pak ada silabus,


kurikulum, prota, prosem dan Rpp. Silabus itu panduan untuk
membuat perangkat pembelajaran. Kurikulun itu berisi tentang
semua komponen yang akan dibuat rujukan untuk membuat
perangkat pembelajaran seperti prota, prosem dan Rpp. Prota
itu pak berisi tentang seluruh kegiatan yang ada di Mts Darul

64
Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten
Jember dari kegiatan semester I dan semester II semua tercantum
dalam program tahunan ini. Sedangkan prosem berisi tentang
waktu yang digunakan untuk meletakkan mata pelajaran yang
mana semua mata pelajaran ada alokasi waktu yang ditentukan
dan sesuai dengan kompetensi dasar (KD) dan RPP berisi tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dari pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. RPP juga berisi tentang media
pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar dan
penilaian asesmen.”

Dalam komponen komponen perangkat pembelajaran ada hal hal

penting didalamnya yaitu silabus yang menjadi buku panduan untuk

membuat perangkat pembelajaran seperti kurukulum, prota, prosem, dan

Rpp. Kurikulun itu berisi tentang semua komponen yang akan dibuat

rujukan untuk membuat perangkat pembelajaran seperti prota, prosem

dan Rpp. Sedangkan prota berisi tentang seluruh kegiatan yang ada di

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember dari kegiatan semester I dan semester II dan prosem prosem berisi

tentang waktu yang digunakan untuk meletakkan mata pelajaran yang

mana semua mata pelajaran ada alokasi waktu yang ditentukan dan sesuai

dengan kompetensi dasar (KD) serta RPP berisi tujuan pembelajaran,

kegiatan pembelajaran dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. RPP juga berisi tentang media pembelajaran, alat dan bahan

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian asesmen.

Praktek adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat

efektif untuk mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan

oleh guru, bahkan praktek adalah cara yang paling mudah diingat oleh

siswa dan tidak boleh ditinggalkan dalam pembelajaran dalam bidang

65
sains atau IPA terutama pelajaran biologo. Banyak cara guru dalam

menyampaikan pembelajaran agar siswa cepat memahami isi dari yang

guru sampaikan.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran tentunya mempunyai

perencanaan yang matang agar kegiatan pembelajaran tersebut terarah dan

mempunyai tujuan yang jelas seperti menyiapkan media pembelajaran,

alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian asesmen.

Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA MTs

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021 dengan melakukan

kegiatan pembelajaran menggunakan media, salah satu media yang

digunakan adalah media animasi dengan beberapa tujuan yang ingin

dicapai yaitu agar siswa lebih mudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru dan mengingat materi yang sudah guru sampaikan

serta siswa tidak mudah bosan dan jenuh dikarnakan guru sering kali

bahkan setiap pembelajaran memakai metode ceramah. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh ibu Raudhatul Jannah S.Pd selaku guru

mata pelajaran biologi beliau mengatakan bahwa.

“Iya bapak dilembaga ini dalam Perencanaan efektifitas


penggunaan media animasi dimana media animasi itu berupa
gambar yang bergerak disertai dengan suara terhadap latihan
pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA
menggunakan metode praktek karna selain mempermudah guru
dalam menyampaiakan materi juga mempermudah siswa
memahami materi yang disampaikan oleh guru, misalkan disaat
pembelajaran biologi dengan judul organ reproduksi atau alat

66
pernafasan pada manusia. Siswa itu lebih memahami materi
dengan memakai metode dan media dimana kita sebagai guru
menggunakan metode praktek dan memakai media animasi , guna
untuk melatih pemahaman dan dan kemampuan belajar biologi
pada siswa.”

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil interview peneliti dengan

ibu Faridatul Jannah S.Pd. selaku waka kurikulum MTs Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau

mengatakan bahwa.

“Iya pak saya selaku waka kurikulum di lembaga ini juga pendidik
disini kami selalu membuat perencanaan yang matang salah
satunya Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi
terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada
siswa kelas XA dengan menggunakan metode dan media
pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode praktek
karna dengan praktek siswa lebih mudah memahami isi dari
materi yang disampaikan oleh guru, sedangkan media yang
digunakan adalah media animasi yang berupa kumpulan gambar
yang dilengkapi dengan suara untuk pembelajaran sains terutama
bidang biologi. Penggunaan media animasi tesebut guna untuk
melatih pemahaman dan kemampuan belajar siswa pada mata
pelajaran biologi dan benar pak setelah kami menggumakan
metode dan media siswa jauh lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru sehingga hal itu berdampak pada nilai
siswa yang lebih baik dari sebelumnya.”

Senada dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu H. Tutik

Minaningsih, S.Pd selaku kepala sekolah MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau mengatakan

bahwa.

“Iya pak saya selaku kepala sekolah disini juga bertanggung jawab
dalam pemahaman dan kemampuan siswa ,karna ketika siswa
tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru akan
berdampak pada lembaga juga selain berdampak pada nilai siswa
yang rendah lembaga juga akan merasakan dampaknya juga salah
satunya adalah ketika ada ajang perlombaan. Maka dari itu pak
kami selaku pengelola ingin memberikan yang terbaik dan

67
menggunakan metode yang baru untuk melatih pemahaman dan
kemampuan siswa disini, kami tidak memakai metode yang
monoton lagi seperti sebelumnya. Kami mencoba lebih sering
memakai metode praktek dam memakai media animasi guna untuk
agar siswa lebih paham dan kami juga tau sampai mana
kemampuan siswa kami. Dan alhamdulillah setelah kami
menerapkan penggunaan media animasi dan metode paktek
tersebut minat belajar siswa meningkat dan nilai siswa lebih baik
dari sebelumnya.”

Pernyataan diatas diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan

salah satu siswa MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember yakni ananda sindi siswa itu mengatakan

bahwa.

“Iya pak saya selaku siswa disini merasakan dampak dari


pembelajaran dengan memakai metode praktek dan menggunakan
media animasi. Setelah guru saya memakai hal tersebut saya juga
siswa yang lain mudah paham dengan apa yang dijelaskan oleh
guru dan membuat kami tidak mudah bosan ketika melihat gambar
tapi bergerak juga ada suaranya menurut kami pembelajaran yang
awalnya sulit menjadi menyenangkan.”

Dari hasil wawancara diatas dapat dapat dijelaskan bahwa dalam

Perencanaan pembelajaran mata pelajaran biologi guru menggunakan

metode dan media. Metode yang digunakan adalah metode prakter guna

untuk melatih pemahaman dan kemampuan belajar biologi siswa pada

siswa kelas XA di MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember. Sedangkan media yang digunakan adalah

media animasi yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa

sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga

terkesan hidup serta menyimpan pesan pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

68
diatas peneliti dapat menganalisis bahwa di MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember dalam Perencanaan

efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan pemahaman dan

kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA yang harus disusun yaitu

silabus dimana silabus ini adalah buku panduan untuk membuat perangkat

pembelajaran seperti kurikulum, prota, prosem dan Rpp. Sedangkan untuk

metode yang digunakan adalah metode praktek karna dengan praktek

siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan

media yang digunakan adalah media animasi berupa kumpulan gambar

yang bergerak dengan disertai suara karna dengan media siswa mudah

mengerti dan berdampak pada nilai siswa yang lebih baik. Hal tersebut

sesuai dengan kurikulum K13 yang digunakan di MTs Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.

2. Pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas IXA

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

selain perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA ada

juga yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu prose pelaksanaan

efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan pemahaman dan

69
kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA. Rencana pelaksanaan

pembelajaran merupakan rancangan bagi guru untuk melaksanakan

efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan pemahaman dan

kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA dengan memfasilitasi

siswa dalam prosem KBM. Rencana proses pembelajaran dibuat sebelum

proses KBM dilaksanakan yaitu yang tertuang dalam RPP. Pelaksanaan

pembelajaran tersebut berisi tentang kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu H. Tutik

Minaningsih, S.Pd selaku kepala sekolah MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau mengatakan

bahwa.

“Setelah perencanaan sudah matang dan sudah terbentuk maka kita


sebagai pendidik butuh action yaitu pelaksanaan. Dalam
pelaksanaan tersebut ada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
juga kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru
mengajak peserta didik berdoa terlebih dahulu setelah itu guru
mengecek dan mengabsen kehadiran peserta didik. Selanjutnya
yang dilakukan guru adalah menyampakan tujuan dan manfaat
pembelajaran tentang topik yang akan diajarakan disertai guru
menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran.”

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

ibu Raudhatul Jannah S.Pd selaku guru bidang studi biologi di MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

beliau mengatakan bahwa.

“Iya pak setelah perangkat pembelajaran sudah matang dan siap


dipakai kami sebagai guru melaksanakan apa yang sudah ada di
rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat
pembelajaran yang sudah ada sehingga pembelajaran efektif dan
efesien guru juga tidak kebingungan lagi untuk menyampaikan

70
meteri atau topik karna sebelum guru melaksanakan KBM sudah
tau materi apa yang akan guru tersebut akan sampaikan. Dalam
pelaksanaan KBM ada yang namanya kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan juga kegiatan penutup.”

Senada dengan hasil wawancara peneliti dengan ibu Faridatul

Jannah SP.d selaku waka kurikulum MTs Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau menyampaikan bahwa.

“Betul pak apa yang dikatakan kepala sekolah dan guru bidang
study biologi itu kalau sebelum melaksanakan KBM harus
disiapkan dulu perencanaannya sehingga nanti guru setelah
melaksanakan KBM tidak bingung. Dalam pelaksanaan
pembelajaran itu ada kegiatan pendahuluan dimana didalam
kegiatan tersebut guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu
dilanjutkan dengan mengabseb siswa serta menyampaikan materi
apa yang akan di ajarakan, bukan hanya itu guru juga menjelaskan
maksud dan tujuan materi tersebut kepada siswa karna dengan
seperti itu guru dan siswa akan enak dalam proses KBM guru ebak
menyampaikan sedangkan siswa mengerti dan paham dengan apa
yang guru sampaikan.”

Pernyataan diatas diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan

siswa MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember yakni ananda sindi siswa itu mengatakan bahwa.

“Sebelum memulai pembelajaran biasanya guru disini itu pak


memberi salam dan mengajak para siswa berdoa bersama.setelah
itu guru mengabsen satu persatu siswa selanjutnya guru akan
menyampaikan topik yang akan diajarkan kepada kami guru juga
menyampaikan maksud tujuan dan mamfaat pembelajara tentag
topik yang akan diajarkan.”

Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat menganalisis bahwa

setelah perencanaan sudah terbentuk dengan matang para guru MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

melakukan action yaitu pelaksanaan pembelajaran. Didalam pelaksanaan

71
tersebut ada kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan tersebut guru

memberi salam dan mengajak para siswa berdoa bersama sebelum

kegiatan, dilanjutkan dengan mengecek atau mengabsen kehadiran peserta

didik. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

tentang topik yang akan diajarkan. Guru juga menyampaikan garis besar

cakupan materi dan langkah pembelajaran. Selain kegiatan pendahuluan

didalam pelaksanaan pembelajaran juga ada kegiatan inti dalam proses

kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu H. Tutik

Minaningsih, S.Pd selaku kepala sekolah MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau mengatakan

bahwasanya.

“Setelah kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan dilaksanakan


barulah kita masuk pada kegiatan inti pembelajaran dimana kita
tetap memakai K13 dengan menggunakan saintifik dan perangkat
pembelajaran lainnya seperti RPP dimana waktu kegiatan inti
dimulai guru mengajak siswa mengamati, menanya mengumpulkan
apa yang disampaikan oleh guru, menalar juga
mengkomunikasikan ketika siswa kurang memahami apa yang
akan guru sampaikan dan guru praktekkan. Dikegiatan inti ini
peserta didik diberi motivasi dan disuruh membaca dan menulis
kembali apa yang guru sampaikan. Guru juga memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai
kepertanyaan yang bersifat hipotetik dan pertanyaannya juga harus
tetap berkaitan dengan materi yang disampaikan. Peseta didik juga
deberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulakan
informasi, mempersentasikan ulang dan saling bertukar informasi
mengenai materi yang disampaikan oleh guru. “

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

ibu Raudhatul Jannah S.Pd selaku guru MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember beliau mengatakan

72
bahwa.

“Iya pak... setelah kegiatan pendahuluan selesai barulah dewan


guru melaksanakan kegiatan inti dimana kegiatan inti ini sesuai
dengan perangkat pembelajaran yang sudah disiapkan sebelumnya
yakni RPP. Didalam kegiatan inti ini guru memberi motivasi dan
panduan materi yang akan guru sampaikan dan guru juga
menyuruh siswa untuk mencatat materi yang penting. Guru juga
meneri kesempatan kepada siswa untuk menayanyakan apa yang
kurang siswa pahami guru juga meberikan kesempatan untuk
berdiskusi dengan sesama teman. Peserta didik juga
mempersentasikan hasil kerjanya kemudian ditanggapi oleh peserta
didik yang lain. di dalam kegiatan inti ini guru dan siswa membuat
kesimpulan tentang apa yang dipelajari.”

Senada dengan hasil wawancara peneliti dengan waka kurikulum

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember yakni ibu Faridatul Jannah S.Pd beliau mengatakan bahwa.

“Kegiatan inti dilaksanakan setelah kegiatan pendahuluan selesai


biasanya didalam kegiatan inti ini guru menyampaikan materi dan
peserta didik mengamati dan menulis hal yang penting selain itu
siswa bisa menanyakan yang belum dipahami, dan juga berdiskusi
serta menanggapi apa yang disampaikan guru dan peserta didik.
Guru juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyimpulkan hasil dari yang guru dan siswa pelajari. Guru juga
memberikan kesempatan untuk menanyakan kembali hal yang
belum dipahami.”

Pernyataan diatas diperkuat oleh pernyataan siswa MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember yakni

ananda sindi siswa itu mengatakan bahwa.

“didalam kegiatan inti itu pak guru menjelaskan materi yang


disampaikan sampai siswa paham dengan apa yang dipelajari. Pada
saat guru menjelaskan kami sebagai siswa mengamati,
mendengarkan dan menulis apa yang sudah guru jelaskan ketika
kita belum memahami guru memberi kesempatan untuk bertanya
materi atau topik yamg mana yang belum dipahami. Selanjutkan
guru menyuruh kita mendiskusikan apa yang guru tadi sampaikan
hal itu bertujuan agar guru tau mana yang sudah paham dan yang

73
belum. Siswa juga diberi kesempatan untk mempresentasikan hasil
kerjanya dan membuat kesimpulan tentang hal yang sudah
dipelajari selama KBM berlangsung.”

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

bahwa dalam kegiatan inti lembaga tersebut menggunakan pedoman

kurikulum K13 dengan menggunakan saintifik seperti melihat, mengamati,

membaca, menulis, menalar, mengidentifikasi, mendiskusikan,

mengumpulkan informasi, mempresentasikan, bertukar informasi, dan

membuat kesimpulan tugas yang sudah guru sampaikan kemudian

ditanggapi oleh peserta didik yang lain dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh mana peserta didik memahami apa yang telah mereka pelajari.

Sedangkan didalam kegiatan penutup menurut ibu H. Tutik Minaningsih,

S.Pd selaku kepala sekolah MTs Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember menyatakan bahwa.

“Biasanya dalam kegiatan penutup ini guru mengulas kembali


materi yang telah dipelajari. Guru dan peserta didik juga
merefleksikan pengalaman belajar yang sudah dipelajari setelah itu
guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya guru juga mengajak peserta didik berdoa sesudah
kegiatan.”

Pernyataan ini juga sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan

guru MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember yakni ibu Raudhatul Jannah S.Pd beliau mengatakan

bahwa.

“pada kegiatan penutup ini guru dan peserta didik mengulas


kembali apa yang sudah dipelajari dikegiatan inti atau sebagai
pemantapan materi yang sudah guru dan siswa pelajari pada

74
kegiatan ini bertujuan sejauh mana siswa memahami materi yang
sudah dipelajari dan kemudian dilanjutkan dengan doa sesudah
belajar.”

Senada dengan pernyataan ibu Faridatul Jannah S.Pd selaku waka

kurikulum MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember beliau mengatakan bahwa.

“setelah kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti selesai dilanjutkan


dengan kegiatan penutup dimana dikegiatan penutup ini guru dan
peserta didik menceritakan kembali pengalaman pada kegiatan inti
dilaksanakan. Selanjutnya guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan juga disertai doa
bersama sesudah kegiatan.”

Pernyataan diatas diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan

siswa MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember yakni ananda sindi siswa itu mengatakan bahwa.

“ Iya pak,,dikegiatan penutup ini guru menanyakan kembali apa


yang dipelajari pada kegiatan inti guru juga menginformasikan
materi atau topik apa yang akan dipelajari dalam pertemuan
selanjutnya setelah itu guru dan siswa berdoa sesudah kegiatan.”

Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di MTs

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

bahwa pada kegiatan penutup tersebut melakukan pengulangan atau

pemantapan materi yang sudah dipelajari dengan tujuan agar guru

mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang disampaikan selain

itu guru juga memyampaikan rencana pembelajaran yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya dan melakukan kegiatan berdoa sesudah

kegiatan.

Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi di

75
MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember bahwa dalam pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi

terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa

kelas XA ada tiga kegiatan didalamnya yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup, yang masing masing kegiatan

mempunyai tujuan untuk melatih pemahaman dan kemampuan belajar

biologi siswa khususnya siswa kelas XA, sehingga akan mencapai tujuan

yang diinginkan dengan metode praktek daan media animasi yang

digunakan.

3. evaluasi efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas 3A

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

Berdasarkan obesrvasi yang peneliti lakukan di MTs Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember dalam suatu

persoalan perlu akan adanya eveluasi, evaluasi adalah bentuk kegiatan

yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu kelemahan dan kelebihan dalam

sebuah permasalahan, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru

dalam melaksanakan pembelajaran. Evaluasi yang digunakan oleh MTs

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

yaitu ada penilaian harian, penilain tengah semester (UTS) dan penilaian

akhir semester (UAS). Semua penilaian tersebut tertuang dalam bentuk

raport digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai siswa madrasah

76
sesuai kurikulum madrasah diseluruh Indonesia.

Dengan adanya evaluasi tersebut akan mempennudah guru untuk

mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik dalam pembelajaran

serta dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri

peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember yakni

ibu H. Tutik Minaningsih, S.Pd beliau mengatakan bahwa.

“Evaluasi dalam suatu pembelajaran itu sangat penting,


tujuannya untuk mengetahui kernarnpuan anak dalam proses
belajar. Selain itu juga untuk mernudahkan gum meninjau
sejauh mana cara atau strategi yang dilakukan ketika
memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Di sekolah
kami penilaian tersebut di lakukan perhari, pertrisemester
dan persemester dan penilaian yang kami gunakan sesuai
kebutuhan, kama kami menggunakan beberapa kriteria
penilaian.”

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil wawancara penelti

dengan guru bidang studi biologi di MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember yakni Raudhatul

Jannah S.Pd beliau mengatakan bahwa.

“Disekolah ini itu pak mempunyai beberapa penilaian yaitu


penilaian harian, penilain tengah semester (UTS) dan penilaian
akhir semester (UAS). Semua penilaian tersebut tertuang dalam
bentuk raport digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai
siswa madrasah sesuai kurikulum madrasah. Dengan adanya
penilaian tersebut kami sebagai pendidik tau dimana kekurangan
dan kelebihan peserta didik.”

Senada dengan hasil wawancara peneliti dengan waka kurikulum

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

77
Jember yakni ibu Faridatul Jannah S.Pd beliau mengatakan bahwa.

“Panilaian yang kita gunakan mempunyai tiga tahapan,


yang pertama penilan harian, jadi setiap hari setelah proses
pembelajaran kami menilai dari setiap siswa, setiap siswa
mempunyai nilai yang berbeda beda sesuia kemampuan
siswa tersebut, dengan tujuan apakah siswa sudah mampu
memahami materi yang kami berikan pada hari tersebut.
Kemudian ada pula penilaian trimester , penilaian ini kami
lakukan tiga bulan sekali,. Dan penilaian terakhir adalah
penilaian tiap semester, penilaian ini kami lakukan pada akhir
semester satu dan semester dua, jadi dari penilaian harian dan
trimester kemudian kita rangkum menjadi penilaian semester
yang mana penilain semester ini menyangkup dari semua
materi yang telah dipelajari dari awal masuk sekolah
sampai pada akhir semester. Nah dari hasil penilaian tersebut
kita juga dapat melihat perkembangan serta prestasi yang harus
kita kembangkan agar anak dapat menguasai minat yang mereka
miliki.”

Dari pernyataan diatas sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan siswa MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember ananda sindi mengatakan bahwa.

“Iya pak penilaian atau ujian di Mts ini ada penilaian harian,
trimester (MID), dan penilaian akhir semester (UAS). MID itu
dilaksanakan pertiga bulan sekali dan UAS dilaksanakan perenam
bulan sekali. Semua penilaian tersebut tertuang dalam bentuk
raport digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai kami
sesuai penilaian yang ada disini.”

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang peneliti

lakukan di MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember bahwa dalam penilaian menggunakan tiga tahapan

yaitu penilaian harian, penilain tengah semester (UTS) dan penilaian

akhir semester (UAS). Semua penilaian tersebut tertuang dalam bentuk

78
raport digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai siswa

madrasah sesuai kurikulum madrasah dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan peserta didik dan untuk mengetahui kelemahan- dan

kelebihan peserta didik.

4.3 Pembahasan Temuan

Setelah peneliti melakukan penelitian di MTs Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember dengan

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dapat

peneliti paparkan temuan penelitian yang berdasarkan fokus penelitian

“Efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan pemahaman

dan kemampuan belajar biologi siswa kelas XA MTs Darul Hikmah

Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember, antara

lain.

4. Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa

kelas XA MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten semester genap Tahun Pelajaran 2020-

2021.

Perencanaan merupakan suatu proses menentukan hal hal yang

ingin dicapai dimasa depan serta melakukan berbagai tahapan untuk

tujuan yang diharapkan dengan sebaik mungkin, begitu pula yang

diterapkan di MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember dalam proses pembelajaran yang

79
dilakukan yaitu dengan menyusun perencanaan, perencanaan adalah

sebuah usaha atau rencana yang harus di susun untuk mencapai tujuan

yang diharapkan, karena tujuan perencanaan yaitu untuk mempermudah

guru untuk melakukan sebuah pembelajaran.

Sebelum melakukan proses kegiatan pembelajaran MTs Darul

Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember

menyusun perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

adapun perencanaan yang di susun yaitu perangkat pembelajaran

yang mencangkup: silabus, kurikulum, perencanaan program tahunan

(Prota), perencanaan program semester (Promes), dan perencanaan

program pembelajaran (RPP), yang mana dengan adanya

perencanaan tersebut dengan menetapkan tujuan pembelajaran seperti

mengalokasikan waktu, menentukan materi, yang akan disampaikan,

menentukan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran,sumber

belajar ,penilaian asesmen dan metode yang akan di gunakan.

Praktek adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat

efektif untuk mempermudah siswa memahami materi yang disampaikan

oleh guru, bahkan praktek adalah cara yang paling mudah diingat oleh

siswa dan tidak boleh ditinggalkan dalam pembelajaran dalam bidang

sains atau IPA terutama pelajaran biologi. Banyak cara guru dalam

menyampaikan pembelajaran agar siswa cepat memahami isi dari yang

guru sampaikan.

80
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran tentunya mempunyai

perencanaan yang matang agar kegiatan pembelajaran tersebut terarah

dan mempunyai tujuan yang jelas seperti menyiapkan media

pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian

asesmen. Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021 dengan melakukan

kegiatan pembelajaran menggunakan media, salah satu media yang

digunakan adalah media animasi dengan beberapa tujuan yang ingin

dicapai yaitu agar siswa lebih mudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru dan mengingat materi yang sudah guru sampaikan

serta siswa tidak mudah bosan dan jenuh dikarnakan guru sering kali

bahkan setiap pembelajaran memakai metode ceramah

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember dalam Perencanaan efektifitas penggunaan media

animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi

pada siswa kelas XA yang harus disusun yaitu silabus dimana silabus ini

adalah buku panduan untuk membuat perangkat pembelajaran seperti

kurikulum, prota, prosem dan Rpp. Sedangkan untuk metode yang

digunakan adalah metode praktek dikarnakan dengan praktek siswa lebih

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan media yang

digunakan adalah media animasi berupa kumpulan gambar yang bergerak

81
dengan disertai suara karna dengan media siswa mudah mengerti dan

berdampak pada nilai siswa yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan

kurikulum K13 yang digunakan di MTs Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.

5. Pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas IXA

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

proses pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA.

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru

untuk melaksanakan efektifitas penggunaan media animasi terhadap

latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA

dengan memfasilitasi siswa dalam proses KBM. Rencana proses

pembelajaran dibuat sebelum proses KBM dilaksanakan yaitu yang

tertuang dalam RPP. Pelaksanaan pembelajaran tersebut berisi tentang

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Para guru MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember melakukan action yaitu pelaksanaan

pembelajaran. Didalam pelaksanaan tersebut ada kegiatan pendahuluan.

Kegiatan pendahuluan tersebut guru memberi salam dan mengajak para

siswa berdoa bersama sebelum kegiatan, dilanjutkan dengan mengecek

atau mengabsen kehadiran peserta didik. Setelah itu guru menyampaikan

82
tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan. Guru

juga menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah

pembelajaran. Selain kegiatan pendahuluan didalam pelaksanaan

pembelajaran juga ada kegiatan inti dalam proses kegiatan pembelajaran.

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember bahwa dalam kegiatan inti lembaga tersebut

menggunakan pedoman kurikulum K13 dengan menggunakan saintifik

seperti melihat, mengamati, membaca, menulis, menalar,

mengidentifikasi, mendiskusikan, mengumpulkan informasi,

mempresentasikan, bertukar informasi, dan membuat kesimpulan tugas

yang sudah guru sampaikan kemudian ditanggapi oleh peserta didik

yang lain dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik

memahami apa yang telah mereka pelajari.

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember bahwa pada kegiatan penutup tersebut melakukan

pengulangan atau pemantapan materi yang sudah dipelajari dengan tujuan

agar guru mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang

disampaikan selain itu guru juga memyampaikan rencana pembelajaran

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan melakukan kegiatan

berdoa sesudah kegiatan.

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember bahwa dalam pelaksanaan efektifitas penggunaan

media animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar

83
biologi pada siswa kelas XA ada tiga kegiatan didalamnya yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, yang masing masing

kegiatan mempunyai tujuan untuk melatih pemahaman dan kemampuan

belajar biologi siswa khususnya siswa kelas XA, sehingga akan mencapai

tujuan yang diinginkan dengan metode praktek daan media animasi yang

digunakan.

6. evaluasi efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas 3A

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

evaluasi adalah bentuk kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui sesuatu kelemahan dan kelebihan dalam sebuah

permasalahan, sebagai bentuk pertanggung jawaban guru

dalam melaksanakan pembelajaran. Ada tiga jenis evaluasi yang

dilakukan yaitu evaluasi fonnatif, Evaluasi fonnatif dilakukan setiap

hari atau setiap minggu, yang mana dalam evaluasi fonnatif ini

bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak selama satu minggu.

Sedangkan kedua yaitu evaluasi sumatif yaitu evaluasi

yang dilakukan selama satu semester yang mencangkup semua

materi dalam satu semester. Evaluasi yang ketiga yaitu evaluasi

diagnostis yang mana evaluasi ini gunakan untuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan, evaluasi diagnostis ini berlalu untuk peserta

didik dan pendidik. Bagi peserta didik untuk mengetahui kelemahan

84
ketika proses pembelajaran dan bagi pendidik untuk mengetahui

tehnik atau metode yang digunakan

Evaluasi yang digunakan oleh MTs Darul Hikmah Desa

Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember yaitu ada

penilaian harian, penilain tengah semester (UTS) dan penilaian akhir

semester (UAS). Semua penilaian tersebut tertuang dalam bentuk raport

digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai siswa madrasah

sesuai kurikulum madrasah.

MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember bahwa dalam penilaian menggunakan tiga tahapan

yaitu penilaian harian, penilain tengah semester (UTS) dan penilaian

akhir semester (UAS). Semua penilaian tersebut tertuang dalam bentuk

raport digital, dimana raport digital ini yang mendata nilai siswa

madrasah sesuai kurikulum madrasah dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan peserta didik dan untuk mengetahui kelemahan- dan

kelebihan peserta didik.

BAB V

PENUTUP

85
5.1 Kesimpulan

Besrdasarkan hasil penelitian mengenai Efektifitas penggunaan

media animasi terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar

biologi Pada Siswa Kelas 3A Mts Darul Hikmah Desa Tamansari

Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember semester genap Tahun

Pelajaran 2020-2021, maka peneliti menyampaikan sebagai berikut

1. Perencanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi pada siswa kelas XA MTs

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021 adapun perencanaan yang

di susun yaitu perangkat pembelajaran yang mencangkup: silabus,

kurikulum, perencanaan program tahunan (Prota), perencanaan

program semester (Promes), dan perencanaan program

pembelajaran (RPP), yang mana dengan adanya perencanaan

tersebut dengan menetapkan tujuan pembelajaran seperti

mengalokasikan waktu, menentukan materi, yang akan disampaikan,

menentukan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran,sumber

belajar ,penilaian asesmen dan metode praktek.

2. Pelaksanaan efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas IXA

Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021

86
melakukan action yaitu pelaksanaan pembelajaran. Didalam

pelaksanaan tersebut ada kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan

tersebut guru memberi salam dan mengajak para siswa berdoa

bersama sebelum kegiatan, dilanjutkan dengan mengecek atau

mengabsen kehadiran peserta didik. Setelah itu guru menyampaikan

tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan.

Guru juga menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah

pembelajaran. kegiatan inti lembaga tersebut menggunakan pedoman

kurikulum K13 dengan menggunakan saintifik seperti melihat,

mengamati, membaca, menulis, menalar, mengidentifikasi,

mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan,

bertukar informasi, dan membuat kesimpulan pada kegiatan penutup

tersebut melakukan pengulangan atau pemantapan materi yang sudah

dipelajari dengan tujuan agar guru mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang disampaikan selain itu guru juga

memyampaikan rencana pembelajaran yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya dan melakukan kegiatan berdoa sesudah

kegiatan.

3. Evaluasi efektifitas penggunaan media animasi terhadap latihan

pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada Siswa Kelas 3A Mts

Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan Mumbulsari Kabupaten

Jember semester genap Tahun Pelajaran 2020-2021 Evaluasi yang

digunakan oleh MTs Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

87
Mumbulsari Kabupaten Jember yaitu ada penilaian harian, penilain

tengah semester (UTS) dan penilaian akhir semester (UAS). Semua

penilaian tersebut tertuang dalam bentuk raport digital, dimana raport

digital ini yang mendata nilai siswa madrasah sesuai kurikulum

madrasah.

5.2 Saran

1. Bagi lembaga Mts Darul Hikmah Desa Tamansari Kecamatan

Mumbulsari Kabupaten Jember, diharapkan untuk lebih

menyiapkan perangkatkan pembelajaran dengan sebaik nmngkin,

agar dalam proses belajar mengajar akan lebih baik lagi dari

sebelumnya. Sehingga akan lebih banyak mencetak generasi-

generasi yang berkualitas dan relegius.

2. Bagi tenaga pendidik, diharapkan untuk tetap prefesional dalam

menjalankan tugas sebagai guru yang di idamkan oleh

peserta didiknya.

3. Bagi peserta didik, diharpakan untuk terus menggali potensi yang

dimiliki, terns rajin untuk membuka buku karna buku adalah

jendela dunia dan teruslah berprestasi.

4. Bagi lembaga IKIP PGRI Jember, diharapkan untuk selalu

mendukung dan memberikan valitisan yang baik untuk para

mahasiswa PASCA SARJANA agar dapat mencetak mahasiswa

Teknologi pembelajaran yang berinovatif dan kreatif.

5. Bagi pembaca atau peneliti untuk lebih lanjut dan mengungkapakan

88
lebih dalan melestarikan efektifitas penggunaan media animasi

terhadap latihan pemahaman dan kemampuan belajar biologi Pada

Siswa Indonesia agar lebih memahami pembelajaran.

89
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Pemahaman Mengajar. PT Rajagrafindo :


Jakarta.
Abdullah, Ridwan. (2013).Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar
Mengajar.
Ahmad Susanto, 2012. Perkembangan Siswa Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Al Furkan Mahdan. “Hubungan Antara Motivasi ,sikap dan Kebiasaan Belajar
Gaya Belajar ,Dan Kemampuan Mahasiswa Universitas Mataram
Pendidikan.
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009).
Anjarsari,Rulli dwi.Pengembangan Multimedia video tutorial untuk Peningkatan
Kemampuan Mewarna Pada Siswa MTs SWASTA KLS X Di MTS
SWASTA .Alam Qurrota A’Yun.
Asmawati M.Pd, Luluk Dr, Perencanaan Pembelajaran PAUD,(Bandung:
PT.Rosda Karya, 2014)
Asrohah, Hanun, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Kopertais IV Press
2017)
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ceria Malang “ Pendidikan Dasar Konsentrasi PAUD, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang, 2014.
Dan Retensi Kemampuan IPA siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Jendral
Sudirman Kota Malang“. Pendidikan Dasar Pascasarjana Univesitas Negeri
Malang, 2011.
Dasar” ,Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2014 Zaldi.
“Pengaruh Pembelajaran PBL VS Ceramah dan Pemahaman.
Degeng, Nyoman S. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel untuk
Pengembangan Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam Hidup.

90
Depdiknas, 2000. Kurikulum berbasis kompetensi MTS SWASTA , Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah.
Depdiknas, 2004. Kurikulum MTS SWASTA dan RA, Jakarta: Depdiknas.
Desmita, 2009, Pskologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung:Remaja
Rosdakarya)
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Edisi 1, Cetakan 15.
Eny Zubaidah, 2010. Pengembangan Bahasa Siswa Usia Dini. Draft Buku
Pendidikan Dasar FKIP UNY. Yogyakarta: UNY Press.
Furoidah, Maya Fanny. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Animasi Pelajaran
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VII MTS
Surya Buana alang. (Online).
(http://karya_ilmiah.um.ac.id/index.php/TEP/article/viewfile/47 93/3397.
Diakses 20 Desember 2017).
Hariyanto.(2010). Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.Tersedia di
http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/
diakses pada tanggal 24 maret 2019.
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media,
2014).
Khairani, Makmun, Psikologi Belajar (Yogyakarta: Aswaja Presindo: 2014)
Lichteria Panjaitan, Regina, M. PFis, Evaluasi Pembelajaran (Sumedang:2014,
UPI Sumedang Press)
Lilik Mazidatus Zahro .”Pengaruh Media pembelajaran Berbasis Multimedia.
Malawi, Ibadullah M.Pd, Evaluasi Pembelajaran, (Magetan: CV. AE
Media Grafika, 2016)

Mimin Haryanti, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarta: Gaung Persada Press, 2007).
Moeslihatoen, 2004. Metode Pengajaran Di Taman Ksiswa-ksiswa, Jakarta:
PT. AMtsi Mahasatya.

91
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014).
Mursid, M.Ag. Pengembangan Pembelajaran PAUd, (Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2017)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009).
Nashar, Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Ninuk Wahyunitasari dan Ahmad Samawi, Pengaruh Penggunaan Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Slow Leaner, Jurnal P3LB, (Vol.1, No.2,
tahun 2014) hlm 140.
Reigeluth, Charles M. 1999. Instructional-Design Theories and Models. Lawrence
Erlbaurn Associates, Inc.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana
Prima,2009).
Setyawan, Sigit. 2013. Nyalakan Kelasmu: 20 Metode Mengajar dan Aplikasinya.
Sumiharsono, Rudy, dkk. 2015. Pedoman Penulisan Tesis. Jember: Program
Pascasarjana IKIP PGRI Jember.p
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012).
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006).

92
93

Anda mungkin juga menyukai