Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah : Perencanaan Pembelajaran Penjas

Oleh :
Julianto Saputra
22611251050

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi modern dan teknologi tinggi ini setiap manusia dapat
melakukan sesuatu dengan cepat, bermakna, kreatif, dan inovatif. Namun suatu
realita sehari-hari masih banyak guru dalam kegiatan belajar mengajar siswa di
sekolah mengandalkan sistem lama, diantaranya pidato, menulis, berbicara, dan
lain lain. Dalam kegiatan penjas sebenarnya siswa tidak hanya dituntut seperti
itu, pengajar sebagai pengarah dan motivator. Materi-materi dalam Pendidikan
Jasamani (Penjas) dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja/kelas yang
dalam arti, teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan
sering sekali didapati pembelajaran Penjas yang kurang efektif dan efisien.
Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media
atau alat bantu. Padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat
bantu informasi/pesan yang akan disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan
dicerna oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal
ini disinyalir karena tidak tersedianya alat bantu tersebut dan kurangnya
kreativitas para guru. Tidak tersedianya media pembelajaran/alat bantu di
sekolah menjadi salah satu faktor penyebab guru malas dan kurang kreatif dalam
mengelola pembelajaran sehingga hanya bermodalkan pidato,menulis di papan
tulis dan mendikte.
Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pengajaran Penjas yang sangat
kompleks yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor, melainkan hanya aspek kognitifnya. Hal ini sesuai
dengan tuntutan dari UU RI No: 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 40 ayat 2A: “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran penjas?
2. Apa tujuan media pembelajaran penjas?
3. Apa saja manfaat media pembelajaran penjas?
4. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran penjas.


2. Untuk mengetahui tujuan media pembelajaran penjas.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran penjas.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran penjas.
2. Dapat mengetahui tujuan media pembelajaran penjas.
3. Dapat mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran penjas.
4. Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran penjas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran Penjas
A. Pengertian Media
Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000:3)
menyatakan bahwa media adalah kata jamak dari medium, berasal dari
bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian secara harfiah
ini selanjutnya menurunkan berbagai definisi media seirama dengan
perkembangan teknologi dalam pendidikan seperti yang dikatakan dosen
Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991), Association for Education
and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai
segala bentuk yang dipergunakan untuk memproses penyaluran informasi.
Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan bahwa
media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca
atau dibicarakan beserta penggunaannya untuk kegiatan tersebut. Media
sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan
atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya. Kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi (Sadiman,2002:6)
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,
alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi
tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam
memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.
B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan apa
itu pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti belajar. Drs.
Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam bukunya
“Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai sebagai
proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang dapat diamati
disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang tidak dapat diamati
disebut behavioral tendency.
Muhibbin Syah M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru” (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat dari para
pakar tentang belajar yang dikutip dari buku “Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru” (1995:90) karangan Muhibbin Syah, M.Ed adalah sebagai
berikut :
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam
bukunya Educational Psychology :The Teaching-Learning
Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif. Pendapat ini
diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah. a process
of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner
percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori
belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat
dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara
stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa definisi
yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan
menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience
which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
mempengaruhi organisme. Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi
belajar itu menambahkan bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari
dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.
Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar
terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.
Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar
sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral
repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku
suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Bertolak dari berbagai definisi
yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi
bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan,
keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses
belajar.
Berdasarkan definisi dari media dan pembelajaran tersebut, maka
dapat ditarik suatu pengertian bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

2.2 Tujuan Media Pembelajaran Penjas


Tujuan utama dari adanya media pembelajaran penjas adalah untuk
dapat membantu penyampaian pembelajaran di Sekolah guna mencapai
Tujuan pendidikan Nasional. Dengan menggunakan media atau alat bantu
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diyakini akan membantu
proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan
pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang
tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya
semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan
yang diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa
menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai
dampaknya adalah siswa lebih senang bermain–main dan bahkan sama sekali
tidak ikut dalam proses pembelajaran.
Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14)
menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses
pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan
bermanfaat juga bagi guru.
Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan Dr. Soepartono
“Media Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat
bermanfaat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Penyampaian materi dapat diseragamkan
2. Proses instruksional menjadi lebih menarik
3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

2.3 Manfaat Media Pembelajaran Penjas


Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk
memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media,
maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata–
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif siswa.
4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :
1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
peredaran darah.
2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
belajar.
3. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan
lingkungannya.
7. Membangkitkan motivasi belajar.
8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok
belajar.
9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan.
10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan
ruang).
11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas


Seiring perkembangan jaman dan semakin majunya teknologi maka
media juga semakin berkembang, sekarang ini makin banyak muncul dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari banyaknya pendapat dari
para ahli, belum ada suatu kesepakatan dalam penggolongan atau taksonomi
media yang berlaku umum dan mencakup segala aspek.
Menurut Sukiman (2012: 85-225), karakteristik media yang dipakai
dalam kegiatan belajar mengajar dibedakan menjadi media pembelajaran
berbasis visual, media pembelajaran berbasis audio, dan media pembelajaran
berbasis audio visual.
a. Media pembelajaran berbasis visual
Menurut Sukiman (2012: 85), Media pembelajaran berbasis visual adalah
media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera
pandang/penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak.
Media grafis antara lain meliputi media foto, gambar sketsa, bagan, grafik,
papan tulis, flannel dan bulletin, poster dan kartun, peta dan globe. Media
cetak meliputi transparansi (OHT) dan modul.
b. Media Pembelajaran berbasis audio
Media pembelajaran berbasis audio adalah media pembelajaran
yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan lewat indera
pendengaran. Ada beberapa jenis media berbasis audio, antara lain media
perekam audio dan media radio.
c. Media Pembelajaran berbasis audio visual
Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media yang
digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus
pendengaran. Jenis media ini meliputi media televisi dan media
film/video.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau
pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,
tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup domain kognitif, afektif
dan psikomotor. Dengan kata lain bahwa melalui aktivitas jasmani anak diarahkan
untuk belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja menyangkup fisikal,
tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral. Untuk itu agar beberapa
perubahan tercipta, maka guru pendidikan jasmani lebih kreatif dalam
menganalisis setiap bentuk pelayanan pembalajaran.
Jadi, dari pembahasan di atas bahwa media atau alat bantu itu sangat
bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak terlalu
sulit, hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru.
Penggolongan media pembelajaran menurut Sukiman (2012: 85-225), yaitu:
a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, foto,
buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil
cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai (film
stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram.
b. Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
c. Media Audio Visual : televise dan film/video.
3.2 Saran
Dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran pendidikan
jasmani yang lebih melibatkan kegiatan fisik, tentunya diperlukan media-media
yang lebih beragam lagi guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan secara
maksimal. Oleh sebab itu saya berharap agar para guru dapat menggali dan
meningkatkan lagi daya kreatvitasnya guna mencapai tujuan pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

D, Idrus.(2011). Pengertian Media Pembelajaran. [Online]. Diakses


dari :http://drusminto.co.id/2011/06/pengertian-media-pembelajaran.html

S, Asep.(2013). Media Pembalajaran Penjas. [Online]. Diakses


dari :https://materipenjasorkes.co.id/2013_03_01_archive.html

(Online)Tersedia Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/ JENIS MEDIA Pembelajaran


(03November2012)

Anda mungkin juga menyukai