Moh Ramadhan.
Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
ABSTRAK
Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui belajar siswa SMAN 5 Gorontalo. Undang-
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
dalam satu lingkungan belajar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
membawa perubahan sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan
tersebut metode pembelajaran juga banyak mengalami perkembangan, baik metode pembelajaran
secara personal, media pembelajaran ataupun proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, Subjek
penelitiannya adalah peserta didik SMAN 5 Gorontalo ,yang terdiri dari 20 peserta didik. Objek
penelitian adalah keaktifan belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi dan wawancara.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
belajar, (Muhibbin Syam 2013). Secara detail, dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
Pentang Pendidikan Nasional Bab 1 pasal (1) pendidikan di definisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, pengendalian diri pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar dalam satu lingkungan belajar. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
telah membawa perubahan sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan
perkembangan tersebut metode pembelajaran juga banyak mengalami perkembangan, baik metode
pembelajaran secara personal, media pembelajaran ataupun proses pembelajaran.
Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan
hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia.
Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam
kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan
menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan.
Faktanya, memang tidak semua orang yang berpendidikan sukses dalam perjalanan
hidupnya, tetapi jika dilakukan perbandingan maka orang yang berpendidikan tetap jauh lebih
banyak yang bisa mengecap kesuksesan daripada orang yang tidak pernah mengecap pendidikan,
baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan adalah alat untuk mengembangkan diri,
mental, pola pikir dan juga kualitas diri seseorang.
Jika orang yang sudah dibekali ilmu saja terbukti masih ada atau bahkan banyak yang
mengalami kegagalan, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak dibekali ilmu sama sekali?
Logikanya sudah pasti mereka akan lebih kesulitan dalam mengembangkan hal-hal yang
diminatinya dengan tujuan untuk mendapatkan level kehidupan yang lebih baik. Proses hidup
membutuhkan teori, dan dengan pendidikan lah teori tersebut bisa didapatkan.
Jangan meyakini opini sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Apa pun
alasannya, setiap orang tetap membutuhkan pendidikan. Meskipun pendidikan tidak menjamin
kesuksesan seseorang, namun pendidikan akan membekali anda kualitas diri yang lebih baik
sehingga anda akan lebih berpeluang untuk mendapatkan apa yang anda cita-citakan. Pendidikan
merupakan alat terpenting untuk merealisasikan semua impian anda.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pembelajaran dibutuhkan komponen pendukung seperti metode dan media. Seorang
guru harus mampu mengoprasikan suatu media dengan baik. Method is a significant part in
learning process. “ Choosing method which is irrelevant with the learning media provides bad
effect, that students need competent teachers.” 1 Proses belajar- mengajar pada hakekatnya adalah
proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut terdapat tiga komponen penting
yangmemainkan perannya yaitu: pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah kurikulum,
komunikator dalam hal ini adalah guru, dan komunikan dalam hal ini adlah siswa.
Agar proses komunikasi berjalan dengan lancar atau berlangsung secara efektif dan efisien
diperlukan alat bantu yang disebut media pembelajaran.2 Kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
(Sadiman, dkk, 1996) Dalam kamus besar B ahasa I ndonesia (1999) media merupakan alat
(sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk.
Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada
peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari
banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti
adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah
dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu
mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh
karena itu, jika hakikat belajar adalah “ perubahan” , maka hakikat pembelajaran adalah “
pengaturan” .
Proses pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, sehingga situasi
tersebut merupakan peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk terjadinya perubahan
tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa
dengan lingkunganya. Menurut Gagne menjelaskan bahwa terjadinya perubahan tingkah laku
tergantung pada dua faktor, yaitu factor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yang
mempengaruhi belajar siswa adalah keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. Termasuk faktor
jasmani/ aspek fisiologis seperti tonus ( tegangan otot), kebugaran tubuh siswa, faktor rohaniah/
faktor psikologis seperti motivasi, tingkat kecerdasan, bakat dan sikap siswa. Faktor dari luar yang
mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor lingkungan sosial dan non social.
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar. Hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan
perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sesorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam
dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya,
keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Hamdani (2011:12) bahwa hakekat hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu
yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu untuk belajar. Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil
belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain)
yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain
psikomotor atau keterampilan. Kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil
belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi
kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk
kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas
emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku
terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta;
dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta
memprestasikan konsep dan lambang (Sudjana, 2010: 24).
Secara umum, pendekatan dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau
organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan Alam pendekatan
adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Hamdani, 2011:
18) berpendapat bahwa yang dimaksud pendekatan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
memberikan suasana yang kondusif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, Subjek penelitiannya adalah peserta didik SMAN 5 Gorontalo ,yang terdiri
dari 20 peserta didik. Objek penelitian adalah belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara secara langsung, Pedoman observasi digunakan sebagai
panduan pengamatan langsung dan wawancara terhadap siswa.
Pengembangan modul pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model yang sederhanakan
menjadi 4 tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap pengembangan, tahap uji lapangan dan hasil.
Tahap Pendahuluan
Dengan melakukan prasurvei pada sekolah sebagai tempat uji coba. Kegiatan dilakukan dengan
pengamatan langsung di sekolah dan wawancara terhadap siswa mengenai bahan ajar yang tersedia
di sekolah dan diperoleh informasi bahwa siswa sudah tidak memiliki buku teks dikarenakan telah
banyak yang rusak dan beberapa halaman banyak yang hilang. Usaha lain yang dilakukan oleh
siswa dengan menyalin atau menulis, tetapi tidak semua siswa melakukan upaya tersebut.
Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan, dirancang meliputi; tujuan pengembangan produk, pembuatan bahan ajar
analisis indikator pada modul pembelajaran, penyusunan bahan ajar, penyusunan modul
pembelajaran, pemilihan format, dan desain E-modul.
Pada tahap ini uji lapangan meliputi hasil uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengevaluasi modul
pembelajaran geografi yang dikembangkan yaitu berupa penilaian, saran dan masukan yang dapat
dijadikan pedoman untuk merevisi produk awal modul. Setelah produk direvisi selanjutnya diuji
cobakan pada siswa.
Hasil Uji Coba
Hasil dari uji coba E-modul untuk siswa kelas X SMAN 5 Gorontalo, melalui wawancara secara
langsung dapat di lihat pada tabel 1.1.
Nilai Pengamatan
Aspek Yang Diamati Skor Yang Skor
Diperoleh Maksimum
Tampilan (cover dan isi)
1. Tampilan pada ikon aplikasi e-modul 81 100
2. Tampilan cover dan isi E-modul 60 100
3. Pemilihan latar belakang cover dan isi e- 100
modul 65
Interaktif media
5. Perpindahan antar frame 70 100
6. Feedback atau interaktif pada laman 100
evaluasi 62
Penyajian materi
8. Pemilihan warna latar belakang pada
bagian materi kegiatan pembelajaran 63 100
Jadi banyak siswa yang suka dan senang dengan adanya E-modul
multimedia yang bisa di akses kapan saja di Hp Android masing-masing,
mempermudah siswa dalam mencari materi maupun belajar mandiri. Hanya saja
masih kurang sehingganya masih perlu banyak evaluasi ataupun revisi seperti
materi, desain, penulisan, bahasa yang digunakan dan di tambahkan latihan-
latihan soal untuk siswa, dari pihak guru untuk membuat E-modul tersebut lebih
bagus dan layak di gunakan pada siswa/i dalam pembelajaran geografi.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil di atas kita dapat menyimpulkan media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu
atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan
siswa atau peserta didik. Maka E-modul sangat berguna bagi guru dan siswa dimana dengan
menggunakan E-modul bisa mempermudah siswa dalam mendapatkan materi pembelajaran dan
bisa melakukan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul. Dan guru juga bisa
menggunakan E-modul untuk mengajar pada siswa karna selain menarik juga sangat mudah di
dapatkan atau di akses dimana saja dan kapan saja.
DAFTAR PUSTAKA
Koyan, I. W. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha Press.
Lestari, I. 2015. “Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”.
Jurnal Formatif. Vol 3(2): 115-125.
Ahmad Rohani. 1997. Sumber Daya dalam Teknologi Pendidikan. Universitas Muhamadyah.
Sidoarjo.