Anda di halaman 1dari 21

NAMA: EKA YOLANDA YOHANA

NIM : 18071208

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Fikom


Universitas Mercu Buana Angkatan 2019

BAB 1

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata“medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau sumber/source) kepada si
penerima (komunikan atau audience/receiver). Sedang menurut KBBI, media dapat
diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak
(orang, golongan, dan sebagainya). Jadi, secara umum bisa diartikan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada Mahasiswa Mercubuana Yogyakarta. Media pembelajaran bisa juga
diartikan sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses
interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mendorong terjadinya
proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Media pembelajaran merupakan
bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media
pembelajaran juga merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan
pengalaman yang dapat membantu proses belajar Mahasiswa. Hal ini dikarenakan
media berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi
belajar sehingga mahasiswa tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar-
mengajar. Beberapa contoh dan jenis media pembelajaran diantaranya ada Media
Visual yaitu grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. Media Audial
yaitu radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Projected still
media yaitu slide over haid projektor (OHP), in focus dan sejenisnya. Projected
motion media yaitu film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya. Namun yang perlu dicatat adalah, kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang ingin dicapai.

Kemudian munclah masalah dimana media pembelajaran ini memiliki


pengaruh terhadap Mahasiswa terutama dalam hasil pembelajaran. Prestasi menjadi
tidak optimal disebabkan karena tidak ada semangat dalam belajar. Sehingga
menimbulkan minat belajar menjadi kurang. Tidak ada rasa ingin tahu untuk
mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu yang
menyangkut tentang mata kuliah atau pembelajaran. Prestasi belajar dapat
dikatakan sebagai ukuran kemapuan yang didapat dan dicapai atau ditampilkan
seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam belajar, oleh karena
itu dapat dikatakan juga bahwa yang disebut dengan prestasi adalah kemampuan
yang tinggi, sedangkan nilai yang sedang bahkan dikatakan rendah belum disebut
prestasi. Walaupun sebenarnya tingkatan sedang atau prestasi yang didapat
seseorang, karena kemampuan seseorang jelas tidak ada yang sama dan tentunya
prestasinya pun juga tidak sama. Kemudan faktor motivasi belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
Faktor internal yang berasal dari mahasiswa sendiri. Contohnya: faktor fisik
seperti kesehatan menurun, kekurangan giziakan kadar makanan yang
mengakibatkan efek yang cepat mengantuk, cepat lemas dan lelah. Kondisi fisik
seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar.

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan. Contohnya: faktor
non sosial seperti keadaan cuaca panad atau dingin entah waktu pagi atau
malam. Dari sarana prasarana, fasilitas belajar. Jika faktor tidak saling
mendukung maka proses belajar tidak berjalaan baik.

Penggunan media pembelajaran seorang mahasiswa yang kurang memanfaatkan


media dengan sesuatu pembelajaran akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri
karena materi yang diberikan tidak akan mudah dipahami. Adapun faktor yang
dapat memperhambat pembelajaran yaitu metode belajar yang digunakan variasi
dan improvisasi membuat antusia peserta didik atau mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran menurun, kendala lain yang ditemui dalam proses pembelajaran
karena masih kurang memadainya media pembelajaran yang digunakan pada yang
bersangkutan

Masalah ini penting utnuk diteliti dan menarik diteliti karena adanya proses
belajar yang menjadi penting untuk dapat merangsang pikiran mahasiswa, dalam
meraih kesuksesan tentu harus ada proses yang dikerjakan karena sebagai jalan
untuk meraih tujuan yang aman dicapai yaitu dengan proses belajar individu, di
universitas terdapat banyak sekali mahasiswa yang menempuh proses
pembelajaran, karena jika dalam proses pembelajaran mahasiswa jelek, maka akan
sangat sulit sekalimemahami mata kuliah yang telah disampaikan sehingga
mahasiswa tersebut akan mngalami kesulitan baik dalam mngerjakan tugas yang
diberikan dosen , jadi jika mahasiswa tidak mengalami perubahan pada dirinya
maka mahasiswa tersebut tidak akan berlangsung proses belajarnya. Salah satu
faktor untuk mendukung tujuan yang diharapkan dengan menggunakan media
pembelajaran. Dalam proses belajar adanya faktor yang memperngaruhi
tercapainya pembelajaran lingkungan, metode , teknik serta media
pembelajaranmaka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat
dipercaya dengan berbagai media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar
dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan proses belajar yang diinginkan.

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa. Pendidikan untuk


generasi penerus yang bertujuan agar mereka menjadi warga Negara yang berpikir
tajam dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara selain itu pendidikan ini juga bertujuan untuk membangun kesiapan
seluruh warga yang cerdas. Contohnya: mengerti HAM, generasi penerus bangsa
akan diajarkan mengenai hak-hak manusia selain itu mahasiswa akan diberikan
pemahaman mengenai pentingnya menghargai dan menghormati hak-hak manusia
tersebut.

Manfaat dan tujuan dari penelitian ini yaitu mngembangkan proses belajar
dimana proses belajar bertujuan untuk mebangun pemahaman, tidak hanya sekedar
mengoleksi pengetahuan tapi juga dipahami agar mudah untuk mendapatkan ide
dalam berlangsungnya proses belajar sehingga mendapatkan manfaat tentang
pengetahuan berdasarkan pada perkembangan psikologis, dilain pihak pandangan
pengetahuan yang berbeda.

Agar kemapuan prestasi belajar meningkat manfaatnya yaitu menjadi mahasiswa


yang aktif dimana mahasiswa tersebut dapat meningkatkan prestasi belajarnya
karena aktif dalam proses belajar maka ia akan mendapatkan banyak ilmu dari anak
yang tidak aktif cara belajar yang beragam juga subuah satu manfaat yang
didapatkan mahasiswa yang berprestasi, karena berbagai metode belajar dipahami,
dari prestasi itulah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami seuatu materi
pembelajaran, pola pikir yang membuat dan membentuk menjadi berkualitas.

Kemapuan mengolah bahan belajar dengan meningkatkan pemahaman konsen


yang dipelajarinyasecara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan
menemukan dan memanfaatkan informasi , menumbuhkan sikap positif, kebiasaan
baik, menumbuh kembangkangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi serta menghargai pendapat orang lain, meningkatkan
semangat dalam belajar.

Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk


menjawab masalah Tujuan penelitian kuantitatif yakni untuk mengembangkan dan
menggunakan cara-cara matematis, teori-teori serta hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam dan penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka
dan program statistik . Penelitian ini diriset melalui metode kuantitatif yaitu dengan
cara melakukan kuisioner hingga melakukan penelitian terhadap mahasiswa di
Mercu Buana Yogyakarta angkatan tahun 2019 jurusan ilmu komunikasi. Dengan
menanyakan tentang media pembelajaran. Penelitian ini akan di riset sesuai
pemahaman dari mahasiwa fikom Mercu Buana Yogyakarta dalam media
pembelajaran dan pengaruh dalam hasil belajar mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah media dapat membantu proses belajar mengajar mahasiswa?


2. Apakah dosen atau pengajar sudah ahli dalam menggunakan media dalam pembelajaran?
3. Apakah ketersediaan media belajar mengajar dapat meningkatkan minat belajar
mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pentingnya media dalam proses belajar mengajar.


2. Untuk menguji secara empiris fungsi atau peran media dalam proses belajar mengajar.
3. Untuk menguji secara empiris pentingnya dosen atau pengajar ahli.

1.4 Batasan Pengujian

Dalam penelitian ini membatasi atau memfokuskan pada mahasiswa, pengajar dan media yang
harus digunakan dalam proses belajar mengajar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan termotivasi untuk belajar menggunakan media dalam
pembelajaran.
2. Bagi pengajar
Pengajar dapat lebih menguasai media agar pelajaran lebih efektif
3. Kegunaan praktis.
Memahami pentingnya media belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

1.6 Metode Penelitian

a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak di teliti dapat berupa benda, orang atau yang lainnya ( Djarwanto, 1994 :
420 ).
Kesimpulannya populasi merupakan suatu keseluruhan dari seluruh objek penelitian
sebagai sumber data. Dalam penelitian ini peneliti sudah membuat Mahasiswa Fikom universitas
Mercu Buana Angkatan 2019 sebagai objek yang akan diteliti dimana Mahasiswa Fikom
universitas Mercu Buana Angkatan 2019 berkisar 500 orang untuk dijadikan sebagai
narasumber atau responden. Populasi yang dicapai 500 orang dimana akan diberikan pertanyaan
seputar gadget dan kesehariannya menggunakan gadget tersebut.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti ( Djarwanto,
1994 : 43 ) Sampel yang baik adalah sampel yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi
yakni sampel yang bersifat resperentatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Jadi sampel akan diambil melalui populasi yang ada dengan menggunakan rumus yang
sudah dipelajari. Sampel dalam penelitian ini akan menggunakan 30 orang
c. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti berupa kuesioner. Kuesioner
merupakan pengumpulan data melalui sebuah pernyataan atau pertanyaan yang disusun sesuai
judul dan diberikan kepada narasumber atau responden.
Dalam penelitian ini kuesioner merupakan alat utama yang dapat memperoleh data
darivariabel dari suatu penelitian. Kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data persepsi
pengguna ( Aikunto 2006 – 152 ).
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ini merupakan peyebaran
pernyataan atau pertanyaan yang dapat diisi oleh responden. Jadi diharapkan responden mampu
menjawab setiap pertanyaan dari kuesioner yang dibagikan untuk bahan penelitian, sehingga
peneliti akan lebih mudah dalam melanjutkan penelitian sesuai prosedur atau langkah-langkahnya.
Jenis angket atau kuesioner yang peneliti gunakan yakni kuesioner terbuka, jadi responden
diberikan kesempatan untuk menuliskan saran, kritik dan harapan di kolom yang telah disediakan.
Peneliti juga menggunakan kuesioner dengan dua alternatif jawaban seperti YA dan TIDAK.
Keterangan :
Y = Ya
T = Tidak

Hipotesis

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1] Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya.

Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk memecahkan suatu masalah atau menerangkan suatu gejala ( Donald Ary,
1992 : 120 ).

Sedangkan hipotesis secara teknis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi


yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperpleh dari sampel penelitian ( Sumardi
Suryabrata, 2000 : 69 ).

Sedangkan menurut peneliti, hipotesis merupakan suatu jawaban yang sementara atau
belum akurat kefaktaannya, karena belum bisa menjawab dengan sebenar-benarnya dan sesuai
faktanya,akan dianggap jawaban sementara karena masih berupa teori yang relevan, belum
termasuk faka-fakta empiris dari pengumpulan data yang telah peneliti lakukan.

a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :

 Hipotesis Kerja, yaitu hipotesis “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis


dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
 Hipotesis Nol atau hipotesis statistik, merupkan lawan dari hipotesis kerja dan
sering disingkan Ho.

Ada kalanya peneliti peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu
permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan
untuk ditolak sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima ( Sudarwan Danim dan Darwis, 2003
: 117 ).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan mejadi :

 Hipotesis Induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskan berdasarkan pengamatan


untuk mengasilkan teori baru ( pada penelitian kualitatif ).

Hipotesis Deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori


ilmiah yang telah ada ( pada penelitian kuantitatif ).

Kuesioner

Dalam suatu penelitian yang berbentuk dalam penelitian kuantitatif, ada tiga bentuk kuesioner,
yaitu kuesioner terbuka, tertutup, dan campuran.

a. Kuesioner terbuka merupakan daftar pertanyaan yang memberi kesempatan kepada


responden untuk menuliskan pendapat mengenal pertanyaan yang diberikan
peneliti. Contoh kuesioner terbuka dengan judul penelitian Tingkat Kepuasan
Peserta Didik terhadap Fasilitas di Perpustakaan sebagai berikut.
Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada di sekotah?

b. Kuesioner tertutup merupakan daftar pertanyaan yang alternatif jawabannya telah


disediakan oleh peneliti. Cara ini seringkali dianggap efektif karena responden dapat
Iangsung membubuhkan tanda centang (√) dalam kolom yang disediakan. Contoh
kuesioner tertutup sebagai berikut.

c. Kuesioner dengan dua alternatif jawaban

Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi kebutuhan belajar Anda?

Ya ( )
Tidak ( )

Kuesioner dengan tiga atau Iebih jawaban

Bagaimana pendapat Anda apabila perpustakaan dilengkapi koneksi Internet?

Sangat setuju sekali ( )


Sangat setuju ( )

Setuju Kurang setuju ( )

Tidak setuju ( )

d. Kuesioner campuran adalah perpaduan antara bentuk kuesioner terbuka dan


tertutup. Contoh kuesioner campuran sebagai berikut.

Apakah Anda setuju apabila koneksi Internet dapat diakses gratis oleh seluruh peserta didik?

( ) Setuju, alasannya..
( ) Tidak setuju, alasannya…
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH GADGET TERHADAP MINAT BELAJAR PRESTASI SISWA SDN 1


BAMBUSARI KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

Petunjuk Pengisian :
Jawablah dengan memberikan tanda centang ( ) pada kotak kolom yang telah
disediakan dibawah ini :

1. Identitas Responden
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
5. Pendidikan Terakhir
 Tidak sekolah/Lulus SD
 SD
 SMP
 SMA/SMK
 Pergurua tinggi
6. Pekerjaan :
 Belum Bekerja
 Pelajar
 PNS/Pensiunan PNS
 Pegawai swasta/Wiraswasta
 Ibu Rumah Tangga
 Petani
 Lain-lain
Keterangan :

Y = Ya

T = Tidak

No Pertanyaan/Pernyataan YA TIDAK

1. Apakah kampus sudah menyediakan media yang


cukup untuk proses belajar mengajar?

2. Apakah ada keinginan untuk mendapatkan


pembelajaran menggunakan media ?

3. Apakah anda menguasai berbagai macam media


untuk belajar mengajar ?

4. Apakah dalam kelas sudah sering dilakukan kegiatan


belajar mengajar menggunakan media lain?

5. Apakah dengan menggunakan media lain dalam


belajar mengajar mahasiswa akan lebih termotivasi?

6. Apakah dengan mengunakan media lain dalam


belajar mengajar mahasiswa lebih dapat memahami
materi pelajaran?

7. Apakah anda memiliki laptop untuk digunakan dalam


kegiatan kelas?
8. Apakah pembelajaran tanpa media kurang
memotivasi?

9. Apakah materi dalam kelas cocok jika diberikan


tambahan media?

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.
BAB 2

2. LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu disini saya mengambil penelitian tentang Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa oleh Fakultas PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2012

2.2 Deskripsi Teori

Didalam penelitian ini, ada teori-teori pendukung penelitian tentang penggunakan media
pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Teori yang menjadi
landasan tersebut meliputi proses belajar pembelajaran, prestasi belajar, media pembelajaran,
media digital Microsoft Office Powerpoint, tinjauan media pembelajaran yang digunakan dan
kurikulum gambar teknik di SMKN 1 Seyegan dan tinjauan materi gambar teknik kelas XI.
Landasan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses Belajar dan Pembelajaran


Proses belajar pembelajaran adalah suatu istilah yang memiliki keterkaitan dan tidak
akan bisa dipisahkan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Oleh karena itu,
harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya.
Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan maka guru akan dapat
menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Perbedaan antara belajar dan
pembelajaran terletak pada penekanannya. Belajar disini lebih menekankan pada
bahasan tentang siswa dan proses yang menyertai dalam rangka perubahan. Adapun
pembahasan dari pembelajaran cenderung menekankan pada guru dan upaya untuk
membuat siswa belajar.
1) Proses Belajar
Sugihartono dkk (2007: 74) menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya. Pendapat lain mengenai belajar adalah
dari Azhar Arsyad (1997: 1) menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar ini
karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Ciri-ciri perilaku belajar
dikategorikan sebagai aktivitas belajar. Adapun tingkah laku yang dikategorikan
sebagai perilaku belajar memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
a) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku
menyadari adanya perubahan tersebut atau sekurangkurangnya merasakan
merasakan adanya suatu perubahan pada dirinya. Misalnya bertambahnya
pengetahuan.
b) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan
berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar selanjutnya. Seperti
contohnya seorang anak yang belajar membaca, bermula dari tidak bisa
membaca dan bisa membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai
kecakapan membacanya menjadi lancar
c) Perubahan bersifat positif dan aktif
Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila
perubahan – perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif
apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar
semakin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan dalam belajar
bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu sendiri. Oleh sebab itu, perubahan tingkah
laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya dan
disebabkan oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar.
d) Perubahan bersifat permanen
Perubahan karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalnya
kecakapan seorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak akan
hilang begitu saja melainkan akan terus berkembang jika terus dilatih dan
digunakan.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang
akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar – benar disadari. Misalkan orang yang belajar mengetik, orang
tersebut sudah tahu sebelumnya yang didapat dengan belajar mengetik.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui belajar adalah
perubahan mencakup keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkahlaku secara
menyeluruh dalam sikap, ketrampilan,pengetahuan dsb.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar itu sendiri yaitu


faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari dalam dirinya sendiri seperti
faktor jasmani dan psikologis sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari luar diri orang tersebut seperti
faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini dipertegas oleh Muhibbinsyah
(1997) dalam Sugihartono, dkk (2007: 77)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Biggs (1991) terdapat tiga bentuk dasar
pendekatan belajar siswa yaitu:

a) Pendekatan surface (permukaan atau bersifat lahiriyah), yaitu kecenderungan


belajar siswa karena ada dorongan dari luar (ekstrinsik) misalnya belajar jika
aka nada ujian, sehingga siswa cenderung menghafal dan tidak mementingkan
pemahaman mendalam.
b) Pendekatan deep (mendalam) yaitu kecederungan belajar siswa karena adanya
dorongan dari dalam (instrinsik), misalnya mau belajar karena memang tertarik
pada materi dan merasa membutuhkannya. Oleh karena itu, gaya belajarnya
cenderung serius dan berusaha memahami dan memikirkan untuk menerapkan
dikehidupan sehari – hari.
c) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi), yaitu kecenderungan belajar
siswa karena adanya dorongan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang
besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih
prestasi setinggitingginya. Gaya belajar ini akan lebih serius daripada
pendekatan belajar lainnya. Terdapat keterampilan yang baik dalam arti
memiliki kemampuan tinggi dalam mengatur ruang kerja, membagi waktu dan
menggunakannya secara efisien serta memiliki keterampilan tinggi dalam
penelaahan silabus.
2) Proses Pembelajaran
Pembelajaran menurut Hamzah B Uno (2006: 2) pembelajaran atau pengajaran
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian secara implisit dalam
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Hal ini dipertegas pendapat
Sudjana dalam Sugihartono, dkk (2007: 80) mengungkapkan pembelajaran adalah
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar. Dari kedua pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dan sengaja oleh pendidik
untuk membelajarkan siswa melalui kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengejaran yang diinginkan.
Pembelajaran yang dilakukan tentu saja pembelajaran yang efektif karena dengan
pembelajaran ini setidaknya tidak hanya tujuan dari proses pembelajaran yang
tercapai tetapi tujuan pendidikan juga dapat tercapai. Pembelajaran efektif menurut
Hamzah B Uno (2006: 16) terdapat variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Adapun variabel-variabel yang dimaksud yaitu:
a) Variabel kondisi pembelajaran: Faktor yang mempengaruhi efek metode dalam
meningkatkan hasil pembelajaran.
b) Variabel metode pembelajaran: Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
c) Variabel hasil pembelajaran: Semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi
yang berbeda.

Tujuan pembelajaran menurut Hamzah B Uno (2006: 35-39) adalah taksonomi


pembelajaran yang digagas oleh Benyamin S. Bloom dan D.Krathwohl yang biasa
dikenal dengan Taksonomi Bloom. Isi dari taksonomi pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut :

a) Kognitif: Tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat


analisis, tingkat sintesis, dan tingkat evaluasi.
b) Afektif: Kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan
karya, serta ketekunan dan ketelitian.
c) Psikomotorik: Persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme,
respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan originasi.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran dilakukan metode pembelajaran oleh


guru. Menurut Sugihartono, dkk. (2007: 81) metode pembelajaran berarti cara yang
dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
Berikut ini adalah metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran.

a) Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara
penyampaikan materi melalui bahasa lisan verbal maupun nonverbal. Metode
ini cenderung pada bentuk komunikasi satu arah, sehingga kedudukan siswa
sebagai penerima dan guru sebagai sumber belajar. Keberhasilan metode ini
tidak semata-mata karena kelihaian guru mengolah kata-kata tetapi juga
dipengaruhi oleh alat pendukung lain seperti film, gambar, alat peraga, peta
dan sebagainya. Pada praktisnya metode ini mudah dilaksanakan dan dapat
diikuti anak didik dalam jumlah besar.
b) Metode latihan
Metode latihan adalah metode penyampaian materi dengan penanaman
terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu. Melalui penanaman kebiasaan-
kebiasaan tertentu diharapkan siswa dapat menyerap materi secara lebih
optimal.
c) Metode tanya
jawab Metode tanya jawab adalah metode penyajian materi pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik. Dengan
metode ini dikembangkan keterampilan, mengamati, menginterpretasikan,
mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.

d) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan cara


memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan
dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada
anak didik. Dapat dilakukan dalam bentuk guru memperlihatkan suatu proses
dan kerja kerja suatu benda atau siswa melakukan demonstrasi baik secara
individual atau kelompok melalui bimbingan guru.

e) Metode diskusi

Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian


masalah kepada siswa dan siswa diminta memecahkan masalah secara
kelompok. Metode ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan
pendapat secara konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran
terhadap pendapat orang lain.

2. Media Pembelajaran
1) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gerlach dan
Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (1997: 3) menyimpulkan:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Dwi Siswoyo, dkk. (2007: 137) berpendapat bahwa alat pendidikan
dibedakan menjadi dua yaitu (1) alat pendidikan yang bersifat tindakan, dan (2)
alat pendidikan yang berupa kebendaan (alat bantu). Jika dilihat dari pendapat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah salah satu
alat pendidikan berupa alat bantu kebendaan yang berfungsi untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Penggunaan media pendidikan dalam proses belajar jika dilihat dari
landasan teoritisnya Dale’s Cone of Experience adalah acuan yang paling
banyak digunakan.
2) Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang ditata
dan diciptakan oleh guru. Pendapat lain terkait dengan fungsi dari media
pembelajaran menurut Hamalik (1986) dalam (Azhar Arsyad, 1997: 15)
mengemukakan bahwa:
pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Fungsi dari media pendidikan secara ringkas menurut Oemar Hamalik
(1986: 15-16) adalah sebagai berikut:
a) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi “verbalisme”.
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan pemikiran
yang teratur dan continue, hal ini terutama terdapat pada gambar hidup.
e) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan berbahasa.
f) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3. Macam Media Pembelajaran
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, media yang digunakan
juga semakin berkembang mengikutinya. Jika dilihat dari perkembangan teknologinya,
menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad (1997: 37) mengelompokkan media
kedalam delapan jenis yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead
transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi
image, (7) rekaman video dan film hidup dan (8) komputer.
Pendapat lain mengenai pembagian macam media pembelajaran menurut Basuki
Wibawa dan Farida Mukti (1992: 22) dibagi menjadi empat kelompok, adapun
pembagiannya seperti dibawah ini:
1) Media audio : audio ( radio, tape recorder, piringan audio) dan audio semi gerak
(rekaman tulisan jauh dan audio jauh)
2) Media visual : piktorial (foto, ilustrasi, flashcard), grafik (grafik, bagan,
diagram), gambar proyeksi bergerak (film bisu)
3) Media audio visual : media audio visual diam (slow soan TV, TV diam), media
audio visual gerak (film TV, televisi, holografi)
4) Media serbaneka : boards dan display (black board, white board, magnetic
board), media tiga dimensi (realia, diorama, globe), komputer dan simulator.
4. Pemilihan media
sebelum memilih media yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-
faktor yang terkait saat menyusun rencana pembelajaran. Faktor-faktor tersebut
menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992: 65) antara lain kebutuhan belajar,
tujuan pengajaran, karakteristik siswa, isi pengajaran, metode pengajaran yang akan
digunakan, serta ketersediaan media yang dipilih.

2.3 KERANGKA PENELITIAN

Keberhasilan tujuan pembelajaran sangat tergantung dari strategi yang dilakukan oleh guru.
Strategi disini termasuk di dalamnya adalah metode dan media pembelajaran yang digunakan. Penggunakan
metode ataupun media sangat mempengaruhi penyampaian materi dari guru kepada siswa.

Dengan metode ataupun media yang tepat dapat mempermudah ataupun memperjelas materi dari
guru kepada siswa begitu sebaliknya ketidaktepatan penggunaan metode ataupun media dapat mengganggu
proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran Praktik Gambar Teknik, akan sangat membosankan
bagi siswa apabila metode ataupun media pembelajaran dilakukan menggunakan cara-cara yang monoton
ataupun tradisional seperti ceramah, demonstrasi didepan kelas dengan media papan tulis atau menyimak
modul. Sehingga siswa merasa kurang antusias dan kurang berminat dengan proses pembelajaran.

Menurunnya antusias dan minat siswa akan sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar
siswa. Pemecahan permasalahan di atas banyak dilakukan dengan pengembangan media pembelajaran yang
bertujuan untuk menarik minat dan motivasi para siswa dalam mengikuti pelajaran. Penggunakan media ini
selain bertujuan untuk menarik perhatian siswa juga untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai