NIM : 18071208
BAB 1
1. PENDAHULUAN
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata“medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari si pengirim (komunikator atau sumber/source) kepada si
penerima (komunikan atau audience/receiver). Sedang menurut KBBI, media dapat
diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, yang terletak diantara dua pihak
(orang, golongan, dan sebagainya). Jadi, secara umum bisa diartikan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada Mahasiswa Mercubuana Yogyakarta. Media pembelajaran bisa juga
diartikan sebagai alat atau sarana atau perantara yang digunakan dalam proses
interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa untuk mendorong terjadinya
proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Media pembelajaran merupakan
bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Pemanfaatan media
pembelajaran juga merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan
pengalaman yang dapat membantu proses belajar Mahasiswa. Hal ini dikarenakan
media berperan sebagai alat perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi
belajar sehingga mahasiswa tidak mudah bosan dalam mengikuti proses belajar-
mengajar. Beberapa contoh dan jenis media pembelajaran diantaranya ada Media
Visual yaitu grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. Media Audial
yaitu radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Projected still
media yaitu slide over haid projektor (OHP), in focus dan sejenisnya. Projected
motion media yaitu film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya. Namun yang perlu dicatat adalah, kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang ingin dicapai.
a. Faktor Internal
Faktor internal yang berasal dari mahasiswa sendiri. Contohnya: faktor fisik
seperti kesehatan menurun, kekurangan giziakan kadar makanan yang
mengakibatkan efek yang cepat mengantuk, cepat lemas dan lelah. Kondisi fisik
seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan. Contohnya: faktor
non sosial seperti keadaan cuaca panad atau dingin entah waktu pagi atau
malam. Dari sarana prasarana, fasilitas belajar. Jika faktor tidak saling
mendukung maka proses belajar tidak berjalaan baik.
Masalah ini penting utnuk diteliti dan menarik diteliti karena adanya proses
belajar yang menjadi penting untuk dapat merangsang pikiran mahasiswa, dalam
meraih kesuksesan tentu harus ada proses yang dikerjakan karena sebagai jalan
untuk meraih tujuan yang aman dicapai yaitu dengan proses belajar individu, di
universitas terdapat banyak sekali mahasiswa yang menempuh proses
pembelajaran, karena jika dalam proses pembelajaran mahasiswa jelek, maka akan
sangat sulit sekalimemahami mata kuliah yang telah disampaikan sehingga
mahasiswa tersebut akan mngalami kesulitan baik dalam mngerjakan tugas yang
diberikan dosen , jadi jika mahasiswa tidak mengalami perubahan pada dirinya
maka mahasiswa tersebut tidak akan berlangsung proses belajarnya. Salah satu
faktor untuk mendukung tujuan yang diharapkan dengan menggunakan media
pembelajaran. Dalam proses belajar adanya faktor yang memperngaruhi
tercapainya pembelajaran lingkungan, metode , teknik serta media
pembelajaranmaka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat
dipercaya dengan berbagai media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar
dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan proses belajar yang diinginkan.
Manfaat dan tujuan dari penelitian ini yaitu mngembangkan proses belajar
dimana proses belajar bertujuan untuk mebangun pemahaman, tidak hanya sekedar
mengoleksi pengetahuan tapi juga dipahami agar mudah untuk mendapatkan ide
dalam berlangsungnya proses belajar sehingga mendapatkan manfaat tentang
pengetahuan berdasarkan pada perkembangan psikologis, dilain pihak pandangan
pengetahuan yang berbeda.
Dalam penelitian ini membatasi atau memfokuskan pada mahasiswa, pengajar dan media yang
harus digunakan dalam proses belajar mengajar.
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan termotivasi untuk belajar menggunakan media dalam
pembelajaran.
2. Bagi pengajar
Pengajar dapat lebih menguasai media agar pelajaran lebih efektif
3. Kegunaan praktis.
Memahami pentingnya media belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak di teliti dapat berupa benda, orang atau yang lainnya ( Djarwanto, 1994 :
420 ).
Kesimpulannya populasi merupakan suatu keseluruhan dari seluruh objek penelitian
sebagai sumber data. Dalam penelitian ini peneliti sudah membuat Mahasiswa Fikom universitas
Mercu Buana Angkatan 2019 sebagai objek yang akan diteliti dimana Mahasiswa Fikom
universitas Mercu Buana Angkatan 2019 berkisar 500 orang untuk dijadikan sebagai
narasumber atau responden. Populasi yang dicapai 500 orang dimana akan diberikan pertanyaan
seputar gadget dan kesehariannya menggunakan gadget tersebut.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti ( Djarwanto,
1994 : 43 ) Sampel yang baik adalah sampel yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi
yakni sampel yang bersifat resperentatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Jadi sampel akan diambil melalui populasi yang ada dengan menggunakan rumus yang
sudah dipelajari. Sampel dalam penelitian ini akan menggunakan 30 orang
c. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti berupa kuesioner. Kuesioner
merupakan pengumpulan data melalui sebuah pernyataan atau pertanyaan yang disusun sesuai
judul dan diberikan kepada narasumber atau responden.
Dalam penelitian ini kuesioner merupakan alat utama yang dapat memperoleh data
darivariabel dari suatu penelitian. Kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data persepsi
pengguna ( Aikunto 2006 – 152 ).
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ini merupakan peyebaran
pernyataan atau pertanyaan yang dapat diisi oleh responden. Jadi diharapkan responden mampu
menjawab setiap pertanyaan dari kuesioner yang dibagikan untuk bahan penelitian, sehingga
peneliti akan lebih mudah dalam melanjutkan penelitian sesuai prosedur atau langkah-langkahnya.
Jenis angket atau kuesioner yang peneliti gunakan yakni kuesioner terbuka, jadi responden
diberikan kesempatan untuk menuliskan saran, kritik dan harapan di kolom yang telah disediakan.
Peneliti juga menggunakan kuesioner dengan dua alternatif jawaban seperti YA dan TIDAK.
Keterangan :
Y = Ya
T = Tidak
Hipotesis
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[1] Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesis ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan
makna di dalamnya.
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu
masalah, atau untuk memecahkan suatu masalah atau menerangkan suatu gejala ( Donald Ary,
1992 : 120 ).
Sedangkan menurut peneliti, hipotesis merupakan suatu jawaban yang sementara atau
belum akurat kefaktaannya, karena belum bisa menjawab dengan sebenar-benarnya dan sesuai
faktanya,akan dianggap jawaban sementara karena masih berupa teori yang relevan, belum
termasuk faka-fakta empiris dari pengumpulan data yang telah peneliti lakukan.
Ada kalanya peneliti peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu
permasalahan penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan
untuk ditolak sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima ( Sudarwan Danim dan Darwis, 2003
: 117 ).
Kuesioner
Dalam suatu penelitian yang berbentuk dalam penelitian kuantitatif, ada tiga bentuk kuesioner,
yaitu kuesioner terbuka, tertutup, dan campuran.
Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Ya ( )
Tidak ( )
Tidak setuju ( )
Apakah Anda setuju apabila koneksi Internet dapat diakses gratis oleh seluruh peserta didik?
( ) Setuju, alasannya..
( ) Tidak setuju, alasannya…
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
Jawablah dengan memberikan tanda centang ( ) pada kotak kolom yang telah
disediakan dibawah ini :
1. Identitas Responden
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
5. Pendidikan Terakhir
Tidak sekolah/Lulus SD
SD
SMP
SMA/SMK
Pergurua tinggi
6. Pekerjaan :
Belum Bekerja
Pelajar
PNS/Pensiunan PNS
Pegawai swasta/Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Petani
Lain-lain
Keterangan :
Y = Ya
T = Tidak
No Pertanyaan/Pernyataan YA TIDAK
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
BAB 2
2. LANDASAN TEORI
Penelitian terdahulu disini saya mengambil penelitian tentang Pengaruh Media Pembelajaran
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa oleh Fakultas PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2012
Didalam penelitian ini, ada teori-teori pendukung penelitian tentang penggunakan media
pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Teori yang menjadi
landasan tersebut meliputi proses belajar pembelajaran, prestasi belajar, media pembelajaran,
media digital Microsoft Office Powerpoint, tinjauan media pembelajaran yang digunakan dan
kurikulum gambar teknik di SMKN 1 Seyegan dan tinjauan materi gambar teknik kelas XI.
Landasan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:
Dari penelitian yang dilakukan oleh Biggs (1991) terdapat tiga bentuk dasar
pendekatan belajar siswa yaitu:
a) Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan oleh guru dengan cara
penyampaikan materi melalui bahasa lisan verbal maupun nonverbal. Metode
ini cenderung pada bentuk komunikasi satu arah, sehingga kedudukan siswa
sebagai penerima dan guru sebagai sumber belajar. Keberhasilan metode ini
tidak semata-mata karena kelihaian guru mengolah kata-kata tetapi juga
dipengaruhi oleh alat pendukung lain seperti film, gambar, alat peraga, peta
dan sebagainya. Pada praktisnya metode ini mudah dilaksanakan dan dapat
diikuti anak didik dalam jumlah besar.
b) Metode latihan
Metode latihan adalah metode penyampaian materi dengan penanaman
terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu. Melalui penanaman kebiasaan-
kebiasaan tertentu diharapkan siswa dapat menyerap materi secara lebih
optimal.
c) Metode tanya
jawab Metode tanya jawab adalah metode penyajian materi pelajaran
melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik. Dengan
metode ini dikembangkan keterampilan, mengamati, menginterpretasikan,
mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.
d) Metode demonstrasi
e) Metode diskusi
2. Media Pembelajaran
1) Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gerlach dan
Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (1997: 3) menyimpulkan:
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Dwi Siswoyo, dkk. (2007: 137) berpendapat bahwa alat pendidikan
dibedakan menjadi dua yaitu (1) alat pendidikan yang bersifat tindakan, dan (2)
alat pendidikan yang berupa kebendaan (alat bantu). Jika dilihat dari pendapat
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah salah satu
alat pendidikan berupa alat bantu kebendaan yang berfungsi untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Penggunaan media pendidikan dalam proses belajar jika dilihat dari
landasan teoritisnya Dale’s Cone of Experience adalah acuan yang paling
banyak digunakan.
2) Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang ditata
dan diciptakan oleh guru. Pendapat lain terkait dengan fungsi dari media
pembelajaran menurut Hamalik (1986) dalam (Azhar Arsyad, 1997: 15)
mengemukakan bahwa:
pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Fungsi dari media pendidikan secara ringkas menurut Oemar Hamalik
(1986: 15-16) adalah sebagai berikut:
a) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi “verbalisme”.
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan pemikiran
yang teratur dan continue, hal ini terutama terdapat pada gambar hidup.
e) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan berbahasa.
f) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih
mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
3. Macam Media Pembelajaran
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, media yang digunakan
juga semakin berkembang mengikutinya. Jika dilihat dari perkembangan teknologinya,
menurut Kemp dan Dayton dalam Azhar Arsyad (1997: 37) mengelompokkan media
kedalam delapan jenis yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead
transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan filmstrips, (6) penyajian multi
image, (7) rekaman video dan film hidup dan (8) komputer.
Pendapat lain mengenai pembagian macam media pembelajaran menurut Basuki
Wibawa dan Farida Mukti (1992: 22) dibagi menjadi empat kelompok, adapun
pembagiannya seperti dibawah ini:
1) Media audio : audio ( radio, tape recorder, piringan audio) dan audio semi gerak
(rekaman tulisan jauh dan audio jauh)
2) Media visual : piktorial (foto, ilustrasi, flashcard), grafik (grafik, bagan,
diagram), gambar proyeksi bergerak (film bisu)
3) Media audio visual : media audio visual diam (slow soan TV, TV diam), media
audio visual gerak (film TV, televisi, holografi)
4) Media serbaneka : boards dan display (black board, white board, magnetic
board), media tiga dimensi (realia, diorama, globe), komputer dan simulator.
4. Pemilihan media
sebelum memilih media yang akan digunakan perlu dipertimbangkan faktor-
faktor yang terkait saat menyusun rencana pembelajaran. Faktor-faktor tersebut
menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992: 65) antara lain kebutuhan belajar,
tujuan pengajaran, karakteristik siswa, isi pengajaran, metode pengajaran yang akan
digunakan, serta ketersediaan media yang dipilih.
Keberhasilan tujuan pembelajaran sangat tergantung dari strategi yang dilakukan oleh guru.
Strategi disini termasuk di dalamnya adalah metode dan media pembelajaran yang digunakan. Penggunakan
metode ataupun media sangat mempengaruhi penyampaian materi dari guru kepada siswa.
Dengan metode ataupun media yang tepat dapat mempermudah ataupun memperjelas materi dari
guru kepada siswa begitu sebaliknya ketidaktepatan penggunaan metode ataupun media dapat mengganggu
proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran Praktik Gambar Teknik, akan sangat membosankan
bagi siswa apabila metode ataupun media pembelajaran dilakukan menggunakan cara-cara yang monoton
ataupun tradisional seperti ceramah, demonstrasi didepan kelas dengan media papan tulis atau menyimak
modul. Sehingga siswa merasa kurang antusias dan kurang berminat dengan proses pembelajaran.
Menurunnya antusias dan minat siswa akan sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar
siswa. Pemecahan permasalahan di atas banyak dilakukan dengan pengembangan media pembelajaran yang
bertujuan untuk menarik minat dan motivasi para siswa dalam mengikuti pelajaran. Penggunakan media ini
selain bertujuan untuk menarik perhatian siswa juga untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru.