Anda di halaman 1dari 54

PENDAHULUAN

Media merupakan bagian penting dalam proses komunikasi. Baik buruknya


komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut.
karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media
yang dimaksud adalah media pembelajaran.
Tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial dan teori sains
sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan (Dole &
Sinatra, 1998). Siswa sendiri yang melakukan perubahan tentang pengetahuannya.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator dan
pembimbing. Guru hanya dapat membantu proses perubahan pengetahuan di
kepala siswa melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga
siswa dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan
dengan pengetahuan sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi
siswa sendiri yang memanjat melalui tangga tersebut untuk mencapai pemahaman
yang lebih dalam.
Jika didasarkan pada paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut,
maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam
rangka mewujudkan ivent belajar secara optimal. Ivent belajar yang optimal
merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik
yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu
cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas
memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional
dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich, dkk., 2002; Ibrahim, 1997;
Ibrahim dkk, 2001). Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini,
profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan
siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk
memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim, dkk., 2001). Konsep lingkungan
meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur
bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.
Dampak perkembangan iptek terhadap proses pembelajaran adalah
diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul,
overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, web dan sebagainya.
Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis
media pembelajaran yang ada di sekitarnya. Media pembelajaran memiliki begitu
banyak kegunaan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
membentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Seperti misalnya:
-. Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model.
- Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau
gambar.
- Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse
atau high speed photography.
- Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
- Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram.
- Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film
bingkai dan lain-lain.
Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif dari peserta didik. Sehingga dengan demikan media pendidikan
berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan
lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Sifat unik yang dimiliki setiap anak ditambah dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sementara kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan,
apabila al-hal tersebut harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang dan
lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dalam kemampuan:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama
Media pembelajaran memberi ruang kepada siswa untuk dapat lebih
memahami suatu makna yang disampaikan, mengenali lebih jauh masalah atau
topic yang dibahas, sebagai media yang mempermudah belajar siswa, dan
meningkatkan rasa ingin tahu siswa, memperkenalkan siswa terhadap
perkembangan teknologi serta membantu guru dalam proses pembelajaran yang
lebih cepat dan efektif. Dalam proses belajar mengajar, fungsi media menurut
Sudjana (2005) yakni:
1. Penggunaan media dalam proses mengajar bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan
salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3. Media dalam pengajaran penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi
pelajaran.
4. Penggunaan media bukan semata - mata sebagai alat hiburan yang digunakan
hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian
siswa.
5. Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian
yang diberikan guru.
6. Pengguna media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.
PERAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR FISIKA
Belajar tidak selamanya bersentuhan dengan hal - hal yang kongkrit, baik
dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali
bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik
realitasnya. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal - hal yang
abstrak dan menunjukan hal - hal yang tersembunyi. Ketidak.jelasan atau
kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Bahkan dalam hal - hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru
dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Namun perlu diingat bahwa peranan
media tidak akan terlihat apabila penggunaanya tidak sejalan dengan esensi tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran h\arus dijadikan
sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Jika diabaikan maka media
bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Sebagai pentingnya peran media dalam pengajaran, namun tetap tidak bisa
menggeser peran guru, karena media hanya berupa alat bantu yang memfasilitasi
guru dalam pengajaran. Oleh karena itu guru tidak dibenarkan menghindar dari
kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil di hadapan anak didik
dengan seluruh kepribadiannya.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah menarik perhatian
siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran,
memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata -
kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih
komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran lebih dikondisikan,
menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi siswa
dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar, melayani gaya
belajar siswa yang beraneka ragam, meningkatkan kadar keaktifan atau
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Berawal dari penjelasan di atas bahwa guru sangat diharapkan memahami
terhadap media semakin jelas, sehingga dapat memanfatkan media secara tepat.
Oleh karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematis dan
sistemik (sesuai dengan sistem belajar mengajar).
Peranan media diantaranya yaitu :
Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.
Mengatasi batas-batas ruang kelas.
Mengatasi kesulitan apabila suatu benda yang diamati terlalu kecil.
Mengatasi gerak benda secara cepat atau lambat.
Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks untuk dipisahkan.
Mengatasi suara yang terlalau halus untuk didengar.
Mengatasi peristiwa-peristiwa alam.
Guru sebagai kompononen pembelajaran memiliki peranan penting dalam
proses pendidikan, dimana strategi, metode dan semangat pendidik serta
kemampuannya melihat karakter dari anak didiknya masing-masing menjadi
suatu jalan dalam memperbaiki semua sistem yang kurang efektif dalam
penggunaanya. Sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan pemanfaatan
optimal dari suatu penggunaan teknologi maupun alat bantu pendidikan yang lain.
Penempatan siswa sebagai pusat dari pembelajaran adalah kunci terpenting bagi
guru untuk dapat berinteraksi aktif. Bukan hanya guru yang aktif didepan kelas
untuk menjelaskan materi, tapi guru melibatkan siswa dalam pembentukan
pengetahuan melalui interaksinya dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang
ada untuk meningkatkan interaksi keduanya dalam pembelajaran dan
mengembangkan pengetahuan bersama.

Manfaat media dalam proses belajar mengajar fisika


Media pembelajaran mempunyai banyak sekali manfaaat dalam kegiatan
pembelajaran. Manfaat Media Pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran menurut Arsyad (2011) sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya dan memungkinkan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan misalnya
karyawisata, pembelajaran ke laboratorium atau ke moseum yang memamerkan
temuan-temuan ilmuan terdahulu.
Apapun model, metode dan strategi yang digunakan dalam proses belajar
mengajar fisika, pembelajarannya diupayakan mengikuti tahap-tahap (1)
pendahuluan (meliputi prasyarat pengetahuan, motivasi dan latihan), (2) kegiatan
inti dan (3) diskusi akhir (kesimpulan). Berdasarkan tahap-tahap tersebut, terdapat
tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan media pendidikan dalam
proses pembelajaran, yaitu:
1. Media pendidikan digunakan sebagai alat motivasi, cara yang dapat dilakukan
adalah menampilkan tayangan yang sesuai dengan topik yang dipelajari yang
disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar seperti,
- Apakah yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
- Apakah yang kamu ketahui tentang serat optik?
- Mengapa laser sangat membantu kehidupan manusia?
- dll.
2. Media pendidikan digunakan dalam kegiatan inti, caranya media dirancang
dalam bentuk model alat peraga untuk kegiatan eksperimen/demonst rasi, atau
dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).
3. Media pendidikan digunakan sebagai bahan pengayaan/pengembangan materi
setelah penarikan kesimpulan, cara yang dapat dilakukan adalah:
- Memberikan foto copy artikel, cuplikan buku/majalah/surat kabar untuk
dipelajari siswa atau didiskusikan bersama.
- Menayangkan media dengan menggunakan proyektor.
- Memberikan tugas pada siswa membuat kliping.
Media pembelajaran berfungsi untuk membantu guru dalam menyampaikan
pesan atau materi pembelajaran agar pesan atau materi pembelajaran menjadi
nyata. Jika hal tersebut dapat dlaksanakan maka sangat mungkin proses
pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Hal
yang menjadi pegangan penting bagi guru adalah bahwa setiap bentuk atau jenis
media yang digunakan harus dapat menunjang keefektifan pembelajaran.
Efektivitas pembelajaran dapat tercapai jika pengalaman belajar bagi peserta didik
didukung oleh media pembelajaran yang memadai dan relevan dengan
pengalaman belajar tersebut.
Sehingga kaitan antara model pembelajaran yang digunakan dengan media
yang dipilih sangat berkaitan dan tidak dapat terpisahkan. Begitu banyaknya
model pembelajaran pasti juga memiliki banyak kegunaan yang menjangkau
segala bidang pendidikan, mulai dari materi perencanaan dan kurikulum hingga
materi perancangan intruksional, termasuk program-program multimedia.
Sehingga, model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai acuan atau dasar dalam mengatur segala kegiatan yang
berlangsung selama proses belajar mengajar dilaksanakan.
Agar kerangka tersebut dapat terlaksana dengan benar dan tepat tentunya
harus didukung oleh banyak faktor, dan pasti salah satunya adalah media
pembelajaran. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik dan keunikannya
tersendiri, sehingga juga dibutuhkan media yang dapat menunjukkan keunikannya
tersebut. Agar hal tersebut dapat terpenuhi maka setiap guru harus menguasai
berbagai macam model-model pembelajaran beserta dengan karakteristiknya
masing-masing dan yang tidak kalah penting adalah kemauan para guru untuk
mempraktikannya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Medan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/II
Materi Pokok : Fluida Dinamis
Sub Materi : Persamaan Kontinuitas
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

1. KOMPETENSI INTI
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
2. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan dan berdiskusi
3.1 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi.
Indikator :
1. Mengaplikasikan persamaan kontinuitas dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip
dinamika fluida
Indikator :
1. Merancang proyek aplikasi prinsip kontinuitas.
2. Menyajikan hasil proyek dalam bentuk produk dan laporan.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menjelaskan adanya hubungan kecepatan aliran dengan luas
penampang menurut azas kontinuitas.
2. Siswa dapat mengaplikasikan persamaan kontinuitas melalui rancangan
percobaan.
3. Siswa dapat merancang sebuah proyek sesuai dengan prinsip kontinuitas.
4. Siswa mampu mempresentasikan hasil proyeknya dalam bentuk laporan

4. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Fakta

Gambar 2. Perahu bermotor


Gambar 1. Kertas akan yang berdekatan bergerak
terangkat cepat dan sejajar dapat
saling berbenturan.
ketika ditiup
bertabrakan
Gambar 3. Daya angkat sayap pesawat
Gambar 4.Semprot
ditimbulkan karena perbedaan tekanan
parfum memakai prinsip
udara di atas dan di bawah sayap Bernoulli

Konsep dan Prinsip


Asas Kontinuitas dan Asas Hukum Bernoulli
Prosedur
Merancang alat tiruan aplikasi asas Bernoulli

5. METODE PEMBELAJARAN
Model : Project Based Learning (PjBL)
Metode : Ceramah, tanya jawab, proyek, demonstrasi dan diskusi kelompok
Pendekatan : Saintifik

6. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media
Gambar
2. Sumber Belajar
1. Douglas C, Giancoli. 2001.Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
2. Hewitt, Paul G. Conceptual Physics, 11th ed., Pearson Education, Inc.
3. Kumpulan karya guru sekolah menengah umum. ITSF
7. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
Deskripsi Pendekatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa saintifik Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam pembuka Memberi salam guru dan 10
kepada siswa menjawab kehadiran
Menunjuk salah satu siswa
memimpin berdoa, memeriksa
kehadiran siswa, kebersihan dan
kerapian kelas.
Memberikan motivasi, Mendengarkan informasi
menyampaikan tujuan yang diberikan
pembelajaran dan memberikan
apersepsi sebuah kaleng
dilubangi bagian bawahnya
sebanyak lima buah lubang.
Diameter setiap lubang berbeda-
beda. Kemudian kaleng diisi
dengan air sampai penuh.
Mengapa terjadi perbedaan
pancaran air?
Membagi siswa ke dalam Bergabung dengan
beberapa kelompok kelompoknya
Inti Memusatkan perhatian siswa Memperhatikan video mengamati 10
Get an idea (memperoleh dengan menampilkan video yang ditampilkan oleh
ide/gagasan) dimana seseorang sedang guru.
menyiram tanaman dengan
Deskripsi Pendekatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa saintifik Waktu
menggunakan selang. Memberi pendapat
Setelah video selesai, guru terhadap pertanyaan yang
memberikan pertanyaan, diberikan
beberapa tanaman diletakkan
pada ketinggian tertentu,
bagaimana cara menyiram
yang efektif?

Design the project Meminta siswa untuk Memberikan pertanyaaan, menanya 16


(Mendesain proyek) mengumpulkan informasi yang misalnya
relevan dari berbagai sumber 1. Bagaimana cara yang
(internet, buku), mengarahkan dilakukan agar air
siswa untuk bertanya dan sampai ke atas?
membagikan lembar rencana 2. Alat apakah yang dapat
proyek kelompok menyiramkan air
sampai ke atas?
Memberikan pengarahan untuk Berdiskusi dengan Mengumpul-
mengerjakan proyek I dengan kelompoknya untuk kan informasi
membagikan LKS I kepada mendesain proyek sesuai
siswa dengan tugas yang telah
ditentukan
Memberikan kriteria penilaian Mendengarkan dan
terhadap proyek siswa yang memberi masukan
meliputi tahap perencanaan,
pelaksanan, persiapan dan
presentasi.
Deskripsi Pendekatan Alokasi
Tahapan Guru Siswa saintifik Waktu
Tune the project Membantu dan membimbing Berdiskusi dengan teman 16
(menyelaraskan proyek) siswa dalam menyusun dan guru untuk menyusun
penjadwalan pelaksanaan jadwal pelaksanaan
proyek mulai dari tahap proyek
perencanaan, pelaksanaan,
persiapan dan presentasi
untuk menyelaraskan dengan
jadwal yang dibuat oleh guru.

Membantu dan membimbing Berdiskusi dan bekerja


siswa dalam mengumpulkan sama dengan
bahan-bahan yang diperlukan kelompoknya untuk
dan mengarahkan siswa mengumpulkan informasi
untuk memberikan dari berbagai sumber yang
pertanyaan-pertanyaan yang mendukung (buku,
mambantu untuk internet).
mnyelesaikan poyek

Do the project Memantau dan membimbing Siswa dan kelompoknya 45


(mengerjakan proyek) siswa dalam mengerjakan mengerjakan proyek yang
proyeknya dan memberikan sudah ditentukan
penilaian terhadap aktivitas
siswa.
Melatih siswa untuk
mengerjakan proyek sesuai
dengan jawaban-jawaban
Deskripsi Pendekatan Alokasi
Tahapan Tahapan Tahapan saintifik Waktu
yang mereka berikan dari
pertanyaan-pertanyaan siswa
sendiri
Memberi arahan untuk Mempersiapkan untuk mengasosiasi
mempersiapkan presentasi mempresentasikan kan
dari proyek masing-masing proyeknya
kelompok meliputi laporan
kerja kelompok, produk dan
LKS nya.

Exhibit the project Meminta siswa Mempresentasikan hasil mengkomuni- 36


(menampilkan proyek) mempresentasikan produk proyek yang telah dibuat. kasikan
proyek yang telah
diselesaikan.
Menilai presentasi setiap
kelompok dan produk yang
dihasilkan
Mengevaluasi dan Mendengarkan dan
menyimpulkan hasil mengevaluasi pengerjaan
pembelajaran mengenai proyek
persamaan kontinuitas.
Penutup Mengucapkan salam penutup Menjawab salam guru 2
8. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Penilaian.
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Penilaian Keterampilan Lembar pengamatan dan Rubrik
(psikomotorik)
Tes Pengetahuan (kognitif) Tes uraian

Project-based learning refers to students designing, planning and carrying out an


extended project that produces a publicly-exhibited output such as a product, publication,
or presentation. Artinya PjBL merupakan rancangan peserta didik, perencanaan dan
mengembangkan proyek dengan menghasilkan suatu karya berupa produk yang dapat
diperlihatkan, dipublikasikan atau dipresentasikan (Patton, 2012). Patton dalam bukunya
menyatakan terdapan lima fase dalam menjalankan model PjBL dalam pembelajaran.
Penelitian ini mengacu pada tahapan PjBL yang dijelaskan oleh Patton (2012), dimana
tahapan tersebut dimulai dari:
1. Get an idea. Pada tahap pertama ini peserta didik harus membuat suatu ide/gagasan
untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dibahas. Hasil dari proyek yang
akan dikerjakan siswa adalah suatu produk. Pada tahap ini guru harus sudah
mempertimbangkan apakah proyak yang akan dikerjakan dapat membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian guru harus membuat suatu
pertanyaan mendasar yang sejalan dengan tujuan yang akan dicapai (essential question).
Karena dari pertanyaan tersebut akan menjadi acuan dalam melaksanakan proyek.
Untuk membuat suatu essential question bukanlah hal yang mudah bagi guru. Hal ini
membutuhkan kemampuan dalam mengkonsep suatu materi pembelajaran menjadi
sebuah pertanyaan mendasar yang menjadi acuan selama pembelajaran berlangsung.
Pertanyaan tersebut harus berupa pertanyaan yang jawabannya menyeluruh mengenai
materi dan tujuan yang akan dicapai. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan media. Media yang digunakan dapat berupa gambar maupun
video. Gambar atau video yang akan ditampilkan harus dapat merepresentasikan
kemampuan apa yang harus dikuasai siswa dari pelajaran yang digunakan, baik itu
konseptual, prosedural, prinsip maupun faktual. Karena model PjBL merupakan model
pembelajaran yang menekankan kepada tercapainya kemampuan konseptual, prinsip
faktual dan prosedural maka media yang akan digunakan harus dapat memenuhi hal
tersebut. Berikut adalah media gambar yang dapat ditampilkan sebagai apersepsi
sekaligus menjadikannya sebagai question essential.

2. Design the project. Setelah siswa mampu menjawab pertanyaan mendasar, maka siswa
diminta mendesain proyek untuk menjawab pertanyaan mendasar tersebut. Akan lebih
baik jika guru terlebih dahulu mendesain proyek yang akan diterapkan saat
pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya guru tahu apa saya saja yang perlu dinilai saat
siswa menjalankan proyeknya. Namun, bukan berarti proyek harus dari guru, guru juga
harus memberi kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan mendesain
proyeknya sendiri namun harus tetap dibimbing.
Agar siswa dapat mendesain proyek yang akan dikerjakan maka salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
internet. Internet merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh peserta didik
untuk memperoleh referensi yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek yang akan
dilaksanakan.
Media lain yang dapat digunakan oleh guru adalah memberikan lembar pengerjaan
proyek dan lembar kerja siswa (LKS). LKS yang diberikan juga harus memenuhi
karakteristik dari PjBL itu sendiri. LKS tersebut tidak boleh berisi tuntunan maupun
langkah-langkah dalam pengerjaan proyek. Contoh lembar kerja proyek dan LKS adalah
sebagai berikut:
Lembar Kerja Siswa
(LKS)

DESAIN PROYEK
Tugas: membuktikan konsep persamaan kontinuitas dengan Waktu:
sebuah produk.
Mata Pelajaran: Fisika Guru: Kelas:
Indikator 1. Merancang suatu produk yang menggunakan konsep persamaan
kontinuitas
2. Membuktikan konsep persamaan kontinuitas dengan sebuah
produk
3. Mengkomunikasikan hasil produk dan analisis terhadap
percobaan yang dilakukan
Petunjuk 1. Buatlah rancangan percobaan untuk membuktikan persamaan
pembelajaran kontinuitas
/proyek 2. Rancangan percobaan yang Anda buat mencakup/menjelaskan
tentang:
a. Judul percobaan
b. Uraian singkat tentang dasar teori yang digunakan
c. Daftar alat dan bahan yang diperlukan
d. Langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan
e. Hasil pengamatannya (bisa tabel, gambar dan lainnya)
3. Lakukan percobaan sesuai dengan rancangan percobaan tersebut,
selanjutnya laporkan hasilnya secara lisan dan tertulis.
PROJECT TEAM WORK PLAN

Nama Proyek
Nama
kelompok
Produk: Diserahkan:
Siapa yang mengerjakan Selesai
Daftar pertanyaan Apa yang dibutuhkan? Durasi
bagian ini?
3. Tune the project. Pada tahap ini peserta didik perlu menyelaraskan semua yang
dibutuhkan selama pengerjaan proyek. Hal ini menyangkut manajemen waktu,
manajemen sumber daya baik peserta didikdan bahan-bahan yang diperlukan.
Peran guru sangat diperlukan pada tahap ini supaya apa yang dikerjakan oleh
peserta didik tidak lari dari tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini guru harus
memfasilitasi apa yang diperlukan oleh siswa.
4. Do the project. Setelah semua yang diperlukan sudah dikumpulkan, selanjutnya
peserta didik mengerjakan proyeknya. Pengerjaan proyek harus sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan sebelumnya. Peran guru adalah membimbing dan membantu
siswa dalam mengerjakan proyeknya.
5. Exhibit the project. Peserta didik mempesentasikan produk yang merupakan hasil
dari proyek yang mereka berikan. Pada fase ini guru perlu memberikan ruang
kepada siswa untuk menyatakan semua ide dan gagasan mereka, yang kemudian
dibimbing oleh guru dalam menyimpulkan dari apa yang peserta didik kerjakan.
PENILAIAN SIKAP DAN KETERAMPILAN
1.1 Keterampilan
No Tahapan Skor (1-4) Nilai
1 Perencanaan
2 Pelaksanaan
3 Hasil/Produk
Jumlah
Skor

1.2 Sikap
No Sikap DESKRIPTOR Skor (1-4)
1 Jujur Tidak mencontek dalam mengerjakan
tugas/proyek.
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber)
dalam mengerjakan setiap tugas/proyek.
Melaporkan data atau informasi apa adanya.
2 Disiplin Mengerjakan tugas/proyek yang diberikan.
Mengumpulkan tugas/proyek tepat waktu.
Melaksanakan proyek sesuai dengan langkah
yang telah ditetapkan.
3 Tanggung Melaksanakan tugas/proyek kelompok dengan
jawab baik
Mengembalikan barang yang dipinjam
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
4 Teliti Melakukan percobaan sesuai prosedur
hati-hati dalam melakukan percobaan.
Mencek semua peralatan sebelum digunakan
5 Kreatif kreatif dalam menyampaikan pendapat dan
menanggapi pendapat orang lain.
Kreatif dalam membuat suatu produk
Kreatif dalam mendesain suatu percobaan
6 Percaya diri Sesuai dengan materi yang dipelajari
Dapat digunakan dan bermanfaat
Memiliki bentuk fisik yang menarik
Memberikan informasi pengetahuan yang baru
RUBRIK PENILAIAN SIKAP DAN KETERAMPILAN

1. Sikap

No Sikap Indikator
1 Jujur Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas/proyek.
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas/proyek.
Melaporkan data atau informasi apa adanya.
2 Disiplin Mengerjakan tugas/proyek yang diberikan.
Mengumpulkan tugas/proyek tepat waktu.
Melaksanakan proyek sesuai dengan langkah yang telah ditetapkan/tertip dalam mengikuti
pembelajaran.
3 Tanggung Melaksanakan tugas/proyek kelompok dengan baik
jawab Mengembalikan barang yang dipinjam
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
4 Teliti Melakukan percobaan sesuai prosedur/mengerjakan soal dengan benar
Hati-hati dalam melakukan percobaan/mengerjakan soal
Memeriksa semua bahan yang akan digunakan/memperhatikan penjelasan guru
5 Kreatif Aktif dalam kerja kelompok/pembelajaran
Menciptakan sesuatu yang baru
Memberikan pendapat yang kreatif
6 Percaya Berani presentasi di depan kelas/mengerjakan soal ke depan kelas
diri Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Tidak mudah putus asa/pantang menyerah
75

Perhitungan nilai akhir menggunakan rumus



100 =

Interval Nilai Kriteria Nilai dalam Huruf


85 - 100 Sangat baik A
75 - 84 baik B
65 - 74 cukup C
55 - 64 kurang D
0 - 54 sangat kurang E

2. Rubrik Keterampilan

No Tahapan Deskriptor Penilaian


1 Perencanaan 1. Turut serta menyusun rencana tahapan membuat produk 1. Satu deskriptor tampak
2. Turut serta merencanakan alokasi waktu pengerjaan produk 2. Dua deskriptor tampak
3. Turut serta menyiapkan bahan yang sesuai 3. Tiga deskriptor tampak
4. Turut serta menyiapkan alat yang diperlukan 4. Empat deskriptor tampak
2 Pelaksanaan 1. Memilih dan menggunakan alat dengan tepat dan benar 1. Satu deskriptor tampak
2. Fokus pada pengerjaan proyek dan memunculkan ide-ide 2. Dua deskriptor tampak
unik dan kreatif 3. Tiga deskriptor tampak
3. Menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja 4. Empat deskriptor tampak
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai tahapan yang direncanakan
3 Hasil/Produk 1. Sesuai dengan materi yang dipelajari 1. Satu deskriptor tampak
2. Dapat digunakan dan bermanfaat 2. Dua deskriptor tampak
3. Memiliki bentuk fisik yang menarik 3. Tiga deskriptor tampak
4. Memberikan informasi pengetahuan yang baru 4. Empat deskriptor tampak
75

Perhitungan nilai akhir menggunakan rumus :



Nilai akhir: 100

Interval Nilai Kriteria Nilai dalam Huruf


85 - 100 Sangat baik A
75 - 84 baik B
65 - 74 cukup C
55 - 64 kurang D
0 - 54 sangat kurang E
75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1I


(RPP 1I)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Kinematika Gerak Lurus
Sub Materi Pokok : Gerak Lurus Berubah Beraturan
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan
berdiskusi.
3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan
dan gerak lurus dengan percepatan konstan.
Indikator
3.3.1 Menjelaskan perbedaan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
3.3.2 Mendefinisikan pengertian GLBB.
3.3.3 Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan
konstan.
3.3.4 Menganalisis grafik untuk menentukan karakteristik gerak dengan
percepatan konstan.
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan
dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
Indikator
4.1.1 Melakukan percobaan GLBB.
4.1.2 Menentukan besaran-besaran GLBB.
2.2 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak
benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan
percepatan konstan.
Indikator
2.2.1 Menyajikan hasil percobaan GLBB.
2.2.2 Membuat grafik berdasarkan percobaan GLBB.
2.2.3 Menentukan karakteristik GLBB melalui grafik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan perbedaan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
2. Mampu mendefinisikan pengertian GLBB.
3. Mampu mengidentifikasi besaran-besaran fisika pada GLBB.
4. Mampu membuat grafik GLBB melalui data percobaan.
5. Mampu menjelaskan karakteristik GLBB melalui grafik.

D. Materi Pembelajaran
Percepatan
Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor. Besar percepatan juga ditentukan
oleh arah perpindahan dari geraknya. Jadi, percepatan berharga positif ataupun
berharga negatif, seperti halnya kecepatan.
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Suatu benda disebut bergerak lurus berubah beraturan jika kecepatan
benda berubah secara beraturan terhadap waktu, dan lintasan benda tersebut
adalah garis lurus. Kecepatan benda dapat bertambah secara teratur ataupun
berkurang secara teratur untuk keadaan pertama disebut gerak lurus berubah
beraturan dipercepat dan keadaan kedua diseut gerak lurus berubah beraturan
diperlambat.

E. Metode Pembelajaran
Model : Inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen
Konvensional pada kelas kontrol
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, presentasi dan eksperimen.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Media
LKS, papan tulis, spidol.
2. Sumber Belajar
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Kelas Eksperimen dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
Sintaks Inkuiri Langkah pembelajaran Metode Alokasi
Terbimbing Guru Siswa waktu
Pendahuluan
Orientasi 1. Mempersiapkan siswa untuk 1. Mendengarkan apa yang Ceramah 20 menit
melakukan proses pembelajaran. disampaikan guru.
2. Memberikan motivasi agar 2. Mendengarkan motivasi yang
membangkitkan minat siswa. disampaikan guru.
3. Menyampaikan tujuan dan kriteria 3. Mendengarkan tujuan dan kriteria
keberhasilan pembelajaran. keberhasilan pembelajaran.
4. Memfokuskan siswa dan memberi 4. Memperhatikan dan mengamati
apersepsi berupa pertanyaan kepada masalah yang diberikan guru.
siswa, Pernahkah kalian melihat
balapan mobil? Bagaimanakah
kecepatan mobil tersebut?
Inti
Eksplorasi 1. Membimbing siswa untuk melakukan 1. Membuat hipotesis. Diskusi 100 menit
penyelidikan sesuai dengan LKS. 2. Mendesain percobaan melalui alat Demonstrasi
bahan yang telah disediakan guru.
3. Mengumpulkan data melalui Diskusi
percobaan.
4. Mengumpulkan data, menguji Eksperimen
data dan menganalisi data dari
hasil percobaan.
Sintaks Inkuiri Langkah pembelajaran Metode Alokasi
Terbimbing Guru Siswa waktu
Identifikasi 1. Membimbing siswa membuat 1. Menyimak dan merespon dengan Diskusi
pertanyaan pada saat penyelidikan . memberi pertanyaan yang sesuai
dengan hasil penyelidikan.
2. Membimbing siswa menyelidiki 2. Menguji hipotesis dengan data Diskusi
hipotesis. yang telah ditemukan.

Pembentukan 1. Membimbing siswa untuk melakukan 1. Mencatat dan menganalisis hasil Diskusi
konsep pembentukan konsep melalui percobaan lalu membentuknya
penyelidikan. menjadi sebuah konsep.

Aplikasi 1. Membimbing siswa menerapkan 1. Menerapkan konsep dari hasil Demonstrasi


konsep dan disertakan hasil penyelidikan dalam kehidupan
penyelidikan. sehari-hari.

Evaluasi 1. Membimbing siswa mempresentasikan 1. Mempresentasikan hasil Presentasi


hasil eksperimen. eksperimen.
2. Membimbing siswa melakukan 2. Mengevaluasi hasil penelitian Diskusi
evaluasi hasil penelitian. 3. Menarik kesimpulan berdasarkan Diskusi
3. Membantu siswa membuat hasil eksperimen.
kesimpulan.
Penutup 1. Memberikan tugas untuk pertemuan 1. Mencatat tugas yang diberikan Ceramah 15 menit
berikutnya. guru.
2. Menginformasikan materi pada 2. Mendengarkan penjelasan guru.
pertemuan selanjutnya.
3. Menutup pembelajaran. 3. Bersiap untuk pulang.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian : tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : tes pilihan berganda

Medan, Maret 2017


Pengembang RPP
LKS II

Kelas :X
Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

A. Tujuan
1. Memahami konsep GLBB tentang kecepatan rata-rata, kecepatan sesaat dan
percepatan.
2. Menentukan waktu satu ketukan dari ticker timer.
3. Menentukan perubahan kecepatan dalam setiap perpindahan.
4. Membuat grafik dari data hasil percobaan.
5. Memperoleh rumus GLBB melalui grafik.

B. Alat dan Bahan


No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Tickertimer 1
2. Stopwatch 1
3. Beban (batu, kelereng) 1
4. Mistar 1
5. Kertas grafik 1
6. Meja 1

C. Prosedur Percobaan
1. Susunlah alat seperti gambar
2. Tentukan ketinggian beban dari lantai (variasikan ketinggian beban dari lantai sesuai
dengan tabel data pengamatan)
3. Catatlah waktu pada saat pita berpindah hingga pita berhenti
4. Amatilah pola titik yang dihasilkan pada pita ketik, hitung jarak antar dua titik yang
berdekatan
5. Tentukan kecepatan dari pola tersebut dengan membagi jarak dengan waktu (waktu
pada papan ketik konstan, setiap detik pewaktu ketik mengalami lima puluh ketukan
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai setiap titik adalah 1/50 = 0,02
sekon)
6. Susunlah data pengamatan Anda pada tabel pengamatan

D. Hasil Pengamatan
1. Catat hasil pengamatanmu pada tabel :
Jarak (cm) 20 50
Waktu (s)
Kecepatan rata-rata (m/s)

2. Berdasarkan tabel tersebut buatlah grafik kecepatan terhadap waktu (membuat grafik
bisa menggunakan microsoft exel)
v

3. Melalui data percobaan buat juga grafik jarak terhadap waktu (membuat grafik bisa
menggunakan microsoft exel)
s

t
4. Hitunglah kemiringan garis lurus pada grafik v terhadap t. Percepatan benda dapat
dihitung dari sudut kemiringan grafik ( tan = a = /t)
5. Melalui persamaan percepatan pada langkah percobaan 4, tentukanlah persamaan untuk
menentukan kecepatan akhir (vt) pada GLBB ( = v akhir-v awal)
+
6. Menggunakan persamaan kecepatan rata-rata secara statistik (v rata-rata = )
2

dan persamaan kecepatan akhir (vt) pada langkah percobaan 5, tentukan persamaan untuk
mencari jarak (s) pada GLBB

E. Pertanyaan
1. Apakah percepatan tersebut merupakan percepatan benda atau percepatan gravitasi?
Jelaskan!
2. Berdasarkan percobaan, bagaimana karakteristik GLBB
3. Tentukan 3 persamaan GLBB yang dapat dihasilkan melalui percobaan!

F. Kesimpulan
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...................................................................
No. Fase Inkuiri Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Terbimbing
1. Orientasi (untuk Menyampaikan Mendengarkan motivasi yang
tahap ini guru motivasi yang disampaikan guru.
dapat membuat siswa
menggunakan bersemangat untuk
media presentasi memulai pelajaran.
untuk
menampilkan Menyampaikan tujuan Mendengarkan tujuan yang
berbagai tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
pembelajaran ingin dicapai pada
dan kriteria pembelajaran tersebut.
ketercapaian
sehingga Menyampaikan Mendengarkan kriteria
membantu kriteria keberhasilan keberhasilan yang disampaikan
komunikasi dan memfokuskan guru.
terhadap siswa) siswa untuk
menghadapi persoalan
penting.
2. Eksplorasi (agar Membimbing siswa Melakukan observasi,
tahap ini untuk menyelidiki mendesain eksperimen,
terlaksana, maka permasalahan yang mengumpulkan, menguji dan
dipeerlukan LKS diberikan oleh guru. menganalisis data.
yang dapat
membantu siswa
dalam
mengerjakannya)
3. Identifikasi Mengawasi siswaMenyelidiki hubungan serta
dalam melakukanmengemukakan pertanyaan dan
penyelidikan. menguji hipotesis terhadap data
yang telah didapat.
4. Pembentukan Mengawasi siswa Menemukan konsep, mengenali
konsep (pada dalam melakukan konsep dan membentuk konsep
tahap ini siswa pembentukan kosep. melalui penyelidikan bukan
dapat diberikan melalui informasi guru.
kesempatan
untuk
menggunakan
internet dalam
mengumpulkan
berbagai
referensi
maupun dari
media lain
seperti buku
bacaan, artikel
dan sumber
bacaan lainnya.)
5. Aplikasi Mengawasi siswa Mengaplikasikan konsep yang
dalam membentuk telah dibentuk kedalam bentuk
No. Fase Inkuiri Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Terbimbing
konsep menjadi baru misalnya latihan,
bentuk lain. memadukan dengan
pengetahuan baru dan membuat
dalam penelitian baru.
6. Evaluasi Meminta perwakilan Mempresentasikan hasil diskusi
dari setiap kelompok yang telah diperoleh.
mempresentasikan
hasil diskusi didepan
kelas.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/I
Materi Pokok : Fluida Statis
Sub Materi Pokok : Tegangan Permukaan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.
3.1 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik
yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida
untuk mempermudah suatu pekerjaan

III. Tujuan Pembelajaran


1. Menjelaskan konsep tegangan permukaan
2. Menganalisis hubungan antara konsep tegangan permukaan terhadap gejala fisika
dalam kehidupan sehari - hari
IV. Materi Pembelajaran
TAGANGAN PERMUKAAN ZAI CAIR
Alam merupakan perangkat pembelajaran terlengkap yang diciptakan Alloh SWT
kepada manusia. Melalui firmanNya : Iqro!, Bacalah dengan menyebut nama TuhanMu,
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. , Artinya, kita sebagai manusia harus dapat
membaca berbagai fenomena alam sebagai bahan belajar, sehingga manusia yang diberi
amanah menjadi khalifah diharapkan menjadi arif dan bijak dalam merespon tiap
peristiwa.Salah satu fenomena alam berkaitan dengan fisika adalah adanya tegangan
permukaan zat cair. Secara konsep , tegangan permukaan adalah kecenderungan zat cair
untuk meregang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic.
Salah satu contoh peristiwa alam berkaitan dengan hal diatas adalah , ditunjukan pada
gambar dibawah ini ;

Ketika kita makan bakso, akan terasa kurang enak Saat kita mencuci pakaian, maka Jika
sudah dingin, kenapa ?? akan lebih bersih jika diberi detergen,

kenapa??
Nyamuk ini seperti hinggap diatas selaput tipis yang transparan.

Secara kuantitatif , tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan


antara gaya tegangan permukaan F dan panjang permukaan d. dimana gaya itu
bekerja.

F
=
d

Model molekul molekul zat cair dalam peristiwa tegangan permukaan !

V. Model Pembelajaran
Model : Discovery learning model
Metode : Ceramah, tanya jawab, proyek, demonstrasi dan diskusi kelompok
Pendekatan : Saintifik
VI. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media
Alat demonstrasi, video
Sumber Belajar
Douglas C, Giancoli. 2001.Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Hewitt, Paul G. Conceptual Physics, 11th ed., Pearson Education, Inc.
Kumpulan karya guru sekolah menengah umum. ITSF

VI. Langkah-langkah Kegiatan

No Aktivitas Pembelajaran Tahapan

Pendahuluan (10 menit)

1 Salam pembuka

2 Guru meminta siswa duduk berdasarkan kelompok yang telah


ditentukan. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 3 orang.
Guru membangun pengetahuan awal siswa dengan memberi
3 tayangan video tentang berbagai fenomena yang menggambar
peristiwa tegangan permukaan.
Guru menyampaikan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran
4
dan kompetensi yang akan dicapai

Kegiatan Inti (70 menit)

Mengamati
1 Guru mendemonstrasikan mengenai fenomena tegangan Stimulasi
permukaan dengan menggunakan alat demosntrasi yang telah
disediakan.
- Siswa mengamati dan membuat hipotesis tentang hasil
2 pengamatannya
- Guru menilai keterampilan siswa mengamati
Menanya Problem
- Siswa mendiskusikan hasil temuan yang didapat dari proses Statement
mencermati yang didemonstrasikan guru
3 - Siswa mengidentifikasi besaran-besaran apa saja yang
terdapat dalam demostrasi yang dilakukan oleh guru
- Guru menilai keterampilan siswa dalam mengungkap
permasalahan yang disajikan oleh guru.
- Guru membagikan LKS
Mencoba
- Siswa melaksanakan praktikum sesuai dengan LKS yang
dibagikan Data
4
- Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan Collection
membimbing/ menilai keterampilan mencoba, menggunakan
alat, dan mengolah data, serta menilai kemampuan siswa
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah.
Mengasosiasi
- Menganalisis data yang diperoleh dari praktikum Data
5
- Menerapkan konsep tegangan permukaan dan Processing
membandingkannya dengan data yang diperoleh dengan
praktikum.
- Siswa membuat sebuah kesimpulan berdasarkan kegiatan
praktikum dan proses membandingkan dengan hasil secara
6 analisis. Verivication
- Guru membimbing dan menilai kemampuan siswa
menganalisis dan merumuskan kesimpulan.
Mengkomunikasikan
- Kelompok mendiskusikan, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah tentang
percobaan
7 Generalization
- Kelompok mendiskusikan dan menjawab soal yang di berika
guru.
- Guru membimbing dan menilai kemampuan siswa
berkomunikasi lisan dan tulisan baik perorangan maupun
kelompok
Penutup (10 menit)

1 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang


memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
3 Guru memberikan penguatan kepada siswa sekaligus salam
penutup

Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa:
Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is
not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him
self (Lefancois dalam Emetembun, 1986). Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget
yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Bruner memakai model yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono, 1996). Model
Discovery Learning adalah memahami konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005). Discovery terjadi
bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process
sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001).
Dengan mengaplikasikan model Discovery Learning secara berulang-ulang dapat
meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan model
Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus
ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus
Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

Konsep
Model Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-
konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner
tentang kategorisasi yang nampak dalam Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan
kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-
kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas
& difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events).
Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan
siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu,
meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3)
Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah
(Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua
kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula.
Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-
contoh (obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar
kriteria tertentu.
Dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan
mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar
perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini
dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang
mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam
proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada
manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam
berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap
enaktive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami
lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan
pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui
bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang
telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang
seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana
teori perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan
sesuatu melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk
menyesuaikan beratnya dengan berat temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada
fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia
menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic (Syaodih,
2001).
Karakteristik yang paling jelas mengenai Discovery sebagai model mengajar ialah
bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah
lebih berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru
menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada
pelajar. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan
pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.
Langkah-langkah Discovery Learning Model
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,
ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum sebagai berikut:
a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini
Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal
yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-
teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk
mengeksplorasi dapat tercapai.
Media yang dapat digunakan adalah dengan video yang berisi tentang kejadian dalam
kehidupan sehari-hari mengenai tegangan permukaan. Selain dengan menggunakan video
juga dapat menggunakan alat demonstrasi. Yang harus menjadi perhatian penting adalah
bahwa media yang digunakan harus memberikan sesuatu yang dapat memberikan
pertentangan-pertentangan di dalam diri siswa sehingga menarik perhatian siswa dan mau
ikut serta dalam menemukan solusinya.
b. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004), sedangkan
menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
Pada tahap ini agar tidak terjadi ketidakteraturan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran maka guru membagikan LKS kepada siswa, berikut adalah LKS yang dapat
digunakan sesuai dengan model pembelajaran discovery:

LEMBAR KERJA SISWA


TEGANGAN PERMUKAAN

A. Tujuan
1. Siswa dapat memahami konsep tegangan permukaan.
2. Siswa dapat menghitung gaya tegang permukaan dan menyelesaikan soal analisis
dan soal hitungan berdasarkan konsep tegangan permukaan.

KEGIATAN
1. STIMULASI

Apakah yang menjadi persamaan dari situasi dan kondisi berdasarkan gambar-gambar
diatas?
Apakah yang menyebabkan situasi dan kondisi tersebut berada pada keadaan yang
sama?
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Tuliskan hipotesis (kesimpulan awal) dari permasalahan yang akan dipecahkan.
a. ...............................................................................................................
b. ..............................................................................................................
c. ................................................................................................................
d. ................................................................................................................

3. PENGUMPULAN DATA
Alat dan Bahan
1. Sebutkan alat-alat apa saja yang digunakan untuk menunjukkan tegangan
permukaan.
2. Isikan alat-alat yang digunakan pada tabel berikut!
No Nama Alat Jumlah
1
2
3
4
5
6

3. Tuliskan bahan-bahan yang diperlukan dalam tabel berikut!


No Nama Bahan Jumlah
1
2
3
4
5

4. CARA KERJA

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
5. PENGOLAHAN DATA

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
6. PEMBUKTIAN (Praktik dengan teori)
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

7. GENERALISASI (Kesimpulan)

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
c. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
(Djamarah, 2002).
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa
akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu
mendapat pembuktian secara logis
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing (Syah, 2004). Verification menurut Bruner, bertujuan agar
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004). Berdasarkan hasil verifikasi
maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.
KRITERIA PENILAIAN
(Secara Umum)

Ahli bidang studi dan ahli media dalam melakukan evaluasi perlu
mempertimbangkan kriteria penilaian/evaluasi. Kriteria penilaian dimaksud merupakan
pedoman penilai dalam melaksanakan penilaian media pendidikan baik yang berkait
dengan software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras).
Kriteria Penilaian Perangkat Lunak (software)
Kriteria penilaian perangklat lunak (software) media pendidikan dibagi menjadi dua
bagian yaitu kriteria penilaian yang menyangkut fisik perangkat lunak dan kriteria
penilaian yang menyangkut isi perangkat lunak.
Contoh kriteria:
A. Kriteria Fisik Perangkat Lunak
1. Kriteria penilaian fisik program kaset audio
a. Setiap program kaset audio disertai buku penyerta/petunjuk pemaikaian.
b. Menggunakan pita (kaset) standar/bermutu
c. Menggunakan pita (kaset) ukuran C 60 atau C 90
d. Disertai lembar evaluasi
e. Memiliki kantong (wadah) untuk melindungi buku penyerta, pita (kaset audio), dan
lembar evaluasi.
f. Kaset dan kantong diberi label yang memuat judul, sasaran, bidang studi, dan
durasi/lama putar.
2. Kriteria Penilaian Fisik Program Slide
a. Setiap program slide disertai buku penyerta/petunjuk pemakaian.
b. Menggunakan film positif berwarna ukuran 35 mm (standar)
c. Menggunakan bingkai (frame) standar dan bermutu
d. Setiap bingkai diberi judul program dan nomor urut dari program tsb.
e. Setiap frame dimasukkan ke dalam slide file.
f. Disertai dengan lembar evaluasi
g. Memiliki kantong untuk melindungi buku penyerta, slide, dan lembar evaluasi.
h. Kantong program memiliki label yang memuat judul, sasaran, bidang studi, dan
durasi.
3. Kriteria Penilaian Fisik Program Video/VCD
a. Setiap program video disertai dewngan buku petunjuk pemaikaian/ penyerta.
b. Menggunakan pita (kaset) video yang standar dan bermutu
c. Pada setiap pita (kaset) video dicantumkan judul program, bidang studi, dan sasaran.
d. Pada setiap pita (kaset) video disertai dengan tanda lolos sensor
e. Disertai dengan lembar evaluasi
f. Memiliki kantong untuk tempat untuik melindungi buku penyerta, pita (kaset) video,
lembar evaluasi.
g. Setiap kantong program memiliki label yang memuat judul, sasaran, bidang studi,
dan durasi.

B. Kriteria Penilaian Isi Perangkat Lunak (Kriteria Khusus)


1. Kaset Audio
a. Segi materi
1) sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
2) mudah dimengerti
3) sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
4) Bahan disajikan dari yang mudah menuju sulit
5) Tidak banyak menggunakan kata-kata sulit
b. Segi Narasi
1) Volume suara cukup baik
2) intonasi suara cukup baik
3) gaya bahasa
4) Kejelasan ucapan
5) Tempo ucapan
c. Segi Musik/Efek suara
1) Ilustrasi musik mendukung program
2) Efek suara mendukung program
3) Ilustrasi musik/efek suara tidak terlalu keras
2. Slide Suara
a. Segi materi
1) sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
2) mudah dimengerti
3) sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
4) Bahan disajikan dari yang mudah menuju sulit
5) Tidak banyak menggunakan kata-kata sulit
b. Segi Narasi
1) Volume suara cukup baik
2) intonasi suara cukup baik
3) gaya bahasa
4) Kejelasan ucapan
5) Tempo ucapan
c. Segi Visualisasi
1) ukuran gambar
2) komposisi gambar
3) warna gambar
4) ketajaman gambar
5) Pencahayaan gambar
6) ilustrasi mendukung gambar
7) huruf mudah digambar
8) caption/grafis menarik
d. Segi Musik/Efek suara
1) Ilustrasi musik mendukung program
2) Efek suara mendukung program
3) Ilustrasi musik/efek suara tidak terlalu keras
e. Segi Penyajian
1) sistematis
2) Pergantian gambar tidak terlalu cepat
3. Kaset Video/VCD
a. Segi materi
1) sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
2) mudah dimengerti
3) sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
4) Bahan disajikan dari yang mudah menuju sulit
5) Tidak banyak menggunakan kata-kata sulit
b. Segi Narasi
1) Volume suara cukup baik
2) intonasi suara cukup baik
3) gaya bahasa
4) Kejelasan ucapan
5) Tempo ucapan
c. Segi Visualisasi
1) ukuran gambar
2) komposisi gambar
3) warna gambar
4) ketajaman gambar
5) Pencahayaan gambar
6) ilustrasi mendukung gambar
7) huruf mudah digambar
8) caption/grafis menarik
d. Segi Musik/Efek suara
1) Ilustrasi musik mendukung program
2) Efek suara mendukung program
3) Ilustrasi musik/efek suara tidak terlalu keras
e. Segi Penyajian
1) sistematis
2) Pergantian gambar tidak terlalu cepat

Kriteri Penilaian Perangkat Keras (hardware) Media Pendidikan


Kriteria penilaian perangkat keras (hardware) media pendidikan dibagi menjadi dua
bagian yaitu kriteria yang bersifat umum dan kriteria penilaian yang bersifat khusus.
Kriteria umum berlaku untuk semua jenis perangkat keras media pendidikan, seperti:
1. Praktis, kuat, dan mudah dioperasikan
2. Suku cadang mudah didapat
3. memberikan perlindungan keamanan bagi pemakai.
4. standar untuk digunakan di Indonesia
5. ...........................
Kriteria khusus perangkat media pendidikan yang bersifat khusus berlaku hanya
untuk jenis perangkat keras yang yang bersangkutan. Kriteria ini merupakan pedoman bagi
penilai media pendidikan dalam menilai spesifikasi teknis yang dimiliki oleh setiap
perangkat keras yang akan dinilai.

Contoh Instrumen Penilaian


PENILAIAN SEGI FISIK PROGRAM AUDIO
Judul :
Sasaran :
Durasi :
Pemakaian : Klasikal/kelompok kecil/individual

Nilai
No Aspek yang dinilai S CS KS TS
4 3 2 1
1 Buku
2 Wadah Program
3 Label

Keterangan:
S = sesuai
CS = cukup sesuai
KS = kurang sesuai
TS = tidak sesuai
PENILAIAN SEGI FISIK PROGRAM AUDIO
Judul :
Sasaran :
Durasi :
Pemakaian : Klasikal/kelompok kecil/individual

Nilai
No Aspek yang dinilai S CS KS TS
4 3 2 1
1 MATERI
Sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan
2 Mudah dimengerti
3 Sesuai dengan tingkat kemampuan
4 Bahan disajikan dari sewderhana
menuju ke hal yang kompleks
5 Bahan disajikan dari mudah ke sulit
6 NARASI
Volume suara
7 Intonasi suara
8 Gaya bahasa
8 Kejelasan ucapan
10 Tempo ucapan
11 Bahasa sederhana/tepat/mudah
dipahami
12 Tidak menggunakan kata-kata sulit
13 MUSIK/EFEK SUARA
Ilustrasi musik mendukung program
14 Efek suara mendukung program
15 Ilustrasi musik dan efek suara tidak
terlalu keras

Keterangan:
S = sesuai
CS = cukup sesuai
KS = kurang sesuai
TS = tidak sesuai
PENUTUP

Kesimpulan
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikirandan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Setiap jenis media
memiliki kemampuan dan karakteristik atau fitur spesifik yang dapat digunakan untuk
keperluan yang spesifik pula. Fitur-fitur spesifik yang dimiliki oleh sebuah media
pembelajaran membedakan media tersebut dengan jenis media yang lain. Berdasarkan fitur
yang dimilikinya media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: (1) media cetak/teks;
(2) media pameran/display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/motion pictures; (5)
multimedia; (5) media berbasis web atau internet.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah menarik perhatian siswa,
membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas
penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata - kata tertulis atau lisan),
mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu
pembelajaran lebih dikondisikan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar,
meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu atau menimbulkan gairah belajar,
melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, meningkatkan kadar keaktifan atau
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran fisika sangat di perlukan kemampuan guru untuk menguasai
penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar fisika agar
semua konsep konsep fisika dapat di bahas secara lebih nyata dan tidak terlalu begitu
abstrak dan rumit dalam pikiran siswa.

Anda mungkin juga menyukai