Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Pendekatan Integratif dengan Metode

Elektik dan Tematik


Makalah Ini Disusun Untuk memenuhi Tugas Mata
Kuliah :
Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Dr. H. Tulus Musthofa. LC. MA

Oleh:
Muhammad Mosaddiq Maas
1420410116

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

A. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa arab sampai hari ini masih menjadi fenomena dan problem akut.
Problem tersebut termanivestasikan dalam beberapa hal yang banyak kita temukan dalam
lembaga-lembaga pendidikan di negeri ini, baik di sekolahan umum, madrasah, pondok
pesantren, maupun perguruan tinggi. Sehingga pembelajaran bahasa arab tidak dapat
berkembang dan tidak mampu meningkatkan kualitas bahasa arab peserta didik. Realitas
ironis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
pertama, kualitas dan kompetensi guru yang kurang memadai dan tidak memenuhi
standar guru bahasa arab yang profesional, baik kompetensi secara keilmuan, maupun
kompetensi secara metodologis. Dalam pembelajaran bahasa arab guru tidak begitu
memahami hakikat bahasa yang ia ajarkan dan tidak menggunakan pendekatan, metode dan
strategi yang relevan dan efektif. Permasalahan tentang guru ini sangat rumit, terkadang
ada guru bahasa arab yang memiliki kompetensi keilmuan baik, tapi lemah dan minim
dalam kompetensi metodologis, dan terkadang juga kita temukan guru bahasa arab yang
memiliki kompetensi metodologis, tapi lemah dalam kompetensi keilmuan. Akhirnya,
belum banyak kita temukan guru yang memiliki dua kompetensi tersebut secara baik.
Kedua, peserta didik yang kurang bahkan tidak memiliki semangat dan ambisi untuk
belajar bahasa arab, sehingga menghambat proses pembelajaran dan menjadikan
pembelajaran tidak efektik. Hal ini disebabkan faktor latar belakang peserta didik yang
berbeda-beda, sehingga mempengaruhi niat atau orentasi belajar mereka. Permasalahan
siswa ini tidaklah merupakan faktor utama yang menjadi problem dalam pemebelajaran
bahasa arab, karena murid adalah sebagai objek penerima bahasa, sedangkan guru adalah
pentransfer bahasa kepada siswa dan yang menjadikan bahasa arab suatu hal yang penting
dan menarik.
Ketiga, metode dan strategi pembelajaran bahasa arab yang digunakan belum relevan
atau tidak efektif, sehingga bahasa sulit dan sukar dipelajari, dan murid pada akhirnya
enggan dan malas serta tidak tertarik belajar bahasa arab.
Keempat, fasilitas pembelajaran bahasa arab yang kurang memadahi. Padahal, fasilitas
merupakan unsur urgen dalam pembelajaran bahasa arab. Tapi jika kita perhatikan masih

banyak kita temui lembaga-lembaga pendidikan yang belum memiliki media atau fasilitas
yang memadai, sehingga pembelajaran bahasa arab diajarkan dan disampaikan dengan
media-media yang monoton dan klasik, pada akhirnya siswa merasa jenuh dan tidak
tertarik belajar bahasa arab.
Dan kelima, pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab yang kurang efektif dan tidak
dapat menjadikan siswa tertarik dan merasa senang untuk mempelajari bahasa arab, karena
pendekatan pembelajaran bahasa arab selama ini kurang mempertimbangkan pendekatan
yang berdasarkan pada ilmu psikologi dan lingustik atau psikolingustik. Sehingga bahasa
arab diajarkan dengan menggunakan pendekatan yang tidak sesuai dengan karakter bahasa
arab dan tidak mempertimbangkan psikologis-sosiologis peserta didik.
Untuk memecahkan beberapa problem di atas, maka diharapkan adanya perhatian dari
para guru bahasa arab serta solusi yang relevan dan efektif, sehingga pembelajaran bahasa
arab mengalami perubahan dan peningkatan yang signifikan. Permasalahannya sekarang
adalah bagaimana caranya menjadikan pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan sukses?.
Dengan asumsi, bahwa selama ini penulis merasakan pembelajaran bahasa arab yang ada
belum dilakukan secara integratif, tapi masih dilakukan secara parsial, sehingga hasil
pembelajaran bahasa arab tidak memuaskan atau mengalami kegagalan. Padahal proses
pembelajaran bahasa arab merupakan sebuah sistem yang memiliki beberapa unsur yang
saling terkait. Apabila salah satu unsur dalam sistem pembelajaran bahasa arab tidak
dilakukan dengan baik, maka pembelajaran akan kurang atau tidak berhasil dan tidak
efektif. Unsur dalam sistem pembelajaran bahasa arab yang dimaksud adalah guru, siswa,
pendekatan, metode dan strategi, materi, fasilitas dan lingkungan. Unsur-unsur tersebut
pasti ada dalam pembelajaran bahasa arab dan harus dijalankan secara bersamaan dan
integratif, tidak dijalankan secara parsial atau beberapa unsur saja.

B. Pembahasan
a. Pendekatan Integratif

Untuk bisa menerapkan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Arab kita
harus terlebih dahulu mengetahui apa itu pendekatan integratif. Pendekatan pembelajaran
integratif adalah seperangkat asumsi yang berisikan wawasan dan aktifitas berfikir dalam
merencanakan pembelajaran dengan memadukan pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan sebagai area isi kegiatan belajar mengajar.
Adapun pendekatan integratif terbagi menjadi dua macam :
1. Intergratif Internal
Yaitu keterkaitan yang terjadi antar bahan pengajaran itu sendiri, misalnya pada waktu
pelajaran bahasa dengan fokus menulis kita bisa memadukan dengan membaca dan juga
sekaligus mendengarkan.
2. Integratif Eksternal
Yaitu keterkaitan antara bidang studi yang lain, misalnya bidang studi bahasa dengan
sains dengan tema lingkungan maka kita bisa meminta siswa atau murid membuat karangan
atau puisi tentang banjir untuk pelajaran bahasanya untuk pelajaran sainsnya kita bisa
menghubungkan dengan reboisasi atau bisa juga pencemaran sungai.
dilihat dari pengertian pendekatan integratif di atas maka penerapan pendekatan ini
bila dipadukan dengan metode-metode yang sesuai dapat mewujudkan tercapainya
pembelajaran bahasa Arab yang efektif dengan empat kompetensi dasarnya yaitu: qiraah,
istima, kitabah, dan kalam.
b. Metode yang dipadukan.
Dalam menerapkan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa, tentu
membutuhkan metode yang menunjang pendekatan tersebut. Karena pada dasarnya
pendekatan hanyalah seperangkat asumsi mengenai sebuah objek yang bersifat aksiomatis,
dan untuk merealisasikan asumsi-asumsi tersebut maka dibutuhkan metode sebagai rencana
dalam penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.1
Metode yang digunakan penulis dalam menerapkan pendekatan integratif mengacu
kepada pembagian pendekatan integratif itu sendiri, yaitu integratif internal dan integratif
1 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang:m Misykat
2009 hlm.8

eksternal. Dalam menjalankan pendekatan integratif internal dipadukan dengan metode


elektik sedangkan untuk integratif eksternal dipadukan metode tematik.
Adapun pengertian dari kedua metode tersebut adalah:
1. Metode Elektik (At-Thariqah Al-Intiqaiyah) : Yaitu metode yang menggabungkan
beberapa metode lain dalam sebuah pembelajaran bahasa. Metode ini muncul atas
asumsi bahwa setiap metode memiliki segi-segi kelebihan dan kekurangan, sehingga
lahirlah metode elektik ini yang menggabungkan beberapa metode untuk menutup
kelemahan dari metode-metode tersebut. 2 Tetapi penggabungan metode-metode ini
hanya bisa dilakukan antar metode yang sehaluan, contoh dalam pembelajaran bahasa
arab metode yang dapat digabunggkan adalah metode langsung dengan metode
tatabahasa dan terjemah atau metode qiroah dengan metode samiyah syafahiyah.3
2. Metode Tematik (At-Thariqah Al-Mauduiyah ): yaitu metode yang menggunakan tema
untuk mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada murid.4 Sedangkan menurut Sutirjo dan Sri Istuti Mamik
bahwa metode tematik merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan
menggunakan tema.5
c. Bentuk integrasi pendekatan dan metode.
Dari penjabaran pendekatan dan metode-metode diatas maka bentuk integrasiinterkoneksi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pembagian pendekatan integratif menjadi dua macam integratif internal
dan eksternal acuan penulis dalam memadukan pendekatan integratif dengan metode elektik
dan metode tematik
1. Integratif internal dengan metode elektik :
Pendekatan ini sesuai jika dipadukan dengan metode elektik, terutama untuk
tercapainya empat kemahiran berbahasa dalam pembelajaran bahasa Arab, dimana
2 Ibid hal 96
3 Ibid hal 97
4 http://ww.m-edukasi.web.id/2012/12/implementasi-metodetematik. diakses 18
Maret 2015
5 Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. Tematik Pembelajaran Efektik dalam Kurikulum
2004. Malang:Bayumedia Publishing. 2005 hal 6

perpaduan antara metode diterapkan dengan harapan dapat menutupi kelemahan


dari setiap metode, sebagai contoh;

penggabungan metode langsung dengan metode tatabahasa dengan cara ketika


guru memberikan kosa kata sekaligus dengan memberikan pengembangan kata
tersebut.

Penggabungan metode qiroah dengan metode terjemah dimana siswa selain


diberi materi untuk dibaca siswa juga diberi latihan untuk menerjemahkan atas
apa yang dibacanya.

Penggabungan metode qiroah dengan metode oral yaitu guru memberikan


kepada siswa materi bacaan berbentuk percakapan, yang setelah membacanya
siswa langsung mempraktekan percakapan tersebut dengan siswa lain.

Penggabungan metode audio lingual dengan metode kitabah dimana siswa


setelah mendengarkan materi diwajibkan menulis apa yang telah didengarnya.

Penggabungan metode oral dengan metode tatabahasa dimana guru


mengadakan latihan percakapan antar siswa tanpa meninggalkan kaidah
bahasanya.

2. Integratif eksternal dengan metode tematik:


Bentuk integrasi pada pendekatan dan metode ini adalah dengan menciptakan
sebuah tema yang dapat memadukan dua mata pelajaran dalam satu pembelajaran.
Bentuk integrasi ini sangat efektif dalam menyingkatkan waktu belajar, dimana
seandainya satu mata pelajaran diberi waktu dua jam, maka jika dua mata pelajaran
membutuhkan waktu empat jam, namun jika pendekatan integratif dan metode
tematik ini diterapkan maka dua mata pelajaran dapat disingkat menjadi dua jam
saja. Sebagai contoh:

Mata pelajaran bahasa Arab dapat di padukan dengan mata pelajaran sejarah
islam dengan cara menghadirkan materi qiroah yang bertemakan sejarah.
Sehingga siswa dapat melatih keterampilan membaca sekaligus menambah
wawasannya akan sejarah islam.

Mata pelajaran bahasa Arab dipadukan dengan matematika dengan cara guru
mengajarkan kosa kata bahasa Arab dengan tema hitungan.

Memadukan penulisan bahasa Arab dengan hafalan Al-Quran, yaitu dengan


memerintahkan siswa menuliskan surat-surat pendek kemudian
menghafalkannya.

C. Penutup
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil dari integrasiinterkoneksi pendekatan integratif dengan metode elektik dan metode tematik dapat
memaksimalkan unsur-unsur dalam pembelajaran bahasa Arab baik dari guru, siswa, metode,
bahkan waktu sekalipun.
Sehingga dengan perpaduan pendekatan dan metode tersebut, diharapkan empat
kemahiran berbahasa Arab dapat terwujud dalam setiap pembelajaran bahasa Arab.

Anda mungkin juga menyukai