Oleh:
Muhammad Mosaddiq Maas
1420410116
A. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa arab sampai hari ini masih menjadi fenomena dan problem akut.
Problem tersebut termanivestasikan dalam beberapa hal yang banyak kita temukan dalam
lembaga-lembaga pendidikan di negeri ini, baik di sekolahan umum, madrasah, pondok
pesantren, maupun perguruan tinggi. Sehingga pembelajaran bahasa arab tidak dapat
berkembang dan tidak mampu meningkatkan kualitas bahasa arab peserta didik. Realitas
ironis tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
pertama, kualitas dan kompetensi guru yang kurang memadai dan tidak memenuhi
standar guru bahasa arab yang profesional, baik kompetensi secara keilmuan, maupun
kompetensi secara metodologis. Dalam pembelajaran bahasa arab guru tidak begitu
memahami hakikat bahasa yang ia ajarkan dan tidak menggunakan pendekatan, metode dan
strategi yang relevan dan efektif. Permasalahan tentang guru ini sangat rumit, terkadang
ada guru bahasa arab yang memiliki kompetensi keilmuan baik, tapi lemah dan minim
dalam kompetensi metodologis, dan terkadang juga kita temukan guru bahasa arab yang
memiliki kompetensi metodologis, tapi lemah dalam kompetensi keilmuan. Akhirnya,
belum banyak kita temukan guru yang memiliki dua kompetensi tersebut secara baik.
Kedua, peserta didik yang kurang bahkan tidak memiliki semangat dan ambisi untuk
belajar bahasa arab, sehingga menghambat proses pembelajaran dan menjadikan
pembelajaran tidak efektik. Hal ini disebabkan faktor latar belakang peserta didik yang
berbeda-beda, sehingga mempengaruhi niat atau orentasi belajar mereka. Permasalahan
siswa ini tidaklah merupakan faktor utama yang menjadi problem dalam pemebelajaran
bahasa arab, karena murid adalah sebagai objek penerima bahasa, sedangkan guru adalah
pentransfer bahasa kepada siswa dan yang menjadikan bahasa arab suatu hal yang penting
dan menarik.
Ketiga, metode dan strategi pembelajaran bahasa arab yang digunakan belum relevan
atau tidak efektif, sehingga bahasa sulit dan sukar dipelajari, dan murid pada akhirnya
enggan dan malas serta tidak tertarik belajar bahasa arab.
Keempat, fasilitas pembelajaran bahasa arab yang kurang memadahi. Padahal, fasilitas
merupakan unsur urgen dalam pembelajaran bahasa arab. Tapi jika kita perhatikan masih
banyak kita temui lembaga-lembaga pendidikan yang belum memiliki media atau fasilitas
yang memadai, sehingga pembelajaran bahasa arab diajarkan dan disampaikan dengan
media-media yang monoton dan klasik, pada akhirnya siswa merasa jenuh dan tidak
tertarik belajar bahasa arab.
Dan kelima, pendekatan dalam pembelajaran bahasa arab yang kurang efektif dan tidak
dapat menjadikan siswa tertarik dan merasa senang untuk mempelajari bahasa arab, karena
pendekatan pembelajaran bahasa arab selama ini kurang mempertimbangkan pendekatan
yang berdasarkan pada ilmu psikologi dan lingustik atau psikolingustik. Sehingga bahasa
arab diajarkan dengan menggunakan pendekatan yang tidak sesuai dengan karakter bahasa
arab dan tidak mempertimbangkan psikologis-sosiologis peserta didik.
Untuk memecahkan beberapa problem di atas, maka diharapkan adanya perhatian dari
para guru bahasa arab serta solusi yang relevan dan efektif, sehingga pembelajaran bahasa
arab mengalami perubahan dan peningkatan yang signifikan. Permasalahannya sekarang
adalah bagaimana caranya menjadikan pembelajaran bahasa Arab yang efektif dan sukses?.
Dengan asumsi, bahwa selama ini penulis merasakan pembelajaran bahasa arab yang ada
belum dilakukan secara integratif, tapi masih dilakukan secara parsial, sehingga hasil
pembelajaran bahasa arab tidak memuaskan atau mengalami kegagalan. Padahal proses
pembelajaran bahasa arab merupakan sebuah sistem yang memiliki beberapa unsur yang
saling terkait. Apabila salah satu unsur dalam sistem pembelajaran bahasa arab tidak
dilakukan dengan baik, maka pembelajaran akan kurang atau tidak berhasil dan tidak
efektif. Unsur dalam sistem pembelajaran bahasa arab yang dimaksud adalah guru, siswa,
pendekatan, metode dan strategi, materi, fasilitas dan lingkungan. Unsur-unsur tersebut
pasti ada dalam pembelajaran bahasa arab dan harus dijalankan secara bersamaan dan
integratif, tidak dijalankan secara parsial atau beberapa unsur saja.
B. Pembahasan
a. Pendekatan Integratif
Untuk bisa menerapkan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa Arab kita
harus terlebih dahulu mengetahui apa itu pendekatan integratif. Pendekatan pembelajaran
integratif adalah seperangkat asumsi yang berisikan wawasan dan aktifitas berfikir dalam
merencanakan pembelajaran dengan memadukan pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan sebagai area isi kegiatan belajar mengajar.
Adapun pendekatan integratif terbagi menjadi dua macam :
1. Intergratif Internal
Yaitu keterkaitan yang terjadi antar bahan pengajaran itu sendiri, misalnya pada waktu
pelajaran bahasa dengan fokus menulis kita bisa memadukan dengan membaca dan juga
sekaligus mendengarkan.
2. Integratif Eksternal
Yaitu keterkaitan antara bidang studi yang lain, misalnya bidang studi bahasa dengan
sains dengan tema lingkungan maka kita bisa meminta siswa atau murid membuat karangan
atau puisi tentang banjir untuk pelajaran bahasanya untuk pelajaran sainsnya kita bisa
menghubungkan dengan reboisasi atau bisa juga pencemaran sungai.
dilihat dari pengertian pendekatan integratif di atas maka penerapan pendekatan ini
bila dipadukan dengan metode-metode yang sesuai dapat mewujudkan tercapainya
pembelajaran bahasa Arab yang efektif dengan empat kompetensi dasarnya yaitu: qiraah,
istima, kitabah, dan kalam.
b. Metode yang dipadukan.
Dalam menerapkan pendekatan integratif dalam pembelajaran bahasa, tentu
membutuhkan metode yang menunjang pendekatan tersebut. Karena pada dasarnya
pendekatan hanyalah seperangkat asumsi mengenai sebuah objek yang bersifat aksiomatis,
dan untuk merealisasikan asumsi-asumsi tersebut maka dibutuhkan metode sebagai rencana
dalam penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.1
Metode yang digunakan penulis dalam menerapkan pendekatan integratif mengacu
kepada pembagian pendekatan integratif itu sendiri, yaitu integratif internal dan integratif
1 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang:m Misykat
2009 hlm.8
Mata pelajaran bahasa Arab dapat di padukan dengan mata pelajaran sejarah
islam dengan cara menghadirkan materi qiroah yang bertemakan sejarah.
Sehingga siswa dapat melatih keterampilan membaca sekaligus menambah
wawasannya akan sejarah islam.
Mata pelajaran bahasa Arab dipadukan dengan matematika dengan cara guru
mengajarkan kosa kata bahasa Arab dengan tema hitungan.
C. Penutup
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil dari integrasiinterkoneksi pendekatan integratif dengan metode elektik dan metode tematik dapat
memaksimalkan unsur-unsur dalam pembelajaran bahasa Arab baik dari guru, siswa, metode,
bahkan waktu sekalipun.
Sehingga dengan perpaduan pendekatan dan metode tersebut, diharapkan empat
kemahiran berbahasa Arab dapat terwujud dalam setiap pembelajaran bahasa Arab.