Anda di halaman 1dari 7

METODE EKLEKTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Ganjaran Gusti Agung


Pendidikan Bahasa Arab - Pascasarjana IAIN Kediri
e-mail: boyagung70.ba@gmail.com

ABSTRAK
Dalam pembelajaran bahasa arab sangat diperlukan suatu metode yang relevan, supaya
kenyamanan dan kemudahan dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai secara efisien.
Apabila terjadi ketidakcapaian dalam proses pembelajaran, maka akan menjadi sulit dan tidak
nyaman. Salah satu pembelajaran bahasa arab yang relevan adalah al-thariqal al intiqaiyyah atau
metode eklektik. Metode eklektik adalah metode yang merupakan campuran dalam metode-
metode pilihan. Metode ini adalah metode yang menggabungkan beberapa metode sesuai
kebuthan atas dasar pertimbangan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan
pelajar, bahkan kondisi guru. Oleh karena itu, akan dijelaskan tentang al-thariqah al-intiqaiyyah
atau metode eklektik beserta implementasinya dalam pembelajaran bahasa arab.
Kata Kunci: metode, al thariqah al-intiqaiyyah, pengajaran, bahasa arab.

PENDAHULUAN
Hal yang seringkali menjadi sorotan dalam pembelajaran Bahasa Arab atau bahasa
asing lainnya adalah metode apa yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut, karena
salah satu faktor penentu sukses atau tidaknya suatu pembelajaran seringkali dinilai dari sisi
pemilihan dan penggunaan metode, sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mengajarkan
materi tersebut. Banyak sekali berbagai macam metode dalam pengajaran bahasa dan masing-
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tetapi, apabila guru dapat memilih dan
menggunakannya dengan tepat yang sesuai dengan tujuan, materi, kemampuan siswa, guru, dan
keadaan waktu serta media pembelajaran yang memadai, maka dapat tercapai apa yang
diharapkan dalam proses belajar mengajar.
Sebuah metode lahir karena ketidak puasan terhadap metode lain sebelumnya, tapi pada
waktu yang sama metode baru itu terjebak dalam kelemahan yang dahulu menjadi penyebab
lahirnya metode yang dikritiknya itu. Metode-metode datang silih berganti dengan kekuatan dan
kelemahan yang datang silih berganti pula.1
Pengajaran bahasa Arab menghadapi kondisi yang berbeda-beda antara satu negeri dan
negeri lain, antara satu Lembaga dengan Lembaga yang lain. Salah satu metode pengajaran yang
dapat digunakan dalam pengajaran bahasa Arab adalah metode Eklektik (al-Thariqah al-
Intiqaiyyah) yaitu suatu metode yang mengandung arti pemilihan dan penggabungan antara
1
Ahmad Rifa’I, Juli 2015, “Implementasi Thariqah Al-Intiqaiyyah (Metode Eklektik) Pada Pembelajaran Bahasa
Arab di MTsN Kediri 1”, Jurnal Realita, Volume 13 No. 2, hal 162.
metode gramatika terjemah, metode langsung, metode membaca, audio-lingual baik sebagian
maupun keseluruhan. Dalam hal ini metode ini tidak dapat dikatakan mana yang paling baik,
karena setiap metode memiliki landasan-landasan teoritis dan empiris.
Guru bahasa Arab memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
pembelajaran yang dilaksanakan, dan guru bahasa Arab harus memikirkan dan membuat
perancanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas pengajarannya. Dalam menggunakan metode untuk mengajar, guru harus
menguasai dan paham, karena dengan metode yang menarik dan bervariasi siswa akan mudah
tertarik dan senang untuk belajar.

PEMBAHASAN
Metode Eklektik
Metode dalam bahasa Inggris disebut method yaitu cara. Metode dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia ialah cara yang telah teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud
(dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). Apabila kata metode disandingkan dengan kata
pembelajaran, maka berarti suatu cara untuk sistem yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam
arti lain, metode pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan
mengarahkan perkembangan seseorang khususnya proses belajar mengajar. Adapun prinsip-
prinsip metode pembelajaran, yaitu:
1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan
dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dengan lingkungannya.
2. Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik Masyarakat madani, yaitu bebas
berekspresi dari ketakutan.
3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi, dimana siswa akan
memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan, dan penerapannya sesuai
dengan kriteria atau tujuan pembelajaran. Proses belajar diorientasikan pada pengembangan
kepribadian yang optimal dan didasarkan pada nilai-nilai ilahiah. 2 Diantara beberapa metode
yang biasa dipakai dalam proses pembelajaran adalah metode eklektik.
Metode eklektik (al-thariqah al-intiqaiyyah) adalah metode yang merupakan campuran
dalam metode-metode pilihan. Metode ini adalah metode yang menggabungkan beberapa metode
sesuai kebuthan atas dasar pertimbangan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan
pelajar, bahkan kondisi guru. Metode eklektik merupakan kreativitas para pengajar bahasa arab
untuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa arab, dan memberikan kebebasan kepada
mereka untuk menciptakan variasi metode.
Melalui metode ini, siswa dapat diberi latihan misalnya, latihan percakapan dalam
bahasa asing yang dapat dilakukan secara individua tau berkelompok antar siswa atau guru

2
Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 30.
dengan siswa. dalam prakteknya, metode eklektik dapat diterapkan dalam situasi pengajaran di
depan kelas, dengan persiapan yang baik dan kesungguhan dalam mempraktikkan metode ini.3

Latar Belakang Metode Eklektik


Metode ekliktik ini lahir berawal dari ketidak puasan terhadap metode lain atau metode
sebelumnya. Tapi, pada waktu yang sama metode itu terjebak dalam kelemahan yang dahulu
menjadi penyebab lahirnya metode yang dikritiknya. Metode-metode datang silih berganti
dengan kekuatan dan kelemahan yang silih berganti pula. Moh. Mansyur menjelaskan beberapa
pandangan munculnya metode ini, yaitu :
1. Setiap metode mempunyai kelebihan yang mungkin bisa dimanfaatkan dalam mengajarkan
bahasa asing.
2. Tidaklah terdapat suatu metode yang betul-betul mulus (teladan), dan tidak pula terdapat
suatu metode jelas-jelas salah. Yang benar, setiap metode mempunyai kelebihan dan
kelemahan.
3. Tidaklah terdapat suatu metode yang cocok untuk semua tujuan, untuk semua peserta didik,
untuk semua guru dan tidak pula untuk semua program/materi pengajar.4
Adapun ciri-ciri metode ini adalah:
1. Pengajaran bahasa harus bermakna dan nyata
2. Penerjemahan adalah kemampuan bahasa khusus dan tidak tepat untuk pelajar pemula
3. Tidak menekankan pada hafalan, mimic, dan mempraktekkan struktur gramatika bahasa
4. Pengajar bahasa harus diterapkan dengan menggunakan bahasa target
5. Membaca keras itu sebenarnya bukan model atau inti dari pembelajaran membaca, akan
tetapi hanya sebagai pengenalan huruf dan menyambungkan antar huruf dan kata atau
kalimat.5
Langkah-langkah Penggunaan Metode Eklektik
Menggunakan metode eklektik (Al-Thariqah Al-Intiqaiyyah) ini dalam pengajaran
bahasa asing adalah memanfaatkan kelebihan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan
metode lain. Misalnya seorang guru bermaksud untuk melatih keterampilan berbicara sekaligus
teks bacaan dan kaidah gramatika, maka guru dapat mengkolaborasikan metode langsungg (al-
trariqah al-mubasyirah) dengan metode kaidah dan terjamah ditambah dengan metode
membaca.
Terlihat dari sini bahwa kegiatan belajar mengajar akan menjadi variative, tidak
terfokus pada satu kegiatan. Maka penggabungan ini diharapkan akan membuat para pelajar
termotivasi dalam belajar bahasa asing. Langkah yang digunakan untuk menggunakan metode ini
fleksibel, misalnya langkah yang ditempuh adalah:
3
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung, Humaniora, 2009, hlm. 111
4
Moh, Mansyur. Materi Pokok Bahasa Arab I. (Depertemen Agama: 1996), 180.
5
Fitri, Alrasi. Penggunaan Metode Eklektik Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Di Akper Aisyiyah Padang. Kajian
dan pengembangan umat 1, No. 1 (2018), 95.
1. Pendahuluan, sebagaimana metode lain.
2. Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek, dengan tema kegiatan sehari-
hari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-
gerakan, isyarat-isyarat, gambar-gambar, atau dramatisasi-dramatisasi.
3. Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan
dialog-dialog yang disajikan sampai lancer.
4. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog dengan teman-temannya secara
bergiliran.
5. Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari, mereka diberi teks bacaan
yang temanya berkaitan dengan dialog-dialog tadi.
6. Jika terdapat kosakata yang sulit, guru memaknainya mula-mula dengan isyarat, atau
gerakan, atau gambar, atau lainnya.
7. Guru mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam teks bacaan, lalu membahasnya
seperlunya.
8. Guru menyuruh para pelajar menelaah bacaan, lalu mendiskusikan isinya.
9. Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi
bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaannya bisa secara individual atau kelompok, sesuai
dengan situasi dan kondisi. Jika tidak memungkinkan karena waktu, misalnya guru
menyajikkannya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-masing
murid/siswa.6
Kelebihan dan Kekurangan Metode Eklektik
Adapun kelebihan menggunakan metode eklektik adalah sebagai berikut:
1. Kegiatannya lebih variative
2. Guru lebih bersemangat dan energik dalam mengajar
3. Siswa tidak cepat bosan dalam belajar
4. Kemampuan siswa lebih merata
Sedangkan kekurangan metode eklektik ini dalam pengajaran bahasa adalah:
1. Belum tentu semua guru bersedia melakukan serangkaian kegiatan yang begitu banyak
dan bervariasi.
2. Kesediaan guru, siswa dan alokasi waktu nampaknya akan bermasalah.
3. Dibutuhkan waktu yang lebihh banyak.
4. Menuntut adanya guru yang segala bisa dan energik.7

Bentuk-bentuk Penggabungan Metode Eklektik dalam Bahasa Arab


a. Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran
bahasa diatur secara gradual sesuai dengan level atau tingkat pembelajaran yang diikuti oleh
pembelajar

6
Ulin Nuha, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva Press, 2012) hlm. 198-199.
7
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 100.
b. Beberapa ahli pengajaran bahasa di Amerika dan Eropa menyaranan beberapa model yang
menjembati latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan komunikatif. Paulston (1971)
mengenalkan tiga corak drill :
Manipulatif > Bermakna >Komunikatif
Rivers (1973) menggunakan istilah lain
Manipulatif > Semi-komunikatif> komunikatif
Contoh :
 Drill manipulatif :

 Drill semi komunikatif

 Drill komunikatif
c. Penyingkatan jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif. Dalam
metode audio-lingual murni, latihan-latihan manipulatif-mekanistis bias berjalan lebih
dari 16 minggu (empat bulan), baru setelah itu diberikan latihan komunikatif. Dalam
metode eklektik, jarak itu bisa dipersingkat.
d. Modifikasi dan pengembangan bahan ajar, sebagai misal untuk materi tata bahasa dari
deduktif menjadi induktif, dari pengetahuan menjadi penerapan. Untuk meteri
percakapan, dari materi berbentuk dialog untuk dihafalkan, dikembangkan atau ditambah
dengan materi latihan yang kongkrit dan konseptual. Materi bacaan yang dalam
audiolingual ditekankan pada pelafalan dan penguasaan pola-pola kalimatnya,
dikembangkan dengan latihan-latihan analisis model metode membaca dan seterusnya.
Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan
menulis, yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan
kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memerlukan kemampuan membaca
dari pada kemampuan berbicara.8

Implementasi Metode Eklektik


Seperti apa yang telah dipaparkan di atas bahwasannya metode eklektik ini paling tidak
ada dua model metode dalam metode eklektik ini, salah satunya yaitu metode fungsional.
Menurut Mahmud Kamil Al-Naqoh (1985 : 112) langkah-langkah pembelajaran dengan metode
fungsional antara lain sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kosa kata baru dalam kalimat sempurna yang disampaikan secara lisan,
dengan menggunaka media visual atau audio, atau audio-visual sekaligus, atau peragaan dan
lain sebagainya. Pada tahap ini, siswa mulai fokus mendengarkan kalimat yang asing bagi
mereka dengan menggunakan indra pendengaran.
b. Guru mengulangi penyampaian kalimat tadi dengan pelafalan yang benar (sebagai model
untuk ditirukan). Pada tahap ini guru harus berupaya agar siswanya benar-benar memahami
konteks kalimat yang diajarkannya (melalui bantuan medi), lalu melatih pengucapannya
baik secara bersama-sama maupun secara individu.
c. Guru menuliskan kalimat yang diucapkan tadi di papan tulis, agar siswa dapat melihat
bentuk tulisannya dan membacanya dalam hati melalui penglihatannya.
d. Guru mengulangi pengucapan kalimat dan mulai menyampaikan beberapa pertanyaan
sederhana seputar kalimat yang diajarkan, diawali dengan pertanyaan yang paling mudah,
untuk mengecek tingkat pemahaman siswa.
Kalau ada siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan,
menurut ukuran metode ini, guru dianggap belum berhasil menyampaikan pelajaran. Oleh karena
8
Ahmad Rifa’i, Juli 2015, “Implementasi Thariqah Al-Intiqaiyyah (Metode Eklektik) Pada Pembelajaran Bahasa
Arab di MTsN Kediri 1”, Jurnal Realita, Volume 13 No. 2, hal 167.
itu, ia harus mengulanginya. Kalau guru sudah merasa yakin bahwa semua siswanya dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan pelafalan yang benar, baru bisa
melangkah ke bagian berikutnya. Tahap ini, mungkin menghabiskan 20 menit atau lebih. Setelah
itu, guru meminta siswa untuk membuka dan membaca materi yang sudah disampaikan secara
lisan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu metode Al-
thariqah al-intiqiyyah lahir sebagai bentuk usaha penggabungan dari metode yang sudah lahir
terdahulu, kemudian metode ini tidak dikembangkan berdasarkan teori linguistic dan psikologi
tertentu, melainkan berdasarkan asumsi. Metode ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu
tujuan dari beberapa metode yang dipilih dan digabungkannya, sehingga keterampilan bahasa
bisa teramu semua pada metode ini.
Kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan metode ini adalah metode ini menjadi
seadanya jika guru itu menggunakan sistem semau guru dan bisa dikatakan metode ini menjadi
ideal jika guru tersebut menguasai semua metode dan dapat mengambil secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Alrasi, Fitri. Penggunaan Metode Eklektik Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab Di Akper
Aisyiyah Padang. Kajian dan pengembangan umat 1, No. 1. 2018.
Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora. 2009.
Mansyur, Moh. Materi Pokok Bahasa Arab I. Depertemen Agama. 1996.
Muna, Wa. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Teras. 2011
Nasih, Ahmad Munjin. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
PT Refika Aditama. 2009.
Nuha, Ulin. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Diva Press. 2012.
Rifa’I, Ahmad. Juli 2015, “Implementasi Thariqah Al-Intiqaiyyah (Metode Eklektik) Pada
Pembelajaran Bahasa Arab di MTsN Kediri 1”, Jurnal Realita, Volume 13 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai