Anda di halaman 1dari 8

BAB II

A. Metode Elektik
1. Pengertian Metode
Beberapa pengertian metode menurut para ahli salah satunya adalah
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psychology of Education with
Pendekatan baru :

Metode secara harfiah berarti "cara". Dalam mata uang bersama


Metode didefinisikan sebagai cara melakukan suatu tindakan atau cara-cara
Lakukan kegiatan menggunakan fakta dan konsep
Sistematis.1
Menurut Saiful Bahri Djamarah, “Caranya adalah digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2 Menurut pusat Bahasa Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, cara adalah caranya yang diatur dan
diawasi untuk mencapai suatu tujuan.3 Kesimpulan dari pemahaman ini bahwa
metode umumnya adalah akurat dan cepat dalam hal melewati mata sebuah
pelajaran
2. Pengertian Metode Elektik
Metode pembelajaran bahasa Arab eklektik adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada menyimak (istima'), berbicara (kalam), membaca (qira'ah) dan
menulis (kitabah). Pertama, kenali beberapa bentuk dasar bagaimana metode
tersebut muncul.4 .
Metode elektrik dapat diartikan sebagai metode campuran bahasa Indonesia,
kombinasi atau gado-gado (metode pilihan). Metode Eklektik Teknik dapat
dilakukan ketika menyajikan materi pembelajaran asing di depan kelas dengan
melalui beberapa kombinasi metode yang berbeda. metode langsung
digunakan/diterapkan dalam mode pembelajaran dan metode tata bahasa-
terjemahan juga digunakan dengan membaca.
Oleh karena itu, metode ini merupakan campuran dari unsur-unsur yang
terdapat dalam metode Langsung dan metode penerjemahan tata bahasa, proses
pembelajarannya menekankan pada keterampilan berbicara, menulis, membaca
dan memahami makna tertentu. Dengan metode ini, pelatihan dapat diberikan
kepada siswa, misalnya: berlatih percakapan bahasa asing, yang dapat dilakukan
sendiri atau dalam kelompok antara siswa atau antara guru dan siswa. Topik
diskusi tidak didefinisikan secara ketat, siswa dapat berbicara dengan bebas dalam
bahasa asing sesuai dengan kosakata yang diperoleh.
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007, hal.
201.
2
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Opetusja oppimisstrategiat, Ĝakarto:Rineka Cipta, 2010, s. 46.
3
Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama 2012, hal. 910
4
Putri Hardiyaanti, metode eklektik (Padang:
Nayla Amira, 2014). 207-208.
Dalam prakteknya, metode eklektik ini dapat diterapkan dalam situasi
mengajar di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan keseriusan dalam
mempraktikkan metode ini.5
Pengajaran bahasa asing selalu memiliki kondisi objektif yang berbeda dari
satu negara ke negara lain, dari lembaga pendidikan ke lembaga pendidikan, dari
zaman ke zaman. Kondisi objektif meliputi tujuan pendidikan, kondisi guru,
kondisi siswa, sarana prasarana, dll.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1. Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing memiliki kekuatan dan
kelemahan.
2. Setiap metode memiliki kekuatan yang digunakan untuk meningkatkan
pengajaran.
3. Kelahiran metode baru tidak boleh dilihat sebagai penolakan terhadap metode
lain, tetapi sebagai perbaikan.
4. Tidak ada metode tunggal yang cocok untuk semua orang, semua guru, semua
siswa, dan semua kurikulum.
5. Mengajar adalah tentang memenuhi kebutuhan pelajar, bukan kebutuhan
metode
6. Setiap guru memiliki wewenang dan kebebasan untuk memilih metode yang
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Metode serba guna ini dapat menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh
penguasaan yang cukup terhadap berbagai metode oleh guru untuk memanfaatkan
secara tepat kelebihan masing-masing metode, menyesuaikannya dengan
kebutuhan kurikulum yang bersangkutan, dan kemudian menerapkannya secara
proporsional.

3. Konsep Dasar Metode Elekktik


Pengenalan metode eklektik ini merupakan respon dari ketiga metode
sebelumnya. Dan ide dasar dari metode ini adalah:
1. Setiap metode memiliki keunggulan pengajaran yang digunakan dalam
pengajaran bahasa asing.
2. Tidak ada metode yang sempurna atau metode yang salah, tetapi semuanya
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dari
metode ini dapat digunakan untuk membuat pengajaran menjadi lebih efektif.
3. Setiap metode memiliki latar belakang, sifat, pembenaran dan nama yang
berbeda, bahkan bisa menjadi metode yang muncul karena menolak metode
sebelumnya. Jika metode ini digabungkan, kolaborasi yang saling melengkapi
akan tercipta.
4. Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, untuk semua siswa,
untuk semua guru dan untuk semua program pengajaran bahasa asing.
5. Pengajaran terutama tentang memperhatikan siswa dan kebutuhan mereka,
bukan tentang melakukan metode.

5
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung, Humaniora, 2009), H: 111
6. Setiap guru bebas menggunakan langkah atau teknik yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan kemampuannya dalam menerapkan metode pengajaran.6
4. Tujuan dan Manfaat Metode Elektik
Dalam proses kegiatan belajar, tujuan adalah hal yang paling penting
tidak ada lembaga pendidikan yang boleh diabaikan. Karena dengan
Tujuan dalam pembelajaran, menunjukkan bahwa pembelajaran
Ia memiliki arah dan tujuan yang jelas untuk apa yang telah menjadi cita-cita yang
dapat dicapai.
Tentunya dibutuhkan hubungan yang baik untuk mencapai tujuan
Keharmonisan antar komponen yang terlibat dalam pembelajaran
. seperti tujuan, metode, lingkungan belajar, siswa dan guru.
Begitu juga ketika belajar menurut metode Elektik.
Tujuan merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan utama yang perlu dicapai.
Menurut Ahmad Izzani, tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Melatih bahasa siswa agar terbiasa dan lancar
Berbicara bahasa Arab.
b. Terampil berbahasa Arab untuk semua acara
dalam masyarakat dan di dunia internasional yang dikenal.
c. Dapat mendengar percakapan orang lain di telepon, radio,
TV, tape recorder dan lain-lain.
d. menumbuhkan rasa cinta dan nikmati bahasa Arab dan Al-Qur'an
sehingga ada kemauan untuk mempelajari dan mendalaminya.
Metode Elektik ini dapat merangsang kreativitas siswa. Model dengan
fokus pada subjek dan kegunaan yang tinggi Dialog merangsang ide-ide
kreatif yang dapat tumbuh bersama Anda berkembangnya motivasi pada diri
siswa. Contoh:
cara yang sudah lazim biasanya dilakukan adalah menggabungkan
mendengarkan dengan berbicara karena semuanya terhubung. Seperti dalam
latihan mendengarkan, demikian juga dalam latihan
yang sangat sederhana dan pertama kali diperkenalkan saat Anda berbicara
Bedakan bunyi elemen kata, terutama bunyi yang hampir sama
tetapi berbeda misalnya sa (‫ س‬-(tsa )‫ ث‬- )sya (‫ ش‬- )da (‫( – د‬dza (‫( – ذ‬ka (‫– ك‬
(qa)(‫ ) ق‬dan seterusnya, yang kemudian diterapkan pada kata.7

5. Langkah-Langkah Metode Elektik


Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan metode ini
bersifat fleksibel. Misalnya, langkah-langkah yang diselesaikan adalah:
1. Pendahuluan, seperti metode lainnya.
2. Memberikan materi berupa dialog pendek dan mudah yang pokok bahasannya
merupakan kegiatan sehari-hari yang berulang. Materi ini pertama-tama
disajikan secara lisan dengan gerakan, tanda, dramatisasi atau gambar.
3. Siswa dibimbing untuk menyimak dialog secara disiplin dan menirukan dialog
yang disajikan sampai lancar.
4. Siswa dibimbing secara bergiliran menggunakan dialog dengan temannya.
6
Muhammad ‘Ali Al-Khouli, Asalibu Tadrisi Al-Lughotil ‘Arobiyyah, (Riyadl, Darul Ulum, 1989), H: 25-26
7
Acep Herman, arabische Oppimismetodologia (Bandung PT Remaja
Rosdakarya, 2014) s. 136
5. Setelah menggunakan dialog yang telah mereka pelajari, mereka akan
menerima teks bacaan dengan referensi tematik dari dialog tersebut. Kemudian
guru memberikan contoh bacaan yang baik dan benar yang diikuti siswa
beberapa kali.
6. Jika kosakatanya sulit, guru menggunakannya terlebih dahulu dengan gerak
tubuh atau gerakan atau gambar atau yang lainnya. Jika semua ini tidak
memungkinkan, guru menerjemahkan ke dalam bahasa umum.
7. Guru memperkenalkan struktur-struktur penting dari teks bacaan kemudian
membahasnya secukupnya.
8. Guru mengajak siswa untuk mempelajari teks tersebut. Kemudian diskusikan
isinya.
9. Terakhir, bila perlu dilakukan penilaian akhir berupa pertanyaan-pertanyaan
tentang isi dari bab-bab yang dibahas. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara
individu atau kelompok, tergantung situasi dan keadaan. Misalnya, jika waktu
memungkinkan, guru dapat menyajikannya dalam bentuk pekerjaan rumah.8

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Elektik


Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga
dengan metode elektik. Berikut kelebihan dan kekurangan metode elektik,

Kelebihan Metode Eklektik:


1) Kegiatan mengajar lebih bervariasi atau lebih beragam
2) Kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa asing dinilai lebih unggul
3) Guru lebih bersemangat dan energik dalam mengajar
4) Siswa tidak mudah lelah belajar

Kekurangan Metode Elektik:


1) Tampaknya ada masalah ketersediaan saat menggunakan metode eklektik
guru dan siswa serta penggunaan waktu.
2) Tidak semua guru mampu menggunakan metode eklektik
melakukan berbagai fungsi yang sama-sama bervariasi dan beragam.
3) Menuntut guru, semua mampu dan energik.
4) Dikhawatirkan siswa akan diberikan kegiatan belajar yang begitu banyak
Kebosanan saat belajar, apalagi jika materi disampaikan secara monoton.
diperlukanwaktu yang relatif lebih lama
B. Kemampuan Bahasa Arab
1. Pengertian Kemampuan Berbicara Bahasa Arab
“Dalam bahasa kemampuan sama dengan keterampilan atau kemampuan.
Kompetensi linguistik adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa,
yaitu cukup sesuai dengan sistem bahasa".
“Konsep kompetensi, sebagaimana tercermin dalam pedoman ACTFL
mengorganisasi sebagai karakteristik pembicara pada tingkat yang berbeda
tergantung pada fungsi, konteks dan akurasi. Kinerja mengacu pada kegiatan
komunikatif yang siswa harus mampu melakukannya,seperti menyebutkan

8
Acep Hermawan, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011),  H: 198-199
berbagai peristiwa satu persatu. bagaimana memanggil acara yang berbeda satu
per satu,mengajukan pertanyaan dan menceritakan tentang kegiatan masa lalu atau
masa yang akan dating.9
Kemampuan bahasa adalah kemampuan seseorang untuk memahami
bahasa lisan, mengekspresikan diri secara lisan, pemahaman
Bahasa tertulis mengekspresikan dirinya dalam tulisan.
Dengan keterampilan berbicara, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan
isinya hatinya untuk orang lain, yang merupakan tujuan utama pengajaran bahasa
sebagai salah satu bentuk komunikasi. “Bahasa itu konkret dan
mengacu pada penggunaan bahasa lisan aktual yang mungkin
dalam bentuk tulisan yang dapat didengar atau dibaca. Semua ini merupakan
sasaran tes bahasa yang merupakan bagian dari kajian kebahasaan dan pendidikan
khususnya kajian kebahasaan terapan.”10
Jenis-jenis keterampilan berbahasa Arab antara lain:

(‫ )محرة الكالم‬keterampilan berbicara


Berbicara adalah keterampilan yang paling penting
berbicara Karena berbicara adalah bagian dari belajar
oleh guru sehingga kemampuan berbicara dianggap sebagai bagian
yang sangat penting ketika belajar bahasa asing.
Ketika Maharah Kalam terus berbicara tanpa mengatakan apa-apa
tanpa mengulangi kosakata yang sama, berhenti mengungkapkan
suara Pada dasarnya (‫( الكالم‬adalah kemampuan untuk menggunakan ucapan).
Hal paling kompleks yang dimaksud dengan kemampuan berbicara adalah
keterampilan Ekspresikan pikiran dan perasaan dalam kata-kata dan kalimat
benar, kecuali sistem tata bahasa, sistem nada, aspek Maharah
Bahasa lainnya adalah mendengarkan, membaca dan menulis.
kemampuan berbicara (‫( الك[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[الم‬berdasarkan;
kemampuan)mendengarkan(receiver), kemampuan berbicara (produser) dan
Pengetahuan tentang kosakata (relatif) dan pola kalimat yang memungkinkannya
Siswa dapat berbagi pemikiran mereka.11
2. Tujuan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab
Tujuan berbicara bahasa Arab adalah:

a) Tujuan umum
Tujuan umum kurikulum menurut Mulyanto Sumard adalah:

bagi siswa untuk memahami Quran, Al-Hadits, atau buku


buku-buku lain dalam bahasa Arab, agama dan budaya Islam
untuk digunakan sebagai alat komunikasi, untuk digunakan sebagai alat

9
Syukur Ghazali, Belajar Keterampilan Bahasa melalui Access
Komunikatif Interaktif, (Bandung, PT Refika Aditama, 2010), hlm. 54
10
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (bedaŭrinde:
UIN Malang.2009),
Azio. 61-62.
11
Ahmad Fuad Mahmud Ilyan. Al-Maharat al-Lughawiyah:
Mahiyatuha wa Thara'iqTadrisya. Riad:Dar al-Muslim Li al-Nasyr wa alTauzi’.1992 hal. 96
asisten spesialis lainnya untuk melatih ahli bahasa Arab
digunakan sebagai bantuan teknis (profesional).12

Sedangkan menurut Mahmud Yunus:


Tujuan umum bahasa Arab adalah untuk memahami dan memahami segala
sesuatu yang dibacakan dalam doa dengan pemahaman yang mendalam, Supaya
untuk memahami pernyataan Al-Qur'an untuk mengambil petunjuk dan Hikmah
darinya agar bisa mendalami ilmu keislaman banyak buku yang ditulis dalam
bahasa Arab seperti Ilmu Tafsir,Hadits, fikih dan sebagainya sehingga Anda dapat
berbicara dan mengarang dengan baik di Arab.13
b. Tujuan Khusus
Menurut Tayar Yusuf, tujuan khusus adalah gambaran dari tujuan umum,
karena sulit untuk mencapai tujuan umum tanpa operasionalisasi
dan berwujud"14
Pernyataan di atas menyatakan bahwa tujuan khusus adalah tujuan dari setiap
tingkatan yang dijelaskan dalam kurikulum, yang merupakan gambaran dari
kurikulum.berlaku universal. Seseorang dapat menyimpulkan dari pernyataan ini
“Berbicara bahasa Arab bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan,
pemahaman dan pengetahuan cara menggunakan berbagai pola kalimat dasar
bahasa Arab untuk dapat digunakan sebagai sarana komunikasi, pemahaman Al-
Qur'an, Hadits Nabi dan buku agama sekolah menengah dengan perbendaharaan
sejumlah kosakata tertentu.

3. Indikator Kemampuan Berbicara Bahasa Arab


1) Bertanya dan menjawab berpasangan dengan kata tanya
diusulkan.
2) Bertanya dan menjawab berpasangan menggunakan struktur
kalimat terprogram.
3) Bertanya dan menjawab secara berpasangan menggunakan ungkapan
komunikasi terprogram.
4) Bertanya dan menjawab secara berpasangan dalam Hiwar sesuai dengan
contoh di bawah ini diusulkan.
5) Menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan.
6) Jelaskan dengan menggunakan gambar yang disediakan
struktur kalimat terprogram.
C. Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut Depdiknas, pembelajaran merupakan interaksi antar peserta
Siswa dan guru serta sumber belajar dalam lingkungan belajar yang baik
lingkungan pendidikan formal dan informal,15 Pada saat yang sama mnrt
12
Sumadi Mulyanto. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Islam.
(Jakarta:proyek pembangunan. 1999), hal. 21
13
Mahmud Yunus. Bahasa Arab metodis khusus Al-Qur'an. (Jakarta: PTHTIda Karya Agung 2000). hal.21
14
Tayar Yusuf. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 1993) hal.14
15
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. hal 31.
Degeng, belajar mengacu pada upaya mengajar siswa. Jadi
Dapat dipahami bahwa belajar adalah upaya pelatih kepada peserta
dalam interaksi siswa sehingga siswa dapat mempelajari sesuatu
mengesankan dan efektif.
Pelajaran bahasa Arab juga merupakan topik langsung mendorong, membimbing,
mengembangkan keterampilan dan menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab
dan keterbukaan serta produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Keterampilan produktif
adalah kemampuan menggunakan Bahasa Sarana komunikasi, lisan dan tulisan.
kemampuan bahasa arab dan sikap positif terhadap bahasa Arab sangat penting untuk
membantu memahami sumber-sumber ajaran Islam, yaitu Al-Qur'an dan Hadits, dan
bahasa arab islami untuk pelajar.
Dalam bahasa Arab, madrasah dipersiapkan untuk memperoleh keterampilan
dasar bahasa yang mencakup empat keterampilan bahasa yang dapat diajarkan
bagian yang esensial, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan belajar bahasa Arab adalah untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan jangka
panjang dan jangka pendek atau tujuan umum dan khusus.16
a. Tujuan umum
Abuabkar Muhamad menjelaskan bahwa tujuan keseluruhan “adalah
tujuan” pengajaran itu sendiri dan berkaitan dengan mata pelajaran”.17
Ahmad Muhtadi Anshor menjelaskan mengutip Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar
tentang tujuan pembelajaran bahasa Arab, yaitu sebagai berikut:
1) Agar mahasiswa mampu memahami Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai
hukum Islam dan ajarannya.
2) Memahami dan memahami buku-buku agama dan budaya Islam
ditulis dalam bahasa Arab.
3) Pandai berbicara dan menulis dalam bahasa Arab.
4) Digunakan sebagai alat tambahan untuk keterampilan lain.

b. Tujuan Khusus
Abu bakar Muhammad menjelaskan bahwa Tujuan Khusus “adalah tujuan
yang ingin dicapai pada mata pelajaran saat itu” Adapun beberapa materi pelajaran
yang termasuk kedalam tujuan khusus yang harus dicapai adalah: percakapan
(‫(حوار‬entuk kata dan struktur kalimat (‫( قواعد‬dan menulis )‫( كتابة‬Ahmad

16
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009),
hal.7.
17
Abubakar Muhamad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 5
Muhtadi Anshor.ceramah (‫(حوار‬Bentuk kata dan struktur kalimat (‫( قوا‬dan tulis)))‫كتابة‬
(Ahmad Muhtadi Ansar.18
3. Ruang Lingkup Pelajaran Bahasa Arab
Ruang lingkup kelas bahasa Arab meliputi topik perkenalan, fasilitas
Madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga,Anggota badan, di rumah, di taman, di
madrasah, di laboratorium, di dalam ruangan Perpustakaan, kantin, kelas, kegiatan
sehari-hari, pekerjaan, rumah dan waktu senggang19
D. Kerangka Berfikir
Kerangka pikir ini bermula dari adanya masalah terhadap minat belajar bahasa Arab siswa
kelas VII SMP Bina Mulia Depok masih tergolong rendah. Minat merupakan salah satu unsur
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, karena minat merupakan
kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, minat
juga disertai dengan rasa nyaman. Dari observasi awal, rendahnya minat siswa dalam belajar
bahasa Arab dikarenakan sedikitnya kemauan dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Arab,
suasana pembelajaran yang kurang kondusif, metode belajar yang monoton atau berulang-
ulang menyebabkan anak menjadi malas dan tidak tertarik dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan metode pembelajaran yang menarik secara tidak langsung akan menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, dengan menggunakan metode Elektik sebagai media
akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat di ketahui manfaat penggunaan metode Elektik
dalam meningkatkan minat belajar bahasa Arab siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

E. Hipotesis Tindakan

18
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya hal 16
19
Lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, nomor 2 tahun 2008, hal 20

Anda mungkin juga menyukai