Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MATA KULIAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


Di SD
MODUL 3 & 4

NUR FITRIANA
858786057
MODUL 3
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa

Kegiatan Belajar 1
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa

1. PENDEKATAN
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi
atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh karena itu,
pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya. Di
dalam pengajaran bahsa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat atau kepercayaan
tentang hakikat Bahasa dan pengajaran Bahasa yang diyakini oleh guru Bahasa.

2. METODE

Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian


yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangkan metode pada
hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan,
yang meliputi hal-hal berikuit.

a. Pemilihan Bahan

b. Urutan Bahan

c. Penyajian Bahan

d. Pengulangan Bahan

Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah
atau random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang
diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara
random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan
situasi yang dihadapi.

Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.

a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan

b. Paling berguna

c. Paling muda mengerjakannya

d. Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi
(penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan
kataan.

Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini.

a. Direct Method

Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan.
Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum
pembelajaran berlangsung.

Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa
yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa inggris
maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia
di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di
jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia.
Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini
bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu
berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut.

Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan bagi
guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat,
memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa,
sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa
menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.

b. Natural Method

Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam
pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau
peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini
mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.

1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui
siswa sebelumnya.

2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari
beberapa contoh yang diberikan.

3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna
kata-kata baru.

4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.


5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara,
Membaca, dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.

c. Reading Method

Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik
di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka
perlukan dalam study mereka.

Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
diterapkan di SD kelas Tinggi.

d. Eclectic Method

Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah
sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas
yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan
memasukan metode yang lain.

Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar
metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan
secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.

3. TEKNIK

Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat
lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah
teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas.
Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.

Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung makna
‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini
dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.

Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).

a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-mengajar.
Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah menerapakan dengan
berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas adalah
sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.

Teknik ceramaj ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan (menyimak).
Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian
mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini dirangkaikan
dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang telah direncanakan
setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya.

b. Teknik Tanya-jawab

Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah kita lakukan.
Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang bari diberikan
atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi
bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu
membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk
menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.

c. Teknik Diskusi Kelompok

Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mau
menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi kelompok
ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.

d. Teknik Pemberian Tugas

Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada siswa secara
individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi
pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan
hasil kerja siswa yang disebut resitasi.

e. Teknik Ramu Pendapat (brainstorming)

Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini
bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra,
coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika yang dibahas adalah cerpen
maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para
tokohnya, danb sebagainya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan
pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.

f. Simulasi

Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih keterampilan
berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan
dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang berperan (berpura-
pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang
sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa
yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu
dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.

Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD

A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi

Pembelajaran terpadu lintas materi maksudnya materi pembelajaran dari suatu mata pelajaran
dipadukan menjadi satu. Pembelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan pemilihan tema
yang merupakan wadah untuk belajar bahasa. Setelah itu merencanakan langkah-langkah
pembelajarannya. Ada 4 keterampilan berbahasa yang harus dipelajari yaitu membaca,
berbicara, menulis, dan mendengarkan yang dalam pembelajarannya dapat dilaksanakan
secara terpadu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbahasa ditentukan mana yang
menjadi fokus pembelajaran, setelah itu baru ditentukan alokasi waktunya. Apabila yang
menjadi fokus pembelajaran keterampilan membaca maka waktu yang dialokasikan untuk
membaca harus lebih banyak daripada yang lain. Namun dalam pembelajaran harus ada
keterpaduan antara membaca dengan menulis, maupun membaca dengan mendengarkan,
ataupun keterampilan yang lain.

B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum

Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum maksudnya yaitu pembelajaran yang memadukan


beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dipadukan dengan sains, atau bahasa
Indonesia dipadukan dengan agama, dan sebagainya.

Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya mata pelajaran Sains ada percobaan yang
cara kerjanya dijelaskan oleh guru (keterampilan mendengar), lalu setelah melakukan
percobaan membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan contoh
penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan berbicara).
MODUL 4
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT KURIKULUM

A. PENGERTIAN KURIKULUM
1. Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh. Dari
dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai
untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah (Nasution,1986)
2. UU Pendidikan No 2 tahun 1989 menyebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
3. Wiryokusumo mengungkapkan bahwa kurikulum disusun sedemikian rupa agar
memungkinkan siswa melakukan berbagai ragam kegiatan. Kurikulum tidak terbatas
hanya pada mata pelajaran mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan, perpustakaan, karyawan tata usaha, halaman sekolah dan lain lain
4. Tentang ragam kurikulum, Goodlad (dalam Kaber,1988) membedakan lima jenis
kurikulum, seperti berikut:
a. Kurikulum ideal, yang diharapkan oleh ahli dan guru yang mencerminkan
pengetahuan yang diakumulasikan berzaman-zaman.
b. Kurikulum formal, yaitu kurikulum yang direstui dan disahkan oleh pemerintah
c. Kurikulum bayangan, kurikulum yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang
tua dan guru.
d. Kurikulum operasional, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
e. Kurikulum pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik.
5. Galthorn membedakan kurikulum menjadi tujuh jenis
a. Kurikulum rekomendasi
b. Kurikulum tertulis
c. Kurikulum dukungan
d. Kurikulum yang diajarkan
e. Kurikulum yang diuji
f. Kurikulum yang dipelajari
g. Kurikulum tersembunyi

B. FUNGSI DAN TUJUAN KURIKULUM


1. Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a) Bagi sekolah yang bersangkutan
Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan, pedoman bagi guru
dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa serta sebagai
pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, pedoman supervsisi bagi kepala sekolah,
b) Bagi sekolah di tingkat atasnya
Kurikulum berfungsi untuk keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan
tenaga baru
2. Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal
hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.
3. Fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua murid dan pemakai lulusan, adalah
orang tua akan mengetahui program program apa saja yang akan dilaksanakan oleh
sekolah sehingga bisa membantu sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana demi
keberhasilan proses belajar anaknya. Sedangkan bagi pemakai lulusan, dengan
memahami kurikulum, diharapkan bisa membantu memperlancar pelaksanaan program
sekolah dan memberikan saran/kritik untuk menyempurnakan program sekolah.
4. Fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar Wiryokusuma
(1996:8-12)
a) The adjustive of adaptive function atau fungsi penyesuaian, yaitu penyesuaian bagi
anak didik terhadap lingkungannya.
b) The integrating function atau fungsi pemaduan, yaitu terciptanya kepaduan pribadi
anak didik
c) The differentiating function atau fungsi pembedaan, yaitu fungsi pembeda,
maksudnya kurikulum harus mampu melayani perbedaan perbedaan individu anak
didik
d) The prapaedetic function atau fungsi penyiapan, yaitu kurikulum harus mampu
menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
e) The selective function atau fungsi pemilihan yang berhubungan dengan pemilihan
program
f) The diagnostic function atau fungsi diagnostic yang berhubungan dengan pelayanan
terhadap anak didik agar dia memahami akan dirinya sendiri
5. Fungsi dan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI dalam kurikulum 2004:
a) Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dengan kedudukan dan fungsi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara serta sastra Indonesia
adalah:
1) Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa
2) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya
3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan iptek dan seni
4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai
keperluan
5) Sarana pengembangan penalaran
6) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan
Indonesia
b) Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia secara umum:
1) Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara
2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam macam tujuan,
keperluan dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan
social
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6) Siswa meghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia

C. KOMPONEN KOMPONEN KURIKULUM


Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki
empat komponen yaitu pengelolaan kurikulum berbasis kompetensi, kegiatan belajar
mengajar, penilaian berbasis kelas dan kurikulum hasil belajar

Kegiatan Belajar 2
Aspek aspek Pembelajaran Bahasa

A. Aspek – Aspek Keterampilan Bahasa


Dalam kurikulum 2004, dinyatakan bahwa ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat aspek sebagai berikut:
a. Mendengarkan
b. Berbicara
c. Membaca
d. Menulis
Dalam keempat aspek keterampilan diatas, terdapat aspek kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, sedangkan
pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati,
menghayati, dan memahami karya sastra

STANDAR KOMPETENSI KELAS


Standar kompetensi untuk kelas rendah SD/MI diantaranya;
KELAS 1
A. Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan
berbagai bunyi/suara dan bunyi bahasa, mendengarkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan
perintah, dan mendengarkan deskripsi tentang benda benda disekitar serta mendengarkan
dongeng
B. Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui
memperkenalkan diri, menyapa, menjelaskan warna, nama dan fungsi anggota tubuh, dan
benda benda di sekitar, menceritakan pengalaman, melakukan percakapan, dan
menyampaikan rasa suka dan tidak suka serta mendeklamasikan puisi dan memerankan tokoh
dongeng
C. Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara)
beberapa kalimat sederhana

D. Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf
sambung, menulis kalimat yang didikte guru, dan menulis rapi menggunakan huruf sambung

KELAS 2
A. Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan
pembacaan teks pendek, dan menyimak pesan pendek serta mendengarkan dongeng
B. Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui
kemampuan bertanya/menyapa, menceritakan kegiatan sehari hari, melakukan percakapan,
menceritakan pengalaman, melaporkan dan mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan
pantun, menceritakan kembali cerita dan bermain peran
C. Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara)
beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi
D. Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung, menulis
kalimat yang didikte guru, dan menulis melengkapi cerita, menulis rapi menggunakan huruf
sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan ketidaksukaan
Dalam praktiknya, keempat keterampilan tersebut dilaksanakan secara terpadu.

Anda mungkin juga menyukai