Anda di halaman 1dari 6

MODUL 3

Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa

Kegiatan Belajar 1
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
1. Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik.
A. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu.
Pada dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi dua aliran
yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis. Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu
behavioris, aliran mekanis, dan aliran bloomfield. Dalam dunia pengajaran bahasa ini aliran
Bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli bahasa structural dan ilmu bahasa deskriptif.
Adapun prisip-prinsip pokok aliran ini:
1. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan.
2. Nahasa adalah serangkaian kebiasaan
3. Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya.
4. Bahasa adalah apa-apa yang dikatakanoleh para pemakaianya, bukan apa yang oleh
seseorang seharusnya dikatakan demikian.
5. Tidak ada satu bahasapun yang persis sama dengan bahasa lain.
B. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah
suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal
berikuit.
1. Pemilihan Bahan
2. Urutan Bahan
3. Penyajian Bahan
4. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan,
seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu
pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang
dihadapi.
Baik secara alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.
1. Bagian-bagian yang paling sering digunakan
2. Paling berguna
3. Paling muda mengerjakannya
4. Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi
(penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan
kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima
belas macam metode, seperti berikut ini.
a. Direct Method
b. Natural Method
c. Psychological Method
d. Phonetic Method
e. Reading Method
f. Granmnar Language Method
g. Translation Method
h. Grammar Translation Method
i. Eclectic Method
j. The Unit Method
k. Language Control Method
l. Mim-Mem Method
m. Practice-theory Method
n. The Dual Language
o. Cognate Method

a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan.
Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum
pembelajaran berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek
bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa
inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa
Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru
karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa
Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam
hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu
berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan
bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan
tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa,
sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa
menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang
dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau
peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah
ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui
siswa sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari
beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna
kata-kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca,
dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka
perlukan dalam study mereka.
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah
sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas
yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan
memasukan metode yang lain.
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar
metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan
secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
C. Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada
alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu
adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam
kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung makna
‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini
dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah menerapakan
dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam
kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramaj ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan
(menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya,
kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini
dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang telah
direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya.
b. Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah
kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah
yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab
ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah
melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap
bahan yang akan kita diberikan.
c. Teknik Diskusi Kelompok
Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat
dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.
d. Teknik Pemberian Tugas
Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada
siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti
oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
e. Teknik Ramu Pendapat (brainstorming)
Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi.
Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak
mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika
yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang temannya,
plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara bergiliran siswa kita
beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita
ajukan.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-
peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada
yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT,
sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-
masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang
tokoh tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.
2. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Berbahasa
Pada haketnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Sejak berlakunya kurikulum
1984 dalam pembelajaran bahasa digunakan pendekatan komunikatif. Dengan pendekatan
komunikatif siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan
komunikasi baik secara lisan maupun tulis.
Dalam kegiatan komunikasi terdapat empat ketrampilan berbahasa yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, yaitu ketrampilan mendengarkan (menyimak), ketrampilan
membaca dan menulis.
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi
Pembelajaran terpadu lintas materi maksudnya materi pembelajaran dari suatu mata
pelajaran dipadukan menjadi satu. Pembelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan pemilihan
tema yang merupakan wadah untuk belajar bahasa. Setelah itu merencanakan langkah-
langkah pembelajarannya. Ada 4 keterampilan berbahasa yang harus dipelajari yaitu
membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan yang dalam pembelajarannya dapat
dilaksanakan secara terpadu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbahasa ditentukan
mana yang menjadi fokus pembelajaran, setelah itu baru ditentukan alokasi waktunya.
Apabila yang menjadi fokus pembelajaran keterampilan membaca maka waktu yang
dialokasikan untuk membaca harus lebih banyak daripada yang lain. Namun dalam
pembelajaran harus ada keterpaduan antara membaca dengan menulis, maupun membaca
dengan mendengarkan, ataupun keterampilan yang lain. Perhatikan bagan berikut:
Membaca:
Berbicara:
- Membaca teks bacaan
- Mendiskusikan isi teks
- Mendeklamasikan puisi bacaan

Tema
Lingkungan

Mendengarkan: Menulis:
- Menulis Karangan
- Mendengarkan Pembacaan
- Memeriksa Pemakaian tanda
karangan
baca dalam karangan

B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum


Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum maksudnya yaitu pembelajaran yang memadukan
beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dipadukan dengan sains, atau bahasa
Indonesia dipadukan dengan agama, dan sebagainya.
Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya mata pelajaran Sains ada percobaan yang cara
kerjanya dijelaskan oleh guru (keterampilan mendengar), lalu setelah melakukan percobaan
membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan contoh penerapan konsep
dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan berbicara).

Anda mungkin juga menyukai