Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN BELAJAR 3

KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU

DAN ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI

A.Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu Dan Anak Dengan Gangguan Komunkasi

1. Kebutuhan khusus anak tunarungu

Sebagaimana anak lainnya yang mendengar ,anak tunarungu membutuhkan pendidikan


untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan layanan pendidikan yang disesuiakan dengan karekteristik ,kemampuan,dan ketidak
kemampuannya. Di samping sebagai kebutuhan , pemberian layanan pendidikan kepada anak
tunarungu , didasari oleh beberapa landasan agama, kemanusiaan ,hukum dan pedagogis.

Layanan BKPBI adalah layanan kekususan yang merupakan suatu kesatuan antara
pembinaan komunikasi dan optimalisasi sisa pendengaran untuk memersepsi bunyi dan irama.
Ditinjau dari jenisnya , layanan pendidikan terhadap anak tunarungu ,meliputi layanan umum
dan kusus.layanan umum merupakan layanan yang biasa diberikan kepada anak yang mendengar
atau normal ,sedangkan layanan kusus merupakan layanan yang diberikan untuk mengurangi
dampak kelainannya, yang meliputi layanan bina bicara serta bina persepsi bunyi dan irama.

2. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan komunikasi

Berikut ini kebutuhan khusus untuk beberapa jenis gangguan komunikasi :

a. Anak dengan gangguan artikulasi


Melatih pendengarannya untuk membedakan berbagai fonem serta latihan pengucapan.
b. Anak yang gagap
Kesempatan berkomunikasi dalam suasana yang tenang,nyaman dan santai, diberikan
kebebasan untuk menggunakan tangan kirinya untuk gagap kidal, lingkungan yang tidak
banyak menuntut.
c. Anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi verbal
Stimulasi bunyi bahasa dari lingkungannya setiap kesempatan, perhatian yang penuh
saat membuka komunikasi, latihan kontak mata, kesempatan untuk bereksplorasi ,
pengembangan kosa kata dan pengambangan kepercayaan diri.
d. Gangguan komunikasi karena autis
Functional comunikation, mengetahui sejauh mana anak untuk berkomunikasi, kita bantu
dengan prompt verbal / prompt model, konsisten dalam menjalankan.

B. Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunarungu


1. Sistem pendidikan bagi anak tunarungu

Ditinjau dari tempat atau sistem pendidikannya ,layanan pendidikan bagi anak tunarungu
dikelompokkan menjadi sistem segresi , integrasi atau terpadu, inklusif. Sistem segresi
merupakan sistem pendidikan yang terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak
mendengar / normal. Tempat pendidikan untuk anak tunarungu melalui sistem ini meliputi
sekolah khusus (SLB-B ), SDLB, dan kelas jauh atau kelas kunjung. Sistem pendidikan
integrasi merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak tunarungu
untuk belajar bersama anak mendengar / normaldi sekolah umum atau biasa. Melalui sistem
inianak tunarungu di tempatkan dalam berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai dengan
kemampuannya. Depdikbud ( 1984 ) mengelompokkan bentuk keterpaduan tersebut menjadi :
kelas biasa, kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus , serta kelas khusus. Pendidikan
inklusif pendidkan yang memberikan kesempatan bagi siswa tunarungu untuk belajar bersama
dengan siswa mendengar di sekolah biasa / regular. Pendidikan inklusif berbeda dengan integrasi
. dalam sistem integrasi tingkat terpaduannya bisa beragam dari keterpaduan minimal hingga
keterpaduan penuh sedangkan inklusif siswa tunarungu benar – benar terpadu sepenuhnya.

2. Metode komunikasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak
tunarungu yaitu : metode oral, membaca ujaran ( speech reading ), metode manual isyarat, serta
komunikasi total.

Metode oral adalah metode berkomunikasi dengan cara yang lazim digunakan oleh orang
mendengar melalui bahasa lisan. Metode manual adalah metode komunikasi dengan
menggunakan bahasa isyarat dan ejaan jari.komunikasi total adalah suatu falsafah yang
memungkinkan tercipta iklim komunikasi yang harmonis, dengan menerapkan berbagai metode
dan media komunikasi seperti isyarat, ejaan jari, bicara, membaca ujaran ,amplifikasi, gesti,
pantomimic, menggambar, menulis, serta pendengran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
tunarungu secara perorangan.

3. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak mendengar / normal, akan tetapi
dalam pelaksanaannya, harus bersifat visual, artinya lebih banyak memanfaatkan indera
penglihatan siswa tunarungu.

4. Penilaian ( Asesment )

Pada dasarnya tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran siswa tunarungu sama
dengan siswa mendengar / normal, yaitu untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran
serta untuk umpan balik bagi guru. Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu harus
memperhatikan prinsip – prinsip : berkesinambungan, menyuluruh, obyektif, dan pedagogis.
Sedangkan alat evaluasi secara garis besar dibagi atas dua macam yaitu alat evaluasi umum yang
digunakan dalam pembelajaran di kelas biasa dan alat evaluasi kusus yang digunkan dalam
pembelajaran kusus dan ruang bimbingan kusus.

C. PROFIL PENDIDIKAN ANAK DENGAN GANGGUAAN KOMUNIKASI

Lablance (Smith ,J.D,2006 : 214 ) mengemukakan 3 prinsip bagi guru kelas dalam
membantu siswa yang mengalami hambatan dalam berbahasa dan berbicara :

1. Berikan contoh berbicara yang baik


2. Tingkatkan self esteem / harga diri siswa
3. Ciptakan lingkungan berbicara yang baik

Lebih lanjut Smith D.J mengemukakan bahwa dalam upaya membantu siswa yang
mengalami hambatan dalam berbahasa dan berbicara guru mengadakan kerjasama dengan
tenaga ahli ( professional collaboration ), orang tua ( collaboration with parent ), serta
menciptakan kerjasama teman sebaya ( peer collaboration).

Pendidikan untuk anak dengan gangguan komunikasi tergantung jenis gangguan


komunikasi dan hambatan lain yang dialami anak tersebut,karena banyak gangguan komunikasi
yang merupakan hambatan penyerta bagi hambatan utama yang dialami anak. Mereka
memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan hambatan utamanya serta layanan untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Strategi, materi, media,maupu penilaian yang digunakan dalam layanan pendidikan


khusus bagi anak dengan gangguan komunikasi ,sangat beragam sesuai dengan gangguan
komunikasi yang dialami anak. Namun prosedur umum layanan intervensi gangguan komunikasi
meliputi melakukan assessmen, menganalisis hasil asesmen, membuat program intervensi,
melaksanakan program intervensi, penilaian asesmen ulang serta tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai