Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh :Kelompok 3


1. Musdalifah : 858395807
2. Rahmatiah : 858395799
3. SitiNurbaya : 858395774
4. Suhaidah : 858395781

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
KELOMPOK BELAJAR BONTANG
UPBJJ-UT 50 SAMARINDA
2020
Modul 3
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
A.     HakikatPendekatan, Metode, danTeknik
1. Pendekatan
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang
biasanya berupa asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu
dan tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya (aksiomatis). Dalam
pengajaran Bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau
kepercayaan tentang hakikat Bahasa, dan pengajaran Bahasa yang
diyakini guru Bahasa.
Pendekatan tersebut terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris
dan aliran rasionalis. Contoh aliran empiris adalah behavioris,
mekanis, dan Bloomfield.
Prinsip pokok aliran empiris adalah:
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan
b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan
c. Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya
d. Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya,
bukan apa yang oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian
e. tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan Bahasa lain
Aliran rasionalis terkenal dengan nama aliran mentalis atau aliran
Noam Chosky yang berpandangan bahwa perbuatan berbahasa itu
adalah perbuatan mental.
Prinsip yang dikembangkan adalah:
a. suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut
oleh aturan-aturan
b. aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku
kejiwaan
c. manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa
d. Bahasa yang hidup adalah Bahasa yang dapat dipakai dalam
berpikir (Hidayat, dkk., 1990)
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. 
Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik
mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur
untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi
hal-hal berikut:
a.  Pemilihan Bahan
b.   Urutan Bahan
c.    Penyajian Bahan
d.   Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan
prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah dalam pemilihan
bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti halnya
kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara
random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan
sesuai pula dengan situasi yang dihadapi.
Baik secara alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan
kriteria berikut ini.
a.   Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b.   Paling berguna
c.   Paling muda mengerjakannya
d.   Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada
dua cara untuk mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala,
atau dengan cara substitusi (penggantian). Suatu contoh substitusi
adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera,
1987:19) terdapat lima belas macam metode, seperti berikut ini.
a.   Direct Method
b.   Natural Method
c.    Psychological Method
d.   Phonetic Method
e.    Reading Method
f.     Grammar Language Method
g.   Translation Method
h.   Grammar Translation Method
i.     Eclectic Method
j.     The Unit Method
k.    Language Control Method
l.     Mim-Mem Method
m.  Practice-theory Method
n.   The Dual Language
o.   Cognate Method
Metode yang akan dibahas hanyaDirect Method, Natural Method,
Reading Method, dan Ecletic Method.
a.  Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran
bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung
menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan. Dari
pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa
pertamanya sebelum pembelajaran berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut
agar semua aspek bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa
Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa Inggris maka
pelajaran disajikan dalam bahasa Inggris. Hal ini, yaitu
pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dengan menggunakan
Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di
jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa 
menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan  Metode Langsung di SD
ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa
Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa
mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua,
yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan
siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat, memberikan
situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar
bahasa, sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk
mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar
bahasa lain selain bahasa sasaran.
b.   Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah
adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga
yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara
langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode
Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.
1)   Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata
yang sudah diketahui siswa sebelumnya.
2)  Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara
inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa contoh yang
diberikan.
3)   Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang
dilupakan atau mencari makna kata-kata baru.
4)  Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5)   Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan
(menyimak), Berbicara, Membaca, dan menulis, kemudian
diajarkan tata bahasa.
c.   Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat
pada tahun 1929-an baik di sekolah menengah maupun di
perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberikan
pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah
yang mereka perlukan dalam study mereka.
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa
Indonesia di SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan
kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
diterapkan di SD kelas Tinggi.
d.   Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak
ada satupun metodepengajaran bahasa yang paling baik karena
setiap metode yang ada, di samping ada
keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada
kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah sebabnya maka guru
bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi
kelas yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup
kekurangan satu metode dengan jalan memasukan metode yang
lain.
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya
dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas
untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode
yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas
dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.
3.  Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis
karena masih ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang
mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru
dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-
usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai
tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas
pada saat itu. Jadi,  teknik ini bersifat implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga
mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini
adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada
komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga
kita jumpai pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini
(Saliwangi, 1989:56-63).
a.   Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan  guru dalam
proses belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan
bahwa mengajar itu adalah menerapkan dengan
berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu
fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaitu
pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan
mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari
dari ceramah yang didengarnya, kemudian mencerikatan kembali
dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini
dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-
Jawab, jika memang telah direncanakan setelah ceramah selesai
siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru
didengarnya.
b.   Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik
Ceramah yang telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang bari
diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah
mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada
waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah
melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.
c.    Teknik Diskusi Kelompok
Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk
mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau
pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi
kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya
sesuatu hal.
d.   Teknik Pemberian Tugas
Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat
diberikan kapada siswa secara individu atau kelompok. Dengan
teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran
yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh
tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
e.    Teknik Ramu Pendapat (brainstorming)
Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan
Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran
sastra misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra, coba
anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika yang
dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya
tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb
sebagainya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan
mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang kita ajukan.
f.     Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali
untuk melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya
guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan
dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya
ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai
ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang
bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan
oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu
siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu dalam
permainan tersebut maka Teknik Simulasi ini disebut juga Teknik
Bermain Peran.
B. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan
pendekatan komunikatif, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), dan
pendekatan keterampilan proses (PKP) sejak diberlakukannya
Kurikulum 1984. Kemudian pada Kurikulum 1994 pendekatan ditambah
dengan tematik dan itegratif.
Prinsip dalam pembelajaran :
1. Motivasi
2. Latar atau konteks
3. Keterarahan pada fokus tertentu
4. Sosialisasi
5. Belajar sambil bekerja
6. Perbedaan individual
7. Menemukan
8. Pemecahan masalah
Jadi, pendekatan CBSA menuntut kreativitas guru.
Pada hakikatnya tugas guru mengembangkan kemampuan yang dimiliki
oleh siswa, salah satunya dengan PKP (Pendekatan Keterampilan
Proses).
Langkah-langkah dalam PKP :
1. Mengamati
2. Mengklasifikasi
3. Menafsirkan
4. Meramalkan
5. Merencanakan penelitian
6. Mengkomunikasikan

Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi
Dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
dilaksanakan secara terpadu. Berikut bagan keterpaduan tersebut.

Tema merupakan wadah untuk belajar bahasa. Untuk melatih keempat


keterampilan berbahasa dimulai denganpemilihan tema, setelah itu
merencanakan langkah-langkah pembelajarannya. Jika yang menjadi
fokuspembelajaran adalah membaca, maka alokasi waktu membaca
lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum
Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum yaitu pembelajaran yang
memadukan beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia
dipadukan dengan sains, atau bahasa Indonesia dipadukan dengan
agama, dan sebagainya.
Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya
mata pelajaran sains ada percobaan yang cara kerjanya dijelaskan oleh
guru (keterampilan mendengar), lalu setelah melakukan percobaan
membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan
contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan
berbicara).
Pengorganisasian materi ini dilaksanakan di Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai