PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KELOMPOK BELAJAR BONTANG UPBJJ-UT 50 SAMARINDA 2020 Modul 3 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Kegiatan Belajar 1 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa A. HakikatPendekatan, Metode, danTeknik 1. Pendekatan Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu dan tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya (aksiomatis). Dalam pengajaran Bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat Bahasa, dan pengajaran Bahasa yang diyakini guru Bahasa. Pendekatan tersebut terbagi menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis. Contoh aliran empiris adalah behavioris, mekanis, dan Bloomfield. Prinsip pokok aliran empiris adalah: a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan c. Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya d. Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa yang oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian e. tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan Bahasa lain Aliran rasionalis terkenal dengan nama aliran mentalis atau aliran Noam Chosky yang berpandangan bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan mental. Prinsip yang dikembangkan adalah: a. suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan b. aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan c. manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa d. Bahasa yang hidup adalah Bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir (Hidayat, dkk., 1990) 2. Metode Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut: a. Pemilihan Bahan b. Urutan Bahan c. Penyajian Bahan d. Pengulangan Bahan Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Baik secara alamiah atau ranbom, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini. a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan b. Paling berguna c. Paling muda mengerjakannya d. Gabungan ketiganya. Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi (penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan kataan. Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam metode, seperti berikut ini. a. Direct Method b. Natural Method c. Psychological Method d. Phonetic Method e. Reading Method f. Grammar Language Method g. Translation Method h. Grammar Translation Method i. Eclectic Method j. The Unit Method k. Language Control Method l. Mim-Mem Method m. Practice-theory Method n. The Dual Language o. Cognate Method Metode yang akan dibahas hanyaDirect Method, Natural Method, Reading Method, dan Ecletic Method. a. Direct Method Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum pembelajaran berlangsung. Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar bahasa Inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa Inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut. Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan) dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa, sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran. b. Natural Method Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini. 1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa sebelumnya. 2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan. 3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau mencari makna kata-kata baru. 4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan. 5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca, dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa. c. Reading Method Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam study mereka. Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok diterapkan di SD kelas Tinggi. d. Eclectic Method Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di samping ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan memasukan metode yang lain. Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencapur antar metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran. 3. Teknik Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha- usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional. Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik. Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63). a. Teknik ceramah Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah menerapkan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaitu pemberi informasi pada siswa-siswanya. Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah ini dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya- Jawab, jika memang telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya. b. Teknik Tanya-jawab Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan. c. Teknik Diskusi Kelompok Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal. d. Teknik Pemberian Tugas Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi. e. Teknik Ramu Pendapat (brainstorming) Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. f. Simulasi Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya. Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu dalam permainan tersebut maka Teknik Simulasi ini disebut juga Teknik Bermain Peran. B. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), dan pendekatan keterampilan proses (PKP) sejak diberlakukannya Kurikulum 1984. Kemudian pada Kurikulum 1994 pendekatan ditambah dengan tematik dan itegratif. Prinsip dalam pembelajaran : 1. Motivasi 2. Latar atau konteks 3. Keterarahan pada fokus tertentu 4. Sosialisasi 5. Belajar sambil bekerja 6. Perbedaan individual 7. Menemukan 8. Pemecahan masalah Jadi, pendekatan CBSA menuntut kreativitas guru. Pada hakikatnya tugas guru mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, salah satunya dengan PKP (Pendekatan Keterampilan Proses). Langkah-langkah dalam PKP : 1. Mengamati 2. Mengklasifikasi 3. Menafsirkan 4. Meramalkan 5. Merencanakan penelitian 6. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajar 2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi Dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Berikut bagan keterpaduan tersebut.
Tema merupakan wadah untuk belajar bahasa. Untuk melatih keempat
keterampilan berbahasa dimulai denganpemilihan tema, setelah itu merencanakan langkah-langkah pembelajarannya. Jika yang menjadi fokuspembelajaran adalah membaca, maka alokasi waktu membaca lebih banyak daripada keterampilan yang lain. B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum yaitu pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dipadukan dengan sains, atau bahasa Indonesia dipadukan dengan agama, dan sebagainya. Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya mata pelajaran sains ada percobaan yang cara kerjanya dijelaskan oleh guru (keterampilan mendengar), lalu setelah melakukan percobaan membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan berbicara). Pengorganisasian materi ini dilaksanakan di Kurikulum 2013