Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MODUL 3 MK PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

(PDGK4204)

Kelompok 2: Siti Nur Hikmah (857579753)


Sani Adela (857579603)
Ilma Diana Rizqi (857579832)

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA


KB 1 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa
1. Pendekatan
Pendekatan adalah pandangan tentang sesuatu yang berupa asumsi dan saling
berhubungan. Pendekatan bersifat aksiomatis yaitu tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Dalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan tentang hakikat bahasa, dan
pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.
Pandangan tentang proses belajar terbagi 2 aliran, yaitu aliran empiris dan aliran
rasionalis. Aliran empiris mempunyai beberapa nama yaitu behavioris, mekanis dan aliran
Bloomfield. Adapun prinsip aliran Bloomfield adalah:
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan. Bahasa hakikatnya adalah suara yang dihasilkan oleh
mulut, sedangkan tulisan merupakan rekaman dari bahasa lisan.
b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan. Bahasa hakikatnya adalah kebiasaan. Jika terbiasa
berkata baik, ketika terkena musibah kata yang keluar pun kata yang baik, begitu juga
sebaliknya.
c. Ajarkan bahasanya, bukan tentang bahasanya. Prinsip ini berkaitan dengan pembelajaran.
Siswa harus diberi kesempatan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi secara lisan
maupun tulisan.
d. Bahasa adalah apa yang dipakai pemakainya, bukan apa yang seharusnya dikatakan. Bahasa
yang menentukan kaidah bahasa, bukan kaidah bahasa menentukan bahasa.
e. Tidak ada bahasa yang sama persis dengan bahasa yang lain. Setiap bahasa itu tidak sama.
Kata merupakan lambang lingual yang berupa deretan huruf/fonem dan aspek semantik,
yaitu makna dari sederetan huruf tersebut.
Aliran kedua yaitu aliran rasionalis. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa
adalah perbuatan mental. Prinsip yang dikembangkan menurut Hidayat dkk. (1990) adalah:
1. Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup. Sedangkan bahasa yang mati adalah bahasa yang sudah
tidak dipakai lagi dalam berkomunikasi, tapi bukti keberadaannya masih ada, misalnya
bahasa Sansekerta dan bahasa Latin.
2. Aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan. Menurut Kosadi Hidayat
(1990), jika anak belajar bicara, hal pertama yang mereka lakukan adalah menceraikan
kata-kata lalu menambahkan perubahan bentuk kata, kata bantu, dan sebagainya.
3. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa. Maksudnya adalah hanya
manusia yang dapat mengeluarkan bunyi bahasa, sedangkan binatang tidak berbahasa,
karena bahasa binatang terbatas pada bunyi-bunyi tertentu.
4. Bahasa yang hidup dapat dipakai dalam berpikir. Berpikir mencakup banyak aktivitas
mental. Ketika kita diam atau melamun, sebenarnya ada keaktifan mental dalam diri, yaitu
berkomunikasi dengan diri sendiri.

2. Metode
Metode pada hakikatnya adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang
meliputi:
a. Pemilihan bahan, didasarkan pada kriteria berikut:
1. Bagian yang paling sering digunakan
2. Paling berguna
3. Paling mudah mengerjakannya
4. Gabungan ketiganya
b. Urutan bahan, kriterianya adalah:
1. Bagian sederhana didahulukan dari bagian kompleks
2. Bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan
3. Mendahulukan bahan yang lebih mudah
4. Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran tersebut
c. Penyajian bahan, kriterianya adalah:
1. Apakah bahasa lisan disajikan dahulu dari bahasa tulis atau sekaligus
2. Cara penyajian jangan disamakan
3. Kapan sebaiknya kosakata dan kalimat disajikan
4. Penggunaan alat bantu yang relevan
5. Menumbuhkan kebiasaan berbahasa
6. Cara pemberian tugas
7. Ada evaluasi tentang bahan yang diajarkan
d. Pengulangan bahan, merupakan usaha menumbuhkan kebiasaan berbahasa melalui
bahan yang diberikan. Ada 2 cara untuk mengulangi bahasa yaitu dihafalkan di kepala
atau subtitusi (penggantian).
Metode yang diterapkan dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah:
1. Direct Method, merupakan metode yang pelaksanannya guru langsung
menggunakan bahasa yang diajarkan dan siswa dilarang menggunakan bahasa ibu
selama pembelajaran. Tujuannya adalah agar siswa mampu bekomunikasi dalam
bahasa kedua tersebut, dalam hal ini bahasa Indonesia. Fungsi bagi siswa adalah
agar mereka mampu berbahasa dengan tepat. Fungsi bagi guru adalah agar lebih
mudah mengajar tanpa menggunakan bahasa pengantar.
2. Natural Method, merupakan metode yang pelaksanannya menggunakan peraga
berupa benda atau gambar. Ciri-cirinya adalah:
oKosakata baru dijelaskan menggunakan kata yang sudah diketahui siswa
oMakna kata diajarkan dengan menarik kesimpulan dari contoh yang diberikan
oKamus digunakan untuk mengingat atau mencari kata yang lupa atau kata baru
oTata bahasa digunakan untuk membetulkan kesalahan
oPenyajian pelajaran berupa menyimak, berbicara, membaca, menulis lalu
mengajarkannya.
3. Reading Method. Bertujuan untuk memberi pelajar kemampuan dalam memahami
teks. Metode ini dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan dan tingkat kemampuan
siswa dan cocok diterapkan di kelas tinggi.
4. Eclectic Method. Pada metode ini bebas menambah atau mencampur antara
metode satu dengan yang lain yang dianggap cocok untuk mencapai tujuan
pembelajaran, karena setiap metode pengajaran bahasa ada kelebihan dan
kelemahannya.

3. TEKNIK
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih
ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan
guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau
cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.

Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung
makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang
sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode
Teknik.

Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).

a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakanguru dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu
fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi
pada siswa-siswanya.

Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan


mendengarkan(menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah
yang didengarnya, kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat
juga Teknik Ceramah ini dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik
Tanya-Jawab, jika memang telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa
diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan ceramah yang baru didengarnya.

b. Teknik Tanya-jawab

Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah
kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika
Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara
tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai
dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.

c. Teknik Diskusi Kelompok

Tujuan digunakan teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat
dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.

d. Teknik Pemberian Tugas

Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitasi yang dapat diberikan kapada
siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru.Biasanya pemberian tugas ini
diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.

e. Teknik Ramu Pendapat(brainstorming)

Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi.
Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak
mendiskusikan karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau
novel. Jika yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya
tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara
bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.

f. Simulasi

Simulasi artinya tiruan(imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan
peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi,
misalnya ada yang berperan (berpura- pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW,
sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan
sebagainya.

B. JENIS-JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA


Sejak diberlakukannya Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia
guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilan
proses (PKP). Setelah diberlakukan Kurikulum 1994 pendekatan dalam pembelajarn
bahasa yang harus diterapkan guru selain ketiga pendekatan di atas ditambah dengan
pendekatan tematik, dan integratif.

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah sebabnya


sejak diberlakukan Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa digunakan pendekatan
komunikatif. Dengan pendekatan komunikatif ini siswa harus diberi kesempatan
sebanyak-banyaknya untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis.
Supaya siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar maka siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan
sebanyak-banyaknya untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Itulah sebabnya, dalam
pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif, yang ditekankan adalah
mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung performasi
komunikasi siswa.

Dalam kegiatan berkomunikasi terdapat empat keterampilan berbahasa yang tidak


dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis. Itulah sebabnya maka dalam pembelajaran bahasa
Indonesia digunakan pendekatan integratif, yaitu memadukan materi pembelajaran yang
disebut pembelajaran bahasa Indonesia terpadu lintas materi.

Pada hakikatnya tugas guru adalah mengembangkan kompetensi yang dimiliki


oleh siswa. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kompetensi ini, salah satunya
adalah Pendekatan Keterampilan proses. Adapun langkah-langkah dalam PKP adalah
berikut ini:
1. Mengamati ; meliputi (melihat, mendengar, merasa/meraba, mencium/membau,
mencicipi/mengecap, mengukur, mengumpulkan data/informasi).
2. Mengklasifikasi ; meliputi (mencari persamaan, mencari perbedaan,
membandingkan,
mengontraskan, menggolong-golongkan).
3. Menafsirkan ; meliputi (menaksir, memberi arti, menarik kesimpulan, membuat
inferensi, menggeneralisasi, mencari hubungan antara 2 hal, menemukan pola).
4. Meramalkan
5. Menerapkan ; meliputi (penggunaan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori,
sikap, nilai), menghitung, menghubungkan konsep, menyusun hipotesis, membuat
model).
6. Merencanakan penelitian ; meliputi (menetukan masalah, menentukan tujuan
penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data atau
informasi, menentukan cara menganalisis, menentukan langkah-langkah untuk
memperoleh data, menentukan cara melakukan penelitian).
7. Mengkomunikasikan ; meliputi (berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan,
mengarang, memperagakan, melaporkan dalam bentuk lisan, tulis, gambar atau
penampilan).

KB 2. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERPADU DI SD


A. Pembelajaran Terpadu Lintas Materi
Pengorganisasian materi dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SD dilaksanakan secara terpadu. Keterpaduan materi tersebut adalah:
Tema: Lingkungan
 Membaca: Membaca teks bacaan
Mendeklamasikan puisi
 Berbicara: Mendiskusikan isi teks bacaan
 Mendengarkan: Mendengarkan pembacaan karangan
 Menulis: Menulis karangan
Memeriksa pemakaian tanda baca dalam karangan
Untuk melatih keempat keterampilan berbahasa dimulai dengan pemilihan tema,
setelah itu kita merencanakan langkah-langkah pembelajaran. Jika yang menjadi fokus
pembelajaran adalah keterampilan membaca, maka waktu dalam pertemuan di kelas dialokasikan
membaca yang lebih banyak daripada keterampilan yang lain.

B. Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum


Di samping pembelajaran terpadu lintas materi dalam suatu mata pelajaran,
keterpaduan tersebut dapat dilaksanakan lintas kurikulum. Artinya yang dipadukan itu antara
beberapa mata pelajaran, misal pelajaran Bahasa Indonesia dengan Sains.
Pada hakikatnya modal utama yang wajib dimiliki siswa adalah keterampilan baca
tulis, karena keterampilan ini berkaitan dengan seluruh proses belajar. Siswa yang tidak mampu
membaca akan kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka akan sulit menangkap
informasi yang diberikan guru atau yang disajikan dalam buku pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai