(PDGK4204)
2. Metode
Metode pada hakikatnya adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang
meliputi:
a. Pemilihan bahan, didasarkan pada kriteria berikut:
1. Bagian yang paling sering digunakan
2. Paling berguna
3. Paling mudah mengerjakannya
4. Gabungan ketiganya
b. Urutan bahan, kriterianya adalah:
1. Bagian sederhana didahulukan dari bagian kompleks
2. Bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan
3. Mendahulukan bahan yang lebih mudah
4. Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran tersebut
c. Penyajian bahan, kriterianya adalah:
1. Apakah bahasa lisan disajikan dahulu dari bahasa tulis atau sekaligus
2. Cara penyajian jangan disamakan
3. Kapan sebaiknya kosakata dan kalimat disajikan
4. Penggunaan alat bantu yang relevan
5. Menumbuhkan kebiasaan berbahasa
6. Cara pemberian tugas
7. Ada evaluasi tentang bahan yang diajarkan
d. Pengulangan bahan, merupakan usaha menumbuhkan kebiasaan berbahasa melalui
bahan yang diberikan. Ada 2 cara untuk mengulangi bahasa yaitu dihafalkan di kepala
atau subtitusi (penggantian).
Metode yang diterapkan dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah:
1. Direct Method, merupakan metode yang pelaksanannya guru langsung
menggunakan bahasa yang diajarkan dan siswa dilarang menggunakan bahasa ibu
selama pembelajaran. Tujuannya adalah agar siswa mampu bekomunikasi dalam
bahasa kedua tersebut, dalam hal ini bahasa Indonesia. Fungsi bagi siswa adalah
agar mereka mampu berbahasa dengan tepat. Fungsi bagi guru adalah agar lebih
mudah mengajar tanpa menggunakan bahasa pengantar.
2. Natural Method, merupakan metode yang pelaksanannya menggunakan peraga
berupa benda atau gambar. Ciri-cirinya adalah:
oKosakata baru dijelaskan menggunakan kata yang sudah diketahui siswa
oMakna kata diajarkan dengan menarik kesimpulan dari contoh yang diberikan
oKamus digunakan untuk mengingat atau mencari kata yang lupa atau kata baru
oTata bahasa digunakan untuk membetulkan kesalahan
oPenyajian pelajaran berupa menyimak, berbicara, membaca, menulis lalu
mengajarkannya.
3. Reading Method. Bertujuan untuk memberi pelajar kemampuan dalam memahami
teks. Metode ini dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan dan tingkat kemampuan
siswa dan cocok diterapkan di kelas tinggi.
4. Eclectic Method. Pada metode ini bebas menambah atau mencampur antara
metode satu dengan yang lain yang dianggap cocok untuk mencapai tujuan
pembelajaran, karena setiap metode pengajaran bahasa ada kelebihan dan
kelemahannya.
3. TEKNIK
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih
ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan
guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau
cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung
makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang
sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode
Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).
a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakanguru dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu
fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi
pada siswa-siswanya.
b. Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah
kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika
Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara
tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai
dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.
Tujuan digunakan teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat
dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.
Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitasi yang dapat diberikan kapada
siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru.Biasanya pemberian tugas ini
diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi.
Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak
mendiskusikan karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau
novel. Jika yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya
tentang temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara
bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan(imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan
peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi,
misalnya ada yang berperan (berpura- pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW,
sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan
sebagainya.