Anda di halaman 1dari 6

7 Fungsi Bahasa Menurut Halliday

Sebagai sebuah produk kebudayaan, bahasa juga merupakan symbol kelompok yang
mencerminkan identitas masyarakat penggunanya. Antar anggrota masyarakat bahasa tersebut
terikat oleh perasaan sebagai satu kesatuan, yang membedakannya dari kelompok masyarakat
lainnya. Bahasa Indonesia adalah jati diri masyarakat dan bangsa Indonesia, yang memiliki ciri khas
tersendiri, yang berbeda dan tidak sama dengan bahasa lain. Bahkan dengan bahasa Melayu yang
digunakan di Malaysia atau di Brunei Darussalam. Bagi orang Bali, bahasa Bali merupakan symbol
dari kelompok etnis bali.

Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada peranan
bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai
makhluk hidup. Dengan bahasa, manusia meyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan dan tidak
setujuan, serta rasa suka dan tidak suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa
sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antar individu atau antar kelompok sosial. Dengan
menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling bermusyawarah, dan
kerja sama.

Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi-
fungsi bahasa sebagai berikut.

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau
perasaan pemakainya.

2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat
orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.

3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan
sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.

4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan
atau budaya.

5. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis
(indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
6. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi seperti
pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu hal.

7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan
pemakainya, seperti saya ingin….

Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi dengan fungsi lain
saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu tindak berbahasa dapat mengandung
lebih dari satu fungsi.

Belajar Bahasa
Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan bahasa atau
kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakan. Kemampuan ini melibatkan dua hal,
yaitu :
a. Kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan (melalui bicara) maupun tertulis
(melalui menulis)
b. Kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang disampaikan secara
lisan ( melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis (melalui kegiatan membaca)
Kedua kemampuan tersebut melibatkan penguasaan kaidah bahasa serta pragmatik yang
merupakan kesanggupan pengguna bahasa untuk menggunakan bahasa dalam berbagai situasi
yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan konteks berbahasa itu sendiri.

1. Pandangan Behaviorisme Atas Pemerolehan Bahasa Pertama.


Menurut pandangan kaum Behavioris, bahasa adalah bagian penting dari keseluruhan
tingkah laku. Kaum Behavioris ini menamakan bahasa sebagai perilaku verbal. (verbal
behavior)

Prinsip-prinsip Teori Pembelajaran Behaviorisme.


Ada tiga konsep penting dalam teori behaviorisme yaitu : Rangsanagn (stimulus),
Respons (response) dan Penguatan (reinforcement).

Classical Conditioning
Teori ini juga disebut sebagai teori contiguity (keterdekatan dua objek atau lebih danpa
hal lain) teori ini dikembangkan oleh ahli sisiologi Rusia Ivan Petrovich Pavlov (1894-
1936)

Kritikan-kritikan terhadap pandangan Behaviorisme.


Menurut pendekatan Behaviorisme, perilaku bahasa dibentuk dengan peniruan-
peniruan. Ini ada benarnya, mengingat bahasa pertama yang diperoleh anak-anak
sama dengan bahasa yang digunakan oleh orang di sekitarnya. Pemerolehan bahasa
seperti ini diragukan oleh para pakar Nativisme menurut mereka belajar bahasa terjadi
bukan karena meniru.
2. Padangan Teori Nativisme Terhadap Pemerolehan Bahasa Pertama
Bila menurut pandangan Beahviorisme pengaruh lingkungan sangat berperan dalam
pembelajaran, namun menurut Noam Chomsky bahwa ia bertentangan dengan
pandangan kaum behavioris, menurutnya pemerolehan bahasa itu, native, alamiah,
bawaan dari lahir.

Menurut pandangan Nativis pemerolehan bahasa itu ditentukan secara kodrati. Menurut
Chomsky anak baru lahir sudah dibekali dengan seperangkat alat yang
memungkinkannya untuk dapat memperoleh bahasa. Alat itu memungkinkannyauntuk
mnegamati secara sistematis bahasa di sekitarnya, apapun alasnnya, sehingga ia
dapat membangun dan mencamkan dalam hati (internalize) sistem bahasa tersebut.
Alat tersebut dinamakan Language Acquisition Device ( alat pemerolehan bahasa)
yang disingkat dengan LAD. LAD ini dianggap sebagai suatu bagian fisiologi dari otak
yang dikhususkan untuk memproses bahasa, dan hanya manusia yang memiliki alat ini,
sehingga hanya manusia yang mampu berbahasa. Peran lingkungan menurut Chomsky
hanaya sebagai pemicu untuk mengaktifkan LAD ini sehingga anak dapat menguasai
bahasa. Kalau manusia tidak memiliki alat kodrati ini, tidak mungkin ia bisa menguasai
bahasa yang disuguhkan secara alami.

3. Padangan Teori Kognitif Terhadap Pemerolehan Bahasa Pertama.


Pada pembahasan diatas terlihat bahwa pandangan Behaviorisme mengangngap
bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap pemerolehan bahsa anak, Nativisme
beranggapan bahwa pemerolehan bahasa anak dibawa sejak lahir, pandangan kognitif
bertentangan dengan kedua pendapat tadi. Menurut Jean Piaget seorang ahli psikologi
perkembangan anak bahwa struktur berfikir tidak dibawa sejak lahir dan bukan pula
salinan dari lingkungan. Piaget berkeyakinan bahwa piliran berkembang karena
interaksi konstruktif antara anak dan lingkungannya yakni lingkungan kebahasaan,
lingklungan social dan lingkungan emosional. Piaget berkeyakinan bahwa
perkembangan kognitif anak akan menjadi dasar dari perkembangan bahasanya.
Kognisi adalah pengetian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jaditingkah laku
yang mengakibatkan orang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengertian (Knoers, Haditomo, 1992) Oleh karena itu urutan
perkembangan kognitif menentukan perkembangan bahasa.

Tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget


Tahap sensori-motor (0-18 bulan atau 24 bula) tahap inimencakup 6 sub tahap
Tahap pra operasional yang terdiri dari 2 sub-tahap; 2-5 tahun dan dari 5-7 tahun
Tahap operasional konkret (kurang lebih 7-11 tahun.
Tahap operasional formal (,ul;ai kurang lebih 12 tahun)
Teknik adalah upaya, usaha atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai
tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaraan di dalam kelas pada saat itu. Jadi,
teknik bersifat implementasional. Sedangkan pendekatan bersifat aksiomatis dan
metode bersifat prosedural. Kata teknik mengandung makna “cara-cara” dan metode
juga mengandung makna “penyajian bahan”, yang dalam hubungan ini cara penyajian
bahan. Maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang sama yaitu
metode/teknik. Metode berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan bahan,
penyajian bahan, dan pengulangan bahan, oleh karena itu metode bersifat prosedural.
Sedangkan teknik mengacu pada makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru
dalam kelas, sehingga bersifat implementasional. Dengan demikian yang tepat adalah
teknik ceramah bukan metode ceramah. Adapun macam-macam teknik pembelajaran
bahasa, seperti berikut ini (Saliwangi, 1989 : 56-63)
a. Teknik Ceramah
Teknik ceramah sampai saat ini masih digunakan, karena menganggap bahwa
mengajar itu adalah menerangkan dengan berbicara/berceramah. Itulah fungsi guru
didalam kelas senagai informator, yaitu pemberi informasi kepada siswa-siswanya.
Teknik ceramah memang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi,
terutama kepada mereka yang sudah termotivasi untuk mendapatkan informasi.
Supaya lebih menarik teknik ini dapat dilengkapai dengan peragaan, gambar-
gambar atau yang lain untuk menghindari verbalisme.

Teknik ceramah memiliki kelebihan, antara lain.


1) Dapat menghemat waktu.
2) Dalam digunakan dalam kelompok besar.
3) Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca.
4) Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada pelajaran atau
aktivitas tertentu.
Di samping kelebihan teknik ceramah, teknik ini juga memiliki kekurangan antara
lain.
1) Tidak semua guru dapat berbicara yang menarik dan baik.
2) Dalam metode ini hanya sati indra yang aktif yaitu indra pendengaran.
3) Kadar CBSA-nya (Cara Belajar Siswa Aktif) rendah.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ini dapat digu akan untuk melatih
keterampilan mendengarkan (menyimak), lalu membuat intisari dari ceramah
tersebut dan menceritakannya kembali dengan bahasa sendiri. Pelaksanaan teknik
ceramah kelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi
tentang ilmu pengetahuan. Setelah itu dapat diikuti dengan tanya-jawab.
b. Teknik Tanya-Jawab
Teknik tanya-jawab ini mengikuti teknik ceramah yang telah dilakukan
sebelumnya. Tujuannya untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang
baru diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Teknik dapat
dilakukan untuk membuka pelajaran, untuk mengetahui bagaimana penguasaan
siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Siswa mengajukan pertanyaan kepada
guru biasanya untuk :
1) mengetahui hal-hal yang dirasa belum jelas, sekalipun sudah diterangkan guru;
2) memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dihadapinya; dan
3) memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan pendapat siswa sendiri.
c. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat dan menerima
kritikan jika pendapatnya kurang benar. Dalam diskusi kelompok terkadang hanya
didominasi oleh beberapa siswa tertentu saja. Untuk menghindari hal semacam itu,
diperlukan seorang moderator yang mengatur jalannya diskusi. Guru dapat
menunjuk salah satu siswa yang dianggap cakap, untuk menjadi moderator.

Kelebihan teknik diskusi kelompok antara lain.


1) Kadar CBSA-nya tinggi.
2) Memberi peluang kepada siswa untuk saling mengemukakan pendapat.
3) Mendorong terciptanya rasa kesatuan.
4) Dapat memperluas pandangan siswa.
5) Melatih mengembangkan kepemimpinan bagi siswa yang ditunjuk sebagai
moderator.
Sedangkan kekurangan dari teknik ini antara lain.
1) Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar.
2) Jika kurang terkendali bisa saja menyimpang dari tujuan.
3) Membutuhkan moderator yang terampil.
4) Adaklanya hanya didominasi oleh siswa yang suka dan berani bicara.
d. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini biasanya diberikan secara individual atau kelompok. Teknik ini
bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki
keterampilan tertentu. Untuk siswa kelas rendah tugas individual, seperti membuat
catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu. Teknik pemberian
tugas disebut juga resitasi.
e. Teknik Ramu Pendapat (Brainstorming)
Teknik ini merupakan perpaduan dari teknik tanya-jawab dan teknik diskusi.
Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra, seperti puisi, cerpen atau
novel. Kelebihan dari teknik ramu pendapat antara lain.
1) Dapat membangkitkan pikiran yang kreatif.
2) Dapat merangsang partisipasi siswa.
3) Dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru.
4) Menghasilkan reaksi berantai.
5) Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun besar.
6) Tidak memerlukan moderator yang hebat.
7) Hanya sedikit peralatan yang digunakan.
Sedangkan kekurangan dari teknik ini relatif sedikit, seperti jika guru tidak dapat
mengendalikan kelas, maka kelas akan lepas kontrol.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini digunakan untuk melatih
keterampilan berbicara siswa, seperti bermain peran. Dalam pelaksanaannya, guru
terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam
permainan simulasi. Guru memberikan tentang apa yang akan diperankan oleh
masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Siswa yang belum mendapat giliran
memainkan suatu peran, ditugaskan sebagai penonton untuk mencatat
kemungkinan adanya kesalahan bahasa yang dilakukan oleh temannya. Kesalahan-
kesalahan itu nantinya akan disikusikan setelah permaianan nmemainkan peran
selesai. Teknik simulasi ini juga disebut teknik bermain peran.

Anda mungkin juga menyukai