Anda di halaman 1dari 4

1. Halliday secara khusus mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut.

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran,


sikap atau perasaan pemakainya.
2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti rujukan, rayuwan, permohonan atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.
4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya.
5. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa
estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
6. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi
seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atau sesuatu hal.
7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau
kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin….
Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut jarang berdiri sendiri. Antara satu fungsi
dengan fungsi lain saling terkait dan saling mendukung. Dengan demikian, suatu tindak
berbahasa dapat mengandung lebih dari satu fungsi.

2. Menurut Halliday menyatakan ada tiga tipe belajar yang melibatkan bahasa, yaitu
1. Belajar Bahasa
Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan bahasa atau
kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang digunakan. Kemampuan ini melibatkan dua
hal, yaitu :
a. Kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan (melalui bicara) maupun
tertulis (melalui menulis)
b. Kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang disampaikan
secara lisan ( melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis (melalui kegiatan membaca)
Kedua kemampuan tersebut melibatkan penguasaan kaidah bahasa serta pragmatik yang
merupakan kesanggupan pengguna bahasa untuk menggunakan bahasa dalam berbagai
situasi yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan konteks berbahasa itu
sendiri.
2. Belajar Melalui Bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap, keterampilan.
Dalam konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu, seperti
Matematika, IPA, Sejarah, dan Kewarganegaraan.
3. Belajar Tentang Bahasa
Belajar Bahasa Indonesia untuk siswa SD pada dasarnya bertujuan untuk mengasah dan
membekali mereka dengan kemampuan berkomunikasi atau kemampuan menerapkan
bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan dan dalam konteks yang berbeda.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa yang dibagi pada
beberapa tipe, yaitu :
a. Tipe 1 adalah Belajar bahasa untuk dapat diterapkan bagi berbagai keperluan dalam
bermacam situasi, seperti belajar, berpikir, berekspresi, bersosialisasi atau bergaul, dan
berapresiasi.
b. Tipe 2 adalah belajar melalui bahasa agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik
maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik pula
c. Tipe 3 adalah belajar tentang bahasa, dalam konteks ini penguasaan kaidah bahasa
bukan tujuan, melainkan hanyalah sebagai alat agar kemampuan berbahasanya dapat
berkembang dengan baik.

3. Ada tiga pandangan yang mengungkapkan proses pemerolehan bahasa pertama, yaitu

1.Teori Behaviorisme
Salah satu tokoh yang mencetuskan teori ini adalah John B. Watson, di mana teori ini berfokus
pada apa yang dirasakan oleh anak dan hubungan antara stimulus dan respons pada sekeliling
anak. Sebagai contoh, saat anak ingin menyentuh hewan, lalu ada suara benda yang
mengagetkan, otomatis ia akan kaget dan bahkan bisa menyebabkan ia tidak mau menyentuh
serta takut terhadap hewan tersebut.

Tokoh lain yang juga berperan dalam teori ini adalah Skinner, di mana ia berpendapat bahwa
perilaku seorang anak akan dikendalikan oleh sebuah akibat. Bila ia mendapat apa yang
diinginkan, ia akan terus memintanya, namun bila apa yang ia mau tidak diberi, ia tidak akan
memintanya lagi. Jika teori ini diaplikasikan, maka orang tua atau guru di sekolah harus
memahami apa yang disukai dan tidak disukai oleh anak.

Satu lagi teori dengan aliran behaviorisme adalah teori yang dicetuskan oleh Thorndike yang
menghasilkan teori trial error, yakni seseorang yang terus berlatih sesuatu, lama-kelamaan akan
berhasil menguasainya. Contohnya adalah seorang anak yang terus berlatih bahasa asing, lama-
kelamaan ia akan mahir berbahasa tersebut.
2.Teori Nativisme
Dalam teori ini, para ahli percaya bahwa bahasa diperoleh secara biologis, di mana kemampuan
lingual manusia akan semakin terasah, seiring dengan berjalannya waktu. Menurut Eric
Lenneberg, bahasa merupakan perilaku khusus manusia, di mana mekanisme bahasa ditentukan
secara biologis.

Tokoh utama dalam teori ini adalah Chomsky. Ia berpendapat bahwa satu-satunya makhluk yang
memiliki kemampuan bahasa secara verbal adalah manusia. Selain itu, ia percaya bahwa setiap
anak yang lahir ke dunia, sudah dibekali “Alat Penguasaan Bahasa” atau Language Acquisition
Device (LAD), di mana hal ini didasari oleh kemampuan membedakan bunyi bahasa dan bunyi
lain, kemampuan mengorganisasikan peristiwa, kemampuan untuk mengevaluasi sistem
perkembangan bahasa, dan kemampuan lainnya.
3.Teori Kognitivisme
Berbeda dari dua teori sebelumnya, teori kognitivisme berfokus pada kemampuan nalar
seseorang. Jenis pendekatan teori ini menjelaskan bagaimana cara kita berpikir, mental internal
pada diri kita saat belajar bahasa, dan belajar bahasa merupakan proses berpikir secara kompleks.

Teori ini mematahkan asumsi bahwa kemampuan bahasa adalah kemampuan sejak lahir,
melainkan bisa dipelajari dan terus berkembang antara tingkatan kognitif dengan lingkungan
bahasanya. Pernyataan ini dikemukakan oleh Jeane Piaget, seorang filsuf, ilmuwan, sekaligus
seorang psikolog dari Swiss. Ia menyampaikan bahwa proses belajar dihasilkan oleh cara anak
dalam mengatur materi bahasa dan tidak dipengaruhi oleh usia.

4 . Siliwangi (1989) berpendapat bahwa terdapat enam macam-macam teknik


pembelajaran bahasa sebagai berikut.

 Teknik ceramah: Dalam teknik ini, guru berfungsi sebagai pemberi informasi. Teknik ini
bertujuan melatih siswa untuk mendengarkan atau menyimak informasi yang disampaikan oleh
guru.
 Teknik tanya jawab: Teknik ini merupakan tindak lanjut dari teknik ceramah. Teknik ini
bertujuan untuk memvalidasi pemahaman siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.
 Teknik diskusi kelompok: Teknik ini bertujuan melatih siswa dalam berdiskusi. Dalam diskusi,
siswa dapat saling berpendapat dan memberi masukan.
 Teknik pemberian tugas: Dalam teknik ini, siswa diberikan tugas secara individu maupun
kelompok. Teknik ini bertujuan agar siswa dapat memperdalam informasi yabg diberikan oleh
guru.
 Teknik ramu pendapat (brainstorming): Teknik ini yaitu gabungan dari teknik tanya jawab dan
teknik diskusi kelompok. Teknik ini bertujuan agar siswa dapat berdiskusi dan berpendapat.
 Teknik simulasi: Teknik inj berujuan untuk melatih public speaking siswa. Guru awalnya
memilihkan peran dalam proses simulasi.

Pembahasan

Kita mengenal metode dan teknik pembelajaran bahasa. Metode merupakan langkah atau
prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan teknik pembelajaran adalah cara guru
mengajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

5.

Anda mungkin juga menyukai