Anda di halaman 1dari 6

TUTOR :

Chery Julida Panjaitan,M.Pd

DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : SITI MARHAMAH
NIM : 858316865

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BANJARMASIN

UNIVERSITAS TERBUKA 2023


NO JAWABAN
1 Fungsi bahasa menurut Halliday meliputi tujuh fungsi yaitu:

Fungsi personal. Penggunaan bahasa untuk menyatakan suatu fungsi pribadi, yaitu
pendapat, pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.
Fungsi regulator, penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap dan pikiran/pendapat
orang lain, seperti rekomendasi, insentif, permintaan, atau perintah.
Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan memelihara
hubungan sosial seperti salam, sapa, simpati atau kenyamanan.
Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi,
pengetahuan atau budaya.
Fitur heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk mempelajari atau mengambil informasi
seperti pertanyaan dan permintaan penjelasan.
Ciri imajinatif, penggunaan bahasa untuk mewujudkan dan menyampaikan emosi
estetis (indah) seperti lagu dan karya sastra.
Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk menyatakan keinginan atau
kebutuhan pemakainya, sesuai keinginan.
2 a. Tipe 1 adalah Belajar bahasa untuk dapat diterapkan bagi berbagai keperluan dalam
bermacam situasi, seperti belajar, berpikir, berekspresi, bersosialisasi atau bergaul,
dan berapresiasi.
b. Tipe 2 adalah belajar melalui bahasa agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik
maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik pula
c. Tipe 3 adalah belajar tentang bahasa, dalam konteks ini penguasaan kaidah bahasa
bukan tujuan, melainkan hanyalah sebagai alat agar kemampuan berbahasanya dapat
berkembang dengan baik.
Dengan demikian, ketika tipe belajar tersebut saling terkait. Ketiganya terjadi secara
bersamaan dalam belajar bahasa. Oleh karena itu, mengapa pembelajaran bahasa
dilakukan secara terpadu, baik antar aspek dalam bahasa itu sendiri maupun antar mata
pelajaran lainnya.
3 A. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme dipelopori oleh B.F.Skinner (1957). Pandangan ini menekankan
bahwa proses penguasaan bahasa (pertama) dikendalikan dari luar, yaitu oleh
stimulus melalui lingkungan (Chaer, 2009:223). Teori behaviorisme menyatakan
bahwa otak bayi pada waktu dilahirkan sama seperti kertas kosong yang nanti akan
ditulisi atau diisi dengan pengalaman-pengalaman.
Dalam hal ini, semua pengetahuan dalam bahasa manusia yang tampak dalam
perilaku berbahasa merupakan hasil dari integrasi peristiwa-peristiwa linguistik yang
dialami dan diamati oleh manusia itu. Sejalan dengan hipotesis ini, aliran
behaviorisme menganggap bahwa pengetahuan linguistik terdiri hanya dari
hubungan-hubungan yang dibentuk dengan cara pembelajaran C-R (stimulus-respon)
(Chaer, 2009:172-173).
Menurut aliran behaviorisme, pemerolehan bahasa itu bersifat nurture, yakni
pemerolehan ditentukan oleh alam lingkungan. Manusia dilahirkan dengan suatu
tabula rasa, yakni semacam piring kosong tanpa apapun. Piring ini kemudian diisi
oleh alam sekitar, termasuk bahasanya. Jadi, pengetahuan apapun yang kemudian
diperoleh oleh manusia semata-mata berasal dari lingkungannya (Dardjowidjojo,
2012:234-235). Teori behaviorisme menyatakan bahwa peniruan sangat penting
dalam mempelajari bahasa dan berhubungan dengan pembentukan antara kegiatan
stimulus-respon dengan proses penguatannya. Proses penguatan ini diperkuat oleh
suatu situasi yang dikondisikan dan dilakukan secara berulang-ulang. Sementara itu,
karena rangsangan dari dalam dan luar mempengaruhi proses pembelajaran, anak-
anak akan merespons dengan mengatakan sesuatu. Ketika responsnya benar, maka
anak tersebut akan mendapat penguatan dari orang-orang dewasa di sekitarnya
(Kristianty, 2006:28).

Dengan demikian, teori behaviorisme menganggap kemampuan berbicara dan


memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya dan
menurut aliran ini pemerolehan bahasa ialah pemerolehan kebiasaan. Proses
perkembangan ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya.
Adapun perkembangan bahasa dipandang sebagai kemajuan dari penerapan prinsip
stimulus-respons dan proses imitasi (peniruan).
B. Teori Nativisme
Teori nativisme dipelopori oleh Noam Chomsky pada awal tahun 1960-an sebagai
bantahan terhadap teori belajar bahasa yang dilontarkan oleh kaum behaviorisme.
Chomsky menulis buku berjudul “Review of B.F. Skinner’s Verbal behavior” (1959)
sebagai bantahan terhadap konsep Skinner tentang belajar bahasa yang ada dalam
buku “Verbal behavior” (1957).
Pandangan nativistik yang dipelopori oleh Chomsky ini beranggapan bahwa
pengaruh lingkungan bukan faktor penting dalam pemerolehan bahasa. Selama
pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak sedikit demi sedikit membuka
kemampuan lingualnya yang secara genetis tela diprogramkan. Pandangan ini
beranggapan bahwa bahasa merupakan pemberian biologis yang sering disebut
sebagai hipotesis nurani (innteness hypothesis) (Chaer, 2009:222).

Chomsky (Dardjowidjojo, 2012:235) berpendapat bahwa pemerolehan bahasa itu


bukan didasarkan pada nurture, tetapi pada nature. Anak memperoleh kemampuan
untuk berbahasa seperti dia memperoleh kemampuan untuk berdiri dan berjalan.
Anak tidak dilahirkan sebagai piring kosong, tabula rasa,tetapi ia telah dibekali
dengan sebuah alat yang dinamakan Piranti pemerolehan Bahasa (Language
Acquision Device). Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa setiap manusia yang lahir
dilengkapi dengan kemampuan berbahasa dengan dimilikinya alat yang disebut
Chomsky sebagai Piranti pemerolehan bahasa (Language Acquisition Device atau
disingkat LAD). Lingkungan tidak berpengaruh besar terhadap perkembangan
bahasa anak. Selain itu, mustahil bagi seseorang untuk dapat menguasai bahasa
dalam waktu singkat melalui peniruan jika tidak memiliki aspek sistem bahasa yang
sudah ada pada manusia secara alamiah.
C.Teori Kognitivisme
Teori kognitivisme diperkenalkan diperkenalkan oleh Piaget (1954). Menurut Piaget
(Chaer, 2009:223), bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan
salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif.
Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada
perbahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Piaget (Chaer,
2009:224), menegaskan pula bahwa struktur yang kompleks dari bahasa bukanlah
sesuatu yang diberikan oleh alam, dan bukan pula sesuatu yang dipelajari dari
lingkungan. Struktur bahasa itu timbul sebagai akibat interaksi yang terus-menerus
antara tingkat fungsi kognitif anak dengan lingkungan kebahasaannya.

Menurut teori yang didasarkan pada kesemestaan kognitif, bahasa diperoleh


berdasarkan struktur-struktur kognitif deriamotor. Struktur-struktur ini diperoleh
anak-anak melalui interaksi dengan benda-benda atau orang-orang sekitarnya.
Menurut piaget (Chaer, 2009:178), perkembangan kognitif mempengaruhi tahapan-
tahapan dalam pemerolehan bahasa itu sendiri. Piaget (Syaodih,2005) berpendapat
bahwa berpikir itu mendahului bahasa dan lebih luas dari bahasa. Bahasa adalah
salah satu cara yang utama untuk mengekspresikan pikiran, dan dalam seluruh
perkembangan, pikiran selalu mendahului bahasa. Bahasa dapat membantu
perkembangan kognitif. Bahasa dapat mengarahkan perhatian anak pada benda-
benda baru atau hubungan baru yang ada di lingkungan, mengenalkan anak pada
pandangan-pandangan yang berbeda dan memberikan informasi pada anak. Bahasa
adalah salah satu dari berbagai perangkat yang terdapat dalam sistem kognitif
manusia.

Dalam pandangan Vygotsky (Syaodih, 2005), struktur mental atau kognitif anak
terbentuk dari hubungan diantara fungsi-fungsi mental. Hubungan antara bahasa dan
pemikiran diyakini sangat penting dalam kaitan ini. Vygotsky bahkan menegaskan
bahwa bahasa dan pemikiran pada mulanya berkembang sendiri-sendiri tetapi pada
akhirnya bersatu. Dengan demikian, teori kognitivisme beranggapan bahwa anak
dilahirkan dengan kemampuan berpikir dan di dalamnya termasuk kemampuan
berbahasa. Menurut pandangan ini, lingkungan tidak besar pengaruhnya terhadap
perkembangan intelektual anak. Perkembangan anak tergantung pada
keterlibatannya secara aktif dengan lingkungannya. Jadi, yang penting ialah interaksi
antara anak dengan lingkungannya.
4 Penjelasan singkat mengenai teknik-teknik pembelajaran bahasa yang berkaitan
dengan cara dan alat yang digunakan guru dalam kelas saat proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
1. Teknik ceramah yaitu cara menyampaikan informasi yang menjelaskan suatu
konsep secara lisan. Teknik ceramah merupakan teknik yang paling populer di
kalangan guru.
2. Teknik tanya jawab yaitu cara pembelajaran melalui teknik menyampaikan
pertanyaan untuk dijawab oleh siswa.
3. Teknik diskusi kelompok yaitu teknik pembelajaran yang dilakukan dengan
membentuk kelompok siswa yang berjumlah 5-7 orang di setiap kelompoknya.
Tiap kelompok memiliki Ketua yang bertugas menjadi moderator dan seorang
pencatat. Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan
menyampaikan gagasan, pendapat dan komentar terhadap materi yang
diberikan guru.
4. Teknik pemberian tugas yaitu teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang
memberikan tugas kepada siswa melalui berbagai kegiatan. Selanjutnya siswa
diminta memberikan pertanggung jawaban telah melaksanakan tugas tersebut.
5. Teknik ramu pendapat atau brainstorming merupakan cara pembelajaran bahasa
Indonesia yang dilakukan guru dengan menyampaikan satu materi atau
pembahasan yang bisa diperdebatkan di antara siswa.
6. Teknik simulasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan cara
mempraktekkan langsung materi belajar sehingga siswa dapat melatih
kemampuannya dalam berinteraksi dengan sesama siswa.
5 A. Mendengarkan
Standar Kompetensi : Mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan
melalui mendengarkan berbagai bunyi/suara dan bunyi bahasa; mendengarkan dan
melakukan sesuatu sesuai dengan perintah; dan mendengarkan deskripsi tentang
bendabenda di sekitar serta mendengarkan dongeng
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Mendengarkan Membedakan • Membedakan • Pengucapan
dan membedakan berbagai bunyi/ berbagai bunyi atau
berbagai bunyi/ suara, bunyi bunyi/suara suara tertentu
suara serta bunyi bahasa, dan tertentu secara di sekitar
bahasa mengucapkannya tepat • Pelafalan
(secara verbal) • Menirukan bunyi bahasa
bunyi/
suara tertentu
seperti:
suara burung,
ombak,
kendaraan, dan
lainlain
• Mengenal bunyi
bahasa
• Membedakan
bunyi
bahasa
• Melafalkan
bunyi
bahasa secara
tepat

Anda mungkin juga menyukai