Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 PBI

NAMA : HONNIL MAZARNI


NIM : 856569079
JURUSAN : S1 - PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) BI
SEMESTER : III (TIGA)
KELAS : 3A
MATA KULIAH : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

PERTANYAAN
1. Ada penyataan bahwa Bahasa itu manusiawi. Komunikasi binatang/hewan
bersifat isnting saja. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
2. Bahasa adalah alat komunikasi. Belajar bahasa adalah belajar komunikasi.
Bagaimana seharusnya pembelajaran Bahasa itu diselenggarakan di
sekolah? Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud dengan B1 dan B2? Bagaimana perbedaan
pemerolehnya?
4. Jelaskan konsep:
Strategi
Pendekatan
Metode
Teknik
5. Dalam pembelajaran bahasa dikenal adanya metode langsung (direct
method) dengan metode Electic. Apa perbedaan kedua metode tersebut?

JAWABAN
1. Maksud dari pernyataan tersebut adalah Bahasa merupakan bunyi-
bunyi yang diujarkan oleh pengguna. Bahasa dapat berkembang karena
digunakan oleh manusia. Dengan kata lain, Bahasa bersifat manusiawi
atau insaniah.
Chomsky (dalam Pateda, 1990) berpendapat bahwa anak yang lahir
ke dunia ini telah membawa kapasitas atau potensi bahasa. Masih dalam
Pateda, Mackey berpendapat bahwa bahasa dapat dilihat dari dua hal,
yakni sebagai aktivitas jiwa dan sebagai aktivitas otak. Bahasa sebagai
aktivitas otak bermakna bahwa ujaran seseorang diproses di dalam
otaknya. Dengan demikian, terdapat kaitan antara otak manusia dan
bahasa. Hal ini tidak pernah terjadi pada binatang. Jika Anda
memperhatikan perkembangan seorang anak manusia dari sisi
bahasanya, Anda akan dapat mencatat perkembangan bahasa sang anak.
Sejak mereka mulai meracau (menyuarakan bunyi-bunyi vokal),
membunyikan suku kata, kata, hingga mereka belajar berbicara. Kejadian
atau proses berbahasa ini dapat Anda rekam untuk membuktikan
kebenarannya.
Untuk mengetahui apakah ada persamaan antara anak manusia
dengan anak binatang dalam hal bahasa, Anda juga dapat mengamati
perkembangan bahasa pada dunia binatang. Secara jujur harus diakui
bahwa sejak lahir sampai tuanya, seekor sapi tidak pernah mengeluarkan
bunyi yang berbeda, begitu pula dengan hewanhewan yang lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa binatang tidak memiliki
bahasa sebagai alat komunikasi. Mereka melakukan hubungan sesama
jenis hanya berdasarkan insting.
2. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem symbol
bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk
sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya
di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan
suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyarakat
tentunya memiliki bahasa. Penyelenggaran pembelajaran Bahasa disekolah
harus ada seorang pendidik.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususanya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam pembelajaran tugas pendidik yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan belajar agar dapat mendukung terjadinya
perubahan perilaku yang lebih baik bagi siswa. Untuk mencapainya
pendidik dapat menggunakan berbagai sumber belajar untuk
mendudukung proses terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa.
Sekolah dasar (SD) sebagai penggalan pertama pendidikan dasar,
seyongyanya dapat membentuk landasan yang kuat untuk tingkat
Pendidikan selanjutnya. Dengan tujuan sekolah harus membekali
lulusannya dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai,
yaitu kemampuan proses strategis. Adapun kemampuan proses strategis
adalah keterampilan berbahasa. Dengan kemampuan berbahasa yang
dimiliki, siswa mampu menimba berbagai pengetahuan mengapresiasi
sastra, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dengan
kemampuan berbahasa yang dimiliki siswa, siswa akan mampu menimba
berbagai ilmu pengetahuan yang terutama dan ditujukan dalam
memahami materi bahasa Indonesia, bersastra, bahasa seni dan sastra.
Dengan bahasa orang dapat: menjadi makhluk sosial berbudaya,
membentuk pribadi yang baik, menjadi makhluk berpribadi, menjadi
warganegara, serta untuk memahami dan berpartisipasi dalam proses
pembangunan masyarakat, untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang dipelajari di
sekolah dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran di SD ini
dapat dibagi menjadi pembelajaran kelas rendah dan kelas tinggi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah memiliki kekhasan sendiri.
Kekhasan ini tampak dari pendekatan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan tematik. Kekhasan juga tampak secara jelas dari materi bahan
ajar yang diajarkan di SD kelas rendah.

3. Sebagai alat komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang


bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud dengan
sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, melainkan
terdiri pula dari subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi,
subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Secara umum pemerolehan
bahasa terbagi menjadi dua, yaitu:
a. B1 (Bahasa Orang Tua) B1 merupakan bahasa pertama yang ia kenal
setelah pertumbuhan sang anak biasanya B1 didapat dalam
keluarganya yaitu orang tua atau kakanya, B1 juga merupakan hal
penting pertumbuhan seorang anak kedepannya yang menentukan
anak tersebut akan aktif atau pasif.
b. B2 (Lingkungan) B2 merupakan faktor eksternal diperolehnya suatu
bahasa seorang anak biasanya didapat dari teman, tetangga, saudara
atau lingkungan diluar rumahnya. B2 juga yang membuat anak
menjadi seseorang yang mempunyai jiwa sosialisme yang tinggi
terhadap lingkungannya sehingga kedepannya anak dapat menjadi
anak yang aktif dan tidak pemalu.
4. Strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategia, yang berarti „ilmu
perang‟ atau „panglima perang‟. Berdasarkan pengertian atau konsep
tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa strategi adalah suatu seni
merancang operasi dalam peperangan, misalnya cara mengatur posisi atau
siasat berperang angkatan darat, angkatan laut, atau angkatan udara.
Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur suatu
kejadian, peristiwa, atau hal-ihwal lainnya. Dalam hal ini, Anda sebagai
calon pendidik diharapkan dapat menerapkan dan memilih strategi apa
yang cocok dengan karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan situasi
satuan pendidikan tempat Anda bertugas.
Anthony (1972:5) menjelaskan bahwa strategi adalah teknik yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bidang administrasi
(pembelajaran), strategi diartikan sebagai upaya yang bersifat makro,
menyeluruh, berjangka panjang, dan didasarkan atas keputusan hasil
penalaran, pemikiran, atau penelitian. Strategi merupakan tugas pokok
seorang guru (pendidik) apabila guru tersebut menginginkan pembelajaran
yang dilaksanakan mencapai target sesuai dengan rancangan yang dipilih.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa strategi
merupakan suatu landasan, ancangan, atau approach. Dengan demikian,
guru harus memiliki strategi pembelajaran.

Pendekatan merupakan seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan


berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan
merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa
bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai
kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap
bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.Pendekatan yang
telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain ialah
pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul
pendekatan-pendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan
fungsi bahasa, yakni pendekatan komunikatif. Ketiga pendekatan ini saling
berhubungan/saling menunjang. Di samping pendekatan-pendekatan di
atas, terdapat juga pendekatan yang lain, yaitu pendekatan tata bahasa
dan pendekatan terjemahan.

Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang


mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis
bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remedi dan
bagaimana pengembangannya. Pemilihan, penentuan, dan penyusunan
bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar tersebut
mudah diserap dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada
pendekatan yang dianut. Melihat hal itu, jelas bahwa suatu metode
ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain,
pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan.
Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta
kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut.
Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai
kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan ajar
tersebut. Sesudah itu, guru menentukan hahan ajar yang telah dipilih itu,
yang sekiranya sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan,
kebutuhan serta latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar
tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang
mudah berlanjut pada yang lebih sukar. Di samping itu, guru
merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remedy serta
mengembangkan bahan ajar tersebut.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar
yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.
Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu
mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini,
guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa,
sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, Teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk
metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-
beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah
siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun
berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan
menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan
dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.

5. perbedaan kedua metode tersebut adalah sebagai berikut:


Metode langsung (direct method) adalah metode yang menekankan pada
penggunaan Bahasa sasaran (bahasa yang dipelajari) dalam pembelajaran
bahasa dan tidak diperkenankan menggunakan bahasa ibu. Selain itu,
metode langsung dapat diartikan bahwa suatu cara menyajikan materi
pembelajaran bahasa asing yaitu guru langsung menerapkannya bahasa
asing tersebut sebagai Bahasa pengantar tanpa menggunakan bahasa
peserta didik sedikitpun dalam pembelajaran, jika ada satu kata yang sulit
dimengerti oleh peserta didik, maka guru dapat mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain-
lain.(Sumardi Mulyanto,1979: 32).
Metode langsung muncul pada tahun 850 M sebagai reaksi metode Qawaid
Terjemah yang memperlakukan Bahasa sebagai sesuatu yang mati.
Kemunculan metode ini menyerukan adanya perubahan-perubahan
mendasar dalam mengajarkan Bahasa asing dan memperlakukannya
sebagai bahasa yang hidup. Di antara ciri-ciri khusus Metode Langsung
adalah:
a. Memprioritaskan keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan
membaca, menulis dan menterjemah.
b. Menjauhi dan menganggap tidak perlu menerjemahkan ke dalam
bahasa ibu. Dengan kata lain, bahasa ibu tidak ada tempat sama sekali.
c. Menerangkan makna kata atau kalimat yang sulit dengan bahasa Arab
lagi melalui berbagai cara. Di antaranya menjelaskan maksud
kata/kalimat, menyebut sinonimnya atau lawannya dan sebagainya.
d. Menggunakan perbandingan langsung antara kata dan maknanya
(dalam Bahasa Arab lagi). Juga perbandingan langsung antara kalimat
dan situasinya.
e. Menggunakan teknik menirukan dan hafalan, di mana peserta didik
mengulangulang kalimat-kalimat, lagu-lagu dan percakapan yang
membantu mereka memantapkan bahasa sasarannya. Sedangkan

Metode eklektik (eclectic method) adalah metode yang merupkan


pemilihan dan penggabungan. pemilihan dan penggabungan yang di
maksud metode ini bukan menggabungkan metode yang ada, tetapi lebih
bersifat “ tambal sulam” artinya setiap metode dipandang dapat mengatasi
kekurangan metode tertentu dengan memanfaatkan kelebihan metode lain.
Metode ini adalah metode yang menggabungkan beberapa metode sesuai
kebutuhan atas dasar pertimbangan tujuan pembelajaran, sifat materi
pelajaran, kemampuan pelajar, bahkan kondisi guru. Metode eklektik atau
metode gabungan (eclectic method) merupakan kreativitas para pengajar
bahasa arabuntuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa arab.
Metode ini juga sekaligus memberikan kebebasan kepada merekauntuk
menciptakan variasi metode. Sebagaimana metode-metode lainnya, metode
eklektik memiliki asumsi-asumsi atau dasar dijadikan pijakannya.
Menurut al-Khuli yang di kutif oleh Acep, ada 6( enam) hal yang menjadi
pijakan metode eklektik, sebagai berikut:
a. Setiap metode pengajaran bahasa asing memiliki kelebihan. kelebihan
ini bisa dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa asing.
b. Tidak ada metode yang sempurna, dan juga tidak ada metode yang
jelek, tetapi semuannya memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan
metode tertentu bisa jadi dapat mengatasi kelemahan metode tertentu.
c. Setiap metode memiliki latar belakang, karakteristik, dasar pikiran, dan
peruntukan yang berbeda, bahkan bisa jadi suatu metode muncul
karena menolak metode sebelumnya, Jika metode-metode tersebut
digabungkan, maka akan menjadi sebuah kolaborasi yang saling
menyempurnakan.
d. Tidak ada satu metode pun yang sesuai dengan semua tujuan, semua
guru, semua siswa, dan semua program pengajaran.
e. Hal yang terpenting dalam mengajar adalah memberi perhatian kepada
para pelajar dan kebutuhannya, bukan menguasai metode tanpa
didasarkan kepada para pelajar dan kebutuhannya.
f. Setiap gurubahasa asing di beri kebebasan untuk menggunakan
langkah-langkah atau teknik-teknik dalam menggunakan metode
pelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai