Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANGGRAINI PUTRI NUGRAHA
KELAS : 3 H
NIM : 2022143294

Dosen Pengampu :
Dr.Achmad Wahidy M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG (UPGRIP)
2023
I. PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan bagian sentral dalam kehidupan manusia. Manusia


menggunakan bahasa untuk berbagai segi dalam kehidupannya. Ketika dilahirkan ke
dunia, manusia sudah dilengkapi dengan alat pemerolehan Bahasa yang disebut LAD
(Language Acquisition Device ) .

Dengan LAD , manusia mampu untuk mengembangkan bahasa yang akan mereka
gunakan seumur hidupnya. Penggunaan bahasa ini tidak terlepas dari proses pemerolehan
bahasa.Pemerolehan bahasa dapat diartikan sebagai periode seseorang memperoleh bahasa atau
kosa kata baru. Periode pemerolehan Bahasa tersebut terjadi dimulai dari ia dilahirkan hingga
dewasa yang banyak ditentukan oleh interaksi rumit antara aspek-aspek kematangan biologis,
kognitif, dan sosial.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :

Pengertian Dari Mazhab Pemerolehan Bahasa ?

Apa Jenis Mazhab Pemerolehan Bahasa ?

Tahapan Apa Saja Pemerolehan Mazab Pada Anak ?

Apa Implikasi Pemerolehan Bahasa Bagi Pembelajaran Bahasa ?

1.3. TUJUAN

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari


pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pemerolehan Bahasa

Untuk mengetahui pengertian dari Mazhab Pemerolehan Bahasa


Untuk mengetahui Jenis Mazhab Pemerolehan Bahasa

Untuk mengetahui Apa Implikasi Pemerolehan Bahasa Bagi Pembelajaran Bahasa ?

II.PEMBAHASAN

II.A PENGERTIAN JENIS DAN MAZHAB PEMEROLEHAN BAHASA

Pembelajaran bahasa merupakan suatu proses yang terjadi secara alami dan tidak terasa
di dalam otak anak pada saat mempelajari bahasa ibu atau bahasa ibu. Pembelajaran bahasa ini
dapat terjadi secara tidak sengaja dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ketika berinteraksi
dengan orang-orang disekitarnya.
Menurut Chaerunnisa (2018), pemerolehan bahasa adalah proses dimana orang
memperoleh kemampuan untuk menangkap, memproduksi dan menggunakan kata-kata untuk
pemahaman dan komunikasi.
Menurut Krashen (2009; 10), pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang terfokus
secara tidak sadar atau tidak sadar di mana pembelajar bahasa mengendalikan bahasa secara
implisit atau pembelajar bahasa mendengar bahasa secara kebetulan dan dengan demikian
mengkonstruksi makna berdasarkan konteksnya.
Pembelajaran bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa. Menurut Kusuma (2016),
pembelajaran bahasa mengacu pada proses yang terjadi ketika seorang anak mempelajari bahasa
kedua setelah mempelajari bahasa pertama. Jadi pembelajaran bahasa berkaitan dengan bahasa
pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkaitan dengan bahasa kedua. Pembelajaran bahasa
pertama berlangsung secara ilmiah tanpa pendidikan khusus, tanpa disadari di lingkungan
keluarga anak.

Pembelajaran bahasa dan pembelajaran bahasa merupakan dua hal yang berbeda, yaitu dalam
banyak hal:
Pembelajaran bahasa biasanya terjadi secara tidak sadar. Pada saat yang sama,
pembelajaran bahasa terjadi secara sadar dan sengaja. Keterampilan, pembelajaran bahasa
diperoleh melalui pengalaman langsung dan struktur pribadi. Pada saat yang sama, pembelajaran
bahasa berlangsung melalui proses praktis yang terbimbing
Metode, tidak ada metode khusus yang digunakan dalam pemerolehan bahasa. Pada saat yang
sama, metode tertentu digunakan dalam pembelajaran bahasa
Pengecekan, pemerolehan bahasa dilakukan melalui proses komunikasi nyata. Pada saat yang
sama, pembelajaran bahasa berlangsung melalui tes atau latihan
Fokus, kosakata untuk mempelajari pemerolehan bahasa. Pada saat yang sama, pembelajaran
bahasa mengeksplorasi struktur
Motivasi, pembelajaran bahasa Motivasi adalah komunikasi. Pada saat yang sama, pembelajaran
bahasa dimotivasi oleh prestasi. (Musfiroh, 2006)
Ketika seseorang memperoleh bahasa ibunya, terjadi dua proses, yaitu proses kompetensi dan
kinerja. Kedua proses ini adalah hal yang berbeda. Menurut Abdul Chaer (2003) Kusuma (2016),
kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik)
secara tidak sadar. Setiap anak mempunyai kompetensi sejak lahir. Kualifikasi tersebut
memerlukan bimbingan agar anak dapat menguasai bahasa dengan baik.
Efisiensi adalah kemampuan anak dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Penyajiannya terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman kalimat dan proses penerbitan.
Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati dan mempersepsikan kalimat-kalimat
yang didengar, sedangkan proses produksi melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat sendiri.
- Jenis-jenis pemerolehan bahasa menurut Darjowidjojo (2004:244) dibagi menjadi empat
tingkatan, yaitu:
Pemerolehan fonologi (bunyi bahasa).
Pada tataran linguistik, fonologi terbagi menjadi dua bagian, yaitu fonetik dan fonetik. Fonetik
adalah ilmu linguistik yang mempelajari bunyi-bunyi ujaran yang digunakan dalam tuturan dan
bagaimana alat ujaran manusia menghasilkan bunyi-bunyi tersebut. Fonetik adalah ilmu linguistik
yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna atau fonem. Fonem
adalah dua bunyi yang berbeda secara fonetis dalam lingkungan yang sama yang membedakan
kata-kata yang berbeda.

Perolehan Morfologi (Kata)

Morfologi adalah ilmu yang termasuk dalam jurusan linguistik, yang terutama mempelajari
tentang konfigurasi kata atau bagian-bagiannya (morfem), variasi dan kombinasinya. Morfem
merupakan bentuk bahasa yang bersifat dasar atau kecil, sehingga tidak dapat dipecah-pecah lagi
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Misalnya, kata berdiri tidak dapat dipisahkan menjadi
kata tidak atau kamu. Satu kata harus sempurna. Namun suatu morfem dapat diperbesar dengan
penambahan seperti prefiks, infiks, dan sufiks.

Perolehan sintaksis (kalimat).

Menurut L. Suratminto (Darwin dkk, 2021), sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari susunan antar kata dan hubungan antara kata dengan satuan linguistik yang lebih
besar atau satuan yang lebih besar. Jadi, sintaksis berkaitan dengan aturan atau tata bahasa tentang
bagaimana kata ditempatkan dan dihubungkan dalam kalimat, klausa, dan kalimat.
Pemeroleh semantik (makna)

Semantik berarti ilmu tentang kata-kata atau bisa juga disebut ilmu yang mempelajari tentang
makna bahasa dan perubahannya. Semantik disebut juga dengan cabang ilmu linguistik yang
mempelajari makna ungkapan kebahasaan atau makna hubungan antar kata yang membentuk
frasa, kalimat, kata, atau wacana.

II.B Tahapan Pemerolehan Bahasa Pada Anak

Menurut Muhammad Yasir dalam jurnal “Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak Usia 9
Tahun: Kajian Pemerolehan Fonologi Dan Ujaran” ada empat proses dalam pemerolehan bahasa
pertama pada anak:

(1) Tahap pemerolehan kompetensi dan performansi, dalam memperoleh bahasa pertama anak
mengambil dua hal abstrak dalam teori linguistik yaitu kompetensi dan performansi. Kompetensi
adalah pengetahuan mengenai gramatika bahasa ibu. Dimana gramatika terdiri atas tiga
komponen, yaitu semantik, sintaksis, dan fonologi yang diperoleh secara bertahap,

(2) Tahap pemerolehan semantik, pemerolehan sintaksis bergantung pada pemerolehan semantik.
Bagian pertama yang diperoleh oleh anak bukanlah struktur sintaksis melainkan makna
(semantik). Sebelum mampu mengucapkan kata sama sekali, anak-anak akan rajin
mengumpulkan informasi tentang lingkungannya.

(3) Tahap pemerolehan sintaksis, konstruksi sintaksis pertama pada anak dapat diamati saat usia
18 bulan. Pembentukan satu atau dua kata yang terucap pada anak merupakan susunan untuk
mengungkapkan sesuatu. Anak mampu memproduksi bahasa sasaran untuk mewakili apa yang ia
maksud.

(4) Tahap pemerolehan fonologi, secara fonologis, anak yang baru lahir memiliki perbedaan
organ bahasa yang amat mencolok dibanding orang dewasa dan berkembang melalui bunyi-
bunyi dasar

II.C IMPLIKASI PEMEROLEHAN BAHASA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA

Para ahli pembelajaran bahasa telah lama berpendapat bahwa bahasa pertama mempunyai
dampak yang signifikan terhadap kemahiran bahasa kedua. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
bahasa pertama menghalangi pembelajaran bahasa kedua.

Menurut teori behaviorisme berdasarkan beberapa teori dan hipotesis dapat disimpulkan bahwa:
Menurut teori behaviorisme, bahasa merupakan hasil perilaku stimulus-respon. Oleh karena itu,
jika seorang siswa ingin meningkatkan kemampuan bicaranya, maka ia harus meningkatkan
penerimaan rangsangan. Oleh karena itu, peran lingkungan sebagai sumber stimulus menjadi
dominan dan sangat penting untuk membantu proses pemerolehan bahasa kedua. Selain itu,
behaviorisme juga menganggap bahasa sebagai proses kebiasaan. Jadi, semakin banyak orang
yang ingin belajar suatu bahasa, maka semakin mereka perlu dirangsang dan diberi jawaban.

Teori kontrastif menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa kedua sedikit banyak
ditentukan oleh kondisi bahasa bahasa pertama yang dipelajari anak. Bahasa lain adalah proses
transmisi. Jadi jika terdapat banyak kesamaan struktur bahasa pertama yang diperolehnya,
biasanya anak akan mempelajari bahasa kedua dan sebaliknya. (Safa, 2012)

III.PENUTUP

KESIMPULAN

Pemerolehan bahasa atau language acquisition adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak
seorang anak secara natural dan tanpa disadari ketika mempelajari

bahasa ibunya atau native language. Pemerolehan bahasa anak terdapat beberapa macam
diantaranya fonologi (bunyi bahasa), morfologi (kata), sintaksis (kalimat) dan semantik (makna).
Terdapat beberapa teori yang mengkaji pemerolehan bahasa yakni teori behaviorisme, teori
nativisme, teori kognitivisme dan teori konstruktivisme-intraksionisme Tahapan pemerolehan
bahasa terdiri dari tahap yang dimulai antara usia 2-4 bulan, tahap antara usia 6-8 bulan, tahapan
antara usia 12-18 bulan, tahapan antara usia 18-20 bulan dan tahapan 2-3tahun untuk usia
lanjutan anak sudah mampu berbahasa dengan baik. Implementasi pemerolehan bahasa bagi
pembelajaran bahasa sangat berpengaruh. Dimana pemerolehan bahasa adalah awal dari
pembelajaran bahasa bagi anak. Perlu kita ketahui bahwa pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh
beberapa hal yakni faktor motivasi, usia, penyajian formal dan faktor bahasa pertama
anak.Apabila bahasa pertama anak tidak terlalu jauh perbedaannya dengan bahasa kedua yang
dipelajarinya maka anak tersebut akan lebih mudah untuk mempelajari bahasa keduanya
begitupula sebaliknya
I.PENDAHULUAN

Mengajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru. (alam melaksanakan tugasnya
tersebut, seorang guru memerlukan pedoman yang dijadikan sebagai pegangan agar apa yang
dilakukannya sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan (epartemen Pendidikan dan
Kebudayaan. (alam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar, peranan
guru sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing yang paling utama ialah kurikulum. Seperti
yang telah diketahui, kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan yang dilandasi pandangan
atau filsafat tertentu. Apabila pandangan berubah, pendekatan berubah, maka kurikulum pun
akan berubah, dan ini berarti pedoman proses belajar mengajar juga berubah. Perubahan
kurikulum ini dilakukan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
serta meningkatkan mutu Pendidikan (alam beberapa dasa warsa ini, telah terjadi beberapa kali
perubahan pendekatan dalam dunia pembelajaran, termasuk di dalamnya dunia pembelajaran
bahasa. Selain pendekatan, seorang guru juga membutuhkan teori, metode, dan teknik
pembelajaran agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Pada umumnya belajar
bahasa merupakan belajar komunikasi dimana pendidik lebih berperan penting dalam
keberhasilan peserta didiknya. Hal ini pun berhubungan dengan kemampuan dan strategi
penerapan pendidik dalam mentransferkan ilmu kepada peserta didiknya.Komunikasi yang
terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar

II.PEMBAHASAN

II.A Teori Pembelajaran Bahasa


Teori belajar bahasa yaitu (Ellis, 1987):
a) Pendekatan Pengkondisian Pendekatan pengkondisian dalam pembelajaran bahasa membuat
asumsi dasar bahwa bahasa dipelajari sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengkondisian. Ini
berarti bahwa prinsip-prinsip pengondisian yang diturunkan dari studi organisme tingkat rendah
dapat diterapkan pada pemahaman pembelajaran bahasa. B. F. Skinner adalah salah satu
psikolog awal yang menganjurkan studi tentang perilaku bahasa dari sudut pandang
pengkondisian. Ide dasarnya adalah perilaku verbal seperti kelas perilaku lainnya dan diperoleh
melalui penguatan respons verbal yang sesuai. Skinner mengemukakan ada dua jenis penguatan
yaitu penguatan positive, penguatan negative dan hukuman (Santrock, 2001). Secara umum,
skinner berpendapat bahwa perilaku verbal sama seperti perilaku lainnya yang dipaparkan
melalui penguatan respon yang benar.
b) Pendekatan Psikolinguistik Kemampuan untuk mempelajari atau memperoleh bahasa melalui
pengembangan aturan-aturan yang abstrak merupakan ciri yang unik pada manusia.
Pembelajaran bahasa tidak terlepas dari apa yang dikemukakan para linguis tentang bahasa.
Orang yang beranggapan bahwa bahasa adalah sebagai fenomena yang bisa dipilah menjadi
bagian-bagian secara terpisah, akan memberi perhatian lebih besar kepada cara memahami
pembagian masing-masing tersebut. Sementara orang yang beranggapan bahwa bahasa adalah
terkait dengan budaya dan merupakan alat interaksi sosial, akan menggunakan metodologi
pembelajaran yang kental dengan strategi sosiolinguistik dan komunikatif (Saepudin, 2018).

II.B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Pengertian Pendekatan

Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam pengajaran, kata


ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi, kalau diterjemahkan,
approach adalah cara memulai sesuatu. Dalam hal ini, yaitu cara memulai
pengajaran bahasa. Lebih luas lagi, approach adalah seperangkat asumsi tentang
hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan proses belajar bahasa.
Berbagai asumsi yang terdapat dalam bahasa yang dikemukakan Ramelan
(dalam Zuchdi 1996: 29) mengutip Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu
pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta
pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang
bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan ada
pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan;
dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Pembelajaran Bahasa
Indonesia Sekolah Dasar 2-3 Asumsi-asumsi tersebut di atas menimbulkan pendekatan-
pendekatan yang
berbeda, yakni:

1. pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti


berusaha membiasakan diri menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada
pembiasaan;
2. pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha
untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan. Tekanan
pembelajarannya pada pemerolehan kemampuan berbicara;
3. pendekatan yang mendasari pendapat bahwa pembelajaran bahasa, yang harus
diutamakan ialah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran. Tekan
pembelajarannya pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan
menggunakan bahasa.

Berdasarkan asumsi-asumsi itulah muncul pendekatan pengajaran yang


dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi
dan bahwa belajar bahasa yang terpenting adalah melalui komunikasi, maka lahirlah pendekatan
komunikatif Asumsi yang berbeda, akan menimbulkan pendekatan yang berbeda. Dari
asumsi-asumsi pandangan behaviorisme misalnya, maka muncul pendekatan struktural. Dari
asumsi pandangan konstruktivisme, maka lahirlah pendekatan
konstruktivisme.

Demikian pula dari asumsi-asumsi humanisme lahirlah pendekatan


komunikatif. Penggunaan pendekatan dalam pengajaran bahasa menyikapi:
1) cara pandang seseorang dalam menyikapi bahasa sebagai materi pelajaran,
2) isi pembelajaran,
3) teknik dan proses pembelajaran
4) perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran

III.PENUTUP

KESIMPULAN
Mendidik, mengajar dan membimbing merupakan tugas mutlak yang harus di penuhi oleh
seorang guru. Dalam menjalankan tugasnya tersebut seorang guru membutuhkan teori
pendekatan agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik. Terdapat berbagai macam
teori, pendekatan yang dapat menjadi pilihan bagi guru untuk melangsungkan proses
pembelajaran di sekolah. Pendekatan di ambil berdasarkan teori yang di pilih. Teori, pendekatan
yang digunakan harus di sesuaikan pula dengan materi yang akan di sampaikan

Anda mungkin juga menyukai