BAHASA KEDUA
Ditulis oleh
Abstract
Abstrak
Bahasa adalah kognisi berbeda yang membuat manusia sangat unik. Studi
Psikoinguistik telah berhasil mencerahkan hubungan bahasa dengan proses mental
pada saat proses resepsi dan produksi bahasa terjadi. Psikolinguis adalah bagian dari
bidang luar biasa yang mempelajari bagaimana pemerolehan bahasa terjadi, yang
merupakan proses penting untuk dipahami sepenuhnya. Pemerolehan bahasa adalah
proses dimana manusia memperoleh kapasitas untuk memahami dan memahami
bahasa. Pemerolehan bahasa juga melihat bagaimana orang menghasilkan dan
menggunakan kata-kata dan kalimat untuk berkomunikasi. Ini adalah proses yang
sangat kompleks yang dilihat oleh psikolinguistik lebih dekat daripada kebanyakan.
Para peneliti membagi pemerolehan bahasa menjadi dua kategori, pemerolehan
bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua.
A. Pendahuluan
ini baik dalam bentuk tulisan, lisan, maupun yang hanya berupa simbol tertentu.
Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi karena manusia adalah makhluk
sosial yang mau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lain. Dalam interaksi
pasti ada komunikasi dan dalam komunikasi itu pasti ada bahasa. Berbeda dengan
hewan yang menggunakan insting dalam berkomunikasi dengan hewan lain. Dalam
psyholinguistic. Setiap manusia memiliki potensi yang sama untuk menguasai bahasa.
Proses dan sifat penguasaan bahasa setiap orang berlangsung dinamis dan melalui
stages, from grasping to full fluency; while language learning is defined as the
proses pemahaman dan penghasilan bahasa pada manusia melalui beberapa tahap,
(language learning) diartikan sebagai proses dikuasainya bahasa sendiri atau bahasa
lain oleh seorang manusia. Meanwhile, Krashen (in Johnson & Johnson, 1999: 4)
characterizes acquisition as a natural process that takes place without any conscious
minimal pemerolehan ialah partisipasi dalam situasi komunikasi yang alami. Oleh
karena itu, seorang memperoleh bahasa tanpa disadari atau dalam bawah sadar, dan
Perkembangan bahasa yang dimaksud adalah sederetan perubahan fungsi organ tubuh
yang bersifat teratur, progresif dan saling berkaitan. Dalam ilmu psycholinguistic,
bicara, emosi, dan social. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan
manusia yang utuh. Eva M Fernandez stated that all children pass through similar
processed in the human brain, then it follows that a human infant will acquire that
bahasa kedua (second language). Anak memperoleh bahasa pertama secara tidak
sadar berbeda dengan pemerolehan bahasa kedua yang dilakukan secara sadar
adapula yang mengatakan bahwa pemerolehan bahasa juga tentang bahasa kedua.
Language acquisition is about the first language, while language learning is about the
second language. However, many also use the term language acquisition for a second
Selaras dengan permasalahan di atas maka tujuan dari pembahasan kali ini untuk
mengetahui:
B. PEMBAHASAN
penafsiran dari para ahli. Ada yang mengatakan bahwa pemerolehan bahasa
mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas
atau kata-kata terpisah adari sandi linguistic untuk mencapai tujuan social mereka.
produce speech spontaneously, and the ability to understand the speech of others. If it
is associated with this, then what is meant by language acquisition is the process of
without going through formal learning activities (Tarigan et al., 1998). Dalam
language acquisition is the process of possessing language skills, either in the form of
bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untu
bersangkutan.
pemerolehan bahasa:
4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang
Dalam proses pemerolehannya, bahasa bisa dipilah menjadi bahasa ibu atau
bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing. Penamaan bahasa ibu dan bahasa
pertama mengacu pada sistem linguistik yang sama. Yang disebut bahasa ibu adalah
adalah bahasa yang pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibunya atau dari
keluarga yang memeliharanya. Bahasa ibu lazim disebut bahasa pertama, karena
bahasa itulah yang pertama dipelajari anak. Jika kemudian hari anak tersebut
mempelajari bahas a lain, maka bahasa lain tersebut disebut bahasa kedua. Tidak
jarang seorang anak mempelajari bahasa lainnya lagi sehingga ia bisa menguasai
bahasa ketiga, maka bahasa tersebut disebut bahasa ketiga. Begitu seterusnya
1) Teori behavioristic
directly and the relationship between stimuli (stimulus) and reaction (response).
reaction will become a habit if the reaction is justified. Thus, the child learns his first
language. Sebagai contoh, seorang anak mengucap bilangkali untuk barangkali pasti
anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut.Apabila
suatu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak akan mendapat
kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan
membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan hal pokok bagi
2) Teori nativis
Nativistik berasal dari pernyataan dasar bahwa pemerolehan bahasa sudah
ditentukan dari lahir dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan untuk
akuisisi bahasa, sebuah daerah di otak kita yang memungkinkan belajar bahasa secara
natural. Menurutnya, anak-anak di seluruh dunia belajar bahasa dengan cara yang
sama, terlepas dari budaya mereka atau bahasa yang mereka pelajari (Field, via
Musfiroh, 2016). Nativisme mempercayai bahwa setiap manusia yang lahir sudah
dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device)
disingkat dengan LAD. Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat menguasai
bahasa dalam waktu yang singkat dan bisa menguasai system bahasa yang rumit.
LAD juga memungkinkan seorang anak dapat membedakan bunyi bahasa dan bukan
bunyi bahasa.
3) Teori kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget tahun 1954. Ia mengatakan
bahwa bahasa itu adalah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum didalam kognisi.
urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223).
Second Language Acquisition (SLA) refers to the study of how students learn
after the first language whether it is the second, third or fourth language. Therefore,
any other language apart from the first language is called a second language (SL) or
Berikut ini merupakan teori pemerolehan bahasa kedua, Ellis (1987) Telah
1) Teori/Model Alkulturasi
terhadap kebudayaan baru‖. Itu dipandang sebagai suatu aspek penting PB2, karena
bahasa merupakan salah satu ekspresi budaya yang paling nyata yang dapat diamati
dan bahwa proses pemerolehan baru akan terlihat dari cara saling memandang antara
penggunakan kata sapaan, nada suara, pilihan kata, dan aturan-aturan yang lain.
Dalam teori ini, jarak sosial dan jarak psikologis anak sangat menentukan
2) Teori Akomodasi
dan jarak psikologis sebagai fenomena yang menentukan tingkat interaksi antara
pelajar dan para pembicara pribumi, maka Giles melihat hubungan antar kelompok
sebagai subjek bagi perundingan yang konstan selam interaksi berlangsung. Jadi,
kalau Schumann menganggapnya statis, maka bagi Giles itu dinamis (Tarigan,
1988:189-190).
3) Teori Wacana
Psikolinguistik mengatakan bahwa percakapan anak dapat berjalan lancar dan pada
si kanci?l) namun kalimat tersebut terdengar aneh bila digunakan pada percakapn
orang dewasa (Soejono, 2014:267). Hal tersebut adalah salah satu bukti komunikasi
4) Teori Model/Monitor
The Monitor model was proposed by Stephen D. Kharsen. This theory views
use to edit their language performance (verbal appearance). This monitor works using
kemampuan bahasa kedua. Pertama dan yang paling penting adalah sistem yang
diperoleh. Kedua, sistem pengetahuan yang menurut Kharsen tidak begitu penting,
adalah pengetahuan nahu yang didapat karena pembelajar menerima pelajaran tata
juga ketika seoarang membaca. Oleh karena itu, kita dapat lebih cepat membaca
daripada berbicara. Maka bahasa tulis merupakan sumber yang lebih baik dari
berikut:
Agar seorang anak dapat disebut menguasai B1-nya ada beberapa unsur yang
penting yang berkaitan dengan perkembangan jiwa dan kognitif anak itu,
pemerolehan B1-nya, seorang anak akan belajar semua konsep atau nosi,
Melalui bahasa, khususnya B1, seorang anak belajar untuk menjadi anggota
pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima oleh anggota
kalimat berikut “Makanan ini tidak enak” “lho rumah ini kok jelek?” ujaran-
ujaran secara gamblang dari seorang anak masih diampuni, tetapi ia harus
sudah mulai belajar bahwa ada norma-norma budaya tertentu yang harus
Seorang anak yang normal akan memperoleh B1 dalam waktu yang relatif
singkat (yakni kira-kira usia dua hingga enam tahun), meskipun B1 yang
semua orang diperlengkapi dengan LAD, seorang anak tidak perlu menghafal
atau menirukan pola-pola kalimat agar mampu menguasai bahasa itu. Ia akan
sadar memprakirakan struktur bahasa, dan oleh karena itu, banyak ciri-ciri tata
Selain faktor-faktor yang telah dipaparkan di atas, terdapat pula tahapan anak
1) Tahap Pengocehan
Anak pada umur enam bulan ketika ia mengoceh, pada tahap itu ia
bermakna, dan sebagian kecil lainnya menyererupai kata atau penggal kata
yang bermakna hanya karena kebetulan saja. Pada tahap mengoceh tersebut
penting artinya karena dalam tahap tersebut anak belajar untuk menggunakan
bunyi-bunyi ujar yang benar dan membuang bunyi-bunyi yang salah. Dalah
bunyi-bunyi secara berulang-ulang untuk maksud dan makna yang sama. Pada
usia tersebut anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna
dan mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Pada mulanya kata tersebut
diucapkan ketika rangsangan ada di sekitarnya, maka setelah lebih dari satu
tahun ia bisa mengeluarkan bunyi yang sama dengan maksud dan tujuan yang
bisa berbeda-beda dan peran orangtuanya dalam hal ini sangat penting
mengingat hanya mereka yang mengerti maksud dan makna dari bunyi yang
dikeluarkan si anak meski intonasi sama dan hanya diulang-ulang saja namun
memiliki arti yang berbeda dengan maksud yang diinginkan oleh si anak.
Menurut beberapa ahli bahasa anak, kata-kata dalam tahap ini memiliki arti
(1) kata-kata itu dihubungkan dengan perilaku anak itu sendiri, (2) untuk
mengungkap suatu perasaan, (3) untuk memberi nama pada suatu benda.
Pada kira-kira usia dua tahun, seorang anak mulai mengucapkan ujaran-ujaran
yang terdiri dari dua kata. Dalam tahap ini anak itu menggunakan rangkaian
dari ucapan satu kata dengan intonasi seakan-akan ada dua ucapan. Contoh:
hubungan antara kedua kata itu jelas sintaksis dan semantiknya, dan tidak ada
jeda antara dua kata tersebut. Ini suatu kemajuan yang amat pesat karena anak
hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak belum dapat digunakan.
Dalam pikiran anak itu subjek + predikat dapat terdiri dari kata benda+kata
benda, seperti: ―Ani Mainan‖ yang berarti Ani sedang bermain dengan
mainan, atau sifat + kata benda, seperti: ―kotor patu‖ yang artinya sepatu itu
Apabila seorang anak sudah mampu menggunakan lebih dari dua kata maka
jumlah kata yang dapat dipakai dapat tiga, empat, bahkan lebih. Pada usia
kira-kira dua tahun anak itu sudah mulai menguasai kalimat-kalimat yang
jelas meskipun hingga usia ini yang menjadi topik pembicaraan adalah hal-hal
yang berkenaan dengan dirinya, yakni ada di tempat dan terjadi pada waktu
itu. Sejumlah ahli yang meneliti bahasa anak telah mengadakan penelitian-
bahasa dalam hal jumlah kata tiap ujaran tidak diukur menurut usia anak.
Pada usia dini dan selanjutnya anak belajar secara bertahap dengan caranya
sendiri. Ada teori yang mengatakan bahwa seorang anak dari usia dini belajar
secara harfiah, anak itu tidak menirukannya seperti yang diharapkan oleh
pemerolehannya, ada yang dinamakan bahasa pertama (first language), bahasa kedua
bahasa pertama adalah apabila seseorang memperoleh bahasa yang semula tanpa
keluarga yang terjadi dalam kehidupan awal anak. Sedangkan pemerolehan bahasa
kedua (PB2) mengacu kepada mengajar dan belajar bahasa asing dan bahasa kedua
nativistik, teori behaviorisme dan teori kognitivisme. Ada pula teori model
akulturasi, teori wacana, teori monitor merupakan beberapa teori yang membahas
perkembangan social anak dan juga faktor alat pemerolehan bahasa (organ speech).
D. Daftar Pustaka