dan Budaya Oleh: Kelompok 2 1. Mardhatillah Ukkas 2. Nurfadil Arham Gender Secara etimologi, kata gender berasal dari bahasa Inggris “gender” yang berarti jenis kelamin.
Secara terminologis, gender dapat
didefinisikan sebagai harapan- harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Menurut Women's Studies Encyclopedia Gender adalah suatu konsep kultural yang dipakai untuk membedakan peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat “Gender berbeda dengan Jenis Kelamin (Sex)” Gender adalah peran perilaku yang dibangun secara sosial terhadap suatu jenis kelamin
Jenis kelamin (sex) adalah bawaan
sejak lahir yang mengacu pada kondisi fisik dari biologis pria dan wanita Gender dan Bahasa Banyak hasil penelitian tentang kaitan bahasa dan kehidupan sosial-politik dan budaya yang menunjukkan bahwa bahasa laki-laki memang berbeda dengan bahasa perempuan.
Perbedaan antar bahasa laki-laki dan bahasa perempuan
terletak dari berbagai factor diantaranya, pandangan masyarakat yang sudah terlanjur dipercayai sehingga aplikasinya dalam kehidupan masyarakat menjadi realita nyata, faktor intonasi dan suara dan faktor gaya bahasa yang menjadi ciri khas laki-laki atau perempuan. Gender dan Bahasa 1. Bahasa wanita lebih sadar diri dan sadar kelas daripada Bahasa laki-laki
2. Wanita lebih konservatif dibandingkan dengan pria dalam
menyimpan warisan bahasa
3. Penutur pria relatif lebih banyak menggerak-gerakkan
tangannya dibandingkan wanitanya
4. Ekspresi wajah pria dan wanita seringkali berbeda.
5. Volume suara pria relatif lebih besar dibandingkan wanita
6. Bahasa dan kesantunan
Bahasa Seksis Secara sederhana dapat diartikan sebagai ungkapan yang memosisikan salah satu gender seks pada tataran subordinasi (inferior) atau tidak setara.
Kebanyakan para pakar linguis mendefinisikan bahasa
seksis sebagai bahasa yang cenderung tidak adil terhadap gender perempuan atau dengan kata lain bahasa yang merepresentasikan posisi laki-laki lebih dominan (superior). Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bahasa seksis
Bahasa Arab yang telah menjadi bahasa
umat Islam ini mengandung bias gender yang berpengaruh pada proses tekstualisasi firman Allah dalam bentuk al- Qur’an bias tersebut tercermin dalam tata bahasa Arab seperti setiap nama (isim) dalam bahasa Arab selalu berjenis kelamin (mudzakkar atau muannats) Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bahasa seksis
Bahasa Arab bukan satu-satunya bahasa yang
mengenal perbedaan gender.
Bahasa Inggris mempunyai kata ganti she untuk
perempuan dan he untuk laki-laki. Seperti juga dalam bahasa Arab, dominasi pria atas perempuan dalam masyarakat Inggris tercermin dalam istilah-istilah umum yang menggunakan kata laki-laki, contoh chairman dan postman
Pria Dewasa: Perempuan:
Mr Mrs, Mss, Ms Gender dan Budaya
Budaya adalah akal budi, sebagai bagian yang
memiliki peran dalam didasarkan pada seksual dan sangat memberikan variasi dalam perannya, baik dalam satu budaya maupun budaya lainnya atau bahkan sampai pada pengelompokan strata sosial. Pada bagian lain laki-laki dan perempuan memberikan ruang dan peran tersendiri untuk saling melengkapi dalam proses kehidupan. Gender dan Budaya
Budaya masyarakat memaknai gender sebagai
pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Secara anatomi antara laki-laki dan perempuan berbeda, namun mereka terlahir dengan peran dan tanggungjawab yang sama, akan tetapi dalam perkembangannya dalam budaya masyarakat memiliki perbedaan diantara keduanya. Ketimpangan dalam kehidupan sosial membuat perempuan dinomor duakan dalam berbagai hal yang terjadi berdasarkan realita kehidupan. Dalam kajian budaya antara laki-laki dan perempuan menekankan pada gagasan dalam identitas sebagai kontsruksi perkembangan sosial. Thank you Feedback is welcome