Anda di halaman 1dari 3

Perubahan bahasa adalah adanya perubahan terhadap suatu kata atau bertambahnya bahasa baru

berdasarkan tujuan tertentu Jakobson (1963). Pada awalnya perubahan bahasa hanya dianggap
sebagai variasi bahasa, percampuran dialek yang tumpang tindih, dan bahkan dianggap tidak
dapat diamati. Perubahan bahasa juga dikenal dengan evolusi bahasa pada jangka waktu tertentu
dari bahasa yang sederhana menjadi bahasa yang lebih kompleks dengan bebagai variasii,
modifikasi, dan ciri khas dari suatu masyarkat tutur. Evolusi juga diasumsikan sebagai bentuk
perubahan yang berkelanjutan dari yang rendah, sederhana, kurang baik menjadi kondisi yang
lebih kompleks atau lebih baik.

Perlu diketahui bahwa perubahan bahasa tidak selalu menguntungkan, tetapi bisa saja merugikan
terhadap suatau bahasa. Perubahan bahasa sama halnya dengan speies yaitu terjadi klasifikasi
yang digambarkan dalam bentuk kekerabatan. Misal bahasa Indonesia, Malaysia, dan Brunai
termasuk keluarga bahaa Melayu. Selain itu bahasa juga ada yang punah (kata, frasa yang tidak
digunakan lagi) beadaptasi, variasi, dan seleksi alam.

A. Pandangan tradisional
Perubahan bahasa mencakup juga perubahan strutkur bahasa  pada waktu tertentu. Perubahan
secara tradisional dibagi menjadi dua yaitu perubahan tradisonal dan perubahan eksternal.

1. Perubahan internal
Perubahan yang ada dalam bahasa itu sendiri yaitu perubahan pada tataran mikro (linguistik)
bahasa pada tataran fonologi, morphologi, dan sintaktis yang sama. Dapat pula dikatakan
perubahan bahasa sebagai akibat perjalanan waktu menjadi bahasa-bahasa mandiri yang berasal
dari sebuah bahasa asal yang sama  dapat dijejaki dengan menerapkan teori relasi kekerabatan
bahasa (Bynon, 1979; Hock, 1988; Jeffers dan Lehiste, 1979).

 Fonologi : perubahan fonem (bunyi): Pebuari -> Februari


 Morfologi: contoh bor + prefik me -> mengebor
 Sintak: Contoh: Dia mulai menulis sejak duduk di bangku SMP (kalimat transitif tanpa
objek)
 Kosakata, bertambah, hilang, berubah makna kata, contoh: Contoh: pen -> honda (merek
dagang), TNI (akronim), mahasiswa, meja hijau (kata majemuk/ penggabungan kata), Sumbar
(gabungan kata).
 Semantik, perubahan pada makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total,
meluas, atau juga menyempit. Contoh: saudara -> bukan lagi bermakna orang yang lahir dari ibu
yang sama

2. Perubahan eksternal
Perubahan yang terjadi karena pengaruh bahasa dan dialek lain seperti borrowing hal ini terjadi
karena faktor sosial dan budaya yang berlangsung. Perubahan bahasa secara eksternal yang
terjadi sebagai akibat proses kontak bahasa, baik dalam konteks linguistik area maupun dalam
kerangka hubungan sosial politik Perubahan bahasa secara eksternal yang terjadi sebagai akibat
proses kontak bahasa, baik dalam konteks linguistik area maupun dalam kerangka hubungan
sosial politik, dapat ditelusuri dengan teori difusi (Rickford, 1986; Labov, 1994; dan Dixon,
1997). Contoh perubahan bahasa karena pengaruh teknologi: android, gadget, nama yang tidak
ada di suatau bahasa seperti kangguru. Contoh lainya yaitu terjadi pada bahasa Inggris yang
melakukan peminjaman bahasa (borrowing) dari bahasa Prancis, Jerman, Iceland, dan modern
Hebrew.

Perubahan bahasa juga harus memperhatian “familiy tree” yaitu mata rantai keluarga bahasa.
Melihat variatas bahasa sehingga perbdaan variatas bahasa dapa dilihat dengan jelas dengan
membandingkan dengan bahasa lain.

B. Beberapa perubahan bahasa


Perubahan bahasa dapat terjadi juga karenakan beberapa faktor seperti umur, jenis klamin,
pekerjaan, dan  kepantasan berbicara. Semakin dewasa seseorang maka konstruksi tindak
tuturnya juga akan berubah. Untuk membuktikan perbahan bahasa Labov melakukan penelitian
di sebuah pulau Vineyard yang hanya terdiri 6.000 orang. Pulau ini menjadi tujuan wisata dari
berbagai negara yang dibuktikan dengan grafik. Lalu apakah faktor usia, etnis, pekerjaan, dan
tempat tinggal bisa dibuktikan. Kelompok usia 31-45 menunjukan adanya perkembangan bahasa
karena interekasi dengan turis yang datang. Terdapat beberapa diftong yang hampir atau
menyatu dengan bahasa turis sebagai upaya solidaritas terahadap turis yang datang. Perubahan
ini juga dianggap memilki keuntungan yang jika menyesuaikan dengan bahasa yang sama.
Kencenderungan itu lebih besar lagi pada usia lebih muda bahkan meningalkan bahasa yang ada,
selain itu, usia muda lebih mudah menyesuaikan bahasa. Hal ini juga sebabkan sebagai bentuk
loyalitas tempat dan soidaritas terhadap pentutur di tempat tersebut.

Perubahan bahasa juga dipengaruhi oleh wanita dibandingkan dengan laki-laki. Dalam beberapa
kasus dapat dijabarkan bahwa wanita cenderung menggunakan bahasa standar, berbicara lebih
banyak (cerewet), posisi lebih rendah, merasa kurang aman, perempuan dinilai dari gayanya
berbicara, menunjukan status sosial, menggunakan bahasa isyarat, tidak suka memakai bahasa
maskulin karena dianggap kasar, lebih suka menggunakan bahasa yang lembut (fiminim), dalam
berbicara cenderung membesarkan bunyi (overreport), alasan prestise, dan solidartas. Presentase
perubahan bahasa yang dilakukan wanita berdasarkan umur yaitu, wanita berumur 63 tahun
jarang melakukan perubahan bahasa yaitu hanya 10 persen, sedangkan mereka usia 37 dan 62
melakukan perubahan bahasa sekitar 25 persen, dan wanita yang lebih muda lebih banyak
melakukan perubahan bahasa yaitu 60 persen.

C. Proses Perubahan bahasa


Mekanisme perubahan bahasa bisa terjadi secara sengaja dan tidak disengaja baik dari fonologi
dan morfologi. Kenapa salah satu indikator perubahan adalah bunyi karena 1) bunyi fonologi
merupakan unsur terkecil suatau bahasa yang mudah dipahami, 2) lebih mudah menemukan
fakta yang relevan diabnding tatatran yang lain, 3) kajian bunyi yang mapan karena sudah
banyak diteliti, dan 4) perubahan bunyi yang teratur sehingga menjadi indikasi dengan bunyi lain
(Hock, 1988:573 dan Gordon, 2002:59). Berikut 13 tahap perubahan fonologi (Labov 1972).

1. Perubahan bahasa bisa terjadi pada sub kelompok tertentu  yang terpisah dengan
kelompok lain maka terjadi pergeseran linguistik
2. Terjadi generalisasi bentuk linguistik pada kelompok tersebut berupa variasai gaya pada
tindak tutur dan mempengaruhi semua kelas kata
3. Terjadi Hipercorrection yaitu interaksi sosial pada kondisi yang sama pada kelompok
yang berbeda dengan generasi sebelumya
4. Nilai  - nilai linguistik diadopsi oleh kelompok lain dan menyebar
5. Penyebaran suara mulai menjadi ciri batas- batas penyebaran masyarkat
6. Variabel linguistik menjadi salah satu norma yeng mencermikan penuturnya, indentitas,
dan munculnya ragam gaya bahasasa
7. Penyesuaian penggunaan fonologi karena perubahan variabel linguistik
8. Penyesuaian perubahan suara
9. Jika terjadi perubahan pada kelompok penutur status sosial tertinggi akan menjadi
pemisah dengan kelompok sosial bawah
10. Perubahan dimuali dari atas karena penggunaan bahasa yang dianggap prestis
11. Jika penggunaan bahasa prestise pada kelompok atas tidak sesuai maka terjadi
hypercorrection yang kedua.
12. Jika perubahan penggunaan prestise tidak dipakai maka akan hilang
13. Jika model prestise diadopsi oleh masyarakat tutur maka terjadi tindak tutur kasual
sebagai upaya masyarkat bawah mendekati masyarkata atas.

Note: Hypercorrection: Upaya penutur untuk menggunakan bahasa yang benar akan tetapi justru
salah salah. Misalkan masyarakat jawa dalam penggunaan kata "sepah" yang dimakanai sebagai
bahasa kromo dari kata "orang tua" padahal arti sebenarnya adalah "induk". Jadi, kata
pemakainya salah kaprah karena artinya menjadi berbeda. Upayanya untuk mengatakan dalam
bahasa kromo salah.

Referensi
 Chaer, A. Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik. Perkenalan awal. Rineka Cipta:
 Wardhaugh, Ronald. 1998. An Introduction to Sosiolinguistics. Oxford: Blackwell
Publisher Ltd.
 http://puanrose1.blogspot.co.id/2012/11/sosiolinguistik-perubahan-pergeseran.html
 http://goresan-ilmoe.blogspot.co.id/2013/03/faktor-memengaruhi-perubahan-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai