Anda di halaman 1dari 27

Perubahan,

Pergeseran, dan
Pemertahanan
Bahasa
KELOMPOK 2

Ajeng Mietaswari
Azkarina Auliya Syam
Fina Sabirah Radwa
Muhammad Suwandi
Rizqy Pratama Putra
PERUBAHAN BAHASA
Bukti adanya perubahan bahasa dalam bahasa Inggris dapat kita lihat dari
Fromkin dan Rodman (1974:191-193). Perhatikan contoh bahasa Inggris kuno
dari abad ketujuh berikut yang dikutip dari Caedmon 's Hymn:

Nu sculon herian heofon-rices weard


(Now we must praise heaven-kingdom's Guardian)

Metodes meahte and his mod-ge panc


(the Creator's might and his mud-plans)

weore Wulder Faeder Swa he wundra gehwaes


(the work of the glory-Father when he of wonders of every one)

Ece Dryhten or estealde


(eternal Lord the beginning established)
Contoh lain yaitu Bahasa Inggris
pertengahan, yang digunakan sekitar
1100 sampai 1500, dikutip dari The
Canterburry Tales karya Chaucer

PERUBAHAN Whan that Aprille with his


BAHASA shoures soate
(When April with its sweet
showers)

The drought of March hath


parced to teh roo
(The drought of March has
pierced to the root)
Contoh lain dalam Bahasa Indonesia
yaitu:

Penulisan ejaan van Ophuysen


Kami poetra dan poetri Indonesia,
mengakor bertoempah darah jang satoe,
tanah Indonesia

Penulisan Ejaan yang disempurnakan


Kami putra dan putri Indonesia
mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia

PERUBAHAN BAHASA
Perubahan bahasa lazim diartikan sebagai
adanya perubahan kaidah entah kaidahnya itu
direvisi, kaidahnya menghilang, atau munculnya
kaidah baru; dan semuanya itu dapat terjadi pada
semua tataran linguistik: fonologi, morfologi,
sintaksis, semantik, maupun leksikon.
PERUBAHAN FONOLOGI
Dalam bahasa inggris
1. Penghilangan fonem
2. Penambahan fonem

Dalam bahasa indonesia


3. penambahan fonem /f/, /x/, /s/ dalam khazanah
bahasa Indonesia
4. Pola bahasa Indonesia

PERUBAHAN MORFOLOGI
Hal ini terjadi jika ada pemberian prefiks pada sebuah
kata:
- Kata dengan huruf awal KTSP jika diberi imbuhan
didepannya maka akan berubah. Contohnya kata
kunci, sah, tik, pukul.
PERUBAHAN SINTAKSIS
Perubahan kaidah sintaksis dalam bahasa Indonesia
juga sudah dapat kita saksikan. Umpamanya, menurut kaidah
sintaksis yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus
selalu mempunyai objek; atau dengan rumusan lain, setiap
kata kerja aktif transitif harus selalu diikuti oleh objek.
Tetapi dewasa ini kalimat aktif transitif banyak yang tidak
dilengkapi objek.
PERUBAHAN
SINTAKSIS
● Reporter anda melaporkan dari tempat kejadian.
● Pertunjukan itu sangat mengecewakan.
● Sekretaris itu sedang mengetik di ruangannya.
● Dia mulai menulis sejak duduk di bangku SMP.
● Kakek sudah makan, tetapi belum minum.

Kata kerja aktif transitif pada kalimat seperti di atas


menurut kaidah yang berlaku harus diberi objek; tetapi
pada contoh di atas tidak ada objeknya.
• Perubahan bahasa yang paling mudah terlihat adalah
pada bidang kosakata. Penambahan kosakata dapat
berarti bertambahnya kosakata baru, hilangnya
kosakata lama, dan berubahnya makna kata.
• Kata-kata yang diterima dari bahasa lain disebut kata
pinjaman atau kata serapan. Proses penyerapan atau
peminjaman iai ada yang dilakukan secara langsung
dari bahasa sumbernya, tetapi ada juga yang melalui
bahasa lain. Contoh kata kasus dalam bahasa Indonesia
adalah kata pinjaman langsung dari bahasa latin.
• Penambahan kata-kata baru selain dengan cara
menyerap dari bahasa lain, dapat juga dilakukan
dengan proses penciptaan. Misalnya, kata Kleenex
dalam bahasa inggris dibentuk dari kata clean.

PERUBAHAN KOSAKATA
• Pemendekan dari kata atau frase yang panjang dapat juga
membentuk kosakata yang baru, seperti prof untuk professor.
• Bentuk-bentuk singkat tersebut berstatus sebagai butir leksikal
mandiri yang sepadan dengan bentuk panjangnya.
• Disamping bentuk kependekan banyak juga bentuk yang disebut
akronim, yakni kata yang terbentuk dari huruf-huruf serangkaian
kata, seperti ABRI, hankam, tilang, pelita, tabanas, dan menwa.
• Selain itu penggabungan (compounding) dua kata atau lebih
banyak pula digunakan untuk penciptaan kata-kata baru, sebagai
contoh dalam bahasa Indonesia ada matahari, hulubalang,
kakilima, matasapi, mahasiswa.
• Ada juga gabungan yang disertai dengan penyingkatan.
Contohnya pasaraya (dari pasar+raya), keretapi (kereta+api),
dan sumbagsel (sumatera+bagian+selatan).

PERUBAHAN KOSAKATA
Perubahan semantik yang umum adalah berupa perubahan
makna butir-butir leksikal yang mungkin berubah total,
meluas, atau juga menyempit. Perubahan yang bersifat total,
maksudnya, kalau pada waktu dulu kata itu misalnya,
bermakna ‘A’ maka kini atau kemudian menjadi bermakna
‘B’.

Contoh pada bahasa Indonesia adalah kata ceramah dulu


bermakna ‘cerewet, banyak cakap’ tetapi kini bermakna
‘uraian mengenai satu bidang ilmu’

PERUBAHAN SEMANTIK
Perubahan makna yang sifatnya meluas
(broadening), maksudnya, dulu kata itu hanya
memiliki satu maka, tetapi kini memiliki lebih dari
satu makna. Contoh pada kata saudara pada awalnya
hanya bermakna ‘orang yang lahir dari ibu yang
sama’, tetapi kini berarti juga ‘kamu’, seperti pada
kalimat “Surat Saudara sudah saya baca”.

PERUBAHAN SEMANTIK
Perubahan kata yang menyempit, artinya kalau
pada mulanya kata itu memiliki makna luas, tetapi kini
menjadi lebih sempit maknanya. Umpamanya, kata
sarjana dalam bahasa Indonesia pada mulanya
bermakna ‘orang cerdik pandai’, tetapi kini hanya
bermakna ‘orang yang sudah lulus dari perguruan
tinggi’.

PERUBAHAN SEMANTIK
Wardhaught (1990) membedakan adanya dua
macam perubahan bahasa, yaitu perubahan internal
dan perubahan eksternal. Perubahan internal terdiri
dari dalam bahasa itu sendiri, seperti berubahnya
sistem fonologi, sistem morfologi, atau sistem
sintaksis. Sedangkan perubahan eksternal terjadi
akibat adanya pengaruh dari luar seperti peminjaman
atau penyerapan kosakata, penambahan fonem dari
bahasa lain, dan sebagainya.
PERGESERAN BAHASA
Pergeseran bahasa (language
shift) menyangkut masalah
penggunaan bahasa oleh
seorang penutur atau
sekelompok penutur yang bisa
terjadi sebagai akibat
perpindahan dari satu
masyarakat tutur ke masyarakat
tutur lain.
PERGESERAN
BAHASA

Pergeseran bahasa biasanya terjadi di


negara, daerah, atau wilayah yang memberi
harapan untuk kehidupan sosial ekonomi
yang lebih baik, sehingga mengundang
imigran/transmigran untuk mendatanginya.
PERGESERAN BAHASA
Fishman (1972) telah menunjukkan terjadinya pergeseran
bahasa para imigran di Amerika. Keturunan ketiga dan
keempat dari para imigran itu sudah tidak mengenal lagi
bahasa ibunya (B-ib), dan malah telah terjadi
monolingual bahasa Inggris (B-in).

Monolingual (B-ib) Bilingual bawahan Bilingual setara


(B-ib-B-in) (B-ib-B-in)

Monolingual (B-in) Bilingual bawahan


(B-ib-B-in)
Kasus lain yang dilaporkan Danie (1987) dan Ayatrohaedi (1990)
ada pergeseran bahasa yang menyebabkan punahnya suatu bahasa
di tempat tadinya digunakan karena tidak ada lagi penuturnya, atau
penuturnya secara drastis sudah sangat berkurang.

• Danie, penelitian di wilayah Minahasa Timur, Sulawesi Utara.


Adanya bahasa daerah yang pemakainya dan penuturnya sudah
sangat menurun. Penyebabnya:
• Bahasa Melayu Manado sudah lama berfungsi sebagai
lingua franca daerah itu
• Bahasa Melayu Manado merupakan bahasa berprestise
tinggi di daerah itu
• Kebutuhan akan bahasa pengantar, bahasa Indonesia
bagi anak-anak untuk memasuki sekolah
• Berkembangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dan bahasa nasional di daerah itu.

PERGESERAN BAHASA
• Ayatrohaedi melaporkan sedang berlangsung proses
kepunahan sebuah bahasa di Jatiwangi, Cirebon, Jawa Barat.
• Awal 50-an ada tiga bahasa: bahasa Sunda, bahasa Jawa,
dan bahasa Indonesia.
• 30 tahun kemudian bahasa Jawa sudah mengalami
pergeseran.

Peristiwa pergeseran bahasa itu bisa saja terjadi di mana-mana di


muka bumi ini mengingat dalam dunia modern sekarang arus
mobilitas penduduk sangat tinggi. Wilayah, daerah, atau negara yang
memberi harapan kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik diserbu
dari mana-mana; sedangkan yang prospeknya suram segera
ditinggalkan.

PERGESERAN BAHASA
PEMERTAHANAN
BAHASA

PENGGUNAAN BI OLEH SEJUMLAH


PENUTUR

Kasus Daniel ( 1987) menurunya pemakaian


beberapa bahasa daerah di Minahasa Timur
adalah karena pengaruh penggunaan bahasa
Melayu Menado yang mempunyai prestise
yang lebih tinggi dan penggunaan bahasa
Indonesia yang jangkauan pemakaianya
bersifat nasional.
PEMERTAHANAN
BAHASA

Pemertahanan Bahasa yang Masih Lestari

Laporan Sumarsono ( 1990) mengenai pemertahanan


penggunaan bahasa Melayu Loloan di desa Loloan,
termasuk dalam wilayah kota Nagara, Bali. Menurut
Sumarsono penduduk desa Loloan yang berjumlah
tiga ribu orang itu tidak menggunakan bahasa Bali,
melainkan menggunakan bahasa sejenis Bahasa
Melayu disebut Melayu Loloan sebagai BI- nya, di
tengah tengah B2 lebih dominan, yaitu Bahasa Bali.
Faktor Pemertahanan Bahasa

Pertama
Wilayah Pemukiman yang masih terkonsentrasi pada satu tempat yang secara
geografis agak terpisah dari wilayah pemukiman masyarakat Bali.

Kedua
Toleransi dari masyarakat mayoritas Bali yang mau menggunakan bahasa
Melayu Loloan dalam berinteraksi dengan kaum minoritas Loloan, meskipun
dalam interaksi itu kadang- kadang digunakan juga bahasa Bali.

Ketiga
Anggota masyarakat Loloan mempunyai sikap keislaman yang tidak
akomodatif terhadap masyarakat, budaya, dan bahasa Bali. Hal ini dapat
menyebabakan minimnya interaksi fisik antara masyarakat Loloan yang
minoritas dan masyarakat Bali yang mayoritas.
Faktor Pemertahanan Bahasa

Keempat
Loyalitas yang tinggi dari anggota masyarakat Loloan terhadap bahasa Melayu
Loloan sebagai konsekuensi kedudukan atau status bahasa ini yang menjadi
lambang identitas diri masyarakat Lolaon yang beragama Islam, sedangkan
bahasa Bali sebagai lambang identitas dari masyarakat Bali yang beragama
Hindu.

Kelima
Adanya kesinambungan pengalihan bahasa Melayu Loloan dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya.
KEDUDUKAN BAHASA
LOLOAN
Mayarakat Loloan selain ada BI (bahasa Melayu Loloan)
dan
B2 lama ( bahasa Bali),ada lagi B2 lain ( yang disebut oleh
peneliti sebagai B2 baru) yaitu bahasa Indonesia. Kedudukan
dan status bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa
nasional, dan bahasa persatuan mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi daripada bahasa Bali menurut pandangan
masyarakat Loloan.

Bahasa Indonesia tidak dianggap mempunyai konotasi


keagamaan tertentu, maka dianggap tidak berbeda dengan
bahasa Loloan.
PUNAHNYA BAHASA
LOLOAN
Pertama
Penguasaan B2 milik mayoritas oleh kelompok minoritas ,
sehingga warga minoritas menjadi bilingual, tidaklah selalu
berakibat bergeser atau punahnya BI milik kelompok
minoritas.

Kedua
Penguasaan B2 baru ( dalam hal bahasa Indonesia ) oleh
kelompok minoritas juga tidak memunahkan BI tetapi hanya
menggeser banyak peran B2 lama ( dalam hal ini bahasa
Bali, yang telah lebih dahulu dikenal) dan beberapa peran BI.
Proses pergeseran dan proses kepunahan
itu memerlukan kurun waktu yang cukup
panjang dan melalui beberap generasi.
Namun yang pasti dapat disebutkan
adalah bergeser atau punahnya bahasa
Melayu Loloan itu sangat ditentukan oleh
keputusan, berdasarkan sikap bahasa, dari
masyarakat Loloan itu sendiri.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai